Laporan organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam Wolrd Healrt Report , sebanyak 300 juta penderita penyakit asma dan 225 ribu
penderita meninggal di seluruh dunia , angka kematiann di sebabkan penyakit asma di dunia , di perkirakan 20% untuk sepuluh tahun
mendatang , jika tidak terkontrol dengan baik maka perlu diperhatikan pada penyakit asma ini adalah meningkatnya penyakit asma pada usia 6 –
Global Initatien For Asthma ( GINA) memperkiran hampir 300 juta menderita penyakit asma prevalensi asma yang tertinngi di seluruh
dunia di temukan di Brtitaniyan Raya dan bekas koloninya rata rata 1 dan 15 penduduk Brtitaniyan Raya dan menderita penyakit asma . asma
Hampir 44 juta penduduk di Indonesia adalah yang penderita asma , meskipun prevalensi dan data penunjang variasi yang besar di
daerah itu sebanyak 9 provensi prevalensi penyakit asma antara lain : Nangro Aceh Darussalam di urutan pertama di ikuti Jawa Barat , Nusa
Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur , Kalimantan Selatan , Sulawesi Tengah , Sulawesi Tenggara , Gorontalo , Papua Barat ( RIKESDA 2007)
Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai
negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktiviti, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu
aktiviti bahkan kegiatan harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan),
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik
lingkungan maupun zat-zat yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumsukan satu masalah “ASUHAN KEPERAWATAN ASMA DENGAN PENERAPAN
TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM PADA SISWA SMP NEGERI 1 KABUPATEN PINRANG “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Mengetahui gambaran umum tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma dengan Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Di SMP
Negeri 1 Pinrang
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti:
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dan teori yang di dapatkan atau diperoleh di tempat kuliah
2. Bagi masyarakat :
Sebagai bahan masukan di SMP NEGERI 1 Pinrang bagaimana menerapkan pemberian teknik relaksasi ( nafas
dalam )
3. Bagi institusi pendidikan :
Untuk melengkapi khasanan , bacaan, dan perpustakaan di prodi keperawatan dan juga untuk mengembangkan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme
2. Etiologi
d. Lingkungan
1) Asap kendaraan
2) Asap rokok
e. Predisposisi
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik pada pasien asma adalah batuk, dyspnoe, dan wheezing. Pada sebagian penderita
disertai dengan rasa nyeri dada, pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis,
sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan
menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras
a. Tingkat I
Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru
b. Tingkat II
1) Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda
1) Tanpa keluhan
2) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas
3) Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali
d. Tingkat IV
2) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas
e. Tingkat V
1) Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap
2) Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel. Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti :
Kontraksi otot-otot pernafasan, sianosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih, takikardi.
5. Klasifikassi Asma
Asma dibagi atas dua kategori, yaitu ekstrinsik atau alergi yang disebabkan oleh alergi seperti debu, binatang, makanan, asap (rokok) dan
obat-obatan. Klien dengan asma alergi biasanya mempunyai riwayat keluarga dengan alergi dan riwayat alergi rhinitis, sedangkan non alergi tidak
berhubungan secara spesifik dengan alergen. Faktor-faktor seperti udara dingin, infeksi saluran pernafasan, latihan fisik, emosi dan lingkungan
dengan polusi dapat menyebabkan atau sebagai pencetus terjadinya serangan asma. Jika serangan non alergi asma menjadi lebih berat dan sering
dapat menjadi bronkhitis kronik dan emfisema, selain alergi juga dapat terjadi asma campuran yaitu alergi dan non alergi
6. Penatalaksanaan
c. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit.
b. Sputum
d. Pemeriksaan radiologi
8. Pengobatan
a. Fisioterapi dada dan batuk efektif membantu mengeluarkan sputum dengan baik
Gejala asma dapat d batasi manusia untuk berperilaku hidup normal sehingga penyakit asma harus mengubah gaya hidupnya sesuai
Jumlah frukuensi dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya serta tidak terjadi sesak potensial sekali terjadi kekurangan
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi hal ini karna dyspnea saat makan laju metabolism serta ansietas yang di alami
3. Pola eliminasi
`Kebiasaan BAB dan BAK yang mencakup : warna, bentuk, konsistensi, frekuensi, bau, jumlah seta kesulitan pola eliminasi
Akitvitas keseharian seperti olahraga , bekerja, dan lainnya . aktivitas dapat terjadi factor pencetus terjadinya asma
Berapa lama istirahat tidur dan istirahat , serta berapa besar kelelahan terjadi dan sesak nafas dapat mempengaruhi pola tidur dan
istirahat
6. Pola persepsi sensorik dan kognitif
Kelainanpada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri dan akhirnya mempengaruhi stersor yang dialami sehingga
Gejala asma akan membatasi menjalankan kehidupannya secara normal seseorang penyakit asma harus menyusuaikan dirinya dengan
orang lain
Reproduuksi adalah kebutuhan dasar manusia bila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi masalah dalam kehidupan masalah ini akan
Persepsi diri yang salah akan menghambat rsepon kooperatif pada diri seseorang cara memandang diri yang salah juga akan menjadi
Steres dan ketegangan emosinal merupakan factor instrinsik pencetus serangan asma penyebab terjadinya stress frekuensi dan pengaruh
kehidupan
Sesuatu yang diyakini di dunia di percaya dan dapat meningkatkan kekuatan jiwa serta pendekatan kepada-Nya merupakan metode
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan diniding secara spontan bronkial
Kriterial hasil : pola nafas efektif , bunyi nafas normal kembali , batuk berkurang
Intervensi
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas
Kriterial hasil : pasien terlihat senang , cemas berkurang , ekspresi wajah senag
Intervensi :
1. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
pasien bagaimana cara melakukan nafas dalam , nafas lambat ( menahan inspirasi secara maksimal )dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan . selain dapat menurunkan insensitas nyeri teknik nafas dalam juga dapat meningkatkan
e. Menurunkan kecemasan
3. Menurut Priharjo (2003) bentuk pernafasan di lakukan dengan langkah langkah teknik relaksasi nafas dalam
b. Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan 1,2,3,kemudian tahan sekitar 5-10 detik
a. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi
vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darahke daerah yang mengalami spasme dan iskemik
b. Teknik relaksasi nafas dalam dipercayai mampu merangsang tubuhuntuk melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin
a. Ketentraman hati
g. Tidur lelap
l. Meningkatkan keyakinan
METODE PENULISAN
A. Rancangan Penulisan
Pada tahun 2008 menurut madlinux rancangan studi kasus adalah pengujian secara rinci terhadap beberapa atau beberapa tempat
penyimpanan dokumen atau peristiwa tertentu . sedangkan menurut RIKESDA 2007 suatu pendekatan dengan memusatkan parhatian pada
suatu kasus secara intensif dan rinci . dan studi kasus hendak peneliti berusaha menguji unit menguji individu secara mendalam dan berusaha
Metode penulisan rancangan pada studi kasus ialah , studi kasus yang merupakan metode pengumpulan data secara konprehensif yang
meliputi aspek fisik dan psikologis individu , keluarga ,dan kelompok untuk memperoleh pemahaman secara mendalam . rancangan studi
kasus ini adalah studi kasus obsevasi dimana lebih mengutamakan teknik pengumpulan data melalui obsevasi peran serta pelibatan pada
Adalah kriteia atau ciri – ciri yang harus harus dipenuhi di setiap masing – masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel
atau stusi kasus Karakteristik umum atau dari populasi yang akan dijadikan subjek penelitian atau studi kasus ( Nursalam : 2003 )
2. Kriteria Eksklusi
Adalah kriteia atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan sampel penelitian atau studi kasus
Mengeluarkan atau menghilanhkan beberapa subjek atau studi kasus yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian dan sebab – sebab
tertentu
Asuhan keperawatan pada pasien asma dengan pemberian teknik nafas dalam di SMPN 1 Pinrang wilayah kerja Puskesmas Salo
Kabupaten Pinrang.
D. Defenisi operasional
Sikap posisi setengah duduk 45 – 90 derajat , dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi
a. Mobilisasi
Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang
Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai
1. Tempat
2. Waktu
F. Pengumpulan data
1 Data primer
Data yang diperlukan dari hasil pengumpulan data mengelolah sendiri dan teknik yang akan dilakukan untuk pengumpulan data
adalah turun ke lapangan dengan cara wawancara dengan setiap responden untuk memperoleh informasi serta data – data yang akurat
Data yang diperoleh dari Smp Negeri 1 Pinrang tentang kunjugan mengenai jumlah atau persentase penyakit asma yang
dijadikan perbandingan dengan hasil penelitian yang akan didapatkan nantinya di tempat tersebut
3. Wawancara
Adalah proses Tanya jawab lisan dua orang atau lebih dan secara langsung . pewawancara di sebut interviewer
4. Kusioner
Merupakan sebuah pendaftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Merupakan instrument
pengumpulan data atau informasi ke dalam bentuk item atau pertanyaan kuisioner diakukan dengan harapan dapat mengetahaui variable –
variable apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting . adapun tujuan kuisioner adalah untuk memperbaiki bagian–bagian
yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden
G. Penyajian data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami
dann analisis sesuai dengan tujuan yang diingkan . data yang disajiakan harus sederhana dan jelas . penyajian data yang dimaksud agar
1. Narasi
2. Table
Kumpulan angka – angka yang disusun menurut ketegori – kategori misalnya berat badan , umur , jenis kelamin , pendidikan , dan lain
– lain
Gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka atau symbol – symbol yang berdasarkan data
H. Etika Kasus
1. Lembar persetujuan
Merupakan persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikann lembar persetujuan ( informet
consent) .tujuan informet consert adalah agar subjek penelitian dimengerti maksud dan tujuan penelitian . lembar persetujuan di berikan
kepada responden yang akan diteliti dan memenuhi kriteria inklusi yang di sertai hasil penelitian dan mamfaat penelitian bila subjek
menoolak maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak – hak subbjek
2. Tanapa nama (anonymity )
Menjelaskan bentuk – bentuk ukuran dengan tidak perlu mencantumkan nama pada pengumpulan data , hanya menulikan kode
3. Kerahasiaan ( confidentiality )
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan di kerahasiaan oleh peneliti , hanya kelompok data tertentu yang akan
Studi kasus dilaksanakan di SMP NEGEI 1 Pinrang pada tanggal 7 Mei 2018. Studi kasus dengan jumlah responden 2 orang anak yaitu
An.”A” berusia 14 tahun dan An.”N” berusia 14 tahun dengan diagnosa medis ASMA yang bersekolah di SMP NEGERI 1 Pinrang. mengalami
keluhan batuk, sesak, dan demam yang membuat pasien susah tidur tapi pada saat meneliti pasien terlihat sesak dan batuk . Sedangkan pada pasien
An.”N” mengalami keluhan pilek dan demam sehingga kesulitan untuk bernafas seperti biasanya sebelum sakit.
A. HASIL PENELITIAN
1. Kasus Pertama
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7Mei 2018, waktu pemenuhan kebutuhan nafas dalam An.”A” pola nafas baik
dimana orang tua dari An “A” mengatakana pola nafas tidak baik dan kualitas pernafasannya terganggu pada malam hari tidak nyaman,sering
terbangun pada malam dan sering menguap pada malam hari serta selalu gelisah. Sedangkan gangguan pemenuhan kebutuhan nafas dalam yang
2. Kasus Kedua
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7 Mei 2018 di SMP NEGERI 1 Pinrang , waktu pemenuhan kebutuhan nafas
dalam pasien An.”N” 24/ menit orang tua klien mengatakana pola nafas 28/menit dan kualitas pernafasannya terganggu pada malam hari tidak
nyaman,sering terbangun pada malam dan sering menguap pada malam hari serta selalu gelisah. Sedangkan gangguan pemenuhan kebutuhan nafas
dalam yang didapatkan dari hasil penelitian pada pasien An.”N” yaitu Asma.
PEMBAHASAN
1. Kasus Pertama
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7 Mei 2018, di SMP NEGERI 1 Pinrang waktu pemenuhan waktu pemenuhan
kebutuhan nafas dalam An.”A” ialah An.”A” pola nafas tidak baik dimana orang tua dari An “A” mengatakana pola nafas tidak baik dan
mengalami sesak kualitas pernafasan pasien tidur malam tidak nyenyak,dan sering terbangun pada malam hari, selalu gelisah. Dari hasil
penelitian diatas, hasil yang didapatkan yaitu kebutuhan pernafasan pasien masuk dalam kriteria kurang baik dan ini tidak sejalan dengan teori
(Polaski,2010) yang mengatakan suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi
spasme yang lama pada jalan nafas) usia 14 tahun (Masa remaja) jumlah kebutuhan pernafasan yaitu 16 – 21/ menit. Untuk kualitas pernafasan
pada pasien An.”A” ialah tidur malam tidak nyenyak,dan sering terbangun pada malam hari dan sering menguap pada pagi hari serta selalu
gelisah. hal ini termasuk dalam kriteria kurang baik dan sejalan dengan teori (Polaski,2010), dimana kualitas pernafasan seseorang dikatakan
kurang baik apabila menunjukkan tanda-tanda sesak dan mengalami masalah dalam pernafasanya seperti tidur tidak nyenyak,sering terbangun
pada malam hari, kantuk yang berlebihan (sering menguap). Remaja dan tampak gelisah. Sedangkan pada gangguan pemenuhan pernafasan
An.”A” yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu Asma. Hal ini juga termasuk dalam kriteria kurang baik dan sejalan dengan teori
(Polaski,2010) dimana Asma merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan nafas baik secara kualitas maupun kuantitas.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diasumsikan bahwa pemenuhan kebutuhan pernafasan pasien An.”A” kurang baik dapat dilihat
dalam segi waktu pemenuhan pernafasan,kualitas pernafasan serta gangguan yang terjadi pada kebutuhan pernafasan . Hal-hal ini disebabkan
pasien merasa sesak dan gelisah selama di sekolah karena kondisi pasien yang kurang baik yang dialaminya di sekolah lalu sebaiknya pasien
harus di berikan penyuluhan tentang penyakit Asma yang di rasakan oleh pasien seperti dengan cara pemberian teknik nafas yaitu
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas selain dapat meningkatkan
2. Kasus Kedua
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7Mei 2018 di SMP NEGERI 1 Pinrang , waktu pemenuhan kebutuhan
kebutuhan nafas dalam pada pasien An.”N” ialah pola nafas tidak baik dimana orang tua dari An “A” mengatakana pola nafas tidak baik dan
mengalami sesak kualitas pernafasan pasien tidur malam tidak nyenyak,dan sering terbangun pada malam hari, selalu gelisah. Dari hasil
penelitian diatas, hasil yang didapatkan peneliti ini masuk dalam kriteria kurang baik dan tidak sejalan dengan teori (Polask,2010), dimana
kebutuhan pernafasan manusia 16 – 21 / menit. Untuk kualitas pernafasan pada pasien An.”N” ialah tidur malam tidak nyenyak, sering
terbangun pada malam hari,sering menguap pada pagi hari, rewel dan tampak gelisah. Hal ini termasuk dalam kriteria kurang baik dan sejalan
dengan teori (Polask,2010), dimana kualitas pernafasan seseorang dikatakan kurang baik apabila menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur
dan mengalami masalah dalam tidurnya seperti tidur kurang nyenyak,sering terbangun pada malam hari, kantuk yang berlebihan (sering
menguap). Remaja, akan rewel dan tampak gelisah. Serta gangguan pemenuhan kebutuhan pernafasan pada pasien An.”N” yaitu Asma. Hal
ini termasuk dalam kriteriai kurang baik dan sejalan dengan teori (Polask,2010) dimana asma merupakan ketidakmampuan untuk untuk
kurang baik. Dikatakan kurang baik dengan melihat segi waktu pernafasan, kualitas pernafasan , serta gangguan yang terjadi pada pernafasan
pasien. Hal hal ini disebabkan pasien merasa sesak dan gelisah selama di sekolah karena kondisi pasien yang kurang baik yang dialaminya di
sekolah lalu pasien harus di sebaiknya berikan penyuluhan tentang penyakit Asma yang di rasakan oleh pasien seperti dengan cara pemberian
teknik nafas yaitu melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas selain dapat
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian Studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2018 di SMP NEGEI 1 dengan jumlah responden 2 orang anak yang
1. Berdasarkan hasil penelitian pada pemenuhan pernafasan pada pasien An.”A” dan An.”N” terganggu dan tidak terkecukupi sehingga masuk
dalam kriteria kurang baik dapat dilihat dalam segi waktu pemenuhan pernafasan ,kualitas pernafasan serta gangguan yang terjadi pada kebutuhan
pernafasan
2. Hal-hal yang menyebabkan pemenuhan kebutuhan pernafasan pasien An.A” dan An.”N” terganggu dikarenakan klienbelum bisa memahami
tentang penyakit yang di derita oleh pasien sebaiknya berikan penyuluhan tentang penyakit Asma yang di rasakan oleh pasien seperti dengan cara
pemberian teknik nafas yaitu melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas
B. SARAN
Setelah melakukan penelitian tentang pemenuhan kebutuhan pernafasan pada pasien anak dengan kasus ASMA, penulis akan