Anda di halaman 1dari 19

PROSES PENGOLAHAN CORN GLUTEN FEED

TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN BERBASIS THERMAL


Diajukan guna memenuhi tugas Matakuliah Teknik Pengolahan Pangan Berbasis
Thermal

Oleh:
Kelas A
Kelompok 8

Halimatus Silvia 201710201016


Deffa Khoirulloh 201710201017
Ikhlil Zahro Firdaus D 201710201045
Firlyana Nurul Laely 201710201047
Priyanto Wicaksono 201710201055

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara tropis, dimana komoditas-komoditas pertanian
yang dimiliki sangat beragam. Hal ini membuat masyarakat Indonesia mengenal
bahkan membudidaya berbagai macam komoditas termasuk jagung. Jagung
merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan di
dunia (Susanty dan Bachmid, 2016).
Jagung merupakan tanaman jenis biji-bijian yang banyak dikonsumsi oleh
manusia. Jagung selain dijadikan sebagai bahan pangan utama juga sebagai sumber
bahan pakan ternak yaitu untuk ternak ruminansia (Dewanto dkk, 2013). Ternak
ruminansia mengkonsumsi semua komposisi tanaman jagung yang dipakai sebagai
pakan ternak.
Pakan ternak olahan dari jagung salah satunya adalah corn gluten feed. CGF
(Corn Gluten Feed) merupakan salah satu bahan pakan ternak yang dapat
meningkatkan jumlah kandungan protein terhadap ternak (Larasati, 2019). CGF
dapat dijadikan sebagai bahan pakan campuran konsentrat untuk ternak.
Penggunaan CGF dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari hasil ternak
(Larasati, 2019).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, berikut merupakan rumusan masalah
pada laporan ini, yaitu:
1. Bagaimana proses pembuatan gluten feed?
2. Bagaimana pengaruh kadar air terhadap corn gluten feed?
3. Bagaimana pengaruh warna pada corn gluten feed?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, berikut merupakan tujuan penulisan
laporan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan corn gluten feed.
2. Untuk mengetahui pengaruh air terhadap corn gluten feed.
3. Untuk mengetahui pengaruh warna pada corn gluten feed.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut, berikut merupakan manfaat dari penulisan
laporan ini, yaitu:
1. Bagi IPTEK
Praktikum ini bermanfaat bagi IPTEK sebagai upaya untuk mengembangkan
teknologi pertanian saat ini sehingga mampu memberikan inovasi-inovasi baru
yang dihasilkan dari jagung terutama produk CGF.
2. Bagi Masyarakat
Praktikum ini bermanfaat bagi masyarakat sebagai upaya untuk memberikan
pemahaman mengenai proses pembuatan CGF.
3. Bagi Pemerintah
Praktikum ini bermanfaat bagi pemerintah sebagai upaya untuk untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat mengenai peningkatan/pengembangan teknologi
dalam pembuatan CGF.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jagung
Jagung merupakan tanaman berumah satu (monoecious) di mana bunga
jantan (staminate) terbentuk di ujung batang, sedangkan bunga betina (pistilate)
terletak ditengah batang. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman
rumput-rumputan dan berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman
herba yang keras dengan batang kasar dan agak menggumpal, dengan tinggi 0,6–3
m, jagung merupakan jenis tanaman semusim yang berumur ± 3 bulan. Kedudukan
taksonomi jagung adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae, Divisi:
Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo:
Graminae, Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L. (Paeru dan
Dewi, 2017).

2.2 Gluten
Gluten merupakan protein lengket dan elastis yang terkandung di dalam
beberapa jenis serealia (Salsabila dkk., 2019). Bahan makanan golongan serealia
yang paling banyak mengandung gluten adalah gandum/tepung terigu. sedangkan
beras dan jagung tidak mengandung gluten. Gluten adalah campuran amorf (bentuk
tidak beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma
seperti serealia yaitu gandum, gandum hitam dan jelai (Prayogi, 2017).

2.3 Corn Gluten Feed (CGF)


Corn Gluten Feed (CGF) merupakan salah satu bahan pakan ternak yang
dapat meningkatkan jumlah kandungan protein dengan harga yang lebih murah
(Larasati, 2019). Pemberian Corn Gluten Feed (CGF) sebagai bahan campuran
pakan konsentrat tidak dapat meningkatkan produktivitas ternak. Pemberian Corn
Gluten Feed (CGF) dapat meningkatkan kandungan protein, selain itu Corn Gluten
Feed (CGF) juga dapat menekan pengeluaran untuk biaya pakan sehingga
keuntungan peternak lebih banyak (Larasati, 2019).
2.4 Kadar Air
Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung dalam suatu zat.
Penentuan kadar air sangat penting dalam industri makanan untuk menentukan
kualitas dan ketahanan produk makanan terhadap kemungkinan kerusakan (Daud
dkk., 2019). Umumnya kadar air bahan pangan diukur dengan cara mengeringkan
bahan dalam oven pada suhu 105-110°C selama 5 jam atau sampai tercapai berat
konstan. Metode ini dikenal sebagai metode kering atau metode termogravimetri
dan mengacu pada SNI 01-2354.2-2006. Dalam penentuan kadar air metode
termogravimetri ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan
penentuan kadar air suatu bahan. Suhu dan kelembaban (RH) tempat
kerja/laboratorium, suhu dan tekanan ruang tungku, ukuran dan struktur partikel
sampel, ukuran wadah/botol timbang (rasio diameter:tinggi).

2.5 Warna
Tingkat warna pada bahan pangan merupakan suatu indikasi tingkat
kematangan pada suatu bahan yang dapat dinilai berdasarkan persepsi visual.
Warna makanan padat (foodbars) diukur dengan menggunakan colourimeter
dengan parameter yang dibaca adalah (L*) menyatakan tingkat kecerahan atau
gelap terang, nilai kemerahan (a*) dan nilai kekuningan (b*). Tingkat warna (L*)
dinyatakan dengan kisaran 0- 100 dimana nilai 0 menyatakan kecenderungan warna
hitam atau sangat gelap, sedangkan nilai 100 menyatakan kecenderungan warna
putih atau terang. Tingkat warna (a*) dinyatakan dengan nilai sekitar -100 sampai
+100. Nilai positif (+) menunjukan intensitas warna merah sedangkan nilai negatif
(-) menunjukkan intensitas warna hijau. Nilai warna (b*) menunjukan dari biru ke
kuning. Tingkat warna (b*) berkisar antara -100 sampai +100. Nilai positif (+)
intensitas warna kuning dan nilai negatif (-) menunjukan intensitas warna biru
(Ladamay dan Yuwono, 2014).
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum CGF dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 November 2022
pada jam 07.00-09.40 WIB di Laboratorium Enjinering Hasil Pertanian, Jurusan
Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum CGF adalah
sebagai berikut
3.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum pembuatan CGF adalah sebagai
berikut.
1. Blender
2. Kain saring
3. Gelas ukur
4. Cawan
5. Oven
6. Ayakan 10 mesh
7. Wadah
8. Colorimeter CS-10
3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum CGF adalah sebagai berikut.
1. Jagung
2. Soda kue
3. Aquades

3.3 Prosedur Praktikum


Berikut merupakan diagram alir dari prosedur kerja praktikum pembuatan
CGF (Corn Gluten Feed).
Mulai

Menimbang seluruh bahan

Merendam jagung

Menggiling kasar jagung

Mengayak jagung

Menggiling halus jagung

Menambahkan air

Memisahkan CGF

Mengoven CGF

Kadar Air

Pengukuran mutu fisik:


1. Warna

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir CGF


3.3.1 Menimbang Seluruh Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jagung sebanyak 100 gr,
Aquases 300 ml dan soda kue sebanyak 1,5 gr. Seluruh bahan ditimbang pada
timbangan sesuai takaran.
3.3.2 Merendam Jagung dengan Air
Bahan jagung dengan total berat 100 gr di rendam selama 24 jam dengan
air. Ditujukan agar sebelum masuk dalam proses selanjutnya jagung telah
mengembang dan lebih lunak
3.3.1 Menggiling Kasar Jagung
Jagung yang telah di rendam, dimasukan dalam blender lalu digiling kasar
menggunakan kecepatan sedang. Fungsi dari penggilingan kasar ini untuk
memisahkan jagung dengan lembaga
3.3.2 Mengayak jagung
Jagung yang telah digiliing selanjutnya diayak pada ayakan 10 mesh untuk
memisahkan jagung yang lolos saringan dengan yang tidak. Jagung yang tidak lolos
saringan 10 mesh akan masuk pada tahap selanjutnya.
3.3.3 Menggiling Halus Jagung
Jagung yang telah digiliing selanjutnya diayak pada ayakan 10 mesh untuk
memisahkan jagung yang lolos saringan dengan yang tidak. Jagung yang tidak lolos
saringan 10 mesh akan masuk pada tahap selanjutnya.
3.3.4 Menambahkan Air
Jagung halus dituang lalu ditambahkan air dengan perbandingan 3:1. Air
digunakan untuk melarutkan bahan dan membuat CGF mengapung pada
permukaan
3.3.5 Memisahkan CGF
CGF yang mengapung pada permukaan air, selanjutnya di pisahkan
menggunakan sendok dan di letakan di atas kain saring.
3.3.6 Mengoven CGF
CGF yang telah dipisahkan dari larutan selanjutnya diletakan pada cawan
dan dimasukan oven dengan suhu 50℃ selama 24 jam pengovenan.
3.3.9 Pengukuran Mutu Kimia
Pada praktikum ini terdapat pengukuran mutu kima yakni kadar air. Pada
parameter kadar air, membutuhkan CGF yang di letakan pada cawan lalu dioven
selama 6 jam. Pada proses ini sebelumnya dilakukan penimbangan pada cawan
kosong, cawan dan bahan sebelum dioven dan cawan bahan yang telah di oven.
Perhitungan kadar air ini menurut Agustina (2013) menggunakan basis basah yang
dapat diketahui pada persamaan 1 berikut.

𝑊𝑒 𝑊𝑏
KAb= x 100%............................................................................................(1)
𝑊𝑎

Dimana :

Kab = Kadar air basis basah (%bb)

Wa = Berat awal (kg)

Wb = Berat kering/konstan (kg)

3.3.8 Pengukuran Mutu Fisik


Pada praktikum CGF terdapat beberapa pengukuran mutu fisik yang
dilakukan adalah pengukuran warna. Pada uji mutu fisik warna CGF di ukur
menggunakan alat colorimeter dibawah lampu menggunakan plastic klip. Keluaran
dari alat ini adalah L (lightness), A (Kemerahan), dan B (Kekuningan).
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Data Hasil Praktikum


Berikut merupakan tabel data hasil pengukuran parameter kadar air dan warna
pada CGF.
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Kadar Air CGF

Nilai A Nilai C
Nilai B Kadar
Cawan Cawan+Bahan
Sampel Cawan+Bahan Air
Kosong setelah
(g) (%BB)
(g) Oven(g)

A 6,49 7,41 7,32 10,87

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Warna CGF


Warna
Percobaan ke-
L a b
1 65,23 1,09 21,5
2 65,23 1,55 21,13
3 65,68 1,17 18,47
Rata-Rata 65,38 1,27 20,37

4.2 Kadar Air


Berdasarkan Tabel 4.1 pengukuran kadar air CGF dapat diketahui jika pada
pengukuran kadar air hanya terdapat satu cawan yakni cawan A. Dapat diketahui
bahwa didapatkan satu data pengukuran kadar air sebesar 10,87%. Nilai kadar air
yang didapatkan sesuai dengan SNI 01-4484-1998 dengan nilai maksimal kadar air
CGF sebesar 12%. Industri pakan ternak membutuhkan bahan pakan yang
berkadar air rendah yaitu dibawah 15%, dan hal tersebut berhubungan dengan
daya simpan (Ahadi dan Effendi., 2019). Semakin lama waktu yang di gunakan
untuk mengering kan suatu bahan pangan, maka akan didapatkan hasil kadar air
yang sedikit dikarenakan adanya penguapan air dari bahan yang digunakan
(Rousmaliana dan Septiani., 2019).
4.3 Warna
Praktikum CGF dilakukan dengan menggunakan 3 kali percobaan untuk
akurasi data tanpa perbedaan perlakuan maupun komposisi pada bahan.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kemudian dilakukan perhitungan data
untuk mengetahui rerata nilai L*, a* dan b* pada parameter warna.. Berdasarkan
Tabel 4.3 diketahui bahwa rata – rata nilai parameter warna pada indikator L adalah
65,38 sementara pada indikator warna a adalah 1,27 dan pada indikator warna b
adalah sebesar 20,37. Berdasarkan data tersebut, produk yang dihasilkan berwarna
kuning cerah dan agak sedikit sekali kemerahan. Seperti yang telah dijelaskan
bahwa Corn Gluten Feed (CGF) merupakan produk samping yang dihasilkan oleh
proses pembuatan pati jagung sehingga dalam parameter warna ini kondisi warna
pada Corn Gluten Feed (CGF) juga akan terpengaruhi oleh kondisi warna pada pati
jagung. Semakin tinggi konsentrasi tepung jagung semakin tinggi nilai L, a dan b,
yang artinya semakin cerah flakes yang dihasilkan (Papunas dkk, 2013).
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam laporan praktikum CGF, dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Proses pembuatan CGF melalui tahapan perendaman biji jagung selama 24
jam, kemudian pencucian lalu digiling kasar dan diayak dengan ayakan 10
mesh untuk memisahkan lembaga, kemudian dilakukan penggilingan kedua
dan menambahkan aquades, setelah itu menyaring komponen mengambang
yaitu CGF pada jagung giling yang tertambah aquades.
2. Kadar air CGF mempengaruhi umur daya simpan karena pakan ternak
membutuhkan bahan pakan yang berkadar air rendah yaitu dibawah 15%.
3. Warna CGF dipengaruhi oleh kondisi warna pada pati jagung. Semakin tinggi
konsentrasi tepung jagung semakin tinggi nilai L, a dan b yang dihasilkan.

5.2 Saran
Proses pembuatan CGF perlu memperhatikan setiap tahapan pembuatannya
terutama dalam proses penggilingan kedua, sebaiknya proses penggilingan kedua
tidak dilakukan terlalu lama karena output CGF yang dihasilkan akan sangat sedikit
karena terlalu halus.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R., Syah, H., & Ridha, M. 2013. Kajian mutu ikan lele (Clarias
batrachus) asap kering. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia.
5(3): 7-10.

Ahadi, B. D., & Effendi, M. Y. (2019). Validasi Lamanya Waktu Pengeringan


untuk Penetapan Kadar Air Pakan Metode Oven dalam Praktikum Analisis
Proksimat. Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. 2(2): 34-38.

Daud, A., Suriati, S., dan Nuzulyanti, N. 2019. Kajian Penerapan Faktor yang
Mempengaruhi Akurasi Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri.
Lutjanus. 24(2): 11-16.

Dewanto, F. G., J. J. M. R. Londok., R. A. V. Tuturoong, dan W. B. Kaunang. 2013.


Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik terhadap Produksi Tanaman
Jagung sebagai Sumber Pakan. Jurnal Zootek. 32(5): 1-8.

Ladamay, N. A., dan Yuwono, S. S. 2014. Pemanfaatan Bahan Lokal Dalam


Pembuatan Foodbars (Kajian Rasio Tapioka: Tepung Kacang Hijau Dan
Proporsi Cmc). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(1): 67-78.

Larasati, D. N. G. (2019). Penambahan Corn Gluten Feed (Cgf) Terhadap Kuantitas


Dan Kualitas Susu Sapi Perah Di Desa Balesari Kecamatan Ngajum
Kabupaten Malang. Skripsi. Universitas Airlangga: Surabaya.

Paeru, Dewi, K. (2017). Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas Antioksidan Dalam
Air Rebusan Rambut Jagung Dengan Tongkol Jagung Ketan (Zea mays var.
ceratina) Menggunakan Metode Dpph (1, 1-diphenyl-2- picrylhydrazyl).
Skripsi. Poltekkes Kemenkes: Surabaya.

Papunas, M. E., Djarkasi, G. S., & Moningka, J. C. 2013. Karakteristik Fisikokimia


dan Sensoris Flakes Berbahan Baku Tepung Jagung (Zea mays L), Tepung
Pisang Goroho (Musa acuminafe, sp) dan Tepung Kacang Hijau (Phaseolus
radiates). In Cocos 3(5): 1-10.

Prayogi, D. (2017). Pengembangan potensi wisata kuliner Kota Malang berbasis


sumber daya lokal. Jurnal Pariwisata Pesona. 2(1): 13.

Rousmaliana, R., & Septiani, S. (2019). Identifikasi Tepung Ampas Kelapa


Terhadap Kadar Proksimat Menggunakan Metode Pengeringan
Oven. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 1(1): 18-31.
Salsabila, K., Ansori, M., & Paramita, O. 2019. Eksperimen Pembuatan Cupcake
Free Gluten Berbahan Dasar Tepung Biji Kluwih dengan Campuran
Tepung Beras. Jurnal Teknologi Busana dan Boga. 7(1): 31-38.

Susanty dan F. Bachmid. 2016. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan


Refluks terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays L.).
Jurnal Konversi. 5(2): 87-93.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Screenshoot Jurnal

Gambar 6. Kutipan jurnal gluten


Gambar 1. Cover jurnal tingkat warna

Gambar 7. Kutipan jurnal jagung


Gambar 2. Kutipan jurnal tingkat warna

Gambar 8. Cover jurnal corn gluten feed

Gambar 3. Cover jurnal gluten

Gambar 9. Kutipan jurnal corn gluten


Gambar 4. Kutipan jurnal guten feed

Gambar 5. Cover jurnal gluten Gambar 10. Cover jurnal kadar air
Gambar 11. Kutipan jurnal kadara air Gambar 15. Kutipan Jurnal Kadar
Air

Gambar 16. Cover Jurnal Kadar Air


Gambar 12. Screenshoot
Jurnal Warna

Gambar 17. Kutipan Jurnal Kadar


Air

Gambar 13. Screenshoot


Kutipan Jurnal Warna

Gambar 18. Cover Jurnal Latar


Belakang

Gambar 14. Cover Jurnal Kadar Air

Gambar 19. Kutipan jurnal latar


belakang
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Penggilingan kasar

Gambar 2. Pengayakan

Gambar 3. Penggilingan halus

Gambar 4. Penyaringan CGF


Gambar 5. Pengukuran kadar air cawan c

Gambar 6. Pengukuran warna 1

Gambar 7. Pengukuran warna 2

Gambar 8. Pengukuran warna 3


Lampiran 3. Data praktikum

Nilai a A B C
1 6,41 6,52 6,39
2 6,4 6,52 6,39
3 6,43 6,51 6,40
Rata - rata 6,41 6,52 6,39
Nilai b Nilai c
1 7,41 1 7,32
2 7,41 2 7,32
3 7,41 3 7,31
Rata - rata 7,41 Rata - rata 7,32
Gambar 1. Nilai Kadar Air Cawan A B dan C

Tipe warna
Pengulangan
L* a* b*
1 64,27 0,92 18,21
2 65,14 0,82 19,76
3 65,68 1,17 18,48
4 65,23 1,55 21,13
5 67,86 1,84 20,29
6 65,23 1,09 21,5
Gambar 2. Pengukuran Warna CGF

Anda mungkin juga menyukai