OLEH:
B2 KEPERAWATAN 2019
1. MUTIARA 14220190047
2. SALSABIL RAJIHAH 14220190049
3. JENNATUR RAHMAH 14220190051
4. IFFAH NURMAGFIRAH 14220190050
5. NURKHAFIFAH 14220190068
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran ALLAH swt atas limpah hidayah, rahmat dan lindungannya.
Akhirnya makalah ini saya selesaikan dengan lancar. Makalah ini saya susun untuk memenuhi
tugas saya. Selain itu saya menyusun makalah ini untuk menambah wawasan untuk memahami
tentang “ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PASIEN DENGAN MASALAH FIBRILASI
VENTRIKEL”
Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karna saya juga masih dalam
belajar, oleh karena itu saya menerima saran / kritikan anda supaya makalah selanjutnya bisa
lebih baik dari sebelumnya. Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermafaat bagi pembaca.
Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau prerkataan yang kurang
berkenan (sopan) kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat buat
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Penyakit kardiovaskular khususnya pada jantung sering teramat di pasien stroke, dan
kelainan jantung juga sering terjadi didapati setelah stroke. Hal yang paling serius
diantaranya merupakan infark miokard akut (IMA), gagal jantung, aritmia seperti
takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel, atau fibrilasi atrium, hingga henti jantung.
Pasien dengan riwayat aterosklerosis serebral sering terdapat penyakit arteri koroner
(PAK) atau penyakit pembuluh darah perifer (PAP). Sebaliknya, pasien dengan PAK
atau PAP memiliki risiko stroke yang lebih besar.[1] Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa pasien dengan penyakit serebrovaskular berisiko untuk
terjadinya IMA atau kematian pembuluh darah setelah terjadi stroke, dan dengan
penyakit jantung sebagai penyebab kematian yang tertinggi pada pasien stroke dari
waktu ke waktu.
Pada suatu penelitian lain pada pasien stroke akut dan dirawat inap, terjadi
kematian yang disebabkan oleh jantung pada 35/846 pasien (4%) dan dengan
kelainan jantung yang serius dalam tiga bulan pertama pasca stroke terjadi pada
161/846 pasien (19%). Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadi kelainan
jantung yang serius adalah stroke dengan prognosis yang buruk, riwayat gagal
jantung, dan disfungsi ginjal (kadar kreatinin > 1,3 mg/dl). Temuan EKG terkait
dengan peningkatan risiko berikut adalah extra ventricular beats dan interval QT yang
memanjang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan bahwa lebih dari 17,3 juta
orang meninggal karena penyakit kardiovaskular (CVD) pada tahun 2008[1]. Dari
17,3 juta, lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara-
negara berpenghasilan rendah dan menengah. Hal ini tidak mendiskualifikasi
Malaysia dari daftar tersebut, dimana angka kematian CVD berkisar antara 239-362
kematian per 100.000 penduduk pada laki-laki dan 181-281 kematian per 100.000
penduduk pada perempuan[1]. Di Malaysia khususnya, CVD menjadi pembunuh
nomor satu (Mei, 2010) dan angka kematian terus meningkat setiap tahun [2]. Karena
alasan ini, kami memutuskan untuk melakukan penelitian tentang CVD. Studi ini
akan berkonsentrasi pada aritmia karena beberapa aritmia mengancam jiwa dan
memerlukan perawatan segera. Aritmia adalah jenis CVD yang didefinisikan sebagai
sekelompok kondisi di mana aktivitas listrik jantung tidak teratur yang dapat
mengakibatkan jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat dari biasanya.
Selama aritmia, jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke seluruh
tubuh. Pemompaan darah dan oksigen oleh jantung yang kurang efisien ini akan
menyebabkan paru-paru, otak dan organ tubuh tidak dapat bekerja dengan baik dan
terhenti atau rusak.
.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. untuk mengetahui apa saja konsep medis dari penyakit ventrikel fibrilasi
2. untuk mengetahui apa saja konsep asuhan keperawatan pada pasien ventrikel
fibrilasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Fibrilasi ventrikel merupakan irama yang paling penting untuk diketahui pada
Emergency Cardiovascular Care (ECC). 1,2 Irama ini merupakan suatu tanda
dimana banyak daerah pada ventrikel mengalami variasi dalam fase depolarisasi
dan repolarisasi, dan tidak terjadi suatu depolarisasi ventrikular yang teratur.
Beberapa ahli menyatakan fibrilasi ventrikel sebagai suatu “kekacauan
miokardium (myocardial chaos)”.
Pada fibrilasi ventrikel, ventrikel tidak berkontraksi sebagai suatu unit
sehingga tidak dapat menghasilkan suatu cardiac output yang efektif. Ketika para
klinisi melihat langsung suatu jantung yang mengalami fibrilasi ventrikel pada
suatu tindakan torakotomi, mereka mendeskripsikan ventrikel seperti suatu
kantong yang penuh dengan cacing hidup (like a bag filled with live worms)”
B. ETIOLOGI
Etiologi fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation/VF) yang paling banyak adalah
penyakit jantung struktural, terutama penyakit jantung koroner dan infark
miokard. Selain itu, VF juga dapat disebabkan oleh kardiomiopati dilatasi,
kardiomiopati hipertrofik, miokarditis, penyakit katup jantung, penyakit jantung
bawaan, obat pencetus aritmia, serta kelainan elektrolit dan asam basa.
Sebagian kecil pasien (5-10%) dapat mengalami VF tanpa adanya suatu
penyakit jantung struktural yang dapat diidentifikasi. Studi Cardiac Arrest
Survivors with Preserved Ejection Fraction (CASPER) menemukan bahwa pada
56% pasien dengan VF dan fungsi ventrikel kiri normal, penyebab dasar VF dapat
berupa penyakit irama jantung bawaan primer seperti catecholaminergic
polymorphic ventricular tachycardia (CPVT), sindrom QT memanjang (long QT
syndrome/LQTS), sindrom repolarisasi dini (early repolarization syndrome/ERS),
dan sindrom Brugada.
Apabila pasien tidak terbukti memiliki suatu penyakit jantung struktural
maupun penyakit irama jantung tertentu setelah dilakukan pemeriksaan invasif,
non invasif, dan genetik yang menyeluruh, barulah dapat dicurigai adanya suatu
VF idiopatik (idiopathic ventricular fibrillation/IVF).
A. PENGKAJIAN
a) Riwayat Kesehatan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal dan
penurunan kontraktilitas m
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan tidak efektifnyadaya pompa jantung.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal dan
penurunan kontraktilitas m
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam pasien dapat
mempertahankan curah jantung yang adekuat.
NOC:
1. Cardiac pump effectiveness
2. Circulation status
3. Vital sign status
Kriteria hasil:
1. Tanda vital dalam rentang normal (Tekanan darah.nadi, respirasi)
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4. Tidak ada penurunan kesadaran
NIC :
Cardiac care:
NOC:
1. Circulation status
2. Tissue perfusion: cerebral
Kriteria hasil:
NIC:
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa fibrilasi ventrikel (VF) adalah
suatu aritmia jantung dimana ventrikel mengalami depolarisasi secara kacau dan cepat,
sehingga ventrikel tidak berkontraksi sebagai satu kesatuan, tetapi bergetar secara inefektif
tanpa menhasilkan curah jantung, yang ditandai dengan kompleks QRS, gelombang P, dan
segmen ST yang tidak beraturan dan sulit dikenali (disorganized). Penanganan VF harus
cepat dengan protokol resusitasi kardiopulmonal yang baku. Selama tidak ada irama jantung
yang efektif (pulsasi pembuluh nadi besar tidak teraba) harus terus dilakukan resusitasi
jantung paru, sambil mengulangi kardioversi dengan pemberian unsynchronized DC shock
mulai 200 Joules sampai 360 Joules, dan obat-obatan seperti adrenalin, amiodaron, dan
magnesium sulfat.
DAFTAR PUSTAKA
https://journals.utm.my/jurnalteknologi/article/view/9444/5581
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/14004/1/4569f77238e990e825b96bc40ff9f7a8.pdf
https://primayahospital.com/jantung/gangguan-jantung-ventrikel-fibrilasi/
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4440/2/Keperawatan%20Kritis.pdf
http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/597/2/Bab%201.pdf
https://www.scribd.com/document/434521622/Makalah-Ventrikel-fibrilasi