NIM : 1910311015
PRODI : AGROTEKNOLOGI
I. PENDAHULUAN
Irigasi mikro merupakan metode irigasi dengan tekanan rendah dan mengalir dari sistem
sprinkler tradisional.
Sistem irigasi mikro adalah mengalirkan air secara buatan dari sumber daya air yang tersedia
kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
1. Irigasi tetes
2. Irigasi curah
3. Jet spray
4. Impact sprinkler
5. Fogge
6. Big gun sprinkler
2. Penumpukan garam
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian atau
irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang
lahan untuk memnuhi kebutuhan tanaman.
Dengan irigasi, sawah dapat digarap tiap tahunnya, dapat digunakan untuk peternakan
dan keperluan lain yang bermanfaat.
1. Irigasi permukaan
2. Irigasi lokal
3. Irigasi dengan penyemprotan
4. Irigasi tradisional dengan ember
5. Irigasi pompa air
6. Irigasi tanah kering dengan terasisasi
1. Sprinkler
2. Drip irrigation
3. Irigasi pompa
4. Gravitasi
Pada saat-saat dimana air tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dengan
pengaliran menerus, maka pemberian air tanaman dilakukan secara bergilir. Dalam sistem
pemberian air secara bergilir ini permulaan tanam tidak serentak, tetapi bergiliran menurut
jadwal yang telah ditentukan, dengan maksud pemberian air lebih efisien. Sawah dibagi
menjadi golongangolongan dan saat permulaan pekerjaan sawah bergiliran menurut golongan
masing-masing.
Dengan adanya sistem irigasi ini tentu saja ada untung dan rugi bagi para petani.
Keuntungannya adalah : Kapasitas produksi padi bertambah, meningkatkan taraf hidup
petani,timbul lapangan kerja baru,kegiatan perekonomian bertambah. Sedang kerugiannya
adalah : Kapasitas produksi palawija berkurang,timbul hama penyakit baru,tidak ada
penambahan lapangan pekerjaan bagi buruh tani.
Sistem ini merupakan sistem pengairan yang menyalurkan air pada setiap tanaman
secara langsung melalui penetesan.
Sistem irigasi mikro ini merupakan paket teknologi menengah dengan memanfaatkan
input produksi budidaya tanaman (berupa air irigasi bahkan sekaligus pupuk) secara efisien
dan efektif berdasarkan kebutuhan air tanaman, ketersediaan air setempat, musim tanam, cara
budidaya, pola tanam, harga air dan kuantitas kebutuhan pasar untuk mendukung agribisnis
tanaman bernilai jual tinggi.
Mikrokontroler mengendalikan pompa air sesuai dengan batasan suhu udara dan
kelembapan tanah yang ditetapkan pemakai melalui papan pemasukan nilai. Hasil
pembandingan ini akan menentukan apakah mikrokontroler mengaktifkan atau mematikan
sistem. Selain itu, informasi suhu udara dan kelembapan tanah yang diterima dari A/D-C
akan ditampilkan pada LCD (Liquid Cristal Display).
Percoban ini bertujuan menguji fungsi dan kinerja sensor dan sekaligus mengalibrasi
sensor suhu tersebut dengan sebuah termometer.