Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan sehingga Saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam pendidikan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah saya masih banyak kekurangan karena pengalaman yang Saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Definisi.............................................................................................................................
1.2 Etiologi...............................................................................................................................
1.3 Patofisiologi........................................................................................................................
1.4 Klasifikasi...........................................................................................................................
1.5 Komplikasi.........................................................................................................................
1.6 Pemeriksaan Diagnosa.......................................................................................................
1.7 Penatalaksanaan..................................................................................................................
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS
2.1 Narasi kasus........................................................................................................................
2.2 Pengkajian..........................................................................................................................
2.3 Pemeriksaan fisik...............................................................................................................
2.4 Pemeriksaan diagnostic laboratrium..................................................................................
2.5 Analis data..........................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Definisi
Sindrom koroner akut adalah suatu kondisi dimana terjadi imbalans dari
suplly dan demand oksigen otot jantung yang paling sering disebabkan oleh plak
aterosklerosis yang menyebabkan penyempitan arteri-arteri koroner. Selain itu
sindrom koroner akut. dapat pula terjadi akibat spasme arteri yang disebut dengan
angina varian. Presentasi klinis yang dapat ditimbulkan dapat bermacam-macam
dan membentuk spektrum sindrom koroner akut., namun manifestasi yang paling
sering adalah angina pectoris (Young dan lLibby, 2007).
SKA merupakan suatu penyakit yang dinamis, dimana ada suatu proses
transisi dari spektrum penyakit akibat perubahan intralumen mulai dari oklusi
parsial sampai dengan total ataupun reperfusi.
Adapun spektrum klinis dari SKA adalah sebagai berikut (Young dan Libby,
2007):
Penyakit jantung koroner : kondisi imbalans darisuplai dan kebutuhan
oksigen miokardium yang berakibat hipoksia dan akumulasi
metabolitberbahaya, paling sering disebabkan aterosklerosis.
Angina pectoris :sensasi tidak nyaman di daerah dada dan sekitar, akibat
proses iskemia otot jatung.
Angina stabil : bentuk kronik dari angina yang hilang timbul, timbul saat
aktivitas dan emosi, dan hilang saat istirahat dan pemberian nitrat. Tidak
ada kerusakan permanen otot jantung.
Angina varian : klinis seperti angina, timbul saat istirahat, terjadi akibat
spasme pembuluh darah koroneer.
Angina tidak stabil : bentuk dari angina dengan peningkatan frekuensi dan
durasi, muncul saat aktivitas yang lebih ringan. Dapat menjadi imfark
miokard akut jika tidak segera ditangani.
Silent Ischemia : bentuk asimptomatis dari proses iskemia miokardium.
Dapat dideteksi melalui EKG dan pemeriksaaan laboratorium.
Infark Miokard Akut : proses nekrosi miokardium yang disebabkan
penurunan aliran darah berkepanjangan. Paling seering disebabkan oleh
thrombus, dapat bermanifestasi pertama kali ataupun muncul kesekian kali
dngan riwayat angina pektoris.
1.2 Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan,
atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau penyumbatan
pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung
yang sering ditandai dengan yeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan
jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem
pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir dengan kematian
(Hermawatirisa, 2014).
Dari faktor risiko tersebut ada yang dikenal dengan faktor risiko mayor dan
minor. Faktor risiko mayor meliputi hipertensi, hiperlipidemia, merokok, dan
obesitas sedangkan faktor risko minor meliputi DM, stress, kurang olahraga,
riwayat keluarga, usia dan seks. Menurut D.wang (2005) faktor risiko SKA
pada wanita meliputi : Obesitas, riwayat keluarga, diabetes mellitus,
penggunaan kontrasepsi oral yang disertai dengan riwayat merokok,
kolesterol, merokok.
1.3Patofisiologi
Menurut saparina (2010), gambaran klinik adanya sindrom koroner akut
dapat berupa :
1. Angina pectoris
Merupakan gejala yang disertai kelainan morfologik yang permanen
pada miokardium. Gejala yang khas pada angina pectoris adalah
nyeri dada seperti tertekan benda berat atau terasa panas seperti
diremas. Nyeri biasa berlangsun 1-5 menit dan rasa nyeri hilang bila
penderita istirahat.
2. Infark miokardium akut
Merupakan SKA yang sudah masuk dalam kondisi gawat. Pada
kasus ini disertai dengan nekrosis miokardium (kematian otot
jantung) akibat gangguan suplai darah yang kurang.
3. Payah jantung
Disebabkan oleh adanya beban volume atau tekanan darah yang
berlebihan atau adanya abnormalitas dari sebagain struktur jantung.
Payah jantung kebanyakan didahului oleh kondisi penyakit lain dan
akibat yang ditimbulkan termasuk SKA Pada kondisi payah jantung
fungsi ventrikel kiri mundul secara drastic sehingga mengakibatkan
gagalnya sistem sirkulasi darah
Sebagian besar SKA manifestasi ajut dari plak ateroma pembuluh darah
koroner yang koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan perubahan
komposisi plak dan penipisan tudung fibrus yang menutupi pak tersebut.
Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi trombosit dan aktivisi jalur
koagulasi. Terbentuklah trobus yang seperti trombosit (white thrombus).
Trombus ini akan menyumbat liang pembuluh darah koroner, baik secara
total maupun parsial, atau menjadi mikroemboli yang menyumbat
pembuluh koroner yang lebih distal. Selain itu terjadi pelepasan zat
vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga memperberat
gangguan aliran darah koroner. Berkurangnya aliran darah karoner
menyebabkan iskemia miokardium. Infak miokard tidak selalu disebabkan
oleh oklusi total pembuluh darah koroner. Sebagian pasien SKA tidak
mengalami plak. Mengalami SKA karena obstruksi dinamis akibat spasme
lokal dari arteri koronaria epikardial (Angina Prinzmental). Penyempitan
arteri koronaria, tanpa spasme maupun trumbus, dapat disebabkan oleh
progresi plak atau restenoasi setelah intervensi koroner perkuat (IKP).
Beberapa daktor ekstrinsik, seperti demam, anemia, tirotoksikosis,
hipotensi, takikardia, dapat menjadi pencetus terjadinya SKA pada pasien
yang telah mempunyai plak ateroklorosis
1.4Klasifikasi
Klasifikasi dari penyakit jatung koroner yaitu sebagai berikut :
1. Angina Pektoris Stabil (APS)
Klasifikasi yang paling ringan ini disebut stabil karena penyempitan
masih sangat minimal, belum terjadikerusakan miokardium dan belum
terjadi obstruksi koroner. Nyeri yang ditimbulkan hanya berdurasi
singkat namun berlangsung berulang dalam pperiode yang lama dengan
intensitas dan durasi yang sama. Lokasi nyeri dada biasanya meluas
hingga kelengan dan sekitar dada leher. Nyeri hanya bila diprovokasi
oleh kelelahan, dan asupan serta dapat mereda dengan istirahat atau
pemberian nitrat.
2. Acutte Coronary Syndrome (ACS)
Acute coronary syndrome (ACS) atau sindrom koroner akut merupakan
kumpulan gejala yang berhubunggan dengan derajat penyempitan berat
dengan thrombosis hingga obstruksi arteri koroner. Nyeri dada adalah
gejala yang paling umum dan disertai mual, muntah dan diaphoresis.
1.5Komplikasi
Penyakit jantung koroner yang tidak tertangani dapat memicu sejumlah
komplikasi, seperti:
Angina. Angina atau nyeri dada disebabkan oleh menyempitnya arteri, sehingga jantung tidak
mendapatkan cukup darah.
Serangan jantung. Komplikasi ini terjadi bila arteri tersumbat sepenuhnya, akibat
penumpukan lemak atau gumpalan darah. Kondisi ini akan merusak otot jantung.
Gagal jantung. Gagal jantung terjadi bila jantung tidak cukup kuat memompa darah. Kondisi
ini disebabkan oleh kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan jantung.
Gangguan irama jantung (aritmia). Kurangnya suplai darah ke jantung atau kerusakan pada
jantung akan memengaruhi impuls listrik jantung, sehingga memicu aritmia.
1.6Pemeriksaan diagnostik
Elektrokardiogram (EKG)
Befungsi untuk merekam sinyal-sinyal listrik yang bergerak melalui
jantung didalam tubuh. EKG seringkali dapat mendiagnosis bukti serangan
jantung sebelum kejadian atau yang sedan berlangsung
Ekokardiogram
Tes untuk mendiagnosis kondisi penyakit jantung koroner. Alat ini
menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung anda.
CT scan jantung
Dapat melihat deposit kalsium di arteri anda. Kelebihan kalsium dapat
mempersempit arteri sehingga ini dapat menjadi pertanda kemungkinan
penyakit arteri koroner. Selain itu melakukan X-ray dan ultrasound untuk
menyimpulkan kondisi anda.
1.7Penatalaksaana
Terapi Farmakologis
1). Terapi anti iskemik : untuk mengurangi iskemia dan mencegah
terjadinya kemungkinan yang lebih buruk seperti, infarkmiokard atau
kematian.
2). Nitrat : mengurangi kebutuhan oksigen dan meningkatkan suplai
oksigen.
3). Antagonis kalsium mengurangi influlks kalsium yang melalui
membrane sel. Obat ini menghambat kontraksi miokard dan otot polos
pembuluh darah.
2. Terapi Non Farmakologis
1). Istirahat yang teratur untuk mengurangi beban kerja jantung.
2). Oksigenasi
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS
FAKULTAS KESEHATAN
A. Identitas Klien
Nama :Tn.K No. RM :23456
belakang dan lengan kiri dengan skala nyeri sedang (6) serta sifat
3. Imunisasi:
() BCG ()Hepatitis
() Polio ()Campak
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
- - -
5. Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis
D.Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga mempunyai penyakit seperti
Dirinya
GENOGRAM
E.Riwayat Lingkungan
Kebersihan : bersih
menyapu
Bahaya kecelakaan : tidak ada tidak
Ada
Polusi : tidak ada tidak
ada
Ventilasi : Ada ada
Pencahayaan : Ada ada
F.Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
H.Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
BAB:
- Frekuensi/pola : 3x sehari (sering) 2x sehari
(jarang)
- Konsistensi : tidak ada tidak ada
- Warna & bau : putih/normal putih/normal
- Kesulitan : tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi : tidak ada tidak ada
BAK:
- Frekuensi/pola : 2x sehari 1x sehari
- Warna & bau : tergantung makan tergantung
makan
- Kesulitan : tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi : tidak ada tidak ada
I.Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
L.Konsep Diri
1. Gambaran diri: Pasien
2. Ideal diri: Normal
3. Harga diri: Takut dan gelisah
4. Peran: Sebagai pasien
5. Identitas diri : seorang bapa berusia 62 tahun,alamat jl tlogowarna blok b no 36
beragama islam,berperan sebagai seorang suami,status seorang bapa
Mengalami penyakit jantung korones (PJK)
( ) Lain-lain sebutkan,..........................................................
O.Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, ...............................................
Kesadaran: lemah
Tanda-tanda vital:
-TD :210/10 mmHg - Suhu :36,6 oC
- Nadi :100 x/menit - RR : 24 x/menit
Tinggi badan: 163cmBerat Badan:55kg
2. Kepala & Leher
a. Kepala:
Inspeksi : melihat bentuk kepalah pasien (bulat atau lonjong),apakah ada luka
pada
Kulit
Palpasi : meraba kepalah apakah ada massa pada kulit, berubah kontur
Tengkorak,apakah ada benjolan
Perkusi : merasa adanya bunyi nyeri
b. Hidung:
Inspeksi :memperhatikan bagian luar mermukan hidung, kesimetrisan hidung,
Kelengkapan lubang hidung,deformitas dan inflamasi
d. Telinga:
Inspeksi : melihat kelengkapan telingga, kesimetrisan telingga kiri kanan
apakah
Ada keluar cairan dari lubang telinga, dan kebersian lubang
telinga
Palpasi : meraba apakah ada benjolan
e. Leher:
9. Sistem Neorologi
- Tidak terkaji
10. Kulit & Kuku
- Kulit : merawat kuku agar selalu bersih serta tidak mengalami kering dan
kusam
- Kuku : merawat kuku agar bersih dan sehat serta tidak mengalami lesi
kulit akibat perawatan kuku yg tidak tepat
D. Terapi
MASALAH
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. Ds : pasien mengatakan Agen pencederaan fisiologis Nyeri akut
keluhan nyeri didaerah (mis.inflamasi,iskemia,neoplasma
.
dada kiri menjalar ke )
bahu, belakang dan
lengan kiri dengan skala
nyeri sedang (6)
Agen pencederaan kimiawi
(mis.terbakar,bahan kimia iritan
Do : Hasil tanda-tanda
vital:
- TD: 210/100
mmHg
- RR 24x/menit
Agen pencederaan fisik
- Nadi: 100x/menit (mis.abses,amputasi,terbakar,
- konjungtiva merah Mengangkat berat,prosedur
muda, oprasi, trauma,latuhan fisik
- tingkat kesadaran berlebihan).
pasien
composmentis
dengan: E: 4, V: 5,
M: 6,
- GCS: 15, CRT < 3
2. detik. Intoleransi
- Pasien disarankan aktivitas
istirahat. Ketidaksimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
kelemahan
Do : Hasil tanda-tanda
vital:
- TD: 210/100 Imobilitas
mmHg
- RR 24x/menit
- Nadi: 100x/menit
- konjungtiva merah
muda,
-tingkat kesadaran pasien
composmentis dengan:
E: 4, V: 5, M: 6,
-GCS: 15, CRT < 3 detik.
-Pasien disarankan
istirahat.
PRIORITAS MASALAH
Nama Klien :Tn.K
No. Reg :23456
N TTD TTD
DIAGNOSA TGL MUNCUL TGL TERATASI
O
1. Nyeri akut 19/10/2021 Sonia 21/10/2021 Sonia
siquira siquira
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Indikator 1 2 3 4 5
.
1. Keluhan nyeri
Kesulitan tidur
Pola napas
Tekanan darah
Keterangan Penilaian :
5 : sesuai Sesuai
Observasi
Terapeutik
- Fasilitas istrahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Kolaborasi
22/10/2021 D.0077 19:00 Observasi Klien mengikuti semua arahan yang Sonia siquira
di berikan perawat
-Mengidentifikasi skala nyeri
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
klien tersebut
- TD 130/80 mmhg
- S 36,8 ℃
- N 84x/menit
- RR 24x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Daftar pustaka
Soeharto, Iman. 2001. Pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner.
Jakarta Gramedia Pustaka Utama.