Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN KMB II

ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK

Disusun oleh :

1. Alvianti Fitria
2. Ananda Octaveri
3. Evalentina
4. Gayuh Nigho
5. Hendi
6. M. Praditia
7. Pradisa Nurjowita
8. Putri Agatha
9. Refina Yulianita
10. Yayah Sopiah

AKADEMI KEPERAWATAN HANG TUAH JAKARTA

Jalan Bendungan Hilir Raya No. 17 Jakarta Pusat

(021) 574327
KATA PENGANTAR

Puji & syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Makalah Asuhan Keperawatan Katarak”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah II. Dalam penulisan makalah ini
kelompok banyak menemukan berbagai kesulitan dan hambatan, maka pada
kesempatan ini kelompok mengucapkan terimakasih kepada :

1.Kolonel laut (purn) Rita wismajuwani, SKM.M.AP, selaku direktur akper hang
tuah jakarta.

2. Ns.Amir Wibianto, S.Kp.MKM selaku Wadir I Akper Hang Tuah Jakarta.

3. Soeroso, AMKG, selaku Wadir II Akper Hang Tuah Jakarta.

4. Ns. Sugeng Haryono,S.Kep, M.Kep, selaku Wadir III Akper Hang Tuah Jakarta.

5. Ns. Tri purnamawati, S.Kep., M.Kep., Sp.An. selaku wali kelas sekaligus dosen
pembimbing kelompok, dan

6. Ns. Handayani Sitorus Selaku Koordinator dan pembimbing mata ajar


Keperawatan Medikal Bedah II

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. kelompok meminta maaf apabila terjadi
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

. Jakarta, 07 Agustus 2018

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan.................................................................................................2

C. Metode Penulisan................................................................................................2

D. Sistem Penulisan.................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................4

A. Pengertian............................................................................................................4

B. Klasifikasi Katarak..............................................................................................4

C. Etiologi................................................................................................................5

D. Manifestasi Klinis...............................................................................................5

E. Patofisioogi dan patoflow....................................................................................6

F. Komplikasi...........................................................................................................9

ii
E. Asuhan Keperawatan Katarak.............................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................13

A. Kesimpulan.......................................................................................................13

B. Saran..................................................................................................................13

Daftar Pustaka........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata yang
merupakan salah satu jenis penyakit mata tenang visus menurun perlahan.
Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa,
atau akibat keduanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progesif.
( Mansjoer dkk,2008)
Menurut penelitan di Amerika serikat yang terjadi akibat usia lanjut
dilaporkan mencapai 42% dari orang-orang antara usia 52-64tahun, 60%
dari orang-orang antara usia 75-85tahun. Angka ini cukup tinggi di Asia
sebagai perbandingan di Bangladesh angka kebutuhan 1%, di India 0,7%
dan di Thailand 0,3%. Dari survey ini penyebab kebutaan di Indonesia
adalah penyakit katarak 0,78% disusul penyakit glukoma 0,12% kelainan
refraksi 0,14% dan penyakit lain usia lanjut 0,38%. (Kompas, 2011)
Katarak juga dapat menimbulkan resiko operasi yang pertama adalah
peningkatan Tekanan Intraokular yang dipergunakan untuk menguatkan
kembali beberapa aktivitas selama periode pasca operasi dan harus
menerangkan hal ini kepada klien serta keluarganya. Oleh karena itu peran
perawat sangat pentingdalam menangani pasien katarak sebagai promotif
yaitu memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status
kesehatan klien, memeriksa secara dini preventif yaitu mengajak pasien
mengubah pola hidup yang sehat dan olahraga yang teratur serta makan-
makanan yang sehat, kuratif yaitu pembedahan dan obat yang dianjurkan,
rehabilitatif yaitu penyembuhan yang diberikan tetap memantau daerah post
op dan menjaga pola hidup sehat.

1
2

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa/i dapat memahami Asuhan Keperawatan Pada
Paseien Katarak
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/i dapat memahami tentang :
a. Pengertian katarak
b. Klasifikasi katarak
c. Etiologi katarak
d. Manifestasi klinis katarak
e. Patofisiologi dan patoflow katarak
f. Pemeriksaan penunjang katarak
g. Penatalaksanaan katarak
h. Komplikasi katarak
i. Asuhan keperawatan klien katarak
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode :
1. Referensi
Metode referensi yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan
mencari beberapa buku yang sesuai dengan topik bahasan.
2. Browsing Internet
Browsing internet adalah pencarian bahan penulisan dengan teknologi
informatika yang bersumber pada artikel dan jurnal yang berada pada
website.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini di susun secara sistematis menjadi tiga bab dengan urutan
sebagai berikut:
1. Bab l : pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang, tujuan
penulisan,metode penulisan dan sistematika penulisan.
2. Bab ll : Tujuan teori yang terdiri dari pengertian katarak ,klasifikasi
katarak, etiologi katarak, ,manifestasi klinis katarak, patofisiologi dan
3

patoflow katarak ,Pemeriksaan penunjang katarak, penatalaksanaan


katarak, komplikasi katarak, dan Asuhan keperawatan pada klien
katarak
3. Bab lll penutup yang terdiri dari kesimpulan , Saran dan daftar
pustaka.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya bening,
transparan menjadi keruh, sehingga dapat menurunkan tajam atau visus
penglihatan dan mengurangi luas kapak pandang. (Nugroho, 2011)
Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang jika
berlangsung lama dapat menyebabkan kebutaan. (Masriadi,2016)
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus
cahaya menjadi keruh. (Masriadi,2016)
B. Klasifikasi Katarak
Adapun klasifikasi katarak sesuai dengan etiologinya :
1. Berdasarkan usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia kurang
dari satu tahun.
b. Katarak juventil, katarak yang terjadi setelah satu tahun.
c. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun.
2. Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi
a. Katarak traumatika, katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma
baik karena trauma tumpul maupun tajam. Rudapaksa dapat
mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monukular).
Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar x, radio aktif
dan benda asing.
b. Katarak toksika, merupakan katarak yang terjadi akibat adanya
pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selain itu, katarak ini dapat
juga terjadi karna penggunaan obat seperti, kortikosteroid dan
chlorpromazine.
c. Katarak komplikata, terjadi akibat gangguan sistemik seperti
diabetes melitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal

4
5

seperti uveitis, glaukoma, dan miopia atau proses degenerasi pada


satu mata lainnya.
3. Berdasarkan stadium, katarak senil dapat dibedakan menjadi :
a. Katarak insipien, merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan
lensa, masih berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur.
Klien mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat ganda pada
penglihatan satu mata.
b. Katarak imatur, lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak
cembung, menyebabkan terjadinya miopia dan iris terdorong
kedepan serta bilik mata depan menjadi dangkal.
c. Katarak matur, merupakan proses degenarasi lanjut lensa . pada
stadium ini, terjadi kekeruhan lensa. Tekanan cairan dalam lensa
sudah dalam keadaan seimbang dengan cairan dalam mata sehingga
ukuran lensa akan mulai normal kembali.
d. Katarak hipermatur, pada stadium ini terjadi proses degenerasi
lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa
tenggelam di dalam korteks lensa.
C. Etiologi
1. Ketuaan biasanya di jumpai pada katarak senil.
2. Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh
sinar x atau benda-benda radioaktif.
3. Penyakit mata seperti uveitis
4. Penyakit sistemis seperti DM
5. Defek kongenital
D. Manisfestasi Klinis
Ada beberapa gejala yang biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami
katarak :
a. Terjadi pada usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.
b. Gatal-gatal pada mata.
c. Sering keluar air mata.
d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
6

e. Penglihatan kabur pada malam hari.


f. Tidak dapat menahan sinar lampu atau kilau cahaya yang langsung
menembus mata.
g. Penderita akan merasa seperti melihat awan di depan penglihatannya,
menutupi lensa mata.
h. Bila sudah mencapai tahap akhir atau stadium lanjut penderita katarak
akan kehilangan penglihatannya.
E. Patofisiologi dan Patoflow
1. Patofisiologi
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi, ditandai dengan adanya perubahan pada serabut halus
multiple (zanula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah
diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami
distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga terjadinya pengkaburan/kekeruhan lensa sehingga
dapat menghambat jalannya cahaya ke retina. Hal ini diakibatkan karena
protein pada lensa menjadi water insoluble dan membentuk partikel yg
lebih besar.
Struktur lensa terdapat dua jenis protein yaitu protein yang larut dalam
lemak (soluble) dan tidak larut dalam lemak (insoluble) dan pada
keadaan normal protein yang larut dalam lemak lebih tinggi kadarnya
daripada yang tidak larut dalam lemak. Seiring bertambahnya usia,
epitelium lensa dapat dipercaya mengalami perubahan. Secara khusus
melalui penurunan densitas epithelial dan defferensiasi abberan dari sel-
sel serat lensa. Walaupun epitel dari lensa dipercaya mengalami
perubahan seiring dengan pertambahan usia, secara khusus melalui
penurunan densitas epitelial dan differensiasi abberan dari sel-sel serat
lensa. Secara kimiawi, pembentukan katarak ditandai oleh
berkurangnya ambilan oksigen dan bertambahnya kandungan air yang
kemudian diikuti dengan dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium
bertambah, sedangkan kandungan kalium, asam askorbat, dan protein
7

berkurang. Lensa yang mengalami katarak tidak mengandung glutation.


Peran radiasi sinar ultraviolet sebagai salah satu faktor dalam
pembentukan katarak senil, tampak lebih nyata. Penyelidikan
epidemiologi menunjukan bahwa didaerah-daerah yang sepanjang tahun
selalu ada sinar matahari yang kuat, insiden kataraknya, meningkat pada
usia 65 tahun atau lebih. Pengobatan katarak adalah dengan tindakan
pembedahan. Setelah pembedahan, lensa diganti dengan kacamata
afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraokular.

2. Patoflow

Predisposisi: Presipitasi:
- Usia meningkat perubahan fisik & kimia
- Radiasi

Tanda: Hilangnya transparansi

Distorsi
penglihatan

kimia dalam lensa berubah

koagulasi

Kekeruhan dalam lensa Penambahan lensa

Jalan cahaya retina


terhambat
8

cKatarakhjh
Penurunan persepsi sensori: ghjbjjhghkf Lensa diganti dgn lensa

Penglihatan b.d penurunan Bedah kontak, kacamata afakia


Tajam penglihatan &
Kejelasan penglihatan

Nyeri b.d luka pasca


operasi

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Visus : Visus 5/6-6/60 atau 1/300: tergantung jenis katarak
dan stadiumnya
2. Pemeriksaan lapak pandang, biasanya berkurang
3. Uji pencatatan signal, untuk melihat adanya gelombang listrik dalam
otak
4. Kartu mata snellen/mesin telebinokuler, mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/viterus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
5. Tes provokatif, menentukan adanya/tipe glukoma.
6. Tes toleransi glukosa : kontrol DM.
7. Penatalaksanaan
a. Terapi umum
1) Sebelum dilakukan pembedahan, kacamata dan lensa kontak
dapat membantu memperbaiki penglihatan.
2) Kacamata hitam saat cahaya terang dan lampu terang dapat
memberi cahaya reflektif bukan cahaya langsung yang
mengurangi silau dan membantu penglihatan
3) Pembatasan aktifitas sesuai gangguan/kehilangan penglihatan.

b. Pembedahan
1) Ekstrasi lensa dan implantasi lensa intraokular (lihat
perbandingan metode pengangkatan katarak)
9

2) Ekstrasi katarak ekstrakapsular


3) Ekstrasi katarak intrakapsular
4) Fakoemulsifikasi
G. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada katarak adalah kebutaan total bila tidak
ditangani secara cepat dan benar.
H. Asuhan Keperawatan Klien Katarak
1. Pengkajian
a. Riwayat
Riwayat penyakit ; trauma mata, penggunaan obat kortikestroid,
penyakit diabetes mellitus, hipotiroid, uveitis, glaukoma.
b. Riwayat keluhan gangguan: stadium katarak
c. Psikososial: kemampuan aktivitas, gangguan membaca, risiko jatuh,
berkendaraan.
2. Pengkajian Umum
a. Usia
b. Gejala penyakit sistemik: diabetes mellitus, hipotiroid.
3. Pengkajian Khusus Mata
a. Dengan pelebaran pupil, diitemukan gambaran kekeruhan lensa
(berkas putih) pada lensa.
b. Keluhan terdapat diplopia, pandangan berkabut.
c. Bilik mata depan menyempit
d. Penurunan tajam pengelihatan
e. Tanda glaukoma (akibat komplikasi)
4. Diagnosis dan Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
1) Preoperasi
a) Gangguan perubahan persepsi sensori: (penglihatan)
berhubungan denganperubahan penerimaan sensori
b) Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kejadian operasi
10

2) Pascaoperasi
a) Nyeri berhubungan dengan luka postoperasi
b. Intervensi Keperawatan
1) Dx 1 : Gangguan perubahan persepsi sensori: (penglihatan)
berhubungan denganperubahan penerimaan sensori
a) Tujuan : klien melaporkan/memeragakan kemampuan yang
lebih baik untuk proses rangsang penglihatan dan
mengomunikasikan perubahan visual
b) Kriteria Hasil : klien mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi fungsi penglihatan, klien mengidentifikasi
dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk meningkatkan
penerimaan rangsang penglihatan

Intervensi Rasional

a.) Kaji ketajaman penglihatan a.) Mengidentifikasi


klien kemampuan visual klien.
b.) Indentifikasi alternatif b.) Memberikan keakuratan
untuk optimalisasi sumber penglihatan dan
rangsangan. perawatannya.
c.) Sesuaikan lingkungan c.) Meningkatkan kemampuan
untuk optimalisasi persepsi sensori.
penglihatan : d.) Meningkatkan kemampuan
- Orientasikan klien respons terhadap stimulis
terhadap ruang rawat. lingkungan.
- Letakkan alat yang
sering digunakan,
didekat klien atau pada
sisi mata yang lebih
sehat.
11

- Berikan pencahayaan
yang cukup.
- Letakkan alat di tempat
yang tetap.
- Hindari cahaya
menyilaukan.
- Anjurkan penggunaan
alternatif rangsang
lingkungan yang dapat
diterima : auditorik,
taktil.

2) Dx 2 : Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan


tentang kejadian operasi
a) Tujuan : tidak terjadi kecemasan
b) Kriteria Hasil : klien mengungkapkan kecemasan hilang
dan klien berpartisipasi dalam persiapan operasi.

Intervensi Rasional

a) Jelaskan gambaran a) Meningkatkan pemahaman


kejadian pre dan post tentang gambaran operasi
operasi, manfaat operasi untuk menurunkan ansietas.
dan sikap yang harus b) Meningkatkan kepercayaan
dilakukan klien selama dan kerjasama berbagai
masa operasi. perasaan membantu
b) Jawab pertanyaan khusus menurunkan ketegangan.
tentang pembedahan. Informasi tentang perbaikan
Berikan waktu untuk penglihatan bertahap
mengekspresikan diperlukan untuk
perasaan. Informasikan mengantisipasi depresi atau
bahwa perbaikan kekecewaan setelah fase
penglihatan tidak terjadi operasi dan memberikan
secara langsung tetapi harapan akan hasil operasi.
bertahap sesuai
penurunan bengkak pada
mata dan kornea.
12

Perbaikan penglihatan
memerlukan waktu enam
bulan atau lebih.

3) Nyeri berhubungan dengan luka postoperasi


a) Tujuan : nyeri berkurang dan terkontrol
b) Kriteria Hasil :klien mendemonstrasikan teknik penurunan
nyeri dank lien melaporkan nyeri berkurang

Intervensi Rasional

a) Kaji derajjat nyeri setiap hari a) Normalnya nyeri terjadi


b) Anjurkan untuk melaporkan dalam waktu kurang dari
perkembangan nyeri setiap lima hari setelah operasi
hari atau segera saat terjadi dan berlangsung
penigkatan nyeri mendadak. menghilang. Nyeri dapat
c) Anjurkan klien untuk tidak meningkat karena
melakukan gerakan tiba-tiba peningkatan TIO 2-3 hari
yang dapat memprovokasi pascaoperasi. Nyeri
nyeri. mendadak menunjukkan
d) Ajarkan teknik distraksi dan TIO masif.
relaksasi b) Meningkatkan kolaborasi,
e) Lakukan tindakan kolaboratif memberikan rasa aman
untuk pemberian analgesik untuk peningkatan
topikal/sistemik. dukungan psikologis.
c) Beberapa kegiatan klien
dapat meningkatkan nyeri
seperti gerakan tiba-tiba,
membungkuk, mengucek
mata, batuk mengejan.
d) Menurunkan ketegangan,
mengurangi nyeri.
e) Mengurangi nyeri dan
meningkatkan ambang
nyeri.
13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang
mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan
didalam mata, seperti melihat air terjun menjadi kabur atau redup, mata silau
yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat. Katarak
didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya klien melaporkan
penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional
sampai derajat tertentu yang di akibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan
pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop.
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
di transmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.
Hasilnya adalah pandangan di malam hari, pupil yang hormal akan tampak
abu-abu atau putih.
B. Saran
Katarak merupakan penyakit degeneratif karena bertambahnya faktor usia,
jadi untuk mencegah terjadi penyakit katarak ini dapatcdilakukan dengan
pola hidup yang sehat seperti tidak mengkonsumsi alkohol dan minum
minuman keras yang dapat memicu timbulnya katarak dan selalu
mengkonsumsi buah-buahan serta sayuran yang lebih banyak untuk
menjaga kesehatan mata.

Daftar Pustaka

14
Ilyas,Sidarta.(2010).Ilmu Penyakit Mata.Jakarta:Sagung Seto

Jitowiyono,Sugeng.(2010).Asuhan Keperawatan Post Operasi Pendekatan Nanda,


NIC, NOC.Yogyakarta:Nuha Medika.

Masriadi.(2016).Epidemologi Penyakit Tidak Menular.Jakarta:TTM

Praptiani,Wuri.(2011).Kapita Selekta Penyakit.Jakarta:EGC

Tamsuri,Anas.(2011).Klien Gangguan Mata dan Penglihatan:Keperawatan


Medikal Bedah.Jakarta:EGC

15

Anda mungkin juga menyukai