Nilai : 97
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBAGIAN SAMPEL KERJA, PENENTUAN KADAR AIR DAN
KUALITAS FISIK BIJI PADA BAHAN PANGAN
NIM : 4411420013
PENDAHULUAN
Keterangan :
% KA = persentase kadar air sampel
M0 = berat cawan alumunium tanpa sampel (g)
M1 = berat cawan + sampel sebelum dimasukkan ke dalam oven (g)
M2 = berat cawan + sampel setelah dimasukkan ke dalam oven (g)
Menurut Arsyad 2019 Kadar air adalah jumlah kadar air dalam suatu
bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air sangat memepengaruhi
kondisi bahan pangan. Kadar air juga merupakan salah satu sifat yang paling
penting dari bahan pangan karena dapat mempengaruhi penampilan, tekstur
dan rasa makanan. Kadar air jagung harus dikontrol untuk menjaga harga jual
dan umur simpan jagung. Jagung dengan kadar air yang tinggi tidak dapat
bertahan dalam proses penyimpanan, dan biaya transportasinya tinggi.
Jagung yang dikeringkan memiliki volume yang lebih kecil, sehingga mudah
untuk diangkut dan menghemat biaya. Selain itu, kadar air yang tinggi
umumnya memiliki nilai ekonomis yang rendah dan sulit untuk dipasarkan.
Berdasarkan hasil praktikum untuk kadar air biji jagung dapat dilihat
pada tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pada setiap ulangan
jagung memiliki kadar air yang relative sama. Untuk sampel jagung ulangan 1,
2, 3, 5, 7, 8, 9, dan 10 memiliki kadar air sebesar 12,7%. Untuk sampel jagung
ulangan 4 memiliki kadar air sebesar 12,9%, untuk sampel jagung ulangan 6
memiliki kadar air sebesar 12,5%. Rata-rata kadar air biji jagung sebesar
12,7%. Berdasarkan standar SNI 01-4483-1998 tentang jagung bahan baku
pakan, persyaratan mutu yang harus dipenuhi oleh jagung adalah memiliki
kadar air maksimal sebesar 14%. Sehingga diketahui bahwa jagung yang
digunakan dalam praktikum ini layak dan memiliki mutu yang baik karena
memenuhi SNI.
Jagung digolongkan kedalam 4 kelas mutu yaitu mutu I, mutu II, mutu
III dan mutu IV. Menurut SNI mutu jagung, kadar air maksimum 14% untuk
mutu I, II dan III serta tidak boleh melebihi 15% untuk mutu IV. Dari penentuan
mutu SNI tersebut diketahui bahwa jagung yang digunakan untuk praktikum
ini memiliki mutu antara I, II, dan III karena memiliki rata-rata kadar air
dibawah 14%.
Tabel 2 Kadar air biji kacang tanah yang diperoleh dari pedagang
eceran dengan menggunakan oven
Berdasarkan hasil praktikum kadar air pada setiap jenis kacang tanah
memperlihatkan kadar air yang bervariasi, pada sampel kacang tanah A1, A2,
dan A3 memiliki persentase kadar air berturut-turut sebagai berikut: 6.85%,
3.48%, dan 6.85% dengan rata-rata sebesar 5.73%. kemudian sampel kacang
tanah B1, B2, dan B3 mengandung memiliki persentase Kadar air berturut-
turut sebesar 6.93%, 6.30%, dan 9.40% dengan rata-rata 7.54%.
Sehingga dapat diketahui bahwa kadar air dalam sampel A dan B biji
kacang tanah pada praktikum ini memiliki persentase rata-rata dibawah 8%
yang menunjukkan bahwa biji kacang tanah tersebut memenuhi standar.
2. Penentuan persentase biji rusak
Tabel 3 Persentase biji rusak pada sampel kacang tanah yang diperoleh
dari pedagang eceran
BAB 4
KESIMPULAN
1. kadar air dalam biji jagung pada praktikum ini memiliki mutu yang baik karena
memenuhi standar SNI yaitu dengan persentase kadar air dibawah 14%.
2. kualitas fisik biji kacang tanah pada praktikum ini memiliki persentase kerusakan
yang tinggi.
3. kadar air dalam sampel biji kacang tanah pada praktikum ini memiliki persentase
rata-rata sebesar 5,73% dan 7,54%. Semakin tinggi kadar air maka semakin tinggi
juga kerusakan biji karena serangan cendawan.
DAFTAR PUSTAKA
Antika SRV, Astuti LP, Rachmawati R. 2014. Perkembangan Sitophilus oryzae L.
(coleoptera: curculionidae) pada berbagai jenis pakan. Jurnal HPT 2, 77-84.
Antriana N. 2016. Kadar Air, Kualitas Fisik Biji Dan Serangan Cendawan Pascapanen
Pada Kacang Tanah Yang Diperoleh Dari Pasar Tradisional Ciampea Bogor.
Jurnal Biology Science & Education, 5(2) : 133-143.
Arsyad M. 2018. PENGARUH PENGERINGAN TERHADAP LAJU PENURUNAN KADAR
AIR DAN BERAT JAGUNG (Zea mays L.) UNTUK VARIETAS BISI 2 Dan NK22.
Jurnal Agropolitan, 5(1): 44-52
Arsyad. 2019. Sifat Fisikokimia Jagung Hibrida (Zea mays L.) Pada Beberapa Waktu
Pemanenan. Gorontalo Agriculture Technology Journal, 2(1) : 10-18
Dharmaputra OS, Ambarwati S, Retnowati I, Windyarani A. 2013. Kualitas Fisik,
Populasi Aspergillus flavus, dan Kandungan Aflatoksin B1 pada Biji Kacang
Tanah Mentah. J Fitopatol Indones 9: 99-106.
Hell K, Mutegi C. 2011. Aflatoxin Control and Prevention Strategies in Key Crops
of sub- Saharan Africa. African Journal of Microbiology Research, 5:459-
466.
Hidayatullah MS dan Nuswantara B. 2022. Analisis Kelayakan Ekonomi Usahatani
Kacang Tanah di Desa Lembu, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang.
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian, 10(1): 16-23
Malik Afrizal. 2016. Ekonomi Kacang Tanah: Tinjauan Keunggulan Komparatif dan
Perspektif Pengembangan. IAARD Press : Jakarta
Puspitasari I, Sandra, Wibisono Y. 2019. Sifat Fisik Kacang Tanah Pada Varietas
Talam 1, Varietas Talam 2, Dan Varietas Takar 2. Jurnal Ilmiah Rekayasa
Pertanian dan Biosistem, 7(2):174-184.
Rachmawati E. 2012. Kandungan Aflatoksin (B1, B2, G1 dan G2) pada Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L.) yang Beredar di Pasar Tradisional Daerah
Jabotabek. [S.Si. Skripsi]. Universitas Pakuan. Bogor.
Ramayana S, Idris SD, Rusdiansyah, Majid KF. 2021. Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Terhadap Pemberian Beberapa Komposisi
Pupuk Majemuk Pada Lahan Pasca Tambang Batubara. Jurnal AGRIFOR, XX
(1): 35-46
Samosir OM, Marpaung RG, dan Laia T. 2019. RESPON KACANG TANAH (Arachis
hypogaea L) TERHADAP PEMBERIAN UNSUR MIKRO, JURNAL AGROTEKDA,
3(2): 74-83.
SNI 01-3920-1995. Persyaratan Mutu Jagung
SNI .01-4483-1998. Jagung Bahan Baku Pakan
SNI 01-3921-1995. mutu kacang tanah biji (wose)
Soregar MS, Mawarni L, Irmansyah T. 2017. Pertumbuhan dan Produksi Kacang
Tanah (Arachis hypogea L.) Dengan Beberapa Sistem Olah Tanah dan dan
Asosiasi Mikroba. Jurnal Agroekoteknologi, 5(1) : 202-207.
Lampiran