Anda di halaman 1dari 109

BAB I

PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG
Berdasarkan The World Health Report 2005 angka kematian
ibu hamil di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 230/100.000
kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi mencapai
18/1000 kelahiran hidup . Kondisi ini termasuk yang paling
tinggi di Asia [1].
Di negara berkembang, trauma persalinan dan
infeksi/sepsis merupakan faktor utama yang menambah
tingginya angka mortalitas perinatal. Salah satu upaya untuk
menurunkan angka kematian perinatal yang disebabkan oleh
penyulit hipoksia janin dalam rahim antara lain dengan
melakukan pemantauan kesejahteraan janin dalam rahim.
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan berbagai macam
upaya diantaranya adalah pelaksanaan program pemeriksaan
kesehatan ibu hamil dan janinnya secara teratur. Dengan langkah
ini terbukti telah dapat menurunkan angka kematian ibu hamil
dan janin di beberapa Negara seperti Amerika Serikat dan Peru .
Pemeriksaan ibu hamil dan janinmeliputi pemeriksaan berat
badan ibu, tekanan darah ibu, tinggi puncak rahim, dan denyut
jantung janin. Atas dasar inilah mulai banyak digunakan
peralatan kesehatan yang mendeteksi peran detak jantung yang
merupakan salah satu parameter kasehatan.
Dalam dunia medis fetal doppler adalah alat yang paling
sering digunakan, fetal doppler ini mampu menangkap suara
denyut jantung dari pasien, akan tetapi untuk pemafaatan sebagai
pemantau kesehatan janin alat ini masih banyak memiliki
kelemahan diantaranya adalah masih tercampurnya suara denyut
jantung ibu, janin, dan suara dari sistem pencernaan ibu. Selain
itu alat ini tergolong mahal harganya sebagai contoh sebuah
Portable Doppler produksi Sibelmed / Spanyol memiliki harga
Rp. 8.500.000 [2].

1
Pemanfaatan ilmu elektronika dalam hal ini adalah
elektromedika sangat membantu dalam mengatasi permasalahan
ini. Sebagai sensor untuk mendeteksi sinyal pada rahim ibu dan
jantung ibu, maka digunakan electrode surface, sedangkan Fetal
Doppler adalah alat yang dimiliki oleh Rumah Sakit yang
dipergunakan untuk membandingkan hasilnya. Alat ini
memanfaatkan beberapa rangkaian penguat dan mikrokontroller.
Dengan menggunakan pemrograman AVR maka akan diisikan
program ke dalam IC mikrokontroller.
Sebelum ditampilkan ke histogram, maka terlebih dahulu
akan diproses ke dalam metode eucledian. Metode ini
dipergunakan untuk memisahkan antara denyut jantung janin
yang masih tercampur dengan denyut jantung ibu. Dengan
menyampling sinyal dalam waktu tertentu, maka akan terlihat
jelas perbedaan sinyal antara denyut jantung ibu dan janin [2].
Tampilan hasil pemrograman akan ditampilkan ke LCD
grafik dan LCD karakter. LCD grafik dimanfaatkan untuk
menampilkan sinyal dan menampilkan grafik histogram
sedangkan LCD karakter dipergunakan untuk menampilkan
nama dan usia ibu dan janin.
Pada bidang statistik, histogram adalah tampilan grafis
dari tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan grafis batangan
sebagai manifestasi data binning. Tiap tampilan batang
menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret
kategori yang berdampingan (en:adjacent) dengan interval yang
tidak tumpang tindih (en:non-overlapping). Berikut di bawah ini
adalah contoh tampilan histogram [4].

Gambar1.1.Contoh Tampilan Histogram [4]


2
Dengan begitu maka diharapkan dokter dapat mengontrol
sekaligus mengechek apakah ibu dan janin yang ada dalam
kandungannya dalam keadaan sehat atau dalam keadaan sakit.

I.2 TUJUAN PROYEK AKHIR


Tujuan umum dari proyek akhir ini adalah Membuat alat
pendeteksi denyut jantung janin ibu hamil dan janin secara
menyeluruh berdasarkan usia kehamilan serta mengeluarkan
gambar sinyal denyut jantung janin, bpm dari keduanya dan
tampilan histogram sebagai tambahan analisa.

I.3 PERUMUSAN MASALAH


Dari proyek akhir yang kami susun ini, diperoleh rumusan
masalahnya antara lain, sebagai berikut.:
1. Bagaimana pemasangan electrode pada titik tertentu pada
tubuh ibu hamil sehingga bisa mendeteksi sinyal jantung janin dan
ibu hamil.
2. Bagaimana penguatan yang harus sesuai dengan input sinyal
sebesar 5mV sehingga dapat diproses di mikrokontroller.
3. Bagiamana sampling data yang tepat sehingga dapat
menampilkan sinyal ECG pada LCD grafik 128x64.
4. Bagaimana kesimpulan dari analisa pendekatan nilai kritis t
dengan toleransi α sebesar 5%.
5. Bagaimana pengaruh air ketuban pada proses pengambilan
sinyal jantung janin.
I.4 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dari proyek akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Detak jantung yang diperiksa adalah janin mulai usia 5
bulan keatas karena pada usia ini detak jantung janin dapat dideteksi
dengan jelas.

3
2. Alat yang akan dibuat ini nantinya hanya memberikan
keluaran sebuah display yang menggambarkan grafik dari denyut
jantung dan histogram.
I.5 METODOLOGI
Rancangan Metodologi tugas akhir yang akan dibuat adalah
sebagai berikut:
I.5.1 Tahap Studi Literatur
Studi literatur ini bertujuan untuk memperoleh teori-teori
penunjang yang melandasi pemecahan masalah dilapangan, baik
itu bersumber dari buku, web site, ataupun jurnal ilmiah.

I.5.2 Tahap Mempelajari Fetal Doppler


Mempelajari Fetal Doppler yang telah ada ini bertujuan
untuk memperoleh data-data sebagai bahan perbandingan dengan
data yang didapat dari alat yang dibuat.

I.5.3 Tahap Membuat Hardware dan Software


Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan alat yang sesuai
dengan perencanaan akhir dan akan dilakukan penggabungan
antara perangkat keras dengan perangkat lunak

I.5.4 Tahap Pengambilan Data dan Analisa Data


Analisa alat dilakukan dengan cara membandingkan antara
data yang didapat dari pengujian alat dengan data yang ada pada
kedokteran. Apakah alat yang telah dibuat memiliki unjuk kerja
yang baik atau tidak? dimana letak kekurangan serta
kelebihannya, agar teknologi ini nantinya dapat diterapkan
dengan baik pada lingkungan masyarakat.

4
I.5.5 Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini akan dilakukan penulisan laporan lengkap
dan detail tentang tugas akhir.

I.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika pembahasan dalam laporan proyek akhir ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang pembuatan tujuan, perumusan
masalah, pembataasan masalah yang dikerjakan, sistematika
pembahasan , metodologi yang digunakan serta relevansi proyek
akhir.
BAB II TEORI PENUNJANG
Bab ini menjelaskan mengenai teori – teori penunjang yang
digunakan dalam mengerjakan proyek akhir ini yang meliputi
teori jantung , amplifier , filter , LCD grafik , dan
mikrokontroller.
BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS
Bab ini membahas tentang tahap perencanaan dan
pembuatan sistem perangkat keras beserta penjelasan masing –
masing sistem secara keseluruhan.
BAB IV PENGUJIAN ALAT dan ANALISA
Bab ini membahas pengujian sistem dari perangkat keras
yang telah dibuat terhadap fungsi dari perangkat lunak dan
disertai dengan hasil pengujian agar dapat diketahui apakah
perangkat keras dan hasilnya sudah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan atau masih terdapat kesalahan maupun kekurangan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran dari keseluruhan
pengerjaan proyek akhir serta system perangkat lunak yang telah
dibuat dan telah diuji coba untuk memperbaiki kelemahan sistem

5
perhitungan yang nantinya bisa dibuat acuan atau referensi untuk
pengembagan berikutntya.

DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini berisi tentang referensi-referensi yang telah
dipakai oleh penulis sebagai acuan dan penunjang serta
parameter yang mendukung penyelesaian proyek akhir ini baik
secara praktis maupun teoritis.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Denyut Jantung Janin


Denyut jantung janin mulai terdeteksi pada usia 20 minggu
dengan frekuensi per menit adalah sekitar 140 denyut per menit
dengan variasi normal 20 dpm di atas atau dibawah nilai rata-
rata. Jadi, nilai normal denyut jantung janin antara 120-160
denyut per menit (beberapa penulis menganut nilai normal
jantung janin 120-150 denyut per menit). Seperti yang telah
diketahui bahwa mekanisme pengaturan denyut jantung jantung
janin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Sistem saraf simpatis, yang sebagian besar berada di
dalam miokardium.
2. Sistem saraf parasimpatis, yang terutama terdiri dari
serabutan n.vagus berasal dari batang otak.
3. Baroreseptor, yang letaknya pada arkus aorta dan sinus
karotid.
4. Kemoreseptor, yang terdiri dari bagian perifer yang
terletak di karotid dan korpus aorta serta bagian sentral yang terletak
pada batang otak.
5. Susunan saraf pusat. Variabilitas denyut jantung janin
akan meningkat sesuai dengan aktifitas otak dan gerakan janin.
6. Sistem hormonal juga berperan dalam pengaturan
denyut jantung janin.
Denyut jantung janin juga dapat mengalami kelainan.
Kelainan denyut jantung janin ada 2 yaitu :
1. Takhikardi , terjadi apabila denyut jantung > 160
denyut per menit.
2. Bradikardi , terjadi apabila denyut jantung < 120
denyut per menit [5].
7
2.2 Denyut Jantung Manusia Normal.
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh
sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan
jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah
bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan
elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah
akar Yunani yang berarti "menulis". Analisis sejumlah
gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
Denyut jantung manusia normal adalah antara 60-
100BPM. Dapat dilihat pula waktu yang diperlukan untuk
mencapai gelombang QRS sehingga dapat ditentukan pula
filter yang akan dipergunakan. Gambar lengkap sinyal jantung
dapat dilihat pada gambar 2.1[6].

Gambar 2.1 Sinyal ECG[6]

2.3 Cara Memantau Janin Pada Ibu Hamil


Pemantauan janin tak bisa dilakukan secara kasat mata,
karena ia masih bersembunyi dalam rahim. Umumnya,
pemantauan dilakukan dengan cara mendengar denyut jantung

8
janin. Bukan hanya keras atau lemahnya denyut jantung, tetapi
juga perubahan iramanya, terutama saat terjadi kontraksi rahim.
Sebagai catatan, denyut jantung normal yang menunjukkan
bahwa janin tidak mengalami stres adalah 120-160 per menit.
Fetal monitoring adalah memantau denyut jantung janin untuk
mengetahui keadaan janin selama dalam kandungan ibu.
Adapun beberapa macam fetal monitoring [1].

2.3.1 Fetoscope
Adalah suatu jenis khusus dari stetoskop yang digunakan
untuk mendengarkan denyut jantung janin,stetoskop ini
biasanya dapat digunakan setelah janin berumur lebih dari 18
minggu hal ini digunakan untuk mengetahui keadaan dari janin
berdasarkan ritme dari denyut jantungnya.Namun fetoscope
tidak dapat digunakan untuk memantau janin apabila pasien
mengalami kasus tertentu,misalnya pasien sedang diinduksi atau
dalam pengobatan penyakit yang berhubungan dengan janin
sehingga memerlukan cara lain agar dapat memantau janin [1].

Gambar 2.2. Fetoscope[1]


2.3.2 .Electronic Fetal Monitoring(EFM)
Adalah suatu metode yang digunakan untuk megetahui
kondisi dari janin dengan mencatat perubahan dari denyut
jantung janin apakah dalam keadaan normal atau tidak normal.
Alat ini biasanya digunakan pada akhir usia kehamilan atau
dapat juga digunakan selama proses persalinan berlangsung
sehingga dapat memantau keadaan dari janin yang akan lahir.

9
Alat ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kelainan
yang terjadi pada janin misalnya posisi janin yang tidak normal
atau kelahiran yang premature[2]. Karena bentuk fisik dari alat
ini yang besar maka alat ini tidak dapat dibawa kemana-
mana,selain itu untuk penggunaan terus-menerus selama masa
kehamilan akan mengganggu pergerakkan dari ibu . EFM dapat
dilakukan secara external atau secara internal pada kandungan
ibu hamil.

2.3.3. Internal Monitoring


Metode ini pada dasarnya sama dengan Electronic Fetal
Monitoring(EFM) akan tetapi Internal Monitoring lebih akurat
karena menggunakan electrode yang ditempelkan pada kepala
janin untuk mengetahui suara denyut jantung janin dan
pergerakkan dari janin. Alat ini digunakan ketika ketuban sudah
pecah dan vagina mengalami pembukaan sekitar 2-3 cm
sehingga electrode dapat dipasang pada kepala janin.
Pemasangan electrode ini memerlukan teknik tertentu karena
apabila ada kesalahan dalam pemasangannya akan terjadi
infeksi pada janin. Berdasarkan dari keterangan diatas maka alat
ini tidak efektif karena hanya dapat digunakan pada masa
kehamilan tertentu atau lebih tepatya pada saat ketuban pecah
saja[2].

Gambar 2.3. Internal monitoring[2]

10
2.3.4.Telemetry Monitoring
Adalah metode yang terbaru untuk memantau janin dengan
menggunakan gelombang radio yang dihubungkan dengan
transmitter (pemancar) kecil yang ditempelkan pada paha ibu.
Transmitter berfungsi memancarkan suara denyut jantung janin,
sehingga dapat dipantau dari ruang perawat. Penggunaan
gelombang radio pada alat ini secara tidak langsung akan
membawa dampak pada perkembangan janin karena radiasi
yang dipancarkannya. Sehingga alat ini tidak baik jika
digunakan untuk keperluan terus-menerus[2].

2.3.5. Doppler
Pada metode ini digunakan dua cara antara lain dengan
Doppler Ultrasound dan Fetal Doppler, pada Doppler
Ultrasound alat penangkap sebuah sensor Ultrasound. Cara
kerjanya berdasarkan prinsip Doppler (diambil dari nama
Christian Andreas Doppler, ilmuwan Austria yang menemukan
teori ini)[]. Agar bisa menangkap suara detak jantung, sensor
Ultrasound ini memancarkan gelombang ke arah jantung janin.
Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin dan ditangkap
kembali oleh sensor Ultrasound. Pantulan gelombang inilah
yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal suara ini
selanjutnya diamplifikasi. Hasil akhirnya berupa suara cukup
keras yang keluar dari mikrophon namun karena Doppler
Ultrasound memancarkan gelombang [7].

2.3.6. Elektrode
Elektrode merupakan alat/sensor yang digunakan untuk
mendeteksi sinyal yang berasal dari jantung, semakin baik
electrode yang digunakan semakin baik pula penerimaan sinyal
jantung yang diterima oleh electrode. Di bawah ini adalah
contoh elektrode [3].

11
Gambar 2.4. Contoh salah satu Lead ECG[3]

Pada proyek akhir ini digunakan Electrode. Dimana metode


ini memanfaatkan prinsip dari gelombang yang direkam oleh
Electrode kemudian diamplifikasi tetapi gelombang yang
direkam Electrode ini masih bercampur antara detak jantung ibu
dan janin sehingga untuk memisahkannya digunakan BandPass
Filter dengan Bandwidh 40 Hz – 50 Hz (Filter Ibu) dan
Bandwidh 12 Hz – 20 Hz (Filter Janin). Metode ini dipilih
karena lebih aman terhadap ibu dan janin ketika pemeriksaan
ataupun ketika ibu mengalami kontraksi janin [1].

2.4 Rangkaian Amplifier


Rangkaian tersebut antara lain adalanh rangkaian penguat
non inverting yang dipergunakan untuk menguatkan sinyal
keluaran dari surface electrode. Setelah dari penguatan maka
akan tampil signal yang besarnya adalah sekian kali penguatan
yang dikehendaki. Berikut ini gambar rangkaian non inverting
[3].

12
Gambar 2.5. Rangkaian Non Inverting [3]

Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian


op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam
beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah
nol.
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol

Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan


untuk menganalisa rangkaian op-amp.
Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, kita uraikan
dulu beberapa fakta yang ada, antara lain
…………….lihat aturan 1
Dari sini ketahui tegangan jepit pada R2 adalah

, atau Lalu tegangan jepit pada R1


adalah , yang berarti arus

13
. Hukum kirchkof pada titik input inverting
merupakan fakta yang mengatakan bahwa :

Aturan 2 mengatakan bahwa dan jika disubsitusi


ke rumus yang sebelumnya, maka diperoleh dan
Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka

diperoleh yang kemudian dapat disederhanakan


menjadi :

……………………..………………...(1)

Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran


terhadap tegangan masukan, maka didapat penguatan op-amp
non-inverting :

……………………………………..(2)

Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah


impedansi dari input non-inverting op-amp tersebut. Dari
datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin = 108
to 1012 Ohm [3].

2.5 Rangkaian Band Pass Filter


Setelah pada proses penguatan sinyal maka akan masuk
pada filter yang digunakan untuk memisahkan antara denyut
jantung dari ibu dan anak. Besar frekuensi denyut jantung
normal dari ibu adalah 40-50 Hz dan janin adalah 12-20 Hz.
Rangkaian ini disebut dengan band pass filter.
Terdapat du buah band pass fiter pada perancangan ini yaitu
band pass ibu dan janin. Akan tetapi prinsip perancangan adalah
sama.di bawah ini adalah gambar rangkaian band pass filter [1].

14
Gambar 2.6. Rangkaian Band Pass Filter[1]

Untuk penentuan nilainya adalah:

 Tentukan Bandwith dimana B = (batas atas – batas


bawah)
 Tentukan nilai C
 Tentukan Fc (Center Frequensi)

 Hitung nilaiQ dimana …………………(3)

 Tentukan penguatannya. .................(4)


Tentukan nilai K, maka (5)
 Cari nilai R1, R2, dan R3

15
2.6 Rangkaian Clamper
Selanjutnya adalah masuk pada rangkaian clamping yang
berfungsi untuk membuat sinyal memasuki fase positif. Hal ini
juga dimaksudkan agar sinyal dapat dibaca oleh rangkaian
mikrokontroller [2].

Gambar 2.7. Rangkaian clamper[2]

2.7 LCD Grafik WG24064C


Pada LCD Grafik WG24064C ini digunakan sebagai
tampilan menu dan tampilan grafik, keuntungan yang dapat
diperoleh dengan menggunakan LCD adalah :
1. Dapat menampilkan karakter dan grafik, sehingga
memudahkan untuk membuat program tampilannya.
2. Mudah dihubungkan dengan port I/O.
3. Ukuran dari modul yang proporsional.
4. Penggunaan daya yang kecil.
LCD yang digunakan mempunyai luas tampilan 240 x 64
pixel dan dapat menampilkan karakter. Seperti gambar 2.7
dibawah ini adalah contoh dari LCD yang digunakan.
16
Gambar 2.8. LCD Grafik [2]

2.8 Mikrokontroler AVR Atmega 32


AVR merupakan seri mikrokontroller CMOS 8-bit buatan
Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set
Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu
siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose,
timer / counter fleksibel dengan mode compare, interupt internal
dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer,
dan mode power saving. Beberapa diantaranya mempunyai
ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System
Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori
program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan
hubungan serial SPI. Chip AVR yang digunakan untuk tugas
akhir ini adalah ATmega32.
ATmega32 adalah mikrokontroller CMOS 8-bit daya
rendah berbasis arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan
instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATmega32
mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat
disainer sistem untuk mengoptimasi komsumsi daya versus
kecepatan proses. Blok diagram dari mikrokontroller dapat
dilihat pada gambar 2.14 . Mikrokontroller ATmega32
memiliki sejumlah keistimewaan sebagai berikut :

17
1. Advanced RISC Architecture
• 130 Powerful Instructions – Most Single Clock
Cycle Execution.
• 32 x 8 General Purpose Working Registers.
• Fully Static Operation.
• Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz.
• On-chip 2-cycle Multiplier
2. Nonvolatile Program and Data Memories
• 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash -
Endurance
• Optional Boot Code Section with Independent
Lock Bits

• 512 Bytes Internal SRAM 14\


• Programming Lock for Software Security
3. Peripheral Features
• Two 8-bit Timer/Counters with Separate
Prescalers and Compare
• One 16-bit Timer/Counter with Separate
Prescaler.
• Real Time Counter with Separate Oscillator.
• Four PWM Channels.
• 8-channel, 10-bit ADC.
- 8 Single-ended Channels
- 7 Differential Channels for TQFP Package Only
- 2 Differential Channels with Programmable Gain

18
1x, 10x, or 200x for TQFP Package Only
• Byte-oriented Two-wire Serial Interface.
• Programmable Serial USART.
• Master/Slave SPI Serial Interface.
• Programmable Watchdog Timer with Separate On-
chip Oscillator.
• On-chip Analog Comparator
4. Special Microcontroller Features
• Power-on Reset and Programmable Brown-out
Detection.
• Internal Calibrated RC Oscillator .
• External and Internal Interrupt Sources.
• Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction,
Power-
save, Power-down,Standby and Extended Standby
5. I/O and Packages
• 32 Programmable I/O Lines.
• 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and
44-pad MLF
6. Operating Voltages
• 2.7 - 5.5V for ATmega32.
• 4.5 - 5.5V for ATmega32
7. Speed Grades
• 0 - 8 MHz for ATmega32.
• 0 - 16 MHz for ATmega32 [3]

19
2.8.1 Pin - Pin Atmega32
Konfigurasi Pin Mikrokontroller ATmega32 dengan
kemasan 40-pin DIP (dual in-line package) dapat dilihat pada
Gambar 2.2. Untuk memaksimalkan performa dan paralelisme,
AVR menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus
terpisah untuk program dan data). Arsitektur CPU dari AVR
ditunjukkan oleh gambar 2.3 Instruksi pada memori program
dieksekusi dengan pipelining single level. Selagi sebuah
instruksi sedang dikerjakan, instruksi berikutnya diambil dari
memori program [1].

Gambar 2.9. Konfigurasi Pin Mikrokontroller Atmega32[1]

20
Gambar 2.10. Arsitektur CPU dari AVR

2.8.2. Deskripsi Mikrokontroller ATmega32


 VCC (power supply)
 GND (ground)
 Port A (PA7..PA0)
Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D
Konverter. Port A juga berfungsi sebagai suatu Port I/O 8-bit
dua arah, jika A/D Konverter tidak digunakan. Pin - pin Port
dapat menyediakan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk
masing-masing bit). Port A output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan
kemampuan sumber. Ketika pin PA0 ke PA7 digunakan sebagai
input dan secara eksternal ditarik rendah, pin – pin akan
memungkinkan arus sumber jika resistor internal pull-up
diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated manakala suatu kondisi
reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

21
 Port B (PB7..PB0)
Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah
dengan resistor internal pull-up (yang dipilih
untuk beberapa bit). Port B output buffer
mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan
keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.
Sebagai input, pin port B yang secara eksternal
ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-
up diaktifkan. Pin Port B adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,
sekalipun waktu habis.
 Port C (PC7..PC0)
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah
dengan resistor internal pull-up (yang dipilih
untuk beberapa bit). Port C output buffer
mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan
keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.
Sebagai input, pin port C yang secara eksternal
ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-
up diaktifkan. Pin Port C adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,
sekalipun waktu habis.
 Port D (PD7..PD0)
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah
dengan resistor internal pull-up (yang dipilih
untuk beberapa bit). Port D output buffer
mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan
keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.
Sebagai input, 18pin port D yang secara eksternal
ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-
up diaktifkan. Pin Port D adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,
sekalipun waktu habis.

22
 RESET (Reset input)
 XTAL1 (Input Oscillator)
 XTAL2 (Output Oscillator)
 AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk port A
dan A/D Konverter
 AREF adalah pin referensi analog untuk A/D
converter [3].

2.8.3. Port Sebagai Input / Output Digital


ATmega32 mempunyai empat buah port yang bernama
PortA, PortB, PortC, dan PortD. Keempat port tersebut
merupakan jalur bidirectional dengan pilihan internal pull-up.
Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn,
PORTxn, dan PINxn. Huruf „x‟ mewakili nama huruf dari port
sedangkan huruf „n‟ mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat
pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O address
PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx. Bit
DDxn dalam regiter DDRx (Data Direction Register)
menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi
sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi
sebagai pin input. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin
terkonfigurasi sebagai pin input, maka resistor pull-up akan
diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-up, PORTxn harus
diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output.
Pin port adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila
PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output
maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada
saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan
berlogika 0 [3].
Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state
(DDxn=0,PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1,
PORTxn=1) maka harus kondisi peralihan apakah itu kondisi
pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1)atau kondisi output low

23
(DDxn=1, PORTxn=0). Biasanya, kondisi pull-up enabled
dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi tinggi
tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong high
driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah,
maka bit PUD pada register SFIOR dapat diset 1 untuk
mematikan semua pull-up dalam semua port. Peralihan dari
kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga
menimbulkan masalah yang sama. Maka 19harus menggunakan
kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output high
(DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi transisi. Lebih detil
mengenai port ini dapat dilihat pada manual datasheet dari IC
ATmega32. Bit 2 – PUD : Pull-up Disable Bila bit diset bernilai
1 maka pull-up pada port I/O akan dimatikan walaupun register
DDxn dan PORTxn dikonfigurasikan untuk menyalakan pull-up
(DDxn=0, PORTxn=1) [3].

2.8.4. Organisasi Memori AVR ATmega32


AVR arsitektur mempunyai dua ruang memori utama,
Ruang Data Memori dan Ruang Program Memori. Sebagai
tambahan, ATmega32 memiliki fitur suatu EEPROM Memori
untuk penyimpanan data. Semua tiga ruang memori adalah
reguler dan linier [3].

2.8.4.1. Program Memori


ATmega32 berisi 32K bytes On-Chip di dalam sistem
Memori flash Reprogrammable untuk penyimpanan program.
Karena semua AVR instruksi adalah 16 atau 32 bits lebar, Flash
adalah berbentuk 16K x 16.
Untuk keamanan perangkat lunak, Flash Ruang program
memori adalah dibagi menjadi dua bagian, bagian boot program
dan bagian aplikasi program. Flash Memori mempunyai suatu
daya tahan sedikitnya 10,000 write/erase Cycles. ATmega32
Program Counter (PC) adalah 14 bit lebar, alamat ini 16K lokasi
program memori [3].

24
Gambar 2.11 Organisasi Memori AVR ATmega32
AVR arsitektur mempunyai dua ruang memori
utama, Ruang Data Memori dan Ruang Program
Memori. Sebagai tambahan, ATmega32 memiliki
fitur suatu EEPROM Memori untuk penyimpanan
data. Semua tiga ruang memori adalah reguler dan
linier [3].

Gambar 2.12 Program Memori[3]

25
ATmega32 berisi 32K bytes On-Chip di dalam sistem
Memori flash Reprogrammable untuk penyimpanan program.
Karena semua AVR instruksi adalah 16 atau 32 bits lebar, Flash
adalah berbentuk 16K x 16.
Untuk keamanan perangkat lunak, Flash Ruang program
memori adalah dibagi menjadi dua bagian, bagian boot program
dan bagian aplikasi program.
Flash Memori mempunyai suatu daya tahan sedikitnya
10,000 write/erase Cycles. ATmega32 Program Counter (PC)
adalah 14 bit lebar, alamat ini 16K lokasi program memori.

Gambar 2.13 Pemetaan Program Memori[3]

26
2.8.4.2. Data Memori
Lokasi alamat data memori menunjuk register file, I/O
memori, dan internal data SRAM. Yang pertama 96 lokasi
alamat file register dan I/O memori penempatan menunjuk
Memori I/O dan yang berikutnya 2K lokasi alamat internal data
SRAM.
Lima perbedaan mode pengalamatan data memori cover:
Langsung,Tidak langsung dengan jarak, Tidak langsung, Tidak
langsung dengan Pre-Decrement, dan Tidak langsung dengan
Post-Increment. Di dalam file register, register R26 ke R31
memiliki fitur penunjukan pengalamatan register tidak langsung
[3].
Jangkauan pengalamatan langsung adalah keseluruhan
ruang data. Mode Tidak langsung dengan jarak jangkauan 63
lokasi alamat dari alamat dasar yang diberi oleh Y- atau Z-
Register. Manakala penggunaan register mode tidak langsung
dengan pre-decrement otomatis dan postincrement, alamat
register X, Y, dan Z adalah decremented atau incremented. 32
tujuan umum kerja register, 64 I/O register, dan 2K bytes data
internal SRAM di dalam ATmega32 adalah semua dapat
diakses melalui semua mode pengalamatan [3].

2.8.4.3. Instruksi Aritmatika


Instruksi - instruksi dalam kelompok aritmatika selalu
melibatkan akumulator, hanya beberapa saja yang melibatkan
register seperti DPTR. Instruksi aritmatika yang umum
digunakan adalah ADD (penjumlahan), SUBB (pengurangan),
MUL (perkalian), dan DIV (pembagian). Contoh penulisan
operasi aritmatika ADD adalah sbb:
ADD A,7FH (direct addressing)
ADD A,@R0 (indirect addressing)
ADD A,R7 (register addressing)
ADD A,#127 (immediate constant)

27
Tabel 2.1 Instruksi Aritmatika[3]

2.9 Keypad 4x4


Keypad sering digunakan sebagai suatu input pada beberapa
peralatan yang berbasis mikroprosessor atau mikrokontroler.
Keypad sesungguhnya terdiri dari sejumlah saklar, yang
terhubung sebagai baris dan kolom dengan susuan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.15. Agar mikrokontroller dapat
melakukan scan keypad, maka port mengeluarkan salah satu bit
dari 4 bit yang terhubung pada kolom dengan logika low “0” dan
selanjutnya membaca 4 bit pada baris untuk menguji jika ada
tombol yang ditekan pada kolom tersebut [1].
Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol yang ditekan,
maka mikrokontroler akan melihat sebagai logika high “1” pada
setiap pin yang terhubung ke baris.
28
Gambar 2.14. Rangkaian interface keypad 4x4[1]

Pada alat ini keypad yang digunakan yaitu Keypad Matriks


4x4 seperti gambar 2.15 diatas, dimana keypad mempunyai 16
tombol yang berfungsi dalam pengoperasian menu tampilan pada
LCD [1].

2.10 Pengujian Hipotesis


Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis.
Hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti
teori, proposisi, atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Jadi, hipótesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang
masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan
yang sifatnya masih sementara [7].
Hipótesis statistik adalah pernyataan atau dugaan
mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau
lemah kebenarannya. Hipótesis statistik akan diterima jika hasil
29
pengujian membenarkan pernyataannya dan akan ditolak jika
terjadi penyangkalan dari pernyataannya. Dalam pengujian
hipótesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian,
artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan
resiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam bentuk
probabilitas [7].
Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah
sebagai berikut :
2.10.1 Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipótesis statistik dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut :
2.10.1.1 Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil.
Hipotesis nol, disimbolkan H0 adalah hipótesis yang
dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji.
2.10.1.2 Hipotesis Alternatif atau Hipotesis Tandingan
Hipotesis alternatif disimbolkan H1 atau Ha adalah
hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari
hipotesis nol. Secara umum, formulasi hipótesis dapat dituliskan
Pengujian ini disebut pengujian sisi kanan(H0 : θ = θ0,H1 : θ >
θ0). Pengujian ini disebut pengujian sisi kiri(H0 : θ = θ0,H1 : θ <
θ0). Pengujian ini disebut pengujian dua sisi(H0 : θ = θ0,H1 : θ
θ≠0).
2.10.2 Menentukan Taraf Nyata (Significant Level)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam
menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter
populasinya. Taraf nyata dilambangkan dengan α (alpha).
Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan
yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan yang akan
ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah
kritis pengujian (critical region of test) atau daerah penolakan
(region of rejection) [7].

30
2.10.3 Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan
dalam menerima atau menolak hipotesis nol (H0) dengan cara
membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan
nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya.
2.10.4 Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan
dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik
merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel
yang diambil secara random dari sebuah populasi.
2.10.5 Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan
dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H0), sesuai
dengan kriteria pengujiannya. Pembuatan kesimpulan dilakukan
setelah membandingkan nilai uji staistik dengan nilai α tabel atau
nial kritis [7]. Tabel distribusi dapat menggambarkan nilai yang
menjadi tolok ukur toleransi yang dapat diterima [8].

31
Halaman ini sengaja dikosongkan

32
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Pada bab ini dibahas tentang perancangan dan pembuatan


rangkaian– rangkaian yang digunakan dalam proyek akhir ini.
Adapun perangkat keras ( Hardware ) dari sistem proyek
akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Rangkaian Amplifier
2. Rangkaian Filter
3. Rangkaian Clamping
4. Rangkaian Mikrokontroler

3.1 Konfigurasi Sistem

Sinyal Jantung Janin Sinyal Jantung Ibu

Pre Amplifier Pre Amplifier

Bandpass Janin Bandpass Ibu


12 Hz – 20 Hz 12 Hz – 20 Hz

Clamping Clamping

ADC ADC

AVR Atmega 32

LCD GRAFIK
KEYPAD 4 X 4
128 X 64

Gambar 3.1 Blok diagram alat


33
DATA DARI ADC

MASUKKAN USIA IBU HAMIL dan JANIN

TAMPIL SINYAL ECG + BPM PADA


LCD GRAFIK

SIMPAN PADA EEPROM AT

MEGA 32

AMBIL DATA
LAGI?

TEKAN TOMBOL
UNTUK TAMPIL
HISTOGRAM

TAMPIL
HISTOGRAM

END

Gambar 3.2 Flowchart pada minimum system

3.2 Prinsip Kerja alat


Berdasarkan Gambar 3.1 dan tujuan pembuatan alat ini
digunakan untuk mendeteksi dan memisahkan interferensi
antara denyut jantung janin dan ibu hamil. Electrode
digunakan untuk merekam sinyal denyut jantung yang
kemudian dikuatkan oleh penguat instrumen 1000X karena
output dari Electrode sangat kecil, setelah itu untuk
memisahkan interferensi denyut jantung janin dengan suara
lainnya dan ibu hamil digunakan 2 buah filter yang memilki
BandWith yang berbeda yang masing-masing bernilai 12-
20Hz (untuk janin) dan 40-50 Hz ( untuk ibu), tetapi
34
meskipun sudah dipisahkan menggunakan filter sinyal
tersebut masih satu periode, tetapi berbeda frekuensinya.
Output dari filter ini akan masuk rangkaian clamping
agar sinyal dapat terbaca oleh ADC. Output dari rangkaian
clamping sebagai input pada ADC dimana fungsi ADC
digunakan untuk menkonversi data analog ke data digital agar
dapat diolah oleh mikrokontroler.Data dari mikrokontroler
akan di interfacekan ke LCD karakter dan LCD grafik yang
berupa tampilan denyut jantung per menit dam kesehatan
janin tersebut serta detak jantung ibu hamil dan janin pada
LCD grafik.
Pada pembuatan perangkat lunak adalah dengan
Codevision AVR yang dipergunakan untuk mengkompile IC
mikro. IC Mikrokontroler telah diisi program Eucledian dan
pengambilan sampling dari data yang diterima dari ADC.
Data ADC yang diterima ada dua buah, yaitu data sinyal
dari clamping langsung dan terdapat juga data dari peak
detector. Data dari peak detector yang berupa puncak sinyal
akan diinputkan dan akan dihitung oleh rangkaian
mikrokontroller.
Dipakai juga komponen timer yang dipergunakan untuk
melakukan perhitungan waktu saat melakukan counter
puncak tegangan agar tepat selam satu menit. Jika timer telah
mencapai satu menit, maka timer akan melakukan interrupt
guna menampilkan jumlah counter selama satu menit pada
LCD.
Pada proyek akhir ini, metode Eucledian digunakan
untuk memisahkan sinyal jantung ibu dan janin. Sehingga
akan diperoleh informasi megnenai sinyal jantung janin yang
murni. Pemisahan dilakukan pada tiap titik sampling yang
digambarkan pada sumbu x. Sedangkan sumbu y dinyatakan
sebagai nilai tegangan tiap titik sampling (V). pada proses
pemisahan dilakukan penyamplingan terlebih dahulu pada
tiap titik dari kedua sinyal tersebut, penyamplingan ini
dilakukan dalam waktu yang samayaitu waktu yang
dibutuhkan untuk terbentuknya satu periode dari sinyal
35
jantung ibu. Hal ini bertujuan agar sinyal jantung ibu hamil
yang tercampur dengan sinyal janin dapat dihilangkan pada
tiap periobe sinyal jantung ibu hamil. Waktu sampling
dirancang dari rumus :

………………………………………….(1)

Dimana :
T = dimana waktu sampling yang diterapkan pada
sinyal ibu hamil dan janin
f = frekuensi sinyal ibu hamil
n = jumlah sampling, n = 100
Pada rangkaian mikro akan diproses sinyal dari
rangkaian penguat untuk dikonversikan menjadi tampilan
histogram.sebelum ditampilkan maka diproses dahulu ke
dalam eucledians dengan rumus:

…………………….……….(2)
Dan kemudian diterjemahkan dalam bahasa
pemrograman pada mikrokontroller dan ditampilkan pada
LCD 240x64 dengan tampilan histogram.
Setelah bit per menit diketahui, maka tiap tiap kelas data
akan disimpan di mikrokontroller yang pada akhir dari
pengambilan data beberapa klasifikasi usia ibu hamil dan
janin, akan ditampilkan dalam bentuk histogram yang akan
ditampilkan pada LCD grafik.

36
3.3 Pembuatan Perangkat Keras
Perancangan per bagian adalah sebagai berikut :
1. Rangkaian Pre Amplifier
2. Rangkaian Amplifier
3. Rangkaian Filter
4. Rangkaian Clamping
5. Rangkaian Mikrokontroller

3.3.1 Rangkaian Pre Amplifier


Output dari electrode akan di masukkan sebagai input
penguat instrumen, pada rangkaian ini memanfaatkan Op-
Amp sebagai buffer dan penguat yang nantinya agar sinyal
dari Electrode dapat terbaca oleh filter.Rangkaian penguat
Instrumen dari Electrode ditunjukkan oleh gambar 3.3

Gambar 3.3. Rangkaian penguat instrument

Penentuan nilai komponen agar didapatkan penguat


instrumen sebesar 100 kali adalah sebagai berikut.
Pada datasheet INA 114 BP adalah IC yang dirancang
khusus untuk rangkaian penguatan sinyal lemah, gambar
rangkaiannya sudah tertera pada datasheet IC tersebut seperti
pada gambar 3.2.
37
Untuk mendapatkan penguatan sebesar 100 kali maka
pada data sheet telah tertera rumus

....................................................................... (3)

Maka ,

Karena pada datasheet menggunakan 2 buah resistor seri


maka pada blok ini menggunakan resistor 220Ω pada
masing-masing nilai resistansi.

Maka menjadi,

= 114,63 kali penguatan

3.3.2 Rangkaian Amplifier


Rangkaian amplifier ini akan menjai input dari output
rangkaian filter.rangkaian Amplifier ini tetap memakai fungsi
dari Op-Amp sebagai penguat non-inverting.pada pangkaian
ini di kuatkan 10X agar sinyal yang sudah di filter nantinya
dapat dibaca oleh ADC yang tentunya sudah melewati
rangkaian clamping.

Gambar 3.4 Rangkaian Amplifier


Penentuan nilai komponen agar didapatkan penguat
instrumen sebesar 10 kali adalah sebagai berikut.
Nilai R yang dipakai = 10 kΩ

38
……………………………….………(4)

Maka kami memakai resistor yang ada di pasaran


adalah 100kΩ. Jadi penguatannya adalah menjadi

AV = 10 + 1
= 11 kali
Jadi pada rangkaian pre amplifier dikaskade dengan
amplifier total penguatannya adalah
AV total = 114,63 x 11
= 1260,93 kali
Komponen yang dipakai untuk rangkaian penguat ini
adalah IC TL 084

3.3.3 Rangkaian Filter


Setelah sinyal dari Electrode di kuat kan oleh
rangkaian instrumen maka output dari rangkaian instrumen
tersebut akan di masukkan sebagai input dari rangkaian
filter.rangkaian filter di bagi menjadi dua bagian yaitu Low
pass filter (LPF) dan High Pass Filter (HPF). Ini bertujuan
agar dapat memisahkan frekuensi denyut jantung ibu hamil
(40-50 HZ) dan denyut jantung janin (12-20 HZ). Selain itu
juga bartujuan agar sinyal dapat difiler dengan maksimal
karena frekuaensinya sangat kecil.
Pada filter ini memekai filter orde 2 agar diperoleh
hasil yang maksimal dan dapat meredam noise. Dan
rangkaian ini dipakai IC TL 072 yang berisikan 2 buah op-

39
amp sehingga pas untuk dibuat filter dan untuk memperkecil
rangkaian agar memperrkecil noise yang terjadi.

3.3.3.1 Rangkaian BPF Janin


Pada rangkaian filter ini digunakan agar frekuansi suara
dari denyut jantung mulai 12Hz dapat di tangkap oleh sitem
tanpa ada interferensi dengan dneyut jantung ibu dan suara
pencernaan.

Gambar 3.5 Rangkaian BPF janin

Penentuan nilai komponen pada filter ini dilakukan


dengan cara :
1. Tentukan batas frekuansi bawah(fl) = 12Hz
2. Tentukan batas frekuensi atas (fh) = 20 Hz
3. Tentukan nilai Capacitor (C) C1=C2=0.1uF
4. Hitung nilai

Untuk menghitung nilai komponen pada HPF, diketahui:


fl = 12Hz
C = 0.1 uF
Jadi,

40
= 122696,3Ω
Nilai di pasaran = 120 KΩ
Untuk menghitung nilai komponen pada LPF, diketahui:
fh =20 Hz
C = 0.1 uF
Jadi,

= 796617,3Ω
Nilai di pasaran = 78 KΩ
3.3.3.2 Rangkaian BPF Ibu
Pada rangkaian filter ini digunakan agar frekuansi suara
dari denyut jantung mulai 40 Hz dapat di tangkap oleh sitem
tanpa ada interferensi dengan dneyut jantung ibu dan suara
pencernaan.

Gambar 3.6 Rangkaian Bpf ibu


HPF dan LPF di kaskade maka filter tersebut akan
menangkap frekuensi 12 Hz – 20 Hz. Untuk menghitung
komponen pada HPF, diketahui :
fl = 40Hz
41
C = 0.1 uF
Jadi,

= 39808Ω
Nilai di pasaran = 40 KΩ
Unutk menghitung nilai komponen pada LPF, diketahui :
fh= 50Hz
C = 0.1 uF
Jadi,

= 31847Ω
Nilai di pasaran = 30 KΩ
3.3.4 Rangkaian Clamping
Rangkaian clamping pada gambar 3.7 dibawah ini
berfungsi untuk menaikkan sinyal yang berada pada sumbu y
(negatif) hingga berada pada sumbu y (positif). Sehingga
output dari filter yang berada pada sumbu y (negatif) bisa
diangkat menuju sumbu y (positif). Rangkaian clamping ini
juga diperlukan karena ADC pada mikrokontroler tidak
diperkenankan menerima input negatif.
3
R4 R1

1 10kΩ

1kΩ R2 V1

9V

GND

2.2kΩ

GND 2

R3 7 1 8

5 U1

22kΩ 3

R7 6

R5 2
10kΩ

50%
Key=A 5.6kΩ 4 OP07CP

V2

-9 V

Gambar 3.7 Rangkaian clamping


42
Pada rangkaian clamping diatas dapat diatur penguatan
dari output clamping melalui R2 dengan batas penguatan
sesuai dengan nilai resistor variabel yang digunakan. Selain
itu output dari clamping jug dapat dinaikkan dan diturunkan
tegangannya melalui R7 ( resistor variabel ).

3.3.5 Skematik Mikrokontroller.


Mikrokontroller diinterfacekan dengan beberapa i/o yaitu :
1. Clamping
2. Keypad
3. LCD Grafik
3.3.5.1 Rangkaian Mikrokontroller Dengan Clamping
Pada gambar 3.8 merupakan perancangan skematik dari
Clamping dengan Mikrokontroller yang digunakan dalam
proyek akhir ini.

Gambar 3.8 Skematik clamping dengan Mikrokontroller


3.3.5.2 Skematik Mikrokontroller dengan LCD Grafik
Pada gambar 3.9 merupakan perancangan skematik dari
LCD Grafik dengan Mikrokontroller yang digunakan dalam
proyek akhir ini.

43
Gambar 3.9 Skematik LCD Grafik dengan Mikrokontroller
3.3.5.3 Skematik Mikrokontroller Dengan Keypad.
Pada gambar 3.10 merupakan perancangan skematik
dari Keypad dengan Mikrokontroller yang digunakan dalam
proyek akhir ini. Pada gambar 3.10

Gambar 3.10. Skematik Keypad dengan Mikrokontroller

44
3.4 Peletakan Elektroda

Gambar 3.11. Peletakan Elektroda


Untuk peletakan elektroda dapat diamati pada gambar
3.11. untuk pengukuran dan pendeteksian denyut jantung ibu
hamil, elektroda diletakkan pada dada kiri agak bawah
dengan posisi elektroda (-), di tengah untuk ground , samping
kiri dari ground untuk elektroda (+).
Untuk pengukuran dan pendeteksian denyut jantung
janin, dapat dilakukan dengan menggunakan dua posisi
peletakan elektrode (+) dan elektroda (-), sedangkan untuk
ground diletakkan di tengah – tengah perut ibu hamil tepatnya
diatas pusar.
3.5 Pengambilan Kesimpulan Berdasarkan Data Acuan
Pada proyek akhir ini diambil hipotesis bahwa prototype
akan menampilkan hasil BPM yang sama dengan BPM pada
Fetal Doppler. Maka akan diuji data BPM yang diambil dari
prototype dan disbandingkan dengan data Fetal Doppler dengan
cara pengambilan sesuai dengan usia kehamilan. Data yang
diambil dari prototype adalah sekali dan data dari Fetal Doppler
diambil sepuluh kali pada setiap satu pasien. Dengan
pengambilan nilai toleransi error (α), semakin besar nilai α maka
semakin besar toleransi error. Pada proyek akhir ini diambil nilai

45
α sebesar 0,05 atau 5%. Dengan menggunakan beberapa
persamaan sebagai berikut :

……………………………………..(5)

Dimana
.
√∑ …..………………………………………(6)
Dimana S = Simpangan Baku pada Өo.
n= banyak data yang diambil.
⌊ ⌋ ……...………………………………………(7)

Dimana to = nilai kritis t dari perhitungan.


t = nilai kritis t dari tabel.
.
.
Maka akan terjadi 2 kemungkinan sebagai berikut :
percobaan dari alat
berhasil.
Jika maka
percobaan dari alat gagal.

46
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bab ini akan dilakukan pengujian dan analisa terhadap


beberapa algoritma yang telah dirancang dan dibuat pada bab
sebelumnya. Untuk tahap-tahap pengujian yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Amplifier Dengan Input Sinyal Jantung
2. Pengujian Filter Ibu dan Janin
3. Pengujian Clamping
4. Pengujian Pada Pasien

4.1 Pengujian Amplifier Dengan Input Sinyal Jantung

PENGUAT

JANTUNG OSCILLOSKOP

INSTRUMEN

MANUSIA AGILENT

1260,93 X

POWER SUPPLY
9 VOLT -9 VOLT

Gambar 4.1. Pengujian Penguat Instrumen


Gambar 4.2. Peletakan elektrode pengujian amplifier
47
Pada gambar 4.2 dapat diperhatikan bahwa peletakan
elektrode terletak di dada sebelah kiri dengan ground pada kabel
hitam agak ke bawah. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada
gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3 Hasil pengujian amplifier 1260,93 kali

Pada pengambilan data dengan elektrode yang dipasang


pada tubuh manusia adalah 500mv p-p dan time per div adalah
0,2 ms. Maka pada pengujian setelah dipasang elektrode dapat
dilihat pulsa ECG dengan masih terdapat noise karena ini masih
pada rangkaian pre amplifier dengan total setelah dicascade
adalah 1260,93 kali. Pengujian dapat dicermati melalui video
yang terlampir.

4.2 Pengujian Filter Ibu dan Janin

FUNCTION BANDPASS

OSCILLOSKOP

GENERATOR FILTER

POWER SUPPLY
9 VOLT & -9
VOLT

Gambar 4.4 Pengujian BPF

48
Tabel 4.1 Hasil pengujian BPF(Band Pass Filter) Ibu dan Janin.

FILTER IBU FILTER JANIN


FREKUENSI V OUTPUT FREKUENSI V OUTPUT
(Hz) (VOLT) (Hz) (VOLT)
39 0,6 8 0,4
40 0,9 9 0,6
41 1 10 0,6
42 1 11 0,8
43 1 12 0,8
44 1 13 0,9
45 1 14 1
46 1 15 1
47 1 16 1
48 1 17 1
49 1 18 1
50 1 19 1
51 0,9 20 1
52 0,8 21 0,9
53 0,6 22 0,6
54 0,5 23 0,5
55 0,5 24 0,4

Pada pengukuran BPF (Band Pass Filter) pada tabel 4.1


adalah memakai volt/div = 50mv sehingga Vin = 1 volt p-p. Dan
dengan menggunakan time / div adalah 20 ms. Dapat dianalisa
bahwa pada pada BPF ibu pada range 40-50 Hz adalah input
sama dengan output yaitu 1 volt p-p. Selain pada range itu, maka
akan terjadi penurunan output yang terus menerus.
Pada BPF janin pun terjadi output yang sama dengan input
yaitu pada range frekuensi 12Hz-20Hz yang pada frekuensi
itulah sinyal janin dilewatkan. Dari tabel 4.1 masih dilewatkan
frekuensi di luar yang dikehendaki, hal ini menyebabkan error
yang terjadi pada rangkaian BPF. Akan tetapi frekuensi yang
dilewatkan telah sesuai dengan yang diharapkan. Untuk lebih
jelasnya maka dapat diperhatikan pada video yang terlampir.

49
4.3 Pengujian Rangkaian Clamping

Function generator Rangkaian Clamping oscilloscope

Vcc 9 volt
Vee -9 volt
&
Vcc 9 volt

Gambar 4.5 Blog pengujian Clamping

Gambar 4.6 Sinyal Input Clamping

Gambar 4.7. Sinyal Output Clamping

Dengan rangkaian clamping seperti pada gambar 4.5 maka


out put clamping tampak seperti gambar 4.7. Pada penambahan
voltase dapat diatur oleh potensiometer yang terpasang pada

50
rangkaian. Dapat dilihat bahwa sinyal akan naik apabila potensio
diputar sesuai dengan keinginan. ADC dapat membaca data
apabila sinyal berada pada fase positif.
Dengan memakai rangkaian non inverting yang
dimaksudkan agar output sinyal tidak terbalik pada saat terbaca
pada ADC Mikrokontroller. Dan pada rangkaian clamping hanya
ada penguatan sebesar 1 kali. Hal ini dimaksudkan agar sistem
stabil, maka penguatan hanya terdapat pada instrumentasi
amplifier.

Gambar4.8 gambar hasil pengerjaan alat keseluruhan

4.4 Pengujian Pada Ibu Hamil


Pada tahap ini dilakukan pengujian alat secara keseluruhan
dimana masing – masing blok system digabungkan menjadi
satu,hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dari pasien ibu
hamil secara langsung dengan usia ibu hamil yang berbeda dan
usia kandungan diatas 6 bulan. Adapun hasil yang didapat dari
pengujian alat ini nantinya berupa data frekuensi dan tegangan
dari denyut jantung janin dan ibu hamil dengan usia kandungan
dan usia pasien yang berbeda. Pada bagian ini akan ditampilkan
pula gambar sinyal jantung ibu yang tidak mengandung seperti
pada gambar 4.9.

51
Gambar 4.9 Sinyal jantung ibu yang tidak mengandung

Gambar 4.10 Sinyal jantung ibu yang mengandung

Gambar 4.11 Diagram Batang dari semua ibu hamil


Pada gambar sinyal jantung ibu yang tidak mengandung
terlihat amplitude yang lebih dari ibu mengandung. Hal ini
disebabkan oleh adanya pembesaran pada perut ibu yang
mengandung sehingga terdapat penghalang yaitu air ketuban.
Pada gambar hasil sinyal ibu yang tidak mengandung tidak ada
pembesaran perut. Electrode yangdipasang untuk
52
mendeteksi jantung ibu terletak pada bawah payudara.
Sehingga jika ibu sedang hamil akan terdapat pengiriman
sinyal yang terganggu.
Pada tampilan LCD grafik terbatas oleh pixel. Untuk
mengatasinya data BPM ditampilkan bilangan ratusan dan
puluhan dengan hexadecimal dan tinggal menambahkan
satuan. Tetapi pada tampilan di LCD akan di tampilkan data
dengan decimal dengan bilangan ratusan yang dihilangkan.
Pada gambar 4.11 ditampilkan data diagram dari ibu hamil
usia 5 bulan sampai dengan 9 bulan. Data BPM janin akan
meningkat karena air ketuban berkurang. Untuk pengambilan
data BPM ibu berubah ubah karena posisi electrode yang di
bawah payudara. Jadi jika pasien gerak, gugup, atau
berkeringat akan mengganggu pengambilan data.

Pada tahap ini juga akan diambil hipotesa bahwa BPM


dengan pengambilan dari prototype dapat diterima sebagai
data valid setelah dibandingkan dengan BPM dari Fetal
Doppler.

4.4.1 Rincian Hasil Sinyal dan Diagram Batang Masing


– Masing Pasien (BPM janin diambil sebagai Nilai Ө)
Data di bawah ini adalah sebagai data yang akan
dibandingkan dengan data acuan. Pada pengambilan
hipotesa akan diuji dengan data acuan apakah BPM yang
diambil dengan prototype dapat diterima dengan BPM yang
diambil dengan Fetal Doppler.

53
1. Hasil pengambilan data dari Ibu Agustin
Nama: Agustin
Usia : 27 Tahun
Usia Janin : 19 Minggu / 5 bulan

a b

c d
Gambar 4.12 Hasil pengambilan data dari ibu agustin (a). Sinyal
jantung ibu Agustin (b). Sinyal janin ibu Agustin,(c). Hasil BPM (d).
Histogram Ibu Agustin
Pada pengambilan data pada Ibu Agustin, diperoleh BPM
ibu sebesar 70 BPM dan janin adalah A0. Maksud dari A0
adalah A sebesar bilangan ratusan dan puluhan. Sedangkan 0
adalah satuannya. Jadi A0 adalah 100 BPM. Pada diagram
batang yang diarsir adalah BPM ibu dan yang tidak adalah BPM
janin. Sedangkan nilai di bawahnya adalah BPM ibu dan janin.
Nilai yang atas adalah BPM ibu dan bawah adalah BPM janin.
Pada tampilan memiliki pixel terbatas sehingga hanya tiga digit.

54
2. Hasil pengambilan data dari Ibu Dwi
Nama : Dwi
Usia : 27 Tahun
Usia Janin : 31 Minggu / 8 bulan

a b

c d
Gambar 4.13 Hasil pengambilan data dari ibu dwi (a). Sinyal
jantung ibu Dwi (b). Sinyal janin ibu Dwi (c). Hasil BPM (d).
Histogram Ibu Dwi
Pada pengambilan data pada Ibu Agustin, diperoleh
BPM ibu sebesar 95 BPM dan janin adalah D0. Maksud dari
A0 adalah A sebesar bilangan ratusan dan puluhan. Sedangkan
4 adalah satuannya. Jadi D4 adalah 134BPM.

55
3. Hasil pengambilan data dari Ibu Setianingsih
Nama : Setianingsih
Usia : 22 Tahun
Usia Janin : 25 Minggu / 7 bulan

a b

c d
Gambar 4.14 Hasil pengambilan data dari ibu setianingsih (a).
Sinyal jantung ibu Setyaningsih (b). Sinyal janin ibu Setyaningsih
(c). Hasil BPM (d). Histogram Ibu Setyaningsih
Pada pengambilan data pada Ibu Agustin,
diperoleh BPM ibu sebesar 70 BPM dan janin adalah C4.
Maksud dari C4 adalah C sebesar bilangan ratusan dan
puluhan. Sedangkan 4 adalah satuannya. Jadi C4 adalah
124BPM.

56
4. Hasil pengambilan data dari Ibu Wulandari
Nama : Wulandari
Usia : 25 Tahun
Usia Janin : 36 Minggu / 9 bulan

a b

c d
Gambar 4.15 Hasil pengambilan data dari ibu wulandari (a).
Sinyal jantung ibu Wulandari (b). Sinyal janin ibu Wulandari (c).
Hasil BPM (d). Histogram Ibu Wulandari
Pada pengambilan data pada Ibu Agustin,
diperoleh BPM ibu sebesar 59 BPM dan janin adalah D0.
Maksud dari E0 adalah E sebesar bilangan ratusan dan
puluhan. Sedangkan 0 adalah satuannya. Jadi E0 adalah
140BPM.

57
5. Hasil pengambilan data dari Ibu Fitri
Nama : Fitri
Usia : 29 Tahun
Usia Janin : 21 Minggu / 6 bulan

a b

c d
Gambar 4.16 Hasil pengambilan data dari ibu fitri(a).
Sinyal jantung ibu Fitri (b). Sinyal janin ibu Fitri (c).
Hasil BPM (d). Histogram Ibu Fitri
Pada pengambilan data pada Ibu
Agustin, diperoleh BPM ibu sebesar 76 BPM dan
janin adalah A0. Maksud dari A0 adalah A sebesar
bilangan ratusan dan puluhan. Sedangkan 0 adalah
satuannya. Jadi A0 adalah 100BPM.

58
4.4.2 Data Nilai BPM (Bit Per Menit) Dari Fetal
Doppler Dengan Usia 5 – 9 Bulan (Sebagai Nilai
Өo)
Data pada bagian ini adalah digunakan untuk nilai
acuan apakah hipotesa dapat diterima atau tidak.
Tabel 4.2 Pengambilan Data Pada Dengan Fetal Doppler
no BPM 5 bulan BPM 6 Bulan BPM 7 Bulan BPM 8 Bulan BPM 9 Bulan
1 141 141 141 139 150
2 142 140 141 143 153
3 141 147 141 144 152
4 141 146 140 137 148
5 140 144 143 137 149
6 141 142 144 141 147
7 142 143 144 142 148
8 140 144 144 136 151
9 142 143 143 137 150
10 141 143 142 138 151
rataan 141.1 143.3 142.3 139.4 149.9
simpangan(S) 12.5210933 12.6183288 12.5742241 12.4454365 12.9056405

Dari tabel 4.2 maka dapat dilihat bahwa range BPM


janin kurang dari 10 dari nilai rataan. Hal ini menunjukkan
bahwa pasien dalam keadaan tenang dan tidak
menunjukkan stress yang tinggi.
Data di tabel 4.2 akan dibandingkan dengan dengan
data pengambilan dengan menggunakan prototype. Dengan
menggunakan teori pengambilan keputusan. Maka akan
diperoleh kesimpulan. Untuk mempermudah pembacaan
data, maka disajikan dalam bentuk histogram dari
pengambilan data Fetal Doppler.

59
Gambar 4.17 Histogram dari usia kehamilan 5 bulan
Pada usia kehamilan 5 bulan terdapat range yaitu dari
modus 141 BPM ke 142 BPM terjadi karena ibu hamil
bergerak dan ini terpengaruh juga dari gerakan janin.

Gambar 4.18 Histogram dari usia kehamilan 6 bulan


Pada usia kehamilan 6 bulan terjadi modus BPM yang
tidak jauh dari usia 5 bulan yaitu 143 BPM dan 146 BPM.

60
Gambar 4.19 Histogram dari usia kehamilan 7 bulan
Pada kehamilan di usia 7 bulan terjadi BPM janin
yang memiliki modus data 141BPM dan 144BPM . Hal ini
berselisih sedikit dengan usia kehamilan 6 bulan.

Gambar 4.20 Histogram dari usia kehamilan 8 bulan


Pada kehamilan 8 bulan range BPM terjadi dari 136
BPM sampai dengan 144 BPM. Dengan modus data adalah
137 BPM.

61
Gambar 4.21 Histogram dari usia kehamilan 9 bulan
Pada usia kehamilan 9 bulan range BPM adalah dari 147
BPM sampai dengan152 BPM. Terdeteksi cukup jelas karena
janin akan lahir.
Tabel 4.3 Rincian data BPM dan histogram(Bit Per Menit)
dari Fetal doppler
Usia Kehamilan (BULAN) Usia Ibu hamil (Tahun) rataan BPM Janin(Өo) hitogram

5 27 141.1

6 24 143.3

7 32 142.3

8 29 139.4

9 17 149.9

62
Dari beberapa data acuan seperti pada tabel 4.3 maka akan
dibandingkan dengan data dari prototype seperti tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data Hasil percobaan alat pada ibu hamil

4.5 ANALISA
Berikut ini adalah analisa data keseluruhan dari pasien :
| |
| |
| |
| |
| |

Pada pengambilan data Ibu Agustin terdapat error pada


jantung ibu adalah 14% hal ini dikarenakan pasien pada waktu

63
itu dalam keadan batuk sehingga getaran pada tubuh pasien
mengakibatkan keluarnya sinyal naik turun pada level tertentu.
Pada alat yang disusun terdapat pendeteksi puncak sinya
sehingga dapat diputar menyesuaikan keadaan level, akan tetapi
jika keadaan pasien tidak tenang maka menyebabkan error.selain
itu juga keadaan pasien yang gemuk juga mempengaruhi deteksi.
Semakin gemuk maka akan semakin sulit mencari detak jantung.
Pada jantung ibu Dwi error adalah 11%. Hal ini lebih sedikit
daripada ibu Agustin. Karena ibu Suharnik lebih kurus dan
tenang dalam waktu pengambilan data. Pada jantung ibu
Setianingsih terdapat 0%error pada BPM dari perhitungan Bidan.
Pada pengukuran Ibu Wulandari terdapat error 18,06% karena
pada pengukuran ini ibu Wulandari gugup dan berkeringat. Data
yang terakhir pada Ibu Fitri terdapat error jantung ibu 8,5%.

Dari data denyut jantung ibu tidak dibandingkan dengan


data Өo karena pada pengambilan pada usia ibu hamil pada data
itu tidak sama dengan data Ө. Setelah semua data tersaji. Maka
disimpan pada memori eeprom pada ATMEGA32 dan disajikan
pada bentuk diagram batang.
Dan setelah melakukan analisa pada BPM ibu maka berikut
ini adalah tabel analisa pada BPM Janin.
Tabel 4.5 Perbandingan Ө (data dari alat) dengan Ө o(data
dari fetal doppler)
BPM pada usia kehamilan(BULAN) rataan(Өo) simpangan baku(Өo) data (Ɵ) ǀtoǀ t pada tabel keterangan
5 141.1 12.52109 100 3.282461 2.262157 gagal
6 143.3 12.61832 134 3.431516 2.262157 gagal
7 142.3 12.57422 124 1.455358 2.262157 berhasil
8 139.4 12.44543 140 0.433894 2.262157 berhasil
9 149.9 12.90564 100 0.767106 2.262157 berhasil

Pada teori pengambilan keputusan, ditentukan nilai α


sebagai toleransi error. Maka disini diambil nilai α sebesar 5%
atau 0.05. Pada penentuan daerah kritis, hipotesis ditolak jika
ǀtoǀ> tα/2,n-1. Arti dari tα/2,n-1adalah,α dibagi dengan dua dan
pada nilai di belakang koma adalah n pengambilan dikurangi

64
satu. Nilai dapat dilihat pada tabel nilai t kritis dapat dilihat di
lampiran. Perhitungan to sudah diproses pada ms excel seperti
pada tabel 4.4.
Dapat dilihat pada tabel 4.4 nilai to semakin kecil seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada usia kehamilan 5
bulan nilai to adalah 3,7 dan memiliki nilai lebih dari t pada
tabel yang ditetapkan adalah 2.26.
Pada usia kehamilan 6 bulan nilai to masih lebih dari t pada
tabel. Akan tetapi nilai to berkurang dari usia kehamilan 5 bulan.
Ini dikarenakan pengukuran lebih akurat, air ketuban pada perut
ibu sudah berkurang dari usia kehamilan 5 bulan.
Pada usia 7 bulan samapai 9 bulan nilai to berkurang dari
1,45 sampai 0,76. Dibandingkan dengan nilai t pada tabel, maka
sudah kurang dari nilai t yaitu 2,26.

65
Halaman ini sengaja dikosongkan

66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses perencanaan, pembuatan dan
pengujian perangkat keras yang telah dibuat, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemasangan electrode pada tubuh ibu hamil harus
ditentukan terlebih dahulu dengan bantuan bidan karena posisi janin
selalu berubah. Sehingga sinyal jantung janin dapat terdeteksi.
2. Penguatan pada sebesar 1260 kali sudah membuat ADC
dapat mendeteksi sinyal jantung sehingga dapat ditampilkan pada
LCD Grafik.
3. Sampling data dengan nilai 100ms dapat menampilkan
sinyal jantung pada LCD grafik 128 x 64.
4. Dengan toleransi error (α) sebesar 0.05, maka data yang
memenuhi hipotesis adalah pemeriksaan pada usia kehamilan 7
sampai 9 bulan .
5. Pada usia kehamilan dibawah 6 bulan terdapat air ketuban
yang menghalangi sinyal jantung bayi untuk dideteksi dengan
electrode surface.

5.2 Saran
Untuk menghasilkan sinyal ECG yang bagus dengan
pengaruh noise yang kecil sebaiknya menggunakan sensor yang
benar-benar sensitive. Selain itu juga pada pengambilan data per
orang sebaiknya diammbil minimal sepuluh kali untuk
menghasilkan uji hipotesis yang akurat.

67
Halaman ini sengaja dikosongkan

68
DAFTAR PUSTAKA

[1] Sony Akbar . Rancang Bangun Alat Pemisah Interferensi


Detak Jantung Janin Dan Ibu Hamil Dengan Fetal Doppler
Berbasis PC Proyek Akhir : T. Elektronika Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember; 2007.
[2] Erfian Ubaetdillah . Rancang Bangun Pendeteksi Denyut
Jantung Janin Dan Ibu Hamil Berdasarkan Usia Kehamilan
Dengan Metode Eucledian. Proyek Akhir : T. Elektronika Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember;
2009.
[3] Malvino Albert Paul, 2004, “Electronic Principles”,
Singapore.
[4] Lungan Richard.2006,“Aplikasi statistika ”, Graha
Ilmu,Yogyakarta
[5] Prawirohardjo Sarwono, 2008,”Ilmu Kebidanan”, P.T Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
[6] Wikipedia.com,”Elektrokardiogram”. Diakses 26 Juli 2010.
http:/www.wikipedia.com
[7] muhammadwinafgani.files.wodrpress.com. Diakses 5Juli
2012.
[8] ineddeni.files.wordpress.com/2008/04/tabel_distribusi.pdf.
Diakses 5 Juli 2012.

69
Halaman ini sengaja dikosongkan

70
Petunjuk penggunaan modul Pendeteksi Denyut
Jantung Ibu Hamil dan Janin
1. Hubungkan kabel power dari modul dengan baterai
sesuai dengan warna dan nama konektor.
2. Hubungkan electrode ke titik yang telah ditentukan.
3. Nyalakan semua panel power baterai ke dalam posisi
on sehingga tampilan akan sesuai dengan gambar 1.

Gambar 1.
4. Pilih mode pagar (#) untuk memulai pengukuran. Dan
akan tampil menu seperti gambar 2 dan gambar 3. Setelah tampil
maka inputkan denga menggunakan keypad sesuai usia ibu dan
janin.

Gambar 2. Gambar 3.
5. Setelah tampil sinyal maka harus mengkalibrasi sinyal
agar tapil bagus. Kalibrasi menggunakan
potensiometer yang ada pada modul masing masing
untuk sinyal ibu dan janin. Tampak seperti gambar 4.
71
Gambar 4.
6. Setelah sinyal ibu dan janin tampak bagus, maka atur
set poin untuk mendeteksi titk puncak dan akan mengcounter selama
60 detik dengan memulai conter memencet tombol “D” pada
keypad.
7. Untuk memilih tampilan sinyal jantung ibu atau diganti
sinyal jantung janin adalah dengan menekan tombol “C” pada
keypad. Ini berfungsi sama dengan channel 1 atau channel 2 pada
oscilloscope.
8. Setelah 60 sekon berakhir, maka aka nada menu
tampilan seperti contoh pada gambar 5.

Gambar 5.
9. Tekan bintang (*) untuk menyimpan dan (#) untuk
keluar. Setelah menekan tanda bintang maka akan

72
menyimpan nilai BPM secara otomatis di EEPROM
untuk ditampilkan histogram. Dan jika keluar maka
akan tampil seperti gambar 1.

Blok Diagram Mikrokontroller ATmega32


Pada mikrokontroller ATmega 32 terdapat blog
diagram yang tampak seperti gambar 6.

Gambar 6.

73
Program mikrokontroller
/************************************************
//main program//
Project:ECG+Euclidean typedef struct {
Version : unsigned char ibu;
Date : 02-Jun-2012 unsigned char
janin;
Author : satiti
}mytype;
Company :poltek
mytype result[128];
Comments:belajar
mytype setpoint;
*****************
********************* mytype lastbpm;
***************/
typedef struct {
#include
<mega32a.h> unsigned char
usiaibu[2];
#include <delay.h>
unsigned char
#include usiajanin[2];
<lcd_ks0108A.h>
unsigned char
#include bpmibu;
<keypad4x4.h>
unsigned char
#include <math.h> bpmjanin;
#include <stdlib.h> }tmeasuredat;
tmeasuredat
MEASUREDAT;
#include "db.c"
typedef struct {
#include "draw.c"
unsigned char
unsigned char usiaibu;
idxX=0,LastX,LastY,NewX,
NewY;

74
unsigned char
unsigned char
usiajanin;
bpmibu; tmr0cnt--;
unsigned char }else{
bpmjanin;
}tmeasurerec; tmr0cnt=10;
eeprom tmeasurerec readkey();
MEASUREREC[5];
}
#define crestart 0 };
#define chistogram 1
#define
cmeasurement 2 / Timer1 overflow
interrupt service routine
unsigned char
mode_run=crestart,mode #define INITTMR1
TCNT1=0xffff-10742
_osc=0,mode_tmr=0,mod
//1 sec
e_tmrval=0;
interrupt
[TIM1_OVF] void
/ Timer 0 overflow timer1_ovf_isr(void){
interrupt service routine
INITTMR1;
#define INITTMR0
TCNT0=0xff-107 if
(mode_tmrval!=0){
interrupt
[TIM0_OVF] void
timer0_ovf_isr(void){ mode_tmrval--;
}
static unsigned int
tmr0cnt; };
INITTMR0;
if (tmr0cnt!=0){ / Read AD
conversion result
#define
ADC_VREF_TYPE 0x60
75
unsigned
char
read_adc(unsigned char for
adc_input){ (j=1;j<100;j++){
ADMUX=adc_input | result[i].ibu
(ADC_VREF_TYPE & 0xff); = (result[i].ibu +
delay_us(10); read_adc(0)) / 2 ;

ADCSRA|=0x40; result[i].janin
= (result[i].janin +
while ((ADCSRA & read_adc(1)) / 2 ;
0x10)==0);
setpoint.ibu =
ADCSRA|=0x10;
return ADCH; (setpoint.ibu+read_adc(2 ))/2;

};
setpoint.janin =

(setpoint.janin+read_adc( 3))/2;
void SampNDispADC( unsigned

char mode){ delay_us(100);


unsigned char }
i,j,dispval,dispsetp;
//. ..process
signed int tmpeucli; euclidean
i=idxX; / sqrt (ibu-
result[i].ibu janin x ibu-janin)
= read_adc(0);
result[i].janin = //tmpeucli=(result[i].jani
read_adc(1); n-
result[i].ibu)*(result[i].jan
setpoint.ibu = in-result[i].ibu);
read_adc(2);
setpoint.janin = //tmpeucli=sqrt(tmpeucli );
read_adc(3);

// abs (janin -
76 eucli)

result[i].janin=abs(r
esult[i].ibu-tmpeucli);
//calc bpm
lastbpm.janin=1;
if
(result[i].ibu>=setpoint.ib }else{
u) {
if lastbpm.janin=0;
(lastbpm.ibu==0){
}
}
MEASUREDAT.bpmi
bu++;
//display
lastbpm.ibu=1;
if
} (mode==0){
}else{
dispval=result[i].ibu;
lastbpm.ibu=0;
dispsetp=setpoint.ibu;
};
}else{
if
(result[i].janin>=setpoint.
janin){ dispval=result[i].jani
n;
if
(lastbpm.janin==0){
dispsetp=setpoint.janin;

MEASUREDAT.bpmj }
anin++;

// display
dispval
NewX=i;
NewY=63-
(dispval/4);
77
ks0108_DrawLine(LastX,L if (dispsetp<63){
astY,NewX,NewY,BLACK);

ks0108_SetPixel(12
ks0108_FillRect(NewX+1, 6, dispsetp+1, BLACK);
0, 5, 63, WHITE);

ks0108_SetPixel(127,
ks0108_FillRect(125, 0, 2, dispsetp+1, BLACK);
63, WHITE);
}
if (dispsetp<62){
/ display
dispsetpoint
ks0108_SetPixel(127,
dispsetp=63- dispsetp+2, BLACK);
dispsetp/4;
}

ks0108_FillRect(125, LastX=NewX;
dispsetp, 2, 0, BLACK); LastY=NewY;
if (dispsetp>0){ if
(idxX==127){LastX=0;}
ks0108_SetPixel(12 };
6, dispsetp-1, BLACK);

ks0108_SetPixel(127, void
dispsetp-1, BLACK); inwait_usiaibu(void){

} unsigned char
inputidx,inputok;
if (dispsetp>1){

draw_msgusia(db_msgba
ks0108_SetPixel(127, r_usiaibu);
dispsetp-2, BLACK);
inputok=0;
}
inputidx=2;
78
while (!inputok){ if
(keys>=
if (keydrty){
0
&& keys <=9){ inputok=0;
inputidx=2;
MEASUREDAT.usiaib
while (!inputok){
u[inputidx]=keys;
if (keydrty){
draw_char(56+(2- keydrty=0;
inputidx)*7,4,keys);
if (keys>=0
inputidx--; && keys <=9){
if
(inputidx==0){ MEASUREDAT.usiaj
a nin[inputidx]=keys;
inputok=1;
}
draw_char(56+(2-
} inputidx)*7,4,keys);
keydrty=0; inputidx--;
} if
(inputidx==0){
}
inputok=1;
};
}
}
void
inwait_usiajanin(void){ }
unsigned char }
inputidx,inputok;
};
draw_msgusia(db_
msgbar_usiajanin);
void
inwait_displaybpm(void){
unsigned char
inputok,i,tmp;

79
ks0108_clear(); draw_msgbpm();
draw_infosaveexit(); tmp=MEASUREREC[i
-1].bpmibu;

draw_char(74,4,MEASUR
EDAT.bpmibu/10); MEASUREREC[i].bpmibu=
tmp;

draw_char(74+7,4,MEAS delay_ms(10);
UREDAT.bpmibu%10);

tmp=MEASUREREC[i-
draw_char(74,5,MEASUR 1].bpmjanin;
EDAT.bpmjanin/10);

MEASUREREC[i].bpmjani
draw_char(74+7,5,MEAS n=tmp;
UREDAT.bpmjanin%10);
inputok=0;
delay_ms(10);
while (!inputok){
if (keydrty){ }
keydrty=0;
MEASUREREC[0].bpmibu
if (keys==14){
=MEASUREDAT.bpmibu;
//'*' save and exit

MEASUREREC[0].bpmjani
ks0108_clear();
n=MEASUREDAT.bpmjani
n;
draw_msg(db_plwait);
delay_ms(1000);
for (i=4;i>0;i--){
inputok=1;
}
80
else if inputok=1;
(keys==15){//'#' exit
}
without save
};
};
}; draw_char(i*26+6+7, 6,
(MEASUREREC[i].bpmib u
void %100)%10);
inwait_displayhistogram(
//bpm janin
void){
tmpbpm =
unsigned char
(MEASUREREC[i].bpmjani
inputok,i,tmpbpm;
n) / 6;
ks0108_clear();
ks0108_FillRect( i*26+13 ,46-

for (i=0;i<5;i++){ tmpbpm , 10 , tmpbpm , BLACK);

//bpm ibu ks0108_FillRect( i*26+13+1 ,46-

tmpbpm =
(MEASUREREC[i].bpmibu)
tmpbpm+1 , 10-2, tmpbpm-2, WHITE);
/ 4;

ks0108_FillRect( i*26 ,46- draw_char(i*26+6 , 7,


tmpbpm , 11, tmpbpm, BLACK); (MEASUREREC[i].bpmja
nin%100)/10);

draw_char(i*26+6 , 6, draw_char(i*26+6+7, 7,
(MEASUREREC[i].bpmib u (MEASUREREC[i].bpmja
%100)/10); nin%100)%10);
}

inputok=0;
while (!inputok){
if (keydrty){
keydrty=0;

81
if return/restart
(keys==10){//'A'
inputok=1; / Func7=In Func6=In
Func5=In Func4=In
};
Func3=In Func2=In
}; Func1=In Func0=In
}; / State7=T State6=T
State5=T State4=T
};
State3=T State2=T
State1=T State0=T
void main(void){ PORTB=0x00;
unsigned char DDRB=0x00;
inputok;
/ Input/Output
/ Port C initialization
Ports initialization
/ Port A initialization / Func7=Out
Func6=Out
/ Func7=Out Func6=In Func5=Out
Func5=In Func4=In Func3=In Func4=Out Func3=In
Func2=In Func1=In Func0=In Func2=In Func1=In
Func0=In
/ State7=1 State6=T
State5=T State4=T State3=T State2=T / State7=1 State6=1
State1=T State0=T State5=1 State4=1
State3=P State2=P
PORTA=0x80; State1=P State0=P
DDRA=0x80; PORTC=0xFF;
DDRC=0xF0;
// Port B initialization

82 / Port D initialization
/ Func7=In Func6=In
Func5=In Func4=In
Func3=In Func2=In
Func1=In Func0=In
/ State7=T State6=T
PORTD=0x00;
State5=T State4=T
State3=T State2=T DDRD=0x00;
State1=T State0=T
/ Mode: Normal
/ Timer/Counter 0 top=0xFFFF
initialization
/ OC1A output:
/ Clock source: System Discon.
Clock
/ OC1B output:
/ Clock value: Discon.
10.742 kHz / Noise Canceler:
/ Mode: Normal Off
top=0xFF
/ Input Capture on
/ OC0 output: Falling Edge
Disconnected / Timer1 Overflow
TCCR0=0x05; Interrupt: Off

INITTMR0; / Input Capture


Interrupt: Off
OCR0=0x00;
/ Compare A Match
Interrupt: Off
/ Timer/Counter 1 / Compare B Match
initialization Interrupt: Off
/ Clock source: System TCCR1A=0x00;
Clock
TCCR1B=0x05;
/ Clock value:
Timer1 Stopped INITTMR1;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;

83
/ Timer/Counter
2 initialization
//TIMSK=0x01;
/ Clock source: System
Clock TIMSK=0x05;
/ Clock value:
Timer2 Stopped
/ USART
/ Mode: Normal initialization
top=0xFF
/ USART disabled
/ OC2 output:
UCSRB=0x00;
Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00; / Analog Comparator
initialization
TCNT2=0x00;
/ Analog
OCR2=0x00; Comparator: Off
/ Analog
/ External Interrupt(s) Comparator Input
initialization Capture by
Timer/Counter 1: Off
/ INT0: Off
ACSR=0x80;
/ INT1: Off
SFIOR=0x00;
/ INT2: Off
MCUCR=0x00; MCUCSR=0x00;
/ ADC initialization
/ ADC Clock
// frequency: 687.500 kHz
Timer(s)/Counter(s)
/ ADC Voltage
Interrupt(s) initialization
Reference: AVCC pin
84 / Only the 8 most
significant bits of
/ the AD conversion
result are used
ADMUX=ADC_VREF
_ TYPE & 0xff;
ADCSRA=0x84;
/ SPI initialization
ks0108_FillRect( 63,63-15
/ SPI disabled ,64, 15,WHITE);
SPCR=0x00;
draw_infohistomeasure()
;
/ TWI initialization

/ TWI disabled inputok=0;


TWCR=0x00;
while (!inputok){
#asm("sei")
if (keydrty){
ks0108_init();

if (keys==14){
mode_run=crestart;
//'*'
while (1){ histogram mode
if (mode_run
== crestart){
mode_run=chistogr
am;
delay_ms(250);

inputok=1;
draw_splash(db_title);
};
delay_ms(1000); if
(keys==15){
//'#'
measurement mode

mode_run=cmeasur
ement;

85

inputok=1;
ks0108_clear();
mode_osc=0;
delay_ms(500);
//input mode_tmr=0;
usia ibu idxX=0;
};

inwait_usiaibu();
keydrty=0;
};
delay_ms(500);
};
ks0108_clear(); };

delay_ms(250);
//
//input ProcessHistogram
usia janin
if
(mode_run ==
chistogram){
inwait_usiajanin();
inwait_displayhistogram( );
delay_ms(500);

mode_run=crestart;
ks0108_clear();
};
//
delay_ms(250);
ProcessMeasurement
if
86 (mode_run ==
cmeasurement){
if (keydrty){ if (keys==10){
//'A'
keydrty=0;
mode_run=crestart;
lastbpm.ibu=0;
};
if
lastbpm.janin=0;
(keys==12){ //'C'
}else{
mode_osc=~mode_osc;
mode_tmr=0;
}
if
mode_tmrval=0;
(keys==13){ //'D';
};
if
(mode_tmr==0){ };
};
mode_tmrval=59;
if (
(mode_tmr==0) ||
mode_tmr=1; (mode_tmrval!=00) ){

MEASUREDAT.bpmibu draw_mode(mode_
=0; osc);

MEASUREDAT.bpmjanin draw_timer(mode_t
=0; mrval);

SampNDispADC(mode_os
c);
idxX++;
if
(idxX==128)
{ idxX=0;ks0108_clear();
}

87
}else{
};
inwait_displaybpm() };
;
};
};
mode_run=crestart;

***draw.c*****
void
draw_char(unsigned char
x,unsigned char ks0108_draw_bitmap(19,
y,unsigned char ch){ 3,90,2,map);

if ((ch >=0) && (ch };


<=15)) void
ks0108_draw_bitma draw_msgusia(flash
p(x,y,6,1,db_font5x7 unsigned char* map){
+(6*ch));
}; ks0108_draw_bitmap(19,
2,90,1,map);
void
draw_splash(flash
unsigned char* map){ ks0108_draw_bitmap(19,
3,90,3,db_msgbody_usia)
;
ks0108_draw_bitmap(0,0,
128,8,map); };

}; void
draw_msgbpm( void ){
void draw_msg(flash
unsigned char* map){
ks0108_draw_bitmap(19,
2,90,1,db_msgbar_bpm);
ks0108_draw_bitmap(19,
2,90,1,db_bar);
ks0108_draw_bitmap(19,
88 3,90,4,db_msgbody_bpm) ;
}; void ){
void
draw_infohistomeasure(
ks0108_draw_bitmap(0,7 };
,
128,1,db_infohistomeasur void
e); draw_infosaveexit( void
s0108_draw_bitmap( 0,7,128,1,db_infosaveexit ); ){
k

};
p(74,7,32,1,db_modejani
void n);
draw_mode(unsigned }
char mode){
};
if (mode==0){
void
draw_timer(unsigned char
ks0108_draw_bitma tmrval){
p(74,7,32,1,db_modeibu);
draw_char(32,7,tmr
}else{ val/10);

ks0108_draw_bitma draw_char(32+7,7,tmrval
%10);
};

89
*******db.c*******
flash unsigned char };
db_bar[90] ={
flash unsigned char
0xFF, 0xC1, 0xDD, db_plwait[180] ={
0xDD, 0xDD, 0xC1,
0xFF, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x00,

0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x00, 0x00, 0xE0,


0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x20, 0x20, 0xC0, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xF8, 0x00, 0xC0, 0xA0,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xA0, 0xC0, 0x00, 0x20,
0xA0,
0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xA0, 0xE0, 0x00,
0x40, 0xA0, 0xA0, 0x20,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x00, 0xC0, 0xA0, 0xA0,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xC0, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x00,
0xFF,
0xE0, 0x00, 0xE0,
0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x00, 0xE0, 0x00, 0x20,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xA0, 0xA0, 0xE0, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xE8, 0x20, 0xF0, 0x20,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x00,
0xFF,
0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF 0x00, 0x00, 0xFF, 0xFF,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
90 0x80,
0x80, 0x80, 0x80, 0x83, 0x80, 0x81,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80, 0x82,
0x80, 0x80, 0x80, 0x82, 0x82, 0x80,
0x83,
0x80, 0x80, 0x8F,
0x82,
0x82, 0x82, 0x81, 0x80,
0x82, 0x83, 0x80, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x82, 0x82, 0x82, 0x81, 0xFF,
0x80, 0x81, 0x82, 0x82,
0x82, 0x80, 0x80, 0x80, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x80, 0xFF, 0x81, 0x7F, 0x7F,
0x7F, 0x01, 0xFF, 0xB3,
0x81, 0x82, 0x81, 0x6D, 0x6D, 0x6D,
0x82, 0x81, 0x80, 0x83, 0x9B, 0xFF,
0x82, 0x82, 0x83, 0x80,
0x83, 0x80, 0x83, 0x82, 0x01, 0xFF, 0x0F,
0x80, 0xD3, 0xDD, 0xD3,
0x0F, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x80, 0x82, 0x80, 0xFF, 0xFF, 0x01, 0xFF,
0x80, 0x82, 0x80, 0x80, 0x01, 0x6D,
0x82, 0x80, 0x80, 0x80,
0x6D, 0x6D, 0x93,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0xFF, 0x81, 0x7F, 0x7F,
0x80,
0x7F, 0x01, 0xFF, 0xFF,
0x80, 0x80, 0x80, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80, 0xFF,
0x80, 0x80, 0xFF
0xFF, 0xFF, 0x83,
}; 0x7D, 0xFF, 0xF7, 0x83,
0x77, 0xFF, 0x01, 0xF7,
flash unsigned char 0x07, 0xFF, 0x07, 0xF7,
db_msgbar_usiaibu[90] 0x0F,
={
0xFF, 0x7D, 0x83,
0xFF, 0x01, 0x7D, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x7D, 0x7D, 0x01, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
};
flash unsigned char
db_msgbar_usiajanin[90]
={
0xFF, 0x01, 0x7D,
0x7D, 0x7D, 0x01, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x81, 0x7F, 0x7F, 0x7F,
0x01,

91
0xFF, 0xB3, 0x6D, 0x01, 0xFF, 0x0F,
0x6D, 0x6D, 0x9B, 0xFF, 0xD3,
0xDD, 0xD3, 0x0F, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x01,
0x8D, 0x7D, 0x7D, 0x6D, 0x6D, 0x6D, 0x93,
0x7D, 0x81, 0xFF, 0x0F, 0xFF, 0x01, 0xED,
0xD3, 0xDD, 0xD3, 0xED, 0xED, 0xF3,
0x0F, 0xFF, 0x01, 0xFF, 0x01, 0xF3,
0xF3, 0xCF, 0x3F, 0xCF, 0xF3, 0x01,
0x01, 0xFF, 0x01, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x01, 0xF3, 0xCF, 0x3F, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x01, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0x83, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x7D, 0xFF, 0x03, 0xFB, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x07, 0xFB, 0x07, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xC7, 0x5B, 0x5B, 0x83, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF,
0x83, 0x7F, 0x83, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0x7D, 0x83, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
}; };
flash unsigned char flash unsigned char
db_msgbar_bpm[90] ={ db_msgbody_usia[270]
={
0xFF, 0x01, 0x7D,
0x7D, 0x7D, 0x01, 0xFF, 0xFF, 0x01, 0x01,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0xFF, 0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01,
0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x01, 0x01, 0x01,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
92 0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x01,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0xFF, 0xFF,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x01, 0x01, 0xFF, 0xFF, 0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x80, 0x80, 0x80,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x80, 0x80, 0x80,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x08, 0x08, 0x08, 0x00, 0x80,
0x00, 0x00, 0x08, 0x08,
0x08, 0x80, 0x80, 0x80,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x08, 0x08, 0x00, 0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x80,
0x80, 0x80, 0x80,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80,
0x80,

9
3
0x80, 0x80, 0x80,
0x80, 0x80, 0x80, 0x80, 0x01, 0x01, 0xFF, 0xFF,
0x80, 0x80, 0xFF 0x00, 0x00, 0x00, 0x7F,
}; 0x00, 0x7F, 0x49, 0x49,
0x49, 0x36, 0x00, 0x3F,
flash unsigned char 0x40, 0x40, 0x40,
db_msgbody_bpm[360]
={ 0x7F, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x22,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01,
0x01, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0xFF, 0xFF,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x00, 0x00, 0x38,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x40, 0x40, 0x41, 0x3F,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x00, 0x78, 0x16, 0x11,
0x01, 0x16, 0x78, 0x00,
0x01, 0x01, 0x01, 0x7F, 0x06, 0x18,
0x01, 0x01, 0x01, 0x01, 0x60, 0x7F, 0x00, 0x7F,
0x00, 0x7F, 0x06, 0x18,
94
0x60, 0x7F, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x22, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x08,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x08, 0x08,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x08, 0x08,
0x00, 0x08, 0x08, 0x08, 0x08,
0x08,
0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x08,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x08, 0x08,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x08, 0x08,
0x00, 0x08, 0x08, 0x08, 0x08,
0x08,
0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x08,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x08, 0x08,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0x08, 0x0F,
0x00,
};
0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, flash unsigned char
0x00, 0x00, 0xFF, 0x0F, db_modeibu[32] ={
0x08, 0x08, 0x08, 0x08, 0x00, 0x00, 0xFE,
0x08, 0x08, 0x08, 0x08, 0x00, 0xFE, 0x92, 0x92,
0x08, 0x08, 0x08, 0x08, 0x92, 0x6C, 0x00, 0x7E,
0x08, 0x08, 0x08, 0x80, 0x80, 0x80, 0xFE,
0x08, 0x08, 0x08, 0x00,
0x08, 0x08, 0x08, 0x08, 0x00, 0x00, 0x00,
0x08, 0x08, 0x08, 0x08, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x08, 0x08, 0x08, 0x08, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x08, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x08, 0x08, 0x08, 0x00,
0x08, 0x08, 0x08, 0x08, };
0x08, 0x08, 0x08, 0x08,
0x08, 0x08, 0x08, 0x08, flash unsigned char
0x08, db_modejanin[32] ={
0x00, 0x00, 0x70,
0x80, 0x80, 0x82, 0x7E,
0x00, 0xF0, 0x2C, 0x22,
0x2C, 0xF0, 0x00, 0xFE,
0x0C,
9
5
0x30, 0xC0, 0xFE, 0x7C, 0x28, 0x00,
0x00, 0xFE, 0x00, 0xFE, 0x00, 0x00, 0xFE, 0x0C,
0x0C, 0x30, 0xC0, 0xFE, 0x30, 0x0C, 0xFE, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0xFE, 0x92, 0x92, 0x92,
0x00, 0x82,
}; 0x00, 0xF0, 0x2C,
0x22, 0x2C, 0xF0, 0x00,
flash unsigned char
0x4C, 0x92, 0x92, 0x92,
db_infohistomeasure[128 ]
0x64, 0x00, 0x7E, 0x80,
={
0x80,
0x00, 0x10, 0x54,
0x38, 0xFE, 0x38, 0x54, 0x80, 0xFE, 0x00,
0x10, 0x00, 0x00, 0xFE, 0xFE, 0x12, 0x32, 0x52,
0x8C, 0x00, 0xFE, 0x92,
0x10, 0x10, 0x10, 0xFE,
0x92, 0x92, 0x82, 0x00,
0x00,
0x00,
0xFE, 0x00, 0x4C,
};
0x92, 0x92, 0x92, 0x64,
0x00, 0x02, 0x02, 0xFE, flash unsigned char
0x02, 0x02, 0x00, 0x7C, db_infosaveexit[128] ={
0x82,
0x00, 0x00, 0x10,
0x82, 0x82, 0x7C, 0x54, 0x38, 0xFE, 0x38,
0x00, 0x7C, 0x82, 0x82, 0x54, 0x10, 0x00, 0x00,
0x92, 0xF4, 0x00, 0xFE, 0x00, 0x00, 0x4C, 0x92,
0x12, 0x32, 0x52, 0x8C, 0x92,
0x00,
0x92, 0x64, 0x00,
0xF0, 0x2C, 0x22, 0xF0, 0x2C, 0x22, 0x2C,
0x2C, 0xF0, 0x00, 0xFE, 0xF0, 0x00, 0x1E, 0x60,
0x0C, 0x30, 0x0C, 0xFE, 0x80, 0x60, 0x1E, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0xFE,
0x00,
0x92, 0x92, 0x92,
0x00, 0x00, 0x00, 0x82, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x28, 0x7C, 0x00,
0x28,

96
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x02, 0x7F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, //
Code for char 1
0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x46, 0x61,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x51, 0x49, 0x46, 0x00, //
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, Code for char 2
0x00,
0x21, 0x49,
0x00, 0x00, 0x00, 0x4D, 0x4B, 0x31,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, // Code for char 3
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x18, 0x16,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x10, 0x7F, 0x10,
0x00,
0x00, // Code for char 4
0x28, 0x7C, 0x28,
0x4F, 0x49,
0x7C, 0x28, 0x00, 0x00,
0x49, 0x49, 0x31, 0x00, //
0x00, 0x00, 0x00, 0xFE,
Code for char 5
0x92, 0x92, 0x92, 0x82,
0x00, 0x3E, 0x51,
0x49, 0x49, 0x32, 0x00, //
0xC6, 0x28, 0x10,
Code for char 6
0x28, 0xC6, 0x00, 0xFE,
0x00, 0x02, 0x02, 0xFE, 0x01, 0x01,
0x02, 0x02, 0x00, 0x00, 0x71, 0x0D, 0x03,
0x00, 0x00, // Code for char 7
}; 0x36, 0x49,
0x49, 0x49, 0x36, 0x00, //
Code for char 8
0x26, 0x49,
flash unsigned char 0x49, 0x49, 0x3E,
db_font5x7[] = { 0x00, // Code for char 9
0x3E, 0x41, 0x78, 0x16,
0x49, 0x41, 0x3E, 0x11, 0x16, 0x78, 0x00, //
0x00, // Code for char 0 Code for char A
0x7F, 0x49,
0x49, 0x49, 0x36, 0x00, //
Code for char B

9
7
0x3E, 0x41, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x41, 0x41, 0x22, 0x00, // 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
Code for char C 0x00,
0x7F, 0x41, 0x00, 0x00, 0x00,
0x41, 0x41, 0x3E, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, // Code for char D 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x7F, 0x49, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x49, 0x49, 0x41, 0x00, // 0x00,
Code for char E 0x00, 0x00, 0x00,
0x7F, 0x09, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x09, 0x09, 0x01, 0x00 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
/ Code for char F }; 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00,
0x00, 0x00, 0x00,
flash unsigned char 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
db_title[1024] ={ 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00,
0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00,
0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00,
0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0xFF,
0x00, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0x00, 0x00, 0x00,
0xFF,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0xFF,
98 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x03, 0x03,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x03, 0xEB, 0xEB,
0x03, 0xEB, 0xEB,
0xFF, 0xFF, 0x1F, 0x07, 0x1F, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0x03, 0x03, 0xFB, 0xFB, 0x1F, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0xFB, 0xF7, 0x1F,
0xFF, 0xFF, 0x0F, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0x07, 0x03, 0x03, 0xFB, 0x1F, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0xBB, 0xBB, 0xB7, 0x1F, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0x3F, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x1F, 0x1F, 0x1F, 0x18,
0xFF, 0xFF, 0x18,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x18, 0x18, 0x1B,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x1B, 0x1B, 0x1B, 0x1F,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x1F, 0x1F, 0x1C, 0x18,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x18, 0x1B, 0x1B, 0x1B,
0xFF, 0x1D,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x1F, 0x1F, 0x1E,
0xFF, 0xFF, 0xFF, 0x02, 0x1C, 0x18, 0x18, 0x1B,
0xFE, 0xFC, 0x00, 0x00, 0x1B, 0x19, 0x1D, 0x1E,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x1F, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0x00, 0x1F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x1F, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x1F, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x1F, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0x00, 0x1F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x1F, 0x1F, 0x1F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x1F, 0x1F, 0xFF, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0xFF, 0xFF, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0xFF, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00,
0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
9
9
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0xFF, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00,
0x02, 0x0C, 0x70,
0x0C, 0x02, 0x00, 0x24, 0x00, 0x00, 0x00,
0x54, 0x54, 0x54, 0x78, 0x00, 0x00, 0x00, 0xFF,
0x00, 0x44, 0x64, 0x54, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x4C, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x44, 0x00, 0x7D, 0x00,
0x00, 0x38, 0x44, 0x44, 0x00, 0x00, 0x04,
0x44, 0x7E, 0x00, 0x00, 0x84, 0x64, 0x14, 0x0C,
0x00, 0x00, 0x7E, 0x08, 0x00, 0x08, 0xFC, 0x00,
0x08, 0x00, 0x78, 0x84, 0x84,
0x08, 0x7E, 0x00, 0x84,
0x3C, 0x40, 0x40, 0x40, 0x78, 0x00, 0x04,
0x7C, 0x00, 0x48, 0x54, 0x84, 0x64, 0x14, 0x0C,
0x54, 0x54, 0x24, 0x00, 0x00, 0x78, 0x84, 0x84,
0x24, 0x84, 0x78, 0x00, 0x20,
0x54, 0x54, 0x54, 0x30,
0x78, 0x00, 0x7D, 0x00, 0x28, 0x24, 0xFC,
0x7C, 0x04, 0x04, 0x04, 0x20, 0x00, 0x78, 0x84,
0x78, 0x00, 0x00, 0x00, 0x84, 0x84, 0x78, 0x00,
0x00, 0x78, 0x84, 0x84, 0x84,
0x00, 0x00, 0x00, 0x78,
0x00, 0x00, 0xFF, 0x00, 0x00, 0x9C, 0x94,
0xFF, 0xFF, 0x00, 0x00, 0x94, 0x94, 0x64, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x08, 0xFC, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
100 0x00, 0x00, 0xFF, 0x00,
0xFF, 0xFF, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0xD0,
0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0xD0, 0xD0, 0xDF,
0x00, 0x00, 0x00, 0x1F, 0xC0, 0xFF, 0xFF, 0x00,
0x70, 0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00,
0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00,
0xD0, 0xD0, 0xD0,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00,
0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
10
1
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x00, 0x80, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x40, 0x20, 0x10, 0x90, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x90, 0x90, 0x90, 0x20, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x40, 0x00,
0x80, 0x00, 0x40, 0x00, 0x00, 0x00,
0x40, 0x40, 0x40, 0x40, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x80, 0x00, 0x00, 0x80, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x40, 0x40, 0x40, 0x40, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x80, 0x00,
0x00, 0x80, 0xC0, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00, 0x00, 0x40, 0x40, 0x00, 0x00, 0x00, 0x0F,
0x40, 0x40, 0x40, 0x80, 0x10, 0x20, 0x47, 0x48,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x48, 0x48, 0x48, 0x20,
0x00, 0x10,
0x00, 0x00, 0x00, 0x0F, 0x00, 0x1C,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x14, 0x12, 0x12, 0x12,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x11, 0x00, 0x00, 0x0F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x10, 0x10, 0x10, 0x10,
0x00, 0x0F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x1F,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x1C, 0x14,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00, 0x12, 0x12, 0x12, 0x11,
0x00, 0x00, 0x00, 0x00,
0x00
};

102
TABEL DISTRIBUSI NILAI KRITIS t

103
Halaman ini sengaja dikosongkan

104
BIODATA PENULIS

Nama : Yazid Husain Satiti


Tempat/Tanggal Lahir : Kediri, 9 April 1989
Alamat : Jl. Manggar 55A Srengat Blitar
Telepon/Hp : 085733047980
Hobi : Renang, Fitness
Motto : Trust me, it works !!!

Riwayat Pendidikan :

 SDN Srengat 1 Tahun 1995 – 2001

 SMP Negeri 1 Srengat Tahun 2001 – 2004

 SMA Negeri 1 Srengat Tahun 2004 – 2007

 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Tahun 2007 – 2012

Penulis telah mengikuti seminar Proyek Akhir pada tanggal 5 Juli


2012, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Terapan (S.ST.).

105

Anda mungkin juga menyukai