Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BCLS

“KONSEP TERAPI LISTRIK DAN ARITMIA YANG MENGANCAM


JIWA”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

FARIDA FARADILLA (B1F119044)

NURFAISYA ()

NURMALASARI

PRODI DIII-TEKNIK KARDIOVASKULER

FAKULTAS FATERSI

UNIVERSITAS MEGA REZKY

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-nya, serta memberikan kemudahan
dalam mengerjakan makalah ini yang berjudul “Konsep Terapi Listrik
Yang Mengancam Jiwa” sehingga makalah ini dapat diselesaikan dalam
waktu yang tepat.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dala
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, terutama kepada yang terhormat
dosen pembimbing yang yang telah membimbing kami agar dapat
mengerti tentang bagaimana cara menyusun tugas ini dan teman-teman
seperjuangan, yang telah membantu. Semoga tuhan senantiasa
memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada semua pihak yang
terlibat dalam proses pembuatan makalah ini.

Penulis selaku peneliti, mengucapkan mohon maaf yang sebesar-


besarnya apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah
ini. Karna saya sadar bahwa makalah ini belum sempurna. Maka dari itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk dijadikan
pembelajaran dalam menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah yang


sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya dan
sebagai wahana menambah pengetahuan serta pemikiaran.

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................................... ii

Daftar Gambar ...........................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................. 3

1.4 Manfaat ................................................................................................3

Bab 2 Pembahasan ................................................................................... 4

2.1 Pengertian Defibrilasi .......................................................................... 4

2.2 Tujuan Defibrilasi ................................................................................ 4

2.3 Indikasi Defibrilasi ............................................................................... 4

2.4 Mekanisme Defibrilasi ......................................................................... 5

2.5 Komplikasi Defibrilasi .......................................................................... 5

2.6 Alat-Alat Defibrilasi .............................................................................. 5

2.7 Prosedur Defibrilasi ............................................................................. 5

2.8 Dosis Defibrilasi .................................................................................. 7

2.9 Algoritma ............................................................................................. 8

Bab 3 Penutup ........................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 9

3.2 Saran ................................................................................................... 9

Daftar Pustaka ......................................................................................... 10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Algoritma .............................................................................. 8

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung adalah organ tubuh yang dibentuk oleh berbagai
komponen yaitu pembuluh darah, otot, selaput, katup, sistem saraf
dan sistem listrik jantung. Pada keadaan normal seluruh komponen
pembentuk jantung bekerja saling melengkapi agar jantung berfungsi
memompa darah secara memadai dan tanpa berhenti. Kerusakan di
setiap komponen jantung akan menyebabkan penyakit jantung yang
berbeda-beda.
Menurut data World Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa penyakit kardiovaskular masih merupakan penyebab kematian
no.1 didunia, salah satu penyebab kematian nomor satu pada
penyakit tidak menular adalah penyakit kardiovaskuler. Salah satu
gangguan kardiovaskuler yang paling sering menjadi penyebab
kematian adalah henti jantung.
Henti jantung merupakan salah satu keadaan berhentinya fungsi
mekanis jantung secara mendadak, yang dapat reversibel dengan
penanganan yang sesuai tetapi akan menyebabkan kematian apabila
tidak ditangani dengan segera. Henti jantung sering terjadi secara
tiba-tiba tanpa gejala awal. Henti jantung dipicu oleh kerusakan listrik
jantung yang menyebabkan tidak teraturnya detak jantung (aritmia).
Setelah terjadi henti jantung, seseorang akan mengalami henti napas
dan tidak terabanya denyut nadi yang menyebabkan hilangnya
kesadaran. Kematian akan terjadi dalam beberapa menit jika tidak
segera ditolong.
Aspek dasar pertolongan pada henti jantung mendadak adalah
bantuan hidup dasar (BHD), aktivasi sistem tanggap darurat, RJP
sedini mungkin, serta dengan defibrilasi cepat menggunakan
defibrillator eksternal otomatis atau automatic external defibrillator

iv
(AED). BHD di menit-menit awal dapat meningkatkan angka bertahan
hidup sebanyak 4% dan pada pasien napas spontan sebesar 40%.
Defibrilator adalah suatu alat yang menghasilkan shock listrik
dalam jumlah yang terkontrol pada pasien untuk mengakhiri aritmia
jantung. Teknik pemberian shock listrik biasanya dikenal dengan
defibrilasi jika shock diberikan untuk menghentikan fibrilasi ventrikel.
Cardioversion merupakan istilah yang digunakan jika shock digunakan
untuk aritmia lain seperti fibrilasi atrium, fluter atrium, atau takikardia
ventrikel.
Penyakit kardiovaskular menyebabkan 12 juta kematian di seluruh
dunia setiap tahunnya dan merupakan penyebab kematian primer di
Amerika Serikat.Walaupun fibrilasi ventrikel jarang ditulis sebagai
penyebab kematian, namun fibrilasi ventrikel setiap tahun
bertanggung jawab terhadap lebih dari 400.000 sudden cardiac death
(SCD) di Amerika Serikat.
Tindakan defibrilasi segera sangat penting untuk penanganan
fibrilasi ventrikel maupun takikardi ventrikel tanpa denyut. Sampai
saat ini, early defibrillation masih merupakan terapi yang paling tepat
dan cepat untuk fibrilasi ventrikeldibandingkan dengan obat-obatan
yang memerlukan waktu lebih lama untuk bekerja.Shock yang
mengalirkan arus melalui jantung secara seragam dan serentak akan
mendepolarisasi sejumlah tertentu(critical mass)otot jantung. Tujuan
tindakan ini adalah untuk mempengaruhi semua kelainan listrik
jantung dan membiarkan sel pacemaker intrinsik jantung untuk
mengatur dan mengambil alih konduksi primeryang normal. Ritme
konduksi normal ini akan mengembalikan jumlah cardiac outputyang
mencukupi kebutuhan untuk metabolisme tubuh,Usaha defibrilasi
yang berhasil sangat tergantung pada jeda waktu antara onset fibrilasi
ventrikel dan prosedur defibrilasi dan resusitasi.Tingkat keberhasilan
tindakan defibrilasi menurun 5-10% untuk setiap menit penundaan
waktu dihitung dari onset fibrilasi ventrikel. Oleh karena hal tersebut,

v
pengetahuan tentang prosedur defibrilasi sangatlah penting untuk
mengembangkan keterampilandan pengetahuan dalam halresusitasi
penderita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan defibrilasi?
2. Apa tujuan dari defibrilasi?
3. Apa saja indikasi dari defibrilasi?
4. Bagaimana mekanisme defibrilasi?
5. Apa saja komplikasi yang ditimbulakan dari defibrilasi?
6. Bagaimana prosedur dari defibrilasi?
7. Bagaimana dosis dari defibrilasi?
8. Bagaimana agoritma VF/VT tanpa nadi dan PEA-Asistol?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari defibrilasi
2. Untuk mengetahui tujuan pelaksaan defibrilasi
3. Untuk mengetahui indikasi dilaksanakannya defibrilasi
4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme defibrilasi
5. Untuk mengetahui komplikasi dari defibrilasi
6. Untuk mengetahui prosedur defibrilasi
7. Untuk mengetahui dosis obat yang digunakan saat defibrilasi
8. Untuk memahami agoritma dari VF/VT tanpa nadi dan PEA-Asistol
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai
bahan pengajaran dibidang pendidikan maupun dibidang penelitian.

vi
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Defibrilasi


Selain RJP yang berkualitas, defibrilasi pada pasien dengan irma
VF atau VT tanpa nadi merupakan standar penatalaksanaan irama
yang dapat meningkatkan peluang hidup pasien hingga pemulangan
dari rumah sakit.
Defibrilasi merupakan suatu proses pemberian sejumlah arus listrik
untuk kejut listrik melalui alat defibrilator yang diharapkan dapat
mengembalikan irama jantung menjadi normal.
2.2 Tujuan Defibrilasi
Tujuan defibrilasi adalah mendepolarisasikan sel-sel jantung dan
menghilangkan fibrilasi ventrikel atau takikardi ventrikel tanpa nadi.
Tujuan utama defibrilasi yaitu untuk mengakhiri gangguan irama
yang diindikasikan dapat diberi kejut listrik (shockable) sesegera
mungkin. Semakin cepat defibrilasi dilakukan, maka semakian baik
peluang keberlangsungan hidup pasien
2.3 Indikasi Defibrilasi
Kondisi henti jantung yang disebabkan oleh ventricular tachycardia
(VT), ventriculkar Fibrillation(VF) atau Vt polimorfik (torsader de
pointes)
2.4 Mekanisme defibrilasi
Defibrilasi atau cardioversi yang baik memerlukan energi yang
cukup untuk membangkitan aliran arus transmiokardium untuk
menghentikan aritmia. Shock defibrilasi mengalirkan sangat banyak
elektron pada jantung dalam waktu yang sangat singkat.
Operator memilih energi shock (joule) dalam menjalankan
defibrilator, namun yang benar-benar mendefibrilasikan jantung
adalah aliran arus elektron (ampere). Defibrilasi didapat dengan
membangkitkan suatu amplitudo aliran arus dan mempertahankan

vii
aliran tersebut dalam suatu interval waktu. Amplitudo arus, durasi
shock dan bagaimana amplitudo arus berubah selama interval
tersebut memiliki hubungan yang sangat kompleks dalam menentukan
bagaimana shock yang diberikan, akan melakukan defibrilasi.
Para peneliti mengatakan bahwa istilah current density merupakan
kunci dari keberhasilan defibrilasi. Current density adalah rasio dari
besarnya arus yang mengalir di seluruh konduktor ke daerah yang
dilewati oleh aliran arus tersebut, dinyatakan sebagai aliran arus per
unit area (ampere/cm2). Current density tergantung pada dosis shock
yang dipilih, berbeda dengan jumlah arus yang melewati seluruh
jantung. Fractional transmyocardial current (arus elektron thoracic
pathway diantara dua elektrode defibrilator dan posisi jantung di
dalam jalur tersebut) yang tergantung pada dosis shock yang dipilih,
lebih ditentukan oleh posisi elektrode dan anatomi thorak.
2.5 Komplikasi Defebrilasi
1) Kerusakan sel otot jantung disebabkan arus yang sangat besar
saat defibrilasi
2) Luka bakar
2.6 Alat-Alat Defibrilasi
1) Defibrilator/monitor
2) Gel/pasta elektroda
3) Monitor jantung
4) Trolley emrgency dengan intubasi dan obat-obatan
5) Ambu bag
6) Oral airway
7) Alat penghisap/suction
2.7 Prinsip Prosedur Defibrilasi dan Prosedur Defibrilasi
a. Prinsip prosedur defbrilasi
1) Selama prosedur, tidak boleh ada yang menyentuh tempat tidur
maupun pasien
2) Olesi area kedua pedal defibrilator dengan jeli secara merata

viii
3) Awali aliran listrik ke dada pasien sebanyak 200 joule atau 300
joule
b. Prosedur defibrilasi
1) Periksa takikardi atau fibrilasi ventrikelpada monitor. Banyak
defibrillator mempunyai mekanisme untuk monitoring irama
jantung melalui paddle defibrillator, sehingga lebih cepat
daridapa menempelkan elektroda pada pasien.
2) Raba nadi. Nadi karotis adalah yang direkondasikan oleh The
American Heart Assiciation (AHA).
3) Jika nadi pasien tidak teraba dan defibrillator tidak/belum
tersedia, mulai RJP. Jika defibrillator tersedia siapkan untuk
defibrilasi.
4) Posisi defibrillator sedemikian sehingga paddle dapat dengan
mudah mejangkau dada pasien.
5) Hubungkan defibrillator dengan sumber listrik.
6) Nyalakan (power “ON”) dan periksa control synchronizer
dimatikan.
7) Olesi seluruh permukaan paddle dengan lapisan tipis pasta
elektroda atau jika tersedia gunakan bungkus pada paddle
defibrillator.
8) Set tingkat energy pada 200 J untuk defibrilasi awal.
9) Tekan tomnol pengisian sampai tingkat daya yang dipilih
dihasilkan
10) Letakkan paddle diatas dada kuat dengan tekanan mantap
(kira-kira 25 lb)
11) Intruksikan kepada semua penolong untuk berdiri bebas dari
tempat tidur dan alat-alat yang berhubungan degan pasien.
Observasi daerah sekeliling, pastikan semuanya bebas.
12) Secara simultan tekan tombol pengeluaran pada paddle untuk
mengeluarkan arus listrik.
13) Periksa nadi dan irama jantung pasien.

ix
14) Jika defibrilasi tidak berhasil, segera mesin diisi sampai 300 J
dan ulangi langkah I sampai M
15) Jika defibrilasi kedua gagal,segera mesin diisi sampai 360 J
dan ulangi langkah I sampai M
16) Pastikan pasta elektroda cukup di paddle selama masing-
masing. Jika defibrilasi ketiga tidak berhasil,mulai RJP.
17) Pertimbangkan dan terapi kemungkinan penyebab ketidak
berhasilan defibrilasi seperti hipoksia,hipokalemia atau
asidosis.
2.8 Dosis Defibrilasi
1) Bifasik : dosis dewasa 150-200 Joule. Bila provider mnggunakan
defibrilator bifasik yang tidak mengetahui rentang dosis efektif
untuk mengatasi VF, maka dapat menggunakan pilihan 200 Joule
sebagai dosis awal dan seterusnya.
2) Monofasik : 360 joule
Dosis defibrilasi manual untuk usia 1-8 tahun(monofasik atau
bifasik) adalah 2 Joule/kgBB untuk percobaan pertama dan 4
Joule/kgBB untuk percobaan selanjutnya

x
2.9 Agoritma VF/VT Tanpa Nadi Dan Agoritma PEA-Asistol

xi
Gambar 2.1 Algoritma VT/VF Tanda Nadi Dan PEA-Asistol

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Defibrilasi merupakan suatu proses pemberian sejumlah arus listrik
untuk kejut listrik melalui alat defibrilator yang diharapkan dapat
mengembalikan irama jantung menjadi normal yang tujuan
mendepolarisasikan sel-sel jantung dan menghilangkan fibrilasi
ventrikel atau takikardi ventrikel tanpa nadi.
Defibrilator adalah suatu alat yang menghasilkan shock listrik
dalam jumlah yang terkontrol pada pasien untuk mengakhiri Aritmia
jantung
3.2 Saran
Defibrilasi merupakan suatu proses pemberian sejumlah arus listrik
untuk kejut listrik melalui alat defibrilator yang diharapkan dapat
mengembalikan irama jantung menjadi normal sehingga dalam
pengoperasiannya pun harus memakai prosedur yang telah ada.
Maka dari itu kita sebagai seorang teknisi hendaklah mengutamakan
keselamatan dan keamanan dalam pengoperasiannya.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Irfani, Qonita Imma. (2019). Bantuan Hidup Dasar. CDK. 44(6) : 277

Astutik, Ari Muji. (2018). Identifikasi Penanganan Di Instalasi Gawat


Darurat RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Utama Naskah. 1(10) :265

Nurachman, Elly dan Ratna S. Sudarsono. (1999). Buku Baku Prosedur


Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Guntur. (2016). Sistem Kardiovaskular. Makassar

Fadli, Doni. (2014). Penatalaksanaaan Kasus Henti Jantung.

xiii

Anda mungkin juga menyukai