Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NHS

( STROKE NON HEMORAGIK )

OLEH

HASRIENUN. SULTAN
PO.71.3.202.16.1.063

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


PRODI KEPERAWATAN PAREPARE
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu kegawatan neurologik, dari tahun ketahun morbiditasnya
semakin meningkat seiring meningkatnya status ekonomi masyarakat dan adanya transisi
epidemologik maupu transisi demografik(ismail, 2004). Penyakit jantung dan stroke merupakan
sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan sekarang ini di Indonesia penyakit jantung
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian. Stroke adalah kehilangan fungsi otak
yang di akibatkan oleh berhentinya suplay darah kebagian otak ( Baughman, C Diane.dkk,
2000). Otak merupakan organ yang membutuhkan banyak oksigen dan glukosa. Zat ini
diperolehnya dari darah.apabila di otak hampir tidak ada cadangan oksigen, sehingga dapat
merusak daerah-daerah yang ada di otak yang dapat menyebabkan fungsi otak terganggu. Jadi
jaringan otak sangat bergantung kepada keadaan aliran darah setiap saat. Beberapa detik saja
aliran darah terhenti maka fungsi otak akan bisa berakibat fatal,dan apabila aliran darah
kesuatu daerah otak terhenti selama kira-kira 3 menit maka jaringan otak akan mati (infark).
Menurut europen stroke initiative (2003), Stroke atau serangan otak(brain attack) adalah defisit
neurologis mendadak susunan saraf pusat yang di sebabkan oleh peristiwa iskhemik atau
hemorargik. Stroke juga sebagai penyebab utama kecacatan fisik atau mental pada usia lanjut
maupun usia produktif, dan dengan sifat-sifatnya tersebut, menempatkan stroke sebagai
masalah serius di dunia.
Penyakit jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan
sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyebab
kematian. Penyakit jantung dan stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua.
Dulu memang penyakitpenyakit tersebut di derita oleh orang tua terutama yang berusia 60
tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan
stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40
tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda
perkotaan modern. (Roy.2008.http://911medical.blogspot.com/2007/09/penyakit-jantung-dan
stroke-serta.html) Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh,
negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola
hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang
mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja
berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di
perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktor-faktor penyebab
penyakit jantung dan stroke
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Stroke adalah syndrom klinis awal timbulnya mendadak, progresi berupa defisit neurologi,
fokal dan global, yang berlangsung 24 jam atau langsung menimbulkan kematian dan semata-
mata di sebabkan oleh gangguan perdaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000). Stroke
adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak
(Baughman, C Diane.dkk , 2000). Stroke adalah gangguan neurologi yang dapat timbul
sekunder dari suatu proses patologi dan pembuluh darah( Price, 2000). Stroke adalah Infark
dari sebagian otak karena kekurangan aliran darah ke otak.( Junaidi, 2004). Stroke adalah
serangkaian kejadian neurologist yang terjadi bila aliran darah arteri terganggu ke otak atau di
otak terganggu.(Engram. 1998). Cedera cerebrovaskuler atau stroke adalah awitan deficit
neurologis yang berhubungan dengan penurunan aliran darah cerebral yang di sebabkan oleh
oklusi atau stenosis pembuluh darah embolisme atau hemorargik, yang menyebabkan iskhemik
otak (Tucker, 1998). Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
stroke/cerebrovaskuler adalah defisit neurologis yang berakibat pada hilangnya fungsi otak
yang timbul secara mendadak karena adanya gangguan suplai darah ke bagian otak
2. Klasifikasi
Secara non hemoragik, stroke dapat dibagi berdasarkan manifestasi klinik dan proses patologik
(kausal):

1. Berdasarkan manifestasi klinis


a. Serangan Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang
dalam waktu 24 jam.
b. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tapi
tidak lebih dari seminggu.
c. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation)
Gejala neurologik makin lama makin berat.

d. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)


Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi.
2. Berdasarkan kausal
a. Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh darah di otak.
Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil.
Pada pembuluh darah besar trombotik terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh
terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh
tingginya kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein(LDL). Sedangkan pada
pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke pembuluh darah arteri kecil
terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.

b. Stroke Emboli/Non Trombotik


Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang lepas.
Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan darah tidak bisa
mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.

(http://lpkeperawatan.blogspot.com)
3. Etiologi
Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) stroke biasanya di akibatkan dari
salah satu tempat kejadian, yaitu:
1. Trombosis ( Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
2. Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian otak
atau dari bagian tubuh lain).
3. Isiansia (Penurunan aliran darh ke arah otak).
4. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perlahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan suplai
darah ke otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi baik
sementara atau permanen.
Sedangkan faktor resiko pada stroke menurut Baughman, C Diane.dkk
(2000):
1. Hipertensi merupakan faktor resiko utama.
2. Penyakit kardiovaskuler(Embolisme serebral mungkin berasal dari jantung).
3. Kadar hematokrit normal tinggi(yang berhubungan dengan infark cerebral).
4. Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35 tahun dan kadar
esterogen yang tinggi.
5. Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang dapat menyebabkan
iskhemia serebral umum.
6. Penyalahgunaan obat tertentu. pada remaja dan dewasa muda.
7. Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah, tekanan darah, merokok
kretek dan obesitas.
8. Mungkin terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan stroke.
4. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan
dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan
jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat
berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran
darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah.
Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat karena trombus dan embolus maka
mulai terjadi kekurangan O2 kejaringan otak. Kekurangan selama 1 menit dapat menyebabkan
nekrosis mikroskopis neuron-neuron area kemudian di sebut infark.

Kekurangan O2 pada awalnya mungkin akibat iskemik umumnya (karena henti jantung /
hipotensi ) / hipoksia karena proses anemia / kesulitan bernafas. Jika neuron hanya mengalami
iskemik,maka masih ada peluang untuk menyelamatkannya. Suatu sumbatan pada arteri koroner
dapat mengakibatkan suatu infark disekitar zona yang mengalami kekurangan O2.

Stroke karena embolus merupakan akibat dari bekuan darah, lemak dan udara, emboli
pada otak kebanyakan berasal dari jantung.

Sindrom neuron vaskuler yang lebih penting terjadi pada stroke trombotik dan embolik
karena keterlibatan arteri serebral mediana (Hudak, G. 1996).

5. Tanda dan gejala


Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) tanda dan gejala dari stoke adalah:
1. Kehilangan motorik.
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia(paralisis pada salah satu sisi) dan
hemiparesis(kelemahan salah satu sisi) dan disfagia.
2. Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara) atau afasia (kehilangan
berbicara).
3. Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan penglihatan perifer dan
diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif, perestesia(terjadi pada sisi yang berlawanan).
5. Disfungsi kandung kemih
Meliputi inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia urinarius peristen atau retensi
urin(mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasi
yang berlanjut. (dapat mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).
6. Gambaran Klinis
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau sroke merupakan sirkulasi serebral
yang dapat disebabkan karena trombus, embolus dan perdarahan serebral. Embolus dapat
merupakan akibat bekuan darah plek aorta matosa fragmen, lemak dan udara. embolus pada
otak kebanyakan berasal dari jantung, sekunder terhadapinfark miokard atau fibrilasi atrium,
Jika etiologi stroke adalah hemorargi maka faktor pencetusnya biasanya adalah
hipertensi.Abnormalitas vaskuler seperti Malformasi Arteri Venera (MAV) dan aneurisma
serbrallebih rentan terhadap ruptur dan menyebabkan hemorargia pada hipertensi. Pada
stroketrombosis atau embolik bagian otak yang mengalami iskhemik atau infark sulit ditentukan.
Ada peluang dimana stroke akan meluas setelah serangan pertama dapat terjadi edema
serebral dan peningkatan intra kranial(PTIK) herniasai dan kematian setelah trombolitik terjadi
pada area yang luasnya saat serangan, karena stroke trombolitik banyak terjadi karena
arterosklerosis, maka ada resiko terjadi stroke untuk masa mendatang. Pada pasien yang
sudah pernah mengalami stroke embolitik pasien juga mengalami atau mempunyai kasus untuk
mengalami stroke jika penyebabnya tidak ditangani. Jika luas jaringan otak yang rusak akibat
stroke hemorargik tidak besar dan bukan pada tempat yang vital, maka pasien dapat pulih
dengan defisit minimal. Jika hemorargik luas terjadi pada daerah yang vital, pasien mungkin
tidak dapat pulih (price, 2000)
7. Pemeriksaan penunjang
Menurut Doenges (1999) pemeriksaan laboratorium meliputi:
a. CT.scan, memperlihatkan adanya cidera, hematoma, iskhemia infark.
b. Angiografi cerebral, membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti:
perdarahan, obstruksi, arteri adanya ruptur.
c. Fungsi lumbal, menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis embolis
serebral dan tekanan intrakranial(TIK). Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukkan adanya haemoragik subarachnoid, perdarahan intra kranial.
d. Magnetik Resonance imaging (MRI), Menunjukan ada yang mengalami infark.
e. Ultrasonografi dopler, mengidentifikasi penyakit artemovena.
f. Elektroencefalogram(EEG), Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan
mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
g. Sinar X tengkorak:menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari masa yang meluas klasifikasi karotis interna terdapat pada trombosis cerebral,
klasifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan subarachnoid.
8. Penatalaksanaan Medis dan keperawatan
Menurut Engram (1998) penetalaksanaan medis umum dari cidera cerebrovaskuler atau
stroke adalah:
a. Farmakoterapi : Agen antihipertensi, antikoagulan (untuk stroke yang disebabkan thrombus),
kortikosteroid untuk mengurangi edema cerebral, asma aminokaproik (Amicar) untuk
perdarahan subarachnoid.
b. Pembedahan endarterektomi : eksisi tunika intima arteri yang menebal dan atero matosa (
untuk sumbatan karotis yang di sebabkan oleh arterosklerosis).
9. Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi, komplikasi ini dapat
dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi infeksi pernafasan, nyeri pada daerah
tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis nyeri pada daerah punggung, dislokasi
sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak epilepsi dan sakit kepala.
4. HidrocephalusIndividu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol
respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Konsep Asuhan Keperawatan keluarga


1. Pengertian asuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang di berikan melalui
praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyleseikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Depkes RI,1998).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga (Mubarok,dkk, 2006). Sedangkan pengertian yang lain perawatan keluarga adalah
tingkat keperawatan kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, Dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran atau
penyalur (Effendi,1998). Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan suatu
pendekatan yang sistemik yaitu dengan keperawatan kesehatan keluarga. Pendekatan ini
digunakan dalam rangka mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
keluarga dimulai dari pengkajian, penemuan diagnosa keperawatan keluarga, perencanaan,
pelaksanaan dan teknik evaluasi.
2. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
b. Tujuan khusus Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam :
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi oleh keluarga.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan
dasar dalam keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
5. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya (Effendi,1998).
3. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga Dalam melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga, yang menjadi prioritas utam adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi
dalam bidang kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anngota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut:
1. Tingkat social ekonomi rendah.
2. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
3. Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunan.
b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan. Waktu hamil :
1. Umur ibu (16 tahun atau lebih dari 35 tahun)
2. Menderita kekuarangan gizi atau anemia.
3. Menderita hipertensi.
4. Primeparaatau multipara.
5. Riwayat persalinan dengan komplikasi.
c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena :
1. Lahir premature/BBLR
2. Berat badan sukar naik.
3. Lahir dengan cacat bawaan.
4. ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi,
5. Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga.
1. Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.
2. Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota dengan sering timbul cekcok dan
ketegangan.
3. Ada anggota keluarga yang sering sakit.
4. Salah satu orang tua (istri/suami) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan keluarga
(Effendi,1998).

A. Pengkajian
1. Identitas Keluarga
1. Nama KK : Tn. R 2.
2. Umur : 25 tahun
3. Alamat : Ds. Astana Blok pekauman RT 01/RW 01 kecamatan Gn. Jati Kabupaten
Cirebon
4. Pekerjaan KK : Buruh
5. Pendidikan : SMA
6. Agama : Islam
7. Komposisi Keluarga :

No Nama Umur Jenis Kelamin Hub Pendidikan Pekerjaan Ket


1. Tn. R 25 thn Laki-laki Suami SMA Buruh
2. Ny.O 23 thn Perempuan Istri SMP IRT
3. An.A 4 thn Perempuan Anak - -

Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan

9. Tipe Keluarga: keluarga inti yaitu keluarga yang terddiri dari ayah,ibu,dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi.
10. Suku Bangsa: Ny. O mengatakan: Ny. O berasal dari suku jawa, setelah menikah Ny. O
menetap di Astana dan bahasa yang digunakan bahasa jawa dengan campuran bahasa
indonesia. Keyakinan yang berhubungan dengan kesehatan keluarga Ibu S adalah membiarkan
dahulu dan mengobati semampunya dengan bantuan obat-obat yang dapat dibeli di warung,
jika tidak sembuh dapat pergi ke rumah sakit terdekat.
11. Agama: Ny. O mengatakan: kepercayaan yang dianut keluarga Ny. O adalah Islam.
Menurut ibu S, ibu S biasanya melaksanakan ibadah di rumah dan kadangkadang melakukanya
di masjid didekat rumahnya.
12. Status Sosial Ekonomi Keluarga: Ny. O mengatakan ia bekerja sebagai pedagang keliling
kampung, penghasilan yang diperoleh per bulan Rp.300.000,-. Penghasilan tersebut tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga Ibu S mencari tambahan dengan
menerima jahitan dirumahnya, menurut Ny. O.
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ny. O mengatakan: biasanya Ny. O mengajak An.A jalan-jalan
ke alun-alun tetapi hal ini jarang dilakukan hanya ketika Ny. A mempunyai uang.

RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


14. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak meninggalkan keluarga.
Tugas perkembangan yang ditempuh keluarga adalah:
a. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain
dan lingkungan sekitar)
Ny. O mengatakan: orang tua Ny. O sudah meninggal tetapi Ny. O masih menjalin hubungan
yang baik dengan bibinya yang tinggal di depan rumahnya. Ny. O setiap hari bermain dan
menonton tv dirumah bibinya.
Dilingkungan sekitarnya ada tetangga yang baik ada juga tetangga yang kurang baik. Ny. O
menyikapinya dengan sabar. Kadang ketika Ny. O mempunyai makanan Ny. O juga sering
membagikan ke tetangganya begitu juga sebaliknya, menurut Ny. O.
b. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
Ny. O mengatakan: setiap pagi sebelum dia berangkat kerja dia menyempatkan untuk
memasak makanan buat anaknya setelah itu dia memandikan An. A sebelum Ny. O berangkat
kerja. Ketika ibu S terlambat pulang kerumah biasanya Ibu S menitipkan anaknya ke bibinya
yang tinggal didepan rumahnya atau brgantian dengan Tn. R untuk menjaga An. A.
c. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Anak Ny. O masih berusia 4 tahun sehingga dalam anggota keluarga ibu S tidak ada
pembagian tanggung jawab. Setiap pagi ibu S memandikan anak E kemudian Ny. O menyuapi
anak A. Dan terkadang setiap sore Tn. R mengajak An. A pegi jalan-jalan ke alun-alun.
d. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
Ny. O mengatakan: setiap hari An. A pergi bermain ditaman kanakkanak yang letaknya dekat
dengan rumahnya.
15. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Dari pengkajian yang didapatkan ada
tugas perkembangan yang belum terpenuhi, adanya masalah yang kompleks pada keluarga Tn.
R. Ny. O mangatakan: Ny. O masih tidur dengan An. A sehingga belum ada privasi bagi Ny. O
karena Ny. O mengungkapkan bahwa An. A belum berani tidur sendiri. Ny. A belum mampu
memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal privasi dan rasa
aman.
16. Riwayat keluarga inti: Ny. O mengatakan: Ny. O sudah lama menetap di Astana sejak
menikah. Ny. O sekarang tinggal di Astana dengan An. A.
17. Riwayat keluarga sebelumnya: Ny. O mengatakan: kedua orang tua Bp.T tinggal di Kediri
dan sebagian keluarga besarnya tinggal disana sedangkan kedua orang tua Ny. O berada
dijember dan sudah meninggal, ada satu orang adik yang tinggal bersama Tn. R, ketika Ny. O
melahirkan, adik dari Ny. O yang membantu merawat Ny. O.
LINGKUNGAN
18. Karekteristik Lingkungan Rumah : rumah yang ditempati adalah rumah pribadi berukuran
8m x 12m yang ditempati oleh Tn. R, Ny. O dan An. A. Rumah terdiri dari 4 ruangan yaitu ruang
tamu, dua kamar tidur dan dapur. Terdapat dua jendela di ruang tamu, satu jendela di kamar
tidur depan yang ditempati oleh anak dan kamar tidur kedua ditempati ibu S tanpa jendela.
Tembok rumah hanya berupa anyaman bambu, ruangan depan yang dibangun dari batu bata.
Karakteristik Tetangga dan Komunitas : Ny. O bertempat tinggal di perkampungan dengan jarak
rumah antar tetangga yang cukup dekat.
19. Mobilitas Geografis Keluarga: Ny. O dan anaknya setiap hari berjalan kaki untuk bekerja.
Tidak ada kendaraan lain yang dimiliki keluarga ibu S. Setiap hari Ny. O menuju tempat
bekerjanya hingga pukul 10 siang.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: Ny. O mengatakan bahwa setiap
hari berkumpul dengan An. A setelah pulang kerja. Dan Ny. O memiliki perkumpulan pengajian
yang diikuti secara rutin. Ny. O mengungkapkan bahwa tetangganya ada yang menyukai dan
tidak menyukai Ny. O.
21. Sistem Pendukung Keluarga: keluarga Ibu S. mendapatkan dukungan dari suaminya,
pamannya dan bibinya yang tempat tinggalnya berdekatan dengan ibu S. ibu S juga
mengatakan bahwa jarang memiliki permasalahan serius sehingga harus melibatkan keluarga.
Denah Rumah :

7 6

3 5

2 1

STRUKTUR KELUARGA
22. Pola Komunikasi Keluarga : Ny. O menyampaikan bahwa anak E senang bercerita tentang
teman sebayanya dan Ny. O menanggapinya dengan senang. Namun kadang kala Ny. O
pernah marah mana kala anaknya nakal, rewel, atau minta sesuatu yang menurut Ny. O tidak
bisa memenuhinya. Dan Tn. R sering bercerita tentang pekerjaanya selama menjadi buruh.
23. Struktur Kekuasaan Keluarga: Tn. R pemegang keputusan terakhir dalam keluarga.
24. Struktur Peran :
a. Tn. R berperan sebagai ayah sekaligus kepala rumah tangga dan pencari nafkah. b. Ny. O
berperan sebagai ibu sebagai, ibu rumah tangga, pembimbing anak-anak, dan pengatur rumah
tangga. c. Anak A berperan sebagai anak tunggal dalam keluarga, penghibur keluarga dengan
gerak-geriknya serta ucapannya yang lucu.
25. Nilai dan Norma Budaya: Norma yang dianut yaitu : sopan santun, menghargai orang lain,
menghormati orang yang lebih tua, dan lainnya. An. A kadang kala mendapat cubitan dan
jeweran bila tidak mau segera pulang saat bermain dengan teman-temannya. F. FUNGSI
KELUARGA
26. Fungsi Afeksi : Tn R mengatakan bahwa An. A pernah mengungkapkan perasaannya pada
saat meminta sesuatu padanya misalnya dengan merengek-rengek saat minta dibelikan susu,
minta jalan-jalan ke alun-alun (dari penuturan Ny. O).
27. Fungsi Sosialisasi : Ny. O memperbolehkan bermain dengan teman sebaya dan An. A juga
sering bermain di rumah tetangga, ke sungai kecil bersama temantemannya kecuali pada
malam hari hanya bermain ke rumah kakeknya (paman Ny. O) (hasil pengamatan dan
penuturan Ny.O).
28. Fungsi perawatan keluarga: keluarga Tn. R mengatakan bahwa keadaan kesehatannya
sudah mulai membaik namun masih perlu pengobatan secara rutin. Menu makanan tiap hari
berbeda-beda, sayuran diambil dari halaman belakang atau berbelanja, lauk pauknya kadang
telur, tahu tempe, atau hanya sambal saja. Ketika terjadi gangguan kesehatan, Ny. O langsung
dibawa ke rumah sakit.
29. Fungsi reproduksi : Ny. O mengatakan dari dulu tidak punya kelainan reproduksi. An. A juga
dilahirkan secara normal. Ny. O tidak pernah mengalami keguguran.
30. Fungsi Ekonomi : Tn. R mengatakan: gaji yang diperoleh belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya,istri dan anaknya. Untuk menambah penghasilannya Ny.O menjual
sayuran dan telur hasil ternak, (penuturan Tn. R). G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
31. Stressor jangka pendek : Tn. R mengatakan kadang anak A merengek atau bahkan
menangis minta dibelikan susu, baju baru, ataupun jalan-jalan ke alun-alun. Namun oleh ibu S
dibiarkan saja dengan alasan itu hanya keinginan sesaat anak E dan lebih baik uangnya dipakai
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
32. Stressor jangka panjang : keadaan perekonomian yang sulit Tn. R dan Ny. O harus
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu S mengatakan gaji yang didapat
sebagai seorang penjahit hanyalah Rp. 300.000/bulan dan itu sangat kurang. Penyakit Stroke
yang sudah lama dideritanya dianggap biasa olehnya sudah jarang kambuh.
33. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Tn. R sangat mampu dan sabar dalam
menghadapi masalah yang muncul di dalam keluarganya. Tn. R mengatakan bahwa manusia
hidup pasti ada masalah. Namun kita harus menghadapi itu dengan penuh kesabaran. Apalagi
masalah ekonomi yang sangat minimal sekali. Tn. R jarang mengeluh saat kesulitan keuangan
dan tidak pernah bersikap kasar terhadap anak A karena masalah yang dipikirkannya.
34. Strategi koping yang digunakan : menurut Tn. R koping yang digunakan untuk membantu
meringankan masalah ekonomi adalah Ny. O menjual sayuran yang ditanam di belakang
rumahnya. Selain itu menjual ayam dan telurnya serta menerima jahitan di rumah.
35. Strategi adaptasi disfungsional : Tn R mengatakan tidak ada perilaku yang menyimpang
dalam menghadapi masalahnya. Semua masalah yang ada dihadapi dengan sabar. H.
HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah: Tn. R mengatakan bahwa dalam kehidupan pasti ada masalah
dan harus diatasi dengan sabar.
b. Harapan terhadap masalah: harapan Tn. R kedepannya yaitu membahagiakan anak.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data

No. Data Fokus Penyebab Masalah


1 Ds : Ketidak mampuan keluarga Gangguan
Pasien dan keluarga mengenal masalah mobilitas fisik
mengatakan tidak kesehatan
mengetahui tentang
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala serta
pencegahan penyakit
stroke.
Do :
Pasien tampak bigung saat
ditanya tentang stroke .

2. Penilaian (scoring) Diagnosa Keperawatan


Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Tn. R Khususnya Ny. O berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

No. Kritria Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Ny. O menyadari keadaan
kesehatannya sekarang ini
dapat mengakibatkan An.
A terlantar sedangkan An.
A masih memerlukan kasih
sayang Ny. O.

2. Kemungkinan masalah dapat ½x2=1 Keadaan kesehatan Ny. O


diubah : sebagian yang menderita Stroke
nonhemorargi ini dapat
diubah dengan cara
melakukan pengobatan ke
klinik Abu Salman.
3. Potensial masalah untuk cegah 1/3 x 1 = 1/3 Proses pengobatan secara
rendah tidak berkala dan teratur
serta interaksi yang
diperhatikan tidak dapat
meminimalkan
kekambuhan penyakit.
4. Menonjolnya masalah : masalah ½x1=½ Masalah sangat dirasakan
ada tapi tidak perlu segera ada tetapi tidak
memerlukan penanganan
untuk menghindari dampak
lainnya.
Total Skor
3. Prioritas Diagnosa Keperawatan

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR


1 Gangguan mobilitas fisik pada
keluarga Tn. R Khususnya Ny. O
berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan.

4. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

No. Diagnosa Tujuan Standar Teori Intervensi


keperawatan Umum Khusus
1. Gangguan Selama .Setelah dilakukan Stroke adalah Diskusikan
mobilitas fisik dilakukan kunjungan selama syndrom klinis dengan
pada keluarga 1x45 menit, keluarga awal timbulnya
kunjungan mendadak, keluarga :
Tn. R dapat mengenal
kerumah progresi berupa
Khususnya Ny. masalah kesehatan -Terjadinya
sakit,gangg stroke non defisit neurologi,
O berhubungan fokal dan global, NHS
uan hemorargi pada Ny.
dengan ketidak yang
mobilitas O dengan mampu -Penggunaan
mampuan berlangsung 24
fisik pada menyebutkan : jam atau
keluarga obat secara
keluarga langsung
mengenal a. Pengertian stroke teratur
Tn. R menimbulkan
masalah non hemorargi
Khususnya kematian dan
kesehatan -Mengontrol
Ny. O b. Penyebab semata-mata di
sebabkan oleh kondisi ke
sudah c. Tanda & gejala gangguan dokter
dapat perdaran darah
mengenal otak non
masalah traumatic
kesehatan
-Kehilangan
motorik.
Disfungsi
motorik paling
umum adalah
hemiplegia(paral
isis pada salah
satu sisi) dan
hemiparesis(kel
emahan salah
satu sisi) dan
disfagia
-Kehilangan
komunikasi
Disfungsi
bahasa dan
komunikasi
adalah disatria
(kesulitan
berbicara) atau
afasia
(kehilangan
berbicara).
Gangguan
persepsi
Meliputi
disfungsi
persepsi visual
humanus,
heminapsia atau
kehilangan
penglihatan
perifer dan
diplopia,
gangguan
hubungan
visual, spesial
dan kehilangan
sensori.
-Kerusakan
fungsi kognitif,
perestesia(terja
di pada sisi
yang
berlawanan).
5. Disfungsi
kandung kemih

Anda mungkin juga menyukai