Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PASIEN

DENGAN MASALAH “FIBRILASI VENTRIKEL”

OLEH:
B2 KEPERAWATAN 2019

1. MUTIARA 14220190047
2. SALSABIL RAJIHAH 14220190049
3. JENNATUR RAHMAH 14220190051
4. IFFAH NURMAGFIRAH 14220190050
5. NURKHAFIFAH 14220190068

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran ALLAH swt atas limpah hidayah, rahmat dan lindungannya.
Akhirnya makalah ini saya selesaikan dengan lancar. Makalah ini saya susun untuk memenuhi
tugas saya. Selain itu saya menyusun makalah ini untuk menambah wawasan untuk memahami
tentang “ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PASIEN DENGAN MASALAH FIBRILASI
VENTRIKEL”
Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karna saya juga masih dalam
belajar, oleh karena itu saya menerima saran / kritikan anda supaya makalah selanjutnya bisa
lebih baik dari sebelumnya. Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermafaat bagi pembaca.
Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau prerkataan yang kurang
berkenan (sopan) kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat buat
pembaca.

Rabu, 28 september 2021

Penulis
DAFTAR ISI

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PASIEN DENGAN


MASALAH “FIBRILASI VENTRIKEL.......................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN............................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................5
C. TUJUAN.................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. DEFINISI FIBRILASI VENTRIKEL..................................................................6
B. ETIOLOGI.............................................................................................................6
C. GEJALA FIBRILASI VENTRIKEL...................................................................7
D. PENGOBATAN FIBRILASI VENTRIKEL........................................................7
E. PENYIMPANGAN KDM....................................................................................8
F. PENANGANAN FIBRILASI VENTRIKEL......................................................9
BAB III............................................................................................................................ 11
ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................11
A. PENGKAJIAN.....................................................................................................11
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................................13
C. INTERVENSI.....................................................................................................13
BAB VI............................................................................................................................ 17
PENUTUP..................................................................................................................... 17
A. KESIMPULAN.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................18

A. Latar Belakang BAB I


P ENDAHULUAN

Penyakit kardiovaskular khususnya pada jantung sering teramat di pasien stroke, dan
kelainan jantung juga sering terjadi didapati setelah stroke. Hal yang paling serius
diantaranya merupakan infark miokard akut (IMA), gagal jantung, aritmia seperti
takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel, atau fibrilasi atrium, hingga henti jantung.
Pasien dengan riwayat aterosklerosis serebral sering terdapat penyakit arteri koroner
(PAK) atau penyakit pembuluh darah perifer (PAP). Sebaliknya, pasien dengan PAK
atau PAP memiliki risiko stroke yang lebih besar.[1] Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa pasien dengan penyakit serebrovaskular berisiko untuk
terjadinya IMA atau kematian pembuluh darah setelah terjadi stroke, dan dengan
penyakit jantung sebagai penyebab kematian yang tertinggi pada pasien stroke dari
waktu ke waktu.
Pada suatu penelitian lain pada pasien stroke akut dan dirawat inap, terjadi
kematian yang disebabkan oleh jantung pada 35/846 pasien (4%) dan dengan
kelainan jantung yang serius dalam tiga bulan pertama pasca stroke terjadi pada
161/846 pasien (19%). Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadi kelainan
jantung yang serius adalah stroke dengan prognosis yang buruk, riwayat gagal
jantung, dan disfungsi ginjal (kadar kreatinin > 1,3 mg/dl). Temuan EKG terkait
dengan peningkatan risiko berikut adalah extra ventricular beats dan interval QT yang
memanjang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan bahwa lebih dari 17,3 juta
orang meninggal karena penyakit kardiovaskular (CVD) pada tahun 2008[1]. Dari
17,3 juta, lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara-
negara berpenghasilan rendah dan menengah. Hal ini tidak mendiskualifikasi
Malaysia dari daftar tersebut, dimana angka kematian CVD berkisar antara 239-362
kematian per 100.000 penduduk pada laki-laki dan 181-281 kematian per 100.000
penduduk pada perempuan[1]. Di Malaysia khususnya, CVD menjadi pembunuh
nomor satu (Mei, 2010) dan angka kematian terus meningkat setiap tahun [2]. Karena
alasan ini, kami memutuskan untuk melakukan penelitian tentang CVD. Studi ini
akan berkonsentrasi pada aritmia karena beberapa aritmia mengancam jiwa dan
memerlukan perawatan segera. Aritmia adalah jenis CVD yang didefinisikan sebagai
sekelompok kondisi di mana aktivitas listrik jantung tidak teratur yang dapat
mengakibatkan jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat dari biasanya.
Selama aritmia, jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke seluruh
tubuh. Pemompaan darah dan oksigen oleh jantung yang kurang efisien ini akan
menyebabkan paru-paru, otak dan organ tubuh tidak dapat bekerja dengan baik dan
terhenti atau rusak.
.

B. RUMUSAN MASALAH

1. apa konsep medis dari ventrikel fibrilasi?


2. apa saja konsep asuhan keperawatan untuk pasien ventrikel fibrilasi?

C. TUJUAN

1. untuk mengetahui apa saja konsep medis dari penyakit ventrikel fibrilasi
2. untuk mengetahui apa saja konsep asuhan keperawatan pada pasien ventrikel
fibrilasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI

Fibrilasi ventrikel merupakan irama yang paling penting untuk diketahui pada
Emergency Cardiovascular Care (ECC). 1,2 Irama ini merupakan suatu tanda
dimana banyak daerah pada ventrikel mengalami variasi dalam fase depolarisasi
dan repolarisasi, dan tidak terjadi suatu depolarisasi ventrikular yang teratur.
Beberapa ahli menyatakan fibrilasi ventrikel sebagai suatu “kekacauan
miokardium (myocardial chaos)”.
Pada fibrilasi ventrikel, ventrikel tidak berkontraksi sebagai suatu unit
sehingga tidak dapat menghasilkan suatu cardiac output yang efektif. Ketika para
klinisi melihat langsung suatu jantung yang mengalami fibrilasi ventrikel pada
suatu tindakan torakotomi, mereka mendeskripsikan ventrikel seperti suatu
kantong yang penuh dengan cacing hidup (like a bag filled with live worms)”

B. ETIOLOGI
Etiologi fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation/VF) yang paling banyak adalah
penyakit jantung struktural, terutama penyakit jantung koroner dan infark
miokard. Selain itu, VF juga dapat disebabkan oleh kardiomiopati dilatasi,
kardiomiopati hipertrofik, miokarditis, penyakit katup jantung, penyakit jantung
bawaan, obat pencetus aritmia, serta kelainan elektrolit dan asam basa.
Sebagian kecil pasien (5-10%) dapat mengalami VF tanpa adanya suatu
penyakit jantung struktural yang dapat diidentifikasi. Studi Cardiac Arrest
Survivors with Preserved Ejection Fraction (CASPER) menemukan bahwa pada
56% pasien dengan VF dan fungsi ventrikel kiri normal, penyebab dasar VF dapat
berupa penyakit irama jantung bawaan primer seperti catecholaminergic
polymorphic ventricular tachycardia (CPVT), sindrom QT memanjang (long QT
syndrome/LQTS), sindrom repolarisasi dini (early repolarization syndrome/ERS),
dan sindrom Brugada.
Apabila pasien tidak terbukti memiliki suatu penyakit jantung struktural
maupun penyakit irama jantung tertentu setelah dilakukan pemeriksaan invasif,
non invasif, dan genetik yang menyeluruh, barulah dapat dicurigai adanya suatu
VF idiopatik (idiopathic ventricular fibrillation/IVF).

C. GEJALA VENTRIKEL FIBRILASI


Ventrikel fibrilasi bisa terjadi tanpa tanda atau gejala apa pun. Bila muncul, gejala
itu bisa berupa:
- Hilangnya kesadaran dalam sekejap
- Tiba-tiba jatuh pingsan
- Kejang-kejang
- Kulit berubah menjadi kebiruan atau kemerahan
- Pupil melebar
- Denyut, detak jantung, dan tekanan darah tak terdeteksi

D. PENGOBATAN VENTRIKEL FIBRILASI


Ventrikel fibrilasi harus ditangani sebagai kondisi darurat ekstrem dan perawatan
mesti dilakukan secepat mungkin, yaitu dalam 4-6 menit. Terdapat dua tahap
penanganan. Yang pertama bersifat mendesak dengan cara memberikan resusitasi
jantung paru (CPR). CPR dimulai dengan memberikan tekanan pada dada.
Prosedur sementara ini bisa membantu menjaga aliran darah ke otak, jantung, dan
organ vital lain sembari menunggu pertolongan medis.
Tahap kedua berfokus pada upaya mengembalikan sistem kelistrikan jantung dan
mencegah kejadian ventrikel fibrilasi di kemudian hari, antara lain:
- Defibrilasi: penggunaan alat defibrilator pada dada untuk memulihkan
irama jantung. Alat ini bisa mengalirkan listrik ke jantung. Kebanyakan
ambulans memiliki defibrilator portabel sehingga pasien tak perlu
menunggu sampai di rumah sakit untuk menjalani prosedur defibrilasi.
- Obat-obatan: dokter bisa langsung memberikan obat-obatan tertentu untuk
mengendalikan dan mencegah gejala terjadi lagi. Obat ini antara lain
berfungsi memperlambat detak jantung, menjaga irama jantung normal,
dan mencegah gumpalan darah. Implantable cardioverter defibrillator
(ICD): alat yang dipasang dalam tubuh pasien untuk memonitor fibrilasi.
Bila terdeteksi, alat ini akan otomatis mengalirkan impuls listrik untuk
memulihkan irama detak jantung.
- Ablasi kateter: prosedur ini menggunakan energi tertentu, seperti
radiofrekuensi, untuk memutus jalur listrik yang di ruang jantung yang
menyebabkan gangguan irama jantung.
-
E. PENYIMPANGAN KDM
Pada ventrikel, banyak aritrima disebabkan oleh gangguan sirkuit reentri. Fibrilasi
ventrikel disebabkan oleh banyak turbulensi dari sirkuit. secara normal, vibrilasi
ventrikel timbul akibat dari deteriorasi ventrikel takikardi. Terdapat dua hipotesis
yang menjelaskan transisi ventrikel takikardi menjadi vibrilasi ventrikel.
(Keldermann, 2009).
hipotesis pertama menjelaskan onset fibrilasi ventrikel selama gelombang
turbuensi memicu heterogenitas dalam jaringan jantung. proses penting pada
fibrilasi ventrikel berkaitan erat dengan penyakit yang meningkatkan
heterogenitas, seperti penyakit jantung koroner, kardiomiopati, dan penyakit
jantung kongenital. Penyakit ini berhubungan dengan perubahan struktural dan
elektrofisiologi pada lapisan jantung yang meningkatkan derajat heterogenitas
jantung. Perubahan ini termasuk dalam formasi ineksitabilitas jaringan (fibrosis),
remodeling gap junction, dan perubahan ion. Dengan kata lain, fibrilasi ventrikel
berkaitan dengan penyakit seperti long QT, short QT, dan sindrom brugada di
mana mutasi dari kanal ion menyebabkan dispepsi durasi potensial aksi
(kelderman 2009)
hipotesis kedua menjelaskan onset fibrilasi ventrikel dengan munculnya
instabilital dinamik. Memicu restitusi durasi potensial aksi. pernyataan ini disebut
juga dengan hipotesis restitusi. pada hipotesis restitusi, instabilitas alternans
muncul saat lekukan kurva restitusi durasi potensial aksi, yang berkaitan dengan
durasi potensial aksi terhadap interval diastolic sebelumnya. faktor lain seperti
coupling elektronik, memori jantung, dan restitusi velositas konduksi juga harus
diperhitungkan (runge MS 2010)
F. PENANGANAN FIBRILASI VENTRIKEL(VF)
Gelombang Ventricullar Fibilasi (VF) tampak sebagai suatu gelombang yang
kacau dengan tanpa disertai depolarisasi dan kontraksi ventrikel.

Gambar 1.1 Ventrikel Fibrilasi


Penanganan segera sangat diperlukan pada kasus ini. Penundaan terhadap
penanganan akan menurunkan kesempatan konversi gelombang menjadi
gelombang normal.
sebenarnya tindakan pengatasan kritis ini telah dimulai di tempat kejadian
maupun dalam waktu pengankutan pasien ke Rumah Sakit yang disebut dengan
fase prehospital. Tindakan yang dilakukan adalah sama yakni resusitasi dan
stabilisasi sambil memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan tindakan
yang diperlukan. Tiap pasien yang dirawat di ICU memerlukan evaluasi yang
ketat dan pengatasan yang tepat dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu
kelainan pada pasien kritis dibagi atas 9 rangkai kerja:
1. Prehospital, meliputi pertolongan pertama pada tempat kejadian resusitasi
cardiac pulmoner, pengobatan gawat darurat, teknik untuk mengevaluasi,
amannya transportasi, akses telepon ke pusat.
2. Triage, yakni skenario pertolongan yang akan diberikan sesudah fase keadaan.
Pasien-pasien yang sangat terancam hidupnya harus diberi prioritas utama. Pada
bencana alam dimana terjadi sejumlah kasus gawat darurat sekaligus maka
skenario pengatasan keadaan kritis harus dirancang sedemikian rupa sehingga
pertolongan memberikan hasil secara maksimal dengan memprioritaskan yang
paling gawat dan harapan hidup yang tinggi.
3. Prioritas dari gawat darurat tiap pasien gawat darurat mempunyai tingkat
kegawatan yang berbeda, dengan demikian mempunyai prioritas pelayanan
prioritas yang berbeda. Oleh karena itu diklasifikasikan pasien kritis atas:
a. Exigent, pasien yang tergolong dalam keadaan gawat darurat 1 dan
memerlukan pertolongan segera. Yang termasuk dalam kelompok ini dalah pasien
dengan obstruksi jalan nafas, fibrilasi ventrikel, ventrikel takikardi dan cardiac
arest.
b. Emergent, yang disebut juga dengan gawat darurat 2 yang memerlukan
pertolongan secepat mungkin dalam beberapa menit. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah miocard infark, aritmia yang tidak stabil dan pneumothoraks.
c. Urgent, yang termasuk kedalam gawat darurat 3. Dimana waktu pertolongan
yang dilakukan lebih panjang dari gawat darurat 2 akantetapi tetap memerlukan
pertolongan yang cepat oleh karena dapat mengancam kehidupan, yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah ekstraserbasi asma, perdarahan gastrointestinal dan
keracunan.
d. Minor atau non urgent, yang termasuk ke dalam gawat darurat 4, semua
penyakit yang tergolong kedalam yang tidak mengancam kehidupan.
Penaganan Gangguan Sistem Cardiovaskuler
a. Emergency Trolly
b. Melakukan rekaman EKG
c. Memasang Monitoring E K G , Saturasi Oksigen, Tekanan Darah
d. R J P
e. Mengkaji pasien Decompensasi Cordis
f. Mengkaji pasien MCI
g. Merawat pasien dengan menggunakan CVP
h. Melakukan DC Shock
i. Memberi antikuagulan
j. Melakukan evaluasi post streptase
k. Memberikan Pendidikan Kesehatan dalam pemberian Streptase
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

a) Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang


b. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita klien, seperti penyakit
jantung rematik, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan trauma.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang berhubungan dengan penyakit jantung atau
jenis penyakit kardiovaskuler lainnya.

b) Pengkajian: Pola Gordon, NANDA

a. Pola Persepsi Kesehatan


Pasien datang ke rumah sakit dengan kegawat daruratan mengenai penyakit
jantung.Tingkat kesadaran pasien menurun.
b. Pola Nutrisi dan Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, tidak toleran terhadap makanan, mual, muntah,
penurunan berat badan
Tanda : edema, penurunan berat badan,perubahan turgor
c. Pola Eleminasi
d. Pola Aktivitas atau Latihan
Gejala : lemah, lelah, penurunan kesadaran
Tanda : perubahan frekuensi jantung saat beraktivitas
e. Pola Tidur atau Istirahat
Gejala : lemah, lelah, penurunan kesadaran, cemas
Tanda : perubahan frekuensi jantung/TD
f. Pola Kognitif atau Perseptual
Gejala : nyeri dada, cemas
Tanda : kejang, penurunan tingkat kesadaran, sesak, disorientasi, bingung,
kehilangan memori, perubahan pola bicara/kesadaran, pingsan, koma.gelisah,
g. Pola Persepsi Diri
Gejala : cemas, bingung, merasa tidak berdaya
Tanda : penurunan tingkat kesadaran
h. Pola Peran dan Hubungan
Keluarga menemani pasien atau tidak dapat mempengaruhi status kesehatan
pasien
i. Pola Seksualitas atau Reproduksi
j. Pola Koping atau Toleransi Stres
Gejala : bingung, lelah, lemah, gugup, takut akan kematian
Tanda : Cemas, takut, menolak, gelisah
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Nilai spiritual dan kepercayaan pasien terhadap Tuhan yang tinggi dapat
meningkatkan status kesehatan pasien
c) Pemeriksaan Fisik
Mata : konjungtiva, sclera
Leher : JVP, bising arteri karotis
Paru : bentuk dada
a. pergerakan dada
b. asimetris dada
Pernapasan : frekuensi, irama, jenis
a. suara napas
b. Suara tambahan (ronchi, wheezing, krepitasi)
Jantung : tekanan darah
a. nadi : frekuensi, irama
b. suara jantung
c. apeks jantung
d. suara tambahan : S3, S4, Gallop
e. bising jantung: thrill
Abdomen : acites, bising usus
Ekstremitas : temperature, kelembaban, edema, sianosis
d) Analisa Data dan Masalah
Vibrilasi ventrikel dapat terjadi pada kondisi iskemia dan infark miokard,
manipulasi kateter pada ventrikel, gangguan karena kontak dengan listrik,
pemanjangan interval QT, atau sebagai irama akhir pada pasien dengan kegagalan
sirkulasi, atau pada kejadian takikardi ventrikel yang memburuk. Penyebab yang
paling umum dari fibrilasi ventrikel adalah heart attack, akan tetapi fibrilasi
ventrikel dapat terjadi ketika jantung tidak memperoleh oksigen yang cukup, atau
orang tersebut memiliki penyakit jantung yang lain. Fibrilasi ventrikel dapat
disebabkan antara lain: Gangguan jantung struktural, Gangguan jantung
nonstructural, Noncardiac respiratory, Gangguan elektrolit dan asidosis,
Neurologik.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal dan
penurunan kontraktilitas m
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan tidak efektifnyadaya pompa jantung.

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal dan
penurunan kontraktilitas m
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam pasien dapat
mempertahankan curah jantung yang adekuat.
NOC:
1. Cardiac pump effectiveness
2. Circulation status
3. Vital sign status

Kriteria hasil:
1. Tanda vital dalam rentang normal (Tekanan darah.nadi, respirasi)
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4. Tidak ada penurunan kesadaran

NIC :

Cardiac care:

1. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)


2. Catat adanya disritmia jantung
3. Catat tanda dan gejala penurunan cardiac output
4. Monitor status kardiovaskuler
5. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
6. Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
7. Monitor balance cairan
8. Monitor adanya perubahan tekanan darah
9. Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
10. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
11. Monitor toleransi aktivitas pasien
12. Monitor adanya dispneu, fatigue, takipnu dan ortopneu
13. Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital sign monitoring:

1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR


2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama dan setelah aktivitas
6. Monitor kualitas nadi
7. Monitor jumlah dan irama jantung
8. Monitor bunyi jantung
9. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
10. Monitor suara paru
11. Monitor pola pernapasan abnormal
12. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
13. Monitor sianosis perifer
14. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi dan
peningkatan sistolik)
15. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan tidak efektifnyadaya pompa jantung.


Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam pasien perfusi jaringan
adekuat

NOC:
1. Circulation status
2. Tissue perfusion: cerebral

Kriteria hasil:

1. Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan:


- Tekanan sistol dan diastole dalam rentang normal
- Tidak ada ortostatik hipertensi
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial (tidak lebih dari 15
mmHg)
2. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
- Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
- Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
- Memproses informasi
- Membuat keputusan dengan benar
3. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh: tingkat kesadaran
membaik,tidak ada gerakan-gerakan involunter.

NIC:

Peripheral sensation management (manajemen sensasi perifer):

1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul


2. Monitor adanya paretese
3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi
4. Gunakan sarung tangan untuk proteksi
5. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
6. Monitor kemampuan BAB
7. Kolaborasi pemberian analgetik
8. Monitor adanya tromboplebitis
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa fibrilasi ventrikel (VF) adalah
suatu aritmia jantung dimana ventrikel mengalami depolarisasi secara kacau dan cepat,
sehingga ventrikel tidak berkontraksi sebagai satu kesatuan, tetapi bergetar secara inefektif
tanpa menhasilkan curah jantung, yang ditandai dengan kompleks QRS, gelombang P, dan
segmen ST yang tidak beraturan dan sulit dikenali (disorganized). Penanganan VF harus
cepat dengan protokol resusitasi kardiopulmonal yang baku. Selama tidak ada irama jantung
yang efektif (pulsasi pembuluh nadi besar tidak teraba) harus terus dilakukan resusitasi
jantung paru, sambil mengulangi kardioversi dengan pemberian unsynchronized DC shock
mulai 200 Joules sampai 360 Joules, dan obat-obatan seperti adrenalin, amiodaron, dan
magnesium sulfat.
DAFTAR PUSTAKA

https://journals.utm.my/jurnalteknologi/article/view/9444/5581

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/14004/1/4569f77238e990e825b96bc40ff9f7a8.pdf

https://primayahospital.com/jantung/gangguan-jantung-ventrikel-fibrilasi/

http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4440/2/Keperawatan%20Kritis.pdf

http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/597/2/Bab%201.pdf

https://www.scribd.com/document/434521622/Makalah-Ventrikel-fibrilasi

Anda mungkin juga menyukai