Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH


GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT ASMA DALAM PEMBERIAN TEKNIK (NAFAS DALAM) DI SMP NEGERI 1 PINRANG)
Proposal karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma III Politeknik Kementrian
Kesehatan Makassar Program Studi Keperawatan Parepare

MUHAMMAD FARIDDIN LATIF


NIM: PO.71.3.202.15.1.027
 
 
 
 
 
 
 
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PAREPARE
2018
 
 
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Laporan organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam Wolrd Healrt Report , sebanyak 300 juta penderita penyakit asma dan 225 ribu

penderita meninggal di seluruh dunia , angka kematiann di sebabkan penyakit asma di dunia , di perkirakan 20% untuk sepuluh tahun

mendatang , jika tidak terkontrol dengan baik maka perlu diperhatikan pada penyakit asma ini adalah meningkatnya penyakit asma pada usia 6 –

12 tahun atau yang masih duduk di bangku SD ( WHO 2010 )

Global Initatien For Asthma ( GINA) memperkiran hampir 300 juta menderita penyakit asma prevalensi asma yang tertinngi di seluruh

dunia di temukan di Brtitaniyan Raya dan bekas koloninya rata rata 1 dan 15 penduduk Brtitaniyan Raya dan menderita penyakit asma . asma

merupakan salah satu anak anak masuk rumah sakit

Hampir 44 juta penduduk di Indonesia adalah yang penderita asma , meskipun prevalensi dan data penunjang variasi yang besar di

daerah itu sebanyak 9 provensi prevalensi penyakit asma antara lain : Nangro Aceh Darussalam di urutan pertama di ikuti Jawa Barat , Nusa

Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur , Kalimantan Selatan , Sulawesi Tengah , Sulawesi Tenggara , Gorontalo , Papua Barat ( RIKESDA 2007)
Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan  merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai

negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktiviti, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu

aktiviti bahkan kegiatan harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan),

sehingga menambah penurunan produktiviti serta menurunkan kualiti hidup.

Angka  kejadian  penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan  dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik

lingkungan maupun zat-zat yang  ada  di  dalam  makanan.  Salah satu  penyakit  alergi  yang  banyak  terjadi  di masyarakat adalah

penyakit asma. (Medlinux, 2008)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumsukan satu masalah “ASUHAN KEPERAWATAN ASMA DENGAN PENERAPAN

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM PADA SISWA SMP NEGERI 1 KABUPATEN PINRANG “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum :

Mengetahui gambaran umum tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma dengan Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Di SMP

Negeri 1 Pinrang
2. Tujuan khusus

a. Mengetahui Pengertian Asma

b. Mengetahui Penyebab Asma

c. Mengetahui Tanda dan gejala Asma

d. Mengetahui Pencegahan dan kekambuhan Asma

e. Mengetahui Teknik relaksasi Asma

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti:

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dan teori yang di dapatkan atau diperoleh di tempat kuliah

2. Bagi masyarakat :

Sebagai bahan masukan di SMP NEGERI 1 Pinrang bagaimana menerapkan pemberian teknik relaksasi ( nafas
dalam )
3. Bagi institusi pendidikan :

Untuk melengkapi khasanan , bacaan, dan perpustakaan di prodi keperawatan dan juga untuk mengembangkan

penelitian selanjutnya bagi yang berminat


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A . Tinjauan umum penyakit asma

1. Pengertian

Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme

(kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 2010)

2. Etiologi

a. Kontraksi otot di sekitar bronchus sehingga terjadi penyempiitan jalan nafas

b. Pembengkakan membrane bronkus

c. Tersisihnya bronkus oleh mucus yang kental

d. Lingkungan

1) Asap kendaraan

2) Asap rokok

e. Predisposisi
4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik pada pasien asma adalah batuk, dyspnoe, dan wheezing. Pada sebagian penderita

disertai dengan rasa nyeri dada, pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis,

sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan

menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras

Ada beberapa tingkatan penyakit asma :

a. Tingkat I

Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru

b. Tingkat II 

1) Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda

obstruksi jalan nafas.

2) Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan


c .Tingkat III

1) Tanpa keluhan

2) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas

3) Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali

d. Tingkat IV

1) Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing

2) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas

e. Tingkat V

1) Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap

pengobatan yang lazim dipakai

2) Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel. Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti :

Kontraksi otot-otot pernafasan, sianosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih, takikardi.
5. Klasifikassi Asma

Asma dibagi atas dua kategori, yaitu ekstrinsik atau alergi yang disebabkan oleh alergi seperti debu, binatang, makanan, asap (rokok) dan

obat-obatan. Klien dengan asma alergi biasanya mempunyai riwayat keluarga dengan alergi dan riwayat alergi rhinitis, sedangkan non alergi tidak

berhubungan secara spesifik dengan alergen. Faktor-faktor seperti udara dingin, infeksi saluran pernafasan, latihan fisik, emosi dan lingkungan

dengan polusi dapat menyebabkan atau sebagai pencetus terjadinya serangan asma. Jika serangan non alergi asma menjadi lebih berat dan sering

dapat menjadi bronkhitis kronik dan emfisema, selain alergi juga dapat terjadi asma campuran yaitu alergi dan non alergi

6. Penatalaksanaan

Prinsip umum dalam pengobatan pada asma :

a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas

b. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma

c. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit.

d. Memberikan teknik relaksasi nafass dalam


7. Pemeriksaan penunjang

a. Analisa gas darah

b. Sputum

c. Pemeriksaan darah rutin dan kimia

d. Pemeriksaan radiologi

8. Pengobatan

a. Fisioterapi dada dan batuk efektif membantu mengeluarkan sputum dengan baik

b. Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik

c. Memberikan posisi tidur yang nyaman ( semi fowler )

d. Anjurkan pasien untuk minum air hangat

e. Hindarkan pasien dari factor pencetus


B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pola pemeliharaan kesehatan

Gejala asma dapat d batasi manusia untuk berperilaku hidup normal sehingga penyakit asma harus mengubah gaya hidupnya sesuai

kondisi yang memungkinkan tidak terjadi penyakit asma

2. Pola nutrisi dan metabolic

Jumlah frukuensi dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya serta tidak terjadi sesak potensial sekali terjadi kekurangan

dalam memenuhi kebutuhan nutrisi hal ini karna dyspnea saat makan laju metabolism serta ansietas yang di alami

3. Pola eliminasi

`Kebiasaan BAB dan BAK yang mencakup : warna, bentuk, konsistensi, frekuensi, bau, jumlah seta kesulitan pola eliminasi

4. Aktivitas dann latihan

Akitvitas keseharian seperti olahraga , bekerja, dan lainnya . aktivitas dapat terjadi factor pencetus terjadinya asma

5. Pola istirahat dan tidur

Berapa lama istirahat tidur dan istirahat , serta berapa besar kelelahan terjadi dan sesak nafas dapat mempengaruhi pola tidur dan

istirahat
6. Pola persepsi sensorik dan kognitif

Kelainanpada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri dan akhirnya mempengaruhi stersor yang dialami sehingga

mempengaruhi serangan asma berulang pun akan semakin tinggi

7. Pola hubungan dengan orang lain

Gejala asma akan membatasi menjalankan kehidupannya secara normal seseorang penyakit asma harus menyusuaikan dirinya dengan

orang lain

8 . Reproduksi dan seksual

Reproduuksi adalah kebutuhan dasar manusia bila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi masalah dalam kehidupan masalah ini akan

menjadi stresor yang akan meningkatkan kemungkinan serangan asma

9. Pola persepsi diri dan konsep diri

Persepsi diri yang salah akan menghambat rsepon kooperatif pada diri seseorang cara memandang diri yang salah juga akan menjadi

stressor dalam kehidupan seseorang

10 . Pola makanisme dan koping

Steres dan ketegangan emosinal merupakan factor instrinsik pencetus serangan asma penyebab terjadinya stress frekuensi dan pengaruh

kehidupan

11. Pola nilai kepercayaan dan spiritual

Sesuatu yang diyakini di dunia di percaya dan dapat meningkatkan kekuatan jiwa serta pendekatan kepada-Nya merupakan metode

penanggulangan steres yang konstrktif


Diagnose keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan diniding secara spontan bronkial

Tujuan :pola nafas kembali efektif

Kriterial hasil : pola nafas efektif , bunyi nafas normal kembali , batuk berkurang

Intervensi

a. Kaji frekunsi kedalaman nafas dan hitung pola nafas

Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas

b. Auskultasi bunyi nafas

Rasional : rochi dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas

C . Tinggikan kepala dan mengubah bentuk posisi

Rasional : memudahkan ekspansi paru dan pernapasan

d . Kolaborasi pemberian oksigen

Rasional : mamastikan bernafas dan menurunkan kerja nafas


2 . Cemas berhubungan dengan kurangnya tingkat pengetahuan

Tujuan : kecemasan berkurang

Kriterial hasil : pasien terlihat senang , cemas berkurang , ekspresi wajah senag

Intervensi :

a . Kaji tingkat kecemasan

Rasional : mengetahui skala kecemasan

b . Berikan pengetahuan tentang penyakit yang di derita

Rasional ; menambah tingkat pengetahuan dan mengurangi cemas

c . Berikan dukungan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaanya

Rasional : mengungkapkan perasaan dapat mengurangi cemas dialaminya

d. Ajarkan teknik nafas dalam kepada pasien

Rasional : mengurangi rasa cemas yang dialami pasien


C. Konsep Dasar Teknik Relaksasi Nafas Dalam

1. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada

pasien bagaimana cara melakukan nafas dalam , nafas lambat ( menahan inspirasi secara maksimal )dan bagaimana

menghembuskan nafas secara perlahan . selain dapat menurunkan insensitas nyeri teknik nafas dalam juga dapat meningkatkan

ventilasi paru dan meningkatkan organisme darah

2. Manfaat teknik relaksasi nafas dalam

a Mencegah altektasi paru

b. Meningkatkan efesiensi batuk

c. Mengurasi stress fisik maupun emosional

d. Menurunkan intensitas nyeri

e. Menurunkan kecemasan

3. Menurut Priharjo (2003) bentuk pernafasan di lakukan dengan langkah langkah teknik relaksasi nafas dalam

a. Usahakan rileks dan tenang

b. Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan 1,2,3,kemudian tahan sekitar 5-10 detik

c. Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan

d. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi

e. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang


4. Factor factor yang mempengaruhi teknik nafas dalam dapat mengurangi nyeri

a. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi

vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darahke daerah yang mengalami spasme dan iskemik

b. Teknik relaksasi nafas dalam dipercayai mampu merangsang tubuhuntuk melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin

5. Mamfaat teknik relaksasi nafas dalam

a. Ketentraman hati

b. Berkurangnya rasa cemas

c. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah

d. Detak jantung lebih rendah

e. Mengurangi tekanan darah

f. Ketehanan lebih besar dari pada penyakit

g. Tidur lelap

h. Kesehatan mental lebih baik

i. Daya ingat lebih baik

j. Meningkatkan daya piker logis

l. Meningkatkan keyakinan

m. Meningkatkan daya kemauan

n. Meningkatkan kemampuan berhungan dengan orang lain


BAB III

METODE PENULISAN

A. Rancangan Penulisan

Pada tahun 2008 menurut madlinux rancangan studi kasus adalah pengujian secara rinci terhadap beberapa atau beberapa tempat

penyimpanan dokumen atau peristiwa tertentu . sedangkan menurut RIKESDA 2007 suatu pendekatan dengan memusatkan parhatian pada

suatu kasus secara intensif dan rinci . dan studi kasus hendak peneliti berusaha menguji unit menguji individu secara mendalam dan berusaha

menemukan semua variable yang penting.

Metode penulisan rancangan pada studi kasus ialah , studi kasus yang merupakan metode pengumpulan data secara konprehensif yang

meliputi aspek fisik dan psikologis individu , keluarga ,dan kelompok untuk memperoleh pemahaman secara mendalam . rancangan studi

kasus ini adalah studi kasus obsevasi dimana lebih mengutamakan teknik pengumpulan data melalui obsevasi peran serta pelibatan pada

penyakit asma yang berada di smp negeri 1 pinrang

B. Subjek Studi Kasus


Subjek studi kasus pada karya tulid ilmiah ini adalah terdiri dari individu , keluarga , dan masyarakat atau kelompok subjek ini
dirumuskan antara lain :
 
1. Kriteria Inklusi

Adalah kriteia atau ciri – ciri yang harus harus dipenuhi di setiap masing – masing anggota populasi yang akan dijadikan sampel

atau stusi kasus Karakteristik umum atau dari populasi yang akan dijadikan subjek penelitian atau studi kasus ( Nursalam : 2003 )

2. Kriteria Eksklusi

Adalah kriteia atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan sampel penelitian atau studi kasus

Mengeluarkan atau menghilanhkan beberapa subjek atau studi kasus yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian dan sebab – sebab

tertentu

C. Fokus Studi Kasus

Asuhan keperawatan pada pasien asma dengan pemberian teknik nafas dalam di SMPN 1 Pinrang wilayah kerja Puskesmas Salo

Kabupaten Pinrang.

D. Defenisi operasional

1. Teknik nafas dalam

Sikap posisi setengah duduk 45 – 90 derajat , dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi

a. Mobilisasi

b. Memberikan perasaan lega pada pasien


c. Memberikan perasaan lega pada pasien Memberikan pengetahuan kepada pasien
2. Pasien asma

Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang

lama pada jalan nafas). (Polaski : 2010)

Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan  merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai

negara di seluruh dunia.

E. Tempat dan waktu

1. Tempat

Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kabupaten Pinranng

2. Waktu

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan

F. Pengumpulan data

1 Data primer

Data yang diperlukan dari hasil pengumpulan data mengelolah sendiri dan teknik yang akan dilakukan untuk pengumpulan data

adalah turun ke lapangan dengan cara wawancara dengan setiap responden untuk memperoleh informasi serta data – data yang akurat

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti


2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari Smp Negeri 1 Pinrang tentang kunjugan mengenai jumlah atau persentase penyakit asma yang

dijadikan perbandingan dengan hasil penelitian yang akan didapatkan nantinya di tempat tersebut

3. Wawancara

Adalah proses Tanya jawab lisan dua orang atau lebih dan secara langsung . pewawancara di sebut interviewer

4. Kusioner

Merupakan sebuah pendaftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Merupakan instrument

pengumpulan data atau informasi ke dalam bentuk item atau pertanyaan kuisioner diakukan dengan harapan dapat mengetahaui variable –

variable apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting . adapun tujuan kuisioner adalah untuk memperbaiki bagian–bagian

yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden

G. Penyajian data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami

dann analisis sesuai dengan tujuan yang diingkan . data yang disajiakan harus sederhana dan jelas . penyajian data yang dimaksud agar

pengamat dapat mudah memahami apa yang disajiakan


Cara penyajian data

1. Narasi

Penyajian data hasil penelitian dengan kalimat

2. Table

Kumpulan angka – angka yang disusun menurut ketegori – kategori misalnya berat badan , umur , jenis kelamin , pendidikan , dan lain

– lain

3. Grafik atau diagram

Gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka atau symbol – symbol yang berdasarkan data

Metode lain penyajian data

H. Etika Kasus

1. Lembar persetujuan

Merupakan persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikann lembar persetujuan ( informet

consent) .tujuan informet consert adalah agar subjek penelitian dimengerti maksud dan tujuan penelitian . lembar persetujuan di berikan

kepada responden yang akan diteliti dan memenuhi kriteria inklusi yang di sertai hasil penelitian dan mamfaat penelitian bila subjek

menoolak maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak – hak subbjek
2. Tanapa nama (anonymity )

Menjelaskan bentuk – bentuk ukuran dengan tidak perlu mencantumkan nama pada pengumpulan data , hanya menulikan kode

pada lembar pengumpulan data .

3. Kerahasiaan ( confidentiality )

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan di kerahasiaan oleh peneliti , hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Studi kasus dilaksanakan di SMP NEGEI 1 Pinrang pada tanggal 7 Mei 2018. Studi kasus dengan jumlah responden 2 orang anak yaitu

An.”A” berusia 14 tahun dan An.”N” berusia 14 tahun dengan diagnosa medis ASMA yang bersekolah di SMP NEGERI 1 Pinrang. mengalami

keluhan batuk, sesak, dan demam yang membuat pasien susah tidur tapi pada saat meneliti pasien terlihat sesak dan batuk . Sedangkan pada pasien

An.”N” mengalami keluhan pilek dan demam sehingga kesulitan untuk bernafas seperti biasanya sebelum sakit.

A. HASIL PENELITIAN

1. Kasus Pertama

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7Mei 2018, waktu pemenuhan kebutuhan nafas dalam An.”A” pola nafas baik

dimana orang tua dari An “A” mengatakana pola nafas tidak baik dan kualitas pernafasannya terganggu pada malam hari tidak nyaman,sering

terbangun pada malam dan sering menguap pada malam hari serta selalu gelisah. Sedangkan gangguan pemenuhan kebutuhan nafas dalam yang

didapatkan dari hasil penelitian pada pasien An.”A” yaitu Asma.

2. Kasus Kedua

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7 Mei 2018 di SMP NEGERI 1 Pinrang , waktu pemenuhan kebutuhan nafas

dalam pasien An.”N” 24/ menit orang tua klien mengatakana pola nafas 28/menit dan kualitas pernafasannya terganggu pada malam hari tidak

nyaman,sering terbangun pada malam dan sering menguap pada malam hari serta selalu gelisah. Sedangkan gangguan pemenuhan kebutuhan nafas

dalam yang didapatkan dari hasil penelitian pada pasien An.”N” yaitu Asma.
PEMBAHASAN

1. Kasus Pertama

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7 Mei 2018, di SMP NEGERI 1 Pinrang waktu pemenuhan waktu pemenuhan

kebutuhan nafas dalam An.”A” ialah An.”A” pola nafas tidak baik dimana orang tua dari An “A” mengatakana pola nafas tidak baik dan

mengalami sesak kualitas pernafasan pasien tidur malam tidak nyenyak,dan sering terbangun pada malam hari, selalu gelisah. Dari hasil

penelitian diatas, hasil yang didapatkan yaitu kebutuhan pernafasan pasien masuk dalam kriteria kurang baik dan ini tidak sejalan dengan teori

(Polaski,2010) yang mengatakan suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi

spasme yang lama pada jalan nafas) usia 14 tahun (Masa remaja) jumlah kebutuhan pernafasan yaitu 16 – 21/ menit. Untuk kualitas pernafasan

pada pasien An.”A” ialah tidur malam tidak nyenyak,dan sering terbangun pada malam hari dan sering menguap pada pagi hari serta selalu

gelisah. hal ini termasuk dalam kriteria kurang baik dan sejalan dengan teori (Polaski,2010), dimana kualitas pernafasan seseorang dikatakan

kurang baik apabila menunjukkan tanda-tanda sesak dan mengalami masalah dalam pernafasanya seperti tidur tidak nyenyak,sering terbangun

pada malam hari, kantuk yang berlebihan (sering menguap). Remaja dan tampak gelisah. Sedangkan pada gangguan pemenuhan pernafasan

An.”A” yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu Asma. Hal ini juga termasuk dalam kriteria kurang baik dan sejalan dengan teori

(Polaski,2010) dimana Asma merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan nafas baik secara kualitas maupun kuantitas.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diasumsikan bahwa pemenuhan kebutuhan pernafasan pasien An.”A” kurang baik dapat dilihat

dalam segi waktu pemenuhan pernafasan,kualitas pernafasan serta gangguan yang terjadi pada kebutuhan pernafasan . Hal-hal ini disebabkan

pasien merasa sesak dan gelisah selama di sekolah karena kondisi pasien yang kurang baik yang dialaminya di sekolah lalu sebaiknya pasien

harus di berikan penyuluhan tentang penyakit Asma yang di rasakan oleh pasien seperti dengan cara pemberian teknik nafas yaitu

melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas selain dapat meningkatkan

ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah

2. Kasus Kedua

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7Mei 2018 di SMP NEGERI 1 Pinrang , waktu pemenuhan kebutuhan

kebutuhan nafas dalam pada pasien An.”N” ialah pola nafas tidak baik dimana orang tua dari An “A” mengatakana pola nafas tidak baik dan

mengalami sesak kualitas pernafasan pasien tidur malam tidak nyenyak,dan sering terbangun pada malam hari, selalu gelisah. Dari hasil

penelitian diatas, hasil yang didapatkan peneliti ini masuk dalam kriteria kurang baik dan tidak sejalan dengan teori (Polask,2010), dimana

kebutuhan pernafasan manusia 16 – 21 / menit. Untuk kualitas pernafasan pada pasien An.”N” ialah tidur malam tidak nyenyak, sering

terbangun pada malam hari,sering menguap pada pagi hari, rewel dan tampak gelisah. Hal ini termasuk dalam kriteria kurang baik dan sejalan

dengan teori (Polask,2010), dimana kualitas pernafasan seseorang dikatakan kurang baik apabila menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur

dan mengalami masalah dalam tidurnya seperti tidur kurang nyenyak,sering terbangun pada malam hari, kantuk yang berlebihan (sering

menguap). Remaja, akan rewel dan tampak gelisah. Serta gangguan pemenuhan kebutuhan pernafasan pada pasien An.”N” yaitu Asma. Hal

ini termasuk dalam kriteriai kurang baik dan sejalan dengan teori (Polask,2010) dimana asma merupakan ketidakmampuan untuk untuk

mencukupi kebutuhan nafas baik secara kualitas maupun kuantitas.


Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diasumsikan bahwa pemenuhan kebutuhan pernafasan pada pasien An.”N” merupakan kriteria

kurang baik. Dikatakan kurang baik dengan melihat segi waktu pernafasan, kualitas pernafasan , serta gangguan yang terjadi pada pernafasan

pasien. Hal hal ini disebabkan pasien merasa sesak dan gelisah selama di sekolah karena kondisi pasien yang kurang baik yang dialaminya di

sekolah lalu pasien harus di sebaiknya berikan penyuluhan tentang penyakit Asma yang di rasakan oleh pasien seperti dengan cara pemberian

teknik nafas yaitu melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas selain dapat

meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian Studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2018 di SMP NEGEI 1 dengan jumlah responden 2 orang anak yang

memilki penyakit ASMA dapat disimpulkan yaitu :

1. Berdasarkan hasil penelitian pada pemenuhan pernafasan pada pasien An.”A” dan An.”N” terganggu dan tidak terkecukupi sehingga masuk

dalam kriteria kurang baik dapat dilihat dalam segi waktu pemenuhan pernafasan ,kualitas pernafasan serta gangguan yang terjadi pada kebutuhan

pernafasan

2. Hal-hal yang menyebabkan pemenuhan kebutuhan pernafasan pasien An.A” dan An.”N” terganggu dikarenakan klienbelum bisa memahami

tentang penyakit yang di derita oleh pasien sebaiknya berikan penyuluhan tentang penyakit Asma yang di rasakan oleh pasien seperti dengan cara

pemberian teknik nafas yaitu melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas

selain dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah

B. SARAN

Setelah melakukan penelitian tentang pemenuhan kebutuhan pernafasan pada pasien anak dengan kasus ASMA, penulis akan

memberikan usulan dan masukan yang positif, antara lain :


Thank you
Thank You

Anda mungkin juga menyukai