Anda di halaman 1dari 13

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN BAHAN ALAMI
(Identifikasi Bahan Alami 3)
Oleh:
Nama dan NPM

: Andri Fauzi Ramlan (240310150020)

Waktu

: 10.00 13.00, 12 Oktober 2016

Asisten

: 1. Anastasya Maharani
2. Chrispina Ayu
3. Ghina Haura T.

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Alam di Indonesia merupakan tempat bagi ribuan bahkan ratusan ribu spesies flora dan

fauna, bahkan diantaranya hanya di Indonesia dan termasuk yang dilindungi karena terancam
kepunahaan. Banyaknya segala potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia tentunya menjadi
kelebihan yang kita miliki tersendiri. Alasan itu lah yang membuat seharusnya kita menyadari
untuk tergerak ikut dalam mewujudkan berbagai manfaat yang bisa diambil dari potensi-potensi
tersebut.
Kita tidak perlu jauh untuk mencarinya di luar pulau dan kita pun tidak mencari potensi
yang memiliki nilai jual atau manfaat yang paling besar akan tetapi cukup dengan melihat atau
mengobservasi sumber daya dilingkungan kita.Pemberdayaan yang kita lakukan terhadap potensi
yang ada disekitar kita sendiri akan menjadi manfaat besar yang masyarakat sekitar rasakan. Lalu
disitulah peran kita sebagai local enabler baru bisa terlaksana hingga bisa jadi lingkungan yang
kita gali potensinya menjadi lebih sejahtera dan berbahagia.
Mengetahui akan pentingnya untuk kita dalam kemampuan menggali potensi alam yang
bisa bermanfaat maka perlu lah pengetahuan bahan alami yang terkandung didalamnya dengan
cara kita mengidentifikasi serta mencari referensi yang ada atau bahkan lebih lagi kita teliti untuk
mengetahui dan bisa menjaikan suatu komoditas tertentu menjadi suatu yang lebih bermanfaat.
Begitu pula yang akan praktikan lakukan pada praktikum kali ini dimana kita akan
mengidentifikasi bahan alami yang terkandung didalam beberapa komoditas yang didalamnya
memiliki kandungan yang kaya akan protein, karbohidrat, atau minyak/lemak.

1.2

Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum identifikasi bahan alami ini adalah

untuk mengidentifikasi dan memahami bahan alami yang mengandung protein,


lemak, dan karbohidrat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Bahan Alami Kedelai


Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah

dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Biji kedelai mempunyai


nilai guna yang cukup tinggi karena bisa dimanfaatkan sebagai bahan
pangan, pakan, dan bahan baku industri. Kedelai mengandung kadar
protein

lebih

dari

40%

dan

lemak

10-15%.

Kedelai

kecambah

mengandung 94% air, 3% protein, dan 0,1% lemak. (Adisarwanto,


2005)
Dari tanaman kedelai, selain bijinya dimanfaatkan sebagai
makanan manusia, daun dan batangnya yang sudah agak kering pun
dapat digunakan sebagai makanan ternak, dan pupuk hijau. Kacang
kedelai banyak mengandung protein dan lemak. Sebagai makanan,
kedelai lebih baik jika dibandingkan dengan kacang tanah, karena
kandungan protein dan lemak pada kedelai lebih baik dari pada
kandungan protein dan lemak pada kacang tanah (AAK, 1989).
Di samping mengandung senyawa yang berguna, ternyata pada
kedelai terdapat juga senyawa anti gizi dan senyawa penyebab of
flavor (penyimpangan cita rasa dan aroma pada produk olahan
kedelai). Diantara senyawa anti gizi yang sangat mempengaruhi mutu
produk olahan kedelai ialah antitripsin, hemaglutinin, asam fitat,
oligosakarida penyebab flatulensi (timbulnya gas dalam perut sehingga
perut menjadi kembung). Sedangkan senyawa penyebab of flavor
pada

kedelai

ialah

glukosida,

saponin,

estrogen,

dan

senyawa

penyebab alergi. Dalam pengolahan, senyawa-senyawa tersebut harus


dihilangkan atau diinaktifkan, 5 Universitas Sumatera Utara 15 14
sehingga akan dihasilkan produk olahan kedelai dengan mutu terbaik
dan aman untuk dikonsumsi manusia (Koswara, 1992).
Asam fitat merupakan zat anti nutrisi yang secara alamiah
terdapat pada kacang-kacangan dan tanaman sereal. Mio-inositol
heksakisfosfat

(C6H18O24P6)

yang

umum

disebut

asam

fitat,

mempunyai rumus kimia dan struktur cincinnya mirip dengan glukosa


yang berikatan dengan fosfor untuk membentuk struktur asam fitat.
Asam fitat memiliki struktur kimia yang stabil, mengandung kira-kira
2/3 dari fosfor dalam tanaman sereal dalam bentuk fosfor organik.
Bahan baku pakan yang mempunyai kandungan asam fitat yang tinggi

adalah kedelai, dedak padi, dan dedak gandum. Selain fosfor unsurunsur lain juga ditemukan terikat dalam asam fitat seperti Ca, Zn, Fe,
dan Mg.

2.2

Bahan Alami Kayu Putih


Gelam atau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron)

merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan


sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya
disuling dengan uap) terutama dari daun dan rantingnya. Namanya diambil dari
warna batangnya yang memang putih.(Sudarmadji, 1996)
Minyak kayu putih (cajuput oil, oleum-melaleuca-cajeputi, atau oleum
cajeputi) dihasilkan dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih (M.
leucadendra). Minyak atsiri ini dipakai sebagai minyak pengobatan, dapat
dikonsumsi per oral (diminum) atau, lebih umum, dibalurkan ke bagian tubuh.
Khasiatnya adalah sebagai penghangat tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut
kembung.
Minyak ini mengandung terutama eukaliptol (1,8-cineol) (komponen
paling banyak, sekitar 60%), -terpineol dan ester asetatnya, -pinen, dan
limonen. M. quinquenervia dilaporkan juga menjadi sumber minyak atsiri yang
dinamakan sama. Minyak kayu putih banyak menjadi komponen dalam berbagai
salep dan campuran minyak penghangat. Salep macan dan minyak telon diketahui
menggunakan minyak kayu putih sebagai penyusunnya. Tumbuhan ini terutama
tumbuh baik di Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara, namun
demikian dapat pula diusahakan di daerah-daerah lain yang memiliki musim
kemarau yang jelas. Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas
orang yang berdekatan dengan pohon ini akan dapat membauinya dari jarak yang
cukup jauh.
Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk
hutan usaha (agroforestri). Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih untuk
memproduksinya. Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan biasa dipakai
sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain (seperti minyak
telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga lain.(Winarno, 1997)

2.3

Bahan Alami Ubi


Ubi jalar kaya akan kalori atau energi, juga mengandung nilai gizi dan

komposisi yang lengkap. Kandungan gizi dalam 100 gram ubi jalar antara lain 136
kkal energi, 1,10 g protein, 0,40 g lemak, 32,30 g karbohidrat, 57 mg kalsium, 52
mg pospor, 900 mg vitami B1, 0,40 mg vitamin B2, 35 mg vitamin C.
Keistimewaan ubi jalar dalam hal kandungan gizi terletak pada kandungan
provitamin A (betakarotin) yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan bahan
pangan lain seperti singkong., yaitu mencapai 900 SI/100 g. Kandungan yang
tinggi ini, sangat baik untuk mengatasi dan mencegah penyakit akibat kekurangan
vitamin A. Dibandingkan dengan tanman lain, ubi jalar juga memiliki kelebihan
antara lain dapat bertahan hidup dalam iklim yang kurang baik, tidak memerlukan
jennis atau tipe tanah tertentu, dan mempunyaiekoomi tinggi sepanjang tahun
(Rukmana, 2001).
Pemanfaatan ubi jalar secara langsung barulah terbatas untuk makanan
sehari hari saja, seperti dalam bentuk manisan, ubi goreng. Ubi rebus, kolak dan
sebagainya. Ubi jalar dapat digunakan untuk bahan baku industri makanan dan
minuman., industri tekstil, industri kosmetik, dan industri lem (Suprapti, 2003).
Ubi jalar selain dimanfaatakan untuk bahan baku diatas, juga dapat diolah
menjadi tepung. Tujuan pembuatan tepung antara lain meningkatkan daya guna
dan nilai ekonomi ubi jalar, mengurangi pembusukan atau kerusakan selama
penyimpanan, mempermudah pendistribusian dan penyimpanan.
Salah satu produk olahan yang dapat dibuat dengan menggunakan tepung
ubi jalar adalah mie basah. Pembuatan mie basah dengan penambahan tepung ubi
jalar dimaksudkan untuk meningkatkan nilai gizi produk tersebut., diantaranya
betakaroten. Kandungan vitamin A dengan tanpa penambahan tepung ubi jalar
berkisar 1800 SI. Angka tersebut belum mencukupi AKG (Angka Kecukupan
Gizi) yang dianjurkan yaitu 2000 SI. Penambahan tepung ubi jalar ini juga
bertujuan agar dihasilkan mkie basah dengan ciri khas tersendiri (bentuk silinder
kecil dengan penampakan cerah dan tekstur halus) dan rasanya enak.
Mie basah adalah produk makanan yang terbuat dari tepung terigu dengan atau
tanpapenambahan bahan lain dan proses pembuatannya tidak dikeringkan. Mie
basah merupakan suatu produk pangan yang sudah dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh penyajiannya yang sangat mudah, cepat dan
harganyaterjangkau oleh masyarakat luas. Pada saat ini, jenis makanan ini
selainpopuler dan banyak dikonsumsi juga bisa sebagai bahan makanan pokok
pengganti beras, sebagai variasi lauk dan sebagai makanan selingan (Astawan,

2005).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum identifikasi bahan alami
1 adalah:
3.1.1

Alat

1.

Alat tulis

2.
Gunting
3.
Cutter
4.
Penggaris
5.

Printer

6.

Buku jurnal

3.1.2

Bahan

1.

Kertas HVS

2.

Lem

3.

Tinta Printer

3.2

Prosedur Praktikum

1.

Asdos memberikan tugas untuk mencari 3 komoditas berbeda tiap


kelompok.

2.

Praktikan mengidentifikasi karbohidrat, protein, dan lemaknya.

3.

Praktikan mencari informasi terkait dengan bahan alami dari berbagai


sumber.

4.

Praktikan membuat jurnal dan laporan praktikum tentang bahan alami


tersebut.

5.

Praktikan menyerahkan tugas tersebut.

BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil

Gambar 1. Bagian Telur

Dokumentasi: Carakhasiatmanfaat.com
Gambar 2. Kayu Putih dan Minyak Kayu Putih

Dokumentasi: hellosehat.com
Gambar 3. Bagian Bengkuang

Sumber: manfaatnyasehat.com

4.2

Pembahasan

Pada praktikum kali ini kita melakukan identifikasi pada tiga komoditas
yang sudah umum kita temukan di lingkungan sekitar. Komoditas tersebut ialah
kacang kedelai, kayu putih, dan ubi jalar ungu. Kandungan yang akan ptraktikan
ambil manfaat utamanya pertama dari kacang kedelai ialah kandungan proteinnya
yang cukup tinggi, lalu kayu putih yakni kandungan minyaknya, sedangkan ubi
jalar ungu kita mengarah pada kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi
sebagai pemberi energi tubuh.
Kedelai adalah salah satu tanaman yang terkenal dengan bijinya yang kaya
manfaat hingga dijadikan pula sebagai bahan pokok pangan. Produk yang sudah
dihasilkan diambil dari kacangkedelai ini misalnya tahu, tempe, susu kedelai, dan
makanan minuman lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan, dari kandungannya,
dapat diketahui kandungan protein dari kacang kedelai dapat mencapai 30% sampai
50%. Sehingga dapat disetarakan pula dengan susu, telur, keju.
Selanjutnya minyak kayu putih, minyak kayu putih di Indonesia ini sering
dijadikan minyak anti kuman dan juga obat ketika terkena gigitan serangga, selain
itu juga bisa sebagai untuk menghangatkan badan.
Terakhir ialah ubi jalar, Ubi jalar yang dulu dikenal sebagai makanan
pedesaan, kini telah naik peringkat dan dikenal secara luas didunia. Hal ini karena
telah diketahui jika ubi yang rasanya manis dan lezat ini banyak mengandung
nutrisi penting bagi kesehatan. Kandungan utama nutrisi dalam ubi jalar seperti
Vitamin A, C dan E, beta karoten, magnesium, kalium dan juga kaya oksidan. Ada
banyak jenis varietas ubi jalar, biasanya yang kita tahu dari perbedaan warna
seperti oranye, putih, kuning, merah dan warna ungu. Ada juga varietas ketela
rambat yang dikenal lebih manis, yang berasal dari daerah malang jawa timur yaitu
ketela gunung kawi. Namun semua jenis ketela rambat yang ada, rata-rata memiliki
kandungan nutrisi yang sama.

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum pengetahuan bahan alami ini adalah:


1.

Telur penyedia sumber protein yang tinggi

2.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum pengetahuan bahan alami minggu depan adalah Perlu
adanya sarana prasarana yang menunjang untuk melakukan praktikum agar
kegiatannya akan terlaksana lebih efektif dan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Adisarwo .T 2005. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta
Koswara, S. (1992). Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali Press. Hal. 32 - 35,
235.

Astawan, M.2005.Membuat Mie dan Bihun. Penebar swadaya. Yogyakarta.


Rukmana, R. 2001. Ubi Jalar Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.
Suprapti, L.2003. Tepung Ubi Jalar, Pembuatan, dan Pemanfaatannya. Kanisius.
Yogyakarta.
Sudarmadji Slamet dkk, 1996. Analisis Bahan Makanan Dan Pertanian. Liberti :
Yogyakarta.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan Dan Gizi Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

LAMPIRAN

Gambar 1. Kacang Kedelai

Sumber: dokumentasi pribadi, 2016


Gambar 2. Kayu Putih

Sumber: dokumentasi pribadi, 2016

Anda mungkin juga menyukai