U-Tube manometer dapat digunakan untuk mengukur tekanan dari cairan dan gas.
Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang menyerupai huruf U seperti pada
gambar di bawah ini. Tabung tersebut akan diisi dengan cairan yang disebut cairan
manometrik. Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis yang
lebih rendah dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada alat pengukur
tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena air raksa memiliki
berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis darah. Berikut skema
pengukuran tekanan menggunakan manometer.
Tekanan dalam fluida statis adalah sama pada setiap tingkat horisontal (ketinggian)
yang sama sehingga:
Karena disini kita mengukur tekanan tolok (gauge pressure), kita dapat
menghilangkan PAtmosfer sehingga
Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan pada A sama
dengan tekanan cairan manometrik pada ketinggian h2 dikurangi tekanan cairan yang
diukur pada ketinggian h1. Dalam kasus alat pengukur tekanan darah yang
menggunakan air raksa, berarti tekanan darah dapat diukur dengan menghitung berat
jenis air raksa dikali gravitasi dan ketinggian air raksa kemudian dikurangi berat
jenis darah dikalikan gravitasi dan ketinggian darah.
Sumber : Al-teko
Pemeliharaan :
PATIENT MONITOR
1. Pengertian
Adalah suatu alat yang difungsikan untuk memonitor kondisi fisiologis pasien.
Dimana proses monitoring tersebut dilakukan secara real-time, sehingga dapat
diketahui kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga.
2. Parameter Bedside Monitor
Parameter adalah bagian-bagian fisiologis dari pasien yang diperiksa melalui pasien
monitor. Jika kita ketahui ada sebuah pasien monitor dengan 5 parameter, maka yang
dimaksud dari lima parameter tersebut adalah banyaknya jenis pemeriksaan yang
bisa dilakukan oleh pasien monitor tersebut.
Didalam istilah pasien monitor kita mengetahui beberapa parameter yang diperiksa,
parameter itu antara lain adalah :
termasuk pemeriksaan “Heart Rate” atau detak jantung pasien dalam satu menit.
c. Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.
Pasien monitor ini bisa melakukan pemeriksaan seperti ECG, Respirasi, Tekanan
darah atau NIBP, kadar oksigen dalam darah / saturasi darah / SpO2, dan
Temperatur.
Pasien monitor ini biasanya dipakai diruangan operasi, karena ada satu parameter
tambahan yang biasa dipakai pada saat operasi, yaitu “ECG, Respirasi, Tekanan
darah atau NIBP (Non Invasive Blood Pressure) , kadar oksigen dalam darah /
Saturasi darah / SpO2, temperatur, dan sebagai tambahan adalah IBP (Invasive Blood
Pressure) pengukuran tekanan darah melalui pembuluh darah langsung, EtCo2 (End
Tidal Co2) yaitu pengukuran kadar karbondioksida dari sistem pernafasan pasien.
4. Cara Kerja
i. Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode ke pasien dan pastikan sudah
terhubung dengan baik
j. Lakukan monitoring
k. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave form, pulse,
temperatur, saturasi oksigen (SpO2), NiBP, tekanan hemodinamik
p. Pastikan bahwa Bedside Monitor dalam kondisi baik dan siap difungsikan lagi
BAB I
BEDSIDE MONITOR
LCD DISPLAY:
Menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-sinyal hasil pengukuran yang telah diolah dan
didapatkan dari main prosessor board.
BACKLIGTH:
Tampilan bagi belakang layar dua tegangan anoda (200 v dan 6 KV), heater current kontrol
grid voltage, arus katoda.
LAMPU OPERASI
A. ABSTRAK
B. PRINSIP KERJA
Cara kerja dari lampu operasi adalah merubah energy listrik menjadi
cahaya oleh LED. Proses pembentukan cahaya pada LED yaitu
C. SPESIFIKASI ALAT
Keunggulan :
D. BAGIAN-BAGIAN ALAT
3~ Modul Kontrol
4~ Head Light
Sebagai tempat pemasangan modul-modul LED. Berbentuk seperti mangkuk
yang tebalik.
Sebagai poros head light agar bisa digerakan memutar dengan sudut
pancar yang diinginkan.
6~ Modul LED
7~ LED
8~ Cup LED
9~ Filter
E. SKEMA RANGKAIAN
1. AC 110/230 adalah sebagai sumber catu daya utama
2. Intensitas Regulator adalah sebagai pengatur tegangan yang
akan megubah intensitas cahaya yang akan dihasilkan oleh LED.
3. Trafo adalah sebagai penurun tegangan sesuai batas maksimal
tegangan kerja LED.
4. Rectifier adalah sebagai penyearah arus dari arus AC menjadi
DC. Karena LED bekerja dengan tegangan DC.
5. LED1-LED6 adalah sebagai penghasil cahaya dengan prinsip
mengubah energi listrik menjadi cahaya.
6. CARA KERJA BLOK DIAGRAM
E. PEMELIHARAAN
1~ LED
Karena led adala komponen penghasil cahaya yang terus menerus dan
selain itu juga terdapat panas. Inilah yang sering membuat led cepat
padam.
2~ TRAFO
3~ Pengaturan Intensitas
VAPORIZER
Vaporizer
Vaporizer adalah salah satu komponen dari mesin anestesi yang berfungsi untuk
menguapkan zat anestesi cair yang mudah menguap. Alat ini dilengkapi dengan
angka penunjuk (dial) yang berfungsi untuk mengatur besar kecil konsentrasi zat
anestesi yang keluar. Anestetik volatil (spt halothan, isoflurane, desflurane atau
sevoflurane) harus diuapkan sebelum diberikan ke pasien. Vaporizer mempunyai
knob yang dikalibrasikan untuk konsentrasi yang secara tepat menambahkan
anestetik volatil ke campuran aliran gas dari seluruh flowmeter. Terletak antara
flowmeter dan common gas outlet. Lebih lanjut, kecuali mesin hanya bisa
menampung satu vaporizer, semua mesin anestesi harus mempunyai alat interlocking
atau ekslusi untuk mencegah penggunaan lebih dari satu vaporizer secara bersamaan.
Gambar 1. Vaporizer
2. Goldman vaporizer
Ini adalah vaporizer sederhana yang tidak menggunakan kendali suhu, biasanya
dipakai secara selang seling dengan nitrous oxide-oksigen pada mesin Boyle atau
mesin Walton dan Mc Kesson. Selanjutnya vaporizer ini berkembang menjadi
vaporizer Mark II.
4. HALOX VAPORIZER
Vaporizer ini bekerja seperti vaporizer Copper Ketlle terbuat dari kaca. Disini
digunakan alat pengukur suhu sehingga dapat diketahui suhu dari halothane. Disini
dibuat gambaran untuk membaca berapa uap halothane yang keluar sesuai dengan
suhu dan aliran gas yang diberikan, baik oksigen maupun nitrous oxide.
5. DRAGER VAPORIZER
Ini adalah vaporizer dengan kompensasi suhu yang dapat mengeluarkan
konsentrasi yang tetap dan akurat pada aliran gas antara 0,3 – 12 lt/menit. Alat ini
tidak terpengaruh oleh tekanan yang ditimbulkan oleh ventilator, alat ini sangat
akurat.
Gambar 6 Drager vaporizer
DASAR TEORI
A. Pengertian
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan
bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru
melalui jalan nafas buatanadalah suatu alat yang digunakan untuk membantu
sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi ( Brunner
dan Suddarth, 2002).
Beberapa keadaan seperti asidosis dan alkalosis membuat keadaan tubuh
membuat kompensasi dengan berbagai cara untuk menyeimbangkan keadaan PH
darah mendekati normal 7,35-7,45 dan kadar PO2 dalam darah mendekati 80-100
mmHg. Kompensai dapat berupa hyperventilasi jika keadaan hipoksemia, atau
pemenjangan waktu ekspirasi jika terjadi hyperkarbia (peningkatan kadar CO2 dalam
darah). Tetapi kompensasi alamiah tidak sepenuhnya dapat mengembalikan kadar
asam basa dalam darah menjadi normal, tetapi dapat mengakibatkan kelelahan otot-
otot nafas dan pasien pada akhirnya menjadi hipoventilasio dan terjadi apneu.
D. Klasifikasi
Ventilator mekanik dibedakan atas beberapa klasifikasi, yaitu:
1. Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung
ventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif.
a. Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal.
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya. Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis, distrofi muscular, sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis. Saat ini sudah jarang di pergunakan lagi karena tidak bias
melawan resistensi dan conplience paru, disamping itu ventla tor tekanan negative
ini digunakan pada awal – awal penggunaan ventilator.
b. Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan
tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk
mengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi
endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan
penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan
bersiklus, waktu bersiklus dan volume bersiklus.
2. Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik tekanan positif dapat dibagi
menjadi empat jenis yaitu : Volume Cycled, Pressure Cycled, Time Cycled, Flow
Cycle.
a. Volume Cycled Ventilator.
Volume cycled merupakan jenis ventilator yang paling sering digunakan di ruangan
unit perawatan kritis. Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan
volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume
yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada
komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten. Jenis ventilator
ini banyak digunakan bagi pasien dewasa dengan gangguan paru secara umum. Akan
tetapi jenis ini tidak dianjurkan bagi pasien dengan gangguan pernapasan yang
diakibatkan penyempitan lapang paru (atelektasis, edema paru). Hal ini dikarenakan
pada volume cycled pemberian tekanan pada paru-paru tidak terkontrol, sehingga
dikhawatirkan jika tekanannya berlebih maka akan terjadi volutrauma. Sedangkan
penggunaan pada bayi tidak dianjurkan, karena alveoli bayi masih sangat rentan
terhadap tekanan, sehingga memiliki resiko tinggi untuk terjadinya volutrauma.
b. Pressure Cycled Ventilator
Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin
berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah
ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi
dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka
volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus
parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan, sedangkan pada
pasien anak-anak atau dewasa mengalami gangguan pada luas lapang paru
(atelektasis, edema paru) jenis ini sangat dianjurkan.
c. Time Cycled Ventilator
Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan waktu ekspirasi
atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu
dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit). Normal ratio I : E (inspirasi :
ekspirasi ) 1 : 2.
d. Berbasis aliran (Flow Cycle)
Memberikan napas/ menghantarkan oksigen berdasarkan kecepatan aliran yang
sudah diset.
H. Komplikasi
Ventilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, tapi bila
perawatannya tidak tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti:
1. Pada paru
a. Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler.
b. Atelektasis/kolaps alveoli diffuse
c. Infeksi paru
d. Keracunan oksigen
e. Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi, tersumbat.
f. Aspirasi cairan lambung
g. Tidak berfungsinya penggunaan ventilator
h. Kerusakan jalan nafas bagian atas
2. Pada sistem kardiovaskuler
Hipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan menurunnya aliran balik vena
akibat meningkatnya tekanan intra thorax pada pemberian ventilasi mekanik dengan
tekanan tinggi.
3. Pada sistem saraf pusat
a. Vasokonstriksi cerebral
Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2) dibawah normal akibat dari
hiperventilasi.
b. Oedema cerebral
Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari
hipoventilasi.
c. Peningkatan tekanan intra kranial
d. Gangguan kesadaran
e. Gangguan tidur.
4. Pada sistem gastrointestinal
a. Distensi lambung, ileus
b. Perdarahan lambung
5. Gangguan lainnya
a. Obstruksi jalan nafas
b. Hipertensi
c. Tension pneumotoraks
d. Atelektase
e. Infeksi pulmonal
f. Kelainan fungsi gastrointestinal ; dilatasi lambung, perdarahan
g. Gastrointestinal.
h. Kelainan fungsi ginjal
i. Kelainan fungsi susunan saraf pusat
BAGIAN - BAGIAN
PRINSIP KERJA
Beberapa ventilator tekanan positif saat ini sudah dilengkapi sistim komputer dengan panel
kontrol yang mudah dioperasikan (user-friendly). Untuk mengaktifkan beberapa mode,
setting dan alarm, cukup dengan menekan tombol. Selain itu dilengkapi dengan layar
monitor yang menampilkan apa yang kita setting dan parameter alarm.
Ventilator adalah peralatan elektrik dan memerlukan sumber listrik. Beberapa ventilator,
menyediakan back up batere, namun batere tidak di disain untuk pemakaian jangka lama.
Ventilator adalah suatu metode penunjang/bantuan hidup (life - support); sebab jika
ventilator berhenti bekerja maka pasien akan meninggal. Oleh sebab itu harus tersedia
manual resusitasi seperti ambu bag di samping tempat tidur pasien yang memakai ventilator,
karena jika ventilator stop dapat langsung dilakukan manual ventilasi.
Ketika ventilator dihidupkan, ventilator akan melakukan self-test untuk memastikan apakah
ventilator bekerja dengan baik. Tubing ventilator harus diganti setiap 24 jam dan biarkan
ventilator melakukan self-test lagi. Filter bakteri dan water trap harus di periksa terhadap
sumbatan, dan harus tetap kering. Namun perlu diingat bahwa penanbahan filter dapat
meningkatkan dead space.
BLOG DIAGRAM
Penjelasan Rangkaian :
Saat alat dalam keadaan menyala maka LCD melakukan inisialisasi. Karena IC
Microkontroler AT89s51 telah mendapatkan tegangan sebeesar 5V. Kemudian untuk
penyetingan awal yaitu saat proses setting timer kita tekan tombol up/down untuk
menentukan lamanya proses pengkabutan. Selanjutnya penyetingan pengkabutan kita tekan
tombol up/down untuk menentukan besar kecilnya pengkabutan.
Settingan yang dilakukan akan ditampilkan pada LCD selanjutnya kita tekan tombol
START maka alat akan bekerja. Kemudian ic mikro akan memberikan perintah pada masing-
masing driver mel P3.0,P3.1,P3.2,P3.3. Kemudian proses timer akan berjalan apabila telah
mendapatkan perintah dari IC micro sehingga TR1 saebagai transistor NPN akan saturasi
apabila ia mendapatkan logika 1. selanjutnya optocoupler akan bekerja apabila penyensor
cahaya mendapatkan tegangan yang dapat mengubah energi listri menjadi cahaya.
Selanjutnya transistor aakan menerima energi cahaya menjadi energi listrik dan tegangan
tersebut akan diterima TR5 sehingga TR5 saturasi mengakibatkan kontak RY1 akan pindah
ke NC sehingga dapat mengaktifkan motor.
Untuk kerja dari TR2,TR3,TR4 sama halnya dengan TR1 hanya saja mereka akan
mengaktifkan selenoid untuk pengaturan pengkabutan dan alat bekerja. Setelah timer habis
maka alat akan mati atau berhenti dan proses terapi selesai.
AKHIRAN
A. Kesimpulan
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan
bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru
melalui jalan nafas buatanadalah suatu alat yang digunakan untuk membantu
sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi
Ada beberapa tujuan pemasangan ventilator mekanik, yaitu:
1. Mengurangi kerja pernapasan
2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien
3. Pemberian MV yang akurat
4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
5. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat
Indikasi Pemasangan Ventilator Mekanik
1. Pasien dengan gagal nafas
2. Insufisiensi jantung.
3. Disfungsi neurologist
4. Tindakan operasi
Menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi
mekanik (ventilator) bila :
1. Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
3. PaCO2 lebih dari 60 mmHg
4. AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg.
5. Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini semoga pengetahuan masyarakat khususnya
mahasiswa tentang materi Ventilator Mekanik dapat meningkat. Dari yang belum
tahu menjadi tahu, dan dari yang sudah tahu menjadi semakin mengerti.
Dan demi kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
http://fkpcci.blogspot.com/2012/06/ventilasi-mekanik-ventilator.html
http://nurainiperawatpjnhk.blogspot.com/2012/09/ventilasi-mekanik.html
http://novi-andryani.blogspot.com/2011/11/askep-klien-dengan-ventilasi-
mekanik.html
Ventilator adalah alat bantu pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen selama waktu yang cukup lama (
Brunner and suddarth, 2001).
Ventilator merupakan salah satu alat kedokteran yang berfungsi untuk membantu
pernafasan pasien. Ventilator secara umun adalah mixer antara oksigen (O2) udara
tekan (Air) yang diproses secara elektronik dan cenderung di intergrasikan dengan
system komputer, terdapat berbagai jenis sensor dan valve yang berfungsi untuk
keamanan pasien maupun alat ventilator itu sendiri.
Ventilator merupakan alat life support yang mempunyai peran yang sangat vital sebagai
penopang pernapasan pada pasien yang mengalami gangguan atau kegagalan sistem
pernafasan.
Blok Diagram Ventilator
2. Mixer
Blok ini berfungsi untuk mencampur antara Air dan O2 yang masuk dari gas inlet
blok, karena mesin ventilator mengolah campuran antara Air dan O2 dan diproses
secara elektronik dan pneumatic,
3. Inspratory valve
Adalah valve yang mengatur inspirasi gas yang telah dicampur oleh mixer.
4. Humidifier
Merupakan blok untuk melembabkan gas yang mengalir ke pasien agar pernafasan
pasien menjadi lembab, karena apabila udara kering yang mengalir maka akan
berakibat buruk pada pasien tersebut.
5. Flow sensor
Merupakan sensor yang dapat mendeteksi flow/aliran gas yang akan masuk ke
pasien. Flow sensor ini juga berfungsi sebagat sensor agar Minute Volume dan Tidal
Volume untuk pasien itu sesuai dengan butuhan.
9. Expiratory Valve
Valve ini merupakan valve ekspirasi
2. SIPPV
Mode ini adalah untuk pasien dengan kondisi <20% dan semua kondisi diambil alih
oleh alat akan tetapi dapat memberi nafas kapanpun pasien butuh. Biasanya mode ini
digunakan pada kondisi pasien yang pingsan. Untuk indicator bahwa pasien bernafas
maka indicator trigger akan menyala.
3. SIMV
Mode ini adalah kondisi pasien sudah 50% dan apabila pasien membutuhkan nafas
maka alat akan memberikan hanya sekali dalam saru siklus.
4. CPAP
Mode ini digunakan untuk memonitor kondisi pasien dan biasanya pasien sudah
dalam kondisi >80% dan menurut teorinya apabila pasien masih mungkin apnoea maka
sebaiknya jangan menggunakan mode CPAP. (Untuk savina dan evita family mode
CPAP memikki backup mode apabila terjadi apnoea dan waktu nya dapat disetting pada
Apnoea time)
. TENSIMETER ANEROID
Tensimeter Aneroid umumnya terdiri darimeteran pengukur tekanan, balon pompa,serta sela
ng yang tersambung ke manset.Hasil pengukuran dapat diketahui dari angkayang ditunjukka
n oleh jarum pada meteran.Kelebihan dari penggunaan TensimeterAneroid adalah bentuknya
yang ringkas,sehingga mudah untuk dibawa bepergian.
Prinsip Kerja
Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga pin Pbergerak, gerakan
dari pin P menyebabkangigi Gbergerak. Gerakan gigi G ini akan menyebabkan jarum
bergerak di seluruh muka manometer. Di bawah jarum penunjuk terdapat pegas tipis yang
berfungsi mengembalikan posisi jarum ke nol kembali ketika katup dibuka perlahan–lahan
(udara dikeluarkan sedikit demi sedikit). Dengan demikian pembacaan tekanan darah dicatat
oleh pengguna.
Blok Diagram
Pengoperasian
1. Menempatkan manset di lengan atas (kiri) yang tidaktertutup, lilitkan dengan selang yang mengarah ke telapak
tangan, dan tanda arteri utama berada di atas arteri utama. Tepi manset harus sekitar 1,5 sampai 2,5 cm di atas
bagian dalam engsel siku.
2. Dengan katup tertutup, tekan pompa dan tetap memompa sampai mencapai nilai 30-40 mmHg di atas tekanan
darah normal Anda.
3. Buka katup untuk mengeluarkan tekanan manset secara perlahan sebesar 2-3 mmHg per
detik.
4. Catat awal suara Korotkoff (Korotkoff sound) sebagai
tekanan sistolik, dan menghilangnya suara ini sebagai tekanan diastolik.
5. Setelah pengukuran selesai, buka katup secara penuh untuk melepas sisa udara dalam
manset.
Perawatan
1. Setelah pengukuran selesai, lilitkan manset dengan tensimeter dan pompa
serta simpan dalam kotaknya bersama dengan stetoskop.
2. Buang semua udara dalam manset sebelum disimpan.
3. Jangan pernah menyentuhkan manset atau komponennya dengan benda
tajam.
4. Akurasi tensimeter dapat diperiksa secara visual: pastikan agar jarum
berhenti dalam area garis merah di bawah "0" saat unit sudah benar-benar kosong.
Normalnya, kalibrasi harus dilakukan setiap 2 tahun.
2. TENSIMETER AIR RAKSA
Salah satu penyebab bahaya dari penggunaan tensimeter raksa ini adalahtimbulnya kebocora
n pada tabung raksa karena radiasi logam berat alatkesehatan tensimeter ini.
Air raksa yang nantinya keluar dari tabung tersebutdan terhirup manusia sangat tidak baik. P
enyebab kebocoran ini dapatdikarenakan kelalaian atau faktor lain
yang menyebabkan tabung penampungair raksa tersebut mengalami keretakan dan akhirnya
pecah.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah(tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer.
Manometer adalah alatpengukur tekanan yang menggunakan tinggikolom (tabung)
yang berisi liquid statik untukmenentukan tekanan. Manset dipasang‘mengikat’ mengelilingi
lengan dan kemudianditekan dengan tekanan di atas tekananarteri lengan (brachial) dan kem
udiansecara perlahan tekanannya diturunkan.Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom(tabung
manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
Blok Diagram
Pengoperasian
1. Mengkondisikan pasian yang akan diperiksa (berbaring atau duduk).
2. Pasang manset tensimeter pada lengan bagian atas (2 ruas jari dari sikubagian dalam).
3. Letakkan stetoskop pada arteri brakhialis yang terletak pada lipatan sikubagian dalam.
4. Dengarkan denyut nadi dengan seksama sambil naikkan tekanantensimeter sampai suara d
enyutan tidak terdengar lagi.
6. Ketika suara denyut nadi terdengar kembali, baca tekanan darah padabatas permukaan tab
ung raksa pada tensimeter, tekanan ini disebut sistolik.
7. Ketika proses penurunan, akan terdengar suara terakhir sebelum suaradenyut nadi menghil
ang, baca tekanan darah pada batas permukaan tabungraksa, tekanan ini disebut diastolik.
Perawatan
Alasan yang ketiga adalah masuknya gelembung udara. Ini disebabkan olehcara penanganan
yang tidak sesuai dari sphygmomanometer
air raksa. Debudapat masuk lewat udara. Memindahkan sphygmomanometer
air raksatanpa mengunci air raksa kembali ke kontainer dan meninggalkan klepmembuka dap
at menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa.
Kalibrasi
Cara melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagai berikut:
Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada levelangka nol (0 mmHg).
Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buangrapat-
rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidakturun lebih dari 2mmHg
(ke 198mmHg). Disini kita melihat apakah adabagian yang bocor.
Laju Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0
mmHg harus 1 detik,dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa.
Jika kecepatan turunnya air raksa di
sphygmomanometer lebih dari1 detik, berarti harus diperhatikan keandalan darisphygmoman
ometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunanterlalu lambat, akan mudah untuk terjadi k
esalahan dalam menilai.Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi (tampilan)
bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolik.
3. TENSIMETER DIGITAL
Tensimeter Digital Merupakan sebuah alat pengukur tensi darah secara digital/ elektronis.
Alat kesehatan tersebut gunanya untuk mengukur tensi darah secara mudah dan langsung
menunjukkan angka tensi darahdengan hasil yang akurat. Pengukur tekanan darah digital
ini beroperasi dengan menggunakan tenaga Baterai, hasil pengukurannya pun dapat langsung
terlihat pada layar monitor yang memunculkan angka pengukuran tekanan darah.
Prinsip Kerja
Udara akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik rata-
rata (sekitar 120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu perlahan-lahan udara akan dilepaskan
dari manset dengan mengendorkan knop pada tensimeter sehingga menyebabkan tekanan
dalam manset akan menurun. Secara perlahan manset akan mengempes, kita akan mengukur
osilasi kecil dalam tekanan udara dari manset lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan di
mana denyut nadi mulai terjadi atau bisa dikatakan sebagai batas bawah. Kami akan
menggunakan MCU untuk mendeteksi titik di mana osilasi ini terjadi dan kemudian
merekam tekanan dalam manset. Kemudian tekanan dalam manset akan menurun lebih
lanjut. Tekanan diastolik akan diambil pada titik di mana osilasi mulai menghilang.
Blok Diagram
Start button berfungsi untuk memulai pengukuran, saat start ditekan, maka MCU akan
mengeksekusi perintah untuk menggerakkan motor untuk memompa udara ke cuff. Udara
akan dipompa sampai mencapai tekanan 20 mmHg diatas tekanan sistolik. —Sensor tekanan
akan membaca dan mengeluarkan output yang diumpankan ke rangkaian amplifier dan akan
diinputkan ke MCU. —MCU akan menerima data dari ADC dan mengeluarkannya dalam
display LCD.
Pengoperasian
1. Pastikan tidak ada udara yang tersisa di dalam bladder pada manset. Kecuali
untuk tipe advance yang memiliki sistem menguras udara residu pemeriksaan
sebelumnya.
2. Ukuran manset juga harus sesuai dengan pemasangan yang benar. Walau
pun tipe automatis/digital bila manset yang digunakan tidak tepat, maka hasil
pengukurannya pun akan tidak tepat.
3. Bila memakai model sphygmomanometer digital yang wrist (model di
pergelangan tangan), gunakanlah pergelangan tangan kiri, kecuali karena ada kondisi
yang tidak memungkinkannya. Mengapa harus tangan kiri? Model wrist ini sangat
sensitif sehingga lebih baik menggunakan tangan yang paling dekat dengan
jantung. Jangan lupa juga untuk melepaskan jam tangan dan gelang.
4. Posisi pemasangan manset (tipe apa pun juga) harus memperhatikanartery
marking (penanda posisi arteri) yang ada pada manset.
5. —Sebelum menekan tombolnya, pastikan tingginya manset sama dengan
jantung, sehingga disarankan diperiksa dalam keadaan duduk. Bila memakai
model wrist, tempelkan pergelangan tangan yang diperiksa ke dada.
6. —Tekan tombol pemompa, dan tunggulah dengan sabar sampai alat benar-
benar berhenti bekerja. Jangan bergerak, jangan bicara, dan jangan banyak
bergoyang saat pemeriksaan; karena tensi meter digital terutama model wrist sangat
sensitif, sehingga getaran kecil dapat membuat salah pembacaan.
7. Baca hasilnya pada layar dan jangan dibulatkan. Angka yang ditunjukkan
merupakan angka yang biasanya sampai ke 1-an mmHg.
8. —Bila akan dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval setidaknya
5 menit untuk memberikan sistem peredaran darah kembali normal setelah tertekan
saat pengukuran sebelumnya. Kemudian ulangi proses dengan cara yang sama.
Perawatan
Hindarkan dari suhu dan kelembaban yang terlalu tinggi baik dalam penggunaan
atau penyimpanan.
Hindarkan dari zat-zat kimia yang dapat merusak alat.
Hindarkan dari benda-benda tajam.
Jagalah agar manometer
(tabung mercury, gauge, atau LCD) daribenturan benda keras .
Diposting oleh Erni Titis Prahesti pada 10/30/2013 02:48:00 AM