PENGERINGAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama waktu pengeringan terhadap karakteristik
terasi jembret instan dari produsen yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil
Perikanan, Laboratoriun Kimia Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Laboratorium Pra-Panen Jurusan Teknologi
Pertanian, dan Laboratorium Bioproses Fakultas Teknik, Univesitas Sriwijaya. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juni sampai dengan Februari 2011. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),
perbedaan lama waktu pengeringan (15, 30, 45, dan 60 menit) digunakan sebagai perlakuan dan diulang
sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi analisis kimia (kadar air, abu, protein,
lemak), analisa fisik (warna, kelarutan, ukuran bubuk dan densitas), analisa mikrobiologi adalah jumlah total
mikroba/ total plate count (TPC), dan analisa sensoris dilakukan dengan menggunakan uji hedonik (aroma dan
warna). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan lama waktu pengeringan yang dilakukan
berpengaruh nyata terhadap sifat kimia (kadar air, kadar lemak, kadar protein) dan sifat fisika (ukuran butiran
bubuk, kelarutan), tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap sifat kimia (kadar abu), sifat fisika (densitas) dan
analisa sensoris (aroma dan warna). Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan T4
(lama waktu pengeringan 60 menit) merupakan perlakuan terbaik. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu
dengan rata-rata kadar air (0,36 %), kadar abu (35,78%), kadar lemak (1,08%), kadar protein (45,66%) dan
dengan rata-rata ukuran butiran bubuk (0,28 μm), kelarutan (27,33 detik), densitas (0,57 g/mL) dan
mikrobiologi (4,63 cfu/mL). Hasil uji hedonik yang paling disukai panelis adalah perlakuan T3 (lama waktu
pengeringan 45 menit) dengan penilaian untuk warna (2,92) dan T4 (lama waktu pengeringan 60 menit) dengan
penilaian untuk aroma (2,88).
ABSTRACT
The purpose of research was to study the influence of the effect of drying time on the characteristics of
instant jembret from different manufactures. The research conducted at Technology of Fisheries Laboratory and
Chemical of Agriculture laboratory, Pre-Harvest of Agriculture Technology Laboratory Department of
Agriculture, and Bioprocess laboratory Faculty of Engeneering, University of Sriwijaya which started from June
until February 2011.The research used Complete Randomized Design (RAL), the difference
in drying time (15, 30, 45, and 60 minutes) is used as a treatment. The combination was repeated three times.
The observed parameters were the chemical analysis (water content, mineral content, fat content, protein
content), physical analysis (colour, subility, powder size and density), the analysis of microbiology includes
Total Plate Count (TPC) and sensory analysis carried out by using the hedonic test (flavor and color). The
results showed that the difference of drying time was significant to chemical parameters (water content, fat
content, protein content) and the physical parameters (powder grain, solubility), but was not significant to
chemical parameters (effecton mineral content), nature physis parameters (density) and analysis of sensory
(flavor and color). The observation showed that the best treatment which was T4 (long drying time 60 minutes).
The results obtained were average water, ash, fat, protein, powder grainsize, soubility, density and mikrobiology
were 0.36 %, 35.78 %, 1.08 %, 45.66 %, 0.28 μm, 27.33 second, 0.57 g/mL, 4.63 cfu/mL. The hedonic test
result showed that the most like treatments to panelist was T3 (long drying time 45 minutes) with a rating for
color (2.92) and T4 (long drying time 60 minutes) with a rating for flavor (2.88).
1
sungai Sembilang, merupakan perairan estuaria Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
yang memiliki banyak jenis udang, ikan, kepiting, pengaruh lama waktu pengeringan terhadap
dan hewan kecil lainnya. Potensi yang besar ini karakteristik terasi jembret instan.
meningkatkan keinginan para nelayan untuk
melakukan aktivitas penangkapan udang. Oleh C. Hipotesis
sebab itu, ada banyak produk pangan tradisional Diduga perbedaan lama waktu pengeringan
yang berbahan baku udang di desa Sungsang, berpengaruh nyata terhadap karakteristik terasi
diantaranya terasi jembret. jembret instan.
Terasi adalah produk olahan udang atau II. METODOLOGI
ikan melalui proses fermentasi, penjemuran,
penggilingan atau penumbukkan kemudian A. Tempat dan Waktu
dibiarkan beberapa saat agar terjadi proses Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
fermentasi yang ditambahkan garam selama proses Bioproses Jurusan Teknik Kimia, Laboratorium
sebagai pengawet atau penyeleksi mikrobia yang Teknologi Hasil Perikanan, Laboratoriun
tumbuh (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Terasi Mikrobiologi Budidaya Perairan, Laboratorium
berfungsi sebagai komponen bumbu dalam Kimia Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
masakan, sehingga penggunaan terasi bisa Laboratorium Pra-Panen Jurusan Teknologi
bermanfaat untuk memberi rasa sedap dalam proses Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
pembuatan berbagai macam masakan seperti pada Sriwijaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
sambal, pindang dan sayur lodeh. Juni sampai bulan Agustus 2010.
2
terhadap 4 produsen yang memproduksi terasi Keterangan: (*) : terasi jembret terbaik berdasarkan
jembret secara kontinyu. kandungan protein
Setelah dilakukan pengambilan sampel,
selanjutnya dilakukan analisa kadar protein untuk Dari data hasil analisa protein, diketahui
menentukan terasi jembret terbaik. bahwa sampel B merupakan terasi yang terbaik,
karena memiliki kandungan protein yang tertinggi
(24,28 %). Berdasarkan syarat mutu terasi SNI 01-
2716-1992, komponen zat gizi yang dapat
mendukung kualitas terasi yang baik dapat dilihat
2. Pembuatan Terasi Jembret Instan dari tingginya kadar protein, karena fungsi terasi
Cara kerja pembuatan terasi jembret instan sebagai komponen bumbu dalam masakan yang
pada penelitian ini adalah sebagai berikut menghasilkan rasa gurih dan aroma yang sedap,
(Modifikasi Subagio, 2006): didapatkan dari protein. Hasil penguraian protein
1. Terasi dikecilkan ukurannya dengan cara diiris dapat berupa pepton, peptida dan asam-asam
tipis ≤ 2 mm amino. Rasa gurih didapatkan dari asam-asam
2. Dilakukan pra-pengeringan dengan oven pada amino, contohnya asam glutamat dan asam nukleat.
suhu 50 °C selama 12 jam. Tingginya kadar asam glutamat membuat terasi
3. Dilakukan pengeringan sekaligus pematangan enak digunakan sebagai komponen bumbu. Terasi
terasi dengan cara dioven menggunakan suhu bahkan dapat digunakan sebagai pengganti
150 ºC dengan lama waktu perlakuan (15, 30, penyedap rasa (MSG). Kandungan asam nukleat
45, 60 menit). yang tinggi pada terasi juga rnenghasilkan rasa
4. Terasi hasil pengeringan dan pematangan gurih (Subagio, 2006).
ditepungkan dengan alat penggiling (tipe pin
mill) B. Penelitian II
5. Dilakukan pengayakan (PUP. Seri 26 cm, 1. Hasil Analisa Proksimat Terasi Jembret
no.1), sehingga didapatkan bubuk terasi yang Instan
lebih halus. 1.1. Kadar Air
6. Terasi jembret instan yang dihasilkan akan Air merupakan komponen yang sangat
dilakukan analisa kimiawi, analisa fisik, penting bagi bahan pangan karena air dapat
analisa mikrobiologi dan analisa sensoris. mempengaruhi kenampakan dan tekstur pada
makanan. Kandungan air dalam bahan makanan
D. Parameter Pengamatan berperan menentukan daya terima, kesegaran, dan
Parameter yang diamati pada penelitian ini umur simpan bahan pangan (Winarno, 1982). Hasil
meliputi : analisis kimia, analisa fisik, mikrobiologi pengamatan pada penelitian ini menunjukkan
dan analisa sensoris. Parameter kimia meliputi : bahwa nilai rata-rata kadar air terasi jembret instan
kadar air, abu, protein, lemak. Parameter fisik berkisar antara 0,36 % hingga 2,76 %. Kadar air
meliputi : ukuran butiran bubuk, kelarutan dan terasi jembret instan tertinggi terdapat pada
densitas. Parameter mikrobiologi adalah jumlah perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 menit)
total mikrobia/TPC (Total Plate Count) dan analisa sedangkan terendah adalah perlakuan T4 (lama
sensoris meliputi : aroma dan warna. waktu pengeringan 60 menit). Histogram rata-rata
kadar air dapat dilihat pada Gambar 2.
A. Penelitian I 2.02
1. Hasil Analisa Proksimat Sampel Terasi 2 1.35
Jembret Terbaik 1
Penelitian pertama adalah analisa kandungan 0.36
protein sampel (terasi jembret dari empat produsen) 0
dengan tujuan untuk mendapatkan terasi jembret T1 T2 T3 T4
terbaik. Hasil analisa protein terasi jembret Perlakuan
disajikan pada Tabel 3 dibawah ini. Gambar 2. Histogram rata-rata kadar air terasi
jembret instan
Tabel 3. Hasil analisa protein terasi jembret Keterangan :
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
Sampel Produsen KadarProtein T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
A 21,95 T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
B* 24,28 T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
C 18,62
D 20,01 Hasil analisis keragaman menunjukkan
bahwa perbedaan lama waktu pengeringan
3
berpengaruh nyata (P > 5 %) terhadap kadar air Menurut Sudarmadji, et.al, (1989), kadar abu
terasi jembret instan yang dihasilkan. Penelitian ini akan tergantung jenis bahan, cara pengabuan,
sejalan dengan penelitian Subagio, (2006) tentang waktu yang digunakan saat pengeringan, jika bahan
terasi puger instan, bahwa waktu pengeringan yang diolah melalui proses pengeringan maka lama
berpengaruh nyata terhadap kadar air. Waktu waktu dan semakin tinggi suhu pengeringan akan
pengeringan menentukan banyaknya panas yang meningkatkan kadar abu, karena air yang keluar
pindah dari lingkungan ke bahan, sehingga semakin dari dalam bahan semakin besar.
lama pengeringan semakin banyak air yang
menguap dari bahan ke lingkungan. Terbukti dari 1.3. Kadar Lemak
hasil uji BNT, bahwa setiap perlakuan berbeda Hasil pengamatan pada penelitian ini
nyata. menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar lemak
Uji lanjut BNT menunjukkan bahwa terasi jembret instan berkisar antara 1,08 % hingga
pengaruh perbedaan lama waktu pengeringan T1 2,46 %. Kadar lemak terasi jembret instan tertinggi
berbeda nyata dengan T2, T3 dan T4, serta terdapat pada perlakuan T1 (lama waktu
sebaliknya. Semakin lama waktu pengeringan maka pengeringan 15 menit) sedangkan yang terendah
semakin rendah kadar airnya, hal ini diduga yaitu perlakuan T4 (lama waktu pengeringan 60
disebabkan oleh semakin lama waktu pengeringan menit). Histogram rata-rata kadar lemak terasi
jumlah air dalam bahan semakin banyak yang jembret instan dapat dilihat pada Gambar 4.
menguap. Menurut Winarno (1982), suhu tinggi
4
mudah menguap karena titik didih lemak yaitu butiran bubuk terasi jembret instan dapat dilihat
lebih dari 105 °C. Namun demikian, suhu yang pada Gambar 6.
dipakai pada penelitian ini adalah 150 °C, sehingga 0.6
Ukuran butiran
0.45
lemak sudah dapat menguap.
bubuk (μm)
0.4 0.32
0.28 0.28
1.4. Kadar Protein 0.2
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kadar protein terasi jembret instan berkisar 0
antara 43,20 % hingga 45,66 %. Kadar protein T1 T2 T3 T4
tertinggi terdapat pada perlakuan T4 (lama waktu Perlakuan
pengeringan 60 menit) sedangkan terendah terdapat
pada perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 Gambar 6. Histogram rata-rata ukuran butiran
menit). Histogram rata-rata kadar protein terasi bubuk terasi jembret instan
jembret instan dapat dilihat pada Gambar 5. Keterangan :
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
60
Kadar Protein
5
jembret, maka luas permukaan partikel semakin
besar sehingga tingkat kelarutan dalam air semakin
cepat, sebagaimana pendapat Apandi (1984) bahwa
kelarutan produk dipengaruhi oleh ukuran dan
porositas partikel.
Sementara itu uji lanjut BNT
menunjukkan bahwa pengaruh antar perlakuan
berbeda nyata. Perbedaan tersebut diduga
disebabkan oleh perbedaan waktu pengeringan,
Gambar 9. Ukuran butiran bubuk T3 bahwa semakin lama waktu pengeringan
menyebabkan kandungan air terasi instan semakin
kecil sehingga berpengaruh terhadap ukuran
partikel. Semakin kecil ukuran partikel maka
tingkat kelarutan semakin cepat.
2.3. Densitas
Densitas kamba sangat penting terutama
dalam hal pengemasan dan penyimpanan. Densitas
merupakan perbandingan antara volume bahan
dengan berat bahan. Hasil pengamatan pada
Gambar 10.Ukuran butiran bubuk T4 penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
densitas terasi jembret instan berkisar antara 0,56
2.2. Kelarutan g/mL hingga 0,57 g/mL. Densitas tertinggi terdapat
Pengukuran kelarutan bertujuan untuk pada perlakuan T4 (lama waktu pengeringan 60
mengetahui waktu yang dibutuhkan terasi jembret menit), sedangkan densitas terendah terdapat pada
instan untuk larut dalam air pada suhu 100 °C. perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 menit).
Terasi jembret instan berfungsi sebagai komponen Histogram rata-rata densitas terasi jembret instan
bumbu dalam masakan yang dapat digunakan dapat dilihat pada Gambar 12.
secara cepat dan praktis. Hasil pengamatan pada 0.57
Densitas (g/mL)
80 80.67
Keterangan :
Kelarutan
60 56.00
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
(detik)
39.67
40 27.33 T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
20 T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
0 T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
T1 T2 T3 T4
Perlakuan Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa
perbedaan lama waktu pengeringan berpengaruh
Gambar 11. Histogram rata-rata kelarutan bubuk
tidak nyata (P < 5 %) terhadap densitas terasi
terasi jembret instan
jembret instan yang dihasilkan. Hal ini diduga
Keterangan :
disebabkan oleh perbedaan ukuran partikel yang
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
kecil, meskipun waktu pengeringan berpengaruh
T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
terhadap ukuran partikel. Sebagimana menurut
T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
Heldman dan Singh (1988) dalam Husain. et al.
T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
(2006), faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai
densitas adalah ukuran partikel. Ukuran partikel
Hasil analisis keragaman menunjukkan
yang kecil pada volume yang sama akan memiliki
bahwa perbedaan lama waktu pengeringan
masa yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran
berpengaruh nyata (P > 5 %) terhadap kelarutan
partikel yang besar. Karena perbedaan ukuran
terasi jembret instan yang dihasilkan. Hal ini
partikel yang kecil sehingga densitas kamba terasi
diduga disebabkan oleh ukuran butiran terasi
jembret instan tidak berbeda antar perlakuan.
jembret. Semakin kecil ukuran partikel terasi
6
3. Mikrobiologi
Hedonik Warna
3.1. Bakteri Total (Total Plate Count) 4 2.84 2.92 2.84
2.72
Hasil pengamatan pada penelitian ini 3
menunjukkan bahwa rata-rata total koloni bakteri 2
berkisar antara 4,63 cfu/ml hingga 5,34 cfu/ml. 1
Jumlah total koloni bakteri tertinggi terdapat pada 0
perlakuan T1 (lama waktu pengeringan 15 menit), T1 T2 T3 T4
sedangkan rata-rata terendah terdapat pada Perlakuan
perlakuan T4 (lama waktu pengeringan 60 menit). Gambar 14. Histogram rata-rata uji hedonik warna
terasi jembret instan
6 5.26 5.23 Keterangan :
Log Jumlah
5.09 4.63
(cfu/ml)
bakteri
2.80 2.88
yang tinggi. 3 2.60 2.48
2
4. Sensoris 1
4.1. Warna 0
Salah satu hal terpenting yang diperhatikan T1 T2 T3 T4
oleh konsumen dalam memilih suatu produk adalah Perlakuan
warna. Warna dapat menjadi daya tarik bagi
Gambar 15. Histogram rata-rata uji hedonik aroma
konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
terasi jembret instan
Warna merupakan hasil respon oleh tubuh yang
Keterangan :
dilakukan secara visual sehingga warna sangat
T1 : Lama waktu pengeringan 15 menit
menentukan kualitas produk. Penentuan mutu
T2 : Lama waktu pengeringan 30 menit
bahan makanan pada umumnya tergantung dari
T3 : Lama waktu pengeringan 45 menit
beberapa faktor seperti cita rasa, tekstur, dan nilai
T4 : Lama waktu pengeringan 60 menit
gizi. Tetapi sebelum faktor lain dipertimbangkan
secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan
Hasil penilaian panelis terhadap aroma terasi
sangat menentukan (Winarno, 1982). Hasil
jembret instan berkisar antara 2,48 sampai 2,88.
penilaian panelis terhadap warna terasi jembret
Tingkat kesukaan tertinggi terdapat pada perlakuan
instan menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan
T4 (lama waktu pengeringan 60 menit) dan tingkat
panelis berkisar antara 2,72 sampai dengan 2,84.
kesukaan terendah terdapat pada perlakuan T2
Dapat dilihat pada Gambar 14.
(lama waktu pengeringan 30 menit). Uji Kruskal
wallis menunjukkan bahwa perbedaan lama waktu
pengeringan berpengaruh tidak nyata terhadap
aroma terasi jembret instan yang dihasilkan. Hal ini
7
diduga karena range lama waktu pengeringan yang DAFTAR PUSTAKA
tidak terlalu jauh, sehingga menghasilkan aroma
yang dihasilkan tidak terlalu jauh berbeda.
Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan
Meskipun demikian terasi jembret instan
dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Jakarta.
perlakuan T4 (lama waktu pengeringan 60 menit)
paling disukai panelis dibandingkan perlakuan
lainnya, ditunjukkan dari tingginya rata-rata tingkat Hasugian,N.2009.Analisaproksimat.http://novalina
kesukaan panelis. Hal ini diduga disebabkan oleh hasugian.blogspot.com/2009/06/pendahulu
tingginya kandungan protein pada perlakuan T4. an-analisis-proksimat-adalah.html. Jawa
Protein akan terurai menjadi senyawa senyawa barat. Diakses tanggal 4 Januari 2011.
sederhana yang dapat menghasilkan senyawa
pembentuk cita rasa dan aroma yang khas. Husain, H, TR Muchtadi, Sugiyono dan Haryanto.
Sebagaimana pendapat Rahayu (1992), bahwa 2006. Pengeringan Santan
aroma terasi dihasilkan dari senyawa yang mudah Menggunakan Pengering Drum dan
menguap yang terdiri dari : 16 macam senyawa Pengering.Semprot.http://202.124.205.107
hidrokarbon, 7 macam alkohol, 46 karbonil, 7 /files/FPS062903hhu.pdf. diakses tanggal
macam lemak, 34 senyawa nitrogen dan 15 macam 24 Desember 2010.
senyawa belerang.
Rahayu, P. W., 1992. Teknologi Fermentasi Produk
Perikanan. Departemen Pendidikan dan
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Pusat Antar
A. Kesimpulan Universitas Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, Soekarto, S. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
berikut: Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
1. Perbedaan lama waktu pengeringan yang
dilakukan berpengaruh nyata terhadap kadar air, Subagio A. 2006. Mengembangkan Terasi Instan.
kadar lemak, kadar protein, ukuran butiran Food Review Indonesia vol. 1 N0.9
bubuk dan kelarutan terasi instan pada taraf 5 Oktober 2006, hal: 58-61.
%, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap
kadar abu, densitas, aroma dan warna pada taraf Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.
5 %. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
2. Berdasarkan syarat mutu terasi SNI 01-2716- Liberty. Yogyakarta.
1992, perlakuan terbaik adalah T4 (produsen B
dengan lama waktu pengeringan 60 menit) Winarno, F.G. 1982. Kimia Pangan dan Gizi.
karena memiliki kadar protein tertinggi, kadar Gramedia. Jakarta.ff
air terendah dan total mikroba terendah.
3. Analisa sensoris uji hedonik berpengaruh tidak
nyata pada parameter aroma dan warna atau
panelis menilai sama terhadap seluruh
perlakuan. Warna terasi jembret instan yang
paling disukai panelis adalah perlakuan T3
(lama waktu pengeringan 45 menit), dengan
penilaian untuk warna (2,92), sedangkan untuk
aroma yang tertinggi yaitu pada perlakuan T4
(lama waktu pengeringan 60 menit) dengan
penilaian untuk warna (2,88).
B. Saran