Anda di halaman 1dari 25

UJI VIABILITAS DAN VIGOR BENIH

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat


Dalam menempuh mata Teknologi Benih

Oleh
Billy Fatechan
NIM: 2010311025

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH JEMBER
2023

1
LAPORAN PRAKTTIKUM
Uji Viabilitas Dan Vigor Benih

Yang dipersiapkan dan disusun oleh


Billy Fatechan
2010311025

Telah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat pada tanggal 23 Mei 2023

Susunan Tim Penilai

Asisten I Asisten II

Udkhulis Silmy Moch Alfian Rizky Ramadhan


NIM.: 1910311043 NIM.: 1910311029

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “Kemurnian Benih Dan Uji Kadar Air Benih”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Ir. Insan Wijaya, MP selaku dosen pembina mata kuliah Teknologi
Benih yang telah memberikan arahan teoritis kepada penulis.
2. Udkhhulis Silmy, Moch Alfian Rizky Ramadhan, yang telah memberikan
motivasi dan memberi arahan kepada saya saat praktikum.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan laporan
praktikum ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Penulis

Billy Fatechan
NIM. 2010311025

iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................4

1.3 Tujuan............................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................5
2.1 Botani Tanaman Jagung................................................................5
2.2 Botani Tanaman Kacang Tanah....................................................6
2.3 Faktor Perekecambahan Benih.....................................................6
2.4 Viabilitas Dan Vigor Benih..........................................................7
2.5 Peranan Air Bagi Benih................................................................8
2.6 Metabolisme Perkecambahan Benih.............................................9
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................10
3.1 Waktu Dan Tempat.....................................................................10
3.2 Alat Dan Bahan...........................................................................10
3.3 Cara Kerja...................................................................................10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................12
4.1 Hasil............................................................................................12
4.2 Pembahasan.................................................................................13
BAB V. PENUTUP........................................................................................15
5.1 Kesimpulan.................................................................................15
5.2 Saran...........................................................................................15

iv
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17
LAMPIRAN...................................................................................................18

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Uji Daya Kecambah Benih.............................................................12


Tabel 2. Uji Daya Muncul Benih..................................................................13

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1. Pemotongan kertas merang.........................................................18
Gambar 2. Pemeberian air pada media.........................................................18
Gambar 3. Penataan biji jagung pada media................................................18
Gambar 4. Penanman biji kacang tanah pada media....................................18
Gambar 5. Pengamatan.................................................................................18

vii
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Jagungmerupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi
serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai
sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan
(Purwanto, 2008). Upaya peningkatan produksi jagung masih menghadapi
berbagai masalah sehingga produksi jagung dalam negeri belum mampu
mencukupi kebutuhan nasional (Soerjandono, 2008).Prospek usaha tani tanaman
jagunng cukup cerah bila di kelolah secara intensif dan komersial berpola
angribisnis.Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung
cenderung meningkat dari tahunketahun, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan
maupun nonpangan.
Produksi tanaman jagung dapat di pengaruhi beberapa faktor yaitubelum
optimalnya penyebaran varietasunggul di masyarakat, pemakaian pupuk yang
belum tepat, penerapan teknologi dan cara bercocok tanam yang belum di
perbaiki. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagumg adalah
meningkatkan taraf hidup petanidan memenuhi kebutuhan pasar maka perlu
meningkatkan produksi jagung yang memenuhi standar baik kwualitas
maupun kuantitas jagung yang di hasilkan tetapi dalam melakukanhal tersebut
perlu mengetahuiatau memahamikarakteristik tanaman jagung yang akan di
tanam seperti morfologi,fisiologi dan agroteknologi oleh tanaman jagung
sehingga dapat meningkatkan produksi jagung di Indonesia.
Pengujian benih dalam kondisi lapang biasa kurang memuaskan karena
hasilnya tidak dapat diulang dengan konsisten.Karena itu pengujian
dilaboratorium dilaksanakan dengan mengendalikan faktor lingkungan agar
mencapai perkecambahan yang paling teratur, cepat dan lengkap bagi
kebanyakan contoh benih.Ada bermacam-macam metode uji perkecambahan
benihyang dapat digunakan untuk mengecambahkan bening yang dapat
menunjang produktivitas. Setiap metode memiliki kekhususan tersendiri

1
sehubungan dengan jenis benih yang diuji, jenis alat pengecambahan yang di
gunakan, dan jenis parameter viabilitas yang di nilai.
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu
tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji
yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan
fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. (Sudjadi, 2006)memberikan
penjelasan tentang perkecambahan,yaitu :Perkecambahan adalah proses
pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan
untuktumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut
adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan
plumula.Daya berkecambah benih merupakan salah satu indikator viabiltas
benih yang mengindikasikan kualitas benih. Penilaian perkecambahan dapat
dilakukan dengan metode langsung yaitu penilaian yang dilakukan
terhadapsetiap individu benih dan metode tidak langsung yang penilaiannya
dilakukan pada sekelompok benih.
Daya berkecambah benih yang merupakan salah satu tolak ukur
viabilitas benih sangat tergantung pada kondisi lingkungan. Viabilitas benih
tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kesesuaian lingkungannyayaitu
viabilitas benih dalam lingkungan sesuai (favourable) dan viabilitas benih
dalam lingkungan tidak sesuai (unfavourable). Lingkungan eksternal yang sangat
menentukan kapasitas daya berkecambah sebagai indikator viabilitas benih
adalah substrat pengujian. Substrat pengujian tersebut dapat berupasubstrat
alami (tanah, pasir, pasir kwarsa, pasir kali, bata merah) dan substrat
buatan/kertas (towel, kimpak, blue blotter, kertas merang). Substrat
pengujiaan harus memiliki persyaratan, tidak mudah robek, steril, tidak
toksik, dapat menyerapair, warna memudahkan pengujian.
Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya
dari benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi.
Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap
serangan hama penyakit, cepat dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan
tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan

2
tumbuh yang sub optimal. Pada umumnya uji vigor benih hanya sampai pada
tahapan bibit.Karena terlalu sulit dan mahal untuk mengamati seluruh lingkaran
hidup tanaman.Oleh karena itu digunakanlah kaidah korelasi misal dengan
mengukur kecepatan berkecambah sebagai parameter vigor, karena diketahui ada
korelasi antara kecepatan berkecambah dengan tinggi rendahnya produksi
tanaman.Rendahnya vigor pada benih dapat disebabkan oleh beberapa hal antara
lain faktor genetis, fisiologis, morfologis, sitologis, mekanis dan mikrobia.
Mutu benih merupakan awal dari keberhasilan suatu proses produksi
serta berkaitan erat dengan viabilitas dan vigor benih. Raganatha et al. (2014)
melaporkan bahwa apabila vigor awal benih tidak dapat dipertahankan maka
benih yang disimpan akan selalu mengalami proses kemunduran mutu
selama penyimpanan. Sifat kemunduran benih dapat ditandai secara fisiologis
dan biokimiawi. Penurunan indeks vigor dan daya kecambah merupakan
indikasi fisiologis penurunan mutu benih. Sementara itu, indikasi secara
biokimiawi adalah penurunan aktivitas enzim, penurunan cadangan makanan,
dan pening-katan nilai konduktivitas (Tatipata et al.2004). Sifat kemunduran
mutu suatu benih tidak dapat diperbaiki atau dicegah, namun dapat
diperkecil dengan melakukan pengolahan dan penyimpanan secara tepat,
terutama kondisi kadar air benih dan keadaan lingkungan, seperti kelembapan
dan temperatur. Sebelum menjadi tanaman, benih harus melalui proses
perkecambahan terlebih dahulu. Tekanan lingkungan abiotik seperti
kekeringan, salinitas, dan temperatur merupakan penyebab utama keterbatasan
benih untuk berkecambah. Selain itu, faktor lingkungan tersebut juga mampu
menyebabkan dormansi benih dan menurunkan viabilitas benih (Nisa et
al.2007). Temperatur tinggi selama penyimpanan benih juga berkontribusi
pada kerusakan benih lebih lanjut dengan menginisiasi perubahan
degeneratif, seperti distabilisasi aktivitas enzim dan kehilangan integritas
membran sel (Moriya et al.2015).Pengujian kualitas benih ini sangat penting
dan harus mendapatkan perhatian khusus. Menjaga kualitas benih
bertujuan memberikan jaminan kepada para petani untuk mendapatkan benih
dengan kualitas yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga
pada akhirnya dapat menekan angka kerugian yang disebabkan oleh

3
kualitas benih yang buruk di awal penanaman. Dengan adanya kendala di
lapangan terkait dengan kualitas benih maka penting dilakukan metode
pengujian benih untuk mengevaluasi viabilitas benih secara tepat dan cepat.
Pengujian benih dapat dilakukan dengan indikasi langsung dan indikasi tidak
langsung. Menurut Fatmawati et al.(2018), metode langsung indikasi langsung,
seperti uji daya kecambah untuk mengetahui persentase benih yang
berkecambah normal, sedangkan metode langsung indikasi tidak langsung,
sepertiuji tetrazolium untuk mengetahui persentase benih hidup dan tak hidup
serta benih dorman
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah kenapa harus
dilakukan praktikum viabilitas dan vigor pada benih jagung dan kacang tanah
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tujuan dilakukan praktikum viabilitas dan vigor pada benih
Jagung dan kacang tanah

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Jagung


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi atau fillum : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae (Tumbuhan dengan biji berkeping satu)
Ordo / bangsa : Poales
Famili atau suku : Poaceae
Genus atau marga : Zea
Spesies / jenis : Zea mays L.
Secara morfologi, tongkol adalah tangkai utama malai yang termodifikasi.
Pada kondisi tertentu, malai organ jantan pada jagung dapat memunculkan
bulir.Tongkol pada jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir-bulir
jagung menempel. Tongkol ini diselimuti oleh kulit jagung yang disebut kelobot.
Kata “Tongkol” juga dipakai untuk menyebut keseluruhan bagian jagung betina
(buah jagung).
Bunga merupakan mahkota bagi tanaman jagung dan bagian terpenting.
Bunga pada tanaman jagung terdiri dari bunga jantan dan betina. Dari bunga ini
tanaman jagung mengalami penyerbukan dan akan menghasilkan buah jagung
atau tongkol. Susunan bunga jagung adalah diklin, yaitu bunga jantan dan betina
terpisah dalam satu tanaman (berumah satu atau monoecious). Bunga tersusun
majemuk, bunga jantan tersusun dalam bentuk malai, bunga betina dalam bentuk
togkol.
Ruas batang jagung terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang
jagung sangat kuat dan kokoh, akan tetapi tidak banyak mengandung lignin (zat
kayu). Bagian luar batang jagung bertekstur keras dan bagian dalam bertekstur
seperti gabus. Bentuk daun tanaman jagung memanjang dan merupakan daun
sempurna, memiliki pelepah, tangkai dan helai daun. Antara pelepah dan tangkai
daun terdapat ligula (lidah-lidah). Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun(Suhendra et al., 2022).

5
2.2 Botani Tanaman Kacang
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Rosidae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae/ leguminosae
Genus : Arachis L.
Spesies : Arachis hypogaea.
Kacang tanah merupakan tanaman tegak atau menjalar dan memiliki rambut
yang jarang. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah
hingga kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan
diikuti oleh akar serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya
tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah.
Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh
menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada
yang mencapai 80 cm. Tanaman ini berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas
empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Menurut Suprapto (2004),
helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyakbanyaknya.
Bunga kacang tanah tersusun dalam bentuk bulir yang muncul di ketiak daun, dan
termasuk bunga sempurna yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu
bunga. Kacang tanah berbuah polong, polongnya terbentuk setelah terjadi
pembuahan, dimana bakal buah tumbuh memanjang dan disebut ginofor. Setelah
tumbuh memanjang, ginofor tadi mengarah ke bawah dan terus masuk ke dalam
tanah. Apabila polong telah terbentuk maka proses pertumbuhan ginofor yang
memanjang terhenti. Ginofor yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk ke
dalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong(Al Rivan et al., 2020).
2.3 Faktor Perkecembahan Benih
Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses
pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang. Benih yang dipanen sebelum

6
tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi
karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio
belum sempurna. Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat
sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologis atau
masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya
tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau
dengan kata lain benih mempunyai mutu tertingg(Faisal et al., 2022).
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang
lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan
makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber
energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat
dipanen(Nasrul & Fridayanti, 2018).
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat
dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat
(viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara
normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan
cahaya yang sesuai(Agustiansyah et al., 2022). Benih dapat berupa kehadiran
inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan
nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau
menghambat laju respirasi(Marjenah et al., 2021)
2.4 Viabilitas Dan Vigor Benih
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan bobot (massa), volume,
jumlah sel, jumlah protoplasma dan tingkat kerumitan.Biasanya, fase awal
perkembangan awal kecambah meliputi produksi sejumlah sel baru melalui
mitosis (pembelahan inti), dilanjutkan dengan sitokinesis (pembelahan sel).
Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu ,
yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses
pembelahan sel di meristem. Perkecambahan adalah proses yang kompleks

7
dimana benih harus segera pulih secara fisik dari akibat proses
pengeringan(Marjenah et al., 2021).
Vigor dan viabilitas benih adalah dua karakter yang saling berhubungan dan
umumnya penurunan vigor mendahului penurunan viabilitas. Viabilitas benih
merupakan daya hidup benih yang dapat ditunjukan dalam fenomena
pertumbuhan, gejala metabolisme, kinerja hormon, atau garis viabilitas.Vigor
adalah kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal pada kondisi
suboptimum di lapang produksi, atau sesudah disimpan dalam kondisi simpan
yang suboptimum dan ditanam dalam kondisi lapang yang optimum(Amteme &
Tefa, 2018).
Karakter yang sangat penting dari benih vigor adalah yang dimanifestasikan
oleh kecepatan laju perkecambahan, keseragaman dari pertumbuhan dan daya
tumbuh dan kemampuan untuk tumbuh normal pada rentang kondisi linkungan
yang luas(Tefa et al., 2019)
2.5 Peranan Air Bagi Benih
Selain unsur hara, ketersediaan air juga merupakan faktor penting yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air merupakan salah
satu bahan penyusun tanaman sebesar 70 – 90% dan juga berperan sebagai pelarut
unsur hara dan media reaksi biokimia. Air bersama dengan karbondioksida (CO2)
adalah bahan dalam proses fotosintesis. Air sebagai pengontrol suhu dalam
tanaman pada saat terik matahari dengan cara penguapan melalui stomata yang
ada di permukaan daun sehingga suhu tanaman kembali konstan (Najiyati, 1995).
Jumlah air dalam tanah yang terlalu banyak dapat menimbulkan cekaman aerasi
sedangkan jika jumlah air terlalu sedikit menimbulkan cekaman kekeringan.
Kekurangan air dalam tubuh tanaman dapat menyebabkan pembelahan sel dan
pemanjangan sel terlambat yang berakibat pada penurunan pertumbuhan.
Kelebihan air dalam tanah akan mengakibatkan terhambatnya respirasi karena
pori-pori tanah akan terisi air, menurunkan penyerapan unsur hara yang berakibat
terganggunya aktifitas akar karena aerasi tanah yang buruk. Kekurangan ataupun
kelebihan air dan unsur hara tertentu dapat menyebabkan terganggunya biosintesis
protein dan klorofil, metabolisme sel, penurunan fotosintesis dan akhirnya
menghambat pertumbuhan tanaman. Pemberian air serta pemupukan menjadi hal

8
yang penting untuk diperhatikan. Hal ini berkaitan pula dengan efektivitas dan
efisiensi pemberian air dan pupuk yang diberikan pada tanaman(Astutik et al.,
2019).
2.6 Metabolisme Perkecambahan Benih
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tanaman
khususnya tanaman berbiji. Pada tahap perkecambahan, embrio di dalam biji
yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan
fisiologis yang menyebabkan embrio berkembang menjadi tumbuhan muda
yang dikenal dengan kecambah. Benih merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan budidaya tanaman. Peran benih dalam
meningkatkan produktivitas dan kualitas semakin penting untuk mengikuti
ekspor dan daya saing suatu komoditas. Pengaruh salinitas selama fase
perkecambahan dapat menyebabkan terhambatnya perkecambahan, hal ini
diakibatkan terhambatnya proses imbibisi air ke biji(Amartani, 2019).

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum Teknologi Benih tentang “Viabilitas dan Vigor Benih”
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 9 Mei 2023 pukul 13.00-14.00 WIB,
bertempat di laboratorium Teknologi Benih Universitas Muhammadiyah Jember.

3.2 Alat Dan Bahan

3.2.1 Uji Daya Kecambah

1. Gunting

2. Kertas Merang

3. Wadah Plastik 4 buah

4. Biji jagung 100 biji

3.2.2 Uji Daya Muncul

1. Biji kacang 125 biji


2. Pasir
3. Sendok
4. Wadah plastik 3 buah

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Daya Kecambah
1. Siapkan alat dan bahan semua
2. Potong kertas merang menjadi 2 lapis untuk dimasukkan ke
masing – masing wadah plastik
3. Tiap wadah diisi 25 benih jagung yang sudah direndam 24 jam
sebelumnya
4. Kemudian siram dengan air

10
3.3.2 Uji Daya Muncul
1. Siapkan alat dan bahan
2. Isi masing – masing wadah plastik dengan tanah secukupnya
3. Kemudian beri nama pada wadah plastik mulai dari kedalaman 1
cm, 2 cm dan 3 cm
4. Tanam 25 biji kacang sesuai kedalaman yang sudah ditentukan
5. Kemudian siram

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Uji Daya Kecambah Benih
SAMPEL HARI KE – 5 HARI KE – 7
U1 24 1
U2 23 2
U3 25 0
Tabel 1. Uji Daya Kecambah Benih
Nilai berkecambah diperoleh dengan menghitung jumlah benih yang
berkecambah normal pada hari ke – 5 (Pengamatan 1) dan hari ke – 7
(Pengamatan 2) setelah tanam yang dinyatakan dalam persen dengan rumus
persamaan sebagai berikut:
ΣKN I + ΣKN II
DB U1 = x 100 %
Σbenih yang ditanam

= 24 + 1/25 x 100%
= 100%
ΣKN I + ΣKN II
DB U2 = x 100 %
Σbenih yang ditanam

= 23 + 2/25 x 100%
= 100%
ΣKN I + ΣKN II
DB U3 = x 100 %
Σbenih yang ditanam

= 25 + 0/25 x 100%
= 100%
Keterangan:
DB = Daya Berkecambah
ΣKN I = Jumlah kecambah normal pada pengamatan pertama
ΣKN II = Jumlah kecambah normal pada pengamatan kedua

12
4.1.2 Uji Daya Muncul Benih
SAMPEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P1 3 2 2 1 1 1 0 0 0 0
P2 2 4 5 2 1 1 0 0 0 0
P3 4 5 8 2 3 1 1 0 0 0
Tabel 2. Uji Daya Muncul Benih
Nilai bekecambah diperoleh dengan menghitung jumlah benih yang
berkecambah normal pada hari ke – 1 sampai hari ke – 10 setelah tanam yang
dinyatakan dalam persen dengan rumus persamaan sebagai berikut:
N 1 T 1+ N 2T 2+… .
Daya muncul P1 = x 100 %
Σbenih yang ditanam

= 3x1 + 2x2 + 1x4 + 1x5 + 1x6/11x100%


= 2,7%
N 1 T 1+ N 2T 2+… .
Daya muncul P2 = x 100 %
Σbenih yang ditanam

= 2x1 + 4x2 + 2x4 + 1x5 + 1x6/11x100%


= 2,8%
N 1 T 1+ N 2T 2+… .
Daya muncul P3 = x 100 %
Σbenih yang ditanam

= 4x1 + 5x2 + 8x3 + 2x4 + 2x5 + 1x6 + 1x7


/24x100%
= 2,9%

Keterangan:
N= Jumlah biji yang muncul pada satuan waktu tertentu
T= Waktu pengamatan(n= 1,2,3 dan seterusnya)
4.2 Pembahasan
Daya kecambah jagung yang diukur melalui persentase perkecambahan (%)
menunjukkan respon tinggi yang sama, yakni 100% untuk semua perlakuan. Hal
ini mengindikasikan penerapan metode perkecambahan terhadap varietas benih
jagung uji, baik efek tunggal maupun interaksi memberi pengaruh daya

13
berkecambah yang sama pada setiap perlakuan. Pemilihan metode yang akan
diterapkan dapat mempertimbangkan kemudahan, efisiensi, dan kebiasaan karena
ketiga metode yang diuji tidak memperlihatkan kapasitas yang berbeda terhadap
daya berkecambah benih jagung(Nurhafidah, 2021).
Berdasarkan hasil penelitian pada (tabel 2) menunjukkan bawha daya
muncul benih indeks vigor kacang tanah di setiap jenis perlakuaan memilki hasil
yang berbeda nyata. Perlakuan P3 mengahsilkan indeks vigor tertinggi(2,9%)
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Vigor benih yang baik dapat
diindikasikan dengan kemampuan benih untuk tumbuh dengan cepat dan seragam.
Pengukuran keserempakan tumbuh benih ditunjukan dengan nilai peubah
parameter vigor benih yang menggambarkan potensi benih untuk cepat
tumbuh, muncul seragam, dan pengembangan bibitnya normal dalam
berbagai kondisi lapangan.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Viabilitas dan vigor benih adalah dua parameter penting dalam penilaian
kualitas benih. Kedua parameter ini memberikan informasi tentang kemampuan
benih untuk berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman yang kuat. Berikut adalah
penjelasan mengapa pengujian viabilitas dan vigor benih harus dilakukan:

1) Viabilitas benih: Viabilitas benih mengacu pada kemampuan benih untuk


tetap hidup dan berkecambah. Pengujian viabilitas membantu menentukan
persentase benih yang masih hidup dalam suatu sampel. Ini penting karena
benih yang mati atau tidak hidup tidak akan menghasilkan tanaman yang
sehat. Dengan mengetahui persentase viabilitas benih, petani atau penjual
benih dapat menentukan berapa banyak benih yang harus ditanam untuk
mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan.
2) Vigor benih: Vigor benih mengacu pada kekuatan dan vitalitas benih
dalam hal pertumbuhan dan perkembangan. Benih yang memiliki vigor
yang tinggi cenderung tumbuh lebih cepat, memiliki sistem akar yang
kuat, dan mampu melawan tekanan lingkungan seperti penyakit atau
kekeringan. Dengan menguji vigor benih, petani atau penjual benih dapat
memilih benih dengan vigor yang tinggi untuk memastikan tanaman yang
kuat dan produktif.

Pengujian viabilitas dan vigor benih dilakukan melalui berbagai metode


seperti uji kecambah, pengamatan visual, atau pengujian laboratorium yang
melibatkan parameter seperti perkecambahan, kecepatan perkecambahan, panjang
akar, bobot segar, dan lain-lain. Hasil dari pengujian ini memberikan informasi
penting kepada petani atau penjual benih untuk mengambil keputusan yang tepat
dalam pemilihan dan penggunaan benih. Dengan melakukan pengujian viabilitas
dan vigor benih, kita dapat memastikan bahwa benih yang digunakan memiliki

15
potensi terbaik untuk tumbuh menjadi tanaman yang kuat dan produktif. Hal ini
berdampak langsung pada hasil panen, keberlanjutan pertanian, dan keberhasilan
petani

5.2 Saran
Dalam hal menaikkan keberhasilan pada praktikum ini, adapun beberapasaran
yang pastinya perlu untuk diperhatikan, yaitu:
1. Sangat memperhatikan kesterilan alat dan bahan dan memastikan
semuanyadalam keadaan steril.
2. Selalu membersihkan sampah – sampah setelah praktikum

16
DAFTAR PUSTAKA

Agustiansyah, A., Timotiwu, P. B., & Pramono, E. (2022). PENGARUH


PRIMING PADA BENIH CABAI YANG SUDAH KEDALUWARSA
DAN BELUM KEDALUWARSA YANG DISEMAI PADA MEDIA
TANAH MASAM. Jurnal Agrotek Tropika, 10(2).
https://doi.org/10.23960/jat.v10i2.5520
Al Rivan, M. E., Rachmat, N., & Rizki Ayustin, M. (2020). Klasifikasi Jenis
Kacang-Kacangan Berdasarkan Tekstur Menggunakan Jaringan Syaraf
Tiruan. Jurnal Komputer Terapan, Vol. 6 No. 1 (2020).
https://doi.org/10.35143/jkt.v6i1.3546
Amteme, K., & Tefa, A. (2018). Identifikasi Cendawan Patogen pada Beberapa
Varietas Benih Padi Sawah Berdasarkan Model Penyimpanan. Savana
Cendana, 3(01). https://doi.org/10.32938/sc.v3i01.150
Faisal, F., Ismadi, I., & Rafli, M. (2022). Upaya Peningkatan Performa
Perkecambahan Benih Dalam Pengujian Di Laboratorium Melalui
Perancangan Alat Pengecambah Benih Yang Ideal. Jurnal Agrium, 19(1).
https://doi.org/10.29103/agrium.v19i1.6762
Marjenah, M., Matius, P., & Hura, A. (2021). APLIKASI AIR KELAPA PADA
PERKECAMBAHAN BENIH KALANGKALA (Listea garciae Vidal)
DENGAN PERLAKUAN PERENDAMAN DAN PEMERAMAN.
AGRIFOR, 20(1). https://doi.org/10.31293/agrifor.v20i1.5091
Nasrul, N., & Fridayanti, N. (2018). Pengaruh Lama Perendaman dan Suhu Air
Terhadap Pemecahan Dormansi Benih Sengon (Paraseriathes falcataria (L.)
Nielsen). Jurnal Agrium, 11(2). https://doi.org/10.29103/agrium.v11i2.618
Nurhafidah, N. (2021). UJI VIABILITAS BEBERAPA JENIS VARIETAS
JAGUNG ( Zea Mays) DENGAN MENGGUNAKAN METODE YANG
BERBEDA. Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya Dan
Pengelolaan Tanaman Pertanian Dan Perkebunan, 10(1).
https://doi.org/10.51978/agro.v10i1.254
Suhendra, R., Juliwardi, I., & Sanusi, S. (2022). Identifikasi dan Klasifikasi
Penyakit Daun Jagung Menggunakan Support Vector Machine. Jurnal
Teknologi Informasi, 1(1). https://doi.org/10.35308/.v1i1.5520
Tefa, A., Klau, A. K., & Kapitan, O. B. (2019). Viabilitas Benih Jagung Lokal
yang diberi Tepung Daun Tembelekan (Lantana camara Linn) dalam
Pencegahan Serangan Sitophilus zeamais Motsch (Coleoptera:Curculionidae)
Selama Penyimpanan. Savana Cendana, 4(01).
https://doi.org/10.32938/sc.v4i01.547

17
LAMPIRAN

Gambar 1. Pemotongan kertas merang Gambar 2.Pemberian air pada media

Gambar 3. Penataan biji jagung pada Gambar 4. Penanaman biji kacang


media tanah

Gambar 5. Pengamatan

18

Anda mungkin juga menyukai