Anda di halaman 1dari 9

PENGEMASAN VAKUM CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L) PADA

TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA 1)


PACKAGING OF RAW CHILI VACUUM (Capsicum frutescens L) AT DIFFERENT LEVEL OF MATH 1)

Angeline Y. Lapasi2), Lady C. Ch. E. Lengkey3), Bertje R. A. Sumayku3)

1) Bagian dari skripsi penelitian dengan judul “Pengemasan Vakum Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L) Pada Tingkat Kematangan Yang Berbeda ”
2) Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi Manado
3) Dosen Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT
This study aims to measure changes in moisture content, change in weight, change in
color and texture which is vacuum packed in the refrigerator to maintain the quality of cayenne
pepper. This study used a descriptive method, with vacuum packaging treatment at two levels of
maturity, namely red chili and green bird's eye chilies with 3 repetitions for 17 days at
temperature (6-13ºC). The results showed that the initial moisture content in the vacuum
packaging of red chili peppers was 49.70% and green chili was 67.21% and the end of the
observation after 17 days in red chili was 50.70% and 82.74% in green bird's eye chilies. The
change in weight of green chili which was vacuum packed during 17 days of storage was 0.02%.
There was a change in color at the end of storage, in green bird's eye chilies, namely dark (green
yellow) and changes in red bird's eye chilies, namely dark brown (red). The texture of green
bird's eye chilies can be better preserved during 17 days of cold storage at 6-13 ºC with the base
5.47 mm / N, the middle 4.33 mm / N, and the tip 5.37 mm / N
Keywords: Cayenne pepper, vacuum packaging, level of maturity, cold storage

ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perubahan kadar air, perubahan berat,
perubahan warna dan tekstur yang dikemas secara vakum pada lemari pendingin untuk
mempertahankan mutu cabai rawit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan
perlakuan pengemasan vakum pada dua tingkat kematangan yaitu cabai rawit merah dan cabai
rawit hijau dengan 3 kali ulangan selama 17 hari pada suhu (6-13ºC). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar air awal pada kemasan vakum cabai rawit merah sebesar 49.70 % dan
cabai rawit hijau sebesar 67.21 % dan akhir pengamatan setelah 17 hari pada cabai rawit merah
50.70 % dan pada cabai rawit hijau 82.74 %. Perubahan berat pada cabai rawit hijau yang
dikemas secara vakum selama penyimpanan 17 hari sebesar 0.02 %. Terjadi perubahan pada
warna di akhir penyimpanan, pada cabai rawit hijau yaitu dark (green yellow) dan perubahan
pada cabai rawit merah yaitu dark brown (red). Tekstur pada cabai rawit hijau dapat
dipertahankan lebih baik selama penyimpanan dingin 17 hari pada suhu 6-13 ºC dengan bagian
pangkal 5.47 mm/N, tengah 4.33 mm/N, dan pada bagian ujung 5.37 mm/N
Kata kunci : Cabai rawit, pengemasan vakum, tingkat kematangan, penyimpanan dingin
PENDAHULUAN Kerusakan dapat terjadi karena pengemasan
yang kurang baik. Untuk mencegah
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) kerusakan pada cabai, diperlukan
merupakan salah satu tanaman hortikultura pengemasan dan temperatur suhu yang
dari famili Solanaceae yang memiliki relatif rendah. Menurut (Anonimous, 2008),
kombinasi warna, rasa, nilai nutrisi yang ada pengaruh pengemasan dan suhu rendah
lengkap tetapi juga memiliki nilai ekonomi dapat menghambat berkembangnya
yang tinggi (Kouassi et al, 2012). Cabai mikroorganisme dan perubahan bahan
mendapat perhatian karena memiliki nilai kimia. Selain itu juga mempengaruhi laju
ekonomis yang cukup tinggi. Kebutuhan reaksi enzim seperti perubahan warna cabai.
cabai terus meningkat setiap tahun sejalan Penanganan pascapanen yang penting untuk
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan mempertahankan mutu cabai rawit adalah
berkembangnya industri yang membutuhkan dengan pengemasan dan penyimpanan.
bahan baku cabai (Setiawan, 2014). Tidak Lamona (2015) menyatakan bahwa
hanya itu saja tetapi cabai rawit merupakan pengemasan cabai dengan plastik pada
tanaman yang mempunyai nilai ekonomi penyimpanan suhu 10°C adalah yang paling
tinggi yang di sebabkan karena rasa pedas optimum dalam menekan jumlah susut berat
dan kandungan karotenoidnya. Di Indonesia cabai dan dapat mempertahankan kesegaran
tingkat konsumsi masyarakat per kapita cabai sampai penyimpanan hari ke-29 maka
terhadap cabai cukup tinggi. Melihat mutu cabai rawit dapat dipertahankan.
kebutuhan cabai rawit tiap tahunnya Walker (2010) menyatakan bahwa
meningkat bahkan sampai pada kebutuhan penggunaan ruang pendingin cocok untuk
ekspor luar negeri maka dari itu perlu penyimpanan cabai karena dapat
diadakan peningkatan mutu dan produksi mempertahankan kesegaran produk untuk
pada tanaman cabai rawit (Afrina Ningsih, waktu yang lebih lama. Pendinginan
2017). merupakan salah satu cara untuk
Berdasarkan data yang diperoleh dari mempertahankan kesegaran hasil pertanian,
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi khususnya produk hortikultura. Pendinginan
Sulawesi Utara pada tahun 2014 produksi akan memperlambat atau mencegah
cabai rawit segar dengan tangkai meningkat terjadinya kerusakan tanpa menimbulkan
sebanyak 8.486 ton. Dibandingkan tahun gangguan pada proses pematangan dan
2013, terjadi kenaikan produksi sebesar 24,9 memperlambat perubahan yang tidak
ton (0,29 %). Kenaikan ini disebabkan oleh diinginkan (pelayuan). Cabai yang disimpan
kenaikan luas panen sebesar 893 hektar dengan suhu sekitar 4°C dengan kelembaban
(78,33 %), meskipun produktivitasnya 95-98% dapat tahan sekitar empat minggu
mengalami penurunan sebesar -3,05 ton per dan pada suhu 100C masih dalam keadaan
hektar (-42,20 %) dibandingkan tahun 2013. baik sampai 16 hari (Maulana, 2013).
Adapun daerah penghasil cabai di provinsi Selain suhu, tingkat kematangan cabai
Sulawesi Utara adalah Kabupaten Minahasa, rawit juga akan berpengaruh selama
Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa penyimpanan dan pengemasan, makin
Tenggara dan Kabupaten Minahasa Selatan matang cabai rawit makin peka terhadap
(BPS, 2015). kerusakan dingin. Tingkat kematangan salah
Cabai rawit merupakan salah satu satunya dapat dilihat dari warna, dan warna
komoditi pokok yang memiliki ciri mudah berpengaruh terhadap mutu (Edowai et al,
rusak. Pada penanganan pascapanen cabai, 2016).
biasanya masyarakat kurang memperhatikan
penyimpanan yang baik dari cabai tersebut.
Cabai rawit juga merupakan komoditi Alat yang akan digunakan dalam
yang perishable, yaitu mudah rusak. Sifat penelitian ini adalah lemari pendingin,
perishable ini dipengaruhi oleh beberapa merek GEA, oven pengering, desikator fruit
faktor seperti tingkat kematangan, suhu tekstur analyser, spesifikasi : satuan
penyimpanan serta pengemasan. Oleh pengukur : kg, pon, Newton , ukuran buah
karena itu, diperlukan teknologi pascapanen maksimum : 120 mm, berat : 9 kg (kurang-
untuk memperpanjang umur simpan dan lebih), daya : 30 watt, color grab (color
dapat mempertahankan kualitas dari cabai detection), pada handphone oppo A3S,
tersebut (Pandey and Paul, 2013). timbangan analitik, vacuum sealer,
Salah satu alternatif yang dapat spesifikasi : merek Kris, maksimal lebar
dilakukan dengan pengemasan vakum. kantong plastik sampai 32 32 cm, mode
Pengemasan vakum merupakan salah satu tekanan : rendah dan tinggi, mode makanan :
aplikasi teknologi pengemasan dengan kering dan lembab, voltase: 160 V- 24 V/ 50
menggunakan kantong plastik vakum Hz, daya : 160 watt.
(vacuum pack). Putu (2001) menyatakan Metode Penelitian
pengemasan menggunakan plastik secara Pada penelitian ini menggunakan
vakum dapat mengurangi jumlah oksigen metode analisis data dengan menggunakan
dalam kemasan, mencegah kontaminasi metode deskriptif dan data yang dianalisis
mikroorganisme, dan memperpanjang umur disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
simpan produk pangan. Selain itu kemasan dengan perlakuan pengemasan vakum dan
vakum juga memberikan efek visual yang non vakum dengan 2 (dua) tingkat
baik bagi makanan. kematangan dan 3 kali ulangan. Cabai rawit
Dalam penelitian ini digunakann yang digunakan dalam penelitian ini di
metode pendinginan dan pengemasan, yang ambil dari Desa Kemelembuai kemudian di
bertujuan untuk membuat produk kemas sebanyak 100 gr dalam kantong
hortikultura seperti cabai rawit agar tahan plastik kemudian di simpan dalam lemari
lama pendingin (6 – 13 ºC) selama 17 hari. Cabai
rawit yang akan digunakan pada penelitian
METODOLOGI PENELITIAN di panen langsung dari petani di Desa
Tempat dan Waktu Kumelambuai dan dibawa ke Laboratorium
Penelitian ini telah dilaksanakan di Pascapanen Prodi Teknik Pertanian
laboratorium Pascapanen Prodi Teknik Universitas Sam Ratulangi. Cabai rawit
Pertanian dan laboratorium lmu Tanaman disortir terlebih dahulu untuk memisahkan
Fakultas Pertanian Universitas Sam yang busuk dan rusak sehingga
Ratulangi Manado. Pada bulan Juli - mendapatkan cabai rawit dengan kualitas
Agustus 2019. yang baik dan dipisahkan sesuai dua tingkat
kematangan dengan masing-masing ulangan
Bahan dan Alat seberat 100 g, setelah ditimbang cabai
Bahan yang digunakan adalah cabai dikemas sesuai perlakuan vakum dan tanpa
rawit dengan 2 (dua) tingkat kematangan vakum dalam plastik vakum (vacuum pack)
berbeda yaitu tingkat kematanga cabai rawit dengan material nylon dan polietilen.
berwarna hijau, dan cabai rawit berwarna Setelah dikemas cabai divakum dan diseal,
merah yang di ambil berdasarkan warna dan kemudian disimpan dalam lemari pendingin
di panen langsung dari petani dan plastik dengan suhu 6 – 13 ºC. Kemudian
vakum (vacuum pack) dengan material dilakukan pengamatan terhadap warna,
nylon dan polietilen. perubahan berat, kadar air dan tekstur.
Variabel Pengamatan kali ulangan. Kemudian dilakukan
1. Kadar Air diperhitungan dengan menggunakan
Kadar air diukur dengan persamaan :
𝐴−𝐵
menggunakan metode gavrimetri 𝑊 = 𝐴 𝑥 100% (2)
(pengeringan dalam oven). Cabai rawit Dimana :
merah dan hijau yang sudah dipotong-
potong kecil kemudian ditimbang W : Perubahan berat (%)
sebanyak 5 g dalam cawan aluminium A : Berat sampel awal (g)
yang telah diketahui berat kosongnya.
Kemudian cabai rawit dikeringkan dalam B : Berat sampel hari ke-n (g)
oven pengeringan di dalam oven suhu
3. Perubahan Warna
105 ºC selama 3 jam. Pengeringan di
Pengukuran perubahan warna
lakukan hingga tidak lagi mengalami
dilakukan dengan menggunakan aplikasi
penurunan berat. Cabai rawit yang telah
color grab pada handphone tipe A3S,
dikeringkan kemudian didinginkan di
untuk menganalisis warna yaitu sampel
dalam desikator selama 15 menit lalu
ditimbang terlebih dahulu kemudian
ditimbang. Setelah didapatkan data berat
sampel diletakan pada wadah yang
cawan kosong, berat awal bahan, dan
berwarna putih dan ditempatkan pada
berat akhir setelah di oven, selanjutnya
satu tempat yang dapat terpapar cahaya.
kadar air dalam bahan dapat dihitung
Kemudian warna dianalisis dengan
dengan Rumus:
Wm menggunakan aplikasi color grab dengan
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (%) = 100 % (1)
Wm−Wd cara aplikasi tersebut adalah membuka
Dimana : aplikasi tersebut pada handphone
Wm : Air dalam bahan (g) kemudian tekan kamera sampai camera
fokus pada sampel yang akan dianalisis
Wd : Berat air kering mutlak (g) untuk mendapatkan hasil dari warna pada
sampel kemudian tekan conversions
Nilai kadar air didapatkan dari
sehingga nilai l, a, b dan warna pada
jumlah total air dalam bahan yang
sampel akan terlihat. Untuk pengamatan
diuapkan. Berat awal yang didapatkan
selanjutnya dilakukan cara yang sama
adalah berat bahan sebelum dipanaskan
yaitu sampel diletakkan ditempat dan
menggunakan oven. Sedangkan berat
wadah yang sama seperti pengamatan
akhir merupakan berat bahan dimana
awal. Data warna dinyatakan dengan nilai
bahan tidak mengalami pengurangan
L, a, b.
berat lagi setelah dilakukan pemanasan
dengan oven. Berat akhir didapatkan dari 4. Tekstur (Pengukuran Kekerasan)
berat akhir pengovenan dikurangi dengan Tekstur diukur dengan fruit tekstur
berat cawan kosong. analyser dengan cara mengambil sampel
cabai rawit sesuai perlakuan yang akan
2. Perubahan Berat
diukur kekerasanya kemudian letakkan
Pengukuran susut bobot diakukan
bahan yang akan diukur di bawah alat
dengan cara menimbang sampel selama
tersebut kemudian pada alat tersebut
penyimpanan menggunakan timbangan
terdapat tombol berwarna hijau dan kotak
digital sehingga diperoleh data berat
untuk melihat hasil dari kekerasan bahan.
sebelum dan sesudah penyimpanan
Setelah bahan diletakan dibawah alat,
(dalam gram). Pengukuran susut bobot
tekan tombol hijau sampai mengenai
diukur setiap hari sesuai perlakuan dan 3
bahan dan angka hasil untuk kekerasan Hasil pengukuran susut bobot pada
bahan akan terlihat (mm). Sampel yang pada penyimpanan suhu 6 – 13 ºC pada
akan diukur adalah pangkal, tengah, dan dua tingkat kematangan yaitu matang
ujung. Pengukuran nilai kekerasan hijau (cabai hijau) dan matang (cabai
sampel cabai rawit dilakukan secara merah) Menunjukkan adanya perbedaan
periodik setiap 7 hari sesuai dua tingkat susut bobot. Pada kemasan vakum cabai
kematangan dengan dua perlakuan dan hijau (0,02 %), pada cabai merah (-2.27
tiga kali ulang. %), pada kemasan tanpa vakum cabai
merah (0.14 %), pada cabai hijau (0.12
HASIL DAN PEMBAHASAN %). Pada cabai rawit hijau yang dikemas
secara vakum yang menggunakan
Kadar Air kantong plastik vacuum pack dengan
Dari hasil penelitian rata-rata kadar air material nylon dan polietilen pada suhu 6
pada kemasan vakum dengan dua tingkat – 13 ºC memberikan susut bobot terendah
kematangan yaitu matang muda (cabai sebesar 0.02 % pada hari ke- 17. Dapat
hijau) dan matang (cabai merah) selama dilihat pada gambar 7 terjadi peningkatan
penyimpanan dingin suhu 6 – 13 ºC pada susut bobot pada hari ke-2, 9, 10
selama 17 hari. Rata-rata kadar air pada dan 12, hal ini disebabkan oleh adanya
kemasan vakum cabai rawit merah pada peningkatan suhu dan fluktuasi suhu yang
awal penyimpanan 49.70 % dan pada berubah-ubah serta lamanya
cabai hijau 67.21 %. Kadar air cabai penyimpanan, dan pada hari ke-9 terjadi
rawit merah dan hijau dapat dipengaruhi padam listrik satu hari penuh dan
oleh suhu dan lamanya penyimpanan meyebabkan pendingin padam sehingga
(lihat lampiran 1). Kadar air pada cabai terjadinya kondensasi uap air pada cabai
rawit dapat merupakan salah satu rawit hijau, peningkatan pada suhu dapat
parameter yang menuntukan kesegaran mempercepat laju respirasi, dan
cabai rawit, kadar air juga dapat penguapan uap air serta proses
mempengaruhi kenampakan, tekstur dan metabolisme yang dapat meningkatkan
cita rasa. Kadar air pada cabai rawit susut bobot. Pada cabai rawit merah
mengalami peningkatan pada hari akhir yang dikemas secara vakum memberikan
penyimpanan suhu 6 – 13 ºC, pada cabai tingkat kehilangan susut bobot sebesar -
rawit merah menjadi 50.70 % dan pada 2.27 % pada hari ke-17 pada
cabai rawit hijau 82.74 %. Terjadi penyimpanan 6 – 13 ºC. Hal yang sama
peningkatan pada kadar air cabai rawit terjadi pada cabai rawit merah dimana
bisa disebabkan karena ada salah satu pada hari tertentu terjadi kenaikan pada
sampel yang masih mengandung kadar susut bobot diakibatkan adanya
air yang tinggi dengan laju respirasi dan kondensasi uap air dan fluktuasi pada
transpirasi yang rendah sehingga kadar suhu sehingga air yang diuapkan lebih
air pada cabai rawit tersebut terukur besar sehingga mengakitbatkan
mengalami peningkatan dan juga dapat di peningkatan pada susut bobot dan juga
pengaruhi oleh suhu yang tidak stabil dan semakin lama penyimpanan dapat
berubah-ubah, karena lamanya mengakitbatkan susut bobot meningkat.
penyimpan pada suhu tinggi dinilai Hal ini sesuai dengan Rao et al. (2011)
kurang baik karena cabai bisa cepat rusak menyatakan bahwa susut bobot
dan busuk. meningkat akibat peningkatan suhu dan
Perubahan Berat lama penyimpanan. Suhu penyimpanan
yang tinggi akan meningkatkan laju hijau yang dikemas vakum mengalami
respirasi dan proses metabolisme lain penurunan kecerahan sebesar 39.5 selama
yang menyebabkan hilangnya substrat penyimpanan dingin pada hari ke-17.
seperti gula dan protein sehingga susut Penurunan nilai kecerahan ini
bobot meningkat (Nyanjage et al. 2005). dikarenakan terjadinya peningkatan suhu
Cabai rawit hijau yang dikemas seara yang berubah-ubah dan warna cabai rawit
vakum memberikan hasil penurunan hijau yang terlihat secara visual berubah
paling rendah. Jadi dapat disimpulkan menjadi kecoklatan atau hijau gelap
bahwa dalam penelitian ini cabai rawit sehingga nilai derajat L menurun
hijau yang dikemas secara vakum yang mendekati warna hitam / gelap (nilai 0).
menggunakan kantong plastik vacuum Penyimpanan pada suhu rendah juga
pack adalah yang paling baik dengan dapat menekan angka kehilangan air pada
presentase kehilangan sebesar 0.02 %. cabai selama penyimpanan. Rendahnya
Dibandingkan dengan cabai rawit merah suhu penyimpanan dapat menekan
yang dikemas secara vakum yang juga terjadinya penguapan air dari cabai
menggunakan kantong plastik vacuum sehingga tingkat kecerahannya lebih
pack yang penurunan beratnya paling tinggi dari cabai yang disimpan pada
banyak sebesar -0.27 %. Terjadi suhu yang lebih tinggi (Lamona et al.
penambahan pada bobot cabai rawit ini 2015). Nilai L pada cabai rawit merah
dikarenakan peningkatan suhu yang yang dikemas vakum mengalami
tinggi dan lamanya penyimpanan. Suhu penurunan kecerahan sebesar 34.7 selama
penyimpanan yang tinggi akan penyimpanan dingin pada hari ke 17.
meningkatkan laju respirasi dan proses Penurunan nilai kecerahan ini
metabolisme sehingga susut bobot dikarenakan fluktuasi suhu yang
bertambah. meningkat dan warna cabai rawit merah
yang terlihat secara visual berubah
Kemasan vakum menjadi merah gelap sehingga nilai L
menurun mendekati warna hitam / gelap
101.00
Cabai rawit (nilai 0). Penyimpanan cabai pada suhu
100.80 merah rendah mampu mempertahankan
Perubahan berat (g)

100.60 Cabai rawit kecerahan lebih baik dibandingkan


100.40 hijau penyimpanan pada suhu tinggi. Suhu
100.20 penyimpanan yang rendah akan
100.00 menghambat laju respirasi pada cabai.
Laju respirasi yang rendah akan
99.80
menghambat pemecahan klorofil dan
99.60
menurunkan biosintesis karotenoid
1 4 7 10 13 16
(Chitravhati et al. 2015).
Hari Pengamatan
Tekstur
Gambar 3. Rata-rata kehilangan berat Tekstur merupakan komponen yang
kemasan vakum sangat penting dalam mentukan bahan
pangan tersebut layak dikonsumsi atau
Perubahan Warna tidak, karena dengan mengetahui tekstur
Warna cabai rawit dinyatakan dengan suatu bahan pangan, kita dapat
nilai L a dan b. Nilai L pada cabai rawit mengetahui bahwa bahan pangan tersebut
masih segar atau justru sebaliknya. tanpa vakum, pada bagian pangkal 4.32
Pelunakan erat kaitanya dengan mm/g, pada bagian tengah 4.33 mm/g
hilangnya integritas jaringan yang dan pada bagian ujung 4.38 mm/g.
berakibat menurunya kualitas bahan, Sedangkan pada kemasan vakum pada
sehingga banyak konsumen yang tidak cabai rawit hijau, pada bagian pangkal
suka dan juga akhirnya tidak layak untuk 5.47 mm/g, pada bagian tengah 4.79 m/g,
dipasarkan. Salah satu variabel dan pada bagian ujung 5.37 mm/g. pada
pelunakan ialah nilai kekerasaan. kemasan tanpa vakum, pada bagian
Tekstur cabai rawit yang disimpan dalam pangkal 5.08 mm/g, pada bagian tengah
lemari pendingin selama kurang lebih 17 3.33 mm/g, dan pada bagian ujung 5.87
hari atau dalam 4 kali pengamatan mm/g. Penurunan kekerasan pada cabai
menunjukan adanya perubahan. rawit merah dan hijau menandakan
Pengukuran tekstur cabai rawit sebelum tekstur cabai semakin lunak. Hal ini
penyimpanan memiliki nilai kekerasaan disebabkan oleh suhu dan lamanya
yang berbeda. Penyimpanan cabai rawit penyimpanan. Hasil ini sejalan dengan
terbagi atas 2 perlakuan yaitu Chitravanthi (2015) yang menyatakan
pengemasan vakum dan pengemasan kekerasan akan menurun secara
tanpa vakum dengan 2 tingkat signifikan selama penyimpanan. Cabai
kematangan yang berbeda yaitu cabai menjadi layu sehingga kekerasan
rawit merah dan cabai rawit hijau. Pada berkurang selama periode penyimpanan.
kemasan vakum cabai rawit merah, nilai Perubahan tekstur bahan menjadi lunak
kekerasaan cabai rawit pada bagian terjadi karena perubahan komposisi
pangkal yaitu 5.25 mm/g, bagian tengah dinding sel yang menyebabkan turunnya
5.22 mm/g dan pada bagian ujung 5.21 tekanan turgor sel dan kekerasan buah.
mm/g. Pada kemasan tanpa vakum cabai Cabai rawit merah yang disimpan pada
rawit merah, bagian pangkal 5.47 mm/g, suhu 5 ºC cenderung mampu
bagian tengah 5.31 mm/g dan pada mempertahankan kekerasan kulit cabai
bagian ujung 5.58 mm/g. Untuk kemasan lebih baik dibandingkan dengan
vakum cabai rawit hijau, pada bagian penyimpanan pada suhu 10 ºC dan 15 ºC.
pangkal memiliki nilai 7.82 mm/g, pada Hasil ini sesuai dengan Hameed et al.
bagian tengah 7.68 mm/g dan pada (2013) dan Lamona et al. (2015) yang
bagian ujung 7.69 mm/g, terakhir pada menyatakan bahwa penurunan kekerasan
kemasan tanpa vakum cabai rawit hijau, cabai lebih kecil pada suhu rendah.
pada bagian pangkal 7.75 mm/g, bagian Aktivitas metabolisme lebih kecil pada
tengah 6.63 mm/g dan pada bagian ujung suhu rendah sehingga dapat
6.97 mm/g. mempertahankan kekerasan lebih lama.
Tekstur pada cabai rawit terjadi
perubahan setelah penyimpanan hari ke-
17 atau dalam 4 kali pengamatan dan
juga memberikan hasil yang berbeda
pada dua perlakuan dan pada tingkat
kematangan yang berbeda tersebut. Pada
kemasan vakum cabai merah, kekerasan
pada bagian pangkal yaitu 4.57 mm/g,
pada bagian tengah 4.88 mm/g dan pada
bagian ujung 4.77 mm/g. Pada kemasan
brown : red ). Nilai kekerasan akhir pada
Kemasan vakum cabai rawit kemasan vakum cabai rawit merah , pada
10 hijau bagian pangkal 4.57 mm/g, tengah 4.88
Pangkal mm/g, ujung 4.77 mm/g. Dan nilai
Kekerasan (N)

kekerasaan pada kemasan vakum cabai rawit


5 Tengah
hijau pada bagian pangkal 5.47 mm/g,
Ujung tengah 4.33 mm/g, dan pada bagian ujung
5.37 mm/g. Cabai rawit hijau dapat
0 mempertahankan tekstur lebih baik selama
0 7 14 17 penyimpanan dingin selama 17 hari pada
Hari pengamatan suhu 6-13ºC
Saran
Gambar. Nilai rata-rata kekerasan kemasan
1. Untuk dapat memperpanjang masa
vakum cabai rawit hijau
simpan cabai rawit maka perlu
dilakukan lagi penyimpanan dibawah
Kemasan vakum cabai rawit suhu 13 ºC dengan menggunakan
merah kemasan vakum.
5.5 2. Perlu dilakukan lagi penelitian lebih
Kekerasan (N)

lanjut dengan menggunakan kemasan


5 Pangkal
plastik vakum lainnya agar
Tengah kesegaran dan masa simpan cabai
4.5
Ujung rawit dapat bertahan lebih lama.
4
1 2 3 4
DAFTAR PUSTAKA
Hari Pengamatan
Afrina, N. 2017. Makalah Pengantar
Gambar. Nilai rata-rata kekerasan kemasan
Bisnis “Budidaya Tanaman Cabai
vakum cabai rawit merah
Rawit”. Fakultas Pertanian.
KESIMPULAN DAN SARAN Program Studi Agroteknologi.
Universitas Merdeka Surabaya
Kadar air pada kemasan vakum cabai Anonimous. 2008. Cabai rawit.
rawit merah dengan penyimpanan dingin http://www.wikipedia.org. (17 Maret
pada suhu 6-13ºC memberikan hasil paling 2011)
baik dengan kadar air sebesar 50.70% BPS, 2015. Produksi Cabe Besar, Cabe
selama 17 hari. Perubahan berat pada cabai Rawit, dan Bawang Merah Provinsi
rawit hijau yang dikemas secara vakum Sulawesi Utara tahun 2014.
pada penyimpanan suhu dingin 6-13ºC Desi Edowai, et al 2016. Mutu Cabai
menggunakan kantong plastik vacuum pack Rawit Pada Tingkat Kematangan dan
material nylon dan polietilen memberikan Suhu Yang Berbeda. Jurusan
hasil kehilangan berat paling rendah sebesar Teknologi Pertanian, Fakultas
0.02 % selama 17 hari. Teknologi Pertanian, Universitas
Perubahan warna pada cabai rawit hijau Papua. Jurusan Teknologi Pertanian,
yang dikemas secara vakum mendapatkan Fakultas Pertanian, Universitas Sam
hasil akhir L : 39.5, a : -6.9, b : 30.8 ( Dark Ratulangi
: green yellow ), sedangkan pada kemasan Kouassi CK, Koffi-nevry R, Guillaume LY
vakum cabai rawit merah mendapatkan hasil et al. 2012. Profiles of bioactive
akhir L : 34.7, a : 47.5, b : 39.7 ( Dark
compounds of some pepper fruit Extending postharvest life of sweet
(Capsicum L.) Varieties grown in Côte pepper (Capsicum annuum L.,
d’ivoire. Innovative Romanian Food ‘California Wonder’) with modified
Biotechnol 11: 23-31. atmospheric packaging and storage
Lamona, A. 2015. Pengaruh Jenis Kemasan temperature. Agricultura Tropica et
dan Penyimpanan Suhu Rendah Sub-tropica. 38(2): 28-32.
Terhadap Perubahan Kualitas Cabai Chitravathi K, Chauhan OP, Raju PS. 2015.
Merah Keriting Segar. Jurnal Influence of modified atmosphere
keteknikan pertanian 3 (2): 145-152. packaging on shelf-life of green chillies
Maulana, I. 2013. Cabe Rawit. (Capsicum annuum L.). Food Packaging
http://duniainovasitani.blogspot.com and Shelf Life. 45: 1-9.
Pandey, R., Paul V. 2013. Delaying Tomato Putu, I. 2001. Karakteristik Daging Sapi
Fruit Ripening by Using 1- Dikemas Dalam Kantong Plastik
Methylcyclopropene (1-MCP) For Better Hampa Udara (Vakum Pack). Balai
Postharvest Management: Indian Journal Penelitian Ternak Bogor. Wartazoa XI
of Plant Physiology 18(3): 195-207 (2) : 15 – 19.
Rao TVR, Gol NB, Shah KK. 2011. Effect Setiawan, Edy, 2014. Uji Kinerja Pengering
of postharvest treatments and storage Tipe Efek Rumah Kaca dengan
temperatures the quality and shelf life Penambahan Kipas (Blade Fan) Untuk
of sweet pepper (Capsicum annuum L.). Pengeringan Cabai Merah (Capsicum
Scientia Horticulturae. 132: 18-26. annum L.). Skripsi. Program Studi
Hameed R, Malik AU, Khan AS, Imran M, Teknik Pertanian. Universitas Kuala
Umar M, Riaz R. 2013. Evaluating the Darrusalam Banda Aceh.
effect of different storage conditions on Walker, S. 2010. Postharvest Handling of
quality of green chillies (Capsicum Fresh Chiles. New Mexico State
annuum L.). Tropical Agricultural University. Mexico
Research, 24 (4): 391-399.
Nyanjage MO, Nyalala SPO, Illa AO, Mugo
BW, Limbe AE, Vulimu EM. 2005.

Anda mungkin juga menyukai