MICROVASKULAR ANGINA
oleh :
Preseptor :
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang karena atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
referat yang berjudul “Microvaskular Angina” ini sebagai salah satu tugas dalam
menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam di Rumah
Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.
Suhaemi, Sp. PD.FINASIM selaku preseptor selama mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior pada Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam atas waktu dan tenaga yang telah
diluangkan untuk memberikan bimbingan, saran, arahan, masukan, semangat, dan
motivasi bagi penulis sehingga referat ini dapat diselesaikan
Penulis menyadari bahwa referat ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
Daftar Gambar
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mikrovaskular angina adalah jenis angina yang mempengaruhi beberapa pembuluh
darah kecil yang menyuplai darah ke jantung. Hal ini terjadi ketika pembuluh darah
jantung tidak mampu memberikan cukup oksigen ke otot jantung, menyebabkan nyeri
dada dan beberapa gejala lainnya. Kadang-kadang dikenal sebagai sindrom kardiac X
atau disfungsi mikrovaskuler koroner (4)
Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita saat menopause dimana umumnya terjadi
antara umur 45 higga 55 tahun.
2.2 Epidemiologi
Diantara pasien yang dicurigai mengalami miokard infark dan yang dirujuk untuk
indikasi klinis angiogarfi koroner, 41% wanita, dan pria hanya 8%.
Prevalensi MVA diperkirakan hingga 30% dari pasien angina stabil dengan arteri
koroner non-obstruktif. Sembilan belas persen wanita dengan sindrom koroner akut,
30% wanita dengan angina tidak stabil, 9,1% wanita dengan infark miokard non-ST-
elevasi, dan 10% wanita dengan infark miokard dengan ST-elevasi ditentukan
memiliki normal atau non-elevasi (2).
Dalam hasil penelitian yang telah dilakukan, lebih dari setengah pasien
microvaskular angina memiliki hipertensi (52%), dan/atau dislipidemia (52%),
sedikit pasien memiliki diabeter mellitus (17%) dan perokok (16%) (5).
3
4
2.3 Etiologi
Penyebab terjadinya microvaskular angina belum sepenuhnya diketahui. tetapi,
berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa microvaskular
angina dapat disebebkan oleh beberapa hal, yaitu :
a. Ketika jantung membutuhkan banyak darah saat bekerja, seperti saat latihan atau
ketika merasa stress. pembuluh darah kecil mungkin tidak mampu untuk
memperlebar pembuluh darah untuk memungkinkan lebih banyak darah menuju
otot jantung. atau pembuluh darah ini akan menyempit dan membatasi suplai
darah.
b. Terdapat masalah pada lapisan dalam (endotel) dari pembuluh darah kecil
memungkinkan peningkatan resiko seseorang mengalami microvaskular angina.
c. Microvaskular angina umumnya berkembang pada usia paruh baya. Jadi,
perubahan yang terjadi pada tubuh dan hormon seiring bertambahnya usia
mungkin berpengaruh terhadap terjadinya microvaskular angina (4).
1. Diabetes
2. Merokok
3. Hipertensi
4. Kolesterol tinggi
5. Obesitas.
6. Wanita post-menopause
2.4 Patofisiologi
Penyebab paling umum dari angina pektoris adalah kurangnya pasokan oksigen
melalui koroner meskipun permintaan meningkat dari jaringan jantung. Hal ini
menyebabkan perubahan iskemik pada area yang disuplai oleh arteri koroner tersebut.
Alasan utama dibalik kurangnya pasokan ini adalah adanya oklusi pembuluh darah
koroner melalui perubahan aterosklerosis yang disebut dengan penyakit arteri koroner
(CAD).
5
Arteri koroner memiliki cabang yang mencapai bagian dalam jantung yang berada
di dekat lumen. Cabang pertama pada arteri ini disebut arteri subepicardial yang
berada di dekat epikardium. Cabang terakhir disebut dengan arteri subendocardial
karena lebih dekat ke subendokardium yang berada tepat dibawah lumen atrium dan
ventrikel.
Selain itu, keadaan resisten insulin atau kekurangan insulin juga terkait dengan
disfungsi endotel, sehingga dapat berkontribusi pada patofisiologi (1)
6
Gejala ini dapat dipicu oleh udara dingin, stres, latihan atau faktor lainnya.
Namun, terkadang pasien dapat merasakan gejala-gejala ini ketika sedang istirahat
dan dapat bertahan beberapa jam dan tidak respon dengan pemberian nitrogliserin
(4)(1). Nyeri pertama kali dirasakan saat melakukan aktivita sehari-hari, terutama saat
stress. beberap wanita mungkin mengalai nyeri dada saat melakukan latihan, namun
ini relatif jarang (6).
Terkadang, gejala dapat sangat mirip dengan gagal jantung, dan dapat terjadi
kapan saja. penelitian mengatakan bahwa jika seseorang memiliki microvaskular
angina dapat meningkatkan resiko mengalami gagal jantung atau gangguan jantung
lainnya.
7
2.6 Diagnosis
Diagnosis microvaskular angina dapat ditegakkan bila pasien datang dengan
gejala miokard iskemik seperti angina istirahat/aktivitas, angina ekuivalen (sesak
nafas) dengan tidak adanya CAD epikardial yang relevan (pengurangan diameter
<50% atau FFR >0,80) (7).
a. Pemeriksaan penunjang
1. Stress Angiogram
Pemeriksaan echo jantung jenis Stress echocardiogram merupakan
pemeriksaan yang mengharuskan pasien untuk berlari di atas tredmill dengan
kecepatan yang cukup kuat, guna melihat frekuensi detak jantung orang
tersebut pada saat sedang dalam kegiatan yang memerlukan kekuatan fisik
serta mental yang memacu adrenalin pasien .
2. Angiogram Koroner
Tes ini terutama digunakan untuk melihat pembuluh darah yang lebih besar.
Tapi dokter mungkin menggunakan kawat dengan sensor di ujungnya, atau
bahan kimia yang disebut asetilkolin, pada saat yang sama dengan angiogram
koroner. Ini dapat membantu untuk melihat bagaimana pembuluh darah kecil
bekerja.
3. Pemindaian MRI jantung atau pemindaian PET
pemeriksaan ini adalah pemindaian jantung yang menunjukkan aliran darah
di pembuluh darah kecil secara detail.
8
2.8 Tatalaksana
A. Medikamentosa
B. Non-Medikamentosa
9
a) Rehabilitasi jantung
b) Hipnosis
Teknik relaksasi berbasis hipnosis yang disebut pelatihan autogenik terdiri dari
enam latihan standar yang ditujukan untuk mengurangi kemarahan otonom dan
gejala stres. Tujuannya adalah agar pasien mendapatkan lebih banyak kontrol atas
fungsi otonom, mengurangi kecemasan, dan mengurangi detak jantung dan
tekanan darah, menghasilkan perbaikan gejala dan kualitas hidup.
2.8 Komplikasi
Penelitian mengatakan bahwa jika seseorang memiliki microvaskular angina
dapat meningkatkan resiko mengalami gagal jantung atau gangguan jantung lainnya.
perempuan yang mengalami microvaskular angina meningkatkan resiko terkena
stroke, gagal jantung dan serangan jantung.
2.9 Prognosis
Prognosis MVA tidak selalu jinak seperti yang diyakini sebelumnya. Pasien
dengan MVA memiliki 1,5 kali lipat peningkatan mortalitas dibandingkan dengan
mereka yang tidak memiliki bukti memiliki iskemia miokard. Selain itu, lebih dari
40% pasien dirawat kembali di rumah sakit karena nyeri dada, dan 30% menjalani
angiografi koroner berulang. Mereka juga memiliki kualitas hidup yang lebih buruk,
dibandingkan dengan rekan yang sehat (2).
BAB III
KESIMPULAN
Mikrovaskular angina adalah jenis angina yang mempengaruhi beberapa pembuluh darah
kecil yang menyuplai darah ke jantung. Hal ini terjadi ketika pembuluh darah jantung
tidak mampu memberikan cukup oksigen ke otot jantung, menyebabkan nyeri dada dan
beberapa gejala lainnya. kadang-kadang dikenal sebagai sindrom kardiac X atau disfungsi
mikrovaskuler koroner. Microvaskular angina lebih sering menyerang perempuan
dibandingkan laki-laki. Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita saat menopause dimana
umumnya terjadi antara umur 45 higga 55 tahun.
Diagnosis microvaskular angina dapat ditegakkan bila ditemukan gejala klinis seperti
nyeri dada yang dapat terjadi saat sedang beraktivitas maupun saat beristirahat, dapat
terjadi >10 menit hingga beberapa jam, dan tidak membaik dengan nitrogliserin. pada
pemeriksaan penunjang ditemukan tes stres abnormal yang menunjukkan iskemia
miokard, dan tidak adanya CAD obstruktif (pengurangan diameter luminal > 50 % atau
>70% dari pengurangan area luminal) pada angiografi
10
DAFTAR PUSTAKA
2. Park JJ, Park SJ, Choi DJ. Microvascular angina: angina that predominantly
affects women. Korean J Intern Med. 2015;30(2):140–7.
8. Samim A, Nugent L, Mehta PK, Shufelt C, Merz CNB. Treatment of angina and
microvascular coronary dysfunction. Curr Treat Options Cardiovasc Med.
2010;12(4):355–64.
11