Disusun Oleh :
AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang
kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat
hidayah- Nya pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Katarak ” ini dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka
kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik pada
16 April 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4 Intervensi Keperawatan ..............................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat
bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya berkaitan dengan
Salah satu penyebab kebutaan adalah katarak. sekitar 1,5 % dari jumlah penduduk di
Indonesia, 78 % disebabkan oleh katarak. Pandangan mata yang kabur atau berkabut
bagaikan melihat melalui kaca mata berembun, ukuran lensa kacamata yang sering
berubah, penglihatan ganda ketika mengemudi di malam hari , merupakan gejala katarak.
Tetapi di siang hari penderita justru merasa silau karena cahaya yang masuk ke mata
terasa berlebih.
Begitu besarnya resiko masyarakat Indonesia untuk menderita katarak memicu kita
dalam upaya pencegahan. Dengan memperhatikan gaya hidup, lingkungan yang sehat dan
menghindari pemakaian bahan-bahan kimia yang dapat merusak akan membuta kita
terhindar dari berbagai jenis penyakit dalam stadium yang lebih berat yang akan
1. Tujuan Umum
1
2
2. Tujuan Khusus
katarak.
katarak.
Metode yang digunaan dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan metode literature
TINJAUAN TEORITIS
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul
lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi
akibat proses penuaan dapat timbul pada saat kelahiran (katarak congenital). Dapat juga
pemejanan radiasi, pemajanan yang lama sinar mata hari (sinar ultra violet), atau
kelainan mata lain seperti uveitis anterior. (Brunner & suddart, 2001).
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan
beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes)
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
3
4
1. Faktor keturunan.
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak
dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan
dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan-
akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih,
5
1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun.
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun
monokular). Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X, Radioaktif,
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selain itu, katarak
ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes mellitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan miopia
1. Katarak insipient
Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak –
2. Katarak imatur
terjadinya myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi
dangkal.
3. Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan
lensa.
4. Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat
mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa (Tamsuri, 2008).
1. Glaucoma
2. Uveitis
4. Sumbatan pupil
7
6. Endoftalmitis
8. Pelepasan koroid
9. Bleeding
protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membrane
jumlah protein pada bagian lain sehingga embentuk massa transparan atau bintik kecil
di sekitar lensa, membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya
2.7 WOC
Gangguan
Pertambahan GEN Trauma
metabolisme
usia (keturunan )
(DM)
Mengaburkan
pandangan
Menghmbat
KATARAK operasi MK : Ansietas
jalannya cahaya
ke kornea
Tindakan MK: Resiko
pembedahan Infeksi
Banyangan
semu yang pada lensa
sampai ke
retina
Luka pasca
operasi
Sensitif dengan
cahaya Pandangan
kabur
MK : Resiko Mk : Gangguan
Cidera Persepsi Sensori
9
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan
laser.Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru
yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar
melalui kanula.
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai
ketitik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka penanganan
pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja,
ambulasi, dan lain - lain, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling
terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi.Pembedahan katarak
adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang berusia lebih dari 65
Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak : ekstraksi
menyebabkan glaukoma atau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain,
2.9.1 Pengkajian
Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari secara
langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan
2. Riwayat Kesehatan
penglihatan secara progresif (gejala utama katarak) . Mata tidak merasa sakit,
gatal atau merah. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film. Perubahan daya
lihat warna. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat
ganti resep kaca mata. Lihat ganda. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat
( hipermetropia)
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM,
endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas
fenotiazin.
Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress,
dikeluarga
11
pada lensa.
Diagnosa pre-oprasi
Diagnosa post-operasi
13.Diskusikan mengenal
latihan dan terapi fisik yang
diperlukan
14.Diskusikan mengenai
alat bantu mobilitas yang
sesuai (mis. tongkat atau
alat bantu jalan)
15.Diskusikan bersama
anggota keluarga yang
dapat mendampingi pasien
16.Tingkatkan frekuensi
observasi dan pengawasan
pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi
1.Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
2.Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit
sebelum berdiri
4. Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen nyeri
Kategori : Psikologis Definisi Definisi :
Subkategori : Nyeri Pengalaman sensorik atau Mengidentifikasi dan
dan Kenyamanan emosional yang berkaitan mengelola pengalaman
Definisi dengan kerusakan jaringan sensori atau emosional yang
Pengalaman sensorik aktual atau fungsional berkaitan dengan kerusakan
atau emosional yang dengan onset mendadak atau jaringan atau fungsional
berkaitan dengan lambat dan berintensitas dengan onset mendadak
kerusakan jaringan ringan hingga berat dan atau lambat dan
aktual atau fungsional, konstan berintensitas ringan hingga
dengan onset mendadak Ekspektasi berat dan konstan
atau lambat dan Menurun Tindakan
berintensitas ringan Kriteria Hasil Observasi
hingga berat yang 1.Kemampuan menuntaskan 1. identifikasi lokasi,
berlangsung kurang dari aktivitas Meningkat karakteristik, durasi,
3 bulan frekuensi, kualitas,
Penyebab 1.Keluhan nyeri Menurun intensitas nyeri.
1.Agen pencedera 2.Meringis Menurun Terapeutik
fisiologis (mis. 3.Sikap protektif Menurun 1. Berikan tehnik non
inflamasi, iskemia, 4.Gelisah Menurun farmakologis untuk
neoplasma) 5.Kesulitan tidur Menurun mengurangi rasa nyeri( mis,
2.Agen pencedera 6.Menarik diri Menurun TENS, hipnosis,
kimiawi (mis. terbakar, 7.Berfokus pada diri sendiri akupresure, terapi musik,
bahan kimia iritan) Menurun biofeedback, terapi pijat,
3.Agen pencedera fisik 8.Diaforesis Menurun aroma terapi, tehnik
(mis. abses, 9.Perasaan depresi (tertekan) imajinasi terbimbing,
amputasi,terbakar, Menurun kompres hangat/dingin,
terpotong mengangkat 10.Perasaan takut terapi bermain)
berat, prosedur operasi, mengalami cedera berulang 2. Kontrol lingkungan yang
trauma, latihan fisik Menurun memperberat rasa nyeri
berlebihan) 11.Anoreksia menurun (mis. Suhu ruangan,
Gejala & Tanda 12.Perineum terasa tertekan pencahayaan , kebisingan)
Mayor: Menurun Edukasi
Subjektif 13.Uterus teraba membulat 1.Jelaskan penyebab,
18
STUDI KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.2.Riwayat Keluarga
kelumpuhan. Setelah tinggal di panti sosial Tn.P menikah lagi dengan Ny,S yang
mana mereka bertemu dipanti sosial tersebut dan mereka pun tinggal bersama di
wisma Matahari, tetapi Tn.P mengatakan kalau dia hidup bersama dengan Ny.S hanya
sekitar 5 tahun. Karena Ny.S telah meninggal dunia pada umur 100 tahun akibat
20
21
kelumpuhan dan serangan jantung dan Ny.S dikebumikan di kawasan panti sosial
tersebut.
3.1.3.Riwayat Pekerjaan
Saat ini Tn.P tidak bekerja, sebelum tinggal di panti sosial Tn.P bekerja
sebagai petani dan kadang - kadang Tn.P pun berjualan tape untuk memenuhi
kebutuhannya sehari - hari. Dan setelah tinggal di panti, Tn.P tidak lagi sanggup
Sejak satu tahun lalu Tn.P mengeluh nyeri di daerah kepala Tn. P mengalami
sakit ini sudah satu tahun ini, dulunya Tn.P tidak tahu kenapa dia terus mengalami
pusing, tapi setelah Tn.p berobat di klinik baru Tn.P tahu kalau Tn.P sakit hipertensi.
pelayanan kesehatan
Tn.P tidak ada riwayat alergi, baik alergi terhadap obat maupun makanan.Tn.P
makan 3x sehari dengan ½ porsi, Tn. P mempunyai berat badan : 50 kg, Tn.P tidak
Tn.P mengatakan kalau Tn.P pernah mengalami trauma yang mana waktu usia 18
tahun mata kanan Tn.P terkena batang padi, Dan Tn.P juga mengatakan sewaktu
terjadinya kejadian itu, Tn.P tidak langsung berobat, karena pada waktu itu menurut
keterangan Tn.P belum ada layanan kesehatan, jadi mata Tn.P hanya di obati dengan
Tn.P merupakan anak pertama dari dua bersaudara, tetapi adik Tn.P telah
meninggal dunia pada umur 70 tahun dikarenakan penyakit darah tinggi. Dan ayah
22
dari Tn.P sendiri telah meninggal dunia sewaktu usia Tn.P 13 tahun. Sedangkan
S : 36 c
Kepala
Bentuk kepala Tn.P bulat, kulit kepala tidak terlalu bersih, rambut acak - acakan
dengan warna rambut putih, dikepala terdapat ketombe dan bau yang khas.Dan
Tn.P juga mengaku sering mengalami sakit dan gatal pada kulit kepala.
Mata
Bentuk mata simetris terdapat bintik putih pada mata sebelah kiri tidak ada nyeri
tekan di sekitar area mata Tn. P mengatakan sulit melihat pandangan seperti
berkabut sehingga sulit untuk melakukan kegiatan sehari hari Tn. P berjalan
sambil meraba raba sejak sulit melihat Tn. P sulit untuk membedakan waktu dan
Fungsi penglihatan : terganggu karena adanya kekeruhan lensa pada mata sebelah kiri
Telinga
Pendengaran Tn.P berfungsi dengan baik, serumen ada dalam batas normal. Di dalam
telinga Tn.P tidak ada keluar cairan maupun peradangan. Dan Tn.P juga tidak
Hidung
23
Bentuk hidung simetris Tn.P dapat mencium dengan baik.Didalam hidung tidak
terdapat polip dan tidak ada obstruksi didalam hidung.Dan didalam hidung Tn.P
Fungsi Penciuman : baik, karna Tn.P masih bisa mencium dengan baik.
Mulut
Rongga mulut terlihat kotor kering dan pucat.Gigi Tn.P hanya tinggal 3 batang itu
pun tinggal separuh karena habis keropos, lidah terlihat agak kotor dan pucat.Tn.P
Fungsi pengecapan : terganggu karna Tn.P sulit untuk mengunyah dikarenakan gigi
yang semakin lama semakin habis keropos dan adanya karies pada gigi Tn.P
Leher
Pada leher Tn.P tidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar tyroid. Nyeri tidak ada,
Payudara
Ukuran dan bentuk payudara Tn.P normal. Dan tidak ditemukan adanya kelainan pada
payudara Tn.P Dan pada payudara Tn.P juga tidak ditemukan adanya benjolan
dan pembengkakan serta tidak ada keluar cairan dari putting susu.
Pernapasan
Kardiovaskuler
Suara jantung normal tidak ada suara jantung tambahan tidak ada nyeri dada
Gastrointestinal
24
Musculoskeletal
Tn.P mengalami kelemahan otot, tetapi walaupun demikian Tn.P tidak mempunyai
masalah dengan cara berjalan. Tn.P masih bisa berjalan sendiri tanpa
Tn.P mengaku sering mengalami sakit kepala, tetapi Tn.P mengatakan kalau dirinya
Tn.P mengalami perubahan pada tekstur kulit, turgor kulit lambat kembali jika diberi
respon, dan Tn.P juga menagalami perubahan pada rambut, rambut Tn.P putih
dengan uban.
Integument
Tn.P mengaku sering mengalami gatal - gatal pada kulitnya, itu dikarenakan karena
Tn.P tidak sepenuhnya bisa menjaga kebersihan dirinya, sehingga kulitnya sering
Psikososial
Tn.P mengatakan cemas akan setiap hari - hari yang dilaluinya, Tn.P juga mengaku
kalau dia sering menangis jika mengingat akan jalan hidupnya. Dan Tn.P juga
mengatakan kalau dia sering mengalami kesulitan dalam tidur dan berkonsentrasi.
1. Ds : Klien mengatakan
pandangan tidak jelas, Penurunan tajam Penurunan
pandangan berabut penglihatan persepsi sensori :
Penglihatan
Do : terdapat kekeruhan pada
lensa mata. Tn.P tampak berjalan
sambil meraba raba
di lanjutkan
kurangi
stimulus
pencahayan
di kamar
pasien
II 1.identifikasi S : pasien S : pasien
saat tingkat tampak tampak
ansietas gelisah saat gelisah saat
berubah ingin ingin
2.temani pasien melakukan melakukan
untuk sesuatu sesuatu
mengurangi pasien pasien
kecemasan mengatakan mengatakan
3.tempatkan cemas cemas
barang pribadi dengan dengan
yang kondisi kondisi
memberikan matanya matanya
kenyamanan O : pasien O : pasien
4.informasikan tampak tampak
secara factual mendengaran mendengaran
mengenai penjelasan penjelasan
diagnosis mengenai mengenai
pengobatan dan penyakitnya penyakitnya
prognosis dengan baik dengan baik
A : masalah
belum
teratasi
P : intervensi
di lanjutkan
-Temani
pasien untuk
mengurangi
kecemasan
-Identifikasi
tingkat
kecemasan
III 1.identifikasi S : pasien S : pasien
factor resiko mengatakan mengatakan
jatuh pernah pernah
2.identifikasi menabrak menabrak
factor saat berjalan saat berjalan
lingkungan karena karena
yang kondisi mata kondisi mata
meningkatkan yang kurang yang kurang
resiko jatuh jelas melihat jelas melihat
3.anjuran O : pasien O : pasien
menggunakan tampak tampak
alas kaki yang berjalan berjalan
tidak licin sambil sambil
28
Nettina Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa : Setiawan Sari.
Jakarta. EGC
Sidarta Ilyas. 2001. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah