Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PEMBERIAN ZPT ALAMI TERHADAP SEEDLING

MONOKOTIL DAN DIKOTIL

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam


menempuh mata kuliah Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Oleh
Baidhatul Khoirimah
NIM. 1910311015

Kepada
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Jember, Juli 2021
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGARUH PEMBERIAN ZPT ALAMI TERHADAP SEEDLING
MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Yang dipersiapkan dan disusun oleh


Baidhatul Khoirimah
1910311015

Telah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat pada tanggal 30 Juli 2021

Susunan Tim Penilai

Asisten

Mukhlis Faruqi
NIM. 1710311007

Jember, 24 Juli 2021

ii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum yang berjudul “Pengaruh Pemberian ZPT Alami Terhadap
Seedling Monokotil dan Dikotil”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :
1. Ibu Hidayah Murtiyaningsih, S.Si.,M.Si., selaku dosen pembina mata
kuliah Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman yang telah memberikan
arahan teoritis kepada penulis.
2. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan laporan
praktikum ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Penulis

Baidhatul Khoirimah
NIM. 1910311015

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
2.1 ZPT dari Ekstrak Rebung..........................................................................3
2.2 ZPT dari Ekstrak Bawang Merah..............................................................4
2.3 ZPT dari Air Kelapa..................................................................................5
III. METODOLOGI..........................................................................................6
3.1 Tempat dan Waktu....................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................6
3.3 Prosedur Kerja...........................................................................................6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................8
4.1 Hasil...........................................................................................................8
4.2 Pembahasan.............................................................................................11
V. KESIMPULAN.............................................................................................13
5.1 Kesimpulan..............................................................................................13
5.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAMPIRAN..........................................................................................................16

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana
makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan
jumlah sel yang mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan
jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel
artinya organisme yang tumbuh tidak akan kembali ke bentuk semula.
Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis. Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor yang terdapat
dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada dalam gen dan hormon
yang merangsang pertumbuhan.
Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara
berangsur-angsur dari kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi
diferensiasi.Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari
bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan tanaman.Pada
tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak tumpang tindih.
Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang mendahului morfogenesis
dan diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena pembesaran sel –
sel setelah morfogenesis dan diferensiasi berlangsung.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan
secara stimultan (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor
kuantitatif karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya
perkembangan dapat dinyatakan secara kualitatif karena perubahannya bersifat
fungsional.
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih
hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan
kecambah (plantula). Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa
dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan
dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi
ditandai dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan
proses imbibisi. Imibibisi ini terjadi karena karena penyerapan air akibat potensial
air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu
perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan
pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan
pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian
embrio yang sedang tumbuh.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga
tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar

1
lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan bayang lembaga
(kaulikulus).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
salah satunya, yaitu faktor zat pengatur tumbuh (zpt).Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Zat Pengatur Tumbuh atau hormon (fitohormon) tumbuhan merupakan
senyawa organik yang bukan hara, ZPT dalam jumlah sedikit dapat memacu,
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat Pengatur Tumbuh
memberikan kontribusi penting dalam dunia pertanian.Hormon tumbuhan
(fitohormon) adalah sekumpulan senyawa organik, baik yang terbentuk secara
alami maupun buatan manusia.ZPT berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan maupun pergerakan taksis tanaman dengan cara memacu,
menghambat atau mengubahnya.
Dari keadaan tersebut, kami termotivasi untuk melakukan pengamatan
terhadap pertumbuhan biji dikotil dan monokotil. Untuk itu kami
membuktikannya dengan melakukan pengamatan seperti yang tercantum pada
laporan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari praktikum ini yaitu:
1. Bagaimana fungsi dari zat pengatur tumbuh bagi tanaman (ZPT)?
2. ZPT mana yang persentase pertumbuhannya paling banyak?
3. Apa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui fungsi dari zat pengatur tumbuh (ZPT).
2. Mengetahui ZPT yang persentase pertumbuhannya paling banyak.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ZPT dari Ekstrak Rebung


Bambu merupakan sekelompok tumbuhan yang dicirikan oleh buluh yang
berkayu mempunyai ruas-ruas dan buku-buku. Pertumbuhan ruas bambu yang
begitu cepat mengandung zat pengatur tumbuh, terutama pada fase rebung.
Kandungan kimiawi rebung mentah bambu betung per 100 gram terdiri dari air
(91 gram), protein (2,6 gram), karbohidrat (5,20 gram), lemak (0,90 gram), serat
kasar (1,00 gram), vitamin A (20 SI), kalium (533 mg), fosfor (53 mg), abu (0,90
mg) serta unsur-unsur mineral lain seperti riboflavin, niasin, thiamin, kalsium, dan
besi dalam jumlah kecil. Rebung juga diduga mengandung hormon GA3 yang
mampu meningkatkan pertumbuhan ruas ke atas (Watt dan Merill, 1975 dalam
Maretza, 2009).

Rebung bambu merupakan bahan tanaman yang bisa dijadikan sebagai


sumber giberelin alami. Giberelin merupakan salah satu zpt yang berpengaruh
terhadap pembesaran tanaman, sehingga dikatakan bahwa kemampuan giberelin
untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman lebih kuat dibandingkan dengan
auksin apabila diberikan secara tunggal. Peran lain dari giberelin adalah dalam
perkecambahan, terutama dalam pemecahan dormansi. Mekanismenya yaitu
setelah air diimbibisi, terjadi pelepasan giberelin dari embrio yang kerjanya
mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam memecah cadangan makanan
dalam biji seperti amilase, protease, lipase. Bahan tersebut akan memberikan
energi bagi perkembangan embrio diantaranya radikula yang akan mendobrak
endosperm, kulit biji atau kulit buah yang menjadi faktor pembatas
perkecambahan. Ini merupakan isyarat bahwa dormansi biji segera pecah dan biji
segera berkecambah (Wareing dan Phillips, 1981).

Selain memiliki kandungan hormon giberelin yang mampu merangsang


pembelahan sel kambium dan pembungaan lebih awal, rebung bambu juga
memiliki kandungan hormon auksin dan sitokinin. Dimana hormon auksin
berperan untuk merangsang pembentukan bunga dan buah, merangsang
pemanjangan titik tumbuh mempengaruhi pembongkotan batang, merangsang

3
pembentukan akar lateral, dan merangsang terjadinya proses diferensiasi.
Sedangkan sitokinin berfungsi merangsang pembelahan sel, menunda
pengguguran daun, bunga, dan buah, mempengaruhi pertambahan tunas dan akar,
meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan seperti suhu
rendah infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi, menghambat menguningnya
daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam
daun atau (senescens) (Exnasia, 2010).

2.2 ZPT dari Ekstrak Bawang Merah


Salah satu tumbuhan yang dianggap dapat digunakan sebagai zat pengatur
tumbuh alami adalah bawang merah. Karena bawang merah memiliki kandungan
hormon pertumbuhan berupa hormon auksin yang berperan merangsang
pembelahan dan pembesaran sel, pembentukan kalus dan akar. Sitokinin yang
akan memacu pembentukan tunas dan giberelin yang mempercepat
perkecambahan biji, kuncup tunas, pemanjangan batang, pertumbuhan daun,
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, sehingga dapat memacu
pertumbuhan benih (Marfirani, 2014).

Bawang merah merupakan tanaman yang terdiri dari kumpulan helaian


daun muda (modifikasi daun dan batang). Bawang merah mengandung air, kalori,
protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, dan besi. Bagian yang
dimanfaatkan sebagai zat pengatur tumbuh alami adalah umbinya. Pada tanaman
bawang merah menghasilkan hormon auksin alami yaitu indole-3-acetic acid
(IAA) yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan sel (Heddy,
1990).

Auksin berfungsi untuk membantu dalam proses mempercepat


pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, membantu
dalam proses pembelahan sel dan mempercepat pemasakan buah. Mekanisme
kerja auksin akan mempengaruhi pemanjangan sel-sel pada tanaman. Cara kerja
auksin adalah dengan cara mempengaruhi pengendoran/ pelenturan dinding sel.
Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis.
Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dan mensintesis kembali material
dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan

4
pemanjangan batang dan akar, peranan auksin lainnya adalah adanya kombinasi
auksin dan giberelin akan memacu perkembangan jaringan pembuluh dan
mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung
pembentukan diameter batang (Rusmin, 2011).

2.3 ZPT dari Air Kelapa


Air kelapa mengandung hormon sitokinin, auksin berturut-turut sebesar
0,0017% dan 0,0039% (Rosniawaty et al., 2018). Kedua hormon tersebut
berperan dalam mengoptimalkan metabolisme sel dan meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Auksin berperan sebagai pengatur pembesaran dan pemanjangan sel
serta memacu pertumbuhan tanaman. Sitokinin berperan dalam merangsang
pembelahan dan pembesaran sel sehingga memacu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.

Benzyl Adenin (BA) merupakan salah satu jenis ZPT dari golongan
sitokinin yang berperan dalam proses pembelahan sel. Peran utamanya adalah
dalam pembentukan benang gelondong pada proses metafase (GOERGE dan
SHERINGTON,1984). Aplikasi sitokinin dalam perbanyakan tanaman in vitro
dapat berasal dari bahan kimia sintetik maupun bahan alami seperti air kelapa.
Berbagai bahan alami dapat digunakan sebagai substitusi ZPT di antaranya air
kelapa. Air kelapa merupakan bahan alami yang mempunyai aktivitas sitokinin
untuk pembelahan sel dan mendorong pembentukan organ (PIERIK, 1987 dalam
PRIYONO dan DANIMIHARDJA, 1991).Konsentrasi air kelapa yang umum
digunakan dalam kultur jaringan adalah 2 - 15% (TRIGIANO dan DENNIS,
2000), tetapi pada tanaman kentang kebutuhan air kelapa terbaik digunakan lebih
banyak yaitu sampai 30% (NADAPDAP,2000).

Selain itu air kelapa mengandung unsur N yang berperan dalam


pertumbuhan dan perkembangan daun (Lakitan, 2000). Nitrogen yang tersedia
dalam jumlah yang cukup mampu mempercepat pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan terutama batang dan daun tanaman (Lingga & Marsono, 2007).

5
III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini dilaksanakan di
rumah masing-masing dan berlangsung mulai tanggal 10 Juli 2021 sampai 22 Juli
2021.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperkenalkan pada praktikum ini adalah 40 biji
monokotil yaitu jagung, 40 biji dikotil yaitu kedelai, ekstrak rebung 100gr/100ml,
ekstrak bawang merah 100gr/100ml, air kelapa 80 ml, air 200 ml, tisu, mangkok 7
buah dan nampan.

3.3 Prosedur Kerja


1. Semua biji monokotil dan dikotil direndam dalam 1 wadah berisi air
kurang lebih 200 ml selama 20 jam.
2. Membuat ZPT dari ekstrak rebung 100gr/100ml, ekstrak bawang merah
100gr/100ml dan air kelapa 80 ml. Caranya membuat ekstrak dengan
menghaluskan rebung dan bawang merah dengan berat masing-masing
100 gram lalu tambangkan air masing-masing 100 ml setelah itu haluskan
menggunakan blender lalu disaring untuk mendapatkan ektraknya.
3. Setelah 20 jam, biji monookotil dan dikotil dipisahkan masing-masing 10
biji per mangkok.
4. Setiap mangkok diisi ektrak rebung sebanyak 50 ml pada biji monokotil
dan 50 ml pada biji dikotil, 50 ml ektrak bawang pada biji monokotil dan
50 ml pada biji dikotil, 40 ml air kelapa pada biji monokoyil dan 40 ml
pada biji dikotil. Lalu sisanya biarkan tetap direndam air sebagai kontrol.
Lalu rendam selama 24 jam
5. Setelah 24 jam siapkan tempat untuk menanam yaitu berupa nampan yang
sebelumnya telah dilapisi tisu.
6. Letakkan biji dikotil dan monokotil secara berurutan yaitu dari rendaman
ektrak rebung, ekstrak bawang merah, air kelapa dan air.

6
7. Setiap biji monokotil dan dikotil diberi nama agar tidak tertukar saat
dilakukan pengamatan.
8. Lakukan pengamatan selama 10 hari. Catat daya berkecambahnya,
panjang akar dan panjang batangnya.

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Catatan
M : monokotil
D : dikotil
Angka mendatar : jumlah biji
Angka menurun : jumlah hari pengamatan
Atas : panjang akar (cm)
Bawah : panjang batang (cm)

Air
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
M D M D M D M D M D M D M D M D M D M D
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 - 0, - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5
4 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 - 1, - 0, - 0, - - - - - - - - - - - - - -
5 5 5
6 - 2 - 1 - 0, - - - - - - - - - - - - - -
5
7 - 2 - 1, - 1 - - - - - - - - - - - - - -
5
8 - 2, - 1, - 1, - - - - - - - - - - - - - -
5 5 5
9 - 2, - 2 - 1, - - - - - - - - - - - - - -
5 5
10 - 3 - 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - -
Rata 0 0, 0 0, 0 0, 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- 3 2 2
rata

Ektrak Rebung

8
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
M D M D M D M D M D M D M D M D M D M D
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 - 0,5 - - - - - - - - - - - - - - - 0,5 - -
-
6 - 0,5 - 0, - - - - - - - - - 0,5 - 0,5 - 0,5 - -
0,5 5 0,5
7 - 1 - 0, - - - 0,5 - 0,5 - 0, - 0,5 - 0,5 - 1 - -
0,5 5 5 0,5 1
8 - 2 - 1 - 0,5 - 0,5 - 0,5 - 0, - 0,5 - 1 - 1 - -
1 0,5 7 1 2
9 - 3 - 1 - 1 - 0,7 - 1 - 1 - 1 - 1,5 - 2 - -
1,5 1 1,5 3
10 - 3,5 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 2 - 2 - -
2 - - - 2 - - 2 3
Rata 0 0,35 0 0, 0 0,1 0 0,1 0 0,1 0 0, 0 0,2 0 0,2 0 0,2 0 0
- rata 0,2 1 0,2 1 0,2 0,3

Ekstrak Bawang Merah


Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
M D M D M D M D M D M D M D M D M D M D
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0,
5
4 - - - - - - - - - - - - - - - 0, - - - 0,
5 5
5 - 0, - - - - - - - 0, - 0, - - - 0, - 0, - 1
5 3 3 5 5
6 - 0, - 0, - - - - - 0, - 0, - 0, - 0, - 0, - 1,
5 5 5 3 5 5 5 5
7 - 0, - 1 - - - - - 0, - 0, - 0, - 1 - 0, - 1,
8 7 5 5 7 5
8 - 1 - 1 - - - - - 0, - 0, - 1 - 1 - 0, - 2
7 5 7
9 - 1 - 1 - - - - - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 2,

9
5
10 - 1 - 1 - - - - - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 3
Rata 0 0, 0 0, 0 0 0 0 0 0, 0 0, 0 0, 0 0, 0 0, 0 0,
- 1 1 1 1 1 1 1 3
rata

Air Kelapa
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
M D M D M D M D M D M D M D M D M D M D
1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - 0, - - - 0,3 - - - 0,3
5
5 - - - - - 0,3 - 0, - 0, - 1 - 0,5 - 0,5 - 0,5 - 0,5
5 5
6 - - - - - 0,5 - 0, - 0, - 1 - 0,5 - 0,5 - 0,5 - 1
5 5
7 - - - - - 1 - 1 - 1 - 1, - 1 - 1 - 1 - 1
5
8 - - - - - 1,5 - 1, - 1 - 1, - 1 - 1 - 1 - 1,5
5 5
9 - - - - - 1,5 - 2 - 1, - 2 - 1,5 - 1,5 - 1,5 - 1,5
5
10 - - - - - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 1,5 - 2 - 2
Rata 0 0 0 0 0 0,2 0 0, 0 0, 0 0, 0 0,2 0 0,15 0 0,2 0 0,2
- rata 2 2 2

Daya Berkecambah
Daya berkecambah = jumlah biji berkecambah/jumlah biji yang diuji × 100%
 Air  Monokotil = 0/10 × 100% = 0%
Dikotil = 3/10 × 100% = 30%
 Rebung  Monokotil = 0/10 × 100% = 0%
Dikotil = 9/10 × 100% = 90%
 Bawang merah  Monokotil = 0/10 × 100% = 0%
Dikotil = 8/10 × 100% = 80%
 Air kelapa  Monokotil = 0/10 × 100% = 0%

10
Dikotil = 8/10 × 100% = 80%

4.2 Pembahasan
Pada praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman kali ini untuk
mengetahui pengaruh ekstrak alami sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) terhadap
daya berkecambah biji monokotil maupun dikotil. Ekstrak alami dibuat untuk
memacu pembentukan fitohormon yang sudah ada didalam tanaman atau
menggantikan fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi
hormon dengan baik. Biji yang digunakan dalam praktikum ini yaitu biji
monokotil dan dikotil. Untuk biji monokotil menggunakan jagung (Zea mays) dan
biji dikotil menggunakan kedelai (Glycine max).

Biji jagung dan kedelai direndam terlebih dahulu dalam air bersih selama
20 jam, setelah itu direndam dalam ekstrak alami selama 24 jam. Ekstrak yang
digunakan yaitu ekstrak rebung, ekstrak bawang merah dan air kelapa. Setelah
direndam dalam ZPT biji ditanam diatas tisu atau kapas dan diamati selama 10
hari. Penyiraman dilakukan selama 2 hari sekali menggunakan spray.

Hasil dari pengamatan tersebut yang menghasilkan biji yang paling


banyak tumbuh dengan direndam ZPT yaitu dari ekstrak rebung dengan
persentase tumbuh 90%. Untuk kontrol menggunakan air biasa persentase
tumbuhnya sebanyak 30%. Biji yang direndam dengan air mampu memecahkan
dormansi biji. Air yang cukup menjadikan kulit biji lebih mudah dimasuki oleh air
pada waktu proses ambisisi.

Biji yang direndam rebung bamboo dapat tumbuh karena rebung


merupakan bahan tanaman yang bisa dijadikan sebagai sumber giberelin alami.
Peran dari giberelin adalah dalam perkecambahan, terutama dalam pemecahan
dormansi. Begitupun biji yang direndam bawang merah, karena bawang merah
memiliki kandungan hormon pertumbuhan berupa hormon auksin yang berperan
merangsang pembelahan dan pembesaran sel, pembentukan kalus dan akar. Pada
biji yang direndam air kelapa mampu berkecambah banyak karena air kelapa
mengandung sitokinin yaitu zat yang mempergiat pembelahan sel dan pembesaran
sel. Pengaruh sitokinin dalam pembelahan sel adalah membenatu memecah
dormansi diikuti dengan pertumbuhan tunas. Sedangkan pada pembesaran sel

11
berupa tumbuhnya batang pada beberapa jenis tumbuhan dan diikuti dengan
pertumbuhan beberapa biji.

Berdasarkan hasil praktikum biji ada juga yang mengalami pembususkan


dengan ditandai adanya jamur dan tidak berkecambahnya benih. Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor dalam (internal)
meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, dormansi yang menghambat
perkecambahan. Sedangkan faktor luar (eksternal) meliputi air, temperatur,
oksigen, cahaya dan media.

12
V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ZPT sangat
berpengaruh terhadap perkecambahan suatu biji karena dapat memacu
pembentukan fitohormon yang ada didalam tanaman. Perkecambahan paling
banyak tumbuh yaitu pada biji yang direndam oleh ekstrak rebung.
Perkecambahan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor
dalam (internal) meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, dormansi yang
menghambat perkecambahan. Sedangkan faktor luar (eksternal) meliputi air,
temperatur, oksigen, cahaya dan media.

5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas biji
kdelai dan jagung yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan
yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan
valid.

13
DAFTAR PUSTAKA

Exnasia, Y. 2010. Efektivitas Konsentrasi Giberelin (GA3) Pada Pertumbuhan


Stek Batang Kopi (Coffea canephora L.) Dalam Media Cair. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

GEORGE, E. F. and P.D. SHERINGTON. 1984. Plant propagation by tissue


culture. Exegetics Ltd, England.

Heddy, S. 1990. Hormon Tumbuhan. CV Rajawali Press. Jakarta. hlm : 5-54.

Lakitan, B. (2000). Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja


Grafinda Persada.

Lingga, P., & Marsono. (2007). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya

Marfirani, M. 2014. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Filtrat Umbi


Bawang Merah dan Rootone-F Terhadap Pertumbuhan Stek Melati “Rato
Ebu”. Lentera Bio 3 (1) : 73–76.

Maretza,D.T.2009.PengaruhDosisEkstrakRebungBambuBetung(Dendrocalamusas
perBackerexHeyne)Terhadappertumbuhansemaisengon(Poroserianthesfal
cotorio(l')Nielsen).Skripsi.lnstitutPertanianBogor.Bogor.

NADAPDAP, C. 2000. Penggunaan Pupuk Komersial dan Air Kelapa sebagai


Media Perbanyakan in vitroTanaman Kentang (Solanum tuberrosum L).
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 41p

PRIYONO dan DANIMIHARJA. 1991. Peranan air kelapa terhadap produksi


tunas adventiv in vitro beberapa varietas kopi Arabika. Peta Perkebunan,
Jember. 57-61.

Rosniawaty, S., Anjarsari, I. R. D., & Sudirja, R. (2018). Aplikasi sitokinin untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman teh di dataran rendah. Journal of
Industrial and Beverage Crops, 5(1), 31–38.

14
Rusmin, D. 2011. Pengaruh Pemberian GA3 Pada Berbagai Konsentrasi dan
Lama Inbibisi Terhadap Peningkatan Viabilitas Benis Puwoceng
(Pimpinella pruatjan Molk.). Jurnal Littri. Vol: 17. No: 3.

TRIGIANO, R.N and J.G. DENNIS. 2000. Plant Tissue Culture Concept and
Laboratory Exercises Second Ed. CRC Press. Washington DC. 27p

Wareing, P.F. dan I.D.J. Phillips. 1981. The Control of Growth and
Differentiation in Plants. Pergamon Press. New York.

Watt, B.K. dan A.L. Merill. 1975. Handbook of The Nutritional Content of Food.
Decker Publ.,Inc., New York.

15
LAMPIRAN

Biji yang direndam ZPT selama 24 jam

Hasil

16

Anda mungkin juga menyukai