Anda di halaman 1dari 13

Pengalengan

Pengalengan adalah sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dikemas secara
hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba dan zat toksin lainnya) dalam suatu wadah,yang
kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab
penyakit) dan pembusuk baik secara fisik, biologis, dan kimia (Akbarsyah, 2006)

Kelebihan dan kekurangan pengalengan menurut Adawyah (2008):

Kelebihan

1. untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut


2. makanan dapat terhindar dari kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat
oksidasi, atau perubahan cita rasa.
3. Dapat memformulasi dan mengalengkan berbagai jenis makanan.
4. Mutunya baik dan stabil ( tetap ) baik pada skala besar dan kecil
5. Kemasan kaleng melindungi isi dari segala bentuk benturan fisik sehingga bentuk isi
tetap utuh
6. Daya awet makanan menjadi lebih lama
7. Dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja (cocok untuk makanan siap saji)

Kekurangan

1. Hydrogen Swell : Hydrogen swell terjadi karena adanya tekanan gas hidrogen yang
dihasilkan dari reaksi antara asam pada makanan dengan logam pada kaleng kemasan.
2. Interaksi antara bahan dasar kaleng dengan makanan. Kerusakan makanan kaleng
akibat interaksi antara logam pembuat kaleng dengan makanan kehilangan zat gizi
yang menyebabkan tercampurnya zat tersebut dengan makanan.
3. Kerusakan biologis Botulisme (kontaminasi oleh spora C. botulinum)
4. Berpengaruah pada kandungan senyawa

Analisis kuantitatif

Pengalengan pangan merupakan suatu prosedur pengawetan pangan menggunakan kemasan


yang tertutup secara hermetis dan memanaskannya untuk membunuh mikroorganisme
patogen, penyebab kebusukan maupun sporanya, serta untuk menginaktivasi enzim yang
dapat merusak mutu. Menurut hasil penelitian Hariyadi dkk (2006), teknologi ini dapat
mempertahankan daya simpan produk sampai lebih dari enam bulan . Pengalengan biasanya
dilakukan pada suhu sterilisasi yaitu 121oC selama 20 menit.

Blanching

Blanching adalah suatu proses pemanasan yang diberikan terhadap suatu bahan yang
bertujuan untuk menginaktivasi enzim, melunakkan jaringan dan mengurangi kontaminasi
mikroorganisme yang merugikan, sehingga diperoleh mutu produk yang dikeringkan,
dikalengkan, dan dibekukkan dengan kualitas baik (Suprapto, 2004)

Kelebihan dan kekurangan blanching menurut Estiasih dan Asmadi (2009):

Kelebihan

1. untuk inaktivasi enzim, pembersihan bahan-bahan mentah dan mengurangi kadar


bakterinya, membuat jaringan berkerut sehingga membuat pengisian bahan mentah
menjadi mudah, mempertahankan dan memperbaiki warnadan memprbaiki tekstur.
2. Selain itu blanching juga meningkatkan retensi rasa dan seringkali menghilangkan
rasa pahit yang tidak diinginkan dalam pangan.

Kekurangan

1. Blanching dapat menyebabkan kerugian pada bahan, yaitu kehilangan zat gizi yang
larut dalam air dan peka terhadap panas, menghambat proses pengeringan bahan-
bahan yang mengandung pati menyebabkan kerusakan tekstur bila waktu blanching
terlalu lama
2. blaching akan menurunkan nilai nutrisi dalam makanan, terutama ketika menggunkan
air dalam prosesnya. Beberapa nutrisi yang kemungkinan akan hilang pada saat
pemrosesan diantaranya adalah vitamin C, vitamin B1, vitamin B2 ,karoten, dan
beberapa mineral lainnya.

Analisis Kuantitatif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustamin Anwar Masuku yaitu efektifitas
konsentrasi natrium bisulfit dan lama blanching terhadap parameter kualitas tepung jambu
mete bahwa metode blanching Lama waktu blanching efektif terhadap kenaikan kecepatan
larut serta penurunan pada kadar air, kadar serat, dan kadar tanin tetapi kadar abu tidak
mengalami perubahan. Selanjutnya berdasarkan penelitian oleh Lusiana dkk (2015) yaitu
terhadap pengaruh waktu blanching dan konsentrasi larutan metabisulfit terhadap karakter
fisik dan kimia stik uwi putih (dioscorea alata) bahwa Waktu blanching berpengaruh nyata
terhadap karakter fisik dan kimia stik uwi putih. Terhadap kadar air dan kadar abu, waktu
blanching tidak berpengaruh nyata, namun berpengaruh nyata terhadap kerenyahan dan gula
reduksi (0,39%) serta berpengaruh sangat nyata terhadap kadar pati (46,010%).

Ekstrusi

Ekstrusi adalah operasi pembentukan adonan dengan memberikan tekanan melalui restriksi
atau cetakan (Estiasih dan Asmadi 2009)

Kelebihan dan kekurangan ekstrusi menurut Estiasih dan Asmadi (2009)

Kelebihan

1. Teknologi ekstrusi merupakan teknologi dengan biaya yang rendah dan produktifitas
yang tinggi dibandingkan teknologi pemasakan, pencampuran dan pencetakan yang
lain.
2. Teknologi ekstrusi merupakan teknologi dengan produktifitas yang tinggi karena
dapat dioperasikan dengan sistem kontinyu
3. Teknologi ekstrusi dioperasikan dalam waktu singkat sehingga meskipun
dioperasikan pada suhu tinggi dapat mempertahankan komponen yang mudah rusak
dibandingkan dengan operasi pengolahan pangan bersuhu tinggi yang lain.
4. Teknologi ekstrusi dioperasikan pada kadar air yang rendah sehingga dapat
menghemat penggunaan air proses dan mengurangi polusi. Teknologi ekstrusi
tergolong teknologi yang ramah lingkungan, kualitas produk baik (Guy, 2001).
5. Teknologi ekstrusi bisa menghasilkan berbagai jenis produk dengan merubah bahan
baku,
6. Tidak menghasilkan limbah

Kekurangan

1. tamin sendiri dipastikan mengalami penurunan dalam proses ekstrusi terutama


vitamin B dan vitamin C
2. Protein selama proses ekstrusi akan mengalami denaturasi dan kehilangan
kelarutannya.

Analisis kuantitatif
Berdasarkan pernyataan Harper (1981), selama proses ekstrusi terjadi perubahan sifat bahan
baku, antara lain perubahan komponen kimia dan gizinya seperti karbohidrat (pati dll),
protein, dan lemak. Dengan adanya penambahan air selama proses mengakibatkan granula
pati membengkak dan kehilangan kekompakan ikatan, sehingga sebagian amilosanya
berdifusi keluar oleh pengaruh panas.

Pemanggangan

Pemanggangn adalah suatu operasi yang digunakan u tuk merubah mutu makan suatu bahan
pangan dengan menggunakan udara panas sebagai media panas (Fellows, 2000)

Kelebihan dan kekurangan pemanggangan menurut Fellows (2000)

Kelebihan

1. Mengurangi hilangnya nutrisi yang ada pada makanan yang sedang diolah. Tentu
dengan dipanggang akan sangat banyak kandungan yang ada dimakanan tersebut.
Atau lebih singkatnya dengan mempertahankan gizi dari makanan tersebut.
2. Kebutuhan akan minyak anda akan semakin sedikit.
3. Kadar lemak dalam makanan bisa berkurang yang bisa menimbulkan banyak penyakit
yang tidak diinginkan.
4. Memasak bisa lebih cepat matang dengan menggunakan alat pemanggang cukup
dengan menaikkan suhunya saja.

Kekurangan

1. Bersifat karsinogenik
2. Penyebaran mikroba jika berada di outdoor

Analisis kuantitatif

Berdasarkan hasil penelitian oleh Nazhar dkk (2012) terhadap pengaruh lama pemanggangan
dalam microwave terhadap kualitas fisik steak daging ayam bahwa perlakuan lama
pemanggangan dalam microwave pada steak daging ayam memberikan pengaruh yang sangat
nyata (P0,05) terhadap pH dan WHC. Lama pemanggangan dapat meningkatkan tekstur,
cenderung menghasilkan pH dan WHC yang lebih tinggi. Lama pemanggangan 10 menit
(T10) dalam microwave menghasilkan kualitas fisik steak daging ayam terbaik dengan nilai
tekstur yang tertinggi (42,53) diikuti nilai pH (6,43) dan WHC (39,08%) yang cenderung
lebih tinggi.
Iradiasi

Iradiasi adalah pengunaan energi untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sumber
radiasi buatan (Goldblith, 1963)

Kelebihan dan kekurangan iradiasi menurut Goldblith (1963)

Kelebihan

1. bahan pangan dapat tetap dalam keadaan semula


2. kenaikan suhu bahan yang disterilkan tidak akan melebihi 4oC jika digunakan
iradiasi pada dosis yang biasa, sehingga sterilisasi dengan cara ini dapat disebut
sterilisasi dingin.
3. bahan yang akan disterilkan dapat ditempatkan didlam wadah sseperti kaleng ,
alumunium dan lainnya.
4. zat-zat atau bahan-bahan yang akan rusak jika disterilisasi dengan panas dapat
disterilisasi dengan cara ini.

Kekurangan

Kelemahan iradiasi

- secara langsung

Iradiasi dapat merusak sel-sel jaringan.

- secara tidak langsung

1. Benturan sinar gama dengan sel atau molekul tertentu akan menhasilkan pasangan-
pasangan ion radikal bebas (free radicals).
2. Benturan sinar gama dengan air akan menyebabkan molekul air pecah menjadi radikal
hidrogen dan radikal hidroksil yang bersifat sangat reaktif.
3. Bila dilakukan iradiasi terhadap protein terutama yang banyak mengandung asam
amino yang mempunyai gugusan sulfhidril, maka protein akan menjadi labil dan
dapat menghasilkan bau dan rasa yang tidak disukai. Tetapi beberapa penelitian
membuktikan bahwa iradiasi tidak berpengaruh terhadap protein utuh seperti yang
terdapat di dalam makanan, kecuali jika protein telah diekstrak dalma bentuk larutan
encer.
4. Iradiasi terhadap asam amino dapat menyebabkan terjadinya reaksi deaminasi
sehingga menimbulkan bau amoniam
5. Iradiasi terhadap lemak yang mengandung ikatan-ikatan peroksida akan menimbulkan
bau dan rasa yang tidak enak

Analisis kuantitatif

Berdasarkan pernyataan lakner dkk (2016) iradiasi teknologi yang aman, sehat dan bersih
untuk diterapkan pada industri pangan. Telah banyak penelitian dan lembaga kesehatan
yang membuktikan bahwa produk iradiasi dengan dosis yang tepat, aman untuk
dikonsumsi karena tidak meninggalkan residu zat kimia yang berbahaya. Selain itu,
proses iradiasi juga mampu menjaga nutrisi, kesegaran dan sifat sensori bahan pangan
(tekstur, warna, rasa dan aroma). Selain itu berdasarkan pernyataan Ehlerman (2014),
radiasi pangan menggunakan radiasi pengion. Pemberian radiasi ini secara efektif mampu
mengurangi mikroorganisme patogen, mencegah kerusakan, mencegah serangan
serangga, mencegah perkecambahan dan memperlambat proses pematangan buah dan
sayur . Beberapa keunggulan proses iradiasi bahan pangan antara lain dapat mengurangi
kontaminasi makanan, meningkatkan masa simpan bahan pangan tanpa mengubah
struktur kimianya dan mempercepat waktu preparasi pengawetan makanan.

Pendinginan

Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan yaitu -2 sampai + 10
oC (Estiasih dan Asmadi, 2009).

Kelebihan dan kekurangan pendinginan menurut Estiasih dan Asmadi (2009)

Kelebihan

1. Penyimpanan suhu rendah dapat memperpanjang masa hidup jaringan-jaringan dalam


bahan pangan tersebut karena aktivitas respirasi menurun dan menghambat aktivitas
mikroorganisme.
2. Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain
kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis.

Kekurangan

1. terjadinya penurunan kandungan vitamin, antara lain vitamin C


2. Berkurangnya kerenyahan dan kekerasan pada buah-buahan dan sayur-sayuran
3. Perubahan warna merah daging
4. Oksidasi lemak
5. Pelunakan jaringan ikan
6. Hilangnya flavor

Analisis kuantitatif

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anna dkk (2010) pada pengaruh
penyimpanan pada suhu rendah ( freezer-30C) terhadap kandungan air dan kandungan
lemak pada ikan lemuru bahwa penyimpanan pada suhu yang rendah tersebut
memberikan pengaruh besar, semakin lama penyimpanan air bertambah dan lemak
berkurang serta suhu rendah mengakibatkan mikroorganisme dan enzim pembusukan
dapat di matikan.

Pengasapan

Pengasapan pangan merupakan salah satu cara pengolahan yang bersifat mengawetkan.
engasapan merupakan kombinasi penggaraman, pemanasan, pengeringan dan pelekatan
komponen asap pada bahan pangan. Asap kayu terdiri dari uap dan padatan yang berupa
partikel sangat kecil, yang keduanya mempunyai komposisi kimia yang sama tetapi dalam
perbandingan yang berbeda. Senyawa kimia yang mudah menguap diserap oleh ikan,
terutama dalam bentuk uap. Senyawa tersebut memberikan warna dan rasa yang diinginkan
pada ikan asap. Komposisi kimia asap diketahui melalui penelitian menggunakan sistem
pembakaran tidak sempurna dan destilasi kering. Berdasarkan hasil-hasil penelitian dapat
dibedakan 4 kelompok hasil pembakaran kayu yaitu: gas, cairan, tar dan karbon (Bahar,
2006)

Kelebihan dan kekurangan pengasapan menurut Bahar (2006)

Kelebihan

1. Desinfektan, didukung panas


2. Pemberi flavor dan warna
3. Pengawet, mencegah tengik (antioksidasi)
4. Untuk mengawetkan/memperpanjang masa simpan
5. Memperoleh cita rasa dan kenampakan yang khas
6. Meningkatkan nilai ekonomi produk yang diasap

Kekurangan

1. Waktu persiapan lama


2. Tidak terkontrol kualitasnya
3. Cemaran bau asap
4. Resiko kebakaran
5. Waktu optimum dan suhu pengasapan tidak dapat dipertahankan
6. Menghasilkan senyawa karsinogen seperti fenol, nitrosamin, benzopiren

Analisis kuantitatif

Berdasarkan hasil penelitian oleh Sulfani dkk 2017 pada pengaruh lama dan suhu
pengasapan dengan menggunakan metode pengasapan panas terhadap mutu ikan lele asap
bahwa mutu kimia ikan lele asap menggunakan metode pengasapan panasmenunjukkan
perlakuan dengan lama dan suhu pengasapan yang digunakan berpengaruh nyata terhadap
penurunan kadar air, kadar protein, dan kadar abu ikan lele asap yang dihasilkan dan
Berdasarkan hasil uji Organoleptik terhadap tingkat kesukaan panelis, dapat diketahui
bahwa perlakuan dengan lama pengasapan 6 jam suhu 500C yang banyak disukai panelis
dari indikator tekstur, rasa, warna dan aroma.

Pensterilan

Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau memusnahkan semua


mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Peranan sterilisasi pada
pembuatan makanan yaitu berfungsi untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
mikroorganisme dan memperpanjang waktu simpan. Prinsip dasar sterilisasi yaitu
memperpanjang umur simpan bahan pangan dengan cara membunuh mikroorganisme yang
ada di dalamnya (Purnawijayanti, 2001).

Sterilisasi Secara Fisik

Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & pemijaran. (1) Pemijaran
(dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L dan lain-lain, (2) Sterilisasi panas kering : sterilisasi dengan oven
umumnya pada suhu 160-1700C selama 1-2 jam. Sterilisasi panas kering cocok untuk
sterilisasi serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-lain. Sterilisasi uap panas: konsep ini mirip dengan
mengukus. Sterilisasi dengan 5 menggunakan uap panas dibawah tekanan dengan
menggunakan autoklaf. Pada sterilisasi ini umumnya dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu
15 menit dengan suhu 1210C (Purnawijayanti, 2001).
Sterilisasi Kimia

Sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik
kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol. Proses sterilisasi
antiseptik kimia ini biasanya dilakukan dengan cara langsung memberikan pada alat atau
media yang akan disterilisasi. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan dari
tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki (Purnawijayanti, 2001).

Sterilisasi Mekanik (Filtrasi)

Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
(0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan serum, enzim, toksin
kuman, ekstrak sel dan lain-lain (Purnawijayanti, 2001).

Kelebihan dan kekurangn Sterilisasi menurut Purnawijayanti (2001).

Kelebihan

1. Dapat dicegah terjadinya penyimpanan citarasa yang disebabkan ialah panas dan
interaksi dengan wadah.
2. Mutu produk konstan
3. Warna produk dapat dipertahankan
4. Kerusakan vitamin dapat dicegah.
5. Dapat dipergunakan berbagai jenis wadah seperti karton,kaleng atau plastic yang
tidak tahan panas.
6. Ukuran wadah yang digunakan bervariasi.
7. Dapat mengurangi populasi mikroba di kamar bedah rumah sakit, ruang aseptik
8. Makanan dapat lebih tahan lama saat sterilisasi dengan pembekuan.

Kekurangan

1. Banyak bahan yang tidak tahan panas.


2. Sterilisasi dengan gas etilen oksida atau bahan kimia lain dapat menimbulkan residu
yang membahayakan kesehatan.
3. Pada sterilisasi dengan minyak panas, setelah sterilisasi peralatan harus dibilas untuk
menghilangkan lemak dan minyak yang menempel sehingga waktunya lebih lama.
4. Zat-zat yang terkandung pada medium dapat terurai pada sterilisasi dengan panas
basah
5.

Analisis kuantitatif

Berdasarkan hasil penelitian oleh Muchammad Saiful Rizal dkk (2016), pada pengaruh
waktu dan suhu sterilisasi terhadap susu sapi rasa coklat bahwa Sterilisasi susu cair pada
suhu 121°C dengan waktu 8 menit sangat baik untuk efisiensi terhadap pengolahan
terutama produk susu. Bebas mikroba dan rasa tetap tidak berubah.

Penurunan kadar air

Air yang terkandung dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan
bahan pangan. Umumnya bahan pangan yang mudah rusak adalah bahan pangan yang
mempunyai kandungan air yang tinggi. Air dibutuhkan oleh mikroba untuk pertumbuhannya.
Demikian juga air dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di
dalam bahan pangan, misalnya reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Pengeringan
merupakan metode untuk mengurangi kadar air dengan suhu tinggi (penguapan) yang
bertujuan untuk mengawetkan bahan. Proses utama yang terjadi selama pengeringan adalah
tranfer panas dan transfer massa (Fellows, 2009).
Kelebihan dan kekurangan penurunan kadar air menurut Agus dkk (2012)
Kelebihan

1. Makanan dapat tahan lama karena tidak adanya mikroba yang berkembang
2. Metode yang digunakan ramah lingkungan dan mudah

Kekurangan

1. Pengeringan menggunnakan cahaya matahari memerlukan waktu yang lama,


tergantung kondisi cuaca, dan sanitasi kurang terjaga, sehingga kemungkinan mutu
produk akhir kurang baik.

Analisis kuantitatif

Hasil penelitian oleh Lia Nuraeni (2017) pada pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap
karakteristik tepung terubuk bahwa berpengaruh terhadap kadar air, kadar abu dan kadar
protein, namun tidak berpengaruh terhadap warna tepung terubuk dan berpengaruh nyata
terhadap kadar air, kadar abu dan kadar protein tepung terubuk.
Daftar Pustaka

Akbarsyah, T. M. I. 2006. Studi Proses Pengalengan Ikan Tuna Albakora (Thunnus alalunga)
dan Pemanfaatan Limbahnya Menjadi Abon Ikan di PT Bali Maya Permai, Negara,
Bali. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Suprapto. 2004. Pengaruh Lama Blanching Terhadap Kualitas Stik Ubi Jalar (Ipomoea
batatas L.) dari Tiga Varietas. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional
Pertanian Tahun 2004. 220-228

Adawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Estiasih, T. dan Ahmadi, K. (2009). Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta:

Goldblith, S.A. 1963. Radiation Processing of Foods and drugs. The Avi Publishing
Company, Inc., Wesport, Connecticut.

Bahar. 2006. Teknologi Penanganan dan Pengawetan Ikan. Jakarta.

Purnawijayanti, Hiasinta, A. 2001. Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja dalam


Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta

Agus Hadi Priatno, Dwi Puspa AdieSaputra, Antaria Kurniati, Herni Widyastuti, Raras
Rahayu Utami, Soeparno, dan Rusman. 2012. Pengaruh metode dan pembuatan dan
pengeringan yang berbeda terhadap karakteristik, fisik, kimia, dan sensoris dendeng
daging kelinci. Yogyakarta,Buletin Peternakan vol. 36(2): 113-121, 2012.

Fellows. 2009. Food Processing Technology. Woodhead Publishing Ltd. Hal. 279.

Fellows, P. J. 2000. Food Processing Technology, Principle and Practice. 2nd Ed. CRC Press,
England.

Hariyadi P, Kusnandar, dan Wulandari N. 2006. Prinsip dan Pengertian Proses Termal. Pusat
Studi Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Harper, J.M., 1981, Extrusion of Food. Vol I and II. CRC Press, Inc. Florida.

Z. Lakner, S. Soos, Z. Vida and C. Farkas. "European Research and the Hungarian School of
Food Irradiation", Radiation Physics and Chemistry., vol 129, pp. 13-23, 2016.

D. A. E. Ehlermann, "Safety of Irradiated Foods," Encyclopedia of Food Safety, vol. 3, 2014.


Nuraeni, Lia. 2017. Pengaruh Suhu Dan Lama Pengeringan Terhadap Karakteristik Tepung
Terubuk (Saccharum edule Hasskarl). Program Studi Teknologi Pangan Fakultas
Teknik Universitas Pasundan

Rizal, M.S., Sumaryati, Enny., Suprihana. 2016. Pengaruh Waktu Dan Suhu Sterilisasi
Terhadap Susu Sapi Rasa Coklat. Universitas Widyagama Malang. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian Agrika , Volume 10.

Sulfiani., Sukaina, Andi., Mustarin, Amirah. 2017. Pengaruh Lama Dan Suhu Pengasapan
Dengan Menggunakan Metode Pengasapan Panas Terhadap Mutu Ikan Lele Asap.
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3

Handayani, Anna., Alimin., Rustiah, W.O. 2010. Pada Pengaruh Penyimpanan Pada Suhu
Rendah ( Freezer-30C) Terhadap Kandungan Air Dan Kandungan Lemak Pada Ikan
Lemuru. UIN Aladdin Makassar.

Nazhar V., Billy Rasyad., Djalal Rosyidi., Widiati, A.S. 2012. Pengaruh Lama
Pemanggangan Dalam Microwave Terhadap Kualitas Fisik Steak Daging Ayam.
Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil Ternak, Hal 6-11 Vol. 7, No. 1 ISSN : 1978 – 0303.

Masuku, Mustamin Anwar. 2014. Efektifitas Konsentrasi Natrium Bisulfit dan Lama
Blanching Terhadap Parameter Kualitas Tepung Jambu Mete. Jurnal Ilmiah agribisnis
dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 7 Edisi 2.

Lusiana, Nurfitasari., Sumardi., Yulianingsih, Rini. 2015. Pengaruh Waktu Blanching Dan
Konsentrasi Larutan Metabisulfit Terhadap Karakter Fisik Dan Kimia Stik Uwi Putih
(Dioscorea Alata). Jurnal Bioproses Komoditas Tropis Vol. 3 No.2.

Anda mungkin juga menyukai