Minyak sawit merupakan minyak nabati yang paling banyak diperdagangkan dan
dikonsumsi di dunia, USDA (2021) menyebutkan bahwa sekitar 40 persen minyak nabati
yang di konsumsi dunia adalah minyak sawit. Sebagian besar pemanfaatan minyak sawit
saat ini digunakan untuk food product, yang peruntukannya untuk konsumsi manusia
sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa peranan minyak sawit cukup penting sebagai
sumber pangan dunia.
Dibalik besarnya peranan minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia,
terdapat tantangan yang dihadapi salah satunya terkait dengan keamanan pangan (food
safety). Keamanan pangan menjadi sebuah prasyarat utama untuk menyatakan suatu
produk tersebut sebagai produk pangan. Indonesia sebagai produsen minyak sawit
terbesar di dunia memiliki tanggung jawab moral untuk menjamin produk pangan
berbasis sawit telah memenuhi standar keamanan pangan. Salah satu referensi standar
keamanan internasional adalah CODEX.
Selain asilgliserol, terdapat senyawa lain yang menjadi prekursor pembentukan 3-MCPDE
yaitu klorin. Kandungan klorin dalam minyak sawit diduga bersumber dari buah sawit itu
sendiri (organoklorin) maupun kontaminasi dari lingkungan (inorganoklorin).
Organoklorin yang ditemukan dalam CPO dapat terdekomposisi selama perlakuan panas.
Dekomposisi organoklorin yang dikatalisasi oleh panas akan menghasilkan gas HCl, yang
dapat bereaksi dengan asilgliserol kemudian menghasilkan 3-MCPDE. Salah satu sumber
potensial inorganoklorin diduga dapat berasal dari air yang digunakan dalam proses
pengolahan dan bleaching earth yang diaktivasi menggunakan asam klorida (HCl).
Bleaching earth dapat digunakan dalam kondisi natural atau teraktivasi. Aktivasi bleaching
earth menggunakan HCl dapat memengaruhi kandungan klorin pada bleaching earth,
dimana klorin diduga terdeposit pada bleaching earth. semakin tinggi kandungan klorin
pada bleaching earth, semakin tinggi kandungan 3-MCPDE.
B. Technical Solution
Untuk mengendalikan terbentuknya 3-MCPDE baik di on-farm (hulu) yaitu dari kebun,
pengangkutan dan PKS hingga off-farm (hilir) yaitu proses refinery. Beberapa hal yang
dapat dilakukan adalah meminimalkan prekursor dan mengoptimalisasi kondisi proses
pengolahan pada proses refinery. Budidaya perkebunan (on-farm) bukan merupakan
kontributor utama pembentukan 3-MCPDE, namun demikian kualitas buah kelapa sawit
masih dianggap penting dalam upaya mitigasi terbentuknya 3-MCPDE.
Proses yang paling signifikan dalam pembentukan 3-MCPDE adalah pada proses
pengolahan minyak, khususnya rafinasi yaitu pada tahap deodorisasi. Oleh karena itu,
upaya untuk memitigasi proses pembentukan 3-MCPDE lebih diutamakan dilakukan pada
tahapan proses rafinasi. Beberapa tahapan pada proses refinery juga menjadi pemicu
terbentuknya 3-MCPDE yaitu pada proses degumming, bleaching dan deodorization. Dari
tahapan-tahapan tersebut, deodorisasi merupakan titik krusial terbentuknya 3-MCPDE
dan GE. Hal ini terjadi karena pada tahapan ini proses dilakukan pada suhu tinggi, sehingga
prekusor-prekusor yang sudah ada di dalam minyak dapat bereaksi membentuk 3- MCPDE
dan GE. Cara untuk memitigasi senyawa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkebunan
• Mengurangi klorin pada tandan buah sawit segar dengan cara mengubah pupuk
KCi yang digunakan menjadi pupuk korn kali-b atau ZK
• Mengurangi DAG dalam minyak sawit dengan memastikan penggilingan maksima;
dalam waktu 48 jam
2. PKS
3. Refinery
Proses pencegahan untuk 3-MCDP paling tepat pada aktivitas di hilir yaitu pada refinery,
Kontaminasi 3-MCPD dan GE dapat dicegah dengan optimalisasi setelah deodorization
yaitu dengan dengan:
• Pencucian CPO
Pembentukan 3-MCPD dipicu oleh adanya klorida dalam minyak sawit mentah (CPO).
Solusi untuk mereduksi atau meminimalisir 3-MCDPE adalah dengan menggunakan mesin
Alfa Laval’s disc stack separator for CPO washing.
Pada system pencucian CPO ini dapat meminimalisir kadar klorida mencapai lebih dari
80%. Proses pencucian CPO ini tidak bereaksi dengan minyak, tetapi menghilangkan
klorida dalam kadar air dan garam klorida yang kurang larut.
Pada proses pencucian CPO, air bebas klorida ditambahkan ke dalam CPO. Jumlah air yang
ditambahkan biasanya antara 5-10% berat minyak mentah. Campuran minyak-air
dipertahankan dalam pencampuran tangki selama kurang lebih 15 menit. Pompa
pembuangan air dipisahkan oleh disk stack centrifuge dalam mode pembersih. Minyak
yang dicuci akan memiliki kelembapan dengan kandungan 0,5%. Setelah pemisahan
kelembaban, selanjutnya akan dikurangi menjadi kurang dari 0,1% oleh vakum. Pada
tahap ini, jumlah klorida terus dihilangkan dengan air. Minyak yang dicuci kemudian bisa
dikirim ke pabrik bleaching langsung atau bisa didinginkan untuk penyimpanan dengan
menggunakan panas economizer dengan minyak umpan.
• Post Stripping
GE adalah hasil yang terkontaminasi dari diasilgliserida (DAG) bereaksi pada suhu tinggi.
minyak sawit secara fisik dimurnikan untuk proses yang baik dikelantang, minyak sawit
dipanaskan sampai sangat tinggi suhu (260°C) hingga strip asam lemak, kemudian
disimpan untuk satu jam untuk pemutihan panas dan penghilang bau. Namun, karena
kelapa sawit memiliki persentase yang lebih tinggi DAG dibandingkan dengan minyak
lainnya, langkah deodorisasi minyak sawit bisa dengan mudah membentuk GE yang tidak
diinginkan pada tingkat tinggi suhu. Untuk menjaga keekonomian proses kelapa sawit,
Adanya proses poststripping, minyak yang di bleaching dipanaskan hingga 260°C untuk
menghilangkan asam lemak bebas dan kemudian dihilangkan bau setelah deodorisasi,
didinginkan hingga <230°C sebelumnya pasca pengupasan. Untuk lebih meminimalisir GE,
C. BUDGET CAPITAL
Untuk meminimalisir senyawa 3-MCPDE & GE yang terdapat pada produk minyak goreng
ini dibutuhkan penanganan pada proses hilirisasi yaitu melalui CPO washing sistem dan
Post stripping. Berikut anggaran yang dibutuhkan untuk masing-masing mesin pada
sistem mitigasi yang ada.
Post Stripping
Nama Mesin Biaya Keterangan
Deodorizing machine Rp 3.900.000.000 Kapasitas 1000 ton/hari.
Dari DVC Process
Technologists
Total CPO washing + post
Rp 21.334.694.492
stripping
Post Stripping
Nama Mesin Biaya Keterangan
Deodorizing machine Rp Rp 3.900.000.000 Kapasitas 1000 ton/hari
Total CPO washing + post
Rp 21.334.694.492
stripping
Post Stripping
Nama Mesin Biaya Keterangan
Deodorizing machine Rp 1.950.000.000 Kapasitas 500 ton/hari
Total CPO washing + post Rp 10.668.079.746
stripping