Bahan makanan yang tersedia di alam bersifat mudah rusak, oleh sebab itu perlu
dilakukan proses pengolahan dan pengawetan untuk mempertahankan kualitasnya.
Kegiatan pengolahan adalah suatu proses pembuatan suatu bahan dari bahan mentah
atau bahan asal serta kegiatan-kegiatan penanganan dan pengawetan bahan tersebut.
Pengolahan bertujuan untuk menambah macam makanan, sedangkan pengawetan
bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut dengan
memberikan perlakuan tertentu guna menghambat terjadinya kerusakan.
Bahan makanan yang dianggap rusak bila menunjukkan adanya perubahan rasa,
warna, bentuk, dan aromanya. Perubahan rasa ditunjukkan oleh perubahan yang
menonjol dari rasa aslinya. Misalnya rasa manis berubah menjadi asam. Perubahan
warna ditunjukkan oleh terjadinya perubahan warna dari warna aslinya. Misalnya putih
menjadi kehitam-hitaman. Perubahan aroma ditunjukkan dengan timbulnya aroma lain
dari aroma aslinya. Misalnya bau harum menjadi tengik. Perubahan tekstur terjadi jika
tekstur suatu bahan telah berubah dari tekstur aslinya yang khas. Misalnya tegar
menjadi lembek.
Jenis-jenis kerusakan pada bahan pangan secara umum dapat dikelompokkan
menjadi 3 bagian, yaitu :
2. Kerusakan kimia
Menyimpan bahan pangan pada suhu sekitar -20C sampai 100C dapat
memperpanjang masa simpan bahan pangan. Hal ini disebabkan karena suhu
rendah dapat memperlambat aktivitas metabolisme dan menghambat pertumbuhan
mikroba. Selain itu juga mencegah reaksi-reaksi kimia dan hilangnya kadar air dari
bahan pangan.
Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku.
Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu -12 sampai -240C, pembekuan
cepat dilakukan pada suhu -24 sampai -400C. Pembekuan cepat ini dapat terjadi
dalam waktu kurang dari 30 menit. Sedangkan pembekuan lambat biasanya
berlangsung selama 30 – 72 jam.
Buah-buahan yang akan disimpan pada suhu rendah haruslah yang bermutu
baik dan tidak memar (cacat). Buah sebelum didinginkan harus dicuci dan
ditiriskan, buah jangan disimpan dalam keadaan basah, sebab akan merangsang
pertumbuhan kapang dan pembusukan cepat terjadi. Untuk mengurangi suatu
kelayuan dan pengeringan, buah dibungkus dalam kantong plastik yang berpori-
pori agar tetap terjadi sirkulasi udara.
Pada umumnya cara pengawetan dengan penurunan suhu yang terbaik untuk
daging, ikan, dan unggas adalah di dalam ruang pembekuan. Sebenarnya ruang
pembekuan pada lemari pendingin digunakan untuk menyimpan bahan pangan
yang sudah dibekukan terlebih dahulu secara cepat. Apabila daging, ikan, dan
unggas yang belum dibekukan disimpan pada tempat tersebut, hanya dapat bertahan
selama dua minggu.
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang
secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan
ke dalam bahan pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan. Jadi
BTP ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar memiliki kualitas yang
meningkat. BTP umumnya merupakan bahan kimia yang telah diteliti dan diuji
lama sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang ada. Pemerintah sendiri telah
mengatur pemakaian BTP secara optimal. Mengingat fungsi perbaikan karakter
yang dimilikinya, pemakaian BTP merupakan salah satu langkah teknologi yang
diterapkan oleh industri pangan.
Apabila ditinjau dari asalnya, BTP dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. BTP alami, yaitu yang diperoleh dari ekstrak bahan-bahan alam seperti ekstrak
tanaman dan rempah-rempah.
b. BTP sintetis, yaitu yang dibuat dari bahan kimia yang mempunyai sifat yang
mirip dengan bahan alamiahnya. Dibandingkan dengan BTP alami, BTP sintetis
lebih banyak digunakan karena lebih pekat, lebih stabil dan lebih murah.
Kelemahannya adalah sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga
mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.
Bahan Tambahan Pangan Yang Sering digunakan antara lain :
a. Pewarna
b. Pemanis buatan
c. Pengawet