Oleh:
Kelas A
Kelompok 8
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, berikut merupakan tujuan penulisan
laporan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan corn gluten feed.
2. Untuk mengetahui pengaruh air terhadap corn gluten feed.
3. Untuk mengetahui pengaruh warna pada corn gluten feed.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut, berikut merupakan manfaat dari penulisan
laporan ini, yaitu:
1. Bagi IPTEK
Praktikum ini bermanfaat bagi IPTEK sebagai upaya untuk mengembangkan
teknologi pertanian saat ini sehingga mampu memberikan inovasi-inovasi baru
yang dihasilkan dari jagung terutama produk CGF.
2. Bagi Masyarakat
Praktikum ini bermanfaat bagi masyarakat sebagai upaya untuk memberikan
pemahaman mengenai proses pembuatan CGF.
3. Bagi Pemerintah
Praktikum ini bermanfaat bagi pemerintah sebagai upaya untuk untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat mengenai peningkatan/pengembangan teknologi
dalam pembuatan CGF.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jagung
Jagung merupakan tanaman berumah satu (monoecious) di mana bunga
jantan (staminate) terbentuk di ujung batang, sedangkan bunga betina (pistilate)
terletak ditengah batang. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman
rumput-rumputan dan berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman
herba yang keras dengan batang kasar dan agak menggumpal, dengan tinggi 0,6–3
m, jagung merupakan jenis tanaman semusim yang berumur ± 3 bulan. Kedudukan
taksonomi jagung adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae, Divisi:
Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo:
Graminae, Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L. (Paeru dan
Dewi, 2017).
2.2 Gluten
Gluten merupakan protein lengket dan elastis yang terkandung di dalam
beberapa jenis serealia (Salsabila dkk., 2019). Bahan makanan golongan serealia
yang paling banyak mengandung gluten adalah gandum/tepung terigu. sedangkan
beras dan jagung tidak mengandung gluten. Gluten adalah campuran amorf (bentuk
tidak beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma
seperti serealia yaitu gandum, gandum hitam dan jelai (Prayogi, 2017).
2.5 Warna
Tingkat warna pada bahan pangan merupakan suatu indikasi tingkat
kematangan pada suatu bahan yang dapat dinilai berdasarkan persepsi visual.
Warna makanan padat (foodbars) diukur dengan menggunakan colourimeter
dengan parameter yang dibaca adalah (L*) menyatakan tingkat kecerahan atau
gelap terang, nilai kemerahan (a*) dan nilai kekuningan (b*). Tingkat warna (L*)
dinyatakan dengan kisaran 0- 100 dimana nilai 0 menyatakan kecenderungan warna
hitam atau sangat gelap, sedangkan nilai 100 menyatakan kecenderungan warna
putih atau terang. Tingkat warna (a*) dinyatakan dengan nilai sekitar -100 sampai
+100. Nilai positif (+) menunjukan intensitas warna merah sedangkan nilai negatif
(-) menunjukkan intensitas warna hijau. Nilai warna (b*) menunjukan dari biru ke
kuning. Tingkat warna (b*) berkisar antara -100 sampai +100. Nilai positif (+)
intensitas warna kuning dan nilai negatif (-) menunjukan intensitas warna biru
(Ladamay dan Yuwono, 2014).
BAB 3. METODE PENELITIAN
Merendam jagung
Mengayak jagung
Menambahkan air
Memisahkan CGF
Mengoven CGF
Kadar Air
Selesai
𝑊𝑒 𝑊𝑏
KAb= x 100%............................................................................................(1)
𝑊𝑎
Dimana :
Nilai A Nilai C
Nilai B Kadar
Cawan Cawan+Bahan
Sampel Cawan+Bahan Air
Kosong setelah
(g) (%BB)
(g) Oven(g)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam laporan praktikum CGF, dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Proses pembuatan CGF melalui tahapan perendaman biji jagung selama 24
jam, kemudian pencucian lalu digiling kasar dan diayak dengan ayakan 10
mesh untuk memisahkan lembaga, kemudian dilakukan penggilingan kedua
dan menambahkan aquades, setelah itu menyaring komponen mengambang
yaitu CGF pada jagung giling yang tertambah aquades.
2. Kadar air CGF mempengaruhi umur daya simpan karena pakan ternak
membutuhkan bahan pakan yang berkadar air rendah yaitu dibawah 15%.
3. Warna CGF dipengaruhi oleh kondisi warna pada pati jagung. Semakin tinggi
konsentrasi tepung jagung semakin tinggi nilai L, a dan b yang dihasilkan.
5.2 Saran
Proses pembuatan CGF perlu memperhatikan setiap tahapan pembuatannya
terutama dalam proses penggilingan kedua, sebaiknya proses penggilingan kedua
tidak dilakukan terlalu lama karena output CGF yang dihasilkan akan sangat sedikit
karena terlalu halus.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, R., Syah, H., & Ridha, M. 2013. Kajian mutu ikan lele (Clarias
batrachus) asap kering. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia.
5(3): 7-10.
Daud, A., Suriati, S., dan Nuzulyanti, N. 2019. Kajian Penerapan Faktor yang
Mempengaruhi Akurasi Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri.
Lutjanus. 24(2): 11-16.
Paeru, Dewi, K. (2017). Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas Antioksidan Dalam
Air Rebusan Rambut Jagung Dengan Tongkol Jagung Ketan (Zea mays var.
ceratina) Menggunakan Metode Dpph (1, 1-diphenyl-2- picrylhydrazyl).
Skripsi. Poltekkes Kemenkes: Surabaya.
Gambar 5. Cover jurnal gluten Gambar 10. Cover jurnal kadar air
Gambar 11. Kutipan jurnal kadara air Gambar 15. Kutipan Jurnal Kadar
Air
Gambar 2. Pengayakan
Nilai a A B C
1 6,41 6,52 6,39
2 6,4 6,52 6,39
3 6,43 6,51 6,40
Rata - rata 6,41 6,52 6,39
Nilai b Nilai c
1 7,41 1 7,32
2 7,41 2 7,32
3 7,41 3 7,31
Rata - rata 7,41 Rata - rata 7,32
Gambar 1. Nilai Kadar Air Cawan A B dan C
Tipe warna
Pengulangan
L* a* b*
1 64,27 0,92 18,21
2 65,14 0,82 19,76
3 65,68 1,17 18,48
4 65,23 1,55 21,13
5 67,86 1,84 20,29
6 65,23 1,09 21,5
Gambar 2. Pengukuran Warna CGF