Anda di halaman 1dari 15

2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Manajemen Produksi
Telusuri

Selasa, 03 Januari 2012

Pengikut

Pengikut (0)
Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di
Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan
Ikuti

Meta Nur Dinna Salma


Arsip Blog

▼ 2012 (1)
▼ Januari (1)
I. PENDAHULUAN
Manajemen Produksi
Gula Kristal Putih di
Pabrik Gu... 1.1 Latar Belakang

Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam


perekonomian Indonesia. Gula juga merupakan salah satu
Mengenai Saya
kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang relatif
Dinna Salma
murah. Dikarenakan gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat
Lihat profil lengkapku dimana gula sangat berperan sebagai bahan tambahan makanan
baik untuk skala rumah tangga maupun industri pengolahan
pangan. Maka perlu adanya pemenuhan kebutuhan gula di
pasaran.
Dengan posisinya yang penting dan sejalan dengan
revitalisasi sector pertanian, maka industri gula berbasis tebu
juga perlu melakukan berbagai upaya sehingga sejalan dengan
revitalisasi sektor pertanian. Hal ini  menuntut industri gula
berbasis tebu perlu melakukan berbagai perubahan dan
penyesuaian guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi
sehingga menjadi industri yang kompetitif, mempunyai nilai tambah
yang tinggi, dan memberi tingkat kesejahteraan yang memadai
pada para pelakunya, khususnya petani.
Hal-hal tersebut di atas juga menjadikan pabrik-pabrik gula
mempunyai posisi strategis dan vital dalam perekonomian
Indonesia. Pabrik gula harus selalu beroperasi secara optimal
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri pengolahan
pangan. Akan tetapi pada kenyataannya sekarang ini adalah
produksi gula dalam negeri dari tahun ke tahun terus mengalami
penurunan sedangkan kebutuhan akan konsumsi gula tiap tahun
cenderung meningkat. Akibatnya langkah alternatif yang ditempuh
adalah mengimpor gula. Apabila dalam waktu dekat produksi gula
nasional tidak berhasil ditingkatkan, maka setiap tahun akan
terjadi peningkatan impor gula.
Tantangan lain pabrik gula nasional adalah bagaimana
mampu memproduksi gula yang mempunyai mutu dan kualitas
yang baik sehingga dapat memberikan kepuasaan kepada

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 1/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

masyarakat pada tingkatan harga yang mampu bersaing dengan


gula impor. Salah satu usaha yang dapat ditempuh adalah dengan
melakukan pengawasan terhadap mutu dan kualitas. Selain itu
proses produksi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk
akhir juga perlu diperhatikan secara seksama. Proses produksi
yang dilakukan di dalam pabrik juga merupakan penentu mutu
dan kualitas yang dihasilkan. Pada kenyataannya gula nasional
yang terlihat dalam bentuk fisik berupa warna gula masih kalah
dibandingkan dengan gula impor. Maka perlu ditemukan beberapa
cara untuk dapat bersaing baik secara fisik, mutu, dan kualitas
dengan gula impor.
Pabrik Gula Kedawoeng sebagai salah satu pabrik gula
nasional yang dinaungi oleh PT Perkebunan Nusantara XI
(Persero) Surabaya. Pabrik gula ini merupakan salah satu pabrik
peninggalan Bangsa Belanda sehingga peralatan yang ada di
dalam lokasi pabrik masih peralatan kuno dengan umur sekitar
122 tahun. Meski peralatan tersebut kuno peralatan tersebut
masih dapat berfungsi dengan baik. Pabrik ini mengolah tebu yang
memiliki 3 jenis kepemilikan diantaranya adalah tebu rakyat, tebu
sendiri, dan tebu luar daerah.
Sebelum tahun 1984, PG. Kedawoeng ini melakukan kegiatan
proses produksi menggunakan gilingan. Akan tetapi, pada tahun
1984, Pabrik Gula Kedawoeng memasang peralatan yang disebut
dengan Cane Diffuser. Cane Diffuser merupakan alat pemerahan
nira buatan Jerman yang memerah nira tebu dengan
menggunakan sistem difusi. Pabrik Gula Kedawoeng merupakan
satu-satunya pabrik gula di Jawa yang menggunakan peralatan
diffuser.
Dalam PG. Kedawoeng memiliki 7 stasiun dalam pengolahan
tebu menjadi gula. Stasiun tersebut antara lain adalah Stasiun
Persiapan, Stasiun Diffuser, Stasiun Pemurnian, Stasiun Penguapan,
Stasiun, Masakan, Stasiun Putaran dan Stasiun Penyelesaian.
Operasi di dalam 7 stasiun ini saling berurutan dan berkaitan
dalam menghasilkan gula. Mutu dan kualitas gula yang dihasilkan
oleh Pabrik Gula Kedawoeng ini ditentukan oleh proses yang
terjadi di dalam stasiun-stasiun tersebut. Manajemen di
dalamnya juga perlu diperhatikan dengan seksama mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
proses produksi dalam pabrik.
Dengan melihat berbagai penjelasan yang telah disampaikan
di atas, penulis memilih judul magang kerja “Manajemen Produksi
Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng, Grati-Pasuruan”.
Oleh karena itu, penulis memilih PG. Kedawoeng sebagai tempat
pelaksanaan magang kerja untuk pemenuhan kebutuhan proses
belajar di lapangan.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami bekerja secara profesional di PG.


Kedawoeng.
2. Mengetahui dan memahami proses perencanaan (planning)
dalam produksi di PG. Kedawoeng.

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 2/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

3. Mengetahui dan memahami pengorganisasian (organizing)


dalam produksi di PG. Kedawoeng.
4. Mengetahui dan memahami pelaksanaan (actuating) dalam
produksi di PG. Kedawoeng.
5. Mengetahui dan memahami pengawasan (controlling) dalam
produksi di PG. Kedawoeng.

1.3 Sasaran Kompetensi yang Ditargetkan

Mahasiswa diharapkan untuk mendapatkan untuk


mendapat pengalaman kerja di tempat magang kerja setidaknya
mencapai kompetensi minimal untuk mahasiswa agribisnis adalah:
1. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengorganisasi sistem dan usaha agribisnis secara
berkelanjutan berdasarkan etika bisnis.
2. Mampu mengimplementasikan (menerapkan) dan
mengembangkan agribisnis berbasis pertanian berkelanjutan
serta berkomunikasi dan menjalin kerja sama yang efektif.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen
2.1.1    Pengertian Manajemen
            Manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata (Brantas, 2009). Sedangkan menurut
Massie (1983) menyatakan bahwa manajemen diartikan sebagai
proses yang mengarahkan langkah-langkah kelompok manunggal
menuju tujuan yang sama.
Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Tisnawati
dan Saefullah, 2005). Terry (1978) menyatakan bahwa manajemen
adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
Terlepas dari segi mana para ahli itu memandang
manajemen dan mengemukakan definisinya, pada hakikatnya
setiap definisi itu mengandung dasar falsafah dan unsur-unsur
yang bersamaan yang terletak pada :
1. Di dalam manajemen terdapat tujuan yang ingin dicapai yang
telah ditetapkan terlebih dahulu (adanya predetermined
objectives).
2. Dalam pencapaian tujuan tersebut manajer tidak selalu
mengerjakan sendiri tetapi melalui pendelegasian wewenang.
Kegiatan dilakukan oleh para bawahan berdasarkan hierarki
organisasi dengan mempergunakan orang-orang atau
pegawai (kegiatan dilakukan through the effort of other
people).

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 3/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

3. Dalam proses pencapaian tujuan dilakukan fungsi-fungsi


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, bimbingan dan
pengawasan sehingga penggunaan faktor-faktor human dan
non human dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
(Brantas, 2009).

2.1.2    Fungsi Manajemen


Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005) mengemukakan
fungsi dari manajemen terdiri dari 4 fungsi, yaitu:
1. Perencanaan atau Planning, proses yang menyangkut upaya
yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa
yang akan dating dan penentuan strategi dan taktik yang
tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian atau Organizing, proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.
3. Pengimplementasian atau Directing, proses implementasi
program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
4. Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan
bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi.
Sedangkan Brantas (2009) membagi fungsi menajemen ke
dalam 5 bagian yaitu:
1. Planning, menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai
selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus
diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
2. Organizing, mengelompokkan dan menentukan berbagai
kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
3. Staffing, menentukan keperluan-keperluan sumber daya
manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan
tenaga kerja.
4. Motivating, mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia
ke arah tujuan-tujuan.
5. Controlling, mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan,
menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan
mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.
2.2 Perencanaan (Planning)
2.2.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk
pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh untuk

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 4/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan


organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi (Robbins, 2000).
Sedangkan Massie (1983) menyatakan bahwa perencanaan
adalah fungsi dari manajemen yang telah menentukan secara
jelas pemilihan pola-pola pengarah untuk para pengambil
keputusan sehingga terdapat koordinasi demikian banyak
keputusan-keputusan dalam suatu kurun waktu tertentu dan
mengarah kepada tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Selain itu, perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-
kebijaksanaan, prosedur-prosedur, program-program dari
alternatif-alternatif yang ada (Koontz, 1980).
Menurut Terry (1978) menyatakan bahwa perencanaan
adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang
dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2.2.2 Fungsi dari Perencanaan


Robbins (2000) menjelaskan bahwa paling tidak ada 4 fungsi
dari perencanaan, yaitu perencanaan berfungsi sebagai arahan,
perencanaan meminimalkan dampak dari perubahan,
perencanaan meminimalkan pemborosan dan kesia-siaan, serta
perencanaan menetapkan standar dalam pengawasan kualitas.

2.2.3 Tipe-tipe Perencanaan


Menurut Handoko (1992) paling sedikit ada 5 dasar
pengklasifikasian rencana-rencana, sebagai berikut :
1. Bidang Fungsional
Mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan
personalia. Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang
berbeda.
2. Tingkatan Organisasional
Termasuk keseluruhan organisasi atau satuan-satuan kerja
organisasi. Teknik-teknik dan isi perencanaan berbeda untuk
tingkatan yang berbeda pula.
3. Karakteristik-karakteristik (sifat) rencana
Meliputi faktor-faktor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan,
kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif.
4. Waktu menyangkut rencana jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang. Semakin lama rentangan waktu antara
prediksi dan kejadian nyata, kemungkinan terjadinya kesalahan
semakin besar.
5. Unsur-unsur rencana dalam wujud anggaran, program,
prosedur, kebijaksanaan, dan sebagainya. Perencanaan
meliputi berbagai tingkatan dan setiap tingkatan merupakan
bagian dari tingkatan yang lebih tinggi.

2.3 Organisasi (Organizing)


2.3.1 Pengertian Organisasi
Sutarto (1995) mendefinisikan organisasi sebagai kumpulan
orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 5/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

sistem sosial. Sedangkan Tisnawati dan Saefullah, 2005


menyatakan bahwa organisasi adalah sekelompok orang yang
bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam
mencapai serangkaian tujuan tertentu.

2.3.2 Asas-asas Organisasi


Menurut Brantas (2009) terwujudnya suatu organisasi yang
baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan, secara selektif
harus didasarkan pada asas-asas (prinsip-prinsip) organisasi
sebagai berikut :
1. Principle of organizational objectives
Menurut asas ini tujuan organisasi harus jelas dan rasional,
apa bertujuan untuk mendapatkan laba (business
organization) ataukah untuk memberikan pelayanan (public
organization). Hal ini merupakan bagian penting dalam
menentukan struktur organisasi.
2. Principle of unity of objectives
Menurut asas ini, di dalam suatu organisasi
(perusahaan/lembaga) harus ada kesatuan tujuan yang ingin
dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap
bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Organisasi akan kacau, jika tidak ada kesatuan tujuan.
3. Principle of unit command
Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan menerima
perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya
kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat
memerintah beberapa orang bawahan.
4. Principle of the span of management
Menurut asas ini, seorang manajer hanya dapat memimpin
secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai
dengan 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan
dan kemampuan manajer bersangkutan.
5. Principle of delegation authority
Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari
seorang atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan
efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.
6. Principle of parity of authority and responsibility
Menurut asas ini, hendaknya weweang dan tanggung jawab
harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan
tanggung jawab yang timbul karenanya harus sama besarnya,
hendaknya wewenang yang dididelegasikan tidak meminta
pertanggungjawaban yang lebih besar dari wewenang itu
sendiri atau sebaliknya.
7. Principle of responbility
Menurut asas ini, hendaknya pertanggungjawaban dari
bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis
wewenang (line authority) dan pelimpahan wewenang.
Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang
melimpahkan wewenang tersebut.
8. Principle of departmentation
Menurut asas ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-
pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 6/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

unit kerja (departemen) hendaknya didasarkan atas eratnya


hubungan pekerjaan tersebut.
9. Principle of personal placement
Menurut asas ini, hendaknya penempatan orang-orang pada
setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian,
dan keterampilannya. Efektivitas organisasi yang optimal
memerlukan penempatan karyawan yang tepat. Untuk itu
harus dilakukan seleksi yang objektif dan berpedoman atas
job specification dari jabatan yang akan diisinya.
10. Principle of scalar chain
Menurut asas ini, hendaknya saluran perintah atau wewenang
dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal
yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak
terpendek.
11. Principle of efficiency
Menurut asas ini, suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
harus dapat mencapai hasil yang optimal denga pengorbanan
yang minimal.
12. Principal of continuity
Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin
kelangsungan hidupnya.
13. Principle of coordination
Asas ini merupakan tindak lanjut dari asas-asas organisasi
lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan
mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah kepada
sasaran yang ingin dicapai.

2.3.3 Struktur Organisasi


Hasibuan, 2001 menjelasakan bahwa struktur organisasi
adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi.
Pendepartemenan organisasi kedudukan dan jenis wewenang
pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan
tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
Suatu struktur organisasi akan memberikan informasi
tentang :
1. Tipe Organisasi, artinya struktur organisasi akan memberikan
informasi tentang tipe organisasi yang dipergunakan
perusahaan.
2. Pendepartemenan organisasi, artinya struktur organisasi akan
memberikan informasi mengenai dasar pendepartemenan
(bagian).
3. Kedudukan, artinya struktur organisasi memberikan informasi
mengenai apa seseorang termasuk kelompok manajerial atau
karyawan operasional.
4. Jenis wewenang, artinya struktur organisasi memberikan
informasi tentang wewenang yang dimiliki seseorang.
5. Rentang kendali, artinya struktur organisasi memberikan
informasi mengenai jumlah karyawan dalam setiap
departemen (bagian).
6. Manajer dan bawahan, artinya struktur organisasi
memberikan informasi mengenai garis perintah dan tanggung
jawab.

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 7/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

7. Tingkatan manajer, artinya struktur organisasi memberikan


informasi tentang top manager, middle manager, dan lower
manager.
8. Bidang pekerjaan, artinya setiap kotak dalam struktur
organisasi memberikan informasi mengenai tugas-tugas dan
pekerjaan-perkerjaan serta tanggung jawab yang dilakukan
pada bagian tersebut.
9. Tingkatan manajemen, artinya sebuah bagan tidak hanya
menunjukkan manajer dan bawahan secara perorangan,
tetapi juga hierarki manajemen secara keseluruhan.
10. Pimpinan organisasi, artinya struktur organisasi memberikan
informasi tentang apa pimpinan tunggal atau pimpinan kolektif,
atau presidium.

2.4 Pelaksanaan/Penggerakan (Actuating)


Menurut Terry (1978) memberikan definisi penggerakan
adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja
sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai
sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian
sedangkan Koontz, 1980 menyatakan penggerakan adalah
hubungan antara aspek-aspek individu yang ditimbulkan oleh
adanya pengaturan terhadap bawah-bawahan untuk dapat
dimengerti dan pembagian pekerjaan yang efektif dan efisien
untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Jadi, penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pimpinan untuk membimbing, mengarahkan, mengatur segala
kegiatan usaha. Agar proses penggerakan berjalan efektif,
merupakan suatu keharusan bagi seorang manajer untuk
memahami perilaku manusia, sehingga dapat memimpin organisasi
dengan baik, menjalankan komunikasi dengan efektif, dapat
memberikan motivasi yang tepat serta dapat menciptakan
hubungan yang harmonis dengan bawahan (Brantas, 2009).

2.5 Pengawasan/Pengontrolan (Controlling)


2.5.1 Pengertian Pengawasan
Koontz (1980) menjelaskan bahwa pengawasan adalah
pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan,
agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-
tujuan perusahaan dapat terselenggara. Sedangkan Terry (1978)
menyatakan bahwa pengawasan dapat didefinisikan sebagai
proses penentuan, apa yang harus dicapai, yaitu standar, apa
yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan
dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga
pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan
standar.

2.5.2 Tujuan Pengawasan


Menurut Brantas (2009) mengemukakan bahwa tujuan
pengawasan adalah sebagai berikut: (1) Supaya proses
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
rencana; (2) Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika
terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi); (3) Supaya

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 8/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya; (4)


Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan,
penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan; (5)
Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan,
penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan; (6)
Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang
lebih baik; (7) Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran,
partisipasi, dan akuntabilitas organisasi; (8) Meningkatkan
kelancaran operasi organisasi; (9) Meningkatkan kinerja organisasi;
(10) Memberikan opini atas kinerja organisasi; (11) Mengarahkan
manajemen untuk melakukan koreksi atas masalah-masalah
pencapaian kinerja yang ada; (12) Menciptakan terwujudnya
pemerintahan yang bersih.

2.5.3 Asas-asas Pengawasan


Koontz (1980) mengemukakan asas-asas pengawasan yaitu :

1. Principle of assurance of objective


Pengawasan harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan yaitu
dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari
penyimpangan-penyimpangan dari rencana.
2. Principle of efficiency of control
Pengawasan itu efisien, jika dapat menghindari penyimpangan
dari rencana, sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain yang di
luar dugaan.
3. Principle of control responsibility
Pengawasan hanya dapat dilaksanakan jika manajer
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana.
4. Principle of future control
Pengawasan yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan
penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi, baik pada
waktu sekarang maupun masa yang akan datang.
5. Principle of direct control
Teknik control yang paling efektif ialah mengusahakan adanya
manajer bawahan yang berkualitas baik. Pengawasan itu
dilakukan oleh manajer, atas dasar bahwa manusia itu sering
berbuat salah.
6. Principle of reflection plans
Pengawasan harus disusun dengan baik, sehingga dapat
mencerminkan karakter dan susunan rencana.
7. Principle of organization suitability
Pengawasan harus dilakukan sesuai dengan struktur
organisasi. Manajer dengan bawahannya merupakan sarana
untuk melaksanakan rencana. Dengan demikian pengawasan
yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang
manajer, sehingga mencerminkan struktur organisasi.
8. Principle of individual of control
Pengawasan dan teknik pengawasan harus sesuai dengan
kebutuhan manajer. Teknik pengawasan harus ditujukan
terhadap kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap manajer.

9. Principle os standard
http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 9/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

Pengawasan yang efektif dan efisien memerlukan standar


yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolok ukur
pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.
10. Principle of strategic point control
Pengawasan yang efektif dan efisien memerlukan adanya
perhatian yang ditujukan terhadap faktor-faktor yang
strategis dalam perusahaan.
11. The exception principle
Efesiensi dalam pengawasan membutuhkan adanya perhatian
yang ditujukan terhadap faktor kekecualian. Kekecualian ini
dapat terjadi dalam keadaan tertentu ketika situasi berubah
atau tidak sama.
12. Principle of flexibility of control
Pengawasan harus luwes untuk menghindari kegagalan
pelaksanaan rencana.
13. Principle of review
Sistem pengawasan harus ditinjau berkali-kali, agar sistem
yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.
14. Principle of action
Pengawasan dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran
untuk mengkoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana,
organisasi, staffing, dan directing.

2.5.4 Jenis-jenis Pengawasan


Menurut Brantas, 2009 menjelaskan bahwa ada beberapa
jenis pengawasan antara lain sebagai berikut :
1. Pengawasan Karyawan
Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang ada
hubungannya dengan kegiatan karyawan. Misalnya apakah
karyawan bekerja sesuai dengan rencana, perintah, tata kerja,
disiplin, absensi, dan sebagainya.
2. Pengawasan Keuangan
Pengawasan tersebut ditujukan kepada hal-hal yang
menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran,
biaya-biaya perusahaan termasuk pengawasan anggarannya.
3. Pengawasan Produksi
Pengawasan ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan
kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan
standar atau rencana.
4. Pengawasan Waktu
Pengawasan ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya
apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau
tidak dengan rencana.
5. Pengawasan Teknis
Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik,
yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6. Pengawasan Kebijaksanaan
Pengawasan ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai,
apakah kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.
7. Pengawasan Penjualan

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 10/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

Pengawasan ini ditujukan untuk mengetahui, apakah program


atau jasa yang dihasilkan terjual sesuai dengan target yang
ditetapkan.
8. Pengawasan Inventaris
Pengawasan ini ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris
perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
9. Pengawasan Pemeliharaan
Pengawasan ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua
inventaris perusahaan dan kantor dipelihara dengan baik
atau tidak, dan jika ada yang rusak apa kerusakannya, apa
masih dapat diperbaiki atau tidak.

2.5.5 Cara-cara Pengawasan


Brantas (2009) menjelaskan bahwa seorang manajer harus
mempunyai berbagai cara untuk memastikan bahwa semua fungsi
manajemen dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui
melalui proses kontrol atau pengawasan. Cara-cara pengawasan
atau pengawasan ini dilakukan sebagai berikut:
1. Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan
sendiri secara langsung oleh seorang manajer. Manajer
memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui
apakah dikerjakan dengan benar dan hasil-hasilnya sesuai
dengan yang dikehendakinya.
2. Pengawasan Tidak Langsung
Pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang
diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan atau
tulisan tentang pelaksanaan perkerjaan dan hasil-hasil yang
telah dicapai.
3. Pengawasan Berdasarkan Pengecualian
Pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan
yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.
Pengawasan semcam ini dilakukan dengan cara kombinasi
langsung dan tidak langsung oleh manajer.

2.5.6 Sifat dan Waktu Pengawasan


Menurut Brantas (2009) menjelaskan bahwa ada beberapa
sifat dan waktu pengawasan antara lain sebagai berikut :
1. Preventive Control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaannya. Preventive control dilakukan dengan cara: (1)
Menentukan proses pelaksanaan pekerjaan; (2) Membuat
peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan itu; (3)
Menjelaskan dan atau mendemonstrasikan cara pelaksanaan
pekerjaan itu; (4) Mengorganisasi segala macam kegiatan; (5)
Menentukan jabatan, job description, authority, dan
responsibility bagi setiap individu karyawan; (6) Menetapkan
sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan; (7)
Menetapkan sanksi-sanksi bagi karyawan yang membuat
kesalahan.
2. Repressive Control

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 11/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

Pengawasan yang dilakukan setelah terjadi kesalahan dalam


pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi
pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang
diinginkan. Repressive control ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut: (1) Membandingkan antara hasil dengan
rencana; (2) Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan
kesalahan dan mencari tindakan perbaikannya; (3)
Memberikan penilaian terhadap pelaksanaannya; jika perlu
dikenakan sanksi hukuman kepadanya; (4) Menilai kembali
prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada; (5) Mengecek
kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana; (6)
Jika perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan
pelaksana melalui training atau education.
3. Pengawasan saat proses dilakukan, jika terjadi kesalahan
segera diperbaiki.
4. Pengawasan berkala, adalah pengawasan yang dilakukan
secara berkala, misalnya per bulan, per semester, dan lain-
lain.
5. Pengawasan mendadak (sidak), adalah pengawasan yang
dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apa
pelaksanaan atau peraturan-peraturan yang ada
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan dengan baik.
Pengawasan mendadak ini sekali-sekali perlu dilakukan, supaya
kedisiplinan karyawan tetap terjaga baik.
6. Pengamatan melekat adalah pengawasan yang dilakukan
secara integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah
kegiatan dilakukan.

2.5.7 Macam-macam Pengawasan


Menurut Brantas (2009) pengawasan dikenal atas
beberapa macam, yaitu :
1. Internal Control
Pengawasan yang dilakukan oleh seorang atasan kepada
bawahannya. Cakupan dari pengawasan ini meliputi hal-hal
yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur kerja,
kedisiplinan karyawan, dan lain-lainnya. Audit control, adalah
pemeriksaan atau penilaian atas masalah-masalah yang
berkaitan dengan pembukuan perusahaan. Jadi, pengawasan
atas masalah khusus, yaitu tenatang kebenaran pembukuan
suatu perusahaan.
2. External Control
Pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar. Pengawasan
intern ini dapat dilakukan secara formal atau informal,
misalnya pemeriksaan pembukuan oleh kantor akuntan dan
penilaian yang dilakukan oleh masyarakat.
3. Formal Control
Pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat resmi
dan dapat dilakukan secara intern maupun ekstern. Misalnya:
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) terhadap BUMN dan lain-lainnya.
4. Informal Control

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 12/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

Penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik


langsung maupun tidak langsung.

2.5.8 Alat-alat Pengawasan


Brantas (2009) menjelaskan bahwa ada beberapa alat yang
dapat dipergunakan untuk melakukan fungsi pengawasan adalah:
1. Budget (Anggaran)
     Budget adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan
dari pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hasil
tersebut. Pengendalian budget (budgetary control) dapat
diketahui (diawasi), apakah hasil yang diharapkan dari
penerimaan atau pengeluaran itu sesuai dengan yang
diinginkan atau tidak.
        Hal ini dapat diketahui dengan cara membandingkannya
dengan budget, karena dalam anggaran telah ditetapkan
jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran serta hasil yang akan
diperoleh untuk masa yang akan datang. Apabila tidak sesuai
dengan anggaran baik penerimaan/pengeluaran maupun hasil
yang diperoleh, maka perusahaan itu tidak efektif karena
terdapat penyimpangan (deviasi) dan pimpinan perusahaan
harus mengadakan perbaikan.
        Budgetary control biasanya digunakan sehubungan
dengan kontrol basis yang bersifat fungsional yaitu penjualan,
produksi dan pembelian dan tidak terhadap control basis
yang bersifat fakturil, misalnya kualitas, biaya waktu.
2. Non Budget
a. Personal Observation
Pengawasan langsung secara pribadi oleh pimpinan
perushaan terhadap karyawan/bawahan yang sedang
bekerja. Apabila terjadi penyimpangan maka pimpinan
dapat segera melakukan koreksi dengan cara menegur atau
memberikan petunjuk, sehingga pada saat itu juga kegiatan
tersebut dapat segera diperbaiki.

b. Report
Laporan dibuat oleh para manajer bawahan, misalnya
manajer produksi menyusun laporan produksi (production
reports), manajer pemasaran (marketing reports), manajer
personal membuat laporan personal (personal reports)
dan manajer keuangan membuat laporan keuangan
(financial reports). Berdasarkan laporan-laporan ini dapat
diketahui dan diawasi perkembangan dan kegiatan-kegiatan
ini dapat diketahui dan diawasi perkembangan dan
kegiatan-kegiatan yang lampau. Tetapi jika terjadi
penyimpangan tidak dapat segera diketahui sehingga
perbaikan akan terlambat. Hal ini merupakan suatu
kelemahan alat pengawasan dan apabila dibandingkan
dengan personal observation, yang dapat dengan segera
mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan yang ada.
c. Financial Statement

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 13/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

Daftar laporan keuangan yang biasanya terdiri dari


balance sheet dan income statement (neraca dan daftar
rugi laba). Dari kedua daftar ini dapat diketahui dan
diawasi melalui analisis laporan keuangan, mengenai
keadaan permodalan perusahaan.
d. Statistik
Proses pengumpulan data, keterangan dan kejadian yang
telah berlalu. Menganalisis data tersebut dan
menyajikannya dalam bentuk-bentuk tertentu, misalnya
grafik-grafik, kurva-kurva sehingga dapat memudahkan
pimpinan mengetahui kejadian yang telah berlalu dan dapat
dengan mudah pula dijadikan informasi sebagai bahan
dalam mengambil keputusan.
e. Break even point
Suatu titik atau keberadaan ketika jumlah penjualan tertentu
tidak mendapat laba ataupun rugi. Jadi, jumlah biaya sama
dengan jumlah penjualan.
f. Internal audit
Pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap
bawahan yang meliputi bidang-bidang kegiatan secara
menyeluruh yang menyangkut masalah keuangan, apakah
sesuai dengan prosedur dan praktik yang telah ditetapkan.

Diposting oleh Dinna Salma di 02.29

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 14/15
2/21/2018 Manajemen Produksi: Manajemen Produksi Gula Kristal Putih di Pabrik Gula Kedawoeng Pasuruan

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Unknown (Goo Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh enot-poloskun. Diberdayakan oleh Blogger.

http://salma03chibi.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-produksi-gula-kristal-putih.html 15/15

Anda mungkin juga menyukai