Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK TERASI JEMBRET INSTAN DENGAN PERBEDAAN LAMA WAKTU

PENGERINGAN

The characteristics of instant jembret with drying time difference

Dwi Inda Sari¹


Agus Supriadi²
Rinto²

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama waktu pengeringan terhadap karakteristik
terasi jembret instan dari produsen yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil
Perikanan, Laboratoriun Kimia Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Laboratorium Pra-Panen Jurusan Teknologi
Pertanian, dan Laboratorium Bioproses Fakultas Teknik, Univesitas Sriwijaya. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juni sampai dengan Februari 2011. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),
perbedaan lama waktu pengeringan (15, 30, 45, dan 60 menit) digunakan sebagai perlakuan dan diulang
sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi analisis kimia (kadar air, abu, protein,
lemak), analisa fisik (warna, kelarutan, ukuran bubuk dan densitas), analisa mikrobiologi adalah jumlah total
mikroba/ total plate count (TPC), dan analisa sensoris dilakukan dengan menggunakan uji hedonik (aroma dan
warna). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan lama waktu pengeringan yang dilakukan
berpengaruh nyata terhadap sifat kimia (kadar air, kadar lemak, kadar protein) dan sifat fisika (ukuran butiran
bubuk, kelarutan), tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap sifat kimia (kadar abu), sifat fisika (densitas) dan
analisa sensoris (aroma dan warna). Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan T4
(lama waktu pengeringan 60 menit) merupakan perlakuan terbaik. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu
dengan rata-rata kadar air (0,36 %), kadar abu (35,78%), kadar lemak (1,08%), kadar protein (45,66%) dan
dengan rata-rata ukuran butiran bubuk (0,28 μm), kelarutan (27,33 detik), densitas (0,57 g/mL) dan
mikrobiologi (4,63 cfu/mL). Hasil uji hedonik yang paling disukai panelis adalah perlakuan T3 (lama waktu
pengeringan 45 menit) dengan penilaian untuk warna (2,92) dan T4 (lama waktu pengeringan 60 menit) dengan
penilaian untuk aroma (2,88).

Kata Kunci : Terasi Jembret, instan, waktu pengeringan

ABSTRACT

The purpose of research was to study the influence of the effect of drying time on the characteristics of
instant jembret from different manufactures. The research conducted at Technology of Fisheries Laboratory and
Chemical of Agriculture laboratory, Pre-Harvest of Agriculture Technology Laboratory Department of
Agriculture, and Bioprocess laboratory Faculty of Engeneering, University of Sriwijaya which started from June
until February 2011.The research used Complete Randomized Design (RAL), the difference
in drying time (15, 30, 45, and 60 minutes) is used as a treatment. The combination was repeated three times.
The observed parameters were the chemical analysis (water content, mineral content, fat content, protein
content), physical analysis (colour, subility, powder size and density), the analysis of microbiology includes
Total Plate Count (TPC) and sensory analysis carried out by using the hedonic test (flavor and color). The
results showed that the difference of drying time was significant to chemical parameters (water content, fat
content, protein content) and the physical parameters (powder grain, solubility), but was not significant to
chemical parameters (effecton mineral content), nature physis parameters (density) and analysis of sensory
(flavor and color). The observation showed that the best treatment which was T4 (long drying time 60 minutes).
The results obtained were average water, ash, fat, protein, powder grainsize, soubility, density and mikrobiology
were 0.36 %, 35.78 %, 1.08 %, 45.66 %, 0.28 μm, 27.33 second, 0.57 g/mL, 4.63 cfu/mL. The hedonic test
result showed that the most like treatments to panelist was T3 (long drying time 45 minutes) with a rating for
color (2.92) and T4 (long drying time 60 minutes) with a rating for flavor (2.88).

Key word : Jembret, instant and driying time


1. Dosen Universitas PGRI Palembang
2. Dosen Universitas Sriwijaya
Desa Sungsang III, Kecamatan Banyuasin
I. PENDAHULUAN II, Kabupaten Banyuasin, merupakan daerah
penangkapan udang yang potensial di Propinsi
A. Latar Belakang Sumatera Selatan karena di daerah tersebut terdapat

1
sungai Sembilang, merupakan perairan estuaria Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
yang memiliki banyak jenis udang, ikan, kepiting, pengaruh lama waktu pengeringan terhadap
dan hewan kecil lainnya. Potensi yang besar ini karakteristik terasi jembret instan.
meningkatkan keinginan para nelayan untuk
melakukan aktivitas penangkapan udang. Oleh C. Hipotesis
sebab itu, ada banyak produk pangan tradisional Diduga perbedaan lama waktu pengeringan
yang berbahan baku udang di desa Sungsang, berpengaruh nyata terhadap karakteristik terasi
diantaranya terasi jembret. jembret instan.
Terasi adalah produk olahan udang atau II. METODOLOGI
ikan melalui proses fermentasi, penjemuran,
penggilingan atau penumbukkan kemudian A. Tempat dan Waktu
dibiarkan beberapa saat agar terjadi proses Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
fermentasi yang ditambahkan garam selama proses Bioproses Jurusan Teknik Kimia, Laboratorium
sebagai pengawet atau penyeleksi mikrobia yang Teknologi Hasil Perikanan, Laboratoriun
tumbuh (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Terasi Mikrobiologi Budidaya Perairan, Laboratorium
berfungsi sebagai komponen bumbu dalam Kimia Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
masakan, sehingga penggunaan terasi bisa Laboratorium Pra-Panen Jurusan Teknologi
bermanfaat untuk memberi rasa sedap dalam proses Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
pembuatan berbagai macam masakan seperti pada Sriwijaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
sambal, pindang dan sayur lodeh. Juni sampai bulan Agustus 2010.

Terasi jembret merupakan terasi dengan B. Alat dan Bahan


kualitas terbaik dan terkenal enak di daerah
Sungsang. Terasi ini dinamakan terasi jembret Bahan baku yang digunakan dalam
penelitian ini adalah terasi jembret yang diambil
karena memang sudah turun temurun sebagai
dari daerah Sungsang. Bahan kimia yang digunakan
sebutan masyarakat di daerah Sungsang. Jembret
berarti udang yang berukuran sangat kecil. Terasi untuk analisa yaitu : K2SO4, HgO, aquadest,
jembret memiliki beberapa keunggulan tersendiri H3BO3, indikator metil merah dan metil biru, HCl,
bila dibandingkan dengan terasi yang biasanya pelarut heksana dan media PCA.
beredar di pasaran. Keunggulannya terletak pada Peralatan yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari : loyang allumunium (23,5 cm x 18
rasanya yang khas dan sedap serta tidak berbau
cm x 1,5 cm), pisau stainless steel (steel knife),
amis. Hal ini dikarenakan bahan baku yang
diperoleh selalu dalam keadaan segar, selain itu talenan plastik, neraca analitik, oven, alat
memiliki tekstur yang halus, dan tanpa penggiling tipe pin mill, ayakan plastik (PUP. Seri
menggunakan zat pewarna sehingga aman untuk di 26 cm, no.1). Peralatan yang digunakan untuk
analisis proksimat adalah kurs porselin, desikator,
konsumsi.
neraca analitik, oven, tabung khjeldhal, alat
Penggunaan terasi pada umumnya melalui
destilasi, labu destilasi, tabung kondensor, labu
pra-pengolahan terlebih dahulu, misalnya dengan
melakukan penggorengan dan pemanggangan erlenmeyer, muffle furnace, kertas saring, soxhlet,
sebelum dimasukkan ke dalam masakan. Produk labu lemak, cawan petri, gelas ukur, kondensor,
terasi juga akan rusak jika disimpan terlalu lama colour reader CR-10, magnetic stirer, stopwatch,
termometer, penjepit cawan, pipet tetes dan tabung
karena kondisinya semi basah. Oleh sebab itu perlu
reaksi dan spritus.
diupayakan cara penyajian yang lebih baik untuk
mengatasi kekurangan ini yaitu dengan membuat
terasi menjadi instan (Subagio, 2006). C. Metode Penelitian
Terasi instan lebih praktis dalam Rancangan percobaan yang digunakan
penggunaan, mempunyai aroma lebih baik, mudah dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
(RAL), dengan perlakuan lama waktu pengeringan.
dalam penyimpanan dan tahan lama. Terasi instan
Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali
terdapat dalam bentuk serbuk yang telah siap untuk
digunakan sebagai bumbu atau penyedap masakan. (Modifikasi Subagio, 2006).
Dalam penggunaannya terasi tidak perlu lagi T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
dimasak sehingga tidak akan memakan waktu lama. T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
Bentuknya yang berupa serbuk membuat terasi
T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
menjadi lebih mudah tercampur atau larut dalam
masakan. Dengan demikian manfaat utama terasi
instan adalah sebagai komponen bumbu dalam 1. Penentuan Sampel Terasi Jembret Terbaik
masakan serta dapat digunakan sebagai penyedap Pengambilan sampel dilakukan secara acak
rasa. terhadap beberapa produsen di daerah Sungsang,
Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin,
Propinsi Sumatera Selatan, pada bulan Juni
B. Tujuan

2
terhadap 4 produsen yang memproduksi terasi Keterangan: (*) : terasi jembret terbaik berdasarkan
jembret secara kontinyu. kandungan protein
Setelah dilakukan pengambilan sampel,
selanjutnya dilakukan analisa kadar protein untuk Dari data hasil analisa protein, diketahui
menentukan terasi jembret terbaik. bahwa sampel B merupakan terasi yang terbaik,
karena memiliki kandungan protein yang tertinggi
(24,28 %). Berdasarkan syarat mutu terasi SNI 01-
2716-1992, komponen zat gizi yang dapat
mendukung kualitas terasi yang baik dapat dilihat
2. Pembuatan Terasi Jembret Instan dari tingginya kadar protein, karena fungsi terasi
Cara kerja pembuatan terasi jembret instan sebagai komponen bumbu dalam masakan yang
pada penelitian ini adalah sebagai berikut menghasilkan rasa gurih dan aroma yang sedap,
(Modifikasi Subagio, 2006): didapatkan dari protein. Hasil penguraian protein
1. Terasi dikecilkan ukurannya dengan cara diiris dapat berupa pepton, peptida dan asam-asam
tipis ≤ 2 mm amino. Rasa gurih didapatkan dari asam-asam
2. Dilakukan pra-pengeringan dengan oven pada amino, contohnya asam glutamat dan asam nukleat.
suhu 50 °C selama 12 jam. Tingginya kadar asam glutamat membuat terasi
3. Dilakukan pengeringan sekaligus pematangan enak digunakan sebagai komponen bumbu. Terasi
terasi dengan cara dioven menggunakan suhu bahkan dapat digunakan sebagai pengganti
150 ºC dengan lama waktu perlakuan (15, 30, penyedap rasa (MSG). Kandungan asam nukleat
45, 60 menit). yang tinggi pada terasi juga rnenghasilkan rasa
4. Terasi hasil pengeringan dan pematangan gurih (Subagio, 2006).
ditepungkan dengan alat penggiling (tipe pin
mill) B. Penelitian II
5. Dilakukan pengayakan (PUP. Seri 26 cm, 1. Hasil Analisa Proksimat Terasi Jembret
no.1), sehingga didapatkan bubuk terasi yang Instan
lebih halus. 1.1. Kadar Air
6. Terasi jembret instan yang dihasilkan akan Air merupakan komponen yang sangat
dilakukan analisa kimiawi, analisa fisik, penting bagi bahan pangan karena air dapat
analisa mikrobiologi dan analisa sensoris. mempengaruhi kenampakan dan tekstur pada
makanan. Kandungan air dalam bahan makanan
D. Parameter Pengamatan berperan menentukan daya terima, kesegaran, dan
Parameter yang diamati pada penelitian ini umur simpan bahan pangan (Winarno, 1982). Hasil
meliputi : analisis kimia, analisa fisik, mikrobiologi pengamatan pada penelitian ini menunjukkan
dan analisa sensoris. Parameter kimia meliputi : bahwa nilai rata-rata kadar air terasi jembret instan
kadar air, abu, protein, lemak. Parameter fisik berkisar antara 0,36 % hingga 2,76 %. Kadar air
meliputi : ukuran butiran bubuk, kelarutan dan terasi jembret instan tertinggi terdapat pada
densitas. Parameter mikrobiologi adalah jumlah perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 menit)
total mikrobia/TPC (Total Plate Count) dan analisa sedangkan terendah adalah perlakuan T4 (lama
sensoris meliputi : aroma dan warna. waktu pengeringan 60 menit). Histogram rata-rata
kadar air dapat dilihat pada Gambar 2.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3 2.76


Kadar Air (%)

A. Penelitian I 2.02
1. Hasil Analisa Proksimat Sampel Terasi 2 1.35
Jembret Terbaik 1
Penelitian pertama adalah analisa kandungan 0.36
protein sampel (terasi jembret dari empat produsen) 0
dengan tujuan untuk mendapatkan terasi jembret T1 T2 T3 T4
terbaik. Hasil analisa protein terasi jembret Perlakuan
disajikan pada Tabel 3 dibawah ini. Gambar 2. Histogram rata-rata kadar air terasi
jembret instan
Tabel 3. Hasil analisa protein terasi jembret Keterangan :
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
Sampel Produsen KadarProtein T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
A 21,95 T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
B* 24,28 T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
C 18,62
D 20,01 Hasil analisis keragaman menunjukkan
bahwa perbedaan lama waktu pengeringan

3
berpengaruh nyata (P > 5 %) terhadap kadar air Menurut Sudarmadji, et.al, (1989), kadar abu
terasi jembret instan yang dihasilkan. Penelitian ini akan tergantung jenis bahan, cara pengabuan,
sejalan dengan penelitian Subagio, (2006) tentang waktu yang digunakan saat pengeringan, jika bahan
terasi puger instan, bahwa waktu pengeringan yang diolah melalui proses pengeringan maka lama
berpengaruh nyata terhadap kadar air. Waktu waktu dan semakin tinggi suhu pengeringan akan
pengeringan menentukan banyaknya panas yang meningkatkan kadar abu, karena air yang keluar
pindah dari lingkungan ke bahan, sehingga semakin dari dalam bahan semakin besar.
lama pengeringan semakin banyak air yang
menguap dari bahan ke lingkungan. Terbukti dari 1.3. Kadar Lemak
hasil uji BNT, bahwa setiap perlakuan berbeda Hasil pengamatan pada penelitian ini
nyata. menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar lemak
Uji lanjut BNT menunjukkan bahwa terasi jembret instan berkisar antara 1,08 % hingga
pengaruh perbedaan lama waktu pengeringan T1 2,46 %. Kadar lemak terasi jembret instan tertinggi
berbeda nyata dengan T2, T3 dan T4, serta terdapat pada perlakuan T1 (lama waktu
sebaliknya. Semakin lama waktu pengeringan maka pengeringan 15 menit) sedangkan yang terendah
semakin rendah kadar airnya, hal ini diduga yaitu perlakuan T4 (lama waktu pengeringan 60
disebabkan oleh semakin lama waktu pengeringan menit). Histogram rata-rata kadar lemak terasi
jumlah air dalam bahan semakin banyak yang jembret instan dapat dilihat pada Gambar 4.
menguap. Menurut Winarno (1982), suhu tinggi

Kadar Lemak (%)


3 2.46
dalam pengeringan menyebabkan molekul air
dalam kumpulan molekul menurun dan ikatan 2 1.65
1.29 1.08
hidrogen putus, molekul air bergerak demikian 1
cepat, keluar dari permukaan dan menjadi gas.
0
1.2. Kadar Abu T2T1 T3 T4
Abu adalah zat anorganik sisa hasil Perlakuan
pembakaran suatu bahan organik. Kandungan abu
Gambar 4. Histogram rata-rata kadar lemak (%, bk)
dan komposisinya tergantung pada macam bahan
terasi jembret instan
dan cara pengabuannya (Winarno, 1982). Hasil
Keterangan :
pengamatan pada penelitian ini menunjukkan
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
bahwa nilai rata-rata kadar abu terasi jembret instan
T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
berkisar antara 33,43 % sampai 35,78 %. Kadar abu
T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
terasi jembret instan tertinggi terdapat pada
T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
perlakuan T4 (lama pengeringan 60 menit), dan
terendah pada perlakuan T1 (lama waktu
Hasil analisis keragaman menunjukkan
pengeringan 15 menit). Histogram Rata-rata kadar
bahwa perlakuan perbedaan lama waktu
abu terasi jembret instan dapat dilihat pada Gambar
pengeringan berpengaruh nyata (P > 5 %) terhadap
3.
kadar lemak terasi jembret instan yang dihasilkan.
Kadar Abu (%)

40 35.58 34.44 35.78 Hal ini diduga karena waktu pengeringan


33.43
30 menentukan banyaknya lemak yang keluar dari
20 dalam bahan, sehingga semakin lama waktu
10 pengeringan kandungan lemak semakin berkurang.
Uji lanjut BNT menunjukkan bahwa
0
pengaruh perbedaan lama waktu pengeringan
T1 T2 T3 T4
menunjukkan T1 berbeda nyata dengan perlakuan
Perlakuan
lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan semakin lama
Gambar 3. Histogram rata-rata kadar abu (%, bk) waktu pengeringan maka kandungan lemak akan
terasi jembret instan semakin menurun, disebabkan karena semakin lama
Keterangan : waktu pengeringan, lemak pada terasi jembret
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit instan akan semakin banyak yang keluar dan
T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit menguap sehingga kandungan lemak pada produk
T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit semakin berkurang. Menurut Winarno, (1982),
T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit perlakuan panas yang diberikan dengan suhu
tertentu menyebabkan keluarnya lemak bersamaan
Hasil analisis keragaman menunjukkan dengan keluarnya cairan atau komponen lain yang
bahwa perbedaan lama waktu pengeringan tidak terikat dengan air dari dalam bahan. Jadi
berpengaruh tidak nyata (P < 5 %) terhadap kadar semakin lama waktu pengeringan, maka lemak
abu terasi jembret instan yang dihasilkan. Hal ini yang keluar semakin banyak sehingga kadar lemak
diduga disebabkan oleh waktu pengeringan yang yang dihasilkan pada terasi jembret instan semakin
digunakan dalam rentang yang pendek. rendah. Menurut Hasugian (2009), lemak tidak

4
mudah menguap karena titik didih lemak yaitu butiran bubuk terasi jembret instan dapat dilihat
lebih dari 105 °C. Namun demikian, suhu yang pada Gambar 6.
dipakai pada penelitian ini adalah 150 °C, sehingga 0.6

Ukuran butiran
0.45
lemak sudah dapat menguap.

bubuk (μm)
0.4 0.32
0.28 0.28
1.4. Kadar Protein 0.2
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kadar protein terasi jembret instan berkisar 0
antara 43,20 % hingga 45,66 %. Kadar protein T1 T2 T3 T4
tertinggi terdapat pada perlakuan T4 (lama waktu Perlakuan
pengeringan 60 menit) sedangkan terendah terdapat
pada perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 Gambar 6. Histogram rata-rata ukuran butiran
menit). Histogram rata-rata kadar protein terasi bubuk terasi jembret instan
jembret instan dapat dilihat pada Gambar 5. Keterangan :
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
60
Kadar Protein

43.20 43.82 43.81 45.66 T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit


40 T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
(%)

T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit


20
0 Hasil analisis keragaman menunjukkan
T1T2 T3 T4 bahwa perbedaan lama waktu pengeringan
Perlakuan berpengaruh nyata (P < 5 %) terhadap ukuran
Gambar 5. Histogram rata-rata kadar protein (%,bk) butiran bubuk terasi jembret instan. Semakin lama
terasi jembret instan pengeringan, kadar air yang ada pada terasi jembret
instan semakin berkurang, hal ini menyebabkan
Keterangan : strukturnya semakin rapuh, sehingga ketika
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit dilakukan proses penggilingan, ukuran butiran
T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit terasi menjadi semakin kecil.
T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit Uji lanjut BNT menunjukkan bahwa pengaruh
T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit perbedaan lama waktu pengeringan T1 berbeda
nyata dengan perlakuan T2, T3 dan T4 dan
Hasil analisis keragaman menunjukkan sebaliknya. Hal ini diduga disebabkan oleh lama
bahwa perbedaan lama waktu pengeringan waktu pengeringan menyebabkan air yang ada
berpengaruh nyata (P > 5 %) terhadap kadar protein didalam bahan semakin banyak yang menguap
terasi jembret instan yang dihasilkan. Hal ini sehingga kadar air semakin rendah. Hal ini
diduga disebabkan oleh banyaknya komponen dibuktikan oleh kandungan air terasi jembret yang
selain protein yang menguap sehingga semakin menurun bersamaan dengan bertambahnya
mengakibatkan kandungan proteinnya meningkat. waktu pengeringan (Gambar 2). Bentuk ukuran
Berdasarkan uji lanjut BNT, bahwa pengaruh butiran bubuk yang diperoleh dapat dilihat pada
perbedaan lama waktu pengeringan T1 (lama waktu Gambar 7, 8, 9 dan 10.
pengeringan 30 menit) berbeda tidak nyata dengan
T2, T3 namun berbeda nyata dengan T4 dan
sebaliknya. Perbedaan ini diduga disebabkan waktu
pengeringan yang semakin lama, menyebabkan
penguapan komponen selain protein semakin
tinggi, sehingga persentase kadar protein semakin
meningkat.

2. Fisik Gambar 7. Ukuran butiran bubuk T1


2.1. Ukuran Butiran Bubuk
Hasil pengamatan pada penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata ukuran butiran
bubuk berkisar antara 0,28 μm hingga 0,45 μm.
Ukuran butiran bubuk tertinggi terdapat pada
perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 menit),
sedangkan nilai ukuran butiran bubuk terendah
terdapat pada perlakuan T4 (lama waktu
pengeringan 60 menit) dan T3 (lama waktu
pengeringan 45 menit). Histogram rata-rata ukuran Gambar 8. Ukuran butiran bubuk T2

5
jembret, maka luas permukaan partikel semakin
besar sehingga tingkat kelarutan dalam air semakin
cepat, sebagaimana pendapat Apandi (1984) bahwa
kelarutan produk dipengaruhi oleh ukuran dan
porositas partikel.
Sementara itu uji lanjut BNT
menunjukkan bahwa pengaruh antar perlakuan
berbeda nyata. Perbedaan tersebut diduga
disebabkan oleh perbedaan waktu pengeringan,
Gambar 9. Ukuran butiran bubuk T3 bahwa semakin lama waktu pengeringan
menyebabkan kandungan air terasi instan semakin
kecil sehingga berpengaruh terhadap ukuran
partikel. Semakin kecil ukuran partikel maka
tingkat kelarutan semakin cepat.

2.3. Densitas
Densitas kamba sangat penting terutama
dalam hal pengemasan dan penyimpanan. Densitas
merupakan perbandingan antara volume bahan
dengan berat bahan. Hasil pengamatan pada
Gambar 10.Ukuran butiran bubuk T4 penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
densitas terasi jembret instan berkisar antara 0,56
2.2. Kelarutan g/mL hingga 0,57 g/mL. Densitas tertinggi terdapat
Pengukuran kelarutan bertujuan untuk pada perlakuan T4 (lama waktu pengeringan 60
mengetahui waktu yang dibutuhkan terasi jembret menit), sedangkan densitas terendah terdapat pada
instan untuk larut dalam air pada suhu 100 °C. perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 menit).
Terasi jembret instan berfungsi sebagai komponen Histogram rata-rata densitas terasi jembret instan
bumbu dalam masakan yang dapat digunakan dapat dilihat pada Gambar 12.
secara cepat dan praktis. Hasil pengamatan pada 0.57
Densitas (g/mL)

0.6 0.56 0.56 0.56


penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kelarutan berkisar antara 27,33 detik hingga 80,67 0.4
detik. Kelarutan terlama terdapat pada perlakuan T1 0.2
(lama waktu pengeringan 15 menit), sedangkan 0
nilai kelarutan tercepat terdapat pada perlakuan T4 T1 T2 T3 T4
(Lama waktu pengeringan 60 menit). Histogram
Perlakuan
rata-rata kelarutan terasi jembret instan dapat
dilihat pada Gambar 11. Gambar 12. Histogram rata-rata densitas bubuk
terasi jembret instan

80 80.67
Keterangan :
Kelarutan

60 56.00
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
(detik)

39.67
40 27.33 T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
20 T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
0 T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
T1 T2 T3 T4
Perlakuan Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa
perbedaan lama waktu pengeringan berpengaruh
Gambar 11. Histogram rata-rata kelarutan bubuk
tidak nyata (P < 5 %) terhadap densitas terasi
terasi jembret instan
jembret instan yang dihasilkan. Hal ini diduga
Keterangan :
disebabkan oleh perbedaan ukuran partikel yang
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
kecil, meskipun waktu pengeringan berpengaruh
T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
terhadap ukuran partikel. Sebagimana menurut
T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
Heldman dan Singh (1988) dalam Husain. et al.
T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
(2006), faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai
densitas adalah ukuran partikel. Ukuran partikel
Hasil analisis keragaman menunjukkan
yang kecil pada volume yang sama akan memiliki
bahwa perbedaan lama waktu pengeringan
masa yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran
berpengaruh nyata (P > 5 %) terhadap kelarutan
partikel yang besar. Karena perbedaan ukuran
terasi jembret instan yang dihasilkan. Hal ini
partikel yang kecil sehingga densitas kamba terasi
diduga disebabkan oleh ukuran butiran terasi
jembret instan tidak berbeda antar perlakuan.
jembret. Semakin kecil ukuran partikel terasi

6
3. Mikrobiologi

Hedonik Warna
3.1. Bakteri Total (Total Plate Count) 4 2.84 2.92 2.84
2.72
Hasil pengamatan pada penelitian ini 3
menunjukkan bahwa rata-rata total koloni bakteri 2
berkisar antara 4,63 cfu/ml hingga 5,34 cfu/ml. 1
Jumlah total koloni bakteri tertinggi terdapat pada 0
perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 menit), T1 T2 T3 T4
sedangkan rata-rata terendah terdapat pada Perlakuan
perlakuan T4 (lama waktu pengeringan 60 menit). Gambar 14. Histogram rata-rata uji hedonik warna
terasi jembret instan
6 5.26 5.23 Keterangan :
Log Jumlah

5.09 4.63
(cfu/ml)
bakteri

4 T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit


T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
2 T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
0 T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
T1 T2 T3 T4
Perlakuan Reaksi pencoklatan dapat terjadi pada
Gambar 13. Histogram rata-rata Log jumlah bakteri produk yang mengalami pengeringan atau
terasi jembret instan penyimpanan. Pencoklatan pada terasi jembret
Keterangan : instan terjadi setelah mengalami proses
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit pengeringan yang membuat produk lebih menarik,
T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit hal ini terlihat dari hasil pengujian dimana panelis
T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit lebih menyukai terasi jembret instan perlakuan T3
T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit (lama waktu pengeringan 45 menit).

Gambar 13, menunjukkan bahwa semakin 4.2. Aroma


lama waktu pengeringan maka jumlah bakteri Aroma makanan merupakan salah satu
semakin menurun. Hal ini diduga disebabkan oleh parameter yang menentukan rasa enak tidaknya
ketersediaan air dan keberadaan garam dalam terasi suatu makanan. Kelezatan makanan juga ditentukan
jembret instan. Menurut Esminingtyas (2006), oleh aroma bahan pangan yang berkaitan dengan
kandungan air dalam bahan makanan indera penciuman. Dalam industri pangan uji
mempengaruhi daya tahan makanan terhadap terhadap aroma dianggap penting karena dengan
serangan mikroba. Hal ini merupakan salah satu cepat dapat memberikan penilaian terhadap hasil
sebab dalam pengolahan pangan, air sering produksinya, apakah produk yang dihasilkan
dikeluarkan atau dikurangi dengan cara penguapan disukai atau tidak oleh konsumen (Soekarto, 1985).
dan pengeringan menggunakan suhu pengeringan 4
Hedonik aroma

2.80 2.88
yang tinggi. 3 2.60 2.48
2
4. Sensoris 1
4.1. Warna 0
Salah satu hal terpenting yang diperhatikan T1 T2 T3 T4
oleh konsumen dalam memilih suatu produk adalah Perlakuan
warna. Warna dapat menjadi daya tarik bagi
Gambar 15. Histogram rata-rata uji hedonik aroma
konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
terasi jembret instan
Warna merupakan hasil respon oleh tubuh yang
Keterangan :
dilakukan secara visual sehingga warna sangat
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
menentukan kualitas produk. Penentuan mutu
T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
bahan makanan pada umumnya tergantung dari
T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
beberapa faktor seperti cita rasa, tekstur, dan nilai
T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
gizi. Tetapi sebelum faktor lain dipertimbangkan
secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan
Hasil penilaian panelis terhadap aroma terasi
sangat menentukan (Winarno, 1982). Hasil
jembret instan berkisar antara 2,48 sampai 2,88.
penilaian panelis terhadap warna terasi jembret
Tingkat kesukaan tertinggi terdapat pada perlakuan
instan menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan
T4 (lama waktu pengeringan 60 menit) dan tingkat
panelis berkisar antara 2,72 sampai dengan 2,84.
kesukaan terendah terdapat pada perlakuan T2
Dapat dilihat pada Gambar 14.
(lama waktu pengeringan 30 menit). Uji Kruskal
wallis menunjukkan bahwa perbedaan lama waktu
pengeringan berpengaruh tidak nyata terhadap
aroma terasi jembret instan yang dihasilkan. Hal ini

7
diduga karena range lama waktu pengeringan yang DAFTAR PUSTAKA
tidak terlalu jauh, sehingga menghasilkan aroma
yang dihasilkan tidak terlalu jauh berbeda.
Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan
Meskipun demikian terasi jembret instan
dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Jakarta.
perlakuan T4 (lama waktu pengeringan 60 menit)
paling disukai panelis dibandingkan perlakuan
lainnya, ditunjukkan dari tingginya rata-rata tingkat Hasugian,N.2009.Analisaproksimat.http://novalina
kesukaan panelis. Hal ini diduga disebabkan oleh hasugian.blogspot.com/2009/06/pendahulu
tingginya kandungan protein pada perlakuan T4. an-analisis-proksimat-adalah.html. Jawa
Protein akan terurai menjadi senyawa senyawa barat. Diakses tanggal 4 Januari 2011.
sederhana yang dapat menghasilkan senyawa
pembentuk cita rasa dan aroma yang khas. Husain, H, TR Muchtadi, Sugiyono dan Haryanto.
Sebagaimana pendapat Rahayu (1992), bahwa 2006. Pengeringan Santan
aroma terasi dihasilkan dari senyawa yang mudah Menggunakan Pengering Drum dan
menguap yang terdiri dari : 16 macam senyawa Pengering.Semprot.http://202.124.205.107
hidrokarbon, 7 macam alkohol, 46 karbonil, 7 /files/FPS062903hhu.pdf. diakses tanggal
macam lemak, 34 senyawa nitrogen dan 15 macam 24 Desember 2010.
senyawa belerang.
Rahayu, P. W., 1992. Teknologi Fermentasi Produk
Perikanan. Departemen Pendidikan dan
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Pusat Antar
A. Kesimpulan Universitas Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, Soekarto, S. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
berikut: Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
1. Perbedaan lama waktu pengeringan yang
dilakukan berpengaruh nyata terhadap kadar air, Subagio A. 2006. Mengembangkan Terasi Instan.
kadar lemak, kadar protein, ukuran butiran Food Review Indonesia vol. 1 N0.9
bubuk dan kelarutan terasi instan pada taraf 5 Oktober 2006, hal: 58-61.
%, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap
kadar abu, densitas, aroma dan warna pada taraf Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.
5 %. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
2. Berdasarkan syarat mutu terasi SNI 01-2716- Liberty. Yogyakarta.
1992, perlakuan terbaik adalah T4 (produsen B
dengan lama waktu pengeringan 60 menit) Winarno, F.G. 1982. Kimia Pangan dan Gizi.
karena memiliki kadar protein tertinggi, kadar Gramedia. Jakarta.ff
air terendah dan total mikroba terendah.
3. Analisa sensoris uji hedonik berpengaruh tidak
nyata pada parameter aroma dan warna atau
panelis menilai sama terhadap seluruh
perlakuan. Warna terasi jembret instan yang
paling disukai panelis adalah perlakuan T3
(lama waktu pengeringan 45 menit), dengan
penilaian untuk warna (2,92), sedangkan untuk
aroma yang tertinggi yaitu pada perlakuan T4
(lama waktu pengeringan 60 menit) dengan
penilaian untuk warna (2,88).

B. Saran

Untuk mendapatkan terasi jembret instan


yang mempunyai sifat fisik, kimia dan sensoris
yang baik disarankan menggunakan perlakuan T4
(lama waktu pengeringan 60 menit).

Anda mungkin juga menyukai