DOSEN PEMBIMBING
Ns.Handayani Sitorus,S.Kep.,M.Kep
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan nikmat berupa kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “ Stroke Non Hemoragik”. Dalam penyelesaian makalah ini,
kami mendapat banyak bantuan oleh berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
(Kelompok 7)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................1
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................27
3.2 Saran................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
2
1.3 Tujuan
Makalah ini ditulis agar pembaca dapat memahami tentang penyakit stroke
non hemoragik dan bagaimana asuhan keperawatan yang berkaitan dengan
stroke non hemoragik.
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
3
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini disampaikan mengenai kesimpulan dan saran dari penulis terhadap
topik makalah yang dibahas.
BAB 2
PEMBAHASAN
Stroke non-hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik
ini merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi. Diperkirakan sekitar lebih
dari 80% kasus stroke di seluruh dunia disebabkan oleh stroke non-hemoragik.
[ CITATION DIA21 \l 1033 ]
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan
trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan.
Stroke non hemoragik, dibagi menjadi tiga jenis dan masing-masingnya bisa
terjadi di area tubuh berbeda, dan disebabkan oleh penyumbatan yang berbeda.
Berikut ini, perbedaan dari jenis stroke non hemoragik yang ada.
Stroke emboli terjadi saat gumpalan darah, plak atau benda lain yang
menyebabkan sumbatan di pembuluh darah, terbentuk di area lain pada
4
5
2.2 Etiologi
2.2.1 Trombosis (Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama trombosis serebral, yang merupakan penyebab paling
umum dari stroke. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala
adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien dapat mengalami
pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa mengalami awitan
yang tidak dapat dibedakan dari haemorrhagi intracerebral atau embolisme
serebral. Secara umum, thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba,
dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada
setengah tubuh dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam
atau hari.
2.2.2 Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak
dari bagian otak atau dari bagian tubuh lain).
Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang
-cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Awitan hemiparesis
atauhemiplegia tiba-tiba dengan afasia atau tanpa afasia atau kehilangan
kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau pulmonal adalah
karakteristik dari embolisme serebral.
6
Ada banyak faktor penyebab yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
penyakit stroke, di antaranya:
2.3 Patofisiologi
Trombus dan emboli di dalam pembuluh darah akan terlepas dan terbawa hingga
terperangkap dalam pembuluh darah distal, lalu menyebabkan pengurangan
7
aliran darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan mengalami kekurangan
nutrisi dan juga oksigen, sel otak yang mengalami kekurangan oksigen dan
glukosa akan menyebabkan asidosis atau tingginya kadar asam di dalam tubuh
lalu asidosis akan mengakibatkan natrium klorida, dan air masuk ke dalam sel
otak dan kalium meninggalkan sel otak sehingga terjadi edema setempat.
Kemudian kalium akan masuk dan memicu serangkaian radikal bebas sehingga
terjadi perusakan membran sel lalu mengkerut dan tubuh mengalami defisit
neurologis lalu mati (Esther, 2010).
8
2.4 Patoflo
2.5.4 Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).
2.5.6 Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah.
2.6 Komplikasi
2.6.4 Hidrosefalus.
2.6.5 Edema serebral yang signifikan setelah stroke non hemoragi kini terjadi
meskipun agak jarang (10-20%).
2.6.7 Insiden kejang berkisar 2-23% pada pasca-stroke periode pemulihan. Post-
stroke non hemoragik biasanya bersifat lokal tetapi menyebar. Kejang
sekunder dari stroke non hemoragik harus dikelola dengan cara yang sama
seperti gangguan kejang lain yang timbul sebagai akibat neurologis injury.
2.7.1 CT Scan
2.9 Pencegahan
1. Pengkajian
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, tanggal, nomor register, diagnosa
medis.
e. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Memungkinkan untuk memperoleh persepsi mengenai status emosi,
kognitif, dan perilaku klien.
16
f. Pengkajian Fisik
a) Kesadaran
Pasien dengan stroke non hemoragik mengalami tingkat
keasadaran mengantuk namun dapat sadar saat dirangsang
(samnolen), pasien acuh tak acuh terhadap lingkungan (apati),
mengantuk yang dalam (sopor), spoor coma, hingga penrunn
kesadaran (coma).
b) Tanda-tanda vital saat pasien masuk rumah sakit
1. Tekanan Darah
pasien dengan stroke non hemoragik memiliki riwayat tekanan
darah tinggi dengan tekanan systole > 140 dan diastole >
80. Tekanan darah akan meningkat dan menurun secara
spontan. Perubahan tekanan darah akibat stroke akan
kembali stabil dalam 2-3 hari pertama.
2. Nadi
Nadi biasanya normal 60-100 x/menit.
3. Pernafasan
Biasanya pasien stroke non hemoragik mengalami
gangguan bersihan jalan napas.
4. Suhu
Biasanya tidak ada masalah suhu pada pasien dengan stroke
non hemoragik.
c) Pemeriksaan secara per sistem (B1-B6)
1. B1 (Breathing) Pada inspeksi didapatkan klien batuk,
peningkatan produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot
bantu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan. Auskultasi
bunyi napas tambahan seperti ronkhi dengan peningkatan
produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun.
2. B2 (Blood) Pengkajian pada sistem kardiovaskular didapatkan
renjatan (syok hipovolemik) yang sering terjadi pada klien
stroke. Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan dan dapat
terjadi hipertensi masif (tekanan darah >200 mmHg).
3. B3 (Brain) Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologis,
bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang
17
dan orientasi
5. Pupil
seimbang dan
reaktif
6. Bebas dari
aktivitas
kejang
7. Tidak
mengalami
nyeri kepala.
abnormal.
3. Nyeri akut Setelah 1. Identifikasi 1. Untuk
berhubungan dilakukan lokasi, mengetahui
dengan agen tindakan karakteristik, karakteristik
cedera keperawatan 3 x kualitas, nyeri untuk
fisiologis. 24 jam masalah intesitas nyeri mempermudah
SDKI nyeri akut dapat dan skala nyeri. intervensi.
(D.0077) teratasi dengan 2. Berikan posisi 2. Agar klien
kriteria hasil : yang nyaman merasa relaks.
1. Skala nyeri 3. Ajarkan teknik 3. Teknik non
menurun (0) nafas dalam farmakologis
2. Wajah klien 4. Kolaborasi untuk
tidak nampak dengan mengurangi
meringis. pemberian nyeri.
3. Gelisah analgetik. 4. Mendukung
menurun keberhasilan
4. Sikap protektif intervensi agar
menurun nyeri klien
5. TTV dalam berkurang.
batas normal :
TD : 120/80
mmHg, N :
88x/mnt, RR :
18X/mnt, S :
36 ˚C
4. Resiko Setelah 1. Monitor BB 1. Untuk
defisit nutrisi dilakukan klien. mengetahui
berhubungan tindakan 2. Atur posisi apakah ada
dengan keperawatan 3 x semi fowler penurunan BB.
ketidakmamp 24 jam masalah atau fowler 2. Agar klien
uan menelan Resiko defisit selama makan. merasa nyaman
makanan. nutrisi dapat 3. Bantu makan 3. Untuk
SDKI teratasi dengan sesuai dengan mengetahui
(D.0032) kriteria hasil : kebutuhan perubahan nutrisi
22
1. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait
dengan dukungan dan pengobatan serta tindakan untuk memperbaiki kondisi
dan pendidikan untuk klien atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan
yang muncul dikemudian hari. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis
implementasi keperawatan, antara lain:
a) Independent implementations
26
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stroke non hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik
ini merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi. (DIANTI, 2021). Stroke
non hemoragik, dibagi menjadi tiga jenis yaitu stroke emboli dan trombotik dan
hipoperfusion sistemik. Penyebab dari stroke non hemoragik yaitu kelebihan
berat badan (overweight) atau obesitas, jarang bergerak atau berolahraga,
kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol dan embolisme serebral.
Patofisiologi Stroke non hemoragik disebabkan oleh trombosis (Gumpalan darah
abnormal) akibat plak aterosklerosis (Menumpuknya lemak, kolesterol di dalam
dinding arteri) yang memberi vaskularisasi (pembentukan pembuluh darah
secara berlebihan) pada otak atau emboli dari pembuluh darah diluar otak yang
tersangkut di arteri otak. Saat terbentuknya plak fibrosis (ateroma) dilokasi yang
terbatas seperti di tempat percabangan arteri. Trombosit selanjutnya melekat
pada permukaan plak bersama dengan fibrin, perlekatan trombosit secara
perlahan akan memperbesar ukuran plak sehingga terbentuk thrombus
(Gumpalan darah yang terbentuk pada dinding pembuluh darah). Beberapa
komplikasi yang dapat terjadi pada stroke non hemoragik yaitu infeksi
pernafasan, konstipasi dan hidrosefalus. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan adalah CT Scan, angiografi serebral, MRI dan EEG. Manifestasi klinis
dari stroke non hemoragik adalah gangguan motorik, gangguan persepsi,
paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi,gangguan penglihatan.
Pelaksanaan medis stroke non hemoragik adalah dengan terapi trombolitik,
terapi antikoagulan, terapi antitrombosit dan terapi suportif. Penatalaksanaan
non medis dengan cara latihan rentang gerak aktif dengan cylindrical grip, terapi
musik dan aktivitas fisik. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga
pola makan, rutin berolahraga, berhenti merokok dan menghindari alkohol.
27
28
3.2 Saran
Budianto, Pepi Dkk. (2020). Stroke Iskemik Akut : Dasar dan Klinis.
dr. Sarpini, Rusbandi. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
Putri, Nina. (2019). Mengenal Stroke Iskemik dan Perbedaannya dengan Stroke
Lain.https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-stroke-non-hemoragik-ini-
bedanya-dari-jenis-stroke-lain (Diakses pada tanggal 7 Oktober 2021 pada
14.30)
http://www.rsannisa.co.id/artikel/kesehatan/seputar-stroke-non-haemorrhagic
(Diakses pada 5 oktober 2021 pada 19.30)