TETANUS
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dokumentasi Keperawatan
Oleh:
Nurcahyo diantoro
16612810
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan anugerah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Tetanus” .
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka penyusunan Makalah tidak
akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang
telah memberikan banyak bimbingan, arahan, motivasi kepada penulis. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Nurul Sri Wahyuni, M.Kep, selaku dosen pembimbing mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang telah memberikan arahan dan
motivasi sehingga memperlancar penulisan Makalah.
2. Ibu, Ayah tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material
sehingga terselesaikan Makalah ini.
3. Teman-teman Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo atas kerja sama dan motivsinya.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dalam
penyelesaian Makalah.
Dalam penulisan, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan penulis,
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi bidang keperawatan.
Penulis
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................................1
B. Masalah...........................................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Definisi.............................................................................................................................................3
B. Etiologi.............................................................................................................................................3
C. Manisfetasi Klinis.............................................................................................................................4
D. PATOGENESIS..................................................................................................................................5
E. Pengobatan Tetanus........................................................................................................................6
F. Rincian terapi...................................................................................................................................7
H. Patofisiologi.....................................................................................................................................8
I. Pemeriksaan penunjang..................................................................................................................9
1. Pengkajian...................................................................................................................................9
2. Analisis Data................................................................................................................................9
3. Diagnosa Keperawatan..............................................................................................................12
4. Intervensi...................................................................................................................................12
5. Evaluasi......................................................................................................................................27
ii
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................29
A. Kesimpulan....................................................................................................................................29
B. Saran..............................................................................................................................................29
Daftar pustaka...........................................................................................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tetanus atau mempunyai nama lain Lockjaw merupakan penyakit akut yang
menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh racun tetanospasmin yang
dihasilkan oleh Clostridium Tetani. Penyakit ini timbul jika kuman tetanus masuk ke
dalam tubuh melalui luka, gigitan serangga, infeksi gigi, infeksi telinga, bekas suntikan
dan pemotongan tali pusat. Dalam tubuh kuman ini akan berkembang biak dan
menghasilkan eksotoksin antara lain tetanospasmin yang secara umum menyebabkan
kekakuan, spasme dari otot bergaris.
Penyakit ini telah dikenal sejak zaman Hipocrates. Pada abad II Areanus the
Cappadocian melaporkan gambaran klinis tetanus, kemudian selama berabad-abad
penyakit ini jarang disebutkan. Pada tahun 1884, Carle dan Rattone menggambarkan
transmisi tetanus pada kelinci Percobaan.
Untuk itu kita akan mengkaji lebih jauh mengenai apa penyakit tetanus
bagaimana penyebaranya, bagaimana tanda gejala penyakit tetanus dan, bagaimana
penata laksannaan dan asuhan keperawatan penyakut tetanus.
B. Masalah
1
2
C. Tujuan
1. Bagi penulis
Dengan adannya tugas membuat LP dan Askep ini penulis dapat menambah ilmu dan
wawasan dalam ilmu penyakit dan keperawatan
2. Bagi dosen
Dengan adanya penulisan ini bisa dijadikan revrensi bagi dosen untuk membuat
materi perkuliahan atau sebagai media uuntuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan.
3. Bagi pembaca
Debgan adaanya tulisan ini penulis mengharapkan pembaca dapat menjadikantulisan
inisebagai rujukan dan media untuk menmbah wawasan ilm pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh toksin kuman Colostridium
tetani, dimanifestasikan dengan kejang otot secara paroksimal dandiikiti kekakuan otot
seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini tampak pada otot maseter dan otot rangka
(Hendrawanto cit. Soeparman)
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot atau spasme tanpa
disertai gamgguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan kuman secara langsung, tetapi
sebagai dampak eksotoksin (tetanoplasmin) yang dihasilkan oleh kuman pada sinaps
ganglion sambungan sumsum tulang belakang. Sambungan neuro muscular (neuro
muscular jungtion) dan syaraf autonom (sumarno 2002).
Tetanus disebut juga dengan "Seven day Disease ". Dan pada tahun 1890,
diketemukan toksin seperti strichnine, kemudian dikenal dengan tetanospasmin, yang
diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung bakteri. lmunisasi dengan mengaktivasi
derivat tersebut menghasilkan pencegahan dari tetanus. ( Nicalaier 1884, Behring dan
Kitasato 1890 ). Spora Clostridium tetani biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka
pada kulit oleh karena terpotong , tertusuk ataupun luka bakar serta pada infeksi tali pusat
(Tetanus Neonatorum)
E. Etiologi
3
4
Periode inkubasi (rentang waktu antara trauma dengan gejala pertama) rata-rata 7-
10 hari dengan rentang 1-60 hari. Onset (rentang waktu antara gejala pertama dengan
spasme pertama) bervariasi antara 1-7 hari. Minggu pertama regiditas, spasme otot.
Gangguan ototnomik biasanya dimulai beberapa hari setelah spasme bertahan sampai 1-2
minggu tapi kekakuan tetap bertahan lama. Pemulihan bisa memerlukan waktu 4 minggu.
(sudoyo Aru.dkk 2009)
Tetanus berdasarkan berdasarkan bentuk klinis dibagi menjadi:
1. Tetanus General yang merupakan bentuk paling sering, spasme otot, kakau kuduk,
nyeri tengorokan, kesulitan membuka mulut, rahang terkuunci (trismus), disfagia.
Timbul kejang menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstrimitas bagian bawah
pada mulanya, spasme berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit dan
terpisah oleh periode relaksasi.
2. Tetanus Neonatum biasa terjadi dalam bentuk general dan fatal akibatnaya jika tidak
ditangani, terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak di imunisasi
secara adkuat, regiditas, sulit menelan ASI, iritabilitas, spasme.
3. Tetanus Local biasnya ditandaidengan otot teras sakit, lalu timbul rebiditas dan
spasme pad bagian proksimal luar. Gejala itu dapat menetap dalam beberapa minggu
dan menghlang.
5
4. Tetanus Sefalik varian tetanus local yang jarang terjadi. Masa ingkubasi 1-2 hari
terjadi sesudah otitis media atau luka kepala atau muka. Paling menonjo adalah
disfungsi syaraf III, IV, VII, IX, dan XI tersering saraf otak VII diikuti tetanus umum.
Klasifikasi beratnya tetanus oleh Albert: (sudoyo Aru, dkk 2009)
1. Derajat I (ringan): trismus (kekakuan otot mengunyah) ringan sampai sedang,
spastisitas general, tanpa gangguan pernafasan, tanpa spasme, sedikit atau tanpa
disfagia.
2. Drajat II (sedang): trismus sedang, rigiditas yang nampak jelas, spasme singkat ringan
sampai sedang, gangguan pernafasan ringan sampai sedang RR > 30X/mnt, disfagia
ringan.
3. Derajat III (berat): trismusberat, spastisitas generaista, spasme reflek berkepanjangan,
RR >40x/mnt, serangan apnea, disfagia berat, takikardia >120x/mnt
4. Derajat IV (sangat berat): derajat tiga dengan gangguan otonomik berat melibatkan
sistim kardiovaskuier. Hipotensi berat dan takikardia terjadi berselingan dengan
hipotensi dan bradikardia, salah satunya dapat menetap komplikasi-komplikasi
tetanus. (Sudoyo Aru,dkk 2009)
G. PATOGENESIS
1. Toksin diabsorbsi pada ujung syaraf motorik dari melalui sumbu silindrik dibawa
kekornu anterior susunan syaraf pusat
2. Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk kedalam sirkulasi darah arteri
kemudian masuk kedalam susunan syaraf pusat.
H. Pengobatan Tetanus
I. Rincian terapi
1. Ketidakrfektifan bersihan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut
(adanya spasme pada otot faring)
2. Ketidakefektifan pola napas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot pernafasan.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
4. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial.
5. Gangguan ventilasi spontan b.d keletihan otot pernafasn karena adanya obstruksi
trachea brachial.
6. Ketidakefektifan termoregulasi b.d efek toksin (bakterimia)
7. Resiko infeksi b.d tindakan invasif (indikasi trakeostomi)
8. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi (hipoksis berat)
9. Resiko cidra b.d kejang spontan yang terus menerus (kurang suplai oksigen karena
addanya odema laring)
10. Nyeri akut b.d agen injury fisik, spasme ott, gerakan fragmen tulang.
11. Intoleransi aktifitas b.d kelemahanumum, imobilitas.
K. Patofisiologi
Invasi kuman melalui otitis
Tetanolisin Spora bentuk vegetatif masuk
media, luka tusuk, luuka
ke dalam tubuh
bakar, infeksi gigi, ulkus kulit
kronis, tali pusar.
Mnghambat
pelepasan asetikolin Retensi urin dan alvi Hipooksia berat
Penrunan O2 di otak
Tonus otot meningkat & Gangguan eliminasi
kontraksi otot meningkat
Kesadaran menurun
L. Pemeriksaan penunjang
1. Pengkajian
Pengkajian penyakit tetanus akan didapatkan sesuai dengan perjalanan patologis
penyakit. Keluhan pada minggu perrtama seperti spasme dan kaku otot rahang
(massester) menyebabkan kesukaran membuka mulut (trismus) pembengkakan, rasa sakit
dan kaku dari berbagai otot seperti otot leher, otot dada, merambat ke otot perut, otot
lengan dan paha, otot punggung, seringnya epistotonus, tetanik seizures (nyeri, kontraksi
otot yang kuat), iritabilitas, demam serta gejala penyerta lainnya, keringat berlebihan,
sakit menelan, spasme tangan dan kaki, produksi air liur, bab dan bak tidak terkontrol,
terganggunya pernapasan karena otot laring terserang.
Pada pengkajian riwayat kesehatan mungkin didapatkan insiden yang memicu
terjadinya penyakit tetanus seperti menginjak besi yang telah berkarat atau terpapar
kotoran kuda atau faktor penyebab lainya. dan kondisi lingkungan rumah tempat tinggal
yang tidak sehat, serta kebersihan perorangan yang kurang baik.
Pengkajian psikososial sering didapatkan adanya kecemasan dengan kondisi sakit
dan keperluan pemenuhan informasi tentang pola hidup higenis.
2. Analisis Data
Menurut Muttaqin dalam bukunya yang berjudul “Buku Ajar Asuhan
sebaiknya dilakukan persistem (B1-B6) dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan
B3 (Brain) yang terarah dan di hubungkan dengan keluhan-keluhan dari klien.
1. B 1 (Breathing)
Inspeksi ; apakah klien batuk, produksi sputum, sesak nafas,
penggunaan otot bantu nafas dan peningkatan frekuensi
pernafasan.
Palpasi ; taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
Auskultasi ; bunyi nafas tambahan seperti ronkhi karena peningkatan
produksi secret.
2. B 2 (Blood)
3. B 3 (Brain)
a) Tingkat kesadaran
b) Fungsi serebri
(3) Saraf III, IV dan VI ; dengan alasan yang tidak diketahui, klien mengalami
fotofobia atau sensitive berlebih pada cahaya.
(4) Saraf V ; reflek masester meningkat. Mulut mecucu seperti mulut ikan
(gejala khas tetanus)
11
d) Sistem motorik
e) Pemeriksaan refleks
f) Gerakan involunter
Tidak ditemukan tremor, Tic, dan distonia. Namun dalam keadaan tertentu
terjadi kejang umum, yang berhubungan sekunder akibat area fokal kortikal yang
peka.
4. B 4 (Bladder)
5. B 5 (Bowel)
6. B 6 (Bone)
12
3. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan hospitalisasi
4. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
5. Nyeri
6. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
7. Resiko trauma b/d kejang
4. Intervensi
misinformasi pigmentasi
Monitor turgor kulit
Faktor-faktor yang Monitor kekeringan,
berhubungan : rambut kusam, dan
Ketidakmampuan pemasukan mudah patah
atau mencerna makanan atau Monitor mual dan
mengabsorpsi zat-zat gizi muntah
berhubungan dengan faktor Monitor kadar albumin,
biologis, psikologis atau total protein, Hb, dan
ekonomi. kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan
17
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
Cemas kecemasan
Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
19
memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
Pertimbangkan usia
klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
5 Nyeri NOC : NIC :
Pain Level, Pain Management
Definisi : Pain control, Lakukan pengkajian
Sensori yang tidak Comfort level nyeri secara
menyenangkan dan Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
pengalaman emosional yang Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
muncul secara aktual atau nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi, kualitas
potensial kerusakan jaringan nyeri, mampu dan faktor presipitasi
atau menggambarkan adanya menggunakan tehnik Observasi reaksi
kerusakan (Asosiasi Studi nonfarmakologi untuk nonverbal dari
Nyeri Internasional): serangan mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
mendadak atau pelan mencari bantuan) Gunakan teknik
intensitasnya dari ringan Melaporkan bahwa komunikasi terapeutik
sampai berat yang dapat nyeri berkurang untuk mengetahui
diantisipasi dengan akhir yang dengan menggunakan pengalaman nyeri pasien
dapat diprediksi dan dengan manajemen nyeri Kaji kultur yang
durasi kurang dari 6 bulan. mempengaruhi respon
Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, nyeri
21
Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
bersih
Menempatkan saklar
lampu ditempat yang
mudah dijangkau
pasien.
Membatasi pengunjung
Memberikan
penerangan yang cukup
Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien.
Mengontrol lingkungan
dari kebisingan
Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan
Berikan penjelasan
pada pasien dan
keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status
kesehatan dan penyebab
penyakit.
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi keperawatan adalah sebagai berikut :
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan berat.
Tetanus ini biasanya akut dan menimbulkan paralitik spastik yang disebabkan
tetanospasmin. Tetanospamin merupakan neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium
tetani. Tetanus disebabkan oleh bakteri gram positif; Cloastridium tetani Bakteri ini
berspora, dijumpai pada tinja binatang terutama kuda, juga bisa pada manusia dan juga
pada tanah yang terkontaminasi dengan tinja binatang tersebut. Toksin tetanospamin
menyebar dari saraf perifer secara ascending bermigrasi secara sentripetal atau secara
retrogard mcncapai CNS.
B. Saran
29
Daftar pustaka
Nurarif, Amin huda dan Hardi Kusuma (penyusun). 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
BerdasarkanDiagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Medication Jogja.
Fransisca, B. Batticaca. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika
Ritarwan, Kingking. 2004. Tetanus. Digitized by USU digital library. Vol. 14,No. 4:49-61
Hamid,E.D, Daulay, AP, Lubis, CP, Rusdidjas, Siregar H : Tetanus Neonatorum in babies
Delivered by Traditional Birth Attendance in Medan, Vol. 25, Paeditrica Indonesiana,
Departement of Child Health, Medical School University of lndonesia, Sept-Okt 1985,
167 -17
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
30