Anda di halaman 1dari 11

STUDI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT KERIPIK TALAS

BENENG

Sri Mulyati1, Nuraeni2


1
Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2
Alumni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
e-mail : sm200118@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen untuk atribut keripik talas
beneng. Atribut yang digunakan adalah warna, rasa, kerenyahan dari jenis keempat keripik talas
beneng yaitu original, barbeque, jagung bakar dan balado. Metode yang digunakan adalah survey
dengan organoleptik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Analisis yang digunakan adalah Multidemensional Scalling (MDS). Berdasarkan hasil
analisis dengan menggunakan Multidimensional Scalling menunjukkan bahwa keripik talas beneng
dalam jenis asli dan jagung bakar memiliki preferensi yang tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya.
Keripik dari talas beneng tipe asli memiliki preferensi tinggi untuk rasa dan warna atribut, sedangkan
keripik talas beneng taro jenis jagung bakar memiliki preferensi tinggi untuk atribut warna.

Kata kunci: preferensi konsumen, atribut, beneng talas.

ABSTRACT
The aim of this research is analyze the consumer preference to chips of beneng taro attribute. The
attribute used are color, taste, flavor and crispness from the fourth kind of chips beneng taro namely
original, barbeque, grilled corn and balado. The method used is survey with organoleptic. Data used
in this research are primary data and secondary data. The analysis used is Multidemensional Scalling
(MDS). Based on the result by using Multidimensional Scalling analysis showed that the chips of
beneng taro in original type and grilled corn has high preference than the other type. The chips of
beneng taro in original type has high preference for taste and color attribute, while the chips of
beneng taro in grilled corn type has high preference for color attribute.

Key words : consumer preference, atribut, beneng taro.


1. PENDAHULUAN jenis lain. Walaupun kadar oksalatnya
Ketahanan pangan merupakan hal tinggi, dengan perlakuan perendaman
yang sangat strategis dan penting karena dalam garam dapat menurunkan kadar
pangan merupakan kebutuhan pokok oksalat.
manusia. Berbagai program pemerintah Produk olahan dari talas beneng dapat
dalam rangka meningkatkan ketahanan menjadi salah satu alternatif industri rumah
pangan nasional salah satunya adalah tangga. Salah satu produk yang akan
diversifikasi pangan yang dimulai sejak dikembangkan sebagai industri rumah
tahun 50-an. Tujuannya untuk tangga adalah keripik talas beneng. Produk
meningkatkan ketahanan pangan Nasional keripik talas beneng dapat menjadi
sehingga tidak tergantung lagi pada impor altenatif makanan selingan sekaligus
khususnya bahan makanan pokok seperti makanan khas Banten. Selama ini
beras dan gandum. Menindaklanjuti hal masyarakat telah membuat keripik talas
tersebut maka dikeluarkan Peraturan beneng, perbaikan mutu diutamakan untuk
Presiden nomor 22 tahun 2009 tentang mengurangi rasa gatal pada talas atau
kebijakan percepatan penganekaragaman oksalat dalam produk keripik dan
konsumsi pangan berbasis sumber daya pengemasan produk (Balai Pengkajian
lokal. Teknologi Pertanian Banten, 2011).
Di wilayah Propinsi Banten yaitu di Pengolahan talas menjadi produk
Kelurahan Juhut, Kabupaten Pandeglang, gorengan dapat disebut keripik. Keripik
ditemukan tanaman Talas Beneng, Talas merupakan makanan ringan yang tergolong
tersebut berukuran besar dan berwarna jenis makanan crackers, yaitu makanan
kuning. Talas beneng ini merupakan yang bersifat kering dan renyah. Keripik
tanaman lokal yang dapat dijadikan salah dapat dijadikan sebagai salah satu cara
satu komoditi bahan pangan pokok di untuk mengawetkan serta dapat
Provinsi Banten selain komoditi beras dan memberikan nilai tambah dari talas. Talas
umbi-umbian yang lain. yang telah diolah menjadi keripik dapat
Talas beneng memiliki potensi yang memiliki kelebihan, diantaranya adalah
besar untuk dikembangkan sebagai sumber waktu simpan produk menjadi lebih lama
pangan lokal. Ukurannya yang besar karena kadar airnya berkurang, berat
dengan kadar protein yang tinggi serta kering produk menjadi lebih ringan
warna kuning yang menarik adalah sehingga lebih mudah dalam
kelebihan yang dimiliki talas beneng yang pendistribusian, lebih praktis dikonsumsi
menjadi ciri khas dan tidak dimiliki talas secara langsung dan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Namun ada dimakan. Studi tentang preferensi
kekurangan yang dimiliki talas beneng konsumen terhadap keripik talas beneng
yaitu adanya rasa gatal yang sangat perlu dilakukan untuk memperkenalkan
mengganggu pada tenggorokan akibat dan mengembangkan produk ini kepada
kandungan zat tertentu pada talas. Zat masyarakat umum. Preferensi konsumen
tersebut adalah oksalat yang berbentuk mengukur tingkat kesukaan konsumen
jarum (Kurdi, 2002). terhadap suatu produk dibandingkan
Untuk mengurangi rasa gatal pada dengan produk lain.
produk keripik, petani dikenalkan dengan Hasil penelitian terdahulu dengan uji
proses pencucian yang lama dengan organoleptik, menunjukkan talas beneng
perendaman dalam larutan garam. yang telah direndam dalam asam sitrat
Perbaikan pengemasan produk dapat dengan konsentrasi 0,15% dengan lama
meningkatkan citra dan harga jual produk. perendaman 40 menit memiliki kadar
Pengemasan produk tidak lagi oksalat yang rendah yaitu sebesar 0,43%.
menggunakan plastik biasa yang tipis, Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa
tetapi menggunakan kemasan plastik PP asam sitrat dapat mereduksi oksalat pada
0.8 dengan menggunakan label. Keripik talas beneng. Dan tingkat kesukaan talas
talas beneng juga dapat dikemas dalam beneng berdasarkan warna memiliki nilai
plastik alumunium foil yang berkesan lebih 3,43, aroma memilliki nilai 3,1, rasa
eksklusif. Untuk keperluan menengah ke memiliki nilai 3,24, kerenyahan memiliki
atas, keripik talas beneng dikemas dalam nilai 3,53, dan penerimaan keseluruhan
kaleng komposit (Balai Pengkajian memiliki nilai 3,53, dimana hasil tersebut
Teknologi Pertanian Banten, 2011). menunjukkan tingkat kesukaan yang
Saat ini, keripik talas beneng berada pada range agak suka (Anggraini,
produksinya belum kontinyu masih 2010).
tergantung pesanan. Keripik talas beneng Berdasarkan uraian diatas, penulis
belum terlihat dijual di pasaran sehingga tertarik untuk meneliti tentang Studi
belum memasyarakat. Hal ini diduga Preferensi Konsumen Terhadap Keripik
karena belum adanya pengetahuan yang Talas Beneng. Penelitian ini dilakukan
memadai tentang tingkat kesukaan untuk mengetahui tingkat kesukaan
konsumen terhadap keripik talas beneng konsumen terhadap keripik talas beneng.
atau memang masyarakat tidak
menyukainya karena image talas beneng 2. METODOLOGI PENELITIAN
yang terasa gatal ditenggorokan saat Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey. memberikan peluang atau kesempatan
Pengertian survey dibatasi pada penelitian yang sama bagi setiap anggota populasi
yang datanya dikumpulkan dari sampel untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan
atas populasi untuk mewakili seluruh convenience sampling adalah teknik
populasi. Dengan demikian, penelitian penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
survey adalah penelitian yang mengambil yaitu sampel yang dipilih oleh peneliti
sampel dari satu populasi dan adalah siapa saja yang kebetulan bertemu
menggunakan kuesioner sebagai alat dengan peneliti dan sesuai dengan kriteria
pengumpulan data yang pokok penelitian. Konsumen yang digunakan
(Singarimbun dan Effendi, 1995). Metode sebagai panelis (responden yang mencicipi
survey yang digunakan dalam penelitian keripik talas beneng) dalam penelitian ini
ini memiliki beberapa kelebihan, antara adalah anak-anak sampai dewasa.
lain mudah dikelola dan data yang Penentuan jumlah panelis dilakukan
diperoleh dapat dipercaya (Maholtra, dengan menggunakan teori dari Roscoe
2005). (1975) dalam Rahayu (2005), yang
Lokasi penelitian ditetapkan secara memberikan panduan untuk menetukan
sengaja (purposive) yaitu Alun-alun Kota ukuran sampel minimal 10 kali atau lebih
Serang, dengan pertimbangan bahwa dari jumlah faktor yang digunakan dalam
lokasi tersebut dapat mewakili kelompok penelitian. Faktor yang dimaksud dalam
masyarakat yang sesuai dengan kriteria penelitian ini adalah atribut. Roscue juga
penelitian yaitu anak-anak, remaja, dan berpendapat bahwa pada setiap penelitian,
dewasa. Selain itu Alun-alun Kota Serang ukuran sampel harus berkisar antara 30
merupakan pusat kota sehingga keripik sampai 500. Populasi dalam penelitian ini
talas beneng akan lebih mudah untuk adalah orang-orang yang berkunjung ke
memiliki pangsa pasar yang lebih luas Alun-Alun Kota Serang pada hari Sabtu
nantinya. Objek dalam penelitian ini dan Minggu. Penentuan jumlah sampel
adalah preferensi konsumen terhadap didapat dari jumlah atribut dikali 10 yaitu
keripik talas beneng. 4 X 10 = 40 orang panelis, namun panelis
Metode penentuan panelis (responden yang diambil sebagai sampel dalam
yang mencicipi keripik talas beneng) yang penelitian ini adalah sebanyak 50 orang
digunakan dalam penelitian ini adalah non panelis.
probability sampling berupa convenience Metode pengumpulan data dilakukan
sampling. Non probability sampling adalah dengan cara pemberian kuesioner (angket)
teknik pengambilan sampel yang tidak langsung kepada panelis. Kuisoner terdiri
dari lembaran berisi identitas panelis, tertentu yang akan diukur. Dalam
pertanyaan-pertanyaan tentang preferensi penelitian ini objeknya adalah atribut dari
konsumen terhadap keripik talas beneng keripik talas beneng. Pengujian dilakukan
dan lembar pengujian deskripsi dan dengan memberikan penilaian pada lima
hedonik (kesukaan). tingkat skala hedonik, dimulai dari 1=
Dalam lembar pertanyaan pada sangat tidak suka, 2= tidak suka, 3= agak
kuesioner, pertanyaan yang diajukan suka, 4= suka, 5= sangat suka.
adalah jenis pertanyaan tertutup, dimana Data yang telah diperoleh kemudian
panelis diberikan alternatif jawaban yang dianalisis dengan menggunakan program
tersedia dan hanya diperbolehkan memilih Microsoft Excel dan SPSS 15.0. Data
satu jawaban dari beberapa jawaban yang tentang karakteristik responden
tersedia. Dalam lembar pengujian hedonik, ditampilkan dalam bentuk tabulasi
panelis diminta untuk melakukan uji deskriptif dengan menggunakan Microsoft
organoleptik dengan cara mencicipi keripik Excel, sedangkan untuk mengetahui
talas beneng kemudian memberikan preferensi konsumen digunakan peta
penilaiannya terhadap keempat jenis geometri (spasial map) yang diperoleh
keripik talas beneng yaitu original, dengan metode multidimensional scalling
barbeque, jagung bakar, dan balado. (MDS) melalui program SPSS 15.0.
Analisis yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji hedonik 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
(kesukaan) untuk mengetahui kesukaan Karakteristik Responden
konsumen terhadap karakteristik Responden yang terlibat dalam
organoleptiknya yaitu warna, rasa, aroma, penelitian adalah sebanyak 50 orang,
dan kerenyahan. Uji hedonik yang sebagian besar responden berjenis kelamin
dilakukan adalah penilaian terhadap laki-laki yaitu sebanyak 28 orang (56%)
keempat jenis keripik talas beneng yaitu dan sisanya sebanyak 22 orang (44%)
original, barbeque, jagung bakar, dan berjenis kelamin perempuan.
balado berdasarkan warna, rasa, aroma, Karakteristik responden berdasarkan
dan kerenyahan. usia menunjukkan bahwa responden
Uji hedonik ini di ukur dengan didominasi oleh usia remaja yaitu
menggunakan Skala Likert. Skala ini kelompok usia 15 – 19 tahun sebanyak 13
terdiri atas sejumlah pertanyaan yang orang (26%), kemudian diikuti oleh
semuanya menunjukkan sikap terhadap kelompok usia 5 – 9 tahun sebanyak 7
objek tertentu atau menunjukkan ciri orang (14%), kelompok usia 10 – 14
sebanyak 7 orang (14%), kelompok usia 20 konsumen dalam memilih suatu produk
-24 sebanyak 6 orang (12%), kelompok yang lebih disukainya.
usia 30 -34 sebanyak 6 orang (12%), Dalam penelitian ini digunakan
kelompok usia 35 – 39 sebanyak 3 orang perceptual map atau spasial map (peta
(6%), kelompok usia 40 – 44 sebanyak 3 geometri) untuk memperoleh gambaran
orang (6%), kelompok usia 25 -29 preferensi konsumen (panelis) terhadap
sebanyak 2 orang (4%), kelompok usia 45 berbagai jenis keripik talas beneng yang
– 49 sebanyak 2 orang (4%), dan dilihat berdasarkan atribut dari masing-
kelompok usia > 54 sebanyak 1 orang masing jenis produk. Atribut yang
(2%). digunakan dalam penelitian ini adalah
Karakteristik responden berdasarkan warna, rasa, aroma, dan kerenyahan.
pendidikan menunjukkan bahwa responden Jenis produk yang digunakan dalam
didominasi oleh responden tingkat penelitian ini adalah keripik talas beneng
pendidikan SLTA sebanyak 18 orang dengan berbagai jenis yaitu original,
(36%), SD sebanyak 13 orang (26%), barbeque, jagung bakar, dan balado.
Perguruan Tinggi sebanyak 10 orang Penelitian ini dilakukan dengan cara
(20%), dan SLTP sebanyak 9 orang (18%). meminta 50 orang panelis untuk mencicipi
Analisis Multidimensional Scalling keempat jenis perasa keripik talas beneng
Multidimensional Scaling merupakan dan menilai tingkat kesukaannya
sekelompok prosedur untuk berdasarkan atribut yang telah ditentukan.
menggambarkan persepsi dan preferensi Berdasarkan hasil pengolahan data
responden secara visual sebagai hubungan yang dilakukan dengan analisis
geometris antara beberapa hal dalam suatu Multidimensional Scalling dihasilkan nilai
ruang multidimensi. Dalam riset RSQ sebesar 0,91 yang hampir mendekati
pemasaran, analisis multidimensional 1, ini menyatakan bahwa model MDS yang
scaling digunakan untuk mengetahui terbentuk sangat baik. Selain itu
persepsi dan preferensi konsumen terhadap didapatkan nilai stress sebesar 0,13 atau
beberapa produk dan hubungan antara 13%, hal ini berarti peta yang terbentuk
atribut-atribut produk (Rangkuti, 2005). dapat menerangkan data sebenarnya
Multidimensional Scaling merupakan sebesar 87%. Gambar perceptual map atau
teknik yang dapat digunakan untuk spasial map pada berbagai jenis produk
memperoleh gambaran mengenai keripik talas beneng dapat dilihat pada
preferensi. Preferensi merupakan sikap Gambar 2.
Keterangan : Titik-titik yang berada dalam satu kuadran
 Angka 1 menunjukkan produk keripik yang sama diartikan memiliki kesamaan
talas beneng jenis original atau tidak memiliki perbedaan yang
 Angka 2 menunjukkan produk keripik berarti. Kuadran yang memiliki nilai
talas beneng jenis barbeque positif dianggap disukai bagi panelis
 Angka 3 menunjukkan produk keripik seperti Kuadran II, sebaliknya kuadran
talas beneng jenis jagung bakar yang memiliki nilai negatif dianggap tidak

 Angka 4 menunjukkan produk keripik disukai bagi konsumen seperti Kuadran IV.

talas beneng jenis balado Sedangkan untuk kuadran yang bernilai


positif dan negatif seperti Kuadran I dan

Analisis Persepsi Konsumen Kuadran III dianggap relatif disukai

Berdasarkan Perceptual Map diatas, meskipun masih memiliki kekurangan.

terdapat empat kuadran dengan sebaran Hasil analisis berdasarkan Perceptual

atribut yang berbeda-beda yang Map diatas, menunjukkan bahwa warna

menunjukkan hubungan antar atribut. keripik talas beneng jenis original dan jenis
jagung bakar memiliki kesamaan atau keripik talas beneng jenis balado terletak
tidak memiliki perbedaaan yang berarti pada Kuadran I.
karena terletak pada kuadran yang sama Untuk atribut kerenyahan, keripik
yaitu Kuadran II, tetapi memiliki talas beneng jenis barbeque dan balado
perbedaan yang berarti dengan warna memiliki kesamaan atau tidak memiliki
keripik talas beneng jenis balado dan perbedaan yang berarti karena terletak
barbeque karena berada pada kuadran pada kuadran yang sama yaitu Kuadran I,
yang berbeda. Warna keripik talas beneng tetapi memiliki perbedaan dengan
jenis balado terletak pada Kuadran III dan kerenyahan keripik talas beneng jenis
warna keripik talas beneng jenis barbeque original dan jagung bakar karena terletak
yang berada pada Kuadran IV. pada kuadran yang berbeda dan letaknya
Untuk atribut rasa, keempat jenis berjauhan. Kerenyahan keripik talas
keripik talas beneng dinilai memiliki beneng jenis original terletak pada
perbedaan yang berarti karena terletak Kuadran III dan kerenyahan keripik talas
pada kuadran yang berbeda. Rasa keripik beneng jenis jagung bakar terletak pada
talas beneng jenis balado terletak pada kuadran IV.
Kuadran I, rasa keripik talas beneng jenis
original terletak pada Kuadran II, rasa Analisis Preferensi Konsumen
keripik talas beneng jenis barbeque Pada Kuadran I, dimensi 1 bernilai
terletak pada Kuadran III, sedangkan rasa negatif sedangkan dimensi 2 bernilai
keripik talas beneng jenis jagung bakar positif. Posisi dalam kuadran ini ditempati
terletak pada Kuadran IV. oleh keripik talas beneng jenis balado dan
Untuk atribut aroma, keripik talas barbeque. Posisi ini diartikan bahwa
beneng jenis original dan barbeque keripik talas beneng jenis balado
memiliki kesamaan atau tidak memiliki mempunyai preferensi yang relatif tinggi
perbedaan yang berarti karena terletak untuk atribut rasa, aroma, dan kerenyahan,
pada kuadran yang sama yaitu Kuadran IV, sedangkan keripik talas beneng jenis
tetapi memiliki perbedaan dengan aroma barbeque mempunyai preferensi yang
keripik talas beneng jenis jagung bakar dan relatif tinggi untuk atribut kerenyahan.
balado karena terletak pada kuadran yang Pada Kuadran II, dimensi 1 bernilai
berbeda dan letaknya berjauhan. Aroma positif dan dimensi 2 juga bernilai positif.
keripik talas beneng jenis jagung bakar Posisi dalam kuadran ini ditempati oleh
terletak pada Kuadran III dan aroma keripik talas beneng jenis original dan
jagung bakar. Posisi ini diartikan bahwa
keripik talas beneng jenis original yang rendah untuk atribut rasa dan
mempunyai preferensi yang tinggi untuk kerenyahan.
atribut rasa dan warna, sedangkan keripik
talas beneng jenis jagung bakar Pembahasan
mempunyai preferensi yang tinggi untuk Hasil analisis preferensi konsumen
atribut warna. menyatakan bahwa warna keripik jenis
Pada Kuadran III, dimensi 1 bernilai original dan jagung bakar memiliki
positif dan dimensi 2 bernilai negatif. preferensi yang tinggi. Warna keripik talas
Posisi dalam kuadran ini ditempati oleh beneng yang kuning menjadi salah satu ciri
keripik talas beneng jenis barbeque, khas yang membedakan talas beneng
balado, jagung bakar, dan original. Posisi dengan talas lainnya, sehingga warna
ini diartikan bahwa keripik talas beneng keripik jenis original dan jagung bakar
jenis barbeque mempunyai preferensi yang memiliki preferensi yang tinggi. Berbeda
relatif tinggi untuk atribut rasa. Keripik dengan warna keripik jenis barbeque
talas beneng jenis balado mempunyai memiliki preferensi yang rendah. Hal ini
preferensi yang relatif tinggi untuk atribut diduga karena keripik jenis barbeque
warna. Keripik talas beneng jenis jagung memiliki warna yang pucat sehingga
bakar mempunyai preferensi yang relatif warna yang dihasilkan menjadi tidak
tinggi untuk atribut aroma, sedangkan menarik. Menurut Winarno (1992) salah
keripik talas beneng jenis original satu unsur sensoris yang paling penting
mempunyai preferensi yang relatif tinggi untuk produk pangan adalah warna. Jika
untuk atribut kerenyahan. warnanya tidak sesuai dengan warna bahan
Pada Kuadran IV, dimensi 1 bernilai makanan atau tidak sedap dipandang, maka
negatif dan dimensi 2 juga bernilai negatif. makanan tersebut kurang diminati
Posisi dalam kuadran ini ditempati oleh meskipun aroma, rasa dan teksturnya
keripik talas beneng jenis original, menarik.
barbeque, dan jagung bakar. Posisi ini Rasa keripik jenis original memiliki
diartikan bahwa keripik talas beneng jenis preferensi yang tinggi dan rasa jenis
original mempunyai preferensi yang jagung bakar memiliki preferensi yang
rendah untuk atribut aroma. Keripik talas rendah. Hal ini diduga karena panelis
beneng jenis barbeque mempunyai menilai rasa talas beneng dari keripik jenis
preferensi yang rendah untuk atribut warna jagung bakar tertutup oleh rasa jagung
dan aroma, sedangkan keripik talas beneng sehingga preferensinya rendah. Untuk rasa
jenis jagung bakar mempunyai preferensi keripik jenis original panelis menilai
keripik jenis original lebih aman untuk Atribut kerenyahan, keripik jenis
dikonsumsi dengan tidak adanya bahan jagung bakar memiliki preferensi yang
tambahan makanan. Sama halnya seperti rendah. Kerenyahan dari keempat jenis
yang dikatakan Winarno dan Sulistyowati keripik beneng tersebut pada umumnya
(1994) yang menyatakan bahwa tidak berbeda jauh, hanya saja selama
penggunaan bahan makanan tambahan proses pengujian berlangsung keripik jenis
dapat menimbulkan gangguan kesehatan jagung bakar memiliki ketebalan yang
walaupun kadar yang terkandung di dalam lebih besar sehingga tidak renyah.
makanan atau minuman dalam jumlah Perbedaan kerenyahan pada keempat jenis
yang sangat rendah. Pemakaian bahan keripik dipengaruhi oleh keragaman
tambahan makanan walaupun mempunyai ketebalan dari talas beneng yang
dampak positif bagi produsen dan digunakan sebagai bahan baku akibat
konsumen, diantaranya dapat membuat proses pengolahan. Dalam proses
suatu makanan lebih menarik, meratakan pengolahannya, talas beneng diiris secara
wama makanan, dan mengembalikan manual yang mengakibatkan ketebalan dari
warna dari bahan dasar yang hilang atau talas beneng itu berbeda-beda.
berubah selama pengolahan, ternyata dapat
pula menimbulkan hal-hal yang tidak 4. SIMPULAN
diinginkan dan bahkan mungkin memberi Kesimpulan
dampak negatif terhadap kesehatan Dari hasil penelitian ini dapat
konsumen. disimpulkan bahwa keripik talas beneng
Atribut aroma, hasil analisis preferensi jenis original dan jagung bakar mempunyai
konsumen menyatakan bahwa aroma preferensi yang tinggi dibandingkan
keripik jenis original dan barbeque dengan keripik talas beneng jenis lainnya.
memiliki preferensi yang rendah. Hal ini Keripik talas beneng jenis original
disebabkan karena talas beneng itu sendiri mempunyai preferensi yang tinggi untuk
tidak memiliki aroma yang kuat dan tidak atribut rasa dan warna, sedangkan keripik
ada penambahan penyedap rasa atau talas beneng jenis jagung bakar
bumbu-bumbu pada keripik jenis original. mempunyai preferensi yang tinggi untuk
Meski ada penambahan bumbu pada atribut warna.
keripik jenis barbeque, namun aromanya
memiliki preferensi yang rendah. Hal ini Saran
diduga karena bumbu yang digunakan 1. Atribut yang mempunyai preferensi
tidak mengeluarkan aroma yang kuat. tinggi dari keripik talas beneng jenis
original dan jagung bakar seperti rasa keripik lainnya.
dan warna dari jenis original maupun
warna dari jenis jagung bakar DAFTAR PUSTAKA
sebaiknya dipertahankan agar dapat Anggraini, Y. 2012. Konsentrasi Asam
Sitrat dan Lama Perendaman
bersaing dipasaran.
Terhadap Karakteristik Sensori
2. Atribut yang mempunyai preferensi Keripik Talas (Xanthosoma undipes
k.koch) Lokal Banten. Skripsi.
rendah dari keripik talas beneng jenis
Fakultas Pertanian, Universitas
original dan jagung bakar, seperti Sultan Ageng Tirtayasa.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
aroma dari jenis original maupun
2010. Banten Kembangkan Talas
kerenyahan dan rasa dari jenis jagung Beneng sebagai Potensi Pangan
Lokal.
bakar sebaiknya ditingkatkan
http:/www.banten.litbang.deptan.go.i
kualitasnya dengan cara proses d. (11 Mei 2012).
__________2011. Talas Beneng Banten
pengolahan keripik talas beneng yang
Alternatif Pengganti Beras.
lebih baik dengan menggunakan mesin http:/www.banten.litbang.deptan.go.i
d.(11 Mei 2012)
agar ketebalan dari keripik
Kurdi, Wahdat. 2002. Reduksi Kalsium
menghasilkan keripik talas beneng Oksalat Pada Talas Bogor
(Colocasia esculenta Lschott)
yang kerenyahannya seragam dan
Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu
dapat disukai. Keripik Talas. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut
3. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai
Pertanian Bogor.
keberadaan talas beneng dan produk Rahayu, Sri. 2005. Aplikasi SPSS versi 12
dalam Riset Pemasaran. Bandung :
olahannya.
Alfabetha.
4. Untuk penelitian selanjutnya, Winarno, FG. 1992. Kimia dan Gizi.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka
sebaiknya dilakukan perbandingan
Utama.
antara keripik talas beneng dengan

Anda mungkin juga menyukai