Anda di halaman 1dari 49

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN PENYAKIT PARKINSON

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Dokumentasi Keperawatan


Dosen Pengampu : Nurul Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh:
WAHYU SAPUTRA
NIM. 16612789

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2017

i
2

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang “Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan
Penyakit Parkinson” untuk memenuhi tugas Dokumentasi Keperawatan.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka penulisan
makalah ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan,
motivasi kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Nurul Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kes. selaku dosen pembimbing msata
kuliah Dokumentasi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
2. Teman-teman Prodi D3 Keperawatan IIA Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo atas kerjasamanya dan
motivasinya.
3. Semua puhak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami harap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya
dan dapat bermanfaat pula.

Ponorogo,Agustus 2017

Wahyu Saputra
NIM. 16612789

ii
3

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................... 2
1.4 Manfaat..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
2.1 Konsep Keperawatan................................................................ 3
2.1.1 Definisi............................................................................. 3
2.1.2 Etiologi............................................................................. 3
2.1.3 Manifestasi Klinis............................................................ 4
2.1.4 Pemeriksaan Penunjang .................................................. 4
2.1.5 Penatalaksanaan .............................................................. 4
2.1.6 Masalah yang Lazim Muncul........................................... 9
2.1.7 Discharge Planning.......................................................... 37
2.1.8 Komplikasi ...................................................................... 38
2.1.9. Penatalaksaan Medis....................................................... 38
2.2 Konsep dasar Keperawatan....................................................... 38
2.2.1 Pengkajian........................................................................ 38
2.2.2 Diagnose dan Intervensi Keperawatan............................. 38
2.2.3. Klasifikasi Intervensi Keperawatan ............................... 42
2.2.4. Patofisiologi.................................................................... 43
BAB III PENUTUP....................................................................................... 45
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 45
3.2 Saran.......................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 46

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Parkinson merupakan suatu kondisi neurodegeneratif yang progesif
akibat kematian sel-sel dopaminergik / sel-sel otak pada subtansia nigra (Prof.
Zullies). Gejala parkinson dapat muncul kapan saja dan daang pada usia
kapan pun tetapi parkinson biasanya muncul rata-rata pada usia 60 tahun dan
jarang terjadi pada usia 30 tahun . fluktuasi penderita penyakit parkinson tiap
periode mungkin berhubbungan dengan hasil pemaparan lingkungan yang
episodik, miaslnya proses infeksi, induktrialisasi ataupun gaya hidup.
Tanda-tnda khas yang di temukan pada penderita diantaranya resting
tremor, rigiditas, bradikinesia, dan isntbilitas postural. Tanda-tanda motorik
tersbut merupakan akibat dari degenerasi neuron dopaminerik pada system
nigrostrital. Namun, derajat keparahan defisit motoik tersebut beragam.
Tanda-tanda motorik pasien sering disertai depresi, disfungsi kognitif,
ganguan tidur, dan disfungsi autonom. Penyakit parkinson terjadi diseluruh
dunia, jumlah penderita antara peria dan wanita seimbang. 5-10% orangyang
terjangkit penyakit perkinson, gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun,
tapi rata umumnya mencapai 1,6% di eropa, meningkat dari 0,6% pada usia
60-64 tahun sampai 3,5% pada usia 85-89 tahun.

1.2. Rumusa Masalah


1. Apa pengertian dari parkinson?
2. Bagaimana tanda gejala parkinson?
3. Bagaimana penatalaksanaan penyakit parkinson?
4. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit parkinson?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit parkinson
2. Untuk mengetahui tanda gejala penyakit parkinson
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit parkinson
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan penyakit parkinson

1
2

1.4. Manfaat
1. Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat memahami konsep
dasar penyakit parkinson yang berguna bagi profesi dan orang sekitar
kita.
2. Bagi dosen dapat dijadikan sebagai tambahan referensi saat kegiatan
belajar mengajar
3. Bagi Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan lembar pendahuluan
ini untuk pengetahuan tentang penyakit parkinson
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Keperawatan
2.1.1. Definisi
Penyakit Parkinson adalah penyakit gangguan saraf kronis dan
progesif yang ditandai dnegan gemetar, kekakuan, berkurangnya kecepatan
gerakan, dan ekspresi wajah kosong seperti topeng dengan salvias
berlebihan. (Prof. Zullies).

2.1.2. Etiologi
Parkinson merupakan suatu kondisi neurodegeneratif yang progesif
akibat kematian sel-sel dopaminergik / sel-sel otak pada subtansia nigra
(Prof. Zullies). Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang
tidak dikehendaki(involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa
mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Dan penyebab
kematian sel-sel SNC belum diketahui dengan pasti tetapi faktor-faktor yang
kemungkinan menjadi penyebab adalah : genetic, lingkungan, umur, ras,
cedera kranioserebral, stress emosional. (Sudoyo Aru).
Parkinson diklasifikasikan s ebagai berikut : (Sudoyo Aru)
1. Primer atau idiopatik
- Penyebab tidak diketahui
- Sebagian besar merupakan penyakit Parkinson’
- Ada peran toksin yang berasal dari lingkungan
- Ada peran faktor genetic, bersifat sporadis
2. Sekunder atau akuisita
- Timbul setelah terpajan suatu penyakit/zat
- Infeksi dan paska infeksi otak (ensefalitis)
- Terpapar kronis oleh toksin
- Efek obat
- Paska strok (vascular)
- Lain-lain: hipoteroid, hipoparatiroid, tumor/trauma otak,
hidrosefalus bertekanan normal

3
4

3. Sindrom Parkinson plus : timbul bersama dengan gejala neurologi


4. Kelainan degenerative diturunkan (heredode generative disorders)

2.1.3. Manifestasi Klinis


Gejala Parkinson dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi onset rata-rata
gejala terjadi pada usia 60 tahun dan jarang ditemukan pada usia 30 tahun.
Penyakit Parkinson memiliki gejala klinis sebagai berikut :
1. Tremor terjadi pada saat istirahat dengan tingkat keparahan relative
stabil.
2. Bradikinesia (pergerakan lambat), hilang secara spontan
3. Hypokinase (berkurangnya gerakan)
4. Tindakan dan pergerakan yang tidak terkontrol
5. Gangguan saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi ortostatik)
6. Dysathria (kesulitan bicara karena kelumpuhan otot)
7. Dysphagia (kesulitan menelan
8. Perubahan status mental (depresi, demensia, ansietas, apatis,
halusinasi/psikosis)
9. Wajah seperti topeng

2.1.4. Pemeriksaan penunjang


1. EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif), MRI, PET
2. CT – scan kepala (biasanya terjadi atrofi kortikal difuse, sulki melebar,
hidrosefalua eks vakuo). Penyakit Parkinson merupakan penyakitkronis
yang membutuhkan penanganan secara holistik meliputi berbagai
bidang. Untuk saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit
ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul.

2.1.5. Penatalaksanaan
Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan
penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada
terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi
dapat mengatasi gejala yang timbul.
5

Pengobatan penyakit Parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-


obatan yang bisa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau
menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigditas
dan slowness. Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk
memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu.
Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik
seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap
melakukan kegiatan sehari-hari.
1. Terapi Obat-obatan
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson :
a. Antikolinergik
Contohnya Benzotropine (Cogentin), trihexyphenidyl (Artane).
Berguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit Parkinson dan
untuk menghaluskan pergerakan.
b. Carbidopa/levodopa
Levodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit parkinson.
Di dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan
diubah menjadi dopamine pada neuron dopaminergik oleh L-
aromatik asam amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase).
Walaupun demikian, hanya 1-5 % dari l-Dopa memasuki neuron
dopaminergik, sisanya dimetabolisme di sembarang tempat,
mengakibatkan efek samping yang luas. Levodopa mengurangi
tremor, kekauan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita penyakit
parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal.
Obat ini diberikan bersama carbidopa untuk meningkatkan
efektivitasnya dan mengurangi efek sampingnya.
c. COMT inhibitors
Contohnya Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Untuk
mengontrol fluktuasi motor pada pasien yang menggunakan obat
levodopa. Tolcapone adalah penghambat enzim COMT,
memperpanjang efek L-Dopa. Tapi karena efek samping yang
6

berlebihan seperti liver, maka jarang digunakan. Jenis yang sama,


entacapone, tidak menimbulkan penurunan fungsi liver.
a. Agonis dopamine
Agonis dopamin seperti bromokriptin (Parlodel), pergolid
(Permax), pramipexol (Mirapex), ropinirol, kabergolin,
apomorfin dan lisurid diangkap cukup efektif untuk mengobati
gejala Parkinson. Obat ini dapat berguna untuk mengobati pasien
yang pernah mengalami serangan yang berfluktuasi dan
diskinesia sebagai akibat dari levodopa dosis tinggi. Apormorfin
dapat diijeksikan subkutan. Dosis rendah yang diberikan setiap
hari dapat mengurangi fluktuasi gejala motorik.
b. MAO-B inhibitors
Contohnya Selegiline (Eldepryl), Rasaggaline (Azilect). Inhibitor
MAO diduga berguna pada penyakit parkinson karena
neutransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan mencegah
perusakannya. Selegiline dapat pula memperlambat
memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi
levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu. Berguna
untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Yaitu untuk
menghalus,kan pergerakan. Selegilin dan rasagilin mengurangi
gejala dengan menginhibisi monoamine oksidase B (MAO-B),
sehingga menghambat perusakan dopamine yang dikeluarkan
oleh neuron dopaminergik. Metabolitnya mengandung L-
amphetamin and L-methamphetamin. Efek sampingnya adalah
insomnia. Kombinasi dengan l-dopa dapat meningkatkan angka
kematian, yang sampai saat ini tidak bisa diterangkan secara
jelas. Efek lain dari kombinasi ini adalah stomatitis.
c. Amantadine (Symmetrel)
Berguna untuk eparawatan akinesia, dyskinesia, kekakuan,
gemetaran.
d. Inhibitor dopa dekarboksilasi dan levodopa
7

Untuk mencegah agar levodopa tidak diubah menjadi dopamin di


luar otak, maka levodopa dikombinasikan dengan inhibitor enzim
dopa dekarboksilase. Untuk maksud ini dapat digunakan
karbidopa atau benserazide (madopar). Dopamin dan karbidopa
tidak dapat menembus sawar-otak-darah. Dengan demikian lebih
banyak levodopa yang dapat menembus sawar-otak-darah, untuk
kemudian dikonversi menjadi dopamine di otak.
1. Deep Brain Stimulation (DBS)
Pada tahun 1987, diperkenalkan pengobatan dengan cara
memasukkan elektroda yang memancarkan impuls listrik frekuensi
tinggi terus menerus ke dalam otak. Terapi ini disebut deep brain
stimulatiion (DBS). DBS adalah tindakan minimal invasif yang
dioperasikan melalui panduan komputer dengan tingkat kerusakan.
minimal untuk mencangkokkan alat medis yang disebut
neurastimulator untuk menghasilkan stimulai elektrik pada wilayah
target di dalam otak yang terlibat dalam pengendalian gerakan.
Tetapi ini memberikan stimulasi elektrik rendah pada thalamus.
Stimulasi ini digerakkan oleh alat medis implant yang menekan
tremor. Terapi ini memberikan kemungkinan wilayah subthalamic
nucleus (STN) dan globus pallidus (GP) sebagai wilayah stimulasi
elektrik. Pilihan wilayah target tergantung pada penilaian klinis.
DBS kini menawarkan harapan baru bagi hidup yang lebih baik
dengan kemajuan pembedahan terkini kepada para pasien dengan
penyakit parkinson. PDBS direkomendasikan bagi pasien dengan
penyakit parkinson. DBS direkomendasikan bagi pasien dengan
penyakit parkinson tahap lanjut (stadium 3 atau 4) yang masih
memberikan respon-terhadap levodopa. Pengendalian parkinson
dengan terapi DBS menunjukkan keberhasilan 80%. Berdasarkan
penelitian, sebanyak 8 tau 9 dari 10 orang yang menggunakan terapi
DBS mencapai peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas
normal sehari-hari.
8

2. Terapi fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari
terapi fisik. Pasien akan termotivasi sehingga terapi ini bisa
dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh
diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson
merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan
dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya
perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya. Latihan fisik
yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat bermanfaat
dalam menjaga d an meningkatkan mobilitas, fleksibilitas,
keseimbangan dan range of motion. Latihan dasar selalu dianjurkan,
seperti membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan keras,
dan memindahkan makanan di dalam mulut,
3. Terapi Suara
Perawagtan yang paling besar untuk kekacauan suara yang
diakibatkan oleh penyakit Parkinson adalah dengan Lee Silverman
Voice Treatment (LSVT). LSVT fokus untuk meningkatkan volume
suara. Suatu studi menemukan bahwa alat elektronik yang
menyediakan umpan balik indera pendengar atau frequency auditory
feedback (FAF) untuk meningkatkan kejernihan suara.
4. Terapi gen
Pada saat sekarang ini, penyelidikan telah dilakukan hingga tahap
terapi gen yang melibatkan penggunaan virus yang tidak berbahaya
yang dikirim ke bagian otak yang disebut subthalamic nucleus
(STN). Gen yang digunakan memerintahkan untuk memproduksi
sebuah enzim yang disebut glutamic acid decarboxylase (GAD) yang
mempercepat produksi neurotranmitter (GABA). GABA bertindak
sebagai penghambat langsung sel yang terlalu aktif di STN.
5. Pencangkokan saraf
Cangkok sel stem secara genetik untuk memproduksi dopamine atau
sel stem yang berubah menjadi sel memproduksi dopamine telah
mu.lai dilakukan.
9

Percobaan pertama yang dilakukan adalah randomized double-blind


sham-placebo dengan pencangkokan dopaminergik yang gagal
menunjukkan peningkatan mutu hidup untuk pasien di bawah umur.
6. Operasi
Operasi untuk penderita Parkinson jarang dilakukan sejak
ditemukannya levodopa. Operasi dilakukan pada pasien dengan
Parkinson yang sudah parah di mana terapi dengan obat tidak
mencukupi. Operasi dilakukan thalatotami dan stimulasi thalamik.
7. Terapi neuroprotektif
Terapi neuroprotektif dapat melindungi neuron dari kematian sel
yang diinduksi progresifitas penyakit. Adapun yang sering
digunakan di klinik adalah menoamine oxidase inhibitors (selegiline
and rasagiline), dopamine agonis, dan complek I mitochondrial
fortifier coenzyme Q10.
8. Nutrisi
Vitamin c dan vitamin E dosis tinggi secara teoi dapat mengurangi
kerusakan sel yang terjadi pada pasien Parkinson, kedua vitamin
tersebut diperlukan dalam aktifitas enzim superoxide dismutase dan
katalase untuk menetralkan anion superoxide yang dapat merusak
sel. Belum lama ini, Koenzim A dan E. MitoQ adalah suatu zat
sintesis baru yang memiliki struktur dan fungsi mirip dengan
koenzim Q10.

2.1.6. Masalah yang Lazim muncul


Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
1 Hambatan mobilitas fisik NOC NIC
Definisi : keterbatasan 1. Joint Movement, Exercise therapy :
pada pergerakan fisi,k Active ambulation
tubuh atau satu atau lebih 2. Mobility Level 1. Monitoring vital
ekstremitas secara mandiri 3. Self care, ADLS sign
dan terarah. 4. Transfer sebelum/sesuda
Batasan Karakteristik : performance h latihan dan
1. Penurunan waktu Kriteria Hasil : lihat respon
reaksi 1. Klien meningkat pasien saat
2. Kesulitan membolak dalam aktivitas latihan
10

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
balik posisi fisik 2. Konsultasikan
3. Melakukan aktivitas 2. Mengerti tujuan dengan terapi
lain s ebagai pengganti dari peningkatan fisik tentang
pergerakan (mis., mobilitas rencana
meningkatkan 3. Memverbalisasikan ambulasi sesuai
perhatian pada perasaan dalam dengan
aktivitas orang lain, meningkatkan kebutuhan
mengendalikan kekuatan dan 3. Bantu klien
perilaku, focus pada kemampuan untuk
ketunadayaan/aktivitas berpindah menggunakan
sebelum sakit) 4. Memperagakan tongkat saat
4. Dispnea setelah penggunaan alat berjalan dan
beraktivitas 5. Bantu untuk cegah terhadap
5. Perubahan cara mobilisasi (walker cedera
berjalan 4. Ajarkan pasien
6. Gerakan bergetar atau tenaga
7. Keterbatasan kesehatan lain
kemampuan tentang teknik
melakukan keterampila ambulasi
motorik halus 5. Kaji
8. Keterbatasan kemampuan
kemampuan pasien dalam
melakukan pemenuhan
keterampilan motorik kebutuhan
kasar ADLS secara
9. Keterbatasan tentang mandiri sesuai
pergerakan sendi kemampuan
10. Tremor akibat 6. Dampingi dan
pergerakan Bantu jika klien
11. Ketidakstabilan postur memerlukan
12. Pergerakkan lambat 7. Ajarkan pasien
13. Pergerakkan tidak bagaimana
terkoordinasi merubah posisi
Faktor yang dan berikan
berhubungan : bantuan jika
1. Intoleransi aktivitas diperlukan
2. Perubahan metabolisme
selular
3. Ansietas
4. Indeks masa tubuh
diatas persentil ke 75
sesuai usia
5. Gangguan koknitif
6. Konstraktur
7. Kepercayaan budaya
tentang aktivitas sesuai
11

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
usia
8. Fisik tidak bugar
9. Penurunan ketahanan
tubuh
10. Penurunan kendali otot
11. Penurunan massa otot
12. Malnutrisi
13. Gangguan
muskuloskeletal
14. Gangguan
neuromskular, Nyeri
15. Agens obat
16. Penurunan kekuatan
otot
17. Kurang pengetahuan
tentang aktivitas fisik
18. Keadaann mood
depresif
19. Keterlambatan
perkembangan
20. Ketidaknyamanan
21. Disuse, kaku sendi
22. Kurang dukungan
lingkungan (mis., fisik
atau sosial)
23. Keterbatasan ketahanan
kardiovaskular
24. Kerusakan integritas
struktur tulang
25. Program pembatasan
gerak
26. Keengganan memulai
pergerakan
27. Gaya hidup monoton
28. Gangguan sensori
perceptual
2 Defisit perawatan diri NOC NIC
berpakaian 1. Self care status Self Care
Definisi : Hambatan 2. Self care : Dressing Assistance :
kemampuan untuk 3. Activity tolerance Dressing /
melakukan atau 4. Fatigue level Grooming
menyelesaikan aktivitas Kriteria hasil : 1. Pantau tingkat
berpakaian dan berias 1. Mampu melakukan kekuatan dan
untuk diri sendiri tugas fisik yang toleransi
Bataasan Karakteristik paling mendasar aktivitas
1. Ketidakmampuan dan aktivitas 2. Pantau
12

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
mengancingkan perawatan pribadi peningkatan dan
pakaian secara mandiri penurunan
2. Ketidakmampuan dengan atau tanpa kemampuan
mendapatkan pakaian alat bantu untuk
3. Ketidakmampuan 2. Mampu untuk berpakaian dan
mendapat atribut mengenakan melakukan
pakaian pakaian dan berhias perawatan
4. Ketidakmampuan sendiri secara rambut
mengenakan sepatu mandiri dengan 3. Pertimbangkan
5. Ketidakmampuan atau tanpa alat budaya pasien
mengenakan kaos kaki bantu ketika
6. Ketidakmampuan 3. Mampu mempromosika
melepaskan atribut mempertahankan n aktivitas
pakaian kebersihan pribadi perawatan diri
7. Ketidakmampuan dan penampilan 4. Pertimbangan
melepas sepatu yang rapi secara usia pasien
8. Ketidakmampuan mandiri dengan ketika
melepas kaos kaki atau tanpa alat mempromosika
9. Hambatan memilih bantu n aktivitas
pakaian 4. Mengungkapkan perawatan diri
10. Hambatan kepuasan dalam 5. Bantu pasien
mempertahankan berpakaian dan memilih pakaian
penampilan yang menata rambut yang mudah
memuaskan 5. Menggunakan alat dipakai dan
11. Hambatan mengambil bantu untuk dilepas
pakaian memudahkan 6. Sediakan
12. Hambatan mengenakan dalam berpakaian pakaian pasien
pakaian pada bagian 6. Dapat memilih pada tempat
tubuh bawah pakaian dan yang mudah di
13. Hambatan mengenakan mengambilnya dari jangkau
pakaian pada bagian lemari atau laci (disamping
tubuh atas baju tempat tidur)
14. Hambatan memasang 7. Mampu 7. Fasilitas pasien
sepatu meritsleting dan untuk menyisir
15. Hambatan memasang mengancing rambut, bila
kaus kaki pakaian. memungkinkan
16. Hambatan memasang 8. Menggunakan 8. Dukung
pakaian pakaian secara rapi kemandirian
17. Hambatan melepas dan bersih dalam
sepatu 9. Mampu melepas berpakaian,
18. Hambatan melepas pakaian, kaos kaki, berhias, bantu
kaus kaki dan sepatu pasien jika
19. Hambatan 10. Menunjukkan diperlukan
menggunakan alat rambut yang rapi 9. Pertahankan
bantu dan bersih privasi saat
20. Hambatan 11. Menggunakan tata pasien
13

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
menggunakan resleting rias berpakaian
Faktor yang 10. Bantu pasien
Berhubungan untuk
1. Gangguan kognitif menaikkan
2. Penurunan motivasi mengancingkan
3. Ketidaknyamanan dan merisleting
4. Kendala lingkungan paaian, jika
5. Keletihan lingkungan diperlukan
6. Keletihan dan 11. Gunakan alat
kelemahan bantu tambahan
7. Gangguan (misal, sendok,
muskoloskeletal pengait kancing
8. Gangguan dan penarik
neuromuskular ristleting) untuk
9. Nyeri menarik pakaian
10. Ganggun persepsi jika diperlukan
11. Ansietas berat 12. Beri pujian atas
usaha untuk
berpakaian
sendiri
13. Gunakan terapi
fisik dan
okupasi sebagai
sumber dalam
perencanaan
tindakan pasien
dalam
perawatan
pasien dengan
alat bantu
3 Defisit perawatan diri NOC NIC
eliminasi 1. Activity Self Care
Definisi : Hambatan Intolerance Assistance :
kemampuan untuk 2. Mobility : physical Toileting
melakukan atau impaired 1. Pertimbangan
menyelesaikan aktiitas 3. Fatique level budaya pasien
eliminasi sendiri 4. Anxiety self ketika
Bataasan Karakteristik control mempromosika
1. Ketidakmampuan 5. Ambulation n aktivitas
melakukan hygiene 6. Self care Deficit perawatan diri
eliminasi yang tepat Toileting 2. Pertimbangkan
2. Ketidakmampuan 7. Self care Deficit usia pasien
menyiram menyiram Hygience ketika
toilet atau korsi buang 8. Urinary mempromosika
air (commode) incontinence : n aktivitas
3. Ketidakmampuan functional perawatan diri
14

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
memanipulasi pakaian Kriteria hasil : 3. Lepaskan
untuk eliminiasi 1. Pengetahuan pakaian yang
4. Ketidakmampuan perawatan penting untuk
berdiri dari toilet atau Ostomy : tingkat memungkinkan
commode pemahaman yang penghapusan
5. Ketidakmampuan ditunjukkan tentang 4. Membantu
untuk duduk di toilet pemeliharaan pasien ke
atau commode ostomi untuk toilet /
Faktor yang eliminasi commode /
Berhubungan 2. Perawatan diri : bedpan / traktur
1. Gangguan kognitif ostomi : tindakan pan / urinoir
2. Penurunan motivasi pribadi untuk pada selang
3. Kendala lingkungan mempertahankan waktu tertentu
4. Keletihan ostomi untuk 5. Pertimbangan
5. Hambatan mobilitas eliminasi respon pasien
6. Hambatan kemampuan 3. Perawatan diri : terhadap
berpindah Aktivitas kurangnya
7. Gangguan kehidupan sehari- privasi
muskoloskeletal hari (ADL) mampu 6. Menyediakan
8. Gangguan untuk melakukan privasi selama
neuromuskular aktivitas perawatan eliminasi
9. Nyeri fisik dan pribadi 7. Memfasilitasi
10. Gangguan persepsi secara mandiri atau kebersihan toilet
11. Ansietas berat dengan alat bantu setelah selesai
12. Kelemahan 4. Perawatan diri eliminasi
higine : mampu 8. Ganti pakaian
untuk pasien setelah
mempertahankan eliminasi
kebersihan dan 9. Menyiram toilet
penampilan yang / membersihkan
rapi secara mandiri penghapusan
dengan atau tanpa alat (commode,
alat bantu pispot)
5. Perawatan diri 10. Memulai jadwal
eliminasi : mampu ke toilet, sesuai
untuk melakukan 11. Memulai
aktivitas eliminasi pasien / tepat
secara mandiri atau lain dalam toilet
tanpa alat bantu rutin
6. Mampu duduk dan 12. Memulai
turun dari kloset mengelilingi
7. Membersihkan diri kamar mandi,
setelah eliminasi sesuai dan
8. Mengenali dan dibutuhkan
mengetahui 13. Menyediakan
kebutuhan bantuan alat bantu
15

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
eliminasi (misalnya,
kateter eksternal
atau urinal),
sesuai
14. Memantau
integritas kulit
pasien

4 Defisit perawatan diri NOC NIC


makan 1. Activity intolerance Self Care
Definisi : Hambatan 2. Mobility, physical Assistance :
kemampuan untuk impaired Feeding
melakukan atau 3. Self Care Deficit 1. Memonitor
menyelesaikan aktivitas Hygiene pasien
berpakaian dan berias 4. Self Care Deficit kemampuan
untuk diri sendiri Feeding untuk menelan
Bataasan Karakteristik Kriteria hasil : 2. Identifikasi diet
1. Ketidakmampuan 1. Status nutrisi, yang diresepkan
mengambil makanan ketersediaan zat 3. Mengatur
dan memasukkan gisi untuk nampan
kemulut memenuhi makanan dan
2. Ketidakmampuan kebutuhan meja menarik
mengunyah makanan metabolik 4. Ciptakan
3. Ketidakmampuan 2. Status Nutrisi : lingkungan yang
menghabiskan Asupan Makanan menyenangkan
makanan dan selama waktu
4. Ketidakmampuan 3. Cairan : Kuantitas makan
menempatkan makanan makanan dan (misalnya,
keperlengkapan cairan yang di asup pispot
makanan ke dalam tubuh menempatkan
5. Ketidakmampuan selama periode 24 urinal dan
menggunakan jam. peralatan
perlengkapan makanan 4. Perawatan diri : penyedotan
6. Ketidakmampuan Aktivitas keluar dari
memakan makanan kehidupan sehari- pandangan)
dalam cara yang dapat hari (ADL) mampu 5. Pastikan posisi
diterima secara sosial untuk melakukan pasien yang
7. Ketidakmampuan aktivitas perawatan tepat untuk
memakan makanan fisik dan pribadi memfasilitasi
dengan aman secara mandiri atau mengunyah dan
8. Ketidakmampuan dengan alat bantu menelan
makan makanan dalam 5. Perawatan Diri : 6. Memberikan
jumlah memadai Makan : bantuan fisik,
9. Ketidakmampuan 6. Kemampuan untuk sesuai
memanipulasi makanan menyiapkan dan kebutuhan
dalam mulut memakan makanan 7. Menyediakan
16

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
10. Ketidakmampuan dan cairan secara untuk
membuka wadah mandiri dengan menghilangkan
makanan atau tanpa alat rasa sakit yang
11. Ketidakmampuan bantu memadai
mengambil gelas atau 7. Status menelan : sebelum makan,
cangkir perjalanan sesuai
12. Ketidakmampuan makanan padat atau 8. Menyediakan
menyiapkan makanan cairan secara aman kesehatan mulut
untuk dimakan dari mulut ke sebelum makan
13. Ketidakmampuan lambung 9. Perbaiki
menelan makanan 8. Mampu makan makanan di
14. Ketidakmampuan secara mandiri nampan, yang
menggunakan alat 9. Mengungkapkan diperlukan,
bantu kepuasan makan seperti
Faktor yang dan terhadap memotong
Berhubungan kemampuan untuk daging atau
1. Gangguan kognitif makan sendiri mengupas telur
2. Penurunan motivasi 10. Menerima suapan 10. Buka makanan
3. Ketidaknyamanan dari pemberi kemasan
4. Kendala lingkungan asuhan 11. Hindari
5. Keletihan menempatkan
6. Gangguan makanan di sisi
muskoloskeletal seseorang yang
7. Gangguan buta
neuromuskular 12. Jelaskan lokasi
8. Nyeri makanan di atas
9. Gangguan persepsi nampan untuk
10. Ansietas berat orang dengan
kelemahan gangguan
penglihatan
13. Tempatkan
pasien dalam
posisi nyaman
makan
14. Lindungi
dengan bib/kain
alas dada, sesuai
15. Menyediakan
sedotan, sesuai
kebutuhan atau
yang diinginkan
16. Menyediakan
makanan pada
suhu yang
paling selera
17. Menyediakan
17

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
makanan dan
minuman yang
disukai, sesuai
18. Memantau berat
badan pasien,
yang sesuai
19. Memonitor
status hidrasi
pasien, sesuai
20. Dorong pasien
untuk makan di
ruang makan,
jika tersedia
21. Menyediakan
interaksi sosial
yang sesuaii
22. Menyediakan
perangkat
adaptif untuk
menfasilitasi
diri makan
pasien
(misalnya,
panjang
menangani,men
angani dengan
lingkar yang
besar, atau tali
kecil pada
peralatan),
sesuai
kebutuhan
23. Menggunakan
cangkir dengan
pegangan yang
besar, jika perlu
24. Gunakan piring
yang berbahan
tidak pecah
25. Memberikan
isyarat sering
dan pengawasan
yang ketat
5 Defisit perawatan diri NOC NIC
mandiri 1. Activity intolerance Self Care
Definisi : Hambatan 2. Mobility, physical Assistance :
18

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
kemampuan untuk impaired Bathing/Hygiene
melakukan atau 3. Self Care Deficit 1. Pertimbangkan
menyelesaikan Hygiene budaya pasien
mandi/aktivitas perawatan 4. Sensory perception, ketika
diri untuk diri sendiri Auditory disturbed mempromosika
Bataasan Karakteristik Kriteria hasil : n aktivitas
1. Ketidakmampuan 1. Perawatan diri perawatan diri
untuk mengakses astomi : tindakan 2. Pertimbangan
kamar mandi pribadi usia pasien
2. Ketidakmampuan mempertahankan ketika
mengeringkan tubuh astomi untuk mempromosika
3. Ketidakmampuan eliminasi n aktivitas
mengambil 2. Perawatan diri : perawatan diri
perlengkapan mandi Aktifitas kehidupan 3. Menentukan
4. Ketidakmampuan sehari-hari (ADL) jumlah dan jenis
menjangkau sumber air mampu untuk bantuan yang
5. Ketidakmampuan melakukan dibutuhkan
mengatur air mandi aktivitas perawatan 4. Tempat handuk,
6. Ketidakmampuan fisik dari pribadi sabun,
membasuh tubuh secara mandiri atau deodoran, alat
Faktor yang dengan alat bantu mencukur, dan
Berhubungan 3. Perawatan diri aksesoris
1. Gangguan kognitif Mandi : mampu lainnya yang
2. Penurunan motivasi untuk dibutuhkan di
3. Kendala lingkungan membersihkan samping tempat
4. Ketidakmampuan tubuh sendiri tidur atau di
merasakan bagian tubuh secara mandiri kamar mandi
5. Ketidakmampuan dengan atau tanpa 5. Menyediakan
merasakan hubungan alat bantu artikel pribadi
spasial 4. Perawatan yang diinginkan
6. Gangguan dirihygiene : (misalnya,
muskoloskoletal mampu untuk deodoran, sikat
7. Gangguan neuro mempertahankan gigi, sabun
muskular kebersihan dan mandi, sampo,
8. Nyeri penampilan yang lotion, dan
9. Gangguan persepsi rapi secara mandiri produk
10. Ansietas berat dengan atau tanpa aromaterapi)
alat bantu 6. Menyediakan
5. Perawatan diri lingkungan yang
Higiene oral : terapeutik
mampu untuk dengan
merawat mulut dan memastikan
gigi secara mandiri hangat, santai,
dengan atau tanpa pengalaman
alat bantu pribadi, dan
6. MAmpu personal
19

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
mempertahankan 7. Memfasilitasi
mobilitas yang gigi pasien
diperlukan untuk menyikat, sesuai
ke kamar mandi 8. Memfasilitasi
dan menyediakan diri mandi
perlengkapan pasien, sesuai
mandi 9. Memantau
7. Membersihkan dan pembersihan
mengeringkan kuku, menurut
tubuh kemampuan
8. Mengungkapkan perawatan diri
secara verbal pasien
kepuasan tentang 10. Memantau
kebersihan tubuh integritas kulit
dan hygiene oral pasien
11. Menjaga
kebersihan ritual
12. Memfasilitasi
pemeliharaan
rutin yang biasa
pasien tidur,
isyarat sebelum
tidur / alat
peraga, dan
benda-benda
asing (misalnya,
untuk anak-
anak, cerita
selimut /
mainan, goyang,
dot, atau
favorit, untuk
orang dewasa,
sebuah buku
untuk membaca
atau bantal dari
rumah
13. Mendorong
orang
tua/keluarga
partisipasi
dalam kebiasaan
tidur biasa
14. Memberikan
bantuan sampai
pasien
20

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
sepenuhnya
dapat
mengasumsikan
perawatan diri
7 Konstipasi NOC NIC
Definisi : Penurunan pada 1. Bowel elimination Constipatio/
frekwensi normal detakasi 2. Hydration Impaction
yang disertai oleh kesulitan Kriteria Hasil : Management
atau pengeluaran tidak 1. Mempertahankan 1. Monitor tanda
lengkap fases/atau bentuk feses lunak dan gejala
pengeluaran fases yang setiap 1-3 hari konstipasi
kering, keras dan banyak’ 2. Bebas dari 2. Monitor bising
Batasan karakteristik ketidaknyaman dan usus
1. Nyeri abdomen konstipasi 3. Monitor feses,
2. Nyeri tekan abdomen 3. Mengidentifikasi frekuensi,
dengan teraba indicator untuk konsistensi dan
resistensi otot mencegah volume
3. Nyeri tekan abdomen konstipasi 4. Konsultasi
tanpa teraba resistensi 4. Feses lunak dan dengan dokter
otot berbentuk tentang
4. Anoraksia penurunan dan
5. Penampilan tidak khas peningkatan
pada lansia (mis., bising usus
perubahan pada status 5. Mitor tanda dan
mental, inkontinensia gejala ruptur
urunarius, jatuh yang usus/peritonitis
tidak penyebabnya, 6. Jelaskan etiologi
peningkatan suhu dan rasionalisasi
tubuh) tindakan
6. Borbogirigm terhadap pasien
7. Darah merah pada 7. Identifikasi
feses faktor penyebab
8. Perubahan pada pola dan kontribusi
defekasi konstipasi
9. Penurunan frekwensi 8. Dukung intake
10. Penurunan volume cairan
fases 9. Kolaborasikan
11. Distensi abdomen pemberian
12. Rasa rektal penuh laksatif
13. Rasa tekanan rectal 10. Pantau tanda-
14. Keletihan Umum tanda dan gejala
15. Feses keras dan konstipasi
berbentuk 11. Pantau tanda-
16. Sakit kepala tanda dan gejala
17. Bising usus hiperaktif impaksi
18. Bising usus hipoaktif 12. Memantau
21

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
19. Peningkatan tekanan gerakan usus,
abdomen termasuk
20. Tidak dapat makan, konsistensi
mual frekuensi,
21. Rembesan feses cair bentuk, volume,
22. Nyeri pada saat dfekasi dan warna
23. Massa abdomen yang 13. Memantau
dapat diraba bising usus
24. Adanya feses lunak, 14. Konsultasikan
seperti pasta didalam dengan dokter
rektum tentang
25. Perkusi abdomen penurunan /
pekak kenaikan
26. Sering flatus frekuensi bising
27. Mengejan pada saat usus
defekasi 15. Pantau tanda-
28. Tidak dapat tanda dan gejala
mengeluarkan feses pecahnya usus
29. Muntah dan / atau
Faktor yang peritonitis
berhubungan 16. Jelaskan etiologi
1. Fungsional masalah dan
1. Kelemahan otot pemikiran untuk
abdomen tindakan untuk
2. Kebiasaan pasien
mengabikan 17. Menyusun
dorongan defekasi jadwal ketoilet
3. Ketidakadekuatan 18. Mendorong
toileting (mis., meningkatkan
batasan waktu, asupan cairan,
posisi untuk kecuali
defekasi, privasi) dikontaindikasik
4. Kurang aktivitas an
fisik 19. Evaluasi profil
5. Kebiasaan defekasi obat untuk efek
tidak teratur samping
6. Perubahan gastrointestinal
lingkungan saat ini 20. Anjurkan pasien
2. Psikologis / keluarga untuk
1. Depresi, stres mencatat warna,
emosi volume,
2. Konfusi mental frekuensi, dan
3. Farmakologis konsistensi tinja
1. Antasida 21. Ajarkan pasien /
mengandung keluarga
aluminium bagaimana
22

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
2. Antikolinergik, untuk menjaga
Antikonvulsan buku harian
3. Antidepresan makanan
4. Agens antilipernik 22. Anjurkan pasien
5. Garam bismuth / keluarga untuk
6. Kalsium karbonat diet tinggi serat
7. Penyekat saluran 23. Anjurkan pasien
kalsium Diuretik, / keluarga pada
Garam besi penggunaan
8. Penyalah gunaan yang tepat dati
laksatif obat pencahar
9. Agens 24. Anjurkan pasien
antiinflamasi non / keluarga pada
steroid hubungan
10. Opiate, Fonotiazid, hubungan
sedative asupan diet,
11. Simpatomimemik olahraga, dan
4. Mekanis cairan
1. Ketidakseimbangan sembelit/impaks
elektrolit i
2. Kemoroid 25. Menyarankan
3. Penyakit pasien untuk
Hirschsprung berkonsultasi
4. Gangguan dengan dokter
neurologist jika sembelit
5. Obesitas atau impaksi
6. Opstruksi pasca terus ada
bedah 26. Menginformasik
7. Kehamilan an pasien
8. Pembesaran prostat prosedur
9. Abses rectal penghapusan
10. Fisora anak rektal manual dari
11. Struktur anak rectal tinja, jika perlu
12. Prolaps rectal, 27. Lepaskan
Ulkus rectal impaksi tinja
13. Rektokel, Tumor secara manual
5. Fisiologi jika perlu
1. Perubahan pola 28. Timbang pasien
makan secara teratur
2. Perubahan 29. Ajarkan pasien
makanan atau keluarga
3. Penurunan tentang proses
motilitas traktus pencernaan
gastrointestinal yang normal
4. Dehidrasi 30. Ajarkan pasien /
5. Ketidakadekuatan keluarga tentang
23

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
gigi geligi kerangka waktu
6. Ketidakadekuatan untuk revolusi
higiene oral sembelit
7. Asupan serat tidak
cukup
8. Asupan cairan
tidak cukup
9. Kebiasaan makan
buruk
8 Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari 1. Nutritional Status Nutrition
kebutuhan tubuh 2. Nutritional Status :: Management
Definisi : Asupan nutrisi food and fluid 1. Kaji adanya
tidak cukup untuk 3. intake alergi makanan
memenuhi kebutuhan 4. Nutritional Status : 2. Kolaborasi
metabolik nutrient intake dengan ahli gizi
Bataasan Karakteristik 5. Weight control untuk
1. Kram abdomen Kriteria hasil : menentukan
2. Nyeri abdomen 1. Adanya jumlah kalori
3. Menghindari makanan peningkatan berat dan nutrisi yang
4. Berat bdan 20% atau badan sesuai dengan dibutuhkan
lebih dibawah berat tujuan pasien
badan ideal 2. Berat badan ideal 3. Anjurkan pasien
5. Kerapuhan kapiler sesuai dengan tinggi untuk
6. Diare badan meningkatkan
7. Kehilangan rambut 3. Mampu intake Fe
berlebihan mengidentifikasi 4. Anjurkan pasien
8. Bising usus hiperaktif kebutuhan nutrisi untuk
9. Kurang makanan 4. Tidak ada tanda- meningkatkan
10. Kurang informasi tanda malnutrisi protein dan
11. Kurang minat pada 5. Menunjukkan vitamin E
makanan peningkatan fungsi 5. Berikan subtansi
12. Penurunan berat badan pengecapan dari gula
dengan asupan menelan 6. Yakinkan diet
makanan adekuat 6. Tidak terjadi yang dimakan
13. Kesalahan konsepsi penurunan berat mengandung
14. Kesalahan informasi badan yang berarti tinggi serat
15. Membran mukosa untuk mencegah
pucat konstipasi
16. Ketidakmampuan 7. Berikan
memakan makanan makanan yang
17. Tonus otot menurun terpilih (sudah
18. Mengeluh gangguan dikonsultasikan
sensasi rasa dengan ahli
19. Mengeluh asupan gizi)
makanan kurang dai 8. Ajarkan pasien
24

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
RDA (recommended bagaimana
daily allowance) membuat
20. Cepat kenyang setelah catatan makanan
makan harian
21. Sariawan rongga mulut 9. Monitor jumlah
22. Steatorea nutrisi dan
23. Kelemahan otot kandungan
pengunyah kalori
24. Kelemahan otot untuk 10. Berikan
menelan informasi
Faktor yang tentang
Berhubungan kebutuhan
1. Faktor biologi nutrisi
2. Faktor ekonomi 11. Kaji
3. Ketidakmampuan untuk kemampuan
mengabsorbi nutrien pasien untuk
4. Ketidak mampuan mendapatkan
untuk mencerna nutrisi yang
makanan dibutuhkan
5. Ketidakmampuan Nutrition
menelan makanan Monitoring
6. Factor psikologis 1. BB pasien
dalam batas
normal
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor tipe
dan jumlah
aktivitas yang
biasa dilakukan
4. Monitor
interaksi anak
atau orangtua
selama makan
5. monitor
lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
7. Monitor kulit
kering dan
perubahan
25

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
pigmentasi
8. Monitor turgor
kulit
9. Monitor
kekeringan,
rambut kusam
dan mudah
patah
10. Monitor mual
dan muntah
11. Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
13. Monitor pucat,
kemerahan dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori
dan Intake
nutrisi
15. Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral
16. Catat jika lidah
berwarna
magenta scarlet.
9 Hambatan dan NOC NIC
Komunikasi verbal 1. Anxisty self Communication
Definisi : penurunan, control Enhacement :
kelambatan, atau ketiadaan 2. Coping Speech Deficit
kemampuan untuk 3. Sensory function: 1. Gunakan
menerima, memproses, hearing & vision penerjemah, jika
mengirim, dan/atau 4. Fear self control diperlukan
menggunakan sistem Kriteria hasil : 2. Beri satu
simbol 1. Komunikasi : kalimat simple
Batasan karakteristik : penerimaan, setiap bertemu,
1. Tidak ada kontak mata intreprestasi dan jika diperlukan
26

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
2. Tidak dapat bicara ekspresi pesan 3. Konsultasikan
3. Kesulitan 2. Lisan, tulisan dan dengan dokter
mengekspresikan non verbal kebutuhan terapi
pikiran secara verbal meningkat wicara
(mis; afasia, difasia, 3. Komunikasi 4. Dorong pasien
apraksia, disleksia) ekspresif (keulitan untuk
4. Kesulitan menyusun berbicara): ekspresi berkomunikasi
kalimat pesan verbal dan secara perlahan
5. Kesulitan menyusun atau non verbal dan untuk
kata-kata (mis: yang bermakna mengulangi
afornia, dislalia, 4. Komunikasi eprmintaan
disartria) reseptif (kesulitan 5. Dengarkan
6. Kesulitan memahami mendengar) : dengan penuh
pola komunikasi yang penerimaan perhatian
biasa komunikasi d an 6. Berdiri didepan
7. Kesulitan dalam intrepretasi pesan pasien ketika
kehadiran tertentu verbal dan/atau non berbicara
8. Kesulitan verbal 7. Gunakan karti
menggunakan ekspresi 5. Gerakan baca, kertas,
wajah terkoordinasi : pensil, bahasa
9. Disotientasi orang mampu tubuh, gambar,
10. Disorientasi ruang mengkoordinasi daftar kosakata,
11. Disorientasi waktu gerakan dalam bahasa asing,
12. Tidak bicara menggunakan computer, dan
13. Dispnea isyarat lain-lain untuk
14. Ketidakmampuan 6. Pengolahan menfasilitasi
bicara dalam bahasa informasi : klien komunikasi dua
pemberi asuhan mampu untuk arah yang
15. Ketidakmampuan memperoleh, optimal
menggunakan ekspresi mengatur, dan 8. Ajarkan bicara
tubuh menggunakan dari esophagus,
16. Ketidakmampuan informasi jika diperlukan
menggunakan ekspresi 7. MAmpu 9. Beri anjuran
wajah mengontrol respon kepada pasien
17. Ketidaktepatan ketakutan dan dan keluarga
verbalisasi kecemasan tentang
18. Defisit visual parsial terhadap penggunaan alat
19. Pelo ketidakmampuan bantu bicara
20. Sulit bicara berbicara (misalnya,
21. Gagap 8. MAmpu prostesi
22. Defisit penglihatan memanajemen trakeoesofagus
total kemampuan fisik dan laring
23. Bicara dengan yang di miliki buatan
kesulitan 9. MAmpu 10. Berikan pujian
24. Menolak bicara mengkomunikasika positive, jika
Faktor yang n kebutuhan diperlukan
27

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
berhubungan : dengan lingkungan 11. Anjurkan pada
1. Ketiadaan orang sosial pertemuan
terdekat kelompok
2. Perubahan konsep diri 12. Anjurkan
3. Perubahan sistem saraf kunjungan
pusat keluarga secara
4. Defek anatomis (mis: teratur untuk
celah palatum, memberi
perubahan stimulus
neuromuskulat pada komunikasi
sistem penglihatan 13. Anjurkan
pendengaran, dan ekspresi diri
aparatus fonatori) dengan cara lain
5. Tumor otak dalam
6. Harga diri rendah menyampaikan
kronik informasi
7. Perubahan harga diri (bahasa isyarat)
8. Perbedaan budaya Communication
9. Penurunan sirkulasi ke Enhancement :
otak Hearing Deficit
10. Perbedaan yang Communication
berhubungan dengan Enhancement :
usia perkembangan Visual Deficit
11. Gangguan e mosi Anxlety Reduction
12. Kendala lingkungan Active Listening
13. Kurang informasi
14. Hambatan fisik (mis:
trakeostomi, intubasi)
15. Kondisi psikolog (mis:
psikolosis, kurang
stimulus)
16. Harga diri rendah
situasional
17. Stress
18. Efek samping obat
(mis: agens,
farmaseutikal)
19. Pelemahan sistem
muskoloskele tal
10 Risiko jatuh NOC NIC
Definisi : Peningkatan 1. Trauma Risk For Fall Prevention
kerentanan untuk jatuh 2. Injury risk for 1. Mengidentifikasi
yang dapat menyebabkan Kriteria hasil : defisit kognitif
bahaya fisik 1. Keseimbangan : atau fisik pasien
Factor resiko kemampuan untuk yang dapat
1. Dewasa mempertahankan meningkatkan
28

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
1. Usia 65 tahun atau ekuilibrium potensi jatuh
lebih 2. Gerakan dalam
2. Riwayat jatuh terkoordinasi lingkungan
3. Tinggal sendiri kemampuan otot tertentu
4. Prostheis untuk bekerja sama 2. Mengidentifikasi
eksremitas bawah secara volunter perilaku dan
5. Penggunaan alat untuk melakukan faktor yang
bantu (mis., welker, gerakan yang mempengaruhi
tongkat) bertujuan risiko jatuh
6. Penggunaan kursi 3. Perilaku 3. Mengidentifkasi
roda pencegahan jatuh : karakteristik
2. Anak tindakan individu lingkungan yang
1. Usia dua tahun atau atau pemberi asuhan dapat
kurang untuk meningkatkan
2. Tempat tidur yang meminimalkan potensi untuk
terletak didekat faktor resiko yang jatuh (misalnya,
jendel dapat memicu jatuh lantai yang licin
3. Kurangnya dilingkungan dan tangga
penahan/pengekang individu terbuka)
kereta dorong 4. Kejadian jatuh : 4. Sarankan
4. Kurangnya/ tidak ada kejadian perubahan dalam
longgarnya pagar jatuh gaya berjalan
pada tangga 5. Pengetahuan : kepada pasien
5. Kurangnya pemahaman 5. Mendorong
penghalang tau tali pencegahan jatuh pasien untuk
pada jendela Pengetahuan: menggunakan
6. Kurang keselamatan anak tongkat atau alat
pengawasan orang fisik. pembantu
tua 6. Pengetahuan : berjalan
7. Jenis kelamin laki- keamanan pribadi 6. Kunci roda dari
laki yang berusia 7. Pelanggaran kursi roda,
<1 tahun perlindungan tempat tidur,
8. Bayi yang tidak tingkat kebingungan atau brankar
diawasi saat berada Akut selama transfer
dipermukaan yang 8. Tingkat Agitasi pasien
tinggi (mis., tempat 9. Komunitas 7. Tempat artikel
tidur/meja) pengendalian risiko mudah
3. Kognitif 10. kekerasan dijangkau dari
1. Penurunan status 11. Komunitas tingkat pasien
mental kekerasan 8. Ajarkan pasien
4. Lingkungan 12. Gerakan bagaimana jatuh
1. Lingkungan yang terkoordinasi untuk
tidak terorganisasi 13. Kecenderungan meminimalkan
2. Ruang yang risiko pelarian cedera
memiliki untuk kawin 9. Memantau
pencahayaan yang 14. Kejadian terjun kemampuan
29

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
redup 15. Mengasuh untuk
3. Tidak ada materi keselamatan fisik mentransfer dari
yang antislip remaja tempat tidur ke
ditempat mandi 16. Mengasuh : kursi dan
pancuran bayi/balita demikian pula
4. Pengekangan keselamatan fisik sebaliknya
5. Karpet yang tidak 17. Mengasuh : 10. Gunakan teknik
rata/terlipat bayi/balita yang tepat untuk
6. Ruang yang tidak keselamatan fisik mentransfer
dikenal 18. Perilaku pasien ke dan
7. Kondisi cuaca keselamatan pribadi dari kursi roda,
(mis., lantai basah, 19. Keparahan cedera tempat tidur,
es) fisik toilet dan
5. Medikasi 20. Pengendalian risiko sebagainya
1. Penggunaan alhol 21. Pengendalian 11. Menyediakan
2. Inhibitor enzyme risiko : penggunaan toilet ditinggikan
pengubah alkohol, narkoba yang tepat,
angiotensin 22. Pengendalian risiko: dengan sandaran
3. Agen anti pencahayaan sinar dan sandaran
hipertensi matahari tangan untuk
4. Deuretik 23. Feteksi Risiko memudahkan
5. Hipnotik 24. Lingkungan rumah tranfer
6. Narkotik/opiate Aman 12. Menyediakan
7. Obat penenang 25. Aman berkeliaran tempat tidur
8. Antidepresan 26. Zat penarikan kasur dengan
trisiklik keparahan tepi yang erat
6. Fisiologis 27. Integritas jaringan : untuk
1. Sakit akut kulit & membran memudahkan
2. Anemia mukosa transfer
3. Arthtritis 28. Perilaku kepatuhan 13. Gunakan rel sisi
4. Penurunan visi panjang yang
kekuatan sesuai dan tinggi
ekstremitas bawah untuk mencegah
5. Diare jatuh dari tempat
6. Kesulitan gaya tidur, sesuai
berjalan klebutuhan
7. Vertigo saat 14. Memberikan
mengekstensikan pasien
leher tergantung
8. MASalah kaki dengan sarana
9. Kesulitan bantuan
mendengar pemanggilan
10. Gangguan (misalnya, bel
keseimbangan atau cahaya
11. Gangguan panggilan)
mobilitas fisik ketika pengasuh
30

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
12. Inkontinensia tidak hadir.
13. Neoplasma (mis,. 15. Membantu ke
letih/mobilitas toilet seringkali,
terbatas) interval
14. Neuropati dijadwalkan
15. Hipotensi 16. Menandai
ortostatisk ambang pintu
16. Kondisi dan tepi langkah,
postoperative sesuai kebutuhan
17. Perubahan gula 17. Hapus dataran
darah postprandial rendah perabitan
18. Deficit (misalnya,
proprioseptif tumpuan d an
19. Ngantuk tabel) yang
20. Berkemih yang menimbulkan
mendesak bahaya
21. Penyakir vaskuler tersandung
22. Kesulitan melihat 18. Hindari
kekacauan pada
permukaan
lantai
19. Memberikan
pencahayaan
yanng memadai
untuk
meningkatkan
visibilitas
20. Menyediakan
lampu malam
disamping
tempat tidur
21. Menyediakan
pegangan tangan
terlihat dan
memegang tiang
22. Menyediakan
lajur anti
tergelincir,
permukaan
lantai
nontrip/tidak
tersandung
23. Menyediakan
permukaan
nonslip/anti
tergelincir di bak
31

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
mandi atau
pancuran
24. Menyediakan
kokoh, tinja
curam
nonslip/anti
tergelincir untuk
memfasilitasi
jangkauan
mudah
25. Pastikan pasien
yang memakai
sepatu yang pas,
kencangkan
aman, dan
memiliki sol
tidak mudah
tergelincir
26. Anjurkan pasien
untuk memakai
kacamata,
sesuai, ketika
keluar dari
tempat tidur
27. Mendidik
anggota keluarga
tentang faktor
risiko yang
berkontribusi
terhadap jatuh
dan bagaimana
mereka dapat
menurunkan
resiko tersebut
28. Sarankan
adaptasi rumah
untu
meningkatkan
keselamatan
29. Instruksikan
keluarga pada
pentingnya
pegangan tangan
untuk kamar
mandi tangga,
dan trotoar
32

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
30. Sarankan las
kaki yang aman
31. Mengembangka
n cara untuk
pasien untuk
berpartisipasi
keselamatan
dalam kegiatan
rekreasi
32. Lembaga
program latihan
rutin fisik yang
meliputi
berjalan
33. Tanda-tanda
posting untuk
mengingatkan
staf bahwa
pasien yang
berisiko tinggi
untuk jatuh
34. Berkolaborasi
dengan anggota
tim kesehatan
lain untuk
meminimalkan
efek samping
dari obat yang
berkontribusi
terhadap jatuh
(misalnya,
hipotensi
ortostatik dan
kiprah goyah)
35. Memberikan
pengawasan
yang ketat
dan/atau
perangkat
menahan
(misalnya, bayi
kursi dengan
sabuk
pengaman)
ketika
menempatkan
33

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
bayi/anak-anak
muda pada
permukaan
ditinggikan
(misalnya, meja
dan kursi tinggi)
11 Ketidakefektifan koping NOC NIV
Definisi : Ketidak 1. Decision making Dicision making
mampuan untuk 2. Role inhasmet 1. Menginformasik
membentuk penilaian valid 3. Sosial support an pasie
tentang stressor, ketidak Kriteria hasil alternatif atau
adekuatan pilihan respon 1. Mengidentifikasi solusi lain
yang dilakukan dan/atau pola koping yang penanganan
ketidakmampuan untuk efektif 2. Memfasilitasi
menggunakan sumber daya 2. Mengungkapkan pasien untuk
yang tersedia secara verbal membuat
Batasan karakteristik tentang koping yang keputusan
1. Perubahan dalam pola efektif 3. Bantu pasien
komunikasi yang biasa 3. Mengatakan mengidentifikasi
2. Penurunan penggunaan penurunan stres keuntungan,
dukungan sosial 4. Klien mengatakan kerugian dari
3. Perilaku destruktif telah menerima keadaan
terhadap orang lain tentang keadaannya Role Inhacement
4. Perilaku destruktif 5. MAmpu 1. Bantu pasien
terhadap diri sendiri mengidentifikasi untuk
5. Letih, Angka penyakit strategi tentang identifikasi
yang tinggi koping bermacam-
6. Ketidakmampuan mavam nilai
memerhatkan kehidupan
informasi 2. Bantu pasien
7. Ketidakmampuan identifikasi
memenuhi kebutuhan strategi positif
dasar untuk mengatur
8. Ketidakmampuan pola nilai yang
memenuhi harapan dimiliki
peran Coping
9. Pemecahan masalah enhancement
yang tidak adekuat 1. Anjurkan pasien
10. Kurangnya perilaku untuk
yang berfokur pada mengidentifikasi
pebcapaian tujuan gambaran
11. Kurangnya resiko perubaan peran
masalah yang realistis
12. Konsentrasi buruk 2. Gunakan
13. Mengungkapkan pendekatan
ketidakmampuan tenang dan
34

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
meminta bantuan menyakinkan
14. Mengungkapkan 3. Hindari
ketidakmampuan untuk pengambilan
mengatasi masalah keputusan pada
15. Pengambilan risiko, saat pasien
Gangguan tidur berada dalam
16. Penyalahgunaan zat stress berat
17. Menggunakan koping 4. Berikaninformas
yang mengganggu i actual yang
perilaku adaptif terkait dengan
Faktor yang diagnosis, terapi
berhubungan dan prognosis
1. Gangguan dalam pola Anticipatory
penilaian ancaman, Guidance
melepas tekanan
2. Gangguan dalam pola
melepaskan tekanan /
ketegangan
3. Perbedaan gender
dalam strategi koping
4. Derajad ancaman yang
tinggi
5. Ketidakmampuan
untuk mengubah energi
yang adaptif
6. Sumber yang tersedia
tidak adekuat yang
diciptakan oleh
karakteristik hubungan
7. Tingkat percaya diri
yang tidak adekuat
dalam kemampuan
mengatasi masalah
8. Tingkat presepsi
kontrol yang tidak
adekuat
9. Ketidakadekuatan
kesempatan untuk
bersiap terhadap
stresor
10. Krisis maturasi, krisi
situasi
11. Ragu
12 Ganguuan citra tubuh NOC NIC
Definisi ; Konfusi dalam 1. Body image Body image
gambaran mental tentang 2. Self esteem enhancement
35

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
diri fisik individu Kriteria hasil : 1. Kaji secara
Batasan karakteristik : 1. Body image positif verbal dan non
1. Perilaku mengenali 2. MAmpu verbal respon
tubuh individu mengidentifikasi klien terhadap
2. Perilaku menghindari kekuatan personal tubuhnya
tubuh individu 3. Mendiskripsikan 2. Monitor
3. Perilaku memantau secara faktual frekuensi
tubuh individu perubahan fungsi mengkritik
4. Respon nonverbal tubuh dirinya
terhadap perubahan 4. Mempertahankan 3. Jelaskan
aktual pada tubuh (mis; interaksi sosial tentang
penampilan, stuktur, pengobatan,
fungsi) perawatan,
5. Respon nonverbal kemajuan dan
terhadap persepsi prognosis
perubahan pada tubuh penyakit
(mis ; penampilan 4. Dorong klien
struktur, fungsi) mengungkapka
6. Mengungkapkan n perasaannya
perasaan yang 5. Identifikasi arti
mencerminkan pengurangan
perubahan pandangan melalui
tentang tubuh individu pemakaian alat
(mis; penampilan, bantu
struktur, fungsi) 6. Fasilitasi
7. Mengungkapkan kontak d engan
persepsi yang individu lain
mencerminkan dalam
perubahan individu kelompok kecil
dalam penampilan
Objektif :
1. Perubahan aktual pada
fungsi
2. Perubahan aktual pada
struktur
3. Perilaku mengenali
tubuh individu
4. Perilaku memantau
tubuh individu
5. Perubahan dalam
kemampuan
memperkirakan
hubungan spesial tubuh
terhadap lingkungan
6. Perubahan dalam
kerterlibatan sosial
36

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
7. Perluasan batasan
tubuh untuk
menggabungkan objek
lingkungan
8. secara sengaja
menyembunyikan
bagian tubuh
9. Secara sengaja
menonjolkan bagian
tubuh
10. Kehilangan bagian
tubuh
11. Tidak melihat bagian
tubuh
12. Tidak menyentuh
bagian tubuh
13. Trauma pada bagian
yang tidak berfungsi
14. Secara tidak sengaja
menonjolkan bagian
tubuh
Subjektif :
1. Depersonalisasi
kehilangan melalui
kata ganti yang netral
2. Depersonalisasi bagian
melalui kata ganti
netral
3. Penekanan pada
kekuatan yang tersisa
4. Ketakutan terhadap
reaksi orang lain
5. Fokus pada
penampilan masa lalu
6. Perasaan negatif
tentang sesuatu
7. Personalisasi
kehilangan dengan
menyebukannya
8. Fokus pada perubahan
9. Fokus pada kehilangan
10. Menolak menverifikasi
perubahan aktual
11. Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Faktor yang
37

Tujuan dan Kriteria


No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
berhubungan :
1. Biosfisik, Kognitif
2. Budaya, Tahap
perkembangan
3. Penyakit, Cedera
4. Perseptual, Psikososial,
Spiritual
5. Pembedahan, Trauma
6. Terapi penyakit

2.1.7. Dizcharge Planning


1. Berikan dukungan dari keluarga
2. Lakukan latihan gerak : fisioterapi, okupasi dan psikoterapi
3. Dating ke psikolog diperlukan untuk mengkaji fungsi kognitif,
kepribadian status mental penderita dan keluarga
4. Makan makanan yang bergisi
5. Meningkatkan komunikasi
6. Berusaha mandiri dalam perawatan diri
7. Konsultasikan dengan dokter tentang tindakan pembedahan
8. Hindarkan faktor yang menyebabkan jatuh
9. Kenali penyebab dan pellajari terapi penyembuhannya
38

2.1.8. Komplikasi
Komplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu demensia,
aspirasi, dan trauma karena jatuh.

2.1.9. Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti
sebagai berikut :
1. Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan
ketika kekurangan dopamin.
2. Amantidin (Simetrel) yang dapat meningkatkan pecahan dopamin di
dalam otak.
3. Levodopa, merupakan prekursor dopamin, dikombinasi dengan
karbidopa, inhibitor dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-
dopa di dalam darah dan memperbaiki otak.
4. Bromokriptin (Parlodel), agonis dopamin yang mengaktifkan respon
dopamin di dalam otak.
5. Menggunakan monoamine oksidase inhibitor (MAOI) seperti deprenil
(Eldepryl) untuk menunda serangan ketidakmampuan dan kebutuhan
terapi levodopa.

2.2. Konsep Dasar Keperawatan


2.2.1. Pengkajian
1. Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.
2. Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi), dan fungsi motorik.
3. Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas.
4. Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.
5. Kaji tanda depresi.

2.2.2. Diagnosis dan Intervensi Keperawatan


1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia,
ngiditas otot, dan tremor.
Ditandai dengan :
39

DS : klien mengatakan sulit melakukan kegiatan ;


DO : tremor saat beraktivitas.
Intervensi :
Tujuan : Meningkatkan mobilitas.
 Bantu klien melakukan olahraga setiap hari seperti berjalan,
bersepeda, berenang, atau berkebun.
 Anjurkan klien untuk merentangkan dan olahraga postural sesuai
petunjuk terapis.
 Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk
membantu relaksasi otot.
 Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka.
 Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki
saat berjalan, menggunakan sepatu untuk berjalan dan berjalan
dengan langkah memanjang.
 Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik atau membantu
memperbaiki sensorik.
Evaluasi : Klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10
menit 2 kali sehari.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan kesulitan: menggerakkan makanan, mengunyah,
dan menelan,
Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan sulit makan, berhat badan berkurang,
DO : a. kurus,
b. berat badan >20% berat ideal,
c. pucat,
d. konjungtiva dan membran mukosa pucat.
Intervensi :
Tujuan : Mengoptimalkan status nutrisi.
 Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi
bersama-sama, mengangkat lidah dengan makanan di atasnya,
40

kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan menelan sambil


mengangkat kepala ke belakang.
 Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan
kedua dinding mulut,
 Beritahu klien ntuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar
dengan memegang kepala dan menelan secara perindik.
 Berikan rasa aman pada klien, makan dnegan stavil dan
menggunakan peralatan.
 Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan
(snack).
 Monitor berat badan.
Evaluasi : Klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kali
snack, tidak ada penurunan berat badan.
3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan
kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah.
Ditandai dengan :
DS : klien.keluarga mengatakan adanya kesulitan dalam berbicara ;
DO : a. kata-kata sulit dipahami,
b. pelo,
c. wajah kaku.
Intervensi :
Tujuan : Memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.
 Jaga komplikasi pengobatan.
 Rujuk ke terapi wicara.
 Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metode bernapas
untuk memperbaiki kata-kata, volume, dan intonasi.
- Napas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume
suara dan jumlah kata dalam kalimat pendek, membaca keras di
depan kaca atau ke dalam perekam suara (tape recorder) untuk
memonitor kemajuan.
- Latih otot wajah dengan tersenyum, cemberut, menyeringai dan
mengerutkan wajah.
41

Evaluasi : Klien dapat mengucapkan 4-5 kata per hari.


4. Konstipasi yang berhubungan dengan penurunan fungsi pergerakan dan
ketidakmampuan.
DS : klien mengatakan sulit BAB.
DO : a. BAB dengan cara mengejan,
b. peristaltik usus jelek,
c. sulit bergerak.
Intervensi :
Tujuan : Mencegah konstipasi.
 Berikan makan dengan kandungan serat yang cukup (sayuran, buah-
buahan, dan padi-padian).
 Gunakan toielt yang dpaat membantu posisi normal.
 Bantu klien BAB secara teratur.
Evaluasi : Klien dapat BAB setiap hari.
5. Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan
keterbatasan dengan kehilangan kebebasan.
Ditandai dengan :
DS : klien mengatakan sulit memecahkan masalah;
DO : a. tidak dapat mengekspresikan perasaannya,
b. bergerak dengan bantuan dan/atau alat,
c. sulit tidur,
d. pemahaman perilaku koping kurang adaptil,
e. kelelahan, sulit tidur.
Intervensi :
Tujuan : Menguatkan kemampuan koping
Perencanaan :
Klasifikasi Kriteria Hasil Keperwatan (nursing outeome classification)
 Agresion control coping
 Membuat keputusan (decision making)
 Kontrol impuls
 Prose informasi
 Melaksanakan peran
42

 Dukungan sosial
 Kriteria hasil lain yang berhubungan :
- Abuse behaviour self control.
- Mengontrol ansietas (anxiety control).
- Caregiver stressor.
- Konsentrasi.
- Crief resolution.
- Psychososial Adjustment, life change.
- Kualitas hidup.
- Pengawasan risiko: Penggunaan alkohol.
- Pengawasan risiko ; Penyalahgunaan obat.
- Pengawasan risiko ; Pemakaian rokok.
- Perilaku peran.
- Harga diri.
- Self mutilation restrain.
- Tidur.
- Kemampuan interaksi sosial.
- Suicide selft-restrain.
- Kesejahteraan.
2.2.3. Klasifikasi Intervensi Keperawatan (nirsing interventions
calssification)
 Anger control assistance.
 Kurangi cemas.
 Penatalaksanaan perilaku : Membahayakan diri sendiri.
 Penatalaksanaan perilaku : Seksual.
 Teknik tenang.
 Bangun hubungan kompleks.
 Perubahan koping.
 Konseling.
 Intervensi krisis.
 Penatalaksanaan delusi.
43

 Penatalaksanaan demensia.
 Distraksi.
 Penatalaksanaan lingkungan.
 Dukungan emosional.
 Setting pencegahan kebakaran.
 Impulse control training.
 Pengobatan.
 Penatalaksanaan mood.
 Pass facilitation.
 Relaksasi otot progresif.
 Terapi remisi.
 Pencegahan pemakaian substansi.
 Dukungan kelompok.
 Pembelajaran individu.
 Terapi kelompok.
 Bantu klien menerima realitas.
 Bantu menggunakan sarana dan prasarana seperti terapis, perawat
kesehatan, pekerja sosial, jaringan kerja sosial.Bantu melakukan
komunikasi terbuka, diskusikan perasaan, dan pertukaran informasi
tentang penyakit Parkinson.
 Berikan kesempatan pada klien untuk berperan dan berpartisipasi
dalam perencanaan dan evaluasi rencana pengobatan.
Evaluasi : Klien bertanya tentang penyakit Parkinson dan meminta
bantuan dari anaknya.
44

2.2.4. Patofisiologi

Factor predisposisi di Dopamine meipis dalam Kehilangan kelola dan


subtandisa nigra: usia & substansi nigra dan korpus subtansi nigra
arterioskleorosis, striatum
postenfalitis, induksi obat,
dan keracunan logam berat Globus palidus
mengeluarkan impuls yang
abnormal

Aliran darah serebral Kerusakan control gerakan Impuls globus pelidus ini
regional menurun volunteer yang memiliki tidak melakukan inhibisi
ketangkasan sesuai dan terhadap korteks
gerakan otomatis piramidalis dan
Manifestasi psikiatrik ekstrapiramidalis

Perubahan kepribadian,
psikosis, demensia, dan
Gangguan N. VIII Gangguan N. III
konfusi akut

Rekreditas deserebrasi Gangguan konstraksi otot-


Kognitif menurun otot bola mata
Presepsi menurun
Perubahan gaya berjalan,
kekakuan dalam Gangguan konvergensi
Kerusakan komunikasi beraktifitas
verbal
Pandangan kabur

Koping individu tidak


efektif Perubahan persepsi
sensorik visual

Perubahan aktifitas fisik Hambatan mobilitas fisik Resiko jatuh


umum

Konstipasi

Tremor ritmik bradikinesia Gangguan N. IX, X Manifestasi otonom

Kesulitan menelan Berkeringat, kulit


Perubahan wajah dan sikap berminyak, sering
tubuh dermatitis, rasa lelah
Ketidakseimbangan berlebihan, otot terasa
nutrisi kurang dari nyeri, hipotensi postural,
Gangguan citra tubuh kebutuhan tubuh
45

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Parkinson adalah penyakit gangguan saraf kronis dan progesif yang
ditandai dnegan gemetar, kekakuan, berkurangnya kecepatan gerakan, dan
ekspresi wajah kosong seperti topeng dengan salvias berlebihan. (Prof.
Zullies)
Penyakit parkinson merupakan penyalit kronis yang membutuhkan
penanganan secara holistikmeliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada
terapi untuk menyembuhkan penyalit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat
mengatasi gejala yang timbu. Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan
gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa di
hentikansampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan
menemani sepanjang hidupnya.

3.2. Saran
Demikian makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan pada ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti dan kurang lugas. Karena kami hanya manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

45
46

DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda , Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : Mediaction Jogja.

Batticaca,Fransisca. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan


Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika.

46

Anda mungkin juga menyukai