SYOK HIPERGLIKEMI
Disusun Oleh :
NURUL KURNIAWATI
17613110
Penyusun
2. Etiologi
2.1 Predisposisi
Disfungsi kelenjar thyroid, adrenal dan pituitary glands
Kerusakan sel Beta
Pengangkatan pankreas
Penyakit intrakranial, ensefalitis, perdarahan otak, meningitis dan
tumor otak (khususnya yang berlokasi didekat pituitary glands)
Pankreas memproduksi insulin dalam jumlah yang sedikit (tidak
cukup)
Pankreas memproduksi insulin dalam batas normal, namun sel
tubuh tidak dapat merespon rangsangan dari insulin untuk
mengambil glukosa dalam darah
2.2 Presipitasi
Usia
Overweight
Hereditas anggota keluarga yang memiliki riwayat
hiperglikemia
Faktor imunologi respon autoimun, dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
(John, Ratery et al,. 2009).
3. Klasifikasi
A. Hiperglikemia sedang
Peningkatan kadar gula dalam darah pada fase awal dimana gula darah
dalam level >126 mg/dl untuk gula darah puasa.
B. Hiperglikemia berat
Peningkatan kadar gula dalam darah pada level 200mg/dl untuk gula
darah puasa setelah terjadi selama beberapa periodik tanpa adanya
hypoglikemic medication. Pada hiperglikemia kronis sudah harus
dilakukan tindakan dengan segera, karena dapat meningkatkan resiko
komplikasi pada kerusakan ginjal, kerusakan neurologi, jantung,
retina, ekstremitas dan diabetic neuropathy merupakan hasil dari
hiperglikemi jangka panjang.
(Frier, BM et al,. 2004).
4. Manifestasi Klinik
A. Hiperglikemia sedang
Pada hiperglikemia akut belum terlihat tanda dan gejala yang
bermakna, namun seseorang yang memiliki hiperglikemia akut
biasanya mengalami osmotik dieresis. Keadaan ini biasanya terjadi
karena kontrol gula darah yang rendah.
B. Hiperglikemia berat
Pada hiperglikemia kronis, biasanya seseorang sudah memiliki tanda
gejala yang bermakna diantaranya:
Polyphagia (Peningkatan frekuensi makan karena sering lapar)
Polydipsia (Peningkatan frekuensi minum karena sering haus)
Polyuria (Peigkatan urinary)
Blurred vision (penglihatan kabur)
Fatigue (sleepiness) (Kelelahan)
Weight loss (Kehilangan berat badan tanpa alasan)
Poor wound healing (Proses penyembuhan luka lama)
Dry mouth (Mulut kering)
Dry or itchy skin (Kulit kering atau gatal)
Tingling in feet or heels (Kesemutan pada ekstremitas)
Erectile dysfunction (Disfungsi ereksi)
Recurrent infections, external ear infections (swimmer's ear)
(Rentan terjhadap infeksi)
Cardiac arrhythmia (Peningkatan irama jantung)
Stupor (Kejang)
Coma (Koma)
Seizures (Pingsan)
(Jauch Chara K, et al,. 2007).
5. Pemeriksaan Penunjang
KGD
Bikarbonat serum
Ph
BUN
Hb/ Ht
6. Patofisiologi
Faktor predisposisi
Osmotik diuresis
Mual &
PH
muntah
Kehilangan
< volume cairan Poliuria Sodium, Cl,
Potasium & Asidosis
Fosfat Metabolik Gangguan
Polidipsi Glukosa
Nutrisi <
keluar
bersama kebutuhan
Hiperventilasi
Mobilisasi Lemak urin
Kolesterol mengendap pd
dinding Pembuluh Darah Resiko ketidak Astenia / energi <
seimbangan
elektrolit
Aterosklerosis Fatigue Gangguan
Retropati (Angiopati)
Nutrisi, O2, Gangguan Mengantuk (Infeksi) Luka
Integritas
< Retina
penglihatanMikrovaskuler
diabetik Nefropati
Ginjal ginjal
Gagal Jantung
IMA Makrovaskuler
Serebral
Stroke Aliran darah
Antibiotik
Ekstremitas saraf perifer sulit sembuh
Gangren
Kulit
7. Komplikasi
Hiperglikemia akan menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani
dengan tepat. Ketoasidosis merupakan salah satu komplikasi dari
hiperglikemia jangka panjang dimana tanda gejalanya antara lain: nafas
pendek, nafas bau buah, mual muntah dan mulut kering. Selain
ketoasidosis, hiperglikemia juga dapat meningkatkan komplikasi pada
gagal jantung dan ginjal. Jika hiperglikemia terjadi lama hal ini dapat
menyebabkan penurunan aliran darah terutama pada kaki dan terjadi
kerusakan saraf, sehingga kaki mudah mendapat luka dan sulit sembuh
(Gangren).
8. Penatalaksanaan Medis
Olahraga (namun jika gula darah diatas 240 mg/dl dan ketika diperiksa
terdapat keton dalam urin maka olahraga harus dihentikan)
Diet rendah gula
Terapi insulin
Hypoglicemic medication
9. Masalah Keperawatan
No. Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS: Nutrisi Kurang dari
Defisiensi Insulin
Pasien kebutuhan tubuh
mengatakan Glukoneogenesis
mual dan
Lemak
muntah
Pasien
Ketogenesis
mengatakan
nyeri abdomen Ketonemia
Mual
Pasien muntah
Anoreksia
mengatakan rasa
penuh secara
tiba-tiba
DO:
Nafas bau
aseton
Pucat
Hb rendah
Penurunan
nafsu makan
Diare
Bising usus
berlebihan
Konjungtiva
anemis
2. DS: Kekurangan volume
Defisiensi
Pasien Insulin cairan
mengatakan Hiperglikemia
sering haus
Pasien Glikosuria
mengatakan Osmotik
diuresis
sering buang air
kecil Dehidrasi
DO: Polidipsia
Keton dalam
Poliuria
urin
BUN
Nitrogen dalam
urin
Penurunan
turgor kulit
Membran
mukosa kering
TD turun, nadi
naik
Perubahan status
mental
Suhu tubuh
meningkat
Lemah
3. DS: Kerusakan
Defisiensi Insulin integritas
Pasien kulit
mengatakan Hiperglikemia
Difisit
Hemokonsentrasi
imunologi
Leukosit naik Trombosis
lapisan kulit
Ekstremitas
(dermis)
Gangguan pada Gangren
permukaan kulit
(epidermis) Kerusakan Integritas
Kulit
Turgor kulit
(elastisitas)
menurun
4. DS: Resiko
Hiperglikemia
Pasien ketidakseimbangan
mengatakan Tubulus renalis elektrolit
tdak dapat
sering haus menyerap
Pasien semua glukosa
mengatakan Glikosuria
sering buang air
Osmotik
DO:
Diuresis
Disfungsi
endokrin
Ketidak Poliuria
seimbangan
Kehilangan:
cairan
Sodium
(dehidrasi) Cl
Kerusakan Potasium
Fosfat
mekanisme
regulasi
(diabetes)
Disfungsi renal
Muntah
5. DS: Fatigue
Hiperglikemia
Pasien
mengatakan Protein negatif
tidak seimbang
lelah
Pasien BB turun namun
mengatakan polifagia
C. Kelelahan
NOC
Toleran aktivitas
Energy conservation
Status nutrisi: energi
NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kelelahan
pasien teratasi dengan kriteria:
Kemampuan aktivitas adekuat
Mempertahankan nutrisi adekuat
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
Menggunakan teknik energi konservasi
Mempertahankan interaksi sosial
Mengidentifikasi faktor fisik dan psikologis yang
menyebabkan kelelahan
No. Intervensi Rasional
NIC: Energy Management
1. Monitor dan catat pola dan Kurang istirahat dapat
jumlah tidur pasien menyebabkan kelelahan
2. Monitor lokasi Meminimalkan
ketidaknyamanan selama ketidaknyamanan agar pasien
beraktivitas tetap dapat beraktivitas
3. Monitor intake nutrisi pasien Status nutrisi yang buruk
dapat menjadi pemicu
penurunan energi pasien
4. Catat aktivitas yang dapat Mencegah aktivitas yang
meningkatkan kelelahan berlebihan agar energi pasien
tidak habis
5. Instruksikan pasien untuk Mengetahui gejala kelelahan
mencatat tanda dan gejala
kelelahan
6. Anjurkan manajemen Tetap melakukan aktivitas
aktivitas untuk mencegah namun ringan agar tidak
kelelahan terjadi komplikasi intoleran
aktivitas
7. Jelaskan kepada pasien Memberikan pendidikan dan
hubungan kelelahan dengan meningkatkan pemahaman
proses penyakit pasien
8. Tingkatkan batasan bedrest Istirahat yang lebih banyak
dan aktivitas dapat meningkatkan energi
12. Evaluasi
REFERENSI