Anda di halaman 1dari 94

Lipid: Bukan

Hanya Lemak
Biasa

Kelompok 3
Andy Khootama 1406573942
Michaelle Flavin Carli 1406533516
Nadia Alisha
1406533623
Nur Annisa 1406605862
Sangghadatu Abda M 1406569913

Struktur Lipid

Definisi Lipid
Makromolekul dengan sifat hidrofobik

Gambar 1.1. Interaksi


hidrofobik (Sumber:
http://www4.ncsu.edu/)

Klasifikasi
Asam Lemak
Gliserolipid
Gliserofosfolipid
Sfingolipid
Sakarolipid
Poliketida
Sterol
Prenol

Asam Lemak
Rantai Panjang Hidrokarbon dengan gugus Karboksil
pada ujungnya

Gambar 1.2. Asam Palmitat, jenis


asam lemak (Sumber: Pearson,
2010)

Kejenuhan Asam Lemak


Asam lemak dapat dibagi menjadi asam lemak jenuh
dan tidak jenuh
Kejenuhan ini berasal dari struktur rantainya
Asam lemak jenuh memiliki rantai hidrokarbon jenuh
Asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih gugus
rangkap
(double
bond)
Gambar
1.3.
Asam Palmitat,
Gambar 1.4. Asam Linolenat,
asam lemak jenuh (Sumber:
Pearson, 2010)

asam lemak tidak jenuh (Sumber:


Pearson, 2010)

Gliserolipid
Terdiri dari gliserol dan asam lemak
Gliserol dapat berikatan dengan satu asam lemak
(monoacyl glycerol), dua asam lemak (diacyl), atau tiga
asam lemak (triacyl/triglyceride)
Asam lemak berikatan dengan gugus ester melalui
esterifikasi
Asam lemak yang berikatan menentukan kejenuhan
gliserolipid
Gambar 1.5. Struktur Trigliserida
(Sumber: Pearson, 2010)

Gambar 1.6. Ikatan Ester


Gliserolipid (Sumber: Pearson,
2014)

Kejenuhan Gliserolipid

Gambar 1.7. Gliserolipid jenuh


(Sumber: Pearson, 2014)

Gambar 1.8. Gliserolipid tidak


jenuh (Sumber: Pearson, 2014)

Gliserofosfolipid
Merupakan molekul serupa diacyl glycerol dengan satu
karbon yang tersisa berikatan dengan gugus fosfat
Gugus fosfat menghasilkan sifat hidrofilik di satu ujung,
menghasilkan sifat amfifilik.

Gambar 1.9. Fosfolipid


(Sumber: ereidmiller.com)

Turunan Gliserofosfolipid
Gliserofosfolipid dapat memiliki molekul turunan
Molekul ini terbentuk dengan ada molekul yang
berikatan dengan gugus fosfat
Contoh turunan: Lecithin (gugus tambahan Kolin),
Cephalin(gugus tambahan Etanolamin)

Gambar 1.10. Lecithin (Sumber:


www.medicinescomplete.com)

Gambar 1.11. Cephalin (Sumber:


www.tutorsglobe.com)

Sfingolipid
Terdiri dari gugus Sfingosin dan asam lemak

Gambar 1.12. Sfingosin (Sumber:


www.tutorsglobe.com)

Turunan Sfingolipid
Turunan sfingolipid yang sering ditemukan adalah
Sfingomyelin yang terdiri dari sfingosin, fosfat, dan
asam lemak
Sfingomyelin ini disebut juga sfingofosfolipid
Pada gugus fosfat dapat terdapat gugus tambahan
seperti pada gliserofosfolipid

Gambar 1.13. Sfingomyelin


(Sumber: LHcheM)

Sakarolipid
Terdiri dari gugus gula (sakaro) dan asam lemak
Banyak terdapat pada bakteri

Gambar 1.14. Glukosamin, salah


satu
gula penyusun
Gambar
1.15. Kdosakarolipid
2-lipid A
(Sumber: en.wikipedia.org)
(Sumber: en.Wikipedia.org)

Poliketida
Poliketida merupakan gugus molekul hidrofobik dengan
ciri khas berupa banyak gugus keton pada molekulnya.
Poliketida dapat dibagi menjadi 6 yaitu:

Makrolida
Ansamycin
Poliena
Polieter
Tetrasiklin
Asetogenin

Poliketida: Makrolida
Memiliki ciri berupa cincin Lactone yang berikatan
dengan gula Deoxy.

Gambar 1.16.
Erythromycin (Sumber:
en.Wikipedia.org)

Gambar 1.17.
Clarythromycin
(Sumber:
en.Wikipedia.org)

Gambar 1.18.
Roxythromycin
(Sumber:
en.Wikipedia.org)

Poliketida: Ansamycin
Memiliki ciri berupa adanya bagian Aromatik dan Alifatik

Gambar 1.19.
Geldanamycin (Sumber:
en.Wikipedia.org)

Poliketida: Poliena
Memiliki ciri berupa banyak bagian dengan ikatan
rangkap dan ikatan tunggal yang berselang-seling

Gambar 1.20.
Amphotericin B
(Sumber:
en.Wikipedia.org)

Poliketida: Polieter
Merupakan polimer dengan gugus eter pada
monomernya.

Gambar 1.21. Polyoxymethylene


(polimetil eter) (Sumber:
en.Wikipedia.org)

Poliketida: Tetrasiklin
Memiliki ciri khas berupa empat cincin hidrokarbon.
Tetrasiklin merupakan nama jenis dan juga nama
molekul.

Gambar 1.22. Tetrasiklin


(Sumber: en.Wikipedia.org)

Gambar 1.23. Doxysiklin


(Sumber: en.Wikipedia.org)

Poliketida: Acetogenin
Memiliki ciri khas rantai linear 32-34 Karbon dengan
gugus fungsi yang mengandung Oksigen.

Gambar 1.24. Annonacin


(Sumber: en.Wikipedia.org)

Sterol
Sterol memiliki ciri khas berupa 4 cincin hidrokarbon
dimana ujungnya terdapat gugus Alkohol.
Dapat dibagi sesuai dengan organisme yang
menghasilkannya
Zoosterol dihasilkan oleh binatang dan manusia
Fitosterol dihasilkan oleh tumbuhan
Mikosterol dihasilkan oleh jamur
Gambar 1.25.
Kolesterol, jenis
Zoosterol (Sumber:
en.Wikipedia.org)

Gambar 1.26.
Gambar 1.27.
Kampesterol, jenis
Ergosterol, jenis
Fitosterol (Sumber:
Mikosterol
(Sumber:
Gambar 1.25. Sterol
(Sumber:
en.Wikipedia.org)en.Wikipedia.org)
en.Wikipedia.org)

Prenol
Merupakan jenis Alkohol (3-metil-2-buten-1-ol)
Prenol merupakan penyusun dari poliprenol
(isopropenoid alkohol)
Golongan lipid Isopropenoid merupakan turunan tidak
langsung dari Prenol sehingga dapat dikategorikan
sebagai lipida Prenol.

Gambar 1.28. Prenol


(Sumber:
en.Wikipedia.org)

Turunan Prenol

Gambar 1.28. Squalene, jenis Triterpene (Sumber:


en.Wikipedia.org)

Gambar 1.28. Geranial, jenis Terpenoid (Sumber:


en.Wikipedia.org)

Fungsi Lipid

Berbagai Fungsi Lipid


Lipid memiliki banyak fungsi sesuai dengan sifat
kelarutan dan interaksi hidrofilik-hidrofobiknya. Selain itu,
fungsi lipid juga ditentukan oleh jenis, struktur, dan
gugus
fungsi
yang dimilikinya.
fungsimembran
lipid:
1.
Sumber
dan penyimpan
energi
8.Beberapa
Pengatur fluiditas
2. Insulasi listrik

9. Pengatur metabolisme seluler

3. Insulasi panas

10.Molekul sinyal

4. Pelembap dan pelumas

11.Transporasi metabolit

5. Senyawa prekursor

12.Vitamin dan pelarut (A, D, E, K)

6. Kofaktor

13.Hormon

7. Penyokong struktural

14.Pigmen

Fungsi Lipid: Pasif Aktif?


Fungsi lipid dapat dikelompokkan menjadi fungsi pasif
dan fungsi aktif.
5-10% Lipid
Struktural
85-90%
Lipid Pasif
80% Lipid
Kontribusi Lipid
Penyimpan
terhadap
Komponen Sel
Molekul
Sinyal
Vitami
10-15%
Pigmen
n
Lipid Aktif
Hormo
dll
n

Penyimpan Energi
Kemampuan penyimpanan energi lipid adalah yang
paling efektif
Umumnya adalah lilin dan trigliserida dikenal juga
sebagai triasilgliserol atau lemak
Asam lemak lebih tereduksi atom-atom karbonnya
dibanding polisakarida (oksidasi trigliserida menghasilkan
2 lebih banyak energi.
Selain itu
sifat hidrofobik lemak membuatnya lebih
ringan karena tidak memiliki beban tambahan berupa air.

Trigliserida: Penyimpan Energi


Terbaik
Trigliserida bersifat amfipatik hidrofilik
dan hidrofobik pada sisi tertentu
Sekaligus menjadi lapisan pelindung dan
insulasi panas
Tersedia dalam 2 bentuk yaitu lemak
(padat pada suhu ruangan) dan minyak
(cair pada suhu ruangan)
Pada burung, minyak digunakan sebagai
pelumas bulu tetap mengkilap, menjaga
suhu tubuh dan menghalau air.

Gambar 2.1. Lemak


penyimpan pada sel (a)
adiposa guinea pig; (b)
kotiledon Arabidopsis.

Lilin: Multifungsional
Lilin (wax) adalah ester asam lemak dengan gugus
alkohol panjang sehingga titik leburnya lebih tinggi dari
trigliserida
Lilin memiliki berbagai fungsi sekaligus; misalnya pada
tumbuhan, lilin dimanfaatkan sebagai sumber energi,
pelumas daun, dan penangkal air (water repellent)
Gambar
2.3.
Sarang
Gambar 2.2.
Lapisan
lilin
lebah
yang terdiri dari
pada daun
memberikan
lilin lebahair.
(beeswax),
efek penangkal
jenis lemak penyimpan.
(Sumber:
(Sumber: Nelson, D.L.
en.wikipedia.org)
dan Cox, M.M, 2008)

Penyokong Struktural
Terdapat 3 jenis lipid membran, yaitu fosfolipid,
glikolipid, dan sterol (hanya pada sel hewan).
Fosfolipid dan glikolipid berasosiasi membentuk
struktur lipid bilayer. Sementara itu, fluiditas membran
ditentukan oleh sterol.
Pada prokariotik, fluiditas membran ditentukan oleh
jumlah ikatan C=C dan panjang dari asam lemak
penyusunnya.

Membran Sel: Lipid Bilayer


Membran plasma berperan untuk mengontrol jalur
keluar masuk nutrisi dan metabolit melalui transport
aktif & pasif.
Membran plasma berfungsi untuk memisahkan isi sel
dari lingkungannya, didasari oleh sifat amfipatik dari
lipid bilayer

Gambar 2.4. Membran lipid bilayer


pada sel. (Sumber: Stansfield dkk,

Sfingolipid: Anti Kejut pada Sel


Sfingolipid, contohnya sfingomyelin
juga terletak pada membran plasma.
Contohnya
pada
sel
hewan
sfingomyelin melindungi neuron dari
kejutan listrik (isolasi listrik), tekanan
dan panas.
Gambar 2.5. Neuron (sel
syaraf) dilindungi oleh
selubung myelin yang
terdiri dari sfingomyelin.
(Sumber: digital-world-

Fungsi Aktif: Sinyal Intrasel


Lipid dapat berperan sebagai molekul sinyal,
contohnya fosfatidilinositol dan turunan sfingosin.
Fosfatidilinositol 4,5-bifosfat berperan menyampaikan
pesan intrasel untuk merespon sinyal ekstraseluler
vasopressin
Vasopresin
mengaktifkan
fosfolipase
C
untuk
menghidrolisis
fosfatidilinositol
4,5-bifosfat
menghasilkan 2 molekul sinyal IP3 (inositol 1,4,5trifosfat) dan diasil gliserol
Gambar
2.6. Pathway
Sinyal dari reticulum
IP3 merangsang
pelepasan
ion kalsium
4,5-bifosfat dari
endoplasma, fosfatidilinositol
dimana jika IP3
digabung dengan diasil

Fungsi Aktif: Hormon Parakrin


Kelompok lipid yang menjalankan fungsi hormon parakrin
adalah eikosanoida.
Eikosanoida berperan dalam hormon reproduksi; proses
peradangan, demam, dan rasa sakit; proses pembekuan
darah; dan regulasi tekanan darah.
Eikosanoida terdiri dari prostaglandin, thromboksan, dan
leukotriene, seluruhnya berasal dari asam arakidonat.
Prostaglandin meningkatkan suhu tubuh dan merangsang
inflamasi, thromboksan mengatur pembekuan darah,
Gambar
2.7. Asam
arakidonat,
leukotriena mengatur
kontraksi
otot
paru-paru.
precursor eikosanoida. (Sumber:
Nelson, D.L. dan Cox, M.M, 2008

Fungsi Aktif: Hormon Endokrin


Contoh hormon endokrin adalah kelompok steroid,
yang mengantarkan pesan ke antar jaringan.
Anggota steorid yang paling penting adalah kolesterol,
karena merupakan komponen membran sel dan
precursor senyawa steroid lainnya.
Testosteron dan estrogen berperan untuk
mengatur fungsi reproduksi
Gambar 2.8. Kelompok
steroid (Sumber:
Nelson, D.L. dan Cox,
M.M, 2008

Fungsi Aktif: Pigmen dan Vitamin


Lipid juga berperan dalam pigmen yaitu pada turunan
isoprene yang merupakan lipid-conjugated dienes. Contohnya
adalah zeaxanthin dan canthaxanthin.

Gambar
2.8.
Pigmen
Selain itu, lipid jg merupakan pelarut vitamin
A, D,
E, K
karena
canthaxanthin
lipid juga merupakan penyusun vitamin-vitamin
tersebut.dan

Vitamin A dan D merupakan prekursorzeaxanthin.


dari hormon; (Sumber:
vitamin A
Nelson, D.L. dan Cox,
juga berperan dalam pigmen.

M.M, 2008
Vitamin E dan K merupakan kofaktor reaksi oksidasi
reduksi;
vitamin E sebagai antioksidan sementara vitamin K sebagai
kofaktor pembekuan darah

Biosintesis Lipid

Pendahuluan
Sintesis lipid adalah bagian penting dari metabolisme sel,
karena lipid merupakan komponen penting dari membran
sel . Yang paling penting dari metabolisme lipid ini adalah
sintesis asam lemak, karena asam lemak diperlukan
dalam trigliserida . Jalur biosintesis lainnya yang penting
adalah sintesis kolesterol, sintesis eicosanoid , dan
sintesis sphingolipids

Biosintesis Asam Lemak


Transpor
Asetil KoA ke
dalam Sitosol

Sintesis
Malonil-ACP

Siklus
Pertama
Sintesis
Palmitat

Perpanjangan
dan
Pentakjenuha
n Asam
Lemak

Penyelesaian
Sintesis
Palmitat

Siklus Kedua
Sintesis
Palmitat

Transpor Asetil KoA ke dalam Sitosol


Asetil KoA yang berada di
mitokondria berasal dari tiga
proses, yaitu dekarboksilasi
asam piruvat, degradasi asam
amino dan -oksidasi asam
lemak. Senyawa beratom C
(karbon) dua buah ini tidak
dapat
menembus
dinding
mitokondria untuk menuju ke
sitosol dimana sintesis asam
lemak berlangsung. Asetil KoA

Gambar 3.1. Transpor Asetil KoA ke


dalam Sitosol
(Sumber: Lehninger, Principles of
Biochemistry (6e), 2013)

Sintesis Malonil-ACP
Malonil ACP merupakan substrat
utama untuk biosintesis asam
lemak . Sintesis malonil ACP
dilakukan dalam dua langkah,
yang
pertama
adalah
karboksilasi asetil KoA dalam
sitosol
untuk
membentuk
malonil KoA. Langkah kedua
dalam sintesis malonil ACP
adalah pengangkutan separuh

Gambar 3.2. dan Gambar 3.3. Sintesis


Malonil-ACP
(Sumber: Horton, 2006)

Siklus Pertama Sintesis Palmitat

Persiapan oleh
Asetil KoA

Reaksi
maloniltransfera
se-ACP

Reaksi sintesis
ketoasil--ACP

Reaksi
reduktase
ketoasil--ACP

Dehidratase hidroksiasil-ACP

Reduktase enoil-ACP

Siklus Pertama Sintesis Palmitat (2)


Reaksi
ini merupakan
reaksi
kedua
yangsistem
mengubah
krotonil-ACP
Masuknya
malonil
KoA
ke
dalam
dikatalisis
olehMenjadi
suatu
aktivitas
Gugusan
asetil
yang
terikat
pada
suatu
gugusan
sulfhidril
daributiril-ACP
sintaseSiklus
dimulai
dengan
Pada
reaksi
ini,
NADPH
bertindak
sebagai
koenzim
dari
reaksi.
Asetoasetil-ACP
dereduksi
menghasilkan
D-hidroksibutiril--ACP
dengan
reduktase-enoil--ACP
sebagai
katalisnya
dan
NADPH
sebagai
koenzim
yang
enzimatik
maloniltransferase-ACP,
dan
memerlukan
transfer
campuran
-ketoasil-ACP
berkondensasi
dengan
malonil-ACP
untuk
melengkapi
sistem
dengan
Dehidrasi
dari
D-hidroksibutiril--ACP
yang
menghasilkan
diperlukan.
Jadi,
setelah
siklus perpanjangan
pertama,
prekursor
C (butiril)
dari
dengan
menggunakan
reduktase
-ketoasil-ACP
sebagai
malonil
dari
malonil
KoA
ke residu
Ser
daridan
maloniltransferase-ACP
dan
menghasilkan
asetoasetil-ACP
dan
CO.
Reaksi
ini dikatalisis
oleh
Asetil
KoA
melibatkan
reaksi
palmitat
telah
disintesis
dari
suatu
unit
C
(asetil)
C
(malonil),
dengan
gugusan
krotonil-ACP
dikatalisis
oleh
dehidratase
hidroksiasi--ACP.
katalisnya
kemudian
ke
ACP
menghasilkan
malonil-ACP.
sintase.
asetil
dua atom terminal
yangyang merupakan
dikatalis
olehdari rantai asam lemak yang bertumbuh.

asiltransferase-ACP. Pada reaksi


ini, asetil KoA bereaksi dengan
ACP menghasilkan asetil-ACP.
Gambar 3.4. Sintesis Asetil-ACP
Dengan pelekatan unit asetil
(Sumber: Biochemistry, Third Edition
pada sintase (sintase-asetil)
dan
(Armstrong,
Gambar
Gambar 3.8.
3.7.
3.6.
Reaksi maloniltransferasereduktase
sintesis
ketoasil-ketoasil- Frank B.), 1990)
Gambar
3.5.
Dehidratase
Reaksi
-hidroksiasilACP bebas untuk menerima -ACP
ACP
Third Edition
suatu gugusan asil, (Sumber:
sistem Biochemistry,
ini
(Armstrong, Frank B.), 1990)
sekarang
dilengkapi
untuk

Sintesis Asam Lemak Nomor Ganjil


Siklus yang disebutkan sebelumnya mengawali sintesis
suatu asam lemak dengan jumlah atom karbon genap.
Dalam sintesis asam lemak dengan jumlah atom karbon
ganjul, suatu proses yang dilakukan oleh banyak
organisme lautan, sistem ini dilengkapi oleh propionil KoA
daripada
asetil
KoA.
Perlengkapan
seperti
ini
dimungkinkan
karena
transferase-asil-ACP
(selain
maloniltransferase-ACP) mampu untuk mentransfer
gugusan asil selain dari residu asetil. Kondensasi
selanjutnya dari gugusan propionil dan malonil selama
siklus awal mengkasilkan suatu perantara C dan CO.

Siklus Kedua Sintesis Palmitat

Gambar 3.9. Siklus Kedua Sintesis


Palmitat
(Sumber: Biochemistry, Third Edition
(Armstrong, Frank B.), 1990)

Penyelesaian Sintesis Palmitat


Setelah tujuh putaran siklus, sintesis
asam lemak berakhir dengan produksi
palmitat (asam lemak jenuh C). Pada
sebagian besar organisme, palmitat
merupakan produk utama dari proses
sintesis. Setelah sintesis, palmitat
dilepaskan secara hidrolitik dari ACP
oleh deasilase palmitoil-ACP atau
ditransfer ke KoA.

15%

85%

Palmitat

Miristat

Perpanjangan dan Pentakjenuhan


Asam Lemak
Mamalia memiliki kemampuan untuk mensintesis asam
lemak yang lebih panjang daripada palmitat, dan produksi
biomolekul ini terjadi melalui mekanisme mitokondria atau
microsomal (retikulum edoplasmik). Pada mitokondria,
perpanjangan dari asam lemak prabentuk (baik jenuh atau
tidak jenuh) terjadi dengan penambahan gugusan asetil
KoA yang dikatalisis melalui suatu kompleks enzim.
Sistem mikrosomal juga mengkatalisis perpanjangan
asam lemak jenuh dan tidakjenuh dam memerlukan
derivate asil-KoA sebagai substrat. Namun, tidak seperti
proses mitokondria, mekanisme microsomal menggunakan

Biosintesis Triasilgliserida
Sintesis triasilgliserol berlangsung di dalam
retikulum endoplasma. Di dalam hati dan
jaringan adipose, asam lemak dalam sitosol
menyusup ke dalam membran RE. Asil-CoA
sintetase yang terikat kuat pada membran
mengaktivasi dua asam lemak dan asil-CoA
transferase mengesterifikasi asam lemak
tersebut
dengan
gliserol-3-fosfat,
untuk
membentuk asam fosfatidat. Asam fosfatidat
fosfatase melepaskan fosfat dan didalam
membrane, 1,2-diasilgliserol diesterifikasikan
dengan molekul asam lemak yang ketiga.
Dalam usus, sintesis triasilgliserol juga terjadi
di dalam membran RE tetapi asam lemak di
esterifikasikan dengan 2-monoasilgliserol.
Gambar 3.10. Biosintesis Triasilgliserida
(Sumber: atvb.ahajournals.org)

Biosintesis Fosfogliserida
Senyawa fosfogliserida utama
yang
merupakan
komponen
membrane sel dan lipoprotein
adalah
fosfatidiletanolamin,
fosfatidilkolin,
fosfatidilserin,
fosfatidilnositol, dan kardiolipin.

Gambar 3.11. Fosfogliserida


(Sumber: http://www.asturnatura.com/)

Biosintesis Fosfogliserida:
Sintesis Fosfatidiletanolamin
Dimulai dengan proses fosforilasi etanolamin oleh ATP
menghasilkan fosfoetanolamin. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzim etanolamin kinase. Selanjutnya fosfoetanolamin
bereaksi dengan sitidin trifosfat (CTP) mengahsilkan
sitidin difosfoetanolamin (cp-ethanolamin), dikatalisis
oleh enzim fosfoetanolamin sitidil transferase.
Pada akhir tahap biosintesis fosfatidiletanolamin,
bagian sitidin monofosfat (CMP) dari CDP-ethanolamine
dilepaskan,
sedangkan
bagian
fosfoetanolaminnya
dipindahkan ke molekul diasilgliserol. Reaksi ini dikatalisis
oleh enzim fosfoetanolamin transferase yang terdapat di

Biosintesis Fosfogliserida:
Sintesis Fosfatidilkolin
Pembentukan fosfatidilkolin di dalam
berlangsung dengan dua macam:

jaringan

hewan

dapat

1. Proses metilasi gugus amino dari fosfatidiletanolamin dengan Sadenosil metionin sebagai donor gugus metal yang dikatalisis
oleh enim fosfatidiletanolamin metiltransferase.
2. Dimulai denga kolin sebagai senyawa pemulanya dan jalur
reaksi pembentukan fosfatidilkolin berlangsung seperti untuk
biosintesis fosfatidiletanolamin. Dalam hal ini dilibatkan tiga
macam enim, berturut-turut: kolin kinase, untuk pembentukan
fosfokolin dari kolin dan ATP ; fosfokolin sitidiltransferase, untuk
pembentukan CDP-kolin dari fosfokolin dan CTP ;dan fosfokolin
transferase, untuk pembentukn fosfatidilkolin dari CDP-kolin dan
diasilgliserol

Biosintesis Fosfogliserida:
Sintesis Fosfatidilserin
Dalam jaringan hewan, fosfatidilserin terbentuk dari reaksi antara
fosfatidiletanolamin dengan serin :
Fosfatidiletanolamin + serin fosfatidilserin +
etanolamin
Dalam sel bakteri, seperti bakteri Escheria coli, pembentukan
fosfatidilserin berlangsung dengan jalur reaksi yang berbeda
pada jarringan hewan. Jalur reaksi dimulai dengan pengaktifan
asam fosfatidat oleh CTP menghasilkan sitidin difosfat
diasilgliserol, dikatalisis oleh enzim fosfatidatsitidintransferase.
Pada tahap reaksi berikutnya, CDP-diasilgliserol bereaksi dengan
serin, dikatalisis oleh enzim CDP-diasilgliserol serin Ofosfatidiltransferase, menghasilkan fosfatidilserin dan sitidin
monofosfat (CMP).

Biosintesis Fosfogliserida:
Sintesis Fosfatidilnositol
Dalam jaringan hewan, CDP-diasilgliserol (yang
terbentuk dari asam fosfatidat) berperan sebagai
senyawa
sumber
untuk
biosintesis
fosfatidilinositol
dan
fosfatidilgliserol.
Fosfatidilinositol terbentuk dari reaksi antara CDPdiasilgliserol dan inositol, yang dikatalisis oleh
enzim CDP-diasilgliserol inositol transferase. Di
dalam jaringan otak fosfatidilinositol dapat
difosforilasi
oleh
ATP
menghasilkan
fosfatidilinositol-monofosfat,
-difosfat
dan

Biosintesis Fosfogliserida:
Sintesis Kardiolipin
Fosfatidilgliserol terbentuk dari CDP-diasilgliserol. Jalur
reaksi dimulai dengan pembentukan 3-fosfatidil-1gliserol3-fosfat dari CDP-diasilgliserol dan gliserol-3-fosfat,
dikatalisis oleh enim gliserolfosfat fosfatidiltransferase.
Fosfatidil gliserol yang terbentuk ini merupakan pra zat
untuk biosintesis difosfatidilgliserol, yang secara umum
disebut kardiolipin. Dua puluh persen lipida yang
terdapat dalam membrane mitokondrion sel hewan
merupakan kardiolipin.
Di dalam sel bacteria pembentukan kardiolipin tidak
menggunakan CDP-diasilgliserrol, melainkan langsung

Biosintesis Sfingolipida
Spingomielin merupakan fosfolipid dan dibentuk kalau seramida
bereaksi dengan CDP-kolin atau dengan fosfattidilkolin; reaksi yang
Sfingolipid
terdiri dari
glikolipid
disebutkan pertama
analog
dengan reaksi yang dipakai dalam
biosintesis
fosfatidilkolin.
dan
bagian
fosfolipidnya,
Secara khas, Senyawa
asam lemakini
C24terdapat
dalam banyak senyawa
sfingomielin.
juga
glikospingolipid,
khususnya
merupakan
penyusunsenyawa
yangglikospingolipid di dalam otak
(asam
lignoserat,
serebronat dan
penting.
Biosintesis
darinervonat). Asam lignoserat
(C23H47COOH) disintasis sepenuhnya dari asetil KoA. Asam
sfingolipid
melibatkan
zatserebronat yaitu derivat 2-hidroksi asam lignoserat, dibentuk
antara
darinya. seramida.
Asam nervonat (C H COOH), suatu asam tak jenuh
23

45

tunggal, terbentuk melalui perpanjanganGambar


asam 3.12.
oleat.
Biosintesis Sfingolipida
(Sumber: openi.nlm.nih.gov)

Biosintesis Kolesterol

Sintesis
Mevalon
at

Sintesis
Isopreno
id

Sintesis
Skualen

Langkah
Akhir

Sintesis Mevalonat
Dua reaksi pertama dalam sintesis
kolesterol menyebabkan produksi
dari tiga asetat. Pada reaksi
pertama, 3-hidroksi-3-metilglutarilKoA disintesis oleh kondensasi
asetil KoA dan asetoasetil KoA,
reaksi ini dikatalisis oleh sintase
hidroksimetilglutaril-KoA. 3-hidroksi3-metilglutaril-KoA dapat dibelah
Gambar 3.12. Biosintesis Sfingolipida
dalam
mitokondria
untuk
(Sumber: Biochemistry, Third Edition
menghasilkan asetil-KoA dan asetat (Armstrong, Frank B.), 1990)

Sintesis Isoprenoid
Pada rangkaian reaksi ini, mevalonate digunakan untuk
sintesis dua kunci precursor isopreoid dari kolesterol.
Rangkaian ini terdiri dari dua reaksi, yaitu sintesis
isopentenyl pirofosfat dari mevalonate dan isomerisasi
isopentenyl pirofosfat.
Gambar 3.13. Sintesis
isopentenil
Gambar
3.13. Isomerisasi isopentenil
pirofosfat dari mevalonate
pirofosfat
(Sumber: Biochemistry,(Sumber:
Third Edition
Biochemistry, Third Edition
(Armstrong, Frank B.), (Armstrong,
1990)
Frank B.), 1990)

Sintesis Skualen
Hasil dari reaksi pertama,
dikatalisis
oleh
sintase
preskualen,
merupakan
preskualen yang kemudian
direduksi
dan
disusun
kembali
oleh
sintase
skualen untuk menghasilkan
molekul skualen simetris.
Gambar 3.14. Sintesis Skualen
(Sumber: Biochemistry, Third Edition
(Armstrong, Frank B.), 1990)

Langkah Akhir
Pada langkah akhir terdapat dua
Gambar
3.16.
Sintesis
Kolesterol
dari
reaksi,
yaitu
sintesis
lanosterol
Gambar
3.16.
Sintesis
Lanosterol dari
Lanosterol Skualen
dari
skualen
dan
pengubahannya
(Sumber: Biochemistry,
Third
EditionThird Edition
(Sumber: Biochemistry,
menjadi
(Armstrong,kolesterol.
Frank B.), 1990)
(Armstrong,
Frank B.), 1990)
Gambar 3.15. Kolesterol
(Sumber: users.rcn.com)

Deteksi Lipid

Pendahuluan
Analisis
Kuantitatif
Analisis
Kualitatif
Lipid merupakan senyawa organik
berminyak
terkait
pada
penetapan
membahas identifikasi
banyaknya
suatu zat tertentu
atau berlemak
yang
tidak
larut
dalam
air
zat-zat. Hal tersebut
yang ada dalam sampel yang
namun terkait
dapatpada
larutunsur
olehatau
pelarut non
polar
di tetapkan,
yang sering
Pengklasifikasian lipid dibedakan
dari
sifat
dirujuk
sebagai
konstituen
senyawa apa yang
kepolaran
dan kerumitan dariyang
strukturnya
diinginkan atau yang di
terdapat dalam sampel

analisis
sendiri
Sehingga akan berbeda cara menguji,
menganalisis,
atau
Nilai sampel.
keasaman,
Uji kelarutan lipid,
uji mendeteksi
angkalipid,saponifikasi,
Pada
proses
dibagi
acrolein,
uji pendeteksian
Angka
iod,
ketidakjenuhan
lipid, uji analisis
menjadi metode
kualitatif dan analisis
ketengikan
lipid, uji
Kromatigrafi (TLC dan
kuantitatif
proses pendeteksian
dibagi
SalkowskiPada
dan Lieberman
HPLC), lipid, Reichert
menjadi
metode analisis
kualitatif
dan
analisis
Buchard untuk
kolesterol
Meissi Number,
kuantitatif

ANALISIS KUALITATIF

Uji Kelarutan Lipid


Tabel 4.1 Hasil pengujian uji kelarutan
Parameter:
ipid
(Sumber: Hasil Paktikum Departemen
Lipid bersifat polar (larut dalam air
Untuk
kepolaran atau
kelarutan
Biokimia,
FMIPA, IPB, susatu
2010)
dan alkohol)
serta mengetahui
lipid bersiat non polar
(larutlipid
dalam kloroform dan eter)

Tujuan:

Cara Kerja:

Prinsip:
Ketika melakukan

proses pengujian,
terdapatlike
sampel
yang mengandung
dissolve
like artinya, polardapat larut dalam
ipid, kemudian dimasukkan pelarut
namunpolar,
tidak
dapat larut dalam non polar karena
yangpolarn
bersifat polar/non
kemudian
praktikan
mengamati
apakah
larutanmomen dipol pada larutan polar
adanya
interaksi
antara
sampel lipid larut pada pelarutnya atau
sedangkan tidak dapat larut dalam non polar karena non
membentuk lapisan (tidak larut).

polar tidak memiliki momen dipol, dan sebaliknya.

Uji Acrolein
Tujuan:
Cara
Kerja:

Tabel 4.2 Hasil pengujian uji Acrolein


(Sumber: Hasil Paktikum Departemen
Biokimia, FMIPA, IPB, 2010)

ketika
lemak
dipanaskan,
Untuk
menguji
keberadaan gliserin atau lemak dalam
setelah
ditambahkan
agen
suatu sampel.
pendehidrasi (KHSO( yang akan
Prinsip:
menarik
air, maka bagian gliserol
akan terdehidrasi ke dalam
terjadinya dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau
bentuk aldehid tidak jenuh atau
dalam lemak/minyak
menghasilkan aldehid akrilat atau
dikenal
dengan
acrolein
akrolein
(CH=OHCHO)
yang memiliki
bau seperti lemak terbakar dan
Parameter:
KHSO4
ditandai dengan asap putih

Bau Acrolein (seperti bau alkohol)

Uji Ketidakjenuhan Lipid


Tujuan:

Cara Kerja:
Untuk mengetahui asam lemak
Asam
lemak
diuji
ditambah
lemak jenuh atau tidak jenuh
kloroform sama banyak kemudian
Prinsip:
dikocok
hingga rata diitetesi iod Hubl
dikocok dan diamati perubahan
Adanya indikator perubahan
warnanya. Kemudian cek berdasarkan
pereaksi iod Hubl
parameter warna untuk jenuh dan
Parameter:
ketidakjenuhan
lipid,

Tabel 4.3 Hasil pengujian uji keltidakjenuhan


Lipid
(Sumber: Hasil Paktikum Departemen Biokimia,
yang diuji apakah
asam
FMIPA, IPB,termasuk
2012)
SAMPEL

HASIL

KETERANGAN

Minyak kelapa

Warna merah

pada
sampel
Asam oleat

yang - menggunakan
Warna merah pudar

Mentega

Warna merah

Asam palmitat

Warna merah

Asamadanya
lemak jenuh
dapat
dibedakan
reaksi
positif
(berupa timbulnya warna merah saat ditetesi
Margarin
+
Warna merah
dari iod
asam
lemak tidak jenuh dengan
Hubl)
cara melihat strukturnya. Asam lemak
Lemak hewan
+
Warna merah
Asam
lemak
tidak
jenuh
adanya timbul warna merah yang semakin
tidak jenuh
memiliki
ikatan
ganda
pada
Minyak tengik
+
Warna merah
lama
semakin
pudar
gugus hidrokarbonnya

asam lemak jenuh timbul warna merah tetapi tidak pudar

Uji Ketengikan Lipid


Tujuan:
Cara
Kerja:

Tabel 4.4 Hasil pengujian ketengikan Lipid


(Sumber: PMIPA FKIP UNLAM, 2013)

Minyak Untuk
yang akan
diuji dicampurkan
mengetahui
oksidasi lipid
dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas
saring
dicelupkan
ke
larutan
Prinsip:
floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi
percobaan
ini, itu,
diidentifikasi lipid mana yang sudah
sebagai dalam
penampak
bercak. Setelah
kertas
digantungkan
di yang
dalam disebabkan oleh oksidasi lipid.
tengik
atau tidak,
erlenmeyer
yang suatu
berisi minyak
Tengiknya
larutanyang
karena golongan trigliserida banyak
diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke
teroksidasi
oksigen
dalam udara bebas
dalam
erlenmeyer oleh
dan segera
ditutup.
HCl Parameter:
yang
ditambahkan
akan
menyumbangkan ion-ion hidrogennya
larutan
putih:
tidak
tengik
yang dapat
memecah
unsur
lemak
sehingga
terbentuk
radikal
larutan
karena
golonganlemak
trigliserida
banyak teroksidasi oleh oksigen dalam udara be
merah
muda:
tengik
bebas larutan
dan hidrogen
radikal
bebas.

Uji Salkowski
Tujuan:
merupakan uji kualitatif yang dilakuka untuk mengecek keberadaan kolesterol.

Prinsip:
pemutusan ikatan ester lipid oleh asam sulfat yang ditambahkan dengan
volume sama

Parameter:
bila terdapat kolesterol: lapisan kolesterol bagian atas akan berwarna merah
dan asam sulfat terlihat menjadi warna kuning dengan warna flourusens hijau

Cara Kerja:
kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat, lalu dengan volume yang
sama, ditambahkan asam sulfat yang berfungsi sebagai pemutus ikatan ester
lipid

Uji Lieberman Buchard


Tujuan:
Mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat
ke dalam campuran

Prinsip:
Reaksi dengan asam sulfat pekat

Parameter:
Uji Lieberman Buchard dikatakan positif jika terjadi perubahan
Gambar
4.1 Reaksi
Uji Lieberman
warna yaitu pink biru
keunguan
--? Hijau

Cara Kerja:

Buchard (Sumber: Anwar, dkk, 1996.)

Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan


kloroform. Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok

ANALISIS KUANTITATIF

Nilai Keasaman
Tujuan:
Untuk menmenunjukkan jumalah asam bebas dalam
lemak atau minyakgetahui oksidasi lipid

Prinsip:
Titrasi KOH dengan indikator PP

Parameter:

V = volume KOH yang diperluka


titrasi
N = normalitas KOH
Mr= berat molekul KOH

Nilai keasaman (2)


Cara Kerja:
Gambar 4.2 Reaksi nilai keasaman
(Sumber: Kataren, 1986)
Ekstraksi
lipid dari
sampel

Larutkan
dalam
larutan
etanol yang
mengandun
g indikator

Titrasi
dengan
KOH hingga
larutan
berwarna
pink

Semakin tinggi nilai bilangan asam maka semakin tinggi derajat kerusakan suatu lipid.
Nilai keasaman merupakan ukuran yang baik untuk memecah trigliserida menjadi 3
asam lemak
Acid value = jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menitrasi asam lemak yang
terdapat dalam 1g lipid.

Bilangan Penyabunan
Tujuan:

untuk menentukan bilangan penyabunan yaitu jumlah mg basa


yang dibutuhkan untuk menyabunkan ester yang terdapat dalam 1
gram zat uji Prinsip:

Prinsip:
Dengan menggunakan reaksi saponifikasi, lalu mengukur berat
molekul rata-rata dari trigliserida dalam sampel
Tabel 4.3 Reaksi
saponifikasi
Trigliserida + 3 KOH -> Gliserol + 3 garam asam
lemak
(Sumber:
natrium
https://tewewe.Biochemi
stry.com/2014/11/17/rea
ksi-penyabunansaponifikasi/)

Bilangan Penyabunan(2)
Saponification number =
mg KOH yang dibutuhkan
untuk mensaponifikasi 1g
lemak

Parameter:

Cara Kerja:

Ekstraksi
lipid

Tb = volume titrasi blangko


Ts = volume titrasi sampel
Bm= berat molekul larutan basa alkali
N = normalitas
Dilarutkan
dalam
etanol yang
mengandun
g KOH
berlebih

Memanaska
n larutan
hingga
reaksi
sempurna

KOH yang
tidak
bereaksi
ditentukan
dengan
menitrasi
sampel

Angka Iod

Cara Kerja:
Tujuan:

Minyak dilarutkan dalamkloroform kemudian ditambahkan larutan


Untuk menentukan bilangan iodin yaitu derajat ketidakjenuhan
iodin bromide atau iodin monokloride,Akan terjadi pengikatan
dari
asam lemak penyusun minyak dan lemak
iodinoleh
minyakpadaikatanrangkapnya.Iodinsisadititrasidengan
Prinsip:
Natrium
tiosulfat
0,1 tak
N menggunakan
indikator amilum,
akhir
prinsipnya
gliserida
jenuh minyak mempunyai
kemampuan
titrasi
ditandai sejumlah
dengan hilangnya
warna biru.
titrasi
sampel
misal x
mengadsorbsi
iod dan dibantu
iodin
bromide.
Metode
Pengukuran ICl
ml
untuk
mengetahui
iodin
mula-muladalam
reagen
maka
yang umum digunakan
adalah
metode
Wijs,
penmbahan
yangyaitu
bereaksi
:
Tambahkan iodin
dilakukan
perlakuan
blanko
dengan
yang
sama
larutan reagen
Wijs kedalam
sebuah jalan
sampel
yang
akanyaitu
diuji titrasi
klordia (ICl)
berlebih
1. Menambahkan
blanko
misal y ml
Lipid
ditimbang

Iodine value = g
Parameter:
NaI
dan dilarutkan
[ICI akan
V2= volume
Iodine titrasi bla
[Mereduksi ICI berlebih
bereaksi dengan
menjadi iodine bebas]
V1= volume
titrasi
terabsorpsi
persam
C=C]
2.Titrasi dengan
100g sampel
N = normalitas
Natrium tiosulfat

Kromatografi
Kromatografi digunakan untuk mengetahui fungsi lipid
pada proses biologis. Kromatografi juga merupakan
pemisahan
campuran
senyawa
murninya
dan
mengetahui kuantitasnya
Pemilihan teknik kromatografi bergantung pada sifat
kelarutan senyawa yang akan dipisahkan
Kromatografi meibatkan fase diam dan gerak

HPLC (High Performance Liquid


Chromatography)
Tujuan:
Penggunaan HPLC dalam deteksi lemak :
non volatile dengan berat
1.Memisahkan
HPLC asamlipid
lemak
molekul
tinggi
Jenisyang
kolom
yang digunakan adalah normal dan
reversed.
lemak jenuh dan tak jenuh dapat
Bagian
: 1.Asam
Pompa
dipisahkan sebagai metil ester. Asam lemak dengan
2. Simple Injection System
gugus OH dapat dideteksi pada 254 nm tanpa
3. Kolom
derivatisasi.
2. HPLC
pada gliserida
4. Detektor
Sering dilakukan pemisahan terhadap trigliserida
Gambar 4.4 Alat HPLC
berdasarkan jumlah atom C-nya.
Terdapat
Sumber:
mawan, Joseph. 2007.)
hubungan linier antara log waktu retensi dengan

TLC (Thin Layer Chromatography)


Definisi dan Prinsip:
Kromatografi lapis tipis(KLT ataU TLC)adalah salahsatu
metodepemisahan komponenmenggunakan fasadiam
berupa platdengan lapisanbahan adsorben inert, dimana
prinsipnya adalah adsorbsi dan partisi.
KLT dapat digunakan untukmemisahkan senyawa yang
Gambar 4.5seperti
Alat Kromatografi
Lapis tipis
sifatnya hidrofobik
lipida dan
hidrokarbon
Sumber: http://www.biosite.dk/leksikon/images/tlc-pladeyangsukar dikerjakan dengan kromatografi kertas.
4a.gif)

TLC untuk analisis asam lemak,


kolesterol

Reichert-Meissl Number
Tujuan:
Untuk mengetahui komposisi lemak dan digunakan
untuk mendeteksi pemalsuan lemak dengan rantai
karbon lebih dari 10. Metode ini memanfaatkan
keberadaan gliserida
yangvolatiledariasamterlarutdenganjumlahkarbon
sedikitdalamlemakbutter
Contoh:
Butter memiliki persentase asam lemak rantai pendek
lebih tinggi sehingga bilangan reichert-meisslnya lebih
tinggi dari margarin

Kesimpulan
Ketika melakukan analsiis terhadap sampel yang
mengandung lipid, maka kita dapat mengetahui
sifat fisika, kimia, serta kadar lipid yang terkandung
dalam sampel. Metode analisis yang dilakukan
tersebut dapat berupa analisis kuantitaif dan
kualitatif tergantung data yang diinginkan, serta
kita dapat menggunakan berbagai metode analsis
tergantung jenis dan sifat dari senyawa lipid
tersbut.

Aplikasi Lipid
Liposom sebagai Sistem Penghantar
Obat

Sejarah Liposom
LIPOSOM

Liposom pertama kali dijelaskan


oleh
Dr hematologi
Liposom
dapat
didefinisikan
Inggris Alec D Bangham FRS
tahunkantong
1961 (diterbitkan
sebagai
dalam skala
1964), di Institut Babraham,
di Cambridge.
Merekadi
mikron
yang terdispersi
ditemukan saat Bangham dan RW
Horne sedang
menguji
lingkungan
air. Dinding
mikroskop elektron baru
lembaga
itu dengan
kantong
berupa
membran
menambahkan negatif noda
untuk ganda
fosfolipid
kering.
berlapis
atau
bilayer
Kemiripannya dengan plasmalemma
jelas, dan
yang bersifatitu
ampifilik.
Sifat
gambar-gambar mikroskop menjabat
sebagai
bukti nyata
bilayer
menjamin
pertama untuk membranpembentukan
sel menjadi struktur
lipid
kompartemen
bilayer.
internal aqueous yang dapat
dibedakan dari medium di

LIPO

SOMA

Struktur Liposom
Liposom atau gelembung lemak
adalah suatu vesikel berair yang
dikelilingi oleh membran lipid
lapis ganda uni lamelar atau
multilamelar, dan terbentuk
secara spontan ketika fosfolipid
(sumber alam/sintetik) dihidrasi
dengan sejumlah air. Struktur
liposom identik dengan membran
sel.

Gambar 5.1. Struktur Liposom


(Sumber:
https://upload.wikimedia.org)

Struktur Kimia Liposom


Lipid
Bermuatan
Kolester
Negatif
ol
Lipid
Bermuatan
Netral

Fosfolipi
Stablisator
d

Dipalmitoil-fosfatifilgliserol
Fosfolipid
yang paling
sering
Untuk
meningkatkan
stabilitas,
digunakan
dalam pembuatan
(DPPG)
menurunkan
porositas
atau
liposom
adalahmembran,
fosfatidilkolin.
kebocoran
melalui
dan
Dipalmitoil-fosfatidilkolin
mencegah
agregasimerupakan
dan fusi liposom.
Fosfatidilkolin
molekul
(DPPC)

Sfingomielin
amfifatik yang terdiri atas :
Fosfatidiletanolamin
Kepala Polar Hidrofilik (fosfokolin)

Merupakan
komponen
Jembatan
Gliserolstruktural
yang
terbesar
penyusun membran

menghubungkan
sepasang rantai
Kolesterol
Gambar 5.2. Bentuk Molekular biologis seperti membran sel.
Fosfolipid
(Sumber:
http://3.bp.blogspot.com/)

asli hidrokarbon
hidrofobik.
Tetraeter
Lipid (TEL)

Struktur Fisik Liposom


Vesikel Multi
Lamelar
(MLV)

Vesikel
Unilamelar
kecil (SUV)

Vesikel
Unilamelar
besar (LUV)

Vesikel
Unilamelar
intermediet
(IUV)

Gambar 5.3. Bentuk Molekular Fosfolipid


(Sumber: http://3.bp.blogspot.com/)

Struktur Fisik Liposom (2)


Klasifikasi
Liposom
: Lamelar (MLV)
1.
Vesikel
Multi
4. Vesikel
Vesikel Unilamelar
Unilamelar kecil
intermediet
(IUV)
2.
(SUV)
3. Vesikel Unilamelar besar (LUV)

A. Liposom konvensional dengan lipid lapis ganda dalam lingkungan berair


B. Imunoliposom
yang
memilikidikatakan
target berupa antibody
Liposom
MLV
dapat
sebagai
bentuk
awal
Liposom
ini
berukuran
100-200
nm.
IUV
dapat
memilikiliposome
variasi
ukuran
terkecil.
Ukuran
SUV
C. Long-circulating
dengan
polimer
protektif
seperti
PEG
yang SUV
LUV
memiliki
ukuran
lebih
besar
dari
SUV.
Liposom
ini
liposom.
MLV
merupakan
liposom
multikompartemen
melindungi permukaan
liposom
dari interaksinya
dengan
protein
opsonin
bertahan
lebih
lama
dalam
sirkulasi
dan
stabilitasnya
didasarkan
pada
kekuatan
ionisasi
medium
cair
dan
memiliki
ukuran
500-1000
nm.
Vesikel
ini
dapat
dibuat
dengan
ukuran
vesikel sangat
100 dengan
nm sampai
dengan
nm
baik
D. Long-circulating
immunoliposome
polimer
protektif
dan 1000
antibody
sehingga
bermanfaan
dalam
komposisi
lemakinjeksi
pada membran,
yaitu
ukuran
vesikel
dengan
metode
eter
dan
fusi
liposom
jenis
SUV

E. Liposom
generasi
baru,biasanya
dengan berbagai
modifikasi
seperti
partikel
dan
setiap
vesikel
terdiri
atas
lima
atau
lebih
penghantaran
obat.

15 nm
untuk
liposom
yang
berasal
dari
lesitin telur
magnetic,
polimer
stimuli-sensitif,
dll
dengan
tujuan untuk
meningkatkan
dengan
diinduksi
kalsium.
lamela
konsentris.
Liposom
sangat
cocok untuk
waktu edar
yang lebih lama,
memperbaikiMLV
stabilitas,
dan meningkatkan
efek.

murni pada salin normal dan 25 nm untuk liposom


proses enkapsulasiGambar
dari5.4.berbagai
substansi dan dapat
Klasifikasi
Liposom
DPC.
(Sumber:
www.intechopen.com/liposomedibuat berbagai
macam
komposisi lipid. Keterbatasan
classification)
MLV adalah mempunyai kapasitas enkapsulasi

Preparasi Liposom
Jumlah lapisan membran dan ukuran liposom dapat
ditentukan oleh cara pembuatannya. Liposom atau
vesikel yang dibuat dengan cara hand-shaken akan
berbentuk multilamelar dan berukuran besar (LMV).
Ukuran liposom tersebut dapat diperkecil menjadi
SUV dengan cara mengekstruksinya melalui
membran polikarbonat 100 nm atau dengan cara
sonikasi menggunakan probe atau sonikasi di dalam
Gambar 5.5. Skema Pembuatan Liposom
air.
(Sumber: http://3.bp.blogspot.com/)

Aplikasi Liposom
Pembawa Obat Kanker
Terapi Gen
Kosmetik

Aplikasi Liposom (2)


2.
Terapi Gen
1. Sebagai
Pembawa Obat Kanker
3. Kosmetika Tabel 5.1. Liposom untuk Terapi Gen
(Sumber: http://digilib.itb.ac.id/)

Ketika liposom digunakan sebagai pembawa obat kanker


Di Perancis,
Jepang
dan umumnya
negara
maju,obat
liposom
tertentu,
liposom
melindungi
sel dari
toksisitas
dan
luas digunakan
dalam
bentuk
sediaan
kosmetika,
menjaga
konsentrasinya
pada
organ yang
rentan
(seperti
liposom
sebagai atau
reservoir
zat aktif efek
dan
ginjal
dan berfungsi
hati), mengurangi
menghilangkan
melepaskan
agen
kosmetik
setelah
berada
di
lapisan
samping obat seperti nausea, fatigue dan rambut rontok.
dermis dan kulit. Selain itu liposom juga memiliki efek
Liposom terutama efektif dalam mengobati penyakit
melembutkan sehingga dapat menjadi bahan kosmetika.
yang mempengaruhi fagosit pada sistem imun karena
kecenderungan liposom untuk berakumulasi di fagosit.

Mekanisme Liposom
Sebagai
pembawa
obat,Cara Pelepasan Obat dari
Liposom :
liposom dapat membawa
2. Liposom melepas
molekul
obat
isinya
dengan
ke ruang interstisial untuk
1.diambil
Melalui
fusi
sempurna
selanjutnya
substansi
secara
aktif
oleh
sel
melalui
berbagai cara yaitu, terikatmembran lipid liposom dengan
transport
transpor para
dengan paraseluler.
membran Dengan
liposom,demikian,
membran sel target. Melalui
seluler substansi aktif dalam liposom dapat berlangsung
terinkalasi di antara dwilapiscara ini, isi liposom akan
pada usus halus melalui dinding usus. Cara ini terjadi pada
terpapar langsung dengan
lipid,
terlarut
dalam
dwilapis
liposom
yang
sensitive
pada
perubahan
temperatur.
Jadi,
sitoplasma
sel
dan
tetap
Gambar 5.7. Mekanisme Pelepasan Isi Lisosom
lipid
atau
terlarut
dalam
liposom
akanFusi
pecah
satdi
terjadi
perubahan
suhu
dan liposom
dengan
Membran
diselubungi
membran
biologis.
Gambar 5.6. Struktur Skematis
Liposom
(Sumber:
https://lib.ui.ac.id)
akan
melepaskan isinya ke ruang ekstraseluler.
vesikel.
(Sumber: https://lib.ui.ac.id)

Interaksi Liposom dengan Sel


Transfer
Intermembr
an

Fusi

Contact
Release

Adsorpsi

Fagositosis
Endositosis
Gambar 5.9. Mekanisme
Endositosis Liposom

Gambar 5.8. Mekanisme Interaksi Liposom dengan


Sel
(Sumber: www.keycompounding.com)

(Sumber: www.lib.ui.ac.id)

Keuntungan Liposom sebagai


Pembawa Obat
Liposom dapat mengarahkan obat pada target tertentu. Misalnya pada
long-circulating liposomes yang bekerja pada target selektif area
patologis tertentu
Liposom sebagai reservoir obatyang melepaskan obat secara perlahan,
sehingga akan meningkatkan efektivitas obat dan memperpanjang masa
edarobat dalam darah
Liposom dapat melindungi obat daridegradasi sebelum mencapai target
Liposom melindungi pasien dari efek samping langsung dari obat yang
terpapar dan melindungi jaringan yang sehat dari obat
Liposom dapat melarutkan obat lipofilik yang sulitdiberikan secara
intravena sehingga pemberiannya di kemudian hari akan lebih mudah

Kekurangan Liposom
Reprodubili
tas

Sterilisasi

Produksi
Batch
Besar

Ukuran
Partikel

Short
Circulating

Daftar Pustaka
Robinson,
Nelson,
ML;
JA.Levy,
1991.
SB.
Polyketide
2011.
"The
synthase
history
complexes:
of
tetracyclines
theirNew
structure
Koolman,J
and
K.H.
Roehm.
2005.Color
Ofthe
Biochemistry.
York :
Hamilton-Miller,
JM. 1973.
"Chemistry
andAtlas
Biology
of
the Polyene
Macrolide
ThinLayerChromatographyof
Lipid.
Chang, Raymond.
2004.
Kimia
Dasar,
Jakarta
Erlangga
Thieme
Stuttgart
Antibiotics"
Bacteriological
Reviews.
American Society
and
function
in
biosynthesis.
Philos
Trans
R Acid
Soc
http//lipidlibrary.aocs.org/Analysis/content.
News-Medical.net
An antibiotic
AZoNetwork
Site.
What
isfor
a Microbiology
Liposome?.
Christie
William
W.- 2009.
Phosphatidic
Acid,
Lysophosphatidic
Lehninger
et
1982.
Dasar-dasar
Jilid 1.2002.
Tenawijaya
Jakarta:
Lond
Bal.Biol
Sci.
Heitmann,
Wilhelm,
Gnther
Strehlke,Biokimia
Dieter Mayer.
"Ethers,M.Aliphatic"
cfm?ItemNumber40388
and
Related
Lipids.
http://www.news-medical.net/health/Liposome-UsesErlangga
in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry Wiley-VCH, Weinheim

Darmawan,
Dian Hardjono.
Perdana.
Pengembangan
Pembawa
Obat
Sastrohamidjojo.
(Indonesian).aspx
(01 Feb
2009.
2011).
Kimia Organik.
Yogyakarta:
TutorVista.com.
Lipids.
Horton,Polimerik
Robert
H dkk.2006.Principles
of Biochemistry.United
States
of
Mandal,
A. 2012.
Lipid Biological Functions.
http://www.news-medical.net/lifeBerbasis
Nanopartikel.
Gadjah
Mada
University
Press
biology.tutorvista.com/biomolecules/lipids.html
America:Pearson
Education,Inc.
Raetz,
CR.
2006.
Kdo2-Lipid
A of [15
Escherichia
scienes/Lipid-Biological-Functions.aspx
April 2016] coli, a defined
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/552/jbptitbpp-gdl-dianper
Jufri,
Mahdi.(
2004, that
Agustus)
dan
Perkembangan
Liposome
Drugs
Segura,
endotoxin
Ramon;
Javierre,
activates
Casimiro;
macrophages
Lizarraga,
TLR-4.
M Antonia;
Ros,
Wehrli,
W.;
Staehelin,
M. Arah
1971.
Actions
of2012).
thevia
rifamycins.
Bacteriol.
Matsjeh,
Sabirin,
Hardjono
Sastrihamidjojo
dan
Respati
Sastrosajdono.
dan-27551-2-2007ta-1.pdf
(18
Juni
Delivery System. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.2, halaman 59 68.
1996.Kimia
Emilio
(2007).
Organik
II. Depdikbud,
Other
relevant
Jakarta
components
nuts:
Rev.
Reece,
Jane
et.
al. 2014.
Campbell
Biology
Edition.
Pearson
Dupont
S., Lemetais
G.,
Ferreira
T.,
Cayot
P.,10th
Gervais
P., of
Beney
L.
Jackowski, Suzanne; Cronan, jr., John E.; Rock, Charles O. 1991. Chapter 2:
Phytosterols,
folate
andAntifungal
minerals.
British
Journal
of for
Nutrition
NCBI
Bookshelf.
1996.
"Polyene
The
University
of
Texas
2012.
Ergosterol
biosynthesis:
aDrugs.
fungal
pathway
life
on
Wibowo,
Taufik
Agung.
(2008).
Penilaian
hasil
degradasi
liposom
Education.
Lipid metabolism in procaryotes.
Medical
Branch
atpada
Galveston
land?
EPC-TEL
2,5
suspensi
hepar
mencit
30 Molecular
menit setelah
Stansfield,
W.
et
al.
2003.
Schaums
Easy
Outline
and
Reece,
Jane
et.
al.
2014.
Campbell
Biology
Concepts
and
Karp,
G.
2010.
Cell
and
Molecular
Biology
Concepts
and
Experiment.
Edisi
injeksi
intraperitoneal,
halaman
4-16.
Nelson,
D.
L.
dan
Cox,
M.M.
2013.
Lehninger:
Principles
Of
Biochemistry,
6th
Fahy, Cell
Eoin Biology.
et. al. 2008.
Update
of the
LIPID
MAPS comprehensive
Amerika
Serikat:
The
McGraw-Hill
Companies,
Keenam.
Amerika
Serikat:
John
Wiley
& Sons,
Inc.
Connections
7th
Edition.
Pearson
Education.
edition.
Worth
Publishers.
Inc,
New
York
classification
system for lipids. JLR Papers.
Wianarti,
Inc. Lina. (2012, 24 Desember). Sistem Penghataran Obat:

Anda mungkin juga menyukai