Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

DISINTEGRASI BANGSA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sejarah Indonesia

Disusun oleh :

NAJWA AINUNNAJAH
XII IPS 1

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TASIKMALAYA


MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 TASIKMALAYA
SINGAPARNA TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan hidayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul DISINTEGRASI BANGSA.
Berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat dari luar maupun dari dalam,
walaupun masih banyak kekurangan. Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan
informasi mengenai DISINTEGRASI BANGSA.
Diharapkan bahwa makalah ini membantu pembaca untuk memahami dengan
lebih baik tentang DISINTEGRASI BANGSA. Kami menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna, disebabkan karena terbatasnya kemampuan kami, oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami perlukan dari pembaca. Semoga
Makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Tasikmalaya, Januari 2021

Penyusun,

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Bangsa Indonesia yang kaya dengan keragaman yang dimiliki masyarakatnya
menempatkan dirinya sebagai masyarakat yang plural.Masyarakat yang plural juga
berpotensi dan sangat rentan kekerasan etnik, baik yang dikonstruksi secara kultural
maupun politik. Bila etnisitas, agama, atau elemen premordial lain muncul di pentas
politik sebagai prinsip paling dominan dalam pengaturan negara dan bangsa, apalagi
berkeinginan merubah sistem yang selama ini berlaku, bukan tidak mungkin ancaman
disintegrasi bangsa dalam arti yang sebenarnya akan terjadi di Indonesia.
Makalah ini berjudul “Disintegrasi Bangsa” ini berisikan tentang pengertian,
bahaya, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah disintegrasi. Dalam makalah
ini penulis bertujuan untuk memberikan informasi tentang disintegrasi.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian Disintegrasi Bangsa ?
2) Apa Bahaya Disintegrasi Bangsa ?
3) Bagaimana Upaya Mencegah Disintegrasi Bangsa ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Disintegrasi Bangsa


Disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi
bagian-bagian yang saling terpisah (Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1994).
Pengertian ini mengacu pada kata kerja disintegrate, “to lose unity or intergrity by or
as if by breaking into parts”.
Disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan tidak
bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan;
perpecahan.

B. Bahaya Disintegrasi Bangsa


Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki
keanekaragaman baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat
istiadat,  serta kondisi faktual ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang tetap harus dipelihara.
Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik yang jika tidak dikelola
dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, seperti
gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan yang dapat
mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa.
Potensi disintegrasi bangsa di Indonesia sangatlah besar hal ini dapat dilihat dari
banyaknya permasalahan yang kompleks yang terjadi dan apabila tidak dicari solusi
pemecahannya akan berdampak pada meningkatnya konflik menjadi upaya
memisahkan diri dari NKRI.  
Kondisi ini dipengaruhi pula dengan menurunnya rasa nasionalisme yang ada
didalam masyarakat dan dapat berkembang menjadi konflik yang berkepanjangan yang
akhirnya mengarah kepada disintegrasi bangsa, apabila tidak cepat dilakukan tindakan-
tindakan yang bijaksana untuk mencegah dan menanggulanginya sampai pada akar
permasalahannya secara tuntas maka akan menjadi problem yang berkepanjangan. 
Nasionalisme yang melambangkan jati diri bangsa Indonesisa yang selama ini
demikian kukuh, kini mulai memperlihatkan keruntuhan. Asas persamaan digerogoti
2
oleh ketidakadilan pengalokasian kekayaan yang tak berimbang antara pusat dan daerah
selama ini.
Menurut Aristoteles, persoalan asas kesejahteraan yang terlalu diumbar,
merupakan salah satu sebab ancaman disintegrasi bangsa, di samping instabilitas yang
diakibatkan oleh para pelaku politik yang tidak lagi bersikap netral. Meskipun
barangkali filosof politik klasik Aristoteles dianggap usang, namun bila dlihat dalam
konteks masa kini, orientasinya tetap bisa dijadikan sebagai acuan.
Paling tidak untuk melihat sebab-sebab munculnya disintegrasi bangsa.
Maka menyikapi berbagai kasus dan tuntutan yang mengemuka dari berbagai daerah
sudah barang tentu diperlukan konsekuensi politik dan legitimasi bukan janji-janji
sebagaimana yang dikhawatirkan oleh banyak kalangan.
Legitimasi diperlukan tidak saja untuk menjaga stabilitas tetapi juga menjamin
adanyan perubahan nyata dan konkret yang dapat dirahasiakan langsung oleh warga
terhadap tuntutan dan keinginan mereka. Namun, bagaimanapun juga kita tetap mesti
berupaya agar tuntutan terhadap pemisahan dari kesatuan RI dapat diurungkan.
Dalam hal ini diperlukan kejernihan pikiran, kelapangan dada dan kerendahan
hati untuk merenungkan kembali makna kesatuan dan persatuan, sekaligus menyikapi
secara arif dan bijak terhadap berbagai kasus dari tuntutan berbagai daerah, Aceh
khususnya.
Permasalahan konflik yang terjadi saat ini antar partai, daerah, suku, agama dan
lain-lainnya ditenggarai sebagai akibat dari ketidak puasan atas kebijaksanaan
pemerintah pusat, dimana segala sumber dan tatanan hukum dinegara ini berpusat. Dari
segala bentuk permasalahan baik politik, agama, sosial, ekonomi maupun kemanusiaan,
sebenarnya memiliki kesamaan yakni dimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh
masyarakat Indonesia pada umumnya sehingga menimbulkan ketidakpuasan terhadap
pemerintah pusat, terutama bila kita meninjau kembali kekeliruan pemerintah masa lalu
dalam menerapkan dan mempraktekkan kebijaksanaannya.
Konflik yang berkepanjangan dibeberapa daerah saat ini sesungguhnya
berawal dari kekeliruan dalam bidang politik, agama, ekonomi, sosial budaya, hukum
dan hankam. Kondisi tersebut lalu diramu dan dibumbui kekecewaan dan sakit hati
beberapa tokoh daerah, tokoh masyarakat, tokoh partai dan tokoh agama yang merasa
disepelekan dan tidak didengar aspirasi politiknya. Akumulasi dari kekecewaan tersebut
menimbulkan gerakan radikal dan gerakan separatisme yang sulit dipadamkan.
Dalam kecenderungan seperti itu, maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan
3
nasional dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa harus ditempatkan pada posisi
yang tepat sesuai dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk
mencegah ancaman disintegrasi bangsa harus diciptakan keadaan stabilitas keamanan
yang mantap dan dinamis dalam rangka mendukung integrasi bangsa serta menegakkan
peraturan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Indonesia akan disintegrasi atau tidak pasti akan menimbulkan pro dan kontra
yang disebabkan dari sudut pandang mana yang digunakan. Reformasi sudah berjalan
kurang lebih 10 tahun, apa yan telah didapat, bahkan rakyat kecil sudah mulai menilai
bahwa kehidupan di masa Orde Baru lebih baik bila dibandingkan dengan saat ini.
Pandapat rakyat tersebut terjadi karena hanya dilihat dari sudut pandang harga
kebutuhan pokok sehari-hari dan itu tidak salah karena hanya satu hal tersebut yang ada
dibenak mereka. Kemudian ada kelompok masyarakat yang selalu menuntut kebebasan,
dan oleh kelompok yang lain dikatakan sudah keblabasan.

C. Upaya Mencegah Disintegrasi Bangsa


Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang
sedemikian kuat. Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian masyarakat, segelintir
elite politik lokal maupun elite politik nasional dengan menggunakan beberapa issue
global Issue tersebut meliputi issu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan
lemahnya penegakan hukum serta sistem keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu,
pengaruh lingkungan global dan regional mampu menggeser dan merubah tata nilai dan
tata laku sosial budaya masyarakat Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa
pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pertahanan keamanan.
Dalam kaitan dengan politik pembangunan hukum maka Pancasila yang
dimaksudkan sebagai dasar pencapaian tujuan negara tersebut, melahirkan kaidah-
kaidah penuntun, antara lain:
Pertama, hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa baik
secara teritorial maupun ideologis. Hukum-hukum di Indonesia tidak boleh memuat isi
yang berpotensi menyebabkan terjadinya disintegrasi wilayah maupun idiologi.
Kedua, hukum harus bersamaan membangun demokrasi dan nomokrasi. Hukum
di Indonesia tidak dapat dibuat berdasar menang-menangan jumlah pendukung semata
tetapi juga harus mengalir dari filosofi Pancasila dan prosedur yang benar.
Ketiga, membangun keadilan sosial. Tidak dibenarkan munculnya hukum-
hukum yang mendorong atau membiarkan terjadinya jurang sosial-ekonomi karena
4
eksploitasi oleh yang kuat terhadap yang lemah tanpa perlindungan negara. Hukum
harus mampu menjaga agar yang lemah tidak dibiarkan menghadapi sendiri pihak yang
kuat yang sudah pasti akan selalu dimenangkan oleh yang kuat. Keempat, membangun
toleransi beragama dan berkeadaban.Hukum tidak boleh mengistimewakan atau
mendiskrimasi kelompok tertentu berdasar besar atau kecilnya pemelukan
agama.Indonesia bukan negara agama (yang mendasarkan pada satu agama tertentu)
dan bukan negara sekuler (yang tak perduli atau hampa spirit keagamaan). Hukum
negara tidak dapat mewajibkan berlakunya hukum agama, tetapi negara harus
memfasilitasi, melindungi, dan menjamin keamanannya jika warganya akan
melaksanakan ajaran agama karena keyakinan dan kesadarannya sendiri
Kemudian timbul kembali pertanyaan apa itu reformasi? Yang jelas bangsa
Indonesia semua menginginkan kehidupan yang lebih baik melalui reformasi setelah
hidup di era Orde Baru. Dengan demikian bangsa ini sudah mendekati disintegrasi
kalau tidak memiliki pegangan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan
negara ini dalam upaya untuk bangkit kembali, yaitu :
1. Pancasila dan UUD1945 harus digemakan lagi sampai ke rakyat yang paling
bawah, dalam rangka pemahaman dan penghayatan.
2. GBHN yang pernah ada yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
membangun bangsa dan negara perlu dihidupkan kembali.
3. Para tokoh dan elit bangsa harus dapat memberi contoh dan menjadi cintoh rakyat,
jangan selalu berkelahi dan saling caci maki hanya untuk kepentingan kelompok
atau partai politiknya.
4. Budaya bangsa yang adi luhung hendaknya diangkat untuk diingat dan
dilaksanakan oleh bangsa ini yaitu budaya saling hormat menghormati.
5. TNI dan POLRI harus segera dibangun dengan tahapan yang jelas yang ditentukan
oleh DPR. Jangan ada lagi curiga atau mencurigai antar unsur bangsa ini karena
keselamatan bangsa dan negara sudah terancam.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warganegara bila ditinjau
dari kondisi geografi, demografi, dan kondisi sosial yang ada akan terlihat bahwa
pluralitas, suku, agama, ras dan antar golongan dijadikan pangkal penyebab konflik atau
kekerasan massal, tidak bisa diterima begitu saja. Pendapat ini bisa benar untuk sebuah
kasus tapi belum tentu benar untuk kasus yang lain. Namun ada kondisi-kondisi
struktural dan kultural tertentu dalam masyarakat yang beraneka ragam yang terkadang
terjadi akibat dari suatu proses sejarah atau peninggalan penjajah masa lalu, sehingga
memerlukan penanganan khusus dengan pendekatan yang arif namun tegas walaupun
aspek hukum, keadilan dan sosial budaya merupakan faktor berpengaruh dan perlu
pemikiran sendiri.
Kepemimpinan (leadership) dari tingkat elit politik nasional hingga
kepemimpinan daerah, sangat menentukan dalam rangka meredam konflik yang terjadi
saat ini. Sedangkan peredaman konflik memerlukan tingkat profesionalisme dari
seluruh aparat hukum dan instansi terkait secara terpadu dan tidak berpihak pada
sebelah pihak.
Sekilas permasalahan tersebuat nampak biasa saja, namun apabila hal ini terus
terjadi dan tidak ada usaha dari pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut,
bukan tidak mungkin disintegrasi yang selama ini di khawatirkan akan terwujud.
Pemerintah harus dapat merumuskan kebijakan yang tegas dan tepat dalam aspek
kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak,
semua wilayah.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2097591-contoh-makalah-upaya-
mencegah-disintegrasi/#ixzz1lfuwthMz
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=22&mnorutisi=5
http://sosbud.kompasiana.com/2010/08/05/indonesia-dan-ancaman-disintegrasi/

Anda mungkin juga menyukai