Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia kesehatan penggunaan peralatan medis berteknologi

canggih sudah bisa kita rasakan sekarang ini. Peralatan medis ini

dirancang untuk membantu di dalam diagnosis, monitoring atau terapi

medis. Salah satu dari peralatan medis yang saat ini peranannya sangat

penting dalam membantu dokter untuk monitoring kesehatan patiennya

adalah patien monitor. Peralatan medis memegang peranan penting dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, oleh sebab itu

Rumah sakit harus memastikan bahwa perangkat medis mereka aman,

akurat, handal, dan dapat bekerja secara optimal yaitu dengan melakukan

inspeksi dan pemeliharaan.

Peralatan medis merupakan investasi yang besar di dalam fasilitas

pelayanan kesehatan, peralatan medis memerlukan perhatian berkala untuk

memastikan agar tetap beroperasi dengan baik dan aman (WHO, 2011).

oleh sebab itu penting bagi fasilitas pelayanan kesehatan memiliki

program pemeliharaan terencana untuk menjaga peralatan medis agar

aman, bermutu dan layak pakai . Pemeliharaan peralatan medis yang baik

dan terfokus serta dijalankan secara terencana, terorganisir, dan

teraktualisasi secara sistematis sesuai dengan prosedur yang dibuat oleh

rumah sakit maupun standar kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah,


dapat mengurangi resiko terhambatnya pelayanan di rumah sakit akibat

ketidaksiapan sarana dan prasarana yang dipergunakan.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2006

bahwa lebih dari 60 % peralatan kesehatan di negara berkembang tidak

berfungsi atau tidak dapat dipergunakan secara optimal di beberapa negara

tersebut kurang dari separuh peralatan yang ada tidak digunakan secara

rutin, Karena lemahnya pengoperasian dan kurangnya kemampuan

pemeliharaan serta tidak tersedianya biaya pemeliharaan sebagian besar

sistem pemeliharaan alat kesehatan di sebagian besar rumah sakit di

indonesia belum terlaksana dengan baik sesuai dengan aturan yang

berlaku, baik itu dari pusat maupun daerah di rumah sakit indonesia.

Peralatan medis membutuhkan pemeliharaan dan pengawasan untuk

menghindari kegagalan fungsi alat dan kesalahan dalam mendiagnosa

patien.

Patient monitor adalah suatu alat yang difungsikan untuk

memonitoring kondisi fisiologis pasien. Dimana proses monitoring

tersebut dilakukan secara real-time, sehingga dapat diketahui kondisi

fisiologis pasien pada saat itu juga. Pada dasarnya alat Patient monitor

terdiri dari beberapa bagian yang penting, yang dimana bagian-bagian

tersebut saling bekerja satu sama lain untuk menciptakan suatu sistem

yang bekerja secara sinkron di dalam alat tersebut. Parameter adalah

bagian-bagian fisiologis dari patien monitor yang diperiksa melalui patien

monitor. Didalam istilah patien monitor kita mengetahui beberapa


parameter yang diperiksa, parameter itu antara lain adalah EKG, respirasi,

SpO2, NIBP, Temperatur, IBP, EtCo2.

Dengan latar belakang diatas penulis tertarik untuk membahas

tentang alat tersebut dan menyusunya menjadi sebuah Tugas Akhir.

Dimana tugas akhir ini dengan judul “ANALISA PEMELIHARAAN

PATIENT MONITOR ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka

penulis merumuskan suatu masalah, yaitu bagaimana sistem pemeliharaan

patien monitor di rumah sakit

1.3 Batasan Masalah

Dalam penyajian dan pembahasan karya tulis ini, penulis

membatasi pokok-pokok pembahasan dan masalah yang berkaitan dengan

rangkaian yang sesuai dengan judul yang telah diajukan. Hal ini

dimaksudkan agar tidak terjadi pelebaran masalah dalam penyajian dan

pembahasan KaryaTulis Ilmiah nanti.

Dalam pembahasan ini hanya dibahas mengenai analisa

pemeliharaan patient monitor.


1.3 Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pola pelaksanaan pemeliharaan di rumah sakit

2. Untuk mengetahui evaluasi kegiatan pemeliharaan di rumah sakit

3. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa terhadap konsep

pemeliharaan patien monitor di rumah sakit

1.4 Manfaat Penelitian

1. Mengembangkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa teknik

elektromedik dibidang alat-alat kesehatan khususnya untuk

pemeliharaan alat Patient monitor .

2. Sebagai alat bantu untuk mempelajari pemeliharaan patient monitor .

3. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa jurusan Teknik Elektromedik

selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Patient monitor

Patient monitor adalah suatu alat yang difungsikan untuk

memonitoring kondisi fisiologis pasien. Dimana proses monitoring

tersebut dilakukan secara real-time, sehingga dapat diketahui kondisi

fisiologis patien pada saat itu juga.

Nama lain dari Patient monitor adalah:

- Cardiorespiratory Monitors

- Apnea Alarms dan repiration monitor

- Patient Monitor

Parameter Patient monitor adalah bagian-bagian fisiologis dari

patien yang diperiksa melalui patien monitor.

2.1.1 Parameter dan Jenis-jenis

a. Parameter

Parameter adalah bagian-bagian fisiologis dari patien yang

diperiksa melalui patien monitor atau patient monitor.

1. Electro Cardiograf (ECG), yaitu pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung.

ECG merupakan pemeriksaan heart rate atau jumlah detak jantung patien

dalam satu menit (Bpm). Secara rinci, ECG memberikan informasi kepada

kita tentang laju denyut jantung, ritme denyut jantung, serta kekuatan dan

timing sinyal listrik saat melewati masing-masing bagian jantung. Informasi


tersebut dinyatakan dalam angka. Jika denyut jantung maka normalnya

adalah 60 – 100 denyut per menit / Bpm.

Gambar 1. Kabel ECG

Gambar 2. Elektroda ECG

Gambar 3. Monitor ECG

2. Respirasi, yaitu pemeriksaan irama nafas patien dalam satu menit. Ini

membantu untuk mengetahui keadaan nafas patien apakah dalam keadaan

teratur atau tidak. Dan secara tidak langsung dapat untuk mengetahui

keadaan paru-paru patien apakah ruang udara di paru-parunya berfungsi

dengan baik atau tidak untuk menerima udara dan menyaringnya untuk
dialirkan seluruh tubuh. Informasi pada Respirasi berkaitan dengan

Saturasi darah (SpO2). Jika angka pada parameter respirasi rendah maka

akan rendah juga angkah pada saturasi darah. Karena jika kita kekurangan

oksigen saat bernafas, maka otomatis transfer oksigen ke dalam darah akan

berkurang.

Gambar 4. Monitor Respirasi

3. Saturasi darah (SpO2), yaitu pengukuran banyaknya oksigen yang ada

dalam darah patien. Informasi ini berhubungan dengan informasi pada

respirasi.

Gambar 5. Kabel SpO2 Gambar 6. Kabel SpO2 Gambar 71. Kabel

Dewasa Anak-anak SpO2 Bayi


Gambar 8. Penggunaan SpO2

Gambar 9. Monitor SpO2

4. NIBP (Non Invasive Blood Pressure), yaitu pemeriksaan tekanan darah

secara non invasive. Tekanan darah normal orang dewasa adalah 120/80.

Angka 120 menunjukkan tingkat tekanan saat jantung memompa darah ke

seluruh tubuh.

Gambar 10. Manset Gambar 21. Manset Gambar 32. Manset

Dewasa Anak-anak Bayi

Gambar 43. Monitor NIBP

5. Temperatur, yaitu suhu tubuh patien yang diperiksa. Suhu tubuh normal

adalah 36oC – 37oC.


Gambar 54. Kabel untuk tubuh

Gambar 65. Kabel untuk rektal

Gambar 16. Monitor Suhu / Temperatur

6. EtCO2, yaitu pengukuran kadar karbon dioksida dalam sistem pernafasan

patien saat patien menghembuskan karbon dioksida. Pengukuran ini

dinyatakan dalam presentase dari CO2 atau mmHg. Normalnya adalah

5% - 6% CO2 atau setara dengan 35 mmHg.


Gambar 17. Kabel EtCO2

Gambar 18. Monitor EtCO2

Gambar 19. Monitor EtCO2

7. IBP (Invasive Blood Pressure), yaitu pemeriksaan darah secara invasive

atau dari pembuluh darahnya secara langsung. Cara pengukurannya

adalah dengan menusukkan jarum kanula kepada arteri yang tepat. Teknik

ini biasanya digunakan saat akan melakukan operasi. Kanula harus tetap

terhubung ke sistem penghubung steril yang mengandung cairan dan


dihubungkan ke monitor. Keuntungan dari teknik ini adalah kita bisa

memantau tekanan darah patien detak demi detak.

Gambar 20.. Kabel IBP

Gambar 71. Monitor IBP

2.1.2 Jenis-jenis Patient monitor

1. Patient Monitor Vital Sign

Monitor ini pemeriksaan stándar, yaitu pemeriksaan ECG,

Respirasi, Tekanan darah atau NIBP, dan Kadar oksigen dalam darah /

saturasi darah / SpO2.


2. Patient Monitor 5 Parameter

Patien monitor ini bisa melakukan pemeriksaan seperti ECG,

Respirasi, Tekanan darah atau NIBP, kadar oksigen dalam darah / saturasi

darah / SpO2, dan Temperatur.

3. Patient Monitor 7 Parameter

Patient monitor ini biasanya digunkan diruangan operasi, karena

ada satu parameter tambahan yang biasa dipakai pada saat operasi, yaitu

“ECG, Respirasi, NIBP (Non Invasive Blood Pressure) , kadar oksigen

dalamdarah/SpO2, temperatur, dan sebagai tambahan adalah IBP (Invasive

Blood Pressure) pengukuran tekanan darah melalui pembuluh darah

langsung, EtCo2 (End Tidal Co2) yaitu pengukuran kadar karbondioksida

dari sistem pernafasan patien.

4. Central Patien Monitor

Central Patien Monitor adalah pusat kontrol seluruh Patient

Monitor pada satu ruangan yang terhubung menggunakan jaringan LAN,

biasanya terdapat pada ruang ICU, ICCU, HCU, NICU dan lain-lain.
2.2 Blok Diagram Patien Monitor

Gambar 8. Blok Diagram Pasien Monitor

a. Power supply board fungsinya untuk :

1. Penyearah dan filter input tegangan AC

2. Penstabil dan menghasilkan tegangan DC untuk semua rangkaian

3. Baterai charger

4. Menghasilkan perintah power fail ke main board

5. Memilih ON/OFF DC power supply dari front panel

6. Mematikan DC power supply, jika terjadi kerusakan pada power


b. LCD Display

Menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-sinyal hasil pengukuran

yang telah diolah dan didapatkan dari main prosessor board.

c. Backligth

Tampilan bagi belakang layar dua tegangan anoda (200 v dan 6 KV),

heater current kontrol grid voltage, arus katoda.

d. Main Prosessor Board

Fungsinya untuk, firmware programed microcomputer, system

timing, interface, pada rangkaian lainnya seperti display monitor, spiker

front-end dan keyboard, alarm, recorder serta interface pada keluaran dan

mini recorder.

e. Keypad

Fungsinya keypad board adalah untuk mengetik dan mengisi data-

data pasien yang sedang diperiksa dan memberikan perintah-perintah

untuk melakukan program yang akan dilakukan.

f. Main conector board

Terdiri dari 3 fungsi blok: ECG/Defib syn, Unity, Auxilary port,

Expansion and docking port. Auxilary parameter board dibagi dalam 3

daerah operasi utama: Input channel (2 pressure dan 2

temperatur),Control dan A/D konversion dari front panel dan semua

input channel(tekanan,temperatur, ECG, pulsasi perifer dan respirasi).


2.3 Prinsip Kerja

Patient monitor menggunakan prinsip kerja mengubah informasi

dari sinyal analog yang didapat dari tubuh pasien menjadi sinyal digital

yang dikonversi pada prosesor menjadi informasi yang mudah dibaca oleh

user dan pasien yang ditampilkan pada monitor secara berkelanjutan.

2.4 Pemeliharaan

Pengertian Pemeliharaan adalah kegiatan atau usaha yang

dilakukan untuk menjamin agar fasilitas (sarana, prasarana dan peralatan)

selalu berada dalam keadaan yang baik. Pengertian lain dari Pemeliharaan

adalah usaha untuk mempertahankan kondisi ekonomis dan untuk

mencapai kondisi yang memungkinkan kesiapan operasional yang optimal.

Kesiapan operasional meliputi ketelitian, kepekaan, reproduksibilitas dan

keamanan. Prosedur tetap pemeliharaan adalah standar baku mengenai

langkah-langkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis dalam

melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang berdasarkan prasyarat dan

urutan kerja yang harus diikuti. Prosedur tetap pemeliharaan ini ditetapkan

oleh direktur rumah sakit dan disusun berdasarkan service manual dan

petunjuk lain yang terkait.

Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pengecekan fungsi bagian-bagian alat,

penggantian bahan pemeliharaan, pelumasan, pengecekan kinerja alat,

penyetelan atau adjustment, kalibrasi internal dan pengukuran aspek

keselamatan.
Dengan dilaksanakannya pemeliharaan secara berkala maka akan

diperoleh hasil yang positif, yaitu:

a. Alat selalu dalam kondisi siap dan layak pakai

b. Usia teknis alat dapat tercapai

1. PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN

Prosedur tetap pemeliharaan merupakan standar baku yang harus diikuti

oleh teknisi elektromedik dalam melaksanakan pemeliharaan. Prosedur

tetap pemeliharaan disusun oleh teknisi elektromedik yang bertugas

melaksanakan pemeliharaan alat. Kegiatan pemeliharaan yang

dilaksanakan tanpa mengacu pada protap pemeliharaan adalah pelanggaran

terhadap kode etik profesi. Prosedur tetap pemeliharaan merupakan salah

satu persyaratan akreditasi pelayanan rumah sakit, sehingga adanya

prosedur tetap pemeliharaan sangat diperlukan oleh rumah sakit.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi kuantitatif.

Yanga bertujuan untuk menganalisa pemeliharaan alat patient monitor, dan juga

bertujuan untuk mengetahui hasil data yang di dapat setelah pengamatan dan

pengambilan kesimpulan

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPTD PUSKESMAS TELUK

DALAM.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei .

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi langsung terhadap alat

patien monitor yang ada di UPTD Puskesmas Teluk Dalam


3.4 Peralatan Penelitian

1. Patien Monitor

Merek : Saadat-Malaysia

Type : ALBORZ B9

Nomor Seri : 96040404.

2.Lembar kuesioner mengenai pemeliharaan Patient monitor

3. Responden / petugas operator yang menggunakan pasien monitor

3.5 SOP Pemeliharaan

a. Pengertian

Prosedur tetap pengoperasian Patient monitor adalah bentuk dari

standar yang berupa cara atau langkah-langkah yang harus diikuti

dalam melaksanakan kegiatan pengoperasian patien monitor yang

berdasarkan prasyarat dan urutan kerja yang harus dipenuhi. Prosedur

ini disusun berdasarkan petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain

yang terkait, berupa : prasyarat, persiapan, pemanasan, pelaksanaan

pengoperasian, pengemasan dan penyimpanan, agar alat dapat

difungsikan dengan baik untuk memonitor pasien.

b. Tujuan

1. Agar pengoperasian alat dilakukan secara benar.

2. Agar didapatkan hasil pemeriksaan / diagnosa yang baik dan


sempurna.

3. Agar pasien dan operator terhindar dari bahaya yang ditimbulkan

oleh kesalahan pengoperasian.

4. Agar usia teknis alat dapat tercapai.

c. Prasyarat

1. SDM tersertifikasi.

2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat.

3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian.

4. Alat laik pakai dan bersih.

5. Aksesoris lengkap dan baik.

6. Bahan operasional tersedia.

d. Prosedur Pemeliharaan

1. Lepaskan penutup debu.

2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan.

3. Hubungkan alat ke terminal pembumian.

4. Hubungkan alat dengan catu daya.

5. Hidupkan alat dengan menekan atau memutar tombol ON/OFF ke

posisi ON

6. Set rentang nilai (range) untuk temperatur, pulse dan alarm.

7. Perhatikan protap pelayanan.

8. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan.


9. Hubungkan patient cable, strap electrode dan chest electrode ke objek

(pasien) dan pastikan bahwa patient cable sudah terhubung dengan

baik dan benar pada pasien dan alat.

10. Lakukan monitoring.

11. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave form,

pulse, temperatur, saturasi oksigen (SpO 2), NIBP, tekanan

hemodinamik.

12. Setelah pengoperasian selesai, matikan alat dengan menekan/memutar

tombol ON/OFF ke posisi OFF.

13. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.

14. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.

15. Lepaskan patient cable, strap electrode, chest electrode dan bersihkan.

16. Bersihkan alat. Pastikan bahwa Patient Monitor dalam kondisi baik

dan siap difungsikan pada pemakaian berikutnya.

17. Pasang penutup debu.

18. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula.

19. Catat beban kerja.

e. Unit kerja terkait

Unit Pelayanan Pengguna Alat.

3.5.1 SOP Pemantauan Fungsi

a. Pengertian
Prosedur Tetap Pemantauan fungsi Patient Monitor adalah bentuk

standar yang berupa cara atau langkah-langkah yang harus diikuti

dalam pemantauan fungsi Patient Monitor yang berdasarkan persyarat

dan prosedur yang harus dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarkan

pada petunjuk pengoperasian dan petunjuk lain yang terkait dengan

urutan kerja : pendataan alat, pemantauan kondisi lingkungan,

pemeriksaan kualitatif dan pemeriksaan kuantitatif, sehingga dapat

disimpulkan alat layak dan tidak layak untuk difungsi atau

dioperasikan.

b. Kebijakan

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS.

c. Tujuan

1. Mengetahui kondisi lingkungan yang tersedia.

2. Mengetahui kondisi fisik, fungsi komponen dan kinerja alat.

3. Mengetahui aspek keselamatan.

4. Mengetahui alat layak atau tidak layak difungsikan.

d. Petugas

Teknisi Elektromedis

e. Prasyarat
1. SDM Tersertifikasi.

2. Peralatan kerja dan alat ukur lengkap.

3. Protap pemantauan fungsi, 1 lembar kerja pemantauan fungsi dan

protap pengoperasian tersedia.

4. Bahan operasional tersedia.

5. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.

f. Peralatan

1. Alat Kerja

a. Handy Toolset

2. Alat Ukur

a. Multimeter (terkalibrasi)

b. Leakage Current Meter (terkalibrasi)

c. ECG Stimulator

d. Thermohygrometer (terkalibrasi)

g. Prosedur

a. Persiapan

1. Siapkan surat perintah kerja (SPK).

2. Siapkan formulir lembar kerja pemantauan fungsi.

3. Siapkan protap pemantauan fungsi dan protap pengoperasian alat.

4. Siapkan alat kerja dan alat ukur.

5. Siapkan bahan operasional.


6. Pemberitahuan kepada unit pelayanan pengguna alat.

b. Pelaksanaan

1. Lakukan pendataan alat.

2. Lakukan pemantauan kondisi lingkungan.

3. Lakukan pemeriksaan kualitatif (pemeriksaan fisik).

4. Lakukan pemeriksaan kuantitatif (pemeriksaan fungsi dan aspek

keselamatan) – perhatikan protap pengoperasian.

c. Pencatatan

1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja pemantauan fungsi dan SPK.

2. Simpulkan hasil pemantauan fungsi.

- Alat layak difungsikan.

- Alat tidak layak difungsikan.

3. Pengguna alat menandatangani lembar kerja dan SPK pemantaun

fungsi.

d. Pengemasan

1. Cek alat kerja dan alat ukur sesuai lembar kerja.

2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta.

3. Kembalikan alat kerja, alat ukur, dokumen teknis penyerta ke tempat

semula.
e. Laporan

1. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada Unit Pelayanan pengguna

alat dan saran tindak lanjut.

2. Laporkan hasil pemantauan fungsi kepada pemberi tugas.

h. Unit Kerja Terkait

- Unit Pelayanan Pengguna alat.

- Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS RS).

3.5.2 SOP Pemeliharaan

a. Pengertian

Prosedur tetap pengoperasian Patient Monitor adalah bentuk dari

standar yang berupa cara atau langkah-langkah yang harus diikuti oleh

teknisi elektromedis dalam melaksanakan pemeliharaan alat Patient

Monitor yang berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus

dipenuhi. Prosedur ini disusun berdasarkan pada service manual dan

petunjuk lain yang terkait, dengan urutan kerja : pembersihan,

pelumasan, pengencangan, pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat,

penggantia bahan pemeliharaan, pemeriksaan kinerja, aspek

keselamatan kerja dan penyetelan / adjustment. Kesimpulan hasil

pemeliharaan alat baik atau alat tidak baik.

b. Kebijakan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPS RS.

c. Tujuan

1. Agar pemeliharaan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.

2. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai, sehingga usia teknis alat

tercapai.

d. Petugas

Teknisi Elektromedis.

e. Prasyarat

1. Alat kesehatan berfungsi.

2. SDM tersertifikasi.

3. Alat kerja dan alat ukur lengkap.

4. Dokumen teknis, protap pemeliharaan lembar kerja pemeliharaan dan

protap pengoperasian, tersedia.

5. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu, tersedia.

6. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.

7. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.

f. Peralatan

1. Alat kerja :

- Tool ser Mekanik


- Vacuum cleaner

2. Alat ukur

- Electrical Safety Analyzer (terkalibrasi)

- Multimeter (terkalibrasi)

- Ground tester (terkalibrasi)

- ECG Stimulator (terkalibrasi)

g. Prosedur

a. Persiapan

1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)

2. Siapkan formulir lembar kerja dan kartu pemeliharaan alat

3. Siapkan service manual dan protap pemeliharaan dan pengoperasian

alat

4. Siapkan alat kerja dan alat ukur

5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu

6. Pemeritahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat

b. Pelaksanaan Pemeliharaan (Perhatikan Service Manual)

1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat

2. Lakukan pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak

3. Lakukan pengencangan / tightening

4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat

5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan


6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja

7. Lakukan penyetelan / adjustment

8. Kesimpulan hasil pemeliharaan

c. Pencatatan

1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja, kartu pemeliharaan dan

SPK

2. Simpulkan hasil pemeliharaan, apakah alat baik atau tidak baik

3. Pengguna alat menandatangani formulir lembar kerja dan SPK,

sebagai bukti pemeliharaan alat telah dilaksanakan

d. Pengemasan

1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan lembar kerja

2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta

3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta ke

tempat semula

4. Bersihkan alat Patient Monitor dan lokasi pemeliharaan

e. Laporan

1. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada Unit Pelayanan pengguna

alat dan serahkan kembali alat centrifuge yang telah dipelihara

2. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada pemberi tugas.

3.5.3 SOP Perbaikan


a. Pengertian

Prosedur tetap perbaikan Patient Monitor adalah standar baku

mengenai langkah-langkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi

elektromedis dalam melaksanakan perbaikan kerusakan alat Patient

Monitor, yang berdasarkan prasyarat dan prosedur yang harus dipenuhi.

Prosedur ini disusun berdasarkan pada service manual dan petunjuk lain

yang terkait, dengan urutan kerja : analisa kerusakan, penyiapan suku

cadang, perbaikan penyetelan / adjustment, kalibrasi internal, uji kinerja

dan pengukuran aspek keselamatan kerja. Kesimpulan hasil perbaikan

alat baik atau alat tidak baik.

b. Kebijakan

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang tugas dan fungsi IPSRS.

c. Tujuan

1. Agar perbaikan dapat dilakukan sesuai prosedur yang benar.

2. Alat yang mengalami kerusakan dapat diperbaiki dan berfungsi

kembali.

d. Petugas

Teknisi Elektromedis.

e. Prasyarat
1. Alat kesehatan dalam kondisi rusak.

2. SDM tersertifikasi.

3. Alat kerja dan alat ukur lengkap.

4. Dokumen teknis, protap perbaikan, lembar kerja perbaikan dan protap

pengoperasian, tersedia.

5. Bahan pemeliharaan dan material bantu, tersedia.

6. Suku cadang dapat diperoleh.

7. Kotak kontak dilengkapi hubungan pembumian.

8. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan.

f. Peralatan

1. Alat kerja :

- Tool set Elektronik

- Vacuum Cleaner

2. Alat ukur

- Multimeter (terkalibrasi)

- Electrical Safety Analyzer (terkalibrasi)

- Ground tester (terkalibrasi)

- ECG Stimulator (terkalibrasi)

- Osciloscope (terkalibrasi)

g. Prosedur

a. Persiapan
1. Siapkan Surat Perintah Kerja (SPK)

2. Siapkan formulir lembar kerja dan kartu pemeliharaan alat

3. Siapkan :

1. Service manual, diagram (schematic / wiring)

2. Protap pemeliharaan dan pengoperasian alat

3. Riwayat perbaikan alat

4. Siapkan alat kerja dan alat ukur

5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu

6. Pemberitahuan kepada Unit Pelayanan pengguna alat

b. Pelaksanaan Pemeliharaan (Perhatikan Service Manual)

1. Lakukan analisis kerusakan :

- Tanyakan kepada pengguna alat, mengenai gejala kerusakan.

- Lakukan trouble shooting untuk mengetahui penyebab kerusakan,

bagian alat / komponen / suku cadanh yang mengalami kerusakan.

(perhatikan panduan analisis kerusakan service manual dan

diagram).

- Lakukan pendataan, bagian alat / komponen / suku cadang yang

rusak, lengkap dengan dengan data teknis dan nomor katalog.

2. Siapkan suku cadang yang diperlukan.

3. Lakukan langkah perbaikan (dengan atau tanpa suku cadang).

4. Lakukan penyetelan / adjustment, kalibrasi internal.

5. Lakukan uji kinerja dan pengukuran aspek keselamatan kerja.


c. Pencatatan

1. Lakukan pengisian formulir lembar perbaikan dan SPK.

2. Simpulkan hasil pemeliharaan, apakah alat baik atau tidak baik

3. Pengguna alat menandatangani formulir lembar perbaikan dan SPK,

sebagai bukti pemeliharaan alat telah dilaksanakan

d. Pengemasan

1. Cek alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan lembar kerja.

2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta.

3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta ke

tempat semula.

4. Bersihkan alat Patient Monitor dan lokasi perbaikan.

e. Laporan

1. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada Unit Pelayanan pengguna

alat dan serahkan kembali alat Patient Monitor yang telah dipelihara.

2. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada pemberi tugas.

3.5.4 Penempatan dan Penyimpanan

a. Ruang Pelayanan :

Diruang Perawatan, ICU, UGD, Ruang Operasi dan Ruang Pasca Operasi.

b. Persyaratan Ruangan :
- Tegangan/catu daya : 100 V - 220 V±10%

- Suhu Ruangan : 10oC - 40oC

c. Penyimpanan Alat :

- Matikan alat

- Lepaskan alat dengan catu daya

- Bersihkan aksesoris

- Catat beban kerja alat

- Disimpan pada suhu 20 – 25 oC

- Simpan ditempat yang aman dan bersih

DAFTAR PUSTAKA

1. ……………

Anda mungkin juga menyukai