OLEH
HASRIENUN. SULTAN
PO.71.3.202.16.1.063
(http://lpkeperawatan.blogspot.com)
3. Etiologi
Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) stroke biasanya di akibatkan dari
salah satu tempat kejadian, yaitu:
1. Trombosis ( Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
2. Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian otak
atau dari bagian tubuh lain).
3. Isiansia (Penurunan aliran darh ke arah otak).
4. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perlahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan suplai
darah ke otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi baik
sementara atau permanen.
Sedangkan faktor resiko pada stroke menurut Baughman, C Diane.dkk
(2000):
1. Hipertensi merupakan faktor resiko utama.
2. Penyakit kardiovaskuler(Embolisme serebral mungkin berasal dari jantung).
3. Kadar hematokrit normal tinggi(yang berhubungan dengan infark cerebral).
4. Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35 tahun dan kadar
esterogen yang tinggi.
5. Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang dapat menyebabkan
iskhemia serebral umum.
6. Penyalahgunaan obat tertentu. pada remaja dan dewasa muda.
7. Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah, tekanan darah, merokok
kretek dan obesitas.
8. Mungkin terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan stroke.
4. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan
dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan
jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat
berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran
darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah.
Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat karena trombus dan embolus maka
mulai terjadi kekurangan O2 kejaringan otak. Kekurangan selama 1 menit dapat menyebabkan
nekrosis mikroskopis neuron-neuron area kemudian di sebut infark.
Kekurangan O2 pada awalnya mungkin akibat iskemik umumnya (karena henti jantung /
hipotensi ) / hipoksia karena proses anemia / kesulitan bernafas. Jika neuron hanya mengalami
iskemik,maka masih ada peluang untuk menyelamatkannya. Suatu sumbatan pada arteri koroner
dapat mengakibatkan suatu infark disekitar zona yang mengalami kekurangan O2.
Stroke karena embolus merupakan akibat dari bekuan darah, lemak dan udara, emboli
pada otak kebanyakan berasal dari jantung.
Sindrom neuron vaskuler yang lebih penting terjadi pada stroke trombotik dan embolik
karena keterlibatan arteri serebral mediana (Hudak, G. 1996).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Keluarga
1. Nama KK : Tn. R 2.
2. Umur : 25 tahun
3. Alamat : Ds. Astana Blok pekauman RT 01/RW 01 kecamatan Gn. Jati Kabupaten
Cirebon
4. Pekerjaan KK : Buruh
5. Pendidikan : SMA
6. Agama : Islam
7. Komposisi Keluarga :
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
9. Tipe Keluarga: keluarga inti yaitu keluarga yang terddiri dari ayah,ibu,dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi.
10. Suku Bangsa: Ny. O mengatakan: Ny. O berasal dari suku jawa, setelah menikah Ny. O
menetap di Astana dan bahasa yang digunakan bahasa jawa dengan campuran bahasa
indonesia. Keyakinan yang berhubungan dengan kesehatan keluarga Ibu S adalah membiarkan
dahulu dan mengobati semampunya dengan bantuan obat-obat yang dapat dibeli di warung,
jika tidak sembuh dapat pergi ke rumah sakit terdekat.
11. Agama: Ny. O mengatakan: kepercayaan yang dianut keluarga Ny. O adalah Islam.
Menurut ibu S, ibu S biasanya melaksanakan ibadah di rumah dan kadangkadang melakukanya
di masjid didekat rumahnya.
12. Status Sosial Ekonomi Keluarga: Ny. O mengatakan ia bekerja sebagai pedagang keliling
kampung, penghasilan yang diperoleh per bulan Rp.300.000,-. Penghasilan tersebut tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga Ibu S mencari tambahan dengan
menerima jahitan dirumahnya, menurut Ny. O.
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ny. O mengatakan: biasanya Ny. O mengajak An.A jalan-jalan
ke alun-alun tetapi hal ini jarang dilakukan hanya ketika Ny. A mempunyai uang.
7 6
3 5
2 1
STRUKTUR KELUARGA
22. Pola Komunikasi Keluarga : Ny. O menyampaikan bahwa anak E senang bercerita tentang
teman sebayanya dan Ny. O menanggapinya dengan senang. Namun kadang kala Ny. O
pernah marah mana kala anaknya nakal, rewel, atau minta sesuatu yang menurut Ny. O tidak
bisa memenuhinya. Dan Tn. R sering bercerita tentang pekerjaanya selama menjadi buruh.
23. Struktur Kekuasaan Keluarga: Tn. R pemegang keputusan terakhir dalam keluarga.
24. Struktur Peran :
a. Tn. R berperan sebagai ayah sekaligus kepala rumah tangga dan pencari nafkah. b. Ny. O
berperan sebagai ibu sebagai, ibu rumah tangga, pembimbing anak-anak, dan pengatur rumah
tangga. c. Anak A berperan sebagai anak tunggal dalam keluarga, penghibur keluarga dengan
gerak-geriknya serta ucapannya yang lucu.
25. Nilai dan Norma Budaya: Norma yang dianut yaitu : sopan santun, menghargai orang lain,
menghormati orang yang lebih tua, dan lainnya. An. A kadang kala mendapat cubitan dan
jeweran bila tidak mau segera pulang saat bermain dengan teman-temannya. F. FUNGSI
KELUARGA
26. Fungsi Afeksi : Tn R mengatakan bahwa An. A pernah mengungkapkan perasaannya pada
saat meminta sesuatu padanya misalnya dengan merengek-rengek saat minta dibelikan susu,
minta jalan-jalan ke alun-alun (dari penuturan Ny. O).
27. Fungsi Sosialisasi : Ny. O memperbolehkan bermain dengan teman sebaya dan An. A juga
sering bermain di rumah tetangga, ke sungai kecil bersama temantemannya kecuali pada
malam hari hanya bermain ke rumah kakeknya (paman Ny. O) (hasil pengamatan dan
penuturan Ny.O).
28. Fungsi perawatan keluarga: keluarga Tn. R mengatakan bahwa keadaan kesehatannya
sudah mulai membaik namun masih perlu pengobatan secara rutin. Menu makanan tiap hari
berbeda-beda, sayuran diambil dari halaman belakang atau berbelanja, lauk pauknya kadang
telur, tahu tempe, atau hanya sambal saja. Ketika terjadi gangguan kesehatan, Ny. O langsung
dibawa ke rumah sakit.
29. Fungsi reproduksi : Ny. O mengatakan dari dulu tidak punya kelainan reproduksi. An. A juga
dilahirkan secara normal. Ny. O tidak pernah mengalami keguguran.
30. Fungsi Ekonomi : Tn. R mengatakan: gaji yang diperoleh belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya,istri dan anaknya. Untuk menambah penghasilannya Ny.O menjual
sayuran dan telur hasil ternak, (penuturan Tn. R). G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
31. Stressor jangka pendek : Tn. R mengatakan kadang anak A merengek atau bahkan
menangis minta dibelikan susu, baju baru, ataupun jalan-jalan ke alun-alun. Namun oleh ibu S
dibiarkan saja dengan alasan itu hanya keinginan sesaat anak E dan lebih baik uangnya dipakai
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
32. Stressor jangka panjang : keadaan perekonomian yang sulit Tn. R dan Ny. O harus
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu S mengatakan gaji yang didapat
sebagai seorang penjahit hanyalah Rp. 300.000/bulan dan itu sangat kurang. Penyakit Stroke
yang sudah lama dideritanya dianggap biasa olehnya sudah jarang kambuh.
33. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Tn. R sangat mampu dan sabar dalam
menghadapi masalah yang muncul di dalam keluarganya. Tn. R mengatakan bahwa manusia
hidup pasti ada masalah. Namun kita harus menghadapi itu dengan penuh kesabaran. Apalagi
masalah ekonomi yang sangat minimal sekali. Tn. R jarang mengeluh saat kesulitan keuangan
dan tidak pernah bersikap kasar terhadap anak A karena masalah yang dipikirkannya.
34. Strategi koping yang digunakan : menurut Tn. R koping yang digunakan untuk membantu
meringankan masalah ekonomi adalah Ny. O menjual sayuran yang ditanam di belakang
rumahnya. Selain itu menjual ayam dan telurnya serta menerima jahitan di rumah.
35. Strategi adaptasi disfungsional : Tn R mengatakan tidak ada perilaku yang menyimpang
dalam menghadapi masalahnya. Semua masalah yang ada dihadapi dengan sabar. H.
HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah: Tn. R mengatakan bahwa dalam kehidupan pasti ada masalah
dan harus diatasi dengan sabar.
b. Harapan terhadap masalah: harapan Tn. R kedepannya yaitu membahagiakan anak.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data