PENDIDIKAN KEWARGANEGAAN
Disusun Oleh :
NAMA KELOMPOK
1. SELFIA ASISKA
2. SRI MAYA SOVIA TANJUNG
3. AKMAL SAHUDI
4. MUHAMMAD HAMDAN
5. RADIT SAPUTRA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas segala berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Disintegritas
Bangsa” sebagai salah satu tugas di kelas XII IPS 1 ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami mengalami kesulitan. Dan kami mengaharapkan
ibu untuk senantiasa memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Dan kami berharap makalah ini dapat membantu nilai kami serta menambah wawasan
dan pengetahuan kami.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
Potensi disintegrasi bangsa di Indonesia sangatlah besar hal ini dapat dilihat dari
banyaknya permasalahan yang kompleks yang terjadi dan apabila tidak dicari solusi
pemecahannya akan berdampak pada meningkatnya konflik menjadi upaya memisahkan diri
dari NKRI.
Kondisi ini dipengaruhi pula dengan menurunnya rasa nasionalisme yang ada didalam
masyarakat dan dapat berkembang menjadi konflik yang berkepanjangan yang akhirnya
mengarah kepada disintegrasi bangsa, apabila tidak cepat dilakukan tindakan-tindakan yang
bijaksana untuk mencegah dan menanggulanginya sampai pada akar permasalahannya secara
tuntas maka akan menjadi problem yang berkepanjangan.
Nasionalisme yang melambangkan jati diri bangsa Indonesisa yang selama ini
demikian kukuh, kini mulai memperlihatkan keruntuhan. Asas persamaan digerogoti oleh
ketidakadilan pengalokasian kekayaan yang tak berimbang antara pusat dan daerah selama
ini.
Indonesia akan disintegrasi atau tidak pasti akan menimbulkan pro dan kontra yang
disebabkan dari sudut pandang mana yang digunakan. Reformasi sudah berjalan kurang lebih
10 tahun, apa yan telah didapat, bahkan rakyat kecil sudah mulai menilai bahwa kehidupan di
masa Orde Baru lebih baik bila dibandingkan dengan saat ini.
Pandapat rakyat tersebut terjadi karena hanya dilihat dari sudut pandang harga
kebutuhan pokok sehari-hari dan itu tidak salah karena hanya satu hal tersebut yang ada
dibenak mereka. Kemudian ada kelompok masyarakat yang selalu menuntut kebebasan, dan
oleh kelompok yang lain dikatakan sudah keblabasan.
Dalam kaitan dengan politik pembangunan hukum maka Pancasila yang dimaksudkan
sebagai dasar pencapaian tujuan negara tersebut, melahirkan kaidah-kaidah penuntun, antara
lain:
Pertama, hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa baik secara
teritorial maupun ideologis. Hukum-hukum di Indonesia tidak boleh memuat isi yang
berpotensi menyebabkan terjadinya disintegrasi wilayah maupun idiologi.
Kemudian timbul kembali pertanyaan apa itu reformasi? Yang jelas bangsa Indonesia
semua menginginkan kehidupan yang lebih baik melalui reformasi setelah hidup di era Orde
Baru. Dengan demikian bangsa ini sudah mendekati disintegrasi kalau tidak memiliki
pegangan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini dalam upaya
untuk bangkit kembali, yaitu :
1. Pancasila dan UUD1945 harus digemakan lagi sampai ke rakyat yang paling
bawah, dalam rangka pemahaman dan penghayatan.
2. GBHN yang pernah ada yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
membangun bangsa dan negara perlu dihidupkan kembali.
3. Para tokoh dan elit bangsa harus dapat memberi contoh dan menjadi cintoh rakyat,
jangan selalu berkelahi dan saling caci maki hanya untuk kepentingan kelompok atau partai
politiknya.
4. Budaya bangsa yang adi luhung hendaknya diangkat untuk diingat dan
dilaksanakan oleh bangsa ini yaitu budaya saling hormat menghormati.
5. TNI dan POLRI harus segera dibangun dengan tahapan yang jelas yang ditentukan
oleh DPR. Jangan ada lagi curiga atau mencurigai antar unsur bangsa ini karena keselamatan
bangsa dan negara sudah terancam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warganegara bila ditinjau dari
kondisi geografi, demografi, dan kondisi sosial yang ada akan terlihat bahwa pluralitas, suku,
agama, ras dan antar golongan dijadikan pangkal penyebab konflik atau kekerasan massal,
tidak bisa diterima begitu saja. Pendapat ini bisa benar untuk sebuah kasus tapi belum tentu
benar untuk kasus yang lain. Namun ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentu dalam
masyarakat yang beraneka ragam yang terkadang terjadi akibat dari suatu proses sejarah atau
peninggalan penjajah masa lalu, sehingga memerlukan penanganan khusus dengan pendekatan
yang arif namun tegas walaupun aspek hukum, keadilan dan sosial budaya merupakan faktor
berpengaruh dan perlu pemikiran sendiri.
Sekilas permasalahan tersebuat nampak biasa saja, namun apabila hal ini terus terjadi
dan tidak ada usaha dari pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut, bukan tidak
mungkin disintegrasi yang selama ini di khawatirkan akan terwujud. Pemerintah harus dapat
merumuskan kebijakan yang tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa,
yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
3.2 Saran
a) Pemerintah perlu mengadakan kajian secara akademik dan terus menerus agar
didapatkan suatu rumusan bahwa nasionalisme yang berbasis multi kultural dapat dijadikan
ajaran untuk mengelola setiap perbedaan agar muncul pengakuan secara sadar/tanpa paksaan
dari setiap warga negara atas kemejemukan dengan segala perbedaannya.
b) Setiap pemimpin dari tingkat desa sampai dengan tingkat tertinggi, dalam membuat
aturan atau kebijakan haruslah dapat memenuhi keterwakilan semua elemen masyarakat
sebagai warga negara.
c) Setiap warga negara agar memiliki kepatuhan terhadap semua aturan dan tatanan yang
berlaku, kalau perlu diambil sumpah seperti halnya setiap prajurit yang akan menjadi anggota
TNI dan tata cara penyumpahan diatur dengan Undang-undang.
d) Sebaiknya diadakan suatu konsensus nasional yang berisi pernyataan bahwa setiap
warga negara Indonesia cinta damai, persatuan dan kesatuan dan rela berkorban untuk
mementingkan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi atau golongan.
e) Menghimbau para musisi agar mau menciptakan suatu karya musik atau lagu-lagu yang
mengobarkan rasa cinta tanah air dan bangga menjadi Bangsa Indonesia. Berdasarkan
pengalaman sejarah telah membuktikan betapa dahsyatnya sebuah lagu mempunyai pengaruh
terhadap para pejuang kemerdekaan dimasa lalu.
f) Pendidikan jangka panjang harus memperkenalkan tentang perbedaan umat manusia
dan kemajemukan budaya bangsa Indonesia dari tingkat sekolah yang terendah sampai yang
tertinggi secara bertahap, bertingkat dan berlanjut.
h) Menumbuhkan rasa nasionalisme yang mulai luntur, jika perlu mungkin dibuat
semacam deklarasi Nasional oleh pemerintah dengan tekad memelihara keutuhan persatuan
dan kesatuan NKRI. Suatu deklarasi yang tepat akan dapat menjadi pemicu tumbuhnya rasa
nasionalisme.
i) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa nasionalisme sebangsa dan setanah air dalam
NKRI, harus dicari lagi terobosan lain yang dimana tugas dan fungsinya minimal sama dengan
BP-7 yang telah dibubarkan namun tidak bersifat doktriner karena berdasarkan hasil penelitian
didaerah, masyarakat masih menghendaki adanya semacam penataran atau yang sejenis
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2097591-contoh-makalah-upaya-mencegah-
disintegrasi/#ixzz1lfuwthMz
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=22&mnorutisi=5
http://sosbud.kompasiana.com/2010/08/05/indonesia-dan-ancaman-disintegrasi/