Anda di halaman 1dari 17

1

LAPORAN PRAKTIKUM
IRIGASI BERTEKANAN (SPRINKLER)

Oleh :
Deffa Khoirulloh
NIM 201710201017

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan suatu elemen yang sangat penting bagi kehidupan,
kebutuhan air ini sendiri bagi kehidupan dibumi digunakan dalam berbagai
aktivitas dan kegiatan manusia, dan juga dapat digunakan dalam proses
pertumbuhan hewan dan tumbuhan, sehingga air memiliki peranan yang
sangat penting terhadap kehidupan. Keberadaan air pada suatu tempat
dengan tempat yang lain tentunya mempunyai perbedaan, hal ini
dikarenakan adanya proses siklus hidrologi yang terjadi pada air yang
disebabkan oleh faktor topografi, geografi maupun musim suatu daerah.
Air permukan pada musim kemarau tidak mencukupi untuk mengairi
daerah persawahan. Maka air untuk irigasi ini pun berkurang, untuk
mengatasi kekurangan air irigasi tersebut, untuk mencukupi hasil pertanian
lebih teratur maka masalah utama yang dihadapi ialah mengusahakan
tambahan air irigasi. Proses penyiraman dapat dilakukan dengan
memanfaatkan sistem irigasi. Mulai dari irigasi permukaan, irigasi curah,
maupun irigasi tetes. Pemanfaatan irigasi yang dapat menghemat pemakaian
air adalah dengan menggunakan sistem irigasi tetes. Irigasi tetes merupakan
salah satu metode pemberian air irigasi dengan cara meneteskan air dengan
debit yang diatur sehingga tidak merusak perkembangan dan merusak
bagian atas tanaman. Pemberian air yang tepat dan pas dapat menghemat
pemakaian air yang berlebihan, ini disebabkan air yang diberikan melalui
sistem irigasi tetes langsung pada area perakaran. Irigasi tetes ini biasanya
menggunakan tenaga operator dalam membuka atau menutup kran air.
Irigasi sprinkler merupakan pemberian air pada tanaman dengan cara
menyemprotkan air ke udara, sehingga tanaman mendapatkan air dari atas
seperti hujan. Prinsip yang digunakan sistem ini adalah memberi tekanan
pada air dalam pipa dan memancarkan ke udara sehingga menyerupai hujan
selanjutnya jatuh pada permukaan tanah.Tujuan dari praktikum ini yaitu
2

untuk menguji kinerja dan menghitung efisiensi serta tingkat keseragaman


pemberian air dengan menggunakan irigasi sprinkler, Sistem irigasi sprinkler
dapat memberikan efisiensi dan efektifitas yang cukup tinggi dalam
memenuhi kebutuhan air bagi tanaman.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan dari penulisan laporan ini sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui proses irigasi bertekanan dalam pertanian
2. Untuk mengetahui efisiensi keseragaman springkler yang digunakan
3. Untuk mengetahui keseragaman power dalam menghasilkan putaran

1.3 Manfaat
1. Bagi IPTEK
Praktikum ini bermanfaat bagi IPTEK sebagai upaya untuk
mengembangkan teknologi pertanian saat ini sehingga mampu
memberikan pemahaman mengenai sistem irigasi sprinkler
2. Bagi Masyarakat
Praktikum ini bermanfaat bagi masyarakat sebagai upaya untuk
memberikan pemahaman kepadanya mengenai sistem irigasi sprinkler
3. Bagi Pemerintah
Praktikum ini bermanfaat bagi pemerintah sebagai upaya untuk untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai sistem irigasi
sprinkler
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan Air Tanaman


Kebutuhan air tanaman adalah total permintaan air yang dipasok ke
lahan pertanian atau jaringan irigasi tingkat tersier, juga dikenal sebagai
permintaan air tanaman atau permintaan air untuk budidaya atau
permintaan air lapangan. Perhitungan jumlah kebutuhan air irigasi tanaman
di lahan basah bertujuan untuk mendukung penggunaan sumber air yang
terbatas dan menghindari kekurangan air pada musim kemarau. Faktor-
faktor yang menentukan berapa banyak air irigasi yang dibutuhkan suatu
tanaman adalah jenis tanaman, cara penyediaan air, jenis tanah yang
digunakan, cara pengelolaan saluran dan bangunan, penanaman, kondisi
iklim dan cuaca. Pendekatan kebutuhan air tanaman dengan menggunakan
teknik agroklimatologi merupakan pendekatan berbasis kebutuhan air. (i)
data klimatologis dan (ii) sifat dan karakteristik tanah. Kebutuhan air untuk
tanaman di lahan pertanian dinyatakan dalam kebutuhan air petak (NFR, Net
Field Requirement) ditentukan persamaan sebagai berikut :
NFR Padi
NFRpadi = LP + ETPadi + WLR + P - Repadi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1a)
NFR Polowijo
NFRplw = ETPlw – Replw. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1b)
NFR Polowijo
NFRtebu = ETTebu - Retebu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1c)
NFRpadi = Netto kebutuhan air padi sawah (mm/hari)
NFRplw = Netto kebutuhan air polowijo (mm/hari)
NFRtebu = Netto kebutuhan air tebu (mm/hari)
LP = Kebutuhan air untuk persiapan lahan (mm/hari)
ETcrop = Kebutuhan air untuk kebutuhan konsumtip tanaman
mm/hari
WLR = Kebutuhan air untuk pergantian lapisan air
4

P = Perkolasi (mm/hari)
Repadi = Curah hujan efektif untuk padi sawah (mm/hari)
Replw = Curah hujan efektif untuk polowijo (mm/hari)
Retebu = Curah hujan efektif untuk tebu (mm/hari)
Berdasarkan persamaan komponen-komponen neraca air sebagai
berikut (Direktorat Jenderal Pengairan - Deparetemen Pekerjaan Umum (KP-
01), 1986):
(1) kebutuhan air untuk pengolahan tanah,
(2) kebutuhan air untuk konsumtip,
(3) kebutuhan air akibat kehilangan air dalam distribusi air
bawah tanah (perkolasi),
(4) kebutuhan air untuk perggantian genangan, dan
(5) curah hujan efektif.

2.2 Air Irigasi


Air irigasi merupakan kegiatan mengarahkan air yang diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman ke dalam tanah, yang diolah dan digunakan
untuk proses distribusi yang sistematis (Sosrodarson, 2013). Air Irigasi
adalah perusahaan yang memproduksi, mengatur dan membuang air irigasi
yang digunakan untuk mendukung pertanian, jenisnya adalah Irigasi
Permukaan, Irigasi Rawa, Air Tanah, Irigasi Pompa. Kebutuhan air irigasi
adalah jumlah air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi,
kehilangan air dan kebutuhan air tanaman, dengan memperhatikan jumlah
air yang disediakan oleh alam melalui hujan dan proporsi air tanah
(Sosrodarsono, 2013).
Ketersediaan air irigasi permukaan dapat dipengaruhi oleh curah
hujan, dan air tanah dapat dipengaruhi oleh keberadaan sumur artesis dan
mata air. Air yang digunakan sebagai sumber irigasi harus memenuhi syarat
kualitas air atau baku mutu agar tidak merugikan tanaman atau
mempengaruhi hasil panen dalam jangka waktu tertentu. Kualitas air irigasi
5

dipengaruhi oleh kandungan sedimen dan unsur kimia yang terkandung di


dalam air. Tujuan pemberian air irigasi ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman, menjamin ketersediaan air pada musim kemarau,
menurunkan suhu tanah, dan mengurangi kerusakan tanah.

2.3 Sprinkler
Sprinkler merupakan sistem atau alat otomatis untuk menyemprotkan
air dari kepala atau nosel yang dipasang pada pipa berisi air dan
menghubungkannya ke sumber air, rekahannya dihubungkan pada suhu
yang mengarah ke air. Sprinkler adalah penyiram tanaman dengan sistem
penyiraman di atas kepala. Artinya, semua tanaman di lapangan dapat
disiram secara merata dalam waktu singkat dengan menyemprotkan air dari
bawah ke atas. Tekanan air sprinkler biasanya 8,5 hingga 10 barg tekanan
hidran. Menggunakan alat penyiram untuk menyirami tanaman Anda
memiliki banyak manfaat, termasuk menghemat waktu, tenaga, dan uang.
Sistem sprinkler sekarang digunakan untuk berbagai jenis tanaman,
khususnya komoditas bernilai tinggi seperti buah-buahan dan sayuran, dan
digunakan di berbagai jenis lahan dan medan. Sistem irigasi sprinkler cocok
untuk semua jenis tanah bila laju aplikasinya sesuai dengan kapasitas
infiltrasi tanah (Muhajidin, 2018).
6

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 November 2022
pada pukul 15.10 – 17.50 wib, dengan lokasi di Gedung G. Fakultas Teknologi
Pertanian, Prodi Teknik Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Bahan, Alat dan Software


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum irigasi bertekanan
springkler ini adalah sebagai berikut.
1. Air
2. Springkler
3. Pipa
4. Gelas
5. Timbangan Analitik/Digital

3.3 Prosedur Praktikum


Berikut merupakan diagram alir dan penjelasan praktikum irigasi
springkler

Gambar 3.1 Metodologi Praktikum


7

Berikut merupakan penjelasan dari diagram alir diatas


1. Dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum
2. Merancang alat yang akan digunakan, seperti menyambung pipa,
menyam bung springkler dan lainnya.
3. Menyalakan air kran dan ukur panjang air yang terpancar dari
putaran springkler untuk mengetahui nilai radiusnya.
4. Meletakkan gelas pada panjang pipa antar springkler dan tunggu
selama 20 menit untuk mengetahui banyaknya air yang masuk
kedalam gelas
5. Setelah waktu 20 menit, timbang air yang ada pada gelas dengan
timbangan digital
6. Catat data hasil praktikum
7. Selesai

3.4 Kebutuhan air irigasi di lapang


Kebutuhan air untuk tanaman di lahan pertanian dinyatakan dalam
kebutuhan air petak (NFR, Net Field Requirement). Kebutuhan Air Irigasi Petak
Tersier dihitung dengan menggunakan persamaan (1a) untuk padi, persamaan (1b)
untuk polowijo dan persamaan (1c) untuk tebu dengan komponen sebagai berikut :
(1) Evaporasi merupakan proses perubahan air menjadi uap air dari permukaan
air bebas. Dalam perhitungan kebutuhan air untuk tanaman, evaporasi
diasumsikan sebesar 1,10 x Nilai Evapotranspirasi Potensial.
(2) Perkolasi didekati berdasarkan tekstur tanah
(3) Pergantian lapisan genangan air dilakukan dua kali, masing-masing 50 mm
(2.5 mm/hari sebulan) selama 20 hari yang dilakukan satu bulan, dan dua
bulan setelah transplantasi
(4) Efisiensi petak tersuer ditentukan 80%

Kebutuhan air irigasi dihitung dengan tiga periode awal tanam.

Kebutuhan air irigasi netto di lapang dihitung dengan

NFR  max3 NFR i 

dimana :

NFR = Kebutuhan air irigasi netto di lapang (l/detik)


8

NFRi = Kebutuhan air irigasi netto di lapang pada dekade awal


Tanam ke - i (l/detik)

3.5 Kapasitas Sistem Sprinkler


Kapasitas yang digunakan dalam sistem sprinkler tergantung pada luas
area lahan yang digunakan, dimana setiap pemberian air dan waktu
operasional untuk proses pemberian air tersebut. Kapasitas sistem springkel
dapat dihitung dengan persamaan :

Q = 2,78 x Ad

f  T  

Keterangan

Q = Kapasitas debit pompa (lt/det);


A = Luas areal yang akan diairi (hektar);
d = Kedalaman pemakaian air neto (mm);
f = Jumlah hari untuk 1 kali irigasi (periode atau lama
irigasi) (hari);
T = Jumlah jam operasi aktual per hari (jam/hari);
E = Efisiensi irigasi.

3.6 Debit Sprinkler


Debit air pada sprinkler akan dihitung dengan rumus aliran yang
memiliki persamaan berikut ini.
𝑄 = 𝐶 𝑥 𝑎 𝑥 𝑎 √2 𝑔ℎ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2)

Keterangan :
ɑ = Luas penampang nozzle (lubang sprinkler) (m2)
g = Gravitasi (m/det)
h = Tekanan pada sprinkler/nozzle (m)
C = Koefisien debit (0,96)
9

3.7 Radius Irigasi Sprinkler


Radius irigasi sprinkler merupakan luas basahan yang dapat dicapai
irigasi sprinkler dan berbentuk lingkaran. Data ini diperlukan untuk
mengetahui luas irigasi yang dapat dilayani oleh sistem sprinkler. Persamaan
yang digunakan untuk menentukan luas basahan irigasi adalah sebagai
berikut (Syamsul Hidayat et al, 2021).
A = 3.14 × r2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
dengan:
A = luas (m2 )
r = jari-jari lingkaran (m)

3.8 Keseragaman Irigasi Sprinkler


Koefisien keseragaman distribusi air irigasi dinyatakan dengan suatu
parameter yang disebut koefisien keseragaman (uniformity coefficient, CU).
Koefisien keseragaman (CU) dipengaruhi oleh hubungan antara tekanan,
ukuran nozzle, spasing sprinkler dan kondisi angin. Koefisien keseragaman
dapat dihitung dengan persamaan di bawah:
CU = 100%·(1-Dȳ ). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
D = √Σ(yi-ȳ)2n-1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
dengan:
CU = koefisien keseragaman (%)
D = deviasi standar
ȳ = harga rata-rata observasi
yi = nilai tiap-tiap observasi
n = jumlah titik observasi
10

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum


Tabel 4.1 Data Hasil Putaran Sprinkler
Pompa Power Satuan
Pompa 1 200 Watt
29 l/menit
Pompa 2 110 Watt
24 l/menit
Pompa 3 110 Watt
24 l/menit

Tabel 4.2 Data Hasil Radius Pompa Sprinkler


Pompa Radius 1 (m) Radius 2 (m) Jarak (m)
Sprinkler 1 4,50 3,97 3
Sprinkler 2 3,75 3,75 4
Sprinkler 3 3,73 3,50 5

Tabel 4.3 Data Berat Air Dalam Gelas


3m 4m 5m
Gelas
Bruto Netto Bruto Netto Bruto Netto
1 45,3 12,2 45,3 12,2 43,3 10,2
2 42,9 9,8 43,9 10,8 51,4 18,3
3 44,1 11,0 45,7 12,6 55,7 22,6
4 47,9 14,8 64,9 31,8 52,0 18,9
5 49,0 15,9 66,3 33,2 68,6 35,5
6 69,7 36,6 71,1 38,0 73,5 40,4
7 56,9 23,8 54,2 21,1 61,2 28,1
8 79,6 46,5 46,8 13,7 46,8 13,7
9 42,9 9,8 45,5 12,4 50,0 16,9
10 48,5 15,4 45,1 12,0 47,6 14,5
Rata-Rata 52,68 19,58 52,88 19,78 55,01 21,91

4.2 Mekanisme Kerja Sprinkler


Mekanisme kerja dari sistem irigasi sprinkler menggunakan sistem
penyemprotan air seperti curah hujan alami, dimana tekanan air disalurkan
kemudian dikeluarkan melalui nozzle dan dipecah sehingga akan keluar
seperti titik-titik air hujan. Proses tekanan air ini berasal dari pompa yang
mendorong air melalui pipa kemudian keluar melalui nozzle. Sistem irigasi
sprinkler menggunakan air yang bertekanan dan keluar melalui perangkat
11

yang disebut dengan alat penyiram. Air disemprotkan ke udara dan jatuh
masuk ke tanah menyirami tanaman yang terletak disekitarnya (Fajar, F.
2019). Komponen pada sistem irigasi sprinkler ini mempunyai sumber air
yang terbuka seperti sungai, kolam dan sebagainya. Selain itu, juga berasal
dari sumber air yang tertutup seperti tendon air, sumur, dan lain-lain.

4.3 Kecepatan Dalam Menghasilkan Putaran


Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1 Data hasil putaran
sprinkler, diperoleh hasil putaran terbanyak terjadi pada daya 200 watt
yakni menghasilkan 29 putaran pada springkler, hal ini dikarenakan semakin
tinggi daya yang digunakan, maka akan semakin banyak putaran pada
springkler yang akan dihasilkan (Julia V, 2021). Putaran dalam springkler ini
sendiri tentunya akan mempengaruhi suatu kapasitas pada sistem irigasi
pancar. Kapasitas sistem sprinkler tergantung pada luas lahan yang akan
diairi, kedalaman irigasi kotor setiap pemberian air dan waktu operasional
yang diijinkan, contoh perhitungan pada petak satu sebagai berikut:
Laju Pemberian Air = I = Q x 3600. . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
S1 x S2

Perhitungan kecepatan dan tinggi pancaran menggambarkan


hubungan antara tekanan yang diberikan pada suatu ukuran sprinkler
tertentu dan dari kecepatan aliran tersebut bisa memperoleh besaran tinggi
pancaran. Rumus kecepatan pancaran :
𝑉 = 𝑐𝑣 𝑥 √2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝑃 + 𝑉1 2 2 𝑥 𝑔 ). . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)

dengan : cv = koefisien kecepatan (0,82)


P = tekanan yang diperlukan
V = kecepatan yang ditimbulkan akibat panjang pancaran
(m)
12

4.4 Radius Irigasi Sprinkler


Berdasarkan Tabel 4.2 Hasil Radius Pompa Sprinkler. Pada sprinkler 1
nilai pada radius 1(m) dan radius 2(m) diperoleh nilai berturut-turut adalah
4,50 dan 3,97 m dengan jarak pompa 3m. Pada sprinkler 2 nilai pada radius
1(m) dan radius 2(m) diperoleh nilai berturut-turut adalah 3,75 dan 3,75 m
dengan jarak pompa 4m, Pada sprinkler 3 nilai pada radius 1(m) dan radius
2(m) diperoleh nilai berturut-turut adalah 3,37 dan 3,50 m dengan jarak
pompa 5m. Menurut Negara dkk. (2021), besarnya debit, bukan satu-satunya
yang menentukan bahwa irigasi dapat dilakukan dengan alat sprinkler ini
dan akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah dengan besaran debit
tersebut berapa radius irigasi yang diperoleh untuk pembasahan lahan dan
bagaimana keseragaman yang baik dapat diberikan.

4.5 Koefisien Keseragaman Irigasi Sprinkler


Perhitungan nilai koefisien keseragaman dilakukan pada titik
pengamatan yang berjumlah10 gelas yang tersebar dipanjang jarak yang
digunakan. Garis jari-jari terdiri 10 gelas, jarak antar gelas 40 cm. Sprinkler
diletakkan di pinggir dan ditunggu untuk proses pengisian pada gelas yang
digunakan. Hasil perhitungan nilai koefisien keseragaman (CU), dapat dilihat
pada Tabel 3. Hasil perhitungan nilai koefisien keseragaman (CU) dengan
melakukan Hasil perhitungan nilai koefisien keseragaman (CU) yang
diperoleh menunjukkan nilai rata-rata tertinggi 21,91 untuk jumlah air yang
masuk kedalam gelas, maka dapat diartikan bahwa penyiraman
menggunakan sprinkler memiliki tingkat keseragaman yang kurang baik,
efisiensi sprinkler tergolong tinggi (keseragaman tergolong baik) apabila
presentasinya lebih besar dari 85%. Hasil nilai koefisien kurang baik
disebabkan karena pompa tidak bekerja maksimal, hal ini terlihat dari rpm
pompa yang seharusnya sesuai spesifikasi namun hasil rata-rata pengukuran
di lapangan yang tidak sesuai (Nari N. 2021). Nilai koefisien yang kecil
menunjukkan sistem irigasi tersebut kurang baik dalam pemberian air yang
13

seragam pada masing- masing tanaman, sehingga tanaman akan menerima


air dalam jumlah yang tidak sama. koefisien keseragaman dapat dihitung
dengan persamaan :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)

= Nilai rata-rata pengamatan (mm)

n = Jumlah total pengamatan


xi = Nilai pengamatan ke– i (mm)I = 0,1,2,3, ... , n
14

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut.
1. Mekanisme kerja dari sistem irigasi sprinkler menggunakan sistem
penyemprotan air seperti curah hujan alami, dimana tekanan air
disalurkan kemudian dikeluarkan melalui nozzle dan dipecah
sehingga akan keluar seperti titik-titik air hujan. Proses tekanan air ini
berasal dari pompa yang mendorong air melalui pipa kemudian keluar
melalui nozzle.
2. Berdasarkan kegiatan praktikum diperoleh hasil putaran terbanyak
terjadi pada daya 200 watt yakni menghasilkan 29 putaran pada
springkler, hal ini dikarenakan semakin tinggi daya yang digunakan,
maka akan semakin banyak putaran pada springkler yang akan
dihasilkan.
3. Berdasarkan perhitungan nilai koefisien keseragaman (CU) yang
diperoleh menunjukkan nilai rata-rata tertinggi 21,91 untuk jumlah
air yang masuk kedalam gelas, maka dapat diartikan bahwa
penyiraman menggunakan sprinkler memiliki tingkat keseragaman
yang kurang baik.

5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, saran yang dapat
diberikan adalah memahami terlebih dahulu mengenai materi yang akan
dilaksanakan sehingga mudah memahami materi tersebut. serta
membutuhkan ketelitian, fokus sehingga mendapatkan nilai yang akurat.
15

DAFTAR PUSTAKA

Asta, 2018. Analisis Kebutuhan Air Bersih Dan Distribusi Jaringan PDAM
Persemaian Kota Tarakan (Studi Kasus Kecamatan Tarakan Barat),
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Borneo
Tarakan.

Fajar, F. 2019. Rancang Bangun dan Kinerja Irigasi Sprinkler Hand Move Pada
Lahan Kering. Jurnal AgriTechno Vol. 12, Nomo 1. Universitas
Hassanudin.

Julia V. 2021. Perencanaan Sistem Pemberian Air Dengan Sistem Springkler


Untuk Lahan Pertanian Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, Kota
Ambon. Universitas Kristen Indonesia Maluku.

Linsley, Ray K dan Joseph B Franzini. 1996. Teknik Sumber Daya Air Jilid 2.
Erlangga, Jakarta.

Muhajidin. 2018. Pembangkit Energi Listrik Dari Putaran Water Springkler


Untuk Pencahayaan di Malam Hari. Teknik Elektro, Universitas Telkom.

Nari N. 2021. Uji Kinerja Alat Springkler Tipe Big Gun 1,25 Inci di Desa
Tontalete Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Jurusan
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi.

Negara, I. D. G. J., S. Hidayat., I. W. Yasa., dan N. L. A. Aprilianti. 2021. Analisis


Pengaruh variasi Jarak Dan Tinggi Stik Sprinkler Terhadap Kinerja
Irigasi Pada Luas Lahan Terbatas. Jurnal Padukrasa. 10(2): 350-360.

Priyonugroho A. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada


Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang),
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya.

Priyonugroho, Anton. 2015. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada
Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang).
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. 2(3): 457 – 470.

Saptomo, S. K., R. Isnain., dan B. I. Setiawan. 2013. Irigasi Curah Berbasis


Sistem Pengendali Mikro. Jurnal Irigasi. 8(2): 115-125.

Sosrodarsono. 2013. Hidrologi untuk Pengairan Irigasi. Pradna Paramita,


Jakarta.

Widianto, W. E. 2018. Analisis Distribusi Air Irigasi Curah Menggunkaan


Berbagai Jenis Kepala Sprinkler. Artikel Ilmiah.
16

LAMPIRAN

Lampiran Dokumentasi Praktikum

Lampiran 1. Jarak Gelas 40 cm Lampiran 2. Nozzle Sprinkler

Lampiran 3. Pengukuran Jarak Lampiran 4. Irigasi Sprinkler

Lampiran 5. Irigasi Sprinkler bekerja Lampiran 6. Penimbangan air dalam gelas

Anda mungkin juga menyukai