Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL ILMAH

KETERKAITAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA RUANG


PENYIMPANAN TERHADAP KADAR AIR JAGUNG PADA
BANGUNAN PENYIMPANAN (STUDI KASUS PADA GUDANG
K.U.D. DI DESA PRINGGASELA KECAMATAN
PRINGGASELA)

OLEH
PURNAMA HADI
C1J 009 030

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI


UNIVERSITAS MATARAM
2013
KETERKAITAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA RUANG PENYIMPANAN
TERHADAP KADAR AIR JAGUNG PADA BANGUNAN PENYIMPANAN ( STUDI KASUS
PADA GUDANG K.U.D. DI DESA PRINGGASELA KECAMATAN PRINGGASELA)

Purnama (1), Ansar (2), Sirajuddin H. Abdulah(3)

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses penyimpanan jagung yang hubungannya
dengan suhu, kelembaban relatif dan kadar air terhadap sifat fisik jagung dan mengetahui kondisi nyata
desain struktur bangunan penyimpan jagung mengacu ke SNI.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus di lapangan, metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pada penelitian ini digunakan dua
perlakuan yakni secara karung dan curah. Masing-masing perlakuan dilakukan tiga kali ulangan .
pengambilan data di lakukan lima kali dalam sehari yakni pada pukul 07.00, 11.00, 15.00, 18.00, 20.00
WITA untuk setiap minggunya.
Suhu di dalam gudang berkisar antara 20,8-33,4oC, sedangkan rata-rata RH gudang yang
diperoleh dari pengukuran berkisar antara 72,8-92,8%. Nilai kadar air selama penyimpanan berkisar
antara 13,2-15,8%. Jadi selama penyimpanan potensi kenaikan kadar air baik yang disimpan secara
curah maupun karung mengalami kenaikan dari 13,2% menjadi maksimal 15,8%. Penyimpanan secara
curah dapat dipergunakan dalam proses penyimpanan pada gudang penyimpanan di KUD desa
Pringgasela karena nilai hasil analisis regresi (R 2) adalah 0,708 yang nilai koefisiennya mendekati
angka 1.
Berdasarkan kenyataan di lapangan terlihat dari struktur dan komponen yang terdapat pada
gudang KUD, gudang tersebut termasuk dalam kategori gudang B, ini terlihat dari kriteria pada gudang
standarisasi (SNI).

ABSTRACT

This study aims to analyze the relationship with maize storage temperature , relative humidity
and moisture content on the physical properties of corn and find out the real condition of the corn
storage structure design refers to the SNI .

The method used in this research is a case study in the field , the method used in this research is
descriptive method . In this study, the two treatments used in sacks and bulk . Each treatment is done
three replications . Data retrieval is done five times a day ie at 07:00, 11:00 , 15:00, 18:00 , 20:00 pm
for each week .

The temperature in the warehouse ranged between 20.8 to 33.4° C , while the average RH
warehouses obtained from measurements ranged from 72.8 to 92.8% . Water content during storage
ranged from 13.2 to 15.8% . So during storage potential increase in water content either stored in bulk
or bags has increased from 13.2% to a maximum of 15.8% . Bulk storage can be used in the storage
process in the storage shed in the village cooperatives Pringgasela because the value of the results of
the regression analysis ( R2 ) is 0.708 which is the value of the coefficient is close to 1 .
Based on the reality on the ground can be seen from the structure and the components contained
in the KUD warehouse , the warehouse is included in the category of warehouse B , is visible from the
warehouse standardization criteria (SNI)

Keywords: Entanglement, Corn, Storage Building.

Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi


kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia,
PENDAHULUAN jagung merupakan komoditi tanaman pangan
Latar Belakang kedua terpenting setelah padi, namun produksi
nasional belum mampu menyediakan untuk
Sektor pangan merupakan bagian kebutuhan dalam negeri. Jagung dapat
strategis dari pembangunan nasional. dimanfaat sebagai bahan pakan ternak, bahan
Pemantapan ketahanan pangan sangat erat baku industri makanan dan minyak goreng, juga
kaitannya dengan pembangunan sektor merupakan salah satu komoditi ekspor ( Danarti
pertanian, karena menyangkut unsur (dalam hadi)), 2011).
ketersediaan pangan yang merupakan hasil dan
usaha peningkatan produksi pertanian. Upaya
jagung merupakan salah satu dari
ini pernah tercapai dengan program swa komoditi unggulan pertanian NTB yang terdiri
sembada pangan nasional.
dari Sapi, Jagung dan Rumput Laut.
Keberhasilan program ini ditunjukkan dengan
Bahan pangan dapat bersumber dari salah satunya adalah meningkatnya minat
bahan nabati dan hewani dengan fungsi utama petani NTB menanam jagung.
sebagai sumber gizi. Bahan pangan nabati Tahap pengolahan terutama tahap
dabat bersumber dari biji-bijian, sayur-sayuran penyimpanan oleh para petani dan pengusaha di
dan juga buah-bauhan. Sedangkan bahan pedesaan jumlahnya sangat banyak dan tersebar
pangan hewani dapat bersumber dari daging, keseluruh tanah air. Kegiatan penyimpanan
ikan, telur dan sebagainya. Kebutuhan akan pada umumnya bertujuan untuk menekan atau
pangan selalu mengikuti trend jumlah mengurangi laju kerusakan.
penduduk. Pada perkembangan selanjutnya Hasil penyimpanan dan cara
kebutuhan pangan juga dipengaruhi oleh penyimpanan ditingkat pedesaan ini sangat
peningkatan pendapatan per kapita, perubahan memerlukan peningkatan. Hal ini disebabkan
pola konsumsi masyarakat dalam globalisasi karena tanpa mereka sadari dalam pelaksanaan
situasi pangan dunia. Hal ini mengindikasikan penyimpanan oleh mereka terjadi kerugian-
bahwa diversifikasi pangan sangat diperlukan
kerugian karena 1) sejumlah hasil rusak karena
untuk mendukung pemantapan swasembada tidak tahan simpan; 2) banyak dijumpai
pangan. Dari kondisi ini maka harus dapat kegagalan mendapatkan hasil penyimpanan
dipenuhi dua hal, yaitu penyediaan bahan dalam bentuk dan sifat seperti yang diharapkan;
pangan dan diversifikasi olahan pangan. 3) kurang mantapnya sifat-sifat seperti yang
(Saeong dkk, 2002). diharapkan; 4) masih kurang diperhatikannya
pengerjaan penyimpanan yang berhubungan
Produk Agroindustri dengan bahan baku dengan kebersihan dan kebiasaan cara
jagung saat ini sudah banyak beredar secara pengerjaan yang tidak disukai konsumen
luas, seperti minyak jagung, sirup jagung dan (Anonim, 2008).
gula jagung, dan lain-lain. Namun semua Pada hakikatnya semua jenis bahan
produk tersebut masih berbau luar negeri, makanan secara alami telah mengandung
sehingga harganya menyesuaikan pada orang sejumlah besar mikroorganisme yang terdiri dari
yang lebih mempunyai kelebihan penghasilan. bakteri, ragi dan jamur yang datang melalui
udara, tanah maupun kontaminasi lainnya.
Mampu tidaknya mikroorganisme tersebut METODE PENELITIAN
tumbuh dan berkembang tergantung pada faktor
lingkungan, faktor ligkungan tersebut dapat Waktu dan Tempat Penelitian
berasal dari suhu dan kelembaban udara pada
tempat bahan makanan/bahan hasil pertanian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
tersebut di simpan. Juni sampai dengan Juli 2013 di gudang
Pola penyimpanan bahan pangan penyimpanan Jagung di Desa Pringgasela
ditingkat petani umumnya masih sederhana, Kecamatan Pringgasela Kabupatn Lombok
dengan kondisi gudang yang kurang Timur, Nusa Tenggara Barat.
memperhatikan syarat-syarat gudang
Bahan dan Alat Penelitian
penyimpanan seperti letak gudang, kodisi
ruangan penyimpanan, kondisi bangunan, serta Bahan yang digunakan dalam penelitian
sistem penumpukan barang yang akan disimpan ini adalah jagung, sedangkan alat yang akan
(Hartono, 2010 ). digunakan adalah Thermometer ruangan,
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu Moisture tester, karung.
dilakukan penelitian tentang “Keterikatan Suhu
Rancangan penelitian
Dan Kelembaban Udara Ruangan Penyimpan
Terhadap Kadar Air Jagung Pada Bangunan Metode yang digunakan dalam
Penyimpanan (Studi Kasus Pada Gudang penelitian ini adalah studi kasus di lapangan.
K.U.D. Di Desa Pringgasela Kecamatan Pada penelitian ini perlakuan yang digunakan
Pringgasela). yakni perlakuan secara karung dan perlakuan
secara curah. Masing masing perlakuan
Tujuan Penelitian dilakukan tiga kali ulangan. Pengambilan data
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : pada penelitian dilakukan 5 kali dalam sehari
1. Mengetahui pengaruh suhu dan RH yaitu pada pukul 07.00, 11.00, 15.00, 18.00,
2. ruang terhadap kadar air jagung. 20.00 WITA, tiap ulangan dilakukan
3. Mengetahui kondisi nyata (real) pengukuran selama 5 hari setiap minggunya.
desain struktur bangunan penyimpan Parameter penelitian
jagung mengacu ke SNI
1. Suhu ruang penyimpanan dan
Kegunaan Penelitian lingkungan.
2. Kelembaban relatif (RH) ruang
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
penyimpanan dan lingkungan.
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
3. Kadar air jagung
membantu petani dalam mendesain
4. Struktur bangunan penyimpanan.
ruang penyimpan jagung yang dapat
mengurangi tingkat kerugian. Prosedur Penelitian
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
membantu peneliti selanjutnya sebagai 1. Pengukuran Suhu Ruang Penyimpanan
informasi tambahan dalam melakukan dan Lingkungan.
penelitian lanjutan dengan topik yang
sama. Suhu ruangan penyimpanan jagung dan
3. Bagi penulis untuk menambah suhu lingkungan diukur dengan meggunakan
pengetahuan dan mengenal lebih dalam Thermometer yang diukur 5 kali dalam sehari
lagi struktural dan fungsional dari pada waktu 07.00, 11.00, 15.00, 18.00, 20.00
bangunan penyimpan jagung. WITA. Pada bagian dalam bangunan diambil 5
titik secara random. Lima titik pengukuran ini
diharapkan dapat mencerminkan suhu da
kelembaban bangunan penyimpanan secara Analisis Data
keseluruhan. Untuk mengukur suhu Data dari penelitian ini akan ditampilkan
dilingkungan menggunakan 3 titik secara dalam bentuk tabel dan grafik. Hubungan waktu
random dengan menggunakan alat yang sama. dengan kadar air jagung dianalisis dengan
analisis regresi. Nilai koefisien determinasi
2. Menghitung RH yang mendekati angka 1 menunjukkan keeratan
hubungan
Kelembaban relatif atau kelembaban
nisbi didefinisikan sebagai perbandingan antara
tekanan parsial uap air yang di udara dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
tekanan uap jenuh pada suhu yang sama.
Penyimpanan adalah suatu cara
RH = [ ] x 100 % pengamanan bahan yang selalu berkaitan
dengan waktu. Suhu, kelembaban dan kadar air
Dimana : merupakan unsur iklim mikro yang sangat
erpengaruh terhadap proses penyimpanan hasil
RH = kelembaban relative pertanian. Ketiga faktor tersebut dapat dijadikan
P = Tekanan parsial uap air pada suhu T (atm) penentu keberhasilan penyimpanan atau baik
buruknya kualitas penyimpanan suatu bahan
Ps = Tekanan uap air jenuh pada suhu T (atm) pertanian.

Berbagai alat pengukur kelembaban Suhu


relatif yang secara langsung dapat digunakan
dengan penelitian cukup tinggi sling Perubahan suhu selama penyimpanan
psychometric dan hygrometer (Adnan, 1982). dapat diukur dengan menggunakan termometer,
Pengukuran kelembaban udara di dalam pengukuran suhu dilakukan dengan
ruangan dan di luar ruangan dilakukan dengan menggunakan termometer bola basah dan
menggunakan hygrometer yang diukur 5 kali termometer bola kering pada bagian dalam dan
sehari pada waktu yang telah ditentukan. luar gudang (suhu lingkungan).
Pengukuran tersebut dilakukan minimum 3 kali Tabel 5. Data rata-rata suhu ruang penyimpanan
ulangan dengan kondisi hari yang sama (cerah). dan lingkungan.
Waktu Suhu ruangan Suhu lingkungan
Pengukuran Kadar Air (Jam )
07.00 22.253333 22.57867
Pengukuran kadar air suatu bahan dapat 11.00 30.533333 30.444
langsung diukur dengan alat ukur berupa 15.00 29.686667 30.15333
moisture tester. Langkah pengukuran dengan 18.00 26.136667 26.52067
cara : 20.00 24.906667 25.43333
a. Bahan yang diukur kadar airnya 35
dimasukkan ke dalam lempengan baja 30
Suhu (oC)

yang berada di samping alat, lalu 25


20
dikencangkan bagian penutup dari 15
moisture tester. 10 ruangan
b. Dibaca hasil pengukuran yang sesuai 5
0 lingkungan
dengan angka yang ditunjukkan jarum
dan disesuaikan dengan factor koreksi.
c. Dikeluarkan bahan yang sudah diukur
kadar airnya dan dibersihkan kembali Waktu (Jam)
moisture tester yang sudah digunakan.
Gambar 2. Suhu rata-rata lingkungan disimpan, suhu yang tinggi dapat membantu
dan ruangan selama penyimpanan hilangnya air yang ada pada bahan yang
disimpan, begitu juga sebaliknya.
Pada pukul 07.00 suhu yang terlihat di
grafik berkisar 220C, pada saat ini masih baru Kelembaban Udara
terbit matahari dan suhu di sekitar gudang yang
masih dingin karena embun dan udara yang Salah satu cara untuk menyatakan
kelembabanya cukup tinggi. Pada siang hari kelembaban udara adalah kelembaban relatif,
terjadi kenaikan suhu yang berkisar pada suhu yaitu perbandingan antara tekanan uap air aktual
30,5oC berbanding lurus dengan intensitas (yang terukur) dengan tekanan uap air pada
cahaya matahari yang diterima gudang. kondisi jenuh. Kelembaban udara dinyatakan
Berbeda dengan pada sore hari yakni pada pukul dalam satuan persen (Lakitan, B. 1997)
15.00 terjadi penurunan yang tidak terlalu Kelembaban udara juga dapat diketahui dari
banyak, pada saat ini matahari masih Psychometric chart atau Psychometric calculate
memberikan intensitas cahaya yang tidak jauh dengan menggunakan data suhu bola basah dan
beda pada saat siang hari. Beda halnya pada suhu bola kering.
pukul 18.00 ketika matahari berada di barat,
Tabel 6. Data rata-rata RH ruangan dan RH
intensitas cahaya yang diterima gudang
lingkungan
semakin menurun, pada thermometer
didapatkan suhu berkisar 25oC. Ketika pada Waktu RH ruangan RH lingkungan
malam hari yakni pada pukul 20.00 perubahan (jam)
suhu yang terbaca oleh thermometer mengalami 07.00 90.073 91.09333
penurunan 1oC, salah satu penyebab penurunan 11.00 80.853 80.6
ini yakni tidak didapatkannya sinar matahari 15.00 82.83 81.3
dan kondisi udara di sekitar gudang yang mulai 18.00 90.6 90.02
lembab sehingga mempengaruhi kondisi di 20.00 92.113 91.34
dalam gudang.
Tinggi rendahnya perubahan suhu yang
terjadi pada siang hari selain di pengaruhi oleh 94
intensitas matahari, juga dipengaruhi oleh 92
Kelembaban Udara(%)

konstruksi bangunan yang menggunakan seng 90


88
sebagai atap dan dinding. Dimana kita tahu
86
bahwa seng dapat meghantarkan panas yang 84 ruangan
diterimanya dan meneruskanya ke tempat yang 82
panasnya kurang sehingga mencapai lingkungan
80
keseimbangan kondisi udara (panas). Selain 78
cepat menghantarknan panas, seng juga cepat 76
membuang panas yang diterimanya agar kondisi 74
udara di sekitar seng yang menerima panas 7,00 11,00 15,00 18,00 20,00
maupun yang membuang panas untuk Waktu (Jam)
mendapatkan kondisi udara (panas) yang
Gambar 3. Grafik RH rata-rata
seimbang.
lingkungan dan ruang selama penyimpanan
Pada umumya kenaikan suhu selama
Kelembaban udara ruangan dipengaruhi
penyimpanan terjadi pada pukul 11.00 wita.
oleh suhu ruang penyimpanan, semakin tinggi
Terjadinya perubahan suhu dapat dipengaruhi
suhu ruang penyimpanan maka kelembaban
pula oleh intensitas cahaya matahari yang
udara pada ruang penyimpanan tersebut akan
diterima dalam satu hari. Perbedaan suhu dapat
menjadi rendah karena aktivitas air dalam udara
berpengaruh terhadap kadar air jagung yang
sedikit dan juga intensitas cahaya matahari yang rata selama penyimpanan pada penyimpanan
diterima ruangan cukup tinggi, begitu juga secara curah dan penyimpanan secara karung :
sebaliknya apabila semakin rendah suhu ruang
penyimpanan maka kelembaban udara pada Tabel 7. Kadar air rata-rata jagung pada
ruang penyimpanan semakin tinggi yang penyimpanan secara curah dan
disebabkan oleh aktivitas air dalam udara tinggi penyimpanan secara karung
dan intensitas cahaya matahari yang diterima Waktu
KA curah KA karung
gudang sangat sedikit. Dari ketiga ulangan (jam)
tesebut terlihat pada pagi dan malam hari 07,00 14.303333 14.876667
mengalami kenaikan kelembaban udara yang 11,00 14.056667 14.743333
tinggi yakni berkisar 90-95%, dan pada siang 15,00 13.876667 14.633333
hari mengalami kelembaban udara 77-83%. 18,00 13.906667 14.67
20,00 13.96 14.713333
Selain suhu ruangan dengan intensitas
matahari yang didapatkan oleh ruang
penyimpaan, keberadaan air di sekitar ruang 15
y = -0.0135x + 14.92 karung
penyimpanan juga dapat berpengaruh terhadap

Kadar Air(%)
R² = 0.5828
kelembaban udara ruang penyimpanan seperti 14.5
curah
parit, sungai, kamar mandi dan lainnya yang 14 y = -0.027x + 14.41
mengandung air. Kelembaban udara ini dapat R² = 0.708
berpengaruh terhadap aktifitas air di sekitar 13.5 Linear
bahan, dengan tingginya kelembaban udara (karung)
0 20 40
dapat memicu bertambahnya kadar air bahan Linear (curah
Waktu (Jam) )
yang disimpan sehingga dapat mempercepat
rusaknya bahan. Secara umum kelembaban
Gambar 4. Grafik hubungan antarawaktu
udara di luar ruang penyimpanan lebih rendah
dengan kadar air jagung pada penyimpanan
dari pada kelembaban udara di dalam ruang
secara curah dan penyimpanan secara karung.
penyimpanan. Dengan demikian kelembaban
udara di dalam ruang akan turun sehingga kadar Menurut Winarno (1997), kadar air
air seimbang jagung akan turun. secara dry basis adalah perbandingan berat air
dalam bahan pangan tersebut dengan berat
Kadar Air
bahan keringnya. Berat bahan kering adalah
Kadar air dalam bahan pangan sangat berat bahan basah setelah dikurangi dengan
mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari berat airnya. Kadar air wet basis adalah
bahan hasil pertanian. Kandungan air dalam perbandingan antara berat air di dalam bahan
bahan pangan akan berubah-ubah sesuai dengan pangan tersebut dengan berat bahan pangan
lingkungannya dan dalam hal ini sangat erat basah. Kadar air memegang peranan penting
hubungannya dengan daya awet atau daya dalam pengawetan dan stabilitas bahan hasil
simpan bahan pangan tersebut. Peranan air pertanian selama penyimpanan.
dalam bahan hasil pertanian salah satunya
Bahan hasil pertanian dengan kadar air
dinyatakan sebagai kadar air. Pegukuran kadar
rendah relatif lebih awet dibandingkan dengan
air bahan pangan dapat dilakukan dengan dua
yang berkadar air tinggi. Pernyataan ini sesuai
cara yaitu dengan dry basis dan wet basis,
dengan pendapat Winarno (1997), yang
dalam penelitian ini pengukuran menggunakan
menyatakan bahwa jumlah kandungan air dalam
cara dry basis.
bahan pangan sangat erat hubungannya dengan
Berikut ini adalah tabel dan grafik pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan
hubungan antara waktu dengan kadar air rata- mikro organism tidak pernah terjadi tanpa
adanya air.
Penurunan kadar air bahan yang beragam. Dimulai dari kerangka gudang yang
disimpan dipengaruhi besar oleh suhu dan RH terbuat dari besi baja, atap yang tebuat dari
ruangan tempat disimpanya bahan. Dengan suhu lembaran seng, dinding yang tersusun oleh
yang tinggi dan RH yang rendah dapat lapisan seng dengan tinggi berkisar antara 5-6
memperlama masa simpan bahan yang pada meter dengan lantai gudang yang terbuat dari
penelitian ini kadar air bahan yang disimpan cor beton. Pada gudang juga terdapat 3 pintu
sedikit berkurang. Begitu juga sebaliknya, yang digunakan untuk proses ke luar masuknya
dengan suhu yang rendah memicu RH yang bahan yang disimpan dengan bahan pintu yang
tinggi dapat menyebabkan kadar air bahan terbuat dari pelat besi yang kurang lebih
menjadi bertambah karena aktifitas air di udara tingginya 2,5 meter. Selain adanya pintu,
yang tinggi sehingga dapat mempercepat ventilasi juga terdapat pada gudang yang
kerusakan bahan yang disimpan. keadaanya masih baik dengan jarak ventilasi
dari atap kurang lebih 0,5 meter. Ditinjau dari
Berdasarkan data yang di peroleh selama jenis bahan yang digunakan dalam gudang
satu bulan penyimpanan, dalam penelitian ini penyimpann, bahwa bangunan yang
dari kadar air awal sebelum penyimpanan baik menggunakan seng sebagai atap maupun
yang di simpan secara curah maupun secara sebagai dinding akan cepat menghantarkan
karung yakni pada kisaran 14.8% mengalami panas dari sekitar gudang ke dalam gudang
penurunan kadar air pada kedua perlakuan maupun membuang panas yang ada pada
penyimpanan tersebut selama penyimpanan gudang ke luar gudang. Pada dasarnya
yakni kadar air akhir pada perlakuan secara peredaran panas terjadi dari tempat yang
curah 13,6% dan kadar air akhir pada perlakuan suhunya tinggi ke suhunya rendah, pergerakan
secara karung 14,3%. Dengan menurunnya ini terjadi agar seimbang suhu antara dua
kadar air selama penyimpanan yang tidak jauh tempat yang memiliki suhu yang berbeda
berbeda dari kadar air awalnya dapat dikatakan tersebut. Selain struktur bangunan, fasilitas dan
bahwa fungsi bangunan KUD masih baik yakni peralatan di gudang tidak kalah pentingnya
dapat mempertahankan kadar air bahkan dapat dalam proses melakukan penyimpanan. Dari
menurunkan kadar air pada kisaran yang sama hasil di lapangan terdapat berbagai macam
selama penyimpanan untuk menyimpan bahan fasilitas yakni diantaranya instalasi air, instalasi
hasil pertanian khususnya biji-bijian. listrik, saluran air, kamar mandi, penangkal
petir, area parkir, alat timbang, termometer, dan
Dari kedua grafik diatas menunjukkan alat kebersihan. Keberadaan fasilitas dan
bahwa penyimpanan jagung secara curah lebih peralatan gudang tersebut tidak lain tujuannya
baik dari pada penyimpanana jagung secara untuk memudahkan untuk melakukan
karung, ini dapat terlihat dari hasil analisis penyimpanan.
regresi yaitu R2 untuk penyimpanan secara
curah 0,708 dan penyimpanan secara karung Dari data di lapangan baik ditinjau dari
0,5828. Sehingga dari hasil ini penyimpnan segi konstruksi, fasilitas dan peralatan gudang
secara curah dapat dipergunakan dalam proses bahwa gudang KUD termasuk dalam gudang
penyimpanan pada gudang penyimpanan di kategori B ini terlihat dari data yang
KUD desa Pringgasela karena nilai hasil analisis dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional.
regresi (R2) adalah 0,708 yang nilai
koefisiennya mendekati angka 1.

Bahan Konstruksi Bangunan


Berdasarkan kondisi di lapangan,
struktur bangunan gudang KUD tersusun oleh
berbagai komponen dengan bahan yang
Tabel 8. Klasifikasi ketentuan gudang komoditi pertanian berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) 7331-2007

Persyaratan Klasifikasi gudang


No A B C
Persyaratan umum
Akses transportasi Jalan kelas I/II/ Jalan kelas I/II/ Jalan kelas I/II/
perairan perairan IIIA,IIIB,IIIC/
perairan
Persyaratan teknis
Konstruksi bangunan
1. Kerangka gudang Besi baja Besi baja Kayu keras
2. Atap gudang yang baja lembaran baja lembaran baja lembaran
dilaengkapi dengan lapis seng/baja lapis seng/baja lapis seng
atap pencahayaan lembaran lapis lembaran lapis
aluminium aluminium
3 Dinding gudang
a. Bahan dinding Tembok terplester Tembok terplester tembok
Atau tembok Atau tembok terplester
terplester dan terplester dan dan /atau seng
terlapis seng terlapis seng
b. Tinggi dinding Minimal 6,00 m Minimal 6,00 m Minimal 4,00 m
4 Lantai gudang
a. Bahan lantai Cor beton Cor beton Cor beton
bertulang rangka bertulang rangka
b. Daya beban lantai >3,00 ton/m2 2,5–3,00 ton/m2 < 2,50 ton/m2
c. Tinggi lantai dari Minimal 0,5 m Minimal 0,3 m Minimal 0,3 m
tanah
5 Talang air Baja lembaran Baja lembaran Baja lembaran
lapis seng/pipa lapis seng/pipa lapis seng/pipa
PVC PVC PVC
6. Pintu gudang
a. Bahan pintu Plat besi/kayu Plat besi/kayu Plat besi/kayu
b. Lebar pintu Minimal 4,0 m Minimal 4,0 m Minimal 3,0 m
c. Tinggi pintu Minimal 3,5 m Minimal 2,25m Minimal 2,25m
d. Jumlah pintu Minimal 2 pintu Minimal 2 pintu Minimal 1 pintu
e. Panjang kanopi Minimal 4,0 m Minimal 4,0 m Minimal 3,0 m

7 Jarak ventilasi dari


a. Atap 0,75–1,25 m 0,75-1,25 m 0,3–0,5 m
b. Lantai 0,5 m 0,5 m 0,5 m
8 Lebar teritis 0,9–1,10 m 0,9–1,10 m 0,9–1,10 m
Fasilitas gudang
1 Identitas pengaturan
lorong
a. Lorong pokok Minimal 1,5 m Minimal 1,5 m Minimal 1,0 m
b. Lorong silang Minimal 1,0 m Minimal 0,75 m -
c. Lorong stapel Minimal 0,5 m Minimal 0,5 m -
d. Lorong Minimal0,75 m Minimal0,75 m Minimal 0,5 m
kebakaran
2 a. Instalasi air Ada Ada Ada
b. Instalasi listrik Ada Ada Ada
c. Instalasi telepon Ada Ada -
d. Instalasi hydrant Ada - -
e. Generaror Ada Ada Ada
f. Penangkal petir Ada Ada Ada
3 Saluran air Ada Ada Ada
4 Ruang administrasi Diluar gudang Diluar gudang Diluar/dalam
gudang
5 Sistem keamanan
a. Ruang jaga Diluar gudang Diluar gudang Diluar gudang
b. Alarm Ada Ada Ada
c. Pagar Ada Ada Ada
6. Kamar mandi /WC Diluar gudang Diluar gudang Diluar gudang
7. Luas area parker Minimal 500 m2 Minimal 350 m2 Minimal 200 m2
8. Fasilitas standard Ada Ada Ada
dan bongkar muat
Peralatan gudang
1 Alat timbang Ada Ada Ada
berterasah
2 Palet kayu /plastic Ada Ada Ada
3 Alat ukur
a. Higrometer Ada Ada Ada
b. Thermometer Ada Ada Ada
4 Tangga staple Ada Ada Ada
5 Alat pemadam Ada Ada Ada
kebakaran
6 Kotak P3K dan obat Ada Ada Ada
7 Alat kebersihan Ada Ada Ada
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan Adnan, 1982. Kimia dan teknologi pengolahan
pembahasan, maka dapat di kemukakan air susu. Andi offset. Yogyakarta
beberapa kesimpulan sbagai berikut : Anonim, 1994. Revelita VI pertanian.
1. Suhu di dalam gudang berkisar Departemen pertanian RI, Jakarta.
antara 20,8-33,4oC, sedangkan rata- _____, 2008. ketentuan gudang komoditi
rata RH gudang yang diperoleh dari pertanian. www.namp-ind.com/index2.php?
pengukuran berkisar antara 72,8- option=com_docman&task. diakses
92,8%. Untuk Nilai kadar air selama tanggal 23 november 2013
penyimpanan berkisar antara 13,2- ______, 2009. Teknologi pengolahan beras.
15,8%. http//topagriculture.com /2009/05/.html
2. Kadar air jagung selama Diakses pada tanggal 23 november
penyimpanan dipengaruhi oleh Suhu 2012.
dan kelembaban ruang ______, 2012. Lingkungan dan bangunan
penyimpanan. pertania. http://id.wikipedia.org/wiki. [23
3. Penyimpnan secara curah dapat April 2013]
dipergunakan dalam proses Danarti (hadi). 2011. Budidaya 8 Jenis
penyimpanan pada gudang Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya.
penyimpanan di KUD desa Jakarta
Pringgasela karena nilai hasil Hartono, 2010. Pengetehuan dasar dan usaha
analisis regresi (R2) adalah 0,708 perawatan beras. Badan usaha logistik
yang nilai koefisiennya mendekati Jakarta
angka 1. Junaidi, Prarudianto, dan saloko.2001. Buku
ajar pengetahuan bahan hasil pertanian
4. Berdasarkan kenyataan di lapangan Universitas mataram press. Mataram
terlihat dari struktur dan komponen
Kartasapoetra, 1994. Teknologi penanganan
yang terdapat pada gudang KUD,
gudang tersebut termasuk dalam pasca panen. Rineka cipta. Jakarta.
Lakitan B. 1997. Dasar-dasar Klimatologi.
kategori gudang B, ini terlihat dari
kriteria pada gudang standarisasi Rajawali pers. Jakarta
Maryam, R. 2006. Pengendalian Terpadu
(SNI).
Konlaminasi Mikotoksin. http://peternakan.
SARAN
litbang.deptan.go.id/publikasi/wartazoa/
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan,
dapat disarankan sebaga berikut : wazo161-3.pdf.[28 April 2013 ].
Prabowo, A. Y. 2007. Budidaya Jagung.
1. Perlu dilakukan penambahan
pengukuran untuk debit udara yang http://teknis-
budidaya.com/2007/10/budi daya -
masuk ke dalam gudang.
2. Perlu adanya penelitian pada jagung.html. [28 April 2013].
beberapa bangunan untuk dapat
melihat aplikasi dalam kondisi yang Pratiwiri a.w., 2006. Teknologi penggilingan
padi. Gramedia . Jakarta
nyata (Real Time).
Robi’in. 2007. Perbedaan Bahan Kemasan
Dan Periode Simpan Dan Pengaruhnya
Terhadap Kadar Air Jagung Dalam
Ruang Simpan Terbuka. Buletin Teknik
Pertanian Vol. 12 No.1.
Saeong. 2002. Ilmu pengetahuan bahan pangan
. PAU pangan dan gizi . IPB. Bogor
Suprapto.2002. Pengantar penanganan pasca
panen. Raja grafindo. Jakarta
Syarif dan Irawan, 1998. Pengetahuan bahan
hasil pertanian. Mediyatama sarana
perkasa. Jakarta
Syarif dan Halid, 1993. Teknologi
penyimpanan pangan PAU pangan dan gizi.
IPB
bogor
Suprapto, 1998. Bertanam Jagung. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Winarno, 1984. Fisiologi lepas panen. Sastra
hudaya. Jakarta
Winarno, F.G., 1993. Pangan Gizi, teknologi
dan konsumsi..

Anda mungkin juga menyukai