Disusun Oleh:
Deiralifa Lathifa Athifiyyah Rizal
3903019001
Manajemen
Hubungan antara golongan minoritas dan mayoritas di Indonesia saat ini sering
menimbulkan konflik baik melalui media sosial atau dalam dunia nyata. Ujaran
kebencian yang mengatasnamakan demokrasi dan agama terhadap kaum minoritas yang
disampaikan oleh kaum mayoritas saat ini kian membabi buta, mengemukakan opini
mereka tanpa memikirkan latar belakang masalah, kebenarannya dan dampak yang akan
ditimbulkan. Dalam hal ini secara tidak langsung mereka tidak mencerminkan semboyan
negara Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda beda tetap satu jua.
Konflik ini harus segera diatasi agar tidak menimbulkan keresahan pada masyarakan,
tidak merusak persatuan Indonesia dan menciptakan kestabilan dalam bermasyarakat dan
bernegara.
B. PENDAHULUAN
Mayoritas adalah himpunan bagian dari suatu himpunan yang jumlah elemen
didalamnya mencapai lebih dari separuh himpunan tersebut, himpunan ini akan lebih
besar dari himpunan lainnya. Minoritas ini adalah himpunan dibawah mayoritas, mereka
lebih kecil secara jumlah dan power. Sebenarnya tidak ada perbedaan hak dan kewajiban
antara golongan mayoritas atau minoritas sebagai warga negara Indonesia.
Kesenjangan jarak antar kaum minoritas dan kaum mayoritas semakin tinggi.
Hubungan golongan mayoritas dengan golongan minoritas saat ini memang sangat
buruk. Contoh kecil dari adanya mayoritas dan minoritas ini dapat dilihat di salah satu
SMA Negeri di Madiun memang setiap pagi akan memainkan lagu-lagu melalui speaker
sekolah sebelum KBM dimulai, yang jadi masalahnya adalah daripada memutar lagu
kebangsaan pihak sekolah lebih memilih memutar lagu bertema Islami. Hal itu
seharusnya tidak dilakukan untuk sekolah yang yang bertaraf negeri yang notabene siswa
dan siswinya tidak hanya beragama Islam.
Masyarakat Indonesia saat ini juga memiliki rasa toleransi yang sangat kurang.
Mereka akan bersikap tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan sekitar terutama pada
kaum minoritas atau yang tidak sependapat dengan mereka. Kebanyakan mayoritas tidak
pandang bulu, mereka akan tidak peduli pada beberapa orang minoritas, apakah mereka
butuh bantuan atau tidak meskipun orang tersebut pernah menolongnya. Akibatnya juga
para minoritas akan mencap jelek kaum mayoritas, padahal tidak semua mayoritas
seperti itu. Cap jelek tersebut akan terus ada selama perilaku mayoritas yang semena-
mena tidak dihentikan. Aparat berwajib juga tidak dapat menghentikan atau memberikan
sanksi pada orang-oarang yang semena-mena tersebut karena biasanya tidak ada
kekerasan fisik karena hanya melalui verbal. Disinilah sebenarnya peran pemerintah
sangat dibutuhkan. Harus ada pemahaman mendalam tentang toleransi. Tentang isu yang
baru-baru ini terjadi yaitu tentang mahasiswa dan tindakan pemerintah dalam
menyelesaikan kasus dengan cara meminta minoritas memafkan menurut saya hal
tersebut mencerminkan bahawa pemerintah kurang menegakkan hukum dan pemerintah
tidak memiliki perspektif yang jelas dalam menanggapi isu-isu HAM.
Soekarno pernah berpendapat bahwa prinsip negara ini adalah gotong royong, ia
mau mengatakan bahwa tidak boleh ada kalim-klaim golongan, pribadi, dan kelompok
apa pun yang hendak memperjuangkan kepentingan mereka sendiri di atas kepentingan
bersama. Artinya Soekarno ingin masyarakat Indonesia bersatu padu tidak memikirkan
ras, agama, dan jabatan untuk membangun Indonesia yang lebih baik, untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan negara secara bersama-sama, dan menjunjung tinggi
rasa gotong-royong.
Keinginan Soekarno ini sulit diwujudkan pada masa saat ini. Masyarakat sekarang lebih
bersifat individu, mereka tidak paham betul tentang konsep gotong-royong. Banyak dari
mereka juga menyalah artikan gotong-royong. Budaya gotong royong sekarang sudah
bisa dikatakan hampir punah.
Arti minoritas juga dapat disebutkan bahwa mereka yang kurang memiliki power
akan masuk dalam golongan minoritas meskipun jumlah mereka sama dengan golongan
mayoritas. Contohnya adalah para lansia dan orang-orang yang memiliki disabilitas. Para
disabilitas lebih sering dikucilkan atau dijauhi karena dianggap tidak memenuhi syarat
sebagai seorang teman. Mereka lebih cenderung mengalah pada suatu keputusan karena
menganggap diri mereka tidak sempurna dan tidak pantas untuk ikut campur. Kurangnya
fasilitas-fasilitas umum yang tersedia untuk disabilitas ini juga termasuk contoh dari
diskriminasi golongan minoritas.
D. KESIMPULAN
Hidup di Indonesia harus memiliki rasa toleransi dan gaotong royong yang
tinggi karena terdiri dari berbagai suku, ras, adat, dan agama. Berperilaku baik tidak
harus melihat orang lain dari suku mana atau agama apa, berbuat baiklah karena
sesama manusia, karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk hidup yang tiodak
bisa hidup tanpa orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kaum_minoritas
https://id.wikipedia.org/wiki/Mayoritas
https://id.wikipedia.org/wiki/Rasisme