PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar mata
pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Kebijakan yang ditempuh
pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional diantaranya adalah
dengan peningkatan kehidupan ekonomi yang dilakukan melalui pembangunan
pertanian (Hernanto, 2003). Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput
berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika
Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di
Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah
ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan
India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos,
dan Vietnam.
Padi (Oryza sativa L) Padi merupakan kebutuhan kebutuhan manusia yang
paling mendasar, sehingga ketersediaan pangan khususnya beras bagi masyarakat
harus selalu terjamin. Dengan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat maka,
masyarakat akan memperoleh hidup yang tenang dan akan lebih mampu berperan
dalam memperoleh hidup yang tenang dan akan lebih mampu berperan dalam
pembangunan. Beras merupakan salah satu makanan pokok bangsa Indonesia. Oleh
karna itu, perhatian akan beras atau tanaman padi tidak ada henti-hentinya.
Perjalanan bangsa Indonesia dalam pengadaan beras pun berliku-liku yang pada
akhirnya dapat berswasembada beras pun berliku-liku yang pada akhirnya dapat
berswasembada beras pada tahun 1984. Keadaan tersebut tentunya perlu
dipertahankan hingga sekarang Penyediaan pangan yang cukup merata dan bermutu
bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya masyarakat Kecamatan Kuala Pesisir
merupakan suatu prioritas terpenting guna mewujudkan ketersediaan pangan.
Potensi sosial ekonomi yang merupakan kekuatan sekaligus modal dasar bagi
pengembangan produksi padi di Indonesia antara lain adalah: beras karena beras
merupakan bahan pangan pokok bagi 95 persen penduduk Indonesia, usahatani padi
sudah merupakan bagian hidup dari petani di Indonesia sehingga menciptakan
lapangan kerja yang besar, dan kontribusi dari usahatani padi terhadap pendapatan
rumah tangga petani cukup besar. Sebagai bahan makanan pokok, beras akan terus
1
mempunyai permintaan pasar yang meningkat, sejalan dengan pertumbuhan
penduduk. Dari sisi petani, selama ada cukup air, petani di Indonesia hampir bisa
dipastikan menanam padi. Karena bertanam padi sudah menjadi bagian hidupnya
selain karena untuk ketahanan pangan keluarga, juga sebagai sumber pendapatan
rumah tangga. Karena itu, usahatani padi akan terus dilakukan petani.
Dari aspek sosial ekonomi, peluang eksternal yang mendukung upaya
peningkatan produksi padi antara lain adalah: peningkatan permintaan beras
merupakan jaminan pasar bagi petani padi, sistem pemasaran beras yang stabil dan
efisien sehingga persentase marjin pemasaran cukup kecil, dan subsidi sarana
produksi (pupuk dan benih) sehingga dapat memperkecil biaya produksi. Ketiga
faktor di atas merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan guna meningkatkan
keuntungan usahatani padi dan meningkatkan daya saing usahatani padi. Semua
peluang ini dapat meningkatkan motivasi petani dalam menanam padi (Irawan,
2003).
Aktivitas usahatani yang lebih baik dapat dilihat dari adanya peningkatan-
peningkatan dalam produktivitas usahatani yang pada gilirannya akan meningkatkan
pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih
baik bagi petani dan keluarganya (Daniel. M, 2002).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Usahatani padi
2. Untuk Mengetahui Bagaimana cara perhitungan usahatani padi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
tersedia, maka tujuan yang dikehendaki untuk meningkatkan pendapatan petani tidak
akan tercapai.
7
BAB III
HASIL PERHITUNGAN
BAB IV
PEMBAHASAN
Padi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah guna
menambah pendapatan para petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi tersendiri
bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan produksinya dengan
8
harapan agar pada saat panen usaha memperoleh hasil penjualan tinggi guna
memenuhi kebutuhannya. Namun kadang kala dalam kenyataannya berbicara lain.
Ketika saat panen tiba, hasil melimpah tetapi harga mendadak turun, dan lebih parah
lagi jika hasil produksi yang telah diprediksikan jauh melenceng dari jumlah
produksi yang dihasilkan, produksi minim, harga rendah dan tidak menentu
membuat petani padi kadang merasa kecewa bahkan patah semengat untuk tetap
megembangkan usaha pertaniannya. Hal ini disebabkan karena setiap kegiatan
pengolahan sawah mutlak petani mengeluarkan biaya untuk kegiatan produksi, mulai
dari pengadaan bibit, pupuk, pengolahan, pestisida dan biaya lainnya yang tidak
terduga.
Sistem penanaman padi sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah
secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak.
Pembajakan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin maupun hewan ternak atau
melalui pencangkulan oleh petani. Setelah dibajak tanah dibiarkan selama 2-3 hari,
selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya, setelah
itu bibit hasil semaian ditanam dan selanjutnya proses pemeliharaan tanaman padi
hingga proses pemanenan.
Pada tugas ini analisa pendapatan usahatadi tanaman padi. Dimana, kami
mewawancarai petani padi :
Nama : Bapak Misal
Desa : Merawan
Dusun : Lengkong Barat
Kecamatan : Mayang
Kabupaten : Jember
Luas Lahan : 1 ha
Hasil Panen : 2 ton
Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan budidaya tanaman padi antara
lain :
A. Persiapan
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Pembersihan
9
Jerami yang ada harus dibabat untuk membuat kompos dan selokan-selokan perlu
dibersihkan supaya zat-zat dan unsur-unsur yang tidak diperlukan tidak masuk
terbawa air ke lahan tani.
b. Pencangkulan
Meliputi perbaikan pematang sawah dan petak sawah yang sukar dibajak.
c. Pembajakan
Yaitu membolak-balik tanah supaya tanah lebih subur.
d. Menggaru
Dengan menggaru tanah akan menjadi lebih rata, dapat memudahkan penanaman,
dan meratakan pembagian pupuk.
2. Persiapan Benih
Untuk benih dapat memilih dari padi yang terlihat sehat dan sudah cukup matang
lalu disimpan di karung. Umur padi yang bagus untuk diatanam kira-kira berumur
17-25 hari.
3. Penanaman
Setelah dibajak jangan diberi air tapi diberi pupuk dasar yaitu NPK Setelah itu
padi ditanamkan dengan kedalaman 3-4 cm dengan jarak tanam 25 cm, bila terlalu
dalam menyebabkan pertumbuhan padi kurang baik.
4. Pemeliharaan
a. Penyiangan
Rumput-rumput harus dipangkas supaya tidak mengganggu pertumbuhan
padi dan di pinggir pematang sawah di beri obat misalnya Puaradan untuk
membasmi hama.
b. Pengairan
Pada proses pengairan menggunakan sistem grasak.
c. Pemupukan
Pemupukan dapat menggunakan pupuk NPK 2.5 Kwintal, Urea 1.5 Kwintal
dan ZA 2 kwintal kebutuhan dalam 1 ha.
d. PHT (Pengendalian Hama Terpadu)
Dapat dilakukan dengan cara:
Secara Fisik/Mekanik (dengan menggunakan perangkap)
Kultur Teknis (keadaan yang tidak disukai hama)
Biologis (menggunakan musuh alami)
Chemis (mengguanakan bahan kimia)
10
Sementara itu dalam proses pertanian ini pengendalian hama menggunakan
cara Kultur Teknis dan Chemis (dengan menggunakan obat-obatan. Hama yang
sering menyerang adalah hama wereng untuk pengendaliannya atau membasmi
petani menggunakan gandasil dan antrasol.
5. Panen
Ciri-ciri padi yang siap dipanen :
95% butir padi dan daun sudah menguning
Tangkai padi mulai merunduk
Batir padi bila di tekan terasa keras dan berisi
Untuk padi untuk Ciherang sudah berumur 100 hari – 4 bulan
Peralatan panen dapat menggunakan sabi. Kemudian hasil panen dimasukan
ke dalam karung, kemudian dirontokkan dengan Power Thresher atau alat
sejenisnya menggunakan mesin perontok padi.
6. Pasca Panen
Hasil pendapatan dari panen 2 ton.
Input
Biaya yang dikeluarkan untuk penggarapan tanah, mencangkul, menanam,
dan upah pekerja kurang lebih Rp. 140.000 ditambah biaya pupuk Rp. 350.000. jadi
total pengeluaran Rp. 490.000.
Output
Hasil keseluruhan dari lahan seluas 1 ha adalah 2 ton, 1 ton = 10 kwintal.
pendapatan fisik 2000 kg dan harga/kg Rp. 4800. Jadi dihasilkan 9.600.000.
kemudian dikurangi dengan biaya total pengeluaran Rp. Rp. 3.995.000. Jadi, hasil
murni yaitu Rp. 5.605.000
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil perhitungan luas lahan padi yang dimiliki bapak
misal 1 ha menghasilkan sebanyak 2 ton, 1 ton = 10 kwintal. pendapatan fisik 2000
kg dan harga/kg Rp. 4800. Jadi dihasilkan 9.600.000. kemudian dikurangi dengan
biaya total pengeluaran Rp. Rp. 3.995.000. Jadi, hasil murni yaitu Rp. 5.605.000.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
14