1, Februari 2018
ISSN 2356-2234 (print) , ISSN 2614-6541 (online)
Journal Homepage: http://journal.ummat.ac.id/index.php/agrotek
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan mutu stik terbaik dengan
RiwayatArtikel:
perlakuan lama perendaman dalam Natrium Bisulfit yang disukai konsumen dan untuk
Diterima: 12-02-2018 mengetahui waktu lama perendaman terbaik dalam Natrium bisulfit untuk menghasilkan stik
kentang yang baik dari sifat kimia dan organoleptiknya. Metode yang digunakan dalam
Disetujui: 21-02-2018 penelitian ini adalah metode eksprimental. Tahapan penelitian ini terdiri dari: (1) proses
pengolahan kentang menjadi stik dengan perlakuan lama perendaman dalam natrium
Kata Kunci: bisulfit, (2) analisis kadar air dan kadar abu stik kentang, (3) analisis sifat organoleptik stik
kentang. (4) Pengolahan dan Analisis data. Berdasarkan hasil analisis, semakin lama waktu
Kentang perendaman dalam natrium bisulfit, maka kadar air stik kentang semakin turun. Hal tersebut
Stik kentang disebabkan karena Semakin lama waktu perendaman dalam natrium bisulfit maka semakin
Natrium bisulfit banyak pula natrium bisulfit yang diserap stik kentang, sehingga akan semakin banyak dapat
menyerap air. Hal tersebut disebabkan karena natrium bisulfit bersifat garam, dan garam itu
sendiri bersifat higroskopis atau dapat menyerap air. Jadi semakin lama waktu perendaman
stik kentang dalam natrium bisulfit maka akan semakin banyak pula air yang diserap,
sehingga kadar air pada bahan akan semakin berkurang. Sebaliknya untuk analisis kadar abu
menunjukkan bahwa semakin lama waktu perendaman dalam natrium bisulfit, maka kadar
abu yang terdapat dalam stik kentang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh pendapat
Winarno, bahwa semakin lama waktu perendaman dalam natrium bisulfit maka semakin
tinggi provitamin A ( Abu ) yang terkandung dalam bahan pangan. Senada dengan pendapat
Puspitasari menyatakan bahwa abu merupakan residu organik dalam bahan pangan. Jumlah
komposisi abu dalam minaral tergantung pada bahan pangan serta metode analisis yang
digunakan, salah satunya waktu perendaman. Pada penilaian terhadap sifat organoleptik stik
kentang terhadap parameter warna, aroma, rasa dan tekstur menunjukkan bahwa stik
kentang dengan lama perendaman 60 menit tingkat kesukaan tertinggi dibandingkan
dengan keempat perlakuan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena dengan waktu
perendaman selama 60 menit dalam natrium bisulfit menghasilkan warna kuning hinga
putih kekuningan, tekstur yang renyah, serta rasa dan aroma yang paling disukai panelis.
———————————————————
A. LATAR BELAKANG gorengan, aneka snack, bermacam-macam masakan
sayuran (sup, gado-gado, bistik, dan sebagainya.),
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok perkedel, dan berbagai bentuk makanan lain yang
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tidak beredar di pasaran. Melihat kandungan gizinya,
mengherankan jika semua negara baik negara maju kentang merupakan sumber utama karbohidrat.
maupun berkembang selalu berusaha untuk Kentang menjadi makanan pokok di banyak negara
menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan barat. Zat-zat gizi yang terkandung dalam 100 gram
bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai cara bahan adalah kalori 347 kal, protein 0,3 gram, lemak
pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat 0,1 gram, karbohidrat 85,6 gram, kalsium (Ca) 20
memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang gram, fosfor (P) 30 mg, besi (Fe) 0,5 mg dan vitamin
akan dikonsumsi. B 0,04 mg (Setiadi, 2007).
Kentang sebagai bahan pangan yang bergizi dapat Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan
dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk direbus, salah satu jenis sayuran subtropis yang terkenal di
11
Jurnal AGROTEK Vol.5 No. 1 2018 / Kajian Mutu Stik Kentang ( Solanum tuberrasum L. ) Dengan Lama Perendaman dalam Natrium
Bisulfit / Adi Saputrayadi, Marianah.
Indonesia. Daya tarik sayuran ini terletak pada umbi penelitian mengenai Kajian Mutu Stik Kentang
kentang yang kaya karbohidrat dan bernilai gizi tinggi. dengan lama perendaman dalam Natrium Bisulfit.
Di Indonesia kentang sudah dijadikan bahan pangan
alternatif atau bahan karbohidrat substitusi, terutamaB. B. METODE PENELITIAN
dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan
masyarakat Indonesia di samping beras (Gunarto, 1. Desain, Tempat, dan Waktu
2003). Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
Beberapa variasi produk makanan tradisional dilaksanakan studi eksperimental. Penelitian ini
selama lima bulan, pada bulan Oktober
maupun modern yang beredar dipasaran begitu banyak 2017 Januari 2018. Penelitian dilakukan di dua lokasi
digemari oleh masyarakat, baik itu produk makanan yaitu Laboratorium Pengolahan Fakultas Pertanian
yang mempunyai umur simpan rendah maupun yang Universitas Muhammadiyah Mataram
Laboratorium kimia Analitik FMIPA Universitas
serta
mempunyai umur simpan tinggi. Variasi produk Mataram.
makanan dapat dilakukan melalui beberapa proses
pengolahan, dimana untuk proses pengolahan produk 2. Bahan dan Alat
makanan tradisional yang masih mengolah secara alami Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian
mempunyai kelemahan dalam hal umur simpan atau ini adalah NaHSO 3 , kentang dengan varietas jala
daya tahan produk makanan dimana hanya mampu ipam, garam dapur, minyak goreng, HCl, CH 3 COOH,
bertahan dalam jangka waktu yang tidak lama karena Pereaksi Luff Schoorl, H 2 SO 4 , KI, Amylum, Na 2 S 2 O 3 ,
garam dapur, NaCl dan aquades. Sedangkan alat-alat
tidak adanya bahan yang ditambahkan untuk mencegah yang digunakan i adalah panci pengukus, pisau
pertumbuhan mikroba yang dapat terjadi ketika proses stainless, baskom, piring, alat penumbuk, plastik
pengolahan maupun distribusi berlangsung (Rendra, bening, sendok, krus, muffle (tungku baker listrik),
2009). eksikator, dan alat timbang, botol, oven, kertas, tisu,
Dengan adanya hambatan terhadap cepatnya timbangan analitik, wajan, kompor, pisau, gelas, labu,
pertumbuhan mikroba pada bahan pangan, kjeldahl, Erlenmeyer, labu ukur, botol, penangas air,
menyebabkan para produsen makanan harus bisa buret, lemari asam, kantong yang terbuat dari kertas
memperkirakan berapa banyak yang harus diproduksi saring, tabung ekstraksi alat soxlet, labu soxlet,
agar bisa habis dalam jangka waktu yang pendek. refluks, labu ukur, cawan dan kondensor.
Namun hal tersebut tidak efisien karena permintaan dari
konsumen yang berasal dari daerah yang jauh dari 3. Tahapan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan stik
tempat produksi tidak mungkin akan sampai pada kentang terbaik dengan lama perendaman dalam
konsumen tersebut dalam keadaan masih segar dan Natrium Bisulfit. Dari Hasil penelitian diambil 1
masih layak untuk dikonsumsi. Sehingga salah satu cara perlakuan terbaik berdasarkan pengujian sifat kimia
yang digunakan untuk tetap mempertahankan mutu, dan organoleptiknya. Perlakuan dilakukan dalam 5
kualitas dan umur simpan dari bahan pangan yang akan variasi dengan 3 kali ulangan. Pendenahan dalam
didistribusikan pada konsumen adalah dengan rancangan percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 1.
memberikan bahan tambahan pada makanan berupa Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan,
bahan pengawet, dengan adanya bahan pengawet dalam diantaranya adalah tahap pengolahan kentang
suatu produk pangan maka produk pangan dapat menjadi stik dengan perlakuan lama perendaman
dalam natrium bisulfit (NaHSO3 ). Adapun tahapan
bertahan sampai kurang lebih satu tahun dan dapat pembuatan stik kentang sebagai berikut :
disimpan apabila tidak dikonsumsi pada waktu yang 1. Persiapan bahan baku dan bahan tambahan
sama. Penambahan yang dimaksud adalah Natrium Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini
Bisulfit (NaHSO 3 ) adalah jenis kentang jala ipam. Bahan tambahan
Pemanfaatan Natrium Bisulfit dalam yang digunakan adalah garam dapur dan air.
pembuatan Stik Kentang biasanya dilakukan untuk 2. Sortasi
menambah cita rasa pada Stik Kentang itu sendiri, Kentang yang dipilih berdasarkan keseragaman
menambah nilai gizi dan juga sebagai daya saing dalam bentuknya dan tidak mengalami kerusakan fisik
(memar, busuk dan lecet) dengan tujuan agar hasil
suatu industri pengolahan, serta menghambat terhadap
akhir merata.
cepatnya pertumbuhan mikroba pada bahan pangan. 3. Pemotongan kentang
Standar Nasional penggunaan Natrium Bisulfit dalam Cuci kentang hingga bersih setelah itu dikupas dan
makanan harus tepat seberat 0,1 – 1,0 gr/kg sampel, cuci kembali. Potong kentang berbentuk balok
karena bahan kimia yang dicampurkan dalam makanan dengan panjang 1 x 6 cm.
bertujuan untuk meningkatkan kualitas, menambah rasa 4. Sulfitasi
dan memanfaatkan kesegaran produk (Septian, 2010). Rendam kentang dalam air + larutan NaHSO 3
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan selama sesuai dengan perlakuan. Angkat dan
tiriskan.
12
Jurnal AGROTEK Vol.5 No. 1 2018 / Kajian Mutu Stik Kentang ( Solanum tuberrasum L. ) Dengan Lama Perendaman dalam Natrium
Bisulfit / Adi Saputrayadi, Marianah.
13
Jurnal AGROTEK Vol.5 No. 1 2018 / Kajian Mutu Stik Kentang ( Solanum tuberrasum L. ) Dengan Lama Perendaman dalam Natrium
Bisulfit / Adi Saputrayadi, Marianah.
Tabel 4. Signifikansi perlakuan Lama Perendaman dengan perlakuan T2 dan T3 , tetapi berbeda nyata
dalam Natrium Bisulfit Terhadap Sifat Organoleptik dengan perlakuan T4 dan T5. Pada perlakuan T2 tidak
Stik Kentang. berbeda nyata dengan perlakuan T1 dan T3 tetapi
Parameter F hitung F table Keterangan berbeda nyata dengan perlakuan T4 dan T5. Perlakuan
Warna 23,054 1,725 S T3 tidak berbeda nyata dengan T1 dan T2, tetapi
Rasa 25,836 1,725 S berbeda nyata dengan perlakuan T4 dan T5. Perlakuan
T4 tidak berbeda nyata dengan perlakuan T5, tetapi
Aroma 8,186 1,725 S
berbeda nyata dengan perlakuan T1, T2 dan T3. Pada
Tekstur 5,070 1,725 S perlakuan T5 tidak berbeda nyata dengan perlakuan
Keterangan : S = Signifikan T4, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan T1, T2 dan
T3.
Tabel 5. Purata hasil Analisis sifat organoleptik
(Warna, Aroma, Rasa dan Tekstur ) stik kentang pada Kajian Mutu Stik kentang (Solanum tuberrasum
berbagai lama perendaman dalam natrium bisulfit. L.) Dengan Lama Perendaman Dalan Natrium
Perlakuan Warna Aroma Rasa Tekstur
Pada Pada analisis sifat organoleptik parameter
T1 3,050 a 2,550 a 2,950 a 3,400 a
warna kolom satu ( 1 ) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan antar perlakuan. Pada perlakuan T1 tidak T2 3,050 a 3,250 a 3,050 a 3,500 a
berbeda nyata dengan perlakuan T2, tetapi berbeda T3 3,550 b 3,850 ab 3,300 a 3,500 a
nyata dengan perlakuan T3, T4 dan T5. Pada perlakuan T4 3,600 c 4,050 bc 3,600 ab 3,800 b
T2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan T1, tetapi T5 3,600 c 4,150 cd 3,650 bc 3,800 b
berbeda nyata dengan perlakuan T3, T4 dan T5.
BNJ 5 % 0,458 0,566 0,347 0,653
Perlakuan T3 berbeda nyata dengan perlakuan T1, T2,
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang
T4 dan T5. Perlakuan T4 tidak berbeda nyata dengan sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada
perlakuan T5, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan taraf nyata 5 %
T1, T2 dan T3. Pada perlakuan T5 tidak berbeda nyata Bisulfit ( NaHSO3 )
dengan perlakuan T4, tetapi berbeda nyata dengan 1. Kadar air
perlakuan T1, T2 dan T3. Pada Tabel 3 kolom satu ( kadar air )
Pada parameter aroma kolom dua ( 2 ) menunjukkan bahwa semakin lama waktu
menunjukkan bahwa perlakuan T1 tidak berbeda nyata perendaman dalam natrium bisulfit, maka kadar air
dengan perlakuan T2 dan T3, tetapi berbeda nyata stik kentang semakin turun. Kadar air tertinggi
dengan perlakuan T4 dan T5. Pada perlakuan T2 tidak diperoleh pada perlakuan T1 sebesar 43,940 % dan
berbeda nyata dengan perlakuan T1 dan T3 tetapi kadar air terendah diperoleh pada perlakuan T5
berbeda nyata dengan perlakuan T4 dan T5. Perlakuan sebesar 36,687 %. Hubungan pengaruh lama
T3 tidak berbeda nyata dengan T1 dan T2, tetapi perendaman dalam natrium bisulfit terhadap kadar air
berbeda nyata dengan perlakuan T4 dan T5. Perlakuan stik kentang dapat dilihat pada gambar 3.
T4 tidak berbeda nyata dengan perlakuan T3 dan T5,
tetapi berbeda nyata dengan perlakuan T1 dan T2. Pada
perlakuan T5 tidak berbeda nyata dengan perlakuan T4,
tetapi berbeda nyata dengan perlakuan T1, T2 dan T3.
Pada parameter rasa kolom tiga ( 3 )
menunjukkan bahwa perlakuan T1 tidak berbeda nyata
dengan perlakuan T2 , tetapi berbeda nyata dengan
perlakuan T3, T4 dan T5. Pada perlakuan T2 tidak
berbeda nyata dengan perlakuan T1 tetapi berbeda
nyata dengan perlakuan T3, T4 dan T5. Perlakuan T3
tidak berbeda nyata dengan T4 dan T5, tetapi berbeda
nyata dengan perlakuan T1 dan T2. Perlakuan T4 tidak
berbeda nyata dengan perlakuan T3 dan T5, tetapi
berbeda nyata dengan perlakuan T1 dan T2. Pada Gambar 3. Grafik hubungan Lama perendaman dalam
perlakuan T5 tidak berbeda nyata dengan perlakuan T3 Natrium Bisulfit terhadap kadar air stik kentang
dan T4, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan T1 dan
T2. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa
Pada parameter tekstur kolom empat ( 4 ) semakin lama waktu perendaman dalam natrium
menunjukkan bahwa perlakuan T1 tidak berbeda nyata bisulfit maka kadar air stik kentang akan menurun.
14
Jurnal AGROTEK Vol.5 No. 1 2018 / Kajian Mutu Stik Kentang ( Solanum tuberrasum L. ) Dengan Lama Perendaman dalam Natrium
Bisulfit / Adi Saputrayadi, Marianah.
Tingginya kadar air pada perlakuan T1 sebesar 43,94 % Senada dengan pendapat Puspitasari ( 1991 )
disebabkan karena pada perlakuan ini tidak dilakukan menyatakan bahwa abu merupakan residu organik
perendaman sehingga kadar airnya masih tinggi. dalam bahan pangan. Jumlah komposisi abu dalam
Sedangkan rendahnya kadar air pada perlakuan T5 minaral tergantung pada bahan pangan serta metode
sebesar 36.687 % disebabkan karena waktu perendaman analisis yang digunakan, salah satunya waktu
stik kentang dalam natrium bisulfit ( 0,5 gram/liter air ) perendaman. Abu dan mineral dalam bahan pangan
selama 60 menit mampu menyerap air lebih banyak umumnya berasal dari bahan pangan itu sendiri (
dibandingkan dengan perlakuan yang lain ( T1, T2, T3, indigenous ). Tetapi ada beberapa mineral yang
dan T4 ). Semakin lama waktu perendaman dalam ditambahkan dalam bahan pangan baik secara sengaja
natrium bisulfit maka semakin banyak pula natrium maupun tidak sengaja. Dengan semakin lama waktu
bisulfit yang diserap stik kentang, sehingga akan perendaman stik kentang dalam natrium bisulfit, maka
semakin banyak dapat menyerap air. Hal tersebut kadar abu akan semakin meningkat. Kadar abu
disebabkan karena natrium bisulfit bersifat garam, dan terendah diperoleh pada perlakuan T1 ( tanpa
garam itu sendiri bersifat higroskopis atau dapat perendaman ) sebesar 12,710, hal ini disebabkan
menyerap air. Jadi semakin lama waktu perendaman karena tidak dilakukan perendaman sehingga kadar
stik kentang dalam natrium bisulfit maka akan semakin abu yang terdapat dalam stik kentang juga rendah.
banyak pula air yang diserap, sehingga kadar air pada
bahan akan semakin berkurang. 3.Uji Organoleptik Warna
Pada Tabel 5 kolom satu ( warna )
2.Kadar Abu menunjukkan bahwa skor parameter warna antar
Pada Tabel 3 kolom dua ( kadar abu ) perlakuan semakin meningkat seiring dengan semakin
menunjukkan bahwa semakin lama waktu perendaman lama waktu perendaman stik kentang dalam natrium
dalam natrium bisulfit, maka kadar abu yang terdapat bisulfit. Hubungan lama perendaman dalam natrium
dalam stik kentang semakin tinggi. Kadar abu tertinggi bisulfit terhadap skor warna stik kentang dapat dilihat
diperoleh pada perlakuan T5 sebesar 20,680 % dan pada Gambar 5.
kadar abu terendah diperoleh pada perlakuan T1 sebesar
12,710 %. Hubungan pengaruh lama perendaman dalam
natrium bisulfit terhadap kadar abu stik kentang dapat
dilihat pada gambar 4.
penambahan natrium bisulfit pada kentang dapat subyektif, sehingga semakin lama waktu perendaman
menyebabkan peningkatan nilai warna ( dari kuning ke dalam natrium bisulfit aroma kentang semakin
putih kekuningan ) sehingga membuat warna stik berkurang. Hal tersebut disebabkan karena natrium
kentang meningkat dari putih ke kuning. bisulfit adalah bahan yang dapat mencegah
Natrium bisulfit adalah zat kimia yang dapat penguraian makanan oleh mikroorganisme.
menghambat kerusakan pada makanan karena serangan
bakteri, ragi dan cendawan. Reaksi-reaksi yang sering 5. Uji Organoleptik Rasa
harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan Pada Tabel 5 kolom tiga ( rasa ), menunjukkan
( browning ) dan reaksi enzimatis lainnya. Sehingga bahwa skor untuk rasa stik kentang cenderung
dengan penambahan natrium bisulfit akan mampu mengalami kenaikan seiring dengan semakin lamanya
mempertahankan warna dasar stik kentang dari reaksi waktu perendaman dalam natrium bisulfit pada tiap
oksidasi dan reaksi enzimatis lainnya. Semakin lama perlakuan. Grafik hubungan pengaruh lama
waktu perndaman dalam natrium bisulfit maka akan perendaman dalam natrium bisulfit terhadap rasa stik
mencegah terjadinya reaksi browning enzimatis kentang dapat dilihat pada Gambar 7.
sehingga sedikit sekali terjadi perubahan warna menjadi
coklat atau hitam.
18