FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN KAMPUS GARUT
Jl. Proklamasi No.5 Telp. (0262) 232212 Garut
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya karena kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III yaitu
membuat makalah dengan judul ” Gangguan Persepsi Sensori Penglihatan
Katarak”.
Di Indonesia sebagian besar kasus kebutaan diakibatkan oleh katarak yang
banyak terjadi terutama pada lansia dan perawat mempunyai tanggung jawab untuk
memberi asuhan keperawatan yang sesuai. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Eka Afrima Sari, S.Kep., M.Kep karena telah memberikan bimbingannya
dan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini
sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu
kami mengharapkan adanya kritik yang membangun, saran, petunjuk, pengarahan,
dan bimbingan dari berbagai pihak.
Makalah ini dibuat sebagai landasan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan untuk berpikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan medikal
bedah kepada pasien secara komprehensif. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dalam peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Katarak......................................................................................... 4
2.2 Etiologi Katarak......................................................................................... 4
2.3 Patofisiologi Katarak................................................................................. 5
2.4 Manifestasi Klinis Katarak........................................................................ 8
2.5 Penatalaksanaan Katarak...........................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus ........................................................................................................25
3.2 Pembahasan..............................................................................................25
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................................30
4.2 Saran.........................................................................................................30
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Kata Pengantar
Daftar Isi
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Katarak
2.2 Etiologi Katarak
2.3 Patofisiologi Katarak
2.4 Manifestasi Klinis Katarak
2.5 Penatalaksanaan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
3.2 Pembahasan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Uveitis
Glaukoma
Pigmentosa retinitis
Ablasio retina
Diabetes
Hipoparatiroidisme
Dermatitis atopik
Ionisasi radiasi atau zat kimia
2.2.5 Katarak Toksik
Toksisitas obat atau zat kimia :
Ergot
Dinitrofenol
Naftalin
Fenotiazin
2.3 Patofisiologi
Lensa yang normal adalah stuktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mngandung 3 komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer
pada korteks dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.
Katarak adalah lensa yang berkabut atau opak. Pada infeksi visual, katarak tampak
abu-abu atau putih susu. Pada infeksi dengan lampu senter, tidak timbul refeksi
merah (Smelzer & Bare, 2001).
Bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan
kekuningan. Disekitar opasitas terdapat opasitas seperti duri di anterior dan posterior
nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling
bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela.
6
Sering mengganti kaca mata atau lensa kontak karena sudah tidak merasa
sudah tidak nyaman menggunakannya.
Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat melihat
Jika melihat hanya dengan satu mata bayangan benda atau cahaya terlihat
ganda.
Pemeriksaan Penunjang
Kartu mata snellen / mesin telebinokuler ; mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea , lensa , akueus.
Lapang penglihatan ; penurunan kemungkinan karena massa tumor karotis ,
glaukoma
Pengukuran tonografi : TIO (12-25MMhg)
Pengukuran gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glaukoma
Tes provokatif ; menentukan adanya tipe glaukoma
Oftalmoskopi : mengkaji struktural okuler atrofi lempeng optik , papiledema ,
perdarahan.
Darah lengkap , LED ; menunjukkan anemi sistemik / infeksi
EKG , kolesterol serum, lipid, tes toleransi glukosa ; control DM
2.5 Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan
laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai prosedur kemajuan
prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan
pengisapan keluar melalui kanula (Pokalo dalam Smeltzer & Bare, 2001)
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai
ke titik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, penanganan biasanya
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Tn. B usia 76 tahun dibawa istrinya ke polimata RS Cicendo karena
penglihatannya kabur, merasa melihat asap dimata, tajam penglihatan berkurang. Tn.
B memiliki hipertensi 5 tahun terakhir dan rajin kontrol. Pada pemeriksaan fisik
tampak lensa mata keruh, bayangan seperti awan putih disekitar lensa mata, tidak ada
nyeri, refleks cahaya (-/-). Dokter yang memeriksa merencanakan mengangkat
lapisan putih dimata pasien dan memberikan resep : propocaine 1 ampul, tetes mata 1
ampul, captopril 3x 1,25 mg, sedatif ringan. Pasien berkata akan segera mandi di
pancuran bila operasinya selesai.
10
3.2 Pembahasan
Katarak
Pre Op Post Op
Masalah yang dialami
Tindakan invasif
Luka operasi Tindakan invasif
Defisiensi Pengetahuan
Port d’entri Pelepasan mediator nyeri
(histamin, bradikinin,
prostaglandin, serotonin)
Usia : Penuaan Usia : Penuaan Resiko infeksi
Hipothalamus
Korteks memproduksi serat lensa baru Lensa secara bertahap
kehilangan air
Corteks Cerebri
Serat lensa ditekan menuju sentral
TIO meningkat
Pandangan kabur 1
Gangguan sensori penglihatan
Komplikasi glaukoma Risiko cedera
3.2.2 Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
Nama : Tn. B
Usia : 76 tahun
Keluhan Utama : Klien mengeluh penglihatannya
kabur dan melihat asap dimata.
Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien memiliki riwayat
hipertensi sejak 5 tahun yang
lalu.
Pemeriksaan Fisik :- Lensa tampak keruh
- Reflek cahaya (-/-)
Analisa Data
1
2
Ajak pasien untuk menentukan tujuan dan belajar melihat dengan cara
yang lain
Deskripsikan lingkungan di sekitar pasien
Informasikan letak benda-benda yang sering diperlukan pasien
Pindahkan benda-benda berbahaya dari lingkungan pasien
Tempatkan benda-benda yang dapat dijangkau pasien
b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui
sumber informasi
DS : Klien mengatakan akan segera mandi di pancuran bila operasinya
selesai
DO :
Indikasi dilakukan pengangkatan lapisan putih di mata
Intervensi keperawatan (NIC)
Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan datang atau proses
pengontrolan penyakit
Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat
c. Risiko cedera yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
intraokular, perdarahan, kehilangan vitreus.
DS : Klien mengeluh penglihatnya kabur dan melihat asap di mata.
DO:
Lensa tampak keruh
Reflek cahaya (-/-)
Intervensi keperawatan (NIC)
Sediakan lingkungan yang aman bagi pasien
4
- Pendidikan Kesehatan
Pre operasi
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai hal-hal yang harus dilakukan
sebelum operasi, seperti puasa sebelum operasi dan pencukuran bulu
mata (Wahyuni, 2015).
b. Menjelaskan kepada pasien seputar prosedur dan manfaat
dilakukannya operasi sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan
pasien.
c. Menganjurkan pasien untuk meminum ekstrak suplemen bilberry 14
hari sebelum operasi karena dapat mengurangi kadar malondialdehid
di lensa pasien katarak senilis (Sulistya, T. B., & Mutamimma, A,
2011).
Post operasi
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai ha-hal yang perlu dihindari
seperti menggosok mata, pemakaian sabun yang mendekati mata,
mengejan saat defekasi ataupun mengangkat benda yang berat.
b. Menjelaskan kepada pasien tentang pentingnya menggunakan obat
sesuai aturan, mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai obat
serta membersihkan kelopak mata dengan kassa atau kapas steril yang
dibasahi normal salin dengan lembut dari sudut dalam ke luar.
c. Menginstruksikan kepada pasien untuk melaporkan tanda dan gejala
yang tidak biasa seperti nyeri yang tidak berkurang dengan obat
5
4.1 Kesimpulan
Katarak merupakan salah satu gangguan persepsi sensori penglihatan yang
dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata. Katarak adalah keadaan
yang menyebabkan kekeruhan pada lensa mata sehingga penderita mengali
penurunan ketajaman penglihatan. Klien katarak mengeluh penglihatannya seperti
berasap dan ketajaman penglihatannya menurun secara progresif. Biasanya terjadi
akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital).
Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan
kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis, seperti penyakit diabetes melitus
atau hipoparatiroidisme, pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar matahari
(sinar ultraviolet), atau kelainan mata lain seperti uveitis anterior.
4.2 Saran
Salah satu hal yang harus perawat perhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien katarak adalah menciptakan lingkungan yang nyaman serta
aman, seperti menjauh barang-barang yang dapat membahayakan dan menyimpan
barang-barang yang dibutuhkan pasien pada tempat yang dapat dijangkau dengan
mudah. Perawat juga harus memberikan pendidikan perawatan sehingga pasien dapat
berkontrubusi dalam upaya mencapai kesembuhan yang optimal. Daftar pustaka yang
dilampirkan di belakang halaman dapat dijadikan referensi yang tepat.
1
DAFTAR PUSTAKA
1
2