Anda di halaman 1dari 14

Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.

4 (2018) : 29-42 29

PENGOLAHAN TALAS (Colocasia Esculenta L., Schott) MENJADI KERIPIK


MENGGUNAKAN ALAT VACUM FRYING DENGAN VARIASI WAKTU
Processing Talas (Colocasia Esculenta L., Schott) Become Flaky Use Appliance
Vacuum Frying with Variation Time
Haerul Iskandar1), Patang2), Kadirman3),
1Alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian
2 dan 3 Dosen PTP FT UNM

haeruliskandar@ymail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu penggorengan keripik
talas (Colocasia esculenta L., Schott) menggunakan penggorengan vakum terhadap
kualitas organoleptik, kadar air, kadar abu, kadar lemak, protein dan karbohidrat. Sampel
yang digunakan adalah keripik talas yang diolah menggunakan penggorengan vakum
pada suhu 90 0C dengan waktu penggorengan 65, 70 dan 75 menit, penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian keripik talas menggunakan
penggorengan vakum pada suhu 90 0C dengan waktu penggorengan 75 menit adalah
perlakuan terbaik dengan menghasilkan kadar air (1,21%), kadar abu (0,77%), protein
(1,97%), lemak (25,80%), karbohidrat (70,29%). Tingkat Favorit (hedonik) keripik talas
pada waktu penggorengan 75 menit menggunakan penggorengan vakum dengan suhu 90
0C adalah perlakuan yang paling disukai oleh panelis baik dari segi warna, rasa, aroma

dan tekstur.
Kata Kunci : Talas, Vakum Frying, Variasi Waktu, Keripik
ABSTRACT
Research this aim for knowing influence variation time frying chips of talas (Colocasia
esculenta L ., Schott) use vacuum frying to organoleptic quality, moisture content, levels
ash, content fat, protein and carbohydrates. The samples used were chips of talas of which
were processed using vacuum frying at 90 0C with frying time of 65, 70 and 75 minutes,
this study used a complete randomized design (RAL). Results research chips of talas use
vacuum frying at a temperature of 90 0C with time frying 75 minutes is treatment best with
produce water content (1.21%), levels ash (0.77%), protein (1.97%), fat (25.80%),
carbohydrate (70.29%). The level Favorite ( hedonic ) the chips of talas on time frying 75
minutes use vacuum frying with temperature 90 0C is treatment most liked by the panelis
both in terms of color, taste, aroma and texture.
Keyword: Taro, Vacuum Frying, Variation Time, chips.
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 30

PENDAHULUAN oksidasi, hidrolisis, dan polimerisasi yang


menghasilkan senyawa-senyawa hasil
Talas (Colocasia esculenta (L.) degradasi minyak seperti keton, aldehid
Schott) merupakan salah satu umbi- dan polimer yang merugikan kesehatan
umbian yang banyak ditanam di manusia (Pathak (1997)dalam Irhami
Indonesia. Tanaman talas mempunyai dkk, 2013).
variasi yang besar baik karakter Penggorengan dengan metode
morfologi seperti umbi, daun, dan vakum akan menghasilkan produk
pembungaan serta kimiawi seperti rasa pangan dengan kandungan gizi seperti
dan aroma yang tergantung pada protein, lemak, dan vitamin yang tetap
varietas dan tempat talas ditanam terjaga. Sistem penggorengan seperti ini
(Hartati dan Prana, 2003).Talas banyak menghasilkan produk yang kering dan
dibudidayakan di Indonesia karena talas renyah, tanpa mengalami kerusakan nilai
dapat tumbuh di daerah yang beriklim gizi dan flavor seperti halnya yang terjadi
tropis dan tidak terlalu memerlukan pada penggorengan biasa (Irhamni dkk,
pengairan.Tanaman ini juga dapat 2012).Penggorengan vakum merupakan
dijadikan sebagai tanaman sela dan salah satu proses penggorengan dengan
dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah penerapan panas pada bahan makanan
dataran rendah sampai dataran tinggi. yang digoreng dan dilakukan pada
Pengolahan umbi talas oleh tekanan vakum,pengolahan umbi talas
masyarakat dibuat menjadi makanan- menjadi keripik menggunakan
makanan tradisional dan memiliki masa penggorengan vakum belum banyak
penyimpanan yang relatif singkat, di dilaporkan tentang pengaruh fisik dan
Sulawesi Selatan tanaman talas mudah kimianya. Oleh karena itu, penelitian ini
dijumpai, namun dalam pengolahan umbi perlu dilakukan untuk mengetahui
talas belum dioptimalkan sehingga perlu pengaruh variasi waktu penggorengan
adanya pengolahan lebih lanjut vakum terhadap mutu pengolahan
mengenai umbi talas. Salah satu keripik umbi talas.
pengolahan hasil pertanian yang
memiliki masa penyimpanan yang relatif TUJUAN PENELITIAN
lama adalah produk olahan keripik.
Penggorengan biasa pada Penelitian ini bertujuan untuk:
pengolahan keripik dapat dilakukan 1. Mengetahui pengaruh waktu
tetapi selama proses ini, minyak yang penggorengan vakum terhadap
digunakan dapat terdegradasi dengan kadarproksimat keripik talas.
cepat akibat penggunaan suhu yang 2. Mengetahui tingkat penerimaan
terlalu tinggi.Umumnya penggorengan panelis terhadap keripik talas yang
secara tradisional umumnya dihasilkan menggunakan
menggunakan suhu 170-180°C dalam penggorengan vakum.
waktu yang relatif cepat. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya proses
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 31

METODE PENELITIAN waktu yang berbeda. h) Keripik talas


dikeluarkan dari mesin penggorengan
Jenis penelitian yangdigunakan kemudian minyak ditiriskan
adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan spinner. i) Keripik talas
menggunakan rancangan acak lengkap dikemas dalam wadah plastik yang
(RAL), penelitian dilakukan kemudian dilanjutkan dengan uji kimia
menggunakan suhu 900C dengan variasi (kadar air, kadar abu, protein, lemak,
waktu penggorengan 65, 70 dan 75 karbohidrat) dan organoleptik.
menit, masing-masing perlakuan Untuk mengetahui tingkat
dilakukan 3 kali ulangan. Banyaknya kesukaan responden, jenis uji
sampel akan dicobakan 9 perlakuan, organoleptik yang digunakan yaitu
masing-masing tahap penelitian metode uji kesukaan (hedonik)
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali berdasarkan tingkay kesukaan terhadap
ulangan. produk meliputi warna, aroma, rasa, dan
Alat-alat yang digunakan dalam tekstur. Skala yang digunakan yaitu 1-5
penelitian ini adalah mesin vaccum frying yaitu (1) tidak suka (2) agak suka (3)
kapasitas 2 kg,gas elpiji 3 kg, slicer, suka (4) sangat suka (5) amat sangat
pisau stainless steel, talenan, baskom, suka.
timbangan digital, peniris Penelitian ini dilakasanakan
minyak/spinner, spatula, neraca analitik, menggunakan skala hedonik (tingkat
stop watch/ jam, wadah plastik ukuran kesukaan panelis) dilakukan di
sedang.Bahan baku utama yang Laboratorium Pendidikan Teknologi
digunakan adalah umbi talas, minyak Pertanian, Fakultas Teknik Universitas
goreng, garam dan air. Negeri Makassar dan uji analisis
Tahap-tahap dalam penelitian ini proksimat dilaksanakan di Balai Besar
adalah a) Umbi talas dibersihkan terlebih Laboratorium Kesehatan Makassar.
dahulu dari kulit dan dicuci sampai Data pada uji organoleptik ini
bersih. b) Umbi talas dipotong dengan diperoleh dari hasil pengujian secara
menggunakan mesin slicer dengan hedonik dengan melibatkan panelis
ketebalan 1,5 mm. c) Umbi talas sebanyak 25 orang. Data tersebut
ditimbang sebanyak 1 kg untuk sekali kemudian dianilis menggunakan statistik
penggorengan. d) Umbi talas direndam sidik ragam ANOVA yang dilanjutkan uji
dalam air dengan perbandingan 1 : 1 lanjut DMRT.
dan ditambahkan larutan garam
sebanyak 10 % untuk sekali HASIL DAN PEMBAHASAN
perendaman. e) Umbi talas dibersihkan Prosimat
dan ditiriskan. f) Penggorengan vakum
disiapkan dengan memanaskan minyak Kadar Air
dan mengatur suhu penggorengan. g) Kadar air dalam bahan pangan
Umbi talas yang telah disiapkan ikut menentukan kesegaran dan daya
kemudian. digoreng dengan variasi awet bahan pangan tersebut.Kadar air
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 32

yang tinggi mengakibatkan mudahnya pertumbuhan mikroorganisme


bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak, sehingga proses
berkembang biak sehingga akan terjadi pembusukan akan berlangsung lebih
perubahan pada bahan pangan. Makin lambat (Winarno, 2004). Kadar air keripik
rendah kadar air, makin lambat talas dapat dilihat pada Gambar.1

Gambar.1
Nilai Kadar Air Keripik Talas Menggunakan Vacuum Frying dengan Variasi Waktu
Penggorengan

Kadar air keripik talas air selama penggorengan terjadi karena


menggunakan vacuum frying pada suhu suhu minyak sebagai media
90oC dengan perlakuan penggorengan penggorengan melebihi titik didih air
65 menit memiliki kadar air yang tertinggi dalam bahan. Selain itu, Setyawan dan
yaitu 2,25% dan perlakuan 75 menit Setyabudi (2008) menyatakan bahwa
menunjukkan kadar air yang terendah penggorengan konvensional dilakukan
yaitu 1,21%. Perlakuan waktu pada suhu yang cukup tinggi (±160-
penggorengan 75 menit memiliki kadar 180oC) titik didih minyak, sedangkan
air terendah. Jika dibandingkan vacuum frying titik didih minyak akan
perlakuan lainnya disebabkan semakin rendah yaitu pada tekanan 66 cmHg
lama waktu penggorengan air yang minyak sudah mendidih pada suhu ± 82-
terkandung dalam keripik talas akan 85oC. penguapan kadar air pada bahan
semakin banyak yang teruapkan. yang digoreng berfungsi untuk
Penurunan kadar air pada menurunkan kadar air yang terkandung
keripik disebabkan terjadinya proses sehingga memberikan nilai tambah dari
penguapan air pada bahan yang segi penyimpanan karena tidak mudah
digoreng, semakin lama waktu dan rusak.
semakin tinggi tekanan vacuum frying, Kadar Abu
maka air pada keripik talas semakin Abu adalah zat organik sisa hasil
berkurang akibat proses penguapan, pembakaran suatu bahan organik,
menurut Irhamni dkk (2012) Penguapan
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 33

mineral yang terdapat dalam suatu penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
bahan.Kadar abu keripik talas dalam 2.

Gambar.2
Kadar Abu Keripik Talas Menggunakan Vacuum Frying dengan Variasi waktu
Penggorengan
Kadar abu keripik talas pada pemasakan dapat terjadi
perlakuan penggorengan 65 menit yaitu penurunan sedangkan bahan pangan
0,58 %, kadar abu perlakuan ini memiliki yang digoreng mengalami kenaikan
kadar abu terendah. Perlakuan kadar abu.
penggorengan 75 menit merupakan Protein
perlakuan yang memiliki kadar abu Analisis protein bertujuan untuk
paling tertinggi yaitu 0,77 %. mengetahui kadar protein yang
Hasil penelitian menunjukkan terkandung dalam keripik talas.
bahwa peningkatan kadar abu keripik Pengamatan kadar protein dilakukan
talas terjadi karena semakin lama waktu setelah penggorengan keripik talas.
penggorengan kandungan organik dan Kadar protein pada keripik talas disajikan
anorganik dalam keripik talas semakin pada Gambar.3
meningkat ketika diabukan.Pernyataan
ini sejalan Sundari dkk(2015) kadar abu
ada hubungannyadengan mineral suatu
bahan, kadar abu pada suatu bahan
pangan tersebut jenis bahan pangan dan
pengolahannya terlihat bahwa bahan
pangan yang mengalami proses pangan
menunjukkan terdapatnya kandungan
garam organik dan garam anorganik
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 34

Gambar.3
Protein Keripik Talas Menggunakan Vacuum Frying dengan Variasi Waktu
Penggorengan
Hasil penelitian protein keripik dengan kandungan gizi seperti protein,
talas menggunakan vacuum frying lemak, dan vitamin yang tetap terjaga.
menunjukkan perlakuan waktu Sistem penggorengan seperti ini, produk
penggorengan 65 menit memiliki kadar pangan yang rusak dalam penggorengan
protein 2,10%.Perlakuan waktu akan bisa digoreng dengan baik,
penggorengan 65menit memiliki kadar menghasilkan produk yang kering dan
protein yang tertinggi. Perlakuan waktu renyah, tanpa mengalami kerusakan nilai
penggorengan 75 menit menghasilkan gizi dan flavor seperti halnya yang terjadi
kadar protein terendah (1,93%). Kadar pada penggorengan biasa.
protein ketiga perlakuan waktu Lemak
penggorengan memiliki nilai yang Lemak merupakan suatu
serupayaitu 1,93-2,10%. Hasil ini senyawa biomolekul, mempunyai sifat
menunjukkan selama penggorengan umum larut dalam pelarut-pelarut organik
vakum, waktu penggorengan tidak tetapi tidak larut dalam air.Kadar lemak
menyebabkan perubahan pada kadar merupakan unsur mutu yang penting
protein keripik talas. bagi produk yang melalui proses
Denaturasi protein keripik talas penggorengan seperti menggunakan
tidak berbeda pada setiap perlakuan mesin vacuum frying.Lemak atau minyak
karena pengolahan keripik dengan yang terlalu tinggimenyebabkan produk
menggunakan vacuum frying yang digoreng mudah tengik dan tidak
menyebabkan bahan yang digoreng dapat diterima oleh konsumen. Nilai
dapat mempertahankan mutu khususnya kadar lemak keripik talas dengan
protein (Irhamnidkk, 2012). perlakuan waktu penggorengan
Penggorengan dengan metode vacuum menggunakan vacuum frying dapat
akan menghasilkan produk pangan dilihat pada Gambar.4
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 35

Gambar.4
Lemak Keripik Talas Menggunakan Vacuum Frying dengan Variasi Lama
Penggorengan
Hasil penelitian menggunakan terkandung selama proses
vacuum frying padasuhu 90oC penggorengan menggunakan vacuum
menunjukkan kadar lemak fryingdengan variasi waktu
perlakuanwaktu penggorengan 65 menit penggorengan memberikan pengaruh
memiliki kandungan lemak yang tidak nyata. Setelahpenggorengan
terendah 24,97%, sedangkan perlakuan minyak ditiriskan menggunakan spinner
penggorengan 75 menit memiliki lemak sehingga minyak pada keripik talas
tertinggi yaitu 25,80%. Kadar lemak dapat dikurangi. Selain itu, waktu yang
keripik talas seluruh perlakuan tidak digunakan juga hanya berbeda sedikit
mengalami perbedaan.Hal ini diantara perlakuan yang digunakan,
disebabkan waktu yang agak lama yaitu sesuai dengan pernyataan Shyu (1998)
hingga 75 menit. Proses penyerapan dalam Ismid (2016) keunggulan
minyak yang masuk kedalam keripik penggorengan vacuum frying
talas tidak terlalu banyak dan dapat dibandingkan dengan
dikurangi walaupun menggunakan penggorengankonvensional dapat
proses penggorengan vacuum frying mengurangi kadar minyak yang
dengan waktu yang lama. menyerap kedalam produk karena
Semakin lama waktu dengan penggunaan suhu rendah dan
penggorengan makan semakin banyak kadar oksigen yang rendah selama
minyak yang terserap, hal ini disebabkan proses serta mengurangi pengaruh
semakin banyak air yang teruapkan negatif yang lebih sedikit terhadap
maka semakin besar rongga (ruang) kualitas minyak.
kosong yang dapat terisi oleh minyak
sebagai media penggoreng. Lemak yang
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 36

Karbohidrat makanan misalnya rasa, warna, tekstur


Penelitian kadar karbohidrat dan lain-lain.Karbohidrat selain berperan
keripik talas ditentukan dengan by sebagai sumber energi utama juga
difference yaitu dengan menjumlahkan berperan mencegah pemecahan protein
kadar protein, lemak, abu, air lalu tubuh secara berlebihan, kehilangan
dikurangkan dengan 100%. mineral dan membantu dalam
Karbohidrat merupakan sumber metabolisme lemak dan mineral
kalori utama dan beberapa golongan (Winarno, 2004). Nilai kadar karbohidrat
karbohidrat menghasilkan serat yang (by difference) keripik talas dengan
berguna bagi pencernaan, serta perlakuan waktu penggorengan
mempunyai peranan penting dalam menggunakan vacuum frying suhu 90oC
menentukan karakteristik bahan terdapat pada Gambar 5.

Gambar.5
Karbohidrat Keripik Talas Menggunakan Vacuum Frying dengan Variasi Waktu
Penggorengan
Penelitian keripik talas terhadap keripik talas sebenarnya tidak terjadi
kandungan karbohidrat yang dihasilkan tetapi konsentrasi karbohidrat pada
menggunakan vacuum frying suhu 90oC keripik talas yang semakin pekat.
dengan waktu penggorengan 65 menit Prosespenggorengan menggunakan
merupakan perlakuan yang memiliki vacuum frying, penguapan kadar air
kandungan karbohidrat paling rendah pada keripik akan membuat konsentrasi
yaitu 70.10%, sedangkan pada waktu karbohidrat semakin meningkat.
penggorengan 75 menit memiliki Sejalan yang dinyatakan
kandungan karbohidrat paling tinggi yaitu Hadipernata dkk (2006) karbohidrat pada
70.29%. bahan yang digoreng atau dikeringkan
Hasil analisis keripik talas pada menyebabkan konsentrasi semakin
karbohidrat menunjukkan kadar meningkat, selama proses
karbohidrat tinggi namun tidak penggorengan telah terjadi penguraian
memberikan pengaruh yang nyata komponen ikatan molekul air yang
karena peningkatan pada karbohidrat menyebabkan peningkatan kandungan
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 37

karbohidrat karena molekul air warna merupakan sifat mutu


membentuk hidrat dengan molekul- yang seringkali menjadi faktor pertama
molekul lain yang mengandung atom- yang dipertimbangkan oleh konsumen,
atom seperti karbohidrat. karena pertama kali yang terlihat
Organoleptik adalahwarna produk. Hasiluji hedonik
dapat dilihat pada Gambar 6.
Warna

Gambar.6
Penilaian Penelis Terhadap Warna Keripik Talas Menggunakan Vacuum Frying
dengan Variasi Waktu Penggoregan
Uji hedonik tingkat kesukaan keripik yangdihasilkan. selain itu, Adanya
panelis terhadap warna keripik talas variasi lama penggorengan
menggunakan vacuum frying dengan menyebabkan terjadinya perbedaan
suhu 90oC perlakuan penggorengan 65 warna pada keripik, semakin lama waktu
menit menghasilkan nilai 3,17 skala 3 penggorengan, maka warna keripik talas
(suka) merupakan perlakuan terendah yang dihasilkan akan semakin cokelat
dari panilaian panelis dan perlakuan kekuningan. Hal ini disebakan semakin
penggorengan 75 menit menghasilkan lama waktu penggorengan, maka warna
nilai 3,53 merupakan perlakuan yang dari keripik yang dihasilkan akan
disukai panelis berada pada taraf 4 semakin putih cokelat, selama proses
(sangat suka). Hasil penelitian setiap penggorengan keripik talas , terjadi
perlakuan menunjukkan bahwa warna tahapan gelatinisasi pati pada talas
keripik talas semakin disukai oleh panelis akibat panas. Proses gelatinisasi akan
karena dalam proses penggorengan semakin melarutkan komponen kimia
dengan waktu 75 menitakan dalam sel sehingga memungkinkan gula
memperlihatkan warna yang lebih baik dan protein untuk bereaksi menghasilkan
pada keripik talas.Perubahanwarna pigmen berwarna cokelat (Ketaren
keripik talas yang disebabkanoleh (2005) dalam Ambarita dkk, 2013).
adanya proses gelatinisasi pada bahan Timbulnya warna cokelat pada
yangakan mempengaruhi mutu dari permukaan bahan disebabkan oleh
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 38

reaksi browning atau reaksi Maillard. memperhatikan parameter rasa, salah


Tingkat intensitas warna ini tergantung satu sifat sensorik yang penting dalam
darilama penggorengan. penerimaan suatu produk olahan pangan
Rasa Lebih jelasnya hasil uji hedonik dapat
Uji organoleptik tingkat kesukaan dilihat pada Gambar.7
(hedonik) keripik talas dengan

Gambar.7
Penilaian Panelis Terhadap Rasa Keripik Talas Menggunakan Vacuum Frying
dengan Variasi Waktu Penggorengan
Hasil tingkat kesukaan panelis Keripik talas yang digoreng
terhadap rasa keripik talas menggunakan vakum fryingakan
menggunakan vacuum frying dengan membarikan rasa yang gurih.Karbohidrat
suhu 90oC perlakuan penggorengan 65 banyakterdapat dalam bahan pangan
menit menghasilkan nilai 3.07 serperti keripik umbi-umbian berupa gula
merupakan perlakuan yang kurang sederhana, heksosa, pentosa maupun
disukai oleh panelis dan perlakuan karbohidratdengan molekul yang tinggi
penggorengan 75 menit menghasilkan seperti pati, pektin, selulosa, dan lignin.
nilai 3.53 merupakan perlakuan yang Perubahan karbohidrat ini terjadi
paling banyak disukai panelis. Hasil uji disebabkan oleh suhu selama
hedonik rasa keripik talas menunjukkan penggorengan, Karbohidrat yang
bahwa setiap perlakuan semakin disukai terkandung dalam bahan makanan yang
oleh panelis, rasa keripik talas semakin diolah dengan cara penggorengan
gurih pada penggorengan 75 menit mempunyai peranan penting dalam
sehingga panelis cenderung lebih menentukan karakteristikbahan makanan
menyukai, rasa keripik talas semakin misalnya rasa (Winarno (2004) dalam
disukai panelis karena proses Ismid, 2016). Salama proses
penggorengan menggunakan minyak penggorengan menggunakan vacuum
akan memberikan cita rasa pada bahan frying memberikan rasa yang gurih
pangan. sehingga disukai panelis.Rasa gurih ini
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 39

disebabkan oleh kadar lemak yang Aroma


mengalami peningkatan selama proses Uji organoleptik tingkat kesukaan
penggorengan akibat penyerapan (hedonik) keripik talas dengan
minyak oleh bahan. Selain itu, selama memperhatikan parameter aroma, salah
penggorengan terjadi proses gelatinisasi satu sifat mutu yang penting untuk
pati yang menyebabkan karbohidrat diperhatikan dalam penilaian
menjadi bentuk yang lebih sederhana, organoleptik bahan pangan adalah
sehingga menghasilkan sensasi rasa aroma karena merupakanfactoryang
yang lebih baikmenurut Auliana (2001) sangat berpengaruh pada daya terima
makanan yang diproses dengan konsumen terhadap suatu produk.
penggorengan menjadi lebih gurih, Hasiluji hedonik dapat dilihat pada
berwarna lebih baik, dan waktu Gambar.8
pemasakan lebih cepat.

Gambar.8
Penilaian Panelis Terhadap Aroma Keripik Talas Menggunakan Vacuum Frying
dengan Variasi Waktu Penggorengan
Tingkat kesukaan panelis Hasil uji hedonik keripik talas
terhadap aroma keripik talas semakin menunjukkan bahwa perlakuan 75 menit
disukai, perlakuan pengorengan 65 merupakan perlakuan yang memiliki nilai
menit menghasilkan penilaian panelis tertinggi oleh panelis karena semakin
2.96 (suka)penilaina ini adalah nilai lama waktu penggorengan akan akan
terindah yang dihasilkan dari penilaian memberikan aroma khas keripik talas
panelis, sedangkan aroma keripik talas semakin tercium dan tetap terjaga
perlakuan penggorengan 75 menit selama proses penggorengan
menghasilkan nilai tertinggi, yaitu 3,37 menggunakan vacuum frying. Sesuai
(suka). Aroma keripik talas yang yang dinyatakan oleh Massinai dkk
dihasilkan seluruh perlakuan berda pada (2005) Kondisi vakum ini menyebabkan
kisaran yang sama yaitu skala 3 (suka). penurunan titik didih hingga kurang dari
110-120oC dan dapat mencegah
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 40

terjadinya penyimpangan aroma bahan. (Sudarmajdi dkk (1989) dalam


Aroma keripik talas juga dipengaruhi Rahmandkk, 2014).
oleh daya ikat air yang terkandung dalam Tekstur
bahan makanan yang semakin kecil dan Pengamatan terhadap tekstur
juga pengaruh proses pemanasan keripik talas dilakukan dengan cara
selama waktu penggorengan, bahan penentuan tingkat kesukaan tekstur
makanan yang melalui proses secara sensori berdasarkan sensasi
pemanasan yang cukup lama akan ditekan dalam mulut ketika digigit,
memberikan perubahan dan membentuk dikunyah, ditelan dan dengan perabaan
persenyawaan dengan bahan lain, menggunakan jari. Tingkat kesukaan
misalnya antara asam amino hasil panelis terhadap tekstur keripik talas
perubahan protein dengan gula-gula disajikan pada Gambar.9
reduksi yang membentuk aroma

Gambar.9
Penilaian Panelis Terhadap Tekstur Keripik Talas Menggunakan Vacuum Frying
dengan Variasi Waktu Penggorengan
Tingkat penilaian panelis bahwa setiap perlakuan semakin disukai
terhadap tekstur keripik talas oleh panelis karena tekstur pada keripik
menggunakan vacuum frying dengan talas semakin renyah yang diakibatkan
suhu 90oC perlakuan 65 menit waktu penggorengan yang berbeda,
menghasilkan nilai panelis 3.37 semakin lama waktu penggorengan yang
merupakan perlakuan yang memiliki dihasilkan maka tekstur keripik talas
nilai terendah oleh panelis dan perlakuan semakin renyah.
penggorengan 75 menit menghasilkan Tekstur keripik talas pada setiap
nilai panelis 3,85 merupakan perlakuan perlakuan cenderung selalu meningkat
yang paling banyak memiliki nilai seiring dengan lama penggorengan
tertinggi dari panelis barada pada skala 4 menggunakan vacuum frying karena
(sangat suka). Uji hedonik menunjukkan kadar air yang terkandung akan
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 41

teruapkan sehingga membuat tekstur karbohidrat (70.29%), serta memiliki nilai


semakin renyah. Sejalan dengan hedonik yang disukai oleh panelis.
pernyataan Ruri (2011) yang 2. Waktu penggorengan hanya
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu berpengaruh terhadap tekstur keripik
dan waktu penggorengan maka terjadi talas yang dihasilkan, sedangkan warna
peningkatan tekstur, hal ini disebabkan rasa dan aroma keripik talas tidak
karena semakin lama proses berpengaruh oleh waktu penggorengan.
penggorengan maka kadar air pada
keripik semakin menurun selama proses DAFTAR PUSTAKA
penggorengan menggunakan vacuum
Auliana, R. 2001. Gizi dan Pengolahan
frying. Selain itu, Menurut
Pangan. Adicita Karya Nusa,
Fellows(2006)dalamBordin dkk (2013)
Yogyakarta.
tekstur di dalam makanan selama proses
penggorengan merupakan hasil Ambarita, L., Setyohadi.,& L.N. Limbong.
perubahan fisik makanan dimana pori- 2013. Pengaruh Variasi Lama
pori pada bahan yang digoreng terbentuk Pengukusan dan Lama
secara mengembang yang disebabkan Penggorengan Terhadap Mutu
penguapan air dan kapiler Panas yang Keripik Biji Durian(the effect of
secara terus menerus sehingga steaming and frying time on the
menyebabkan pori-pori dalam suatu quality of chips from durian
makanan melebar. seed).Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan ,Fakultas
KESIMPULAN Pertanian, Usu Medan.
Kesimpulan yang dapat Bordin, K., M.T. Kunitake., K.K.
diperoleh berdasarkan data hasil Aracava., &C.S.F.
penelitian tersebut antara lain: Trindade.2013.Archivos Latinoa-
1. Hasil uji proksimat terhadap variasi mericanosDe NutriciónÓrgano
waktu penggorengan menggunakan Oficial DeLa Sociedad
vacuum frying dengansuhu 90 0C Latinoamericana De
menunjukkan perlakuan waktu NutriciónVol. 63 Nº1.Departemen
penggorengan memberikan pengaruh Teknik Pangan, Universitas São
terhadap kadar air, dan kadar abu. Akan Paulo.Pirassununga-SP, Brasil.
tetapi, waktu penggorengan tidak
Hartati, N.S.,& Prana, T.K. 2003.Analisis
berpengaruh terhadap kadar lemak,
kadar pati dan serat kasar tepung
protein, dan karbohidrat. Keripik talas
beberapa kultivar talas (Colocasia
terbaik di hasilkan dari perlakuan waktu
esculenta L. Schott). Natur
penggorengan 75 menit dengan nilai
Indonesia 6(1): 29-33.
kadar (1.21%), kadar abu (0.77%),
protein (1.97%), lemak (25.80%), dan Hadipernata., M.R.Rachmat., &
Widaningrum. 2006. Pengaruh
Haerul Iskandar, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 29-42 42

Suhu Pengeringan pada Teknologi Menggunakan Vacuum


Far Infrared (FIR) Terhadap Mutu Frying.Balai Pengkajian
Jamur Merang Kering (Volvariella Tekhnologi Pertanian, Kalimantan
volvociae). Buletin Teknologi Tengah.
Pascapanen Pertanian Volume 2
Rahman, A.B., Ishak., & Elen, J.S. 2014.
(2): 62-69.
Karakteristik Kadar Protein, Lemak
Irhami, A., A. Rohanah., & S.B. Daulay. dan Karobohidrat Nanget Ayam
2013. Uji Berbagai Komoditas yang Terbuat dari Tepung Ubi
Pertanian Hutan. Jurusan Peternakan.
Fakultas pertanian. Universitas
Menggunakan Alat Penggoreng
Negeri Gorontalo
Vakum (vacuum frying) Tipe Vacuum
Ruri, W. 2011.Kajian Rekayasa Proses
Pump. Fakultas pertanian.J.
Penggorengan Hampa dan
Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3
Kelayakan Usaha Produksi Keripik
No. 3 Th. 2013.
Pisang.Sekolah Pascasarjana
Irhamni.,B.R. Katsum., & Irfan. 2012. Institut Pertanian Bogor.
Pengaruh Tekanan dan Lama
Setyawan &Setyabudi. 2008. Pengaruh
Penggorengan
Cara Pembuatan dan Suhu
(VacuumFrying)Terhadap
Penggorengan Vakum Terhadap
MutuKeripikSukun (Artocapus
Sifat Kimia dan Sensor, Keripik
Artilis)(Online).http://www.serambi
Buncis (Phaseolus radiatus)
mekkah.ac.id/download/abstrak-
Muda. Jurnal paska panen 5(2):
irhamni-dkk.pdf.(diakses 15 april
45-54.
2016, pukul 22:00).
Sundari, D., Almasyhuri.,&L. Astuti.
Ismid.2016.Analisis Proksimat Keripik
2015. Pengaruh Proses
Wortel (Daucus carota, l.) pada
Pemasakan terhadap Komposisi
Suhu dan Lama Penggorengan
Zat Gizi Bahan Pangan Sumber
yang Berbeda Menggunakan
Protein Effect of Cooking Process
MesinVacuum Frying. Jurusan
of Composition Nutritional
Teknologi Hasil Pertanian,
Substances Some Food
Fakultas TeknologiPertanian,
Ingredients Protein Source.Pusat
Universitas Andalas.Jurnal
Teknologi Terapan Kesehatan dan
Teknologi Pertanian Andalas Vol.
Epidemiologi Klinik, Kemenkes RI,
20, no.2 September 2016. Issn
Jl. Percetakan Negara No. 29,
1410-1920.
Jakarta Pusat.
Massinai, R., Rukayah, &
Winarno, F.G.2004.Pengantar Teknologi
Susilawati.2005. Pengolahan
Pangan.PT.Gremedia. Jakarta
Sekunder Buah-buahan

Anda mungkin juga menyukai