Anda di halaman 1dari 18

1

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERGLIKEMI DI RUANG IGD RSUD dr.LOEKMONOHADI KUDUS

Disusun oleh :

Nama : Riana Prahesti

Nim : 62019040051

Prodi : Profesi Ners

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

Jalan Ganesha 1 Purwosari Kudus Telp./Faks.(0291)442993/437218 Kudus 59316 Website :


http://www.stikesmuhkudus.ac.id
2

1. Definisi
Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya
lebih, glyc artinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia merupakan
keadaan dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal (> 200 mg/dl atau
11,1 mmol/L) (Reference ranges for blood tests). Peningkatan glukosa dalam darah
terjadi ketika pankreas memiliki sedikit insulin atau ketika sel tidak dapat menerima
respon insulin untuk menangkap glukosa dalam darah (American Assisiation
Diabetes, 2000). Hiperglikemia berbeda dengan diabetes militus, hiperglikemia
merupakan tanda dari diabetes militus. Seseorang yang memiliki hiperglikemia belum
tentu memiliki penyakit diabetes militus. Namun ketika hiperglikemia semakin
kronis, hal ini bisa memicu timbulnya diabetes dan ketoasidosis (AIDS Info, 2005).

2. Etiologi
2.1 Predisposisi
 Disfungsi kelenjar thyroid, adrenal dan pituitary glands
 Kerusakan sel Beta
 Pengangkatan pankreas
 Penyakit intrakranial, ensefalitis, perdarahan otak, meningitis dan tumor otak
(khususnya yang berlokasi didekat pituitary glands)
 Pankreas memproduksi insulin dalam jumlah yang sedikit (tidak cukup)
 Pankreas memproduksi insulin dalam batas normal, namun sel tubuh tidak
dapat merespon rangsangan dari insulin untuk mengambil glukosa dalam
darah
2.2 Presipitasi
 Usia
 Overweight
 Hereditas  anggota keluarga yang memiliki riwayat hiperglikemia
 Faktor imunologi  respon autoimun, dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap
sebagai jaringan asing.
(John, Ratery et al,. 2009).
3

3. Klasifikasi
A. Hiperglikemia sedang
Peningkatan kadar gula dalam darah pada fase awal dimana gula darah dalam
level >126 mg/dl untuk gula darah puasa.
B. Hiperglikemia berat
Peningkatan kadar gula dalam darah pada level 200mg/dl untuk gula darah puasa
setelah terjadi selama beberapa periodik tanpa adanya hypoglikemic medication.
Pada hiperglikemia kronis sudah harus dilakukan tindakan dengan segera, karena
dapat meningkatkan resiko komplikasi pada kerusakan ginjal, kerusakan
neurologi, jantung, retina, ekstremitas dan diabetic neuropathy merupakan hasil
dari hiperglikemi jangka panjang.
(Frier, BM et al,. 2004).

4. Manifestasi Klinik
A. Hiperglikemia sedang
Pada hiperglikemia akut belum terlihat tanda dan gejala yang bermakna, namun
seseorang yang memiliki hiperglikemia akut biasanya mengalami osmotik
dieresis. Keadaan ini biasanya terjadi karena kontrol gula darah yang rendah.

B. Hiperglikemia berat
Pada hiperglikemia kronis, biasanya seseorang sudah memiliki tanda gejala yang
bermakna diantaranya:
 Polyphagia (Peningkatan frekuensi makan karena sering lapar)
 Polydipsia (Peningkatan frekuensi minum karena sering haus)
 Polyuria (Peigkatan urinary)
 Blurred vision (penglihatan kabur)
 Fatigue (sleepiness) (Kelelahan)
 Weight loss (Kehilangan berat badan tanpa alasan)
 Poor wound healing (Proses penyembuhan luka lama)
 Dry mouth (Mulut kering)
 Dry or itchy skin (Kulit kering atau gatal)
 Tingling in feet or heels (Kesemutan pada ekstremitas)
 Erectile dysfunction (Disfungsi ereksi)
4

 Recurrent infections, external ear infections (swimmer's ear) (Rentan


terjhadap infeksi)
 Cardiac arrhythmia (Peningkatan irama jantung)
 Stupor (Kejang)
 Coma (Koma)
 Seizures (Pingsan)
(Jauch Chara K, et al,. 2007).

5. Pemeriksaan Penunjang
 KGD
 Bikarbonat serum
 Ph
 BUN
 Hb/ Ht
5

6. Patofisiologi
Faktor predisposisi

Sel tidak mampu Defisiensi Inslunin


menerima
rangsangan insulin
Penurunan Glukoneogenesis
pemakaian glukosa
Sel tidak
oleh sel
menangkap glukosa
untuk dijadikan
energi Protein Lemak
 Nafas
aseton
Tubulus renalis tdk BUN
Hiperglikemia Ketogenesis  Mual
dpat menyerap
muntah
kembali semua
glukosa Nitrogen  Anoreksia
Glikosuria Urin Ketonemia

Osmotik diuresis
Mual &
PH
muntah
Kehilangan
< volume cairan Poliuria Sodium, Cl,
Potasium & Asidosis
Fosfat Metabolik Gangguan
Polidipsi Glukosa
Nutrisi <
keluar
bersama kebutuhan
Hiperventilasi
Mobilisasi Lemak urin

Metabolisme Lemak abnormal Protein negatif


tidak seimbang BB + polifagia

Kolesterol mengendap pd
dinding Pembuluh Darah Resiko ketidak Astenia / energi <
seimbangan
elektrolit
Aterosklerosis  Fatigue
 Mengantuk

Mikrovaskuler Makrovaskuler

Gangguan
Retina Ginjal Jantung Serebral Ekstremitas Integritas
Kulit

Retropati Nefropati IMA Stroke (Angiopati)


diabetik Aliran darah Gangren

< penglihatan Gagal ginjal Nutrisi, O2, Gangguan (Infeksi) Luka


Antibiotik saraf perifer sulit sembuh
6

7. Komplikasi
Hiperglikemia akan menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Ketoasidosis merupakan salah satu komplikasi dari hiperglikemia jangka panjang
dimana tanda gejalanya antara lain: nafas pendek, nafas bau buah, mual muntah dan
mulut kering. Selain ketoasidosis, hiperglikemia juga dapat meningkatkan komplikasi
pada gagal jantung dan ginjal. Jika hiperglikemia terjadi lama hal ini dapat
menyebabkan penurunan aliran darah terutama pada kaki dan terjadi kerusakan saraf,
sehingga kaki mudah mendapat luka dan sulit sembuh (Gangren).

8. Penatalaksanaan Medis
 Olahraga (namun jika gula darah diatas 240 mg/dl dan ketika diperiksa terdapat
keton dalam urin maka olahraga harus dihentikan)
 Diet rendah gula
 Terapi insulin
 Hypoglicemic medication

9. Masalah Keperawatan
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS: Nutrisi Kurang dari
Defisiensi Insulin
 Pasien kebutuhan tubuh
mengatakan Glukoneogenesis

mual dan
Lemak
muntah
 Pasien
Ketogenesis
mengatakan
nyeri abdomen Ketonemia
 Pasien
mengatakan rasa  Mual
muntah
penuh secara
 Anoreksia
tiba-tiba

DO:
7

 Nafas bau
aseton
 Pucat
 Hb rendah
 Penurunan
nafsu makan
 Diare
 Bising usus
berlebihan
 Konjungtiva
anemis
2. DS: Kekurangan volume
Defisiensi
 Pasien Insulin cairan
mengatakan Hiperglikemia
sering haus
 Pasien Glikosuria

mengatakan Osmotik
diuresis
sering buang air
kecil Dehidrasi

DO: Polidipsia

 Keton dalam
Poliuria
urin
 BUN
 Nitrogen dalam
urin
 Penurunan
turgor kulit
 Membran
mukosa kering
 TD turun, nadi
naik
 Perubahan status
mental
8

 Suhu tubuh
meningkat
 Lemah
3. DS: Defisiensi Insulin Kerusakan integritas kulit
 Pasien
mengatakan Hiperglikemia

nyeri pada luka


DO: Glikosuria

 Difisit
Hemokonsentrasi
imunologi
 Leukosit naik Trombosis

 Gangguan pada Aterosklerosis


bagian tubuh
 Kerusakan Makrovaskuler

lapisan kulit
Ekstremitas
(dermis)
 Gangguan pada Gangren
permukaan kulit
(epidermis) Kerusakan Integritas
Kulit
 Turgor kulit
(elastisitas)
menurun

4. DS: Resiko ketidakseimbangan


Hiperglikemia
 Pasien elektrolit
mengatakan Tubulus renalis
tdak dapat
sering haus menyerap
 Pasien semua glukosa

mengatakan Glikosuria
9

sering buang air


Osmotik
DO:
Diuresis
 Disfungsi
endokrin
 Ketidak Poliuria

seimbangan
Kehilangan:
cairan
 Sodium
(dehidrasi)  Cl
 Kerusakan  Potasium
 Fosfat
mekanisme
regulasi
(diabetes)
 Disfungsi renal
 Muntah

5. DS: Fatigue
Hiperglikemia
 Pasien
mengatakan Protein negatif
tidak seimbang
lelah
 Pasien BB turun namun
mengatakan polifagia

tidak tertarik Energi <


dengan
Fatigue
lingkungan
 Pasien
mengatakan
kurang energi
 Pasien
mengatakan
gagguan
konsentrasi
DO:
 Pasien tampak
penurunan
10

kemampuan
 Kurang energi
 Pasien tampak
letih

10. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
 Penurunan nafsu makan
 Faktor biologi
 Faktor ekonomi
 Ketidakmampuan mencerna makanan
 Ketidakmampuan menyediakan nutrisi adekuat
 Faktor psikologis
 Faktor kepercayaan
 Faktor sosial budaya
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan secara aktif
3. Kelelahan b.d
 Anemia, status penyakit, malnutrisi, kondisi fisik yang buruk dan gagguan
tidur
 Psikologis: cemas, depresi dan stress
 Lingkungan: kelembaban, cahaya, kebisingan dan suhu
4. Kerusakan integritas kulit b.d
A. Internal
 Perubahan status cairan
 Perubahan pigmentasi
 Perubahan turgor
 Ketidakseimbangan nutrisi
 Penurunan imun
 Kerusakan sirkulasi
 Kerusakan sensasi
B. Eksteral
 Substansi kimia
 Faktor usia
 Hipertermi
11

 Hipotermi
 Faktor mekanik
 Obat-obatan
 Kelembapan
 Immobilisasi
 Radiasi

11. Tujuan dan Intervensi Keperawatan


A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
NOC
 Status nutirisi: nutrisi adekuat
 Status nutrisi: intake makanan dan cairan
 Berat badan terkontrol
NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nutrisi teratasi dengan
kriteria:
 Albumin serum normal
 Hematokrit normal
 Tidak mual muntah
 Hb normal
 Toleran terhadap makanan
No. Intervensi Rasional
1. Kaji kebiasaan makan dan Mengetahui keadaan dan
kebutuhan makan kebutuhan nutrisi pasien sehingga
dapat diberikan pengaturan diet
yang adekuat
2. Pastikan diet yang dimakan Melancarkan sistem pencernaan
mengandung tinggi serat
3. Ajarkan pasien dan keluarga Mengetahui program diet pasien
membuat jadwal makanan
4. Monitor Hb Hb menurun dapat memperburuk
keadaan pasien  pasien akan
terlihat lemah
5. Berikan lingkungan yang nyaman Lingkungan yang nyaman dan
dan bersih bersih meningkatkan selera makan
12

dan menurunkan mual muntah


6. Monitor turgor kulit Mengetahui status distribusi nutrisi
ke kulit
7. Monitor mual dan muntah Mengetahui penyebab, frekuensi
mual dan muntah
8. Monitor pucat, kemerahan dan Pucat, kekeringan pada konjungtiva
kekeringan pada konjugtiva mengindikasikan kurang nutrisi
dan O2
9. Informasikan kepada pasien dan Kepatuhan terhadap diet mencegah
keluarga tentang pentingnya komplikasi
mematuhi diet yang telah
diprogramkan
10. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Hiperglikemia membutuhkan status
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang adekuat
nutrisi yang dibutuhkan pasien
10. Kolaborasi dengan dokter Menurunkan mual dan muntah
pemberian anti emetik
11. Pertahankan IV line Jika pasien rawat inap, maka IV
line dipertahankan untuk
membantu nutrisi pasien

B. Kurang volume cairan


NOC
 Keseimbangan cairan
 Hidrasi
 Status nutrisi: Intake makanan dan cairan
NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam deficit volume cairan
teratasi dengan kriteria hasil:
 Mempertahankan urin output
 Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal  (TD 90/60 – 120/90
mmHg), (Nadi 60-100 x/mnt) dan (Suhu 36,50-36,50C)
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi  elastisitas turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan
13

 Elektrolit dalam batas normal


 Intake oral dan intravena adekuat
 pH urin dalam batas normal

No. Intervensi (NIC) Rasional


1. Monitor status hidrasi (nadi kuat, Mengetahui keparahan dehidrasi
kelembaban membran mukosa) pasien
2. Monitor hasil lab yang sesuai Mengetahui jumlah BUN dan
dengan retensi caran (BUN, Hmt, elektrolit yang keluar bersama urin
osmolalitas urin, albumin dan total
protein)
3. Monitor TTV setiap 15 menit – 1 Mencegah resiko syok pada pasien
jam
4. Pertahankan intake dan output Keluaran dan masuka cairan harus
yang seimbang seimbang
5. Moitor intake dan output setiap 8 Mengetahui apakah keluaran dan
jam masukan seimbang atau belum
6. Berikan cairan oral Meningkatkan asupan cairan
7. Pasang kateter urin jika perlu Pasien yang mengalami fatigue dan
harus bed rest total maka
diperlukan kateter dan berguna
untuk kultur urin
8. Kolaborasi
 Pemberian IV line  Meningkatkan status hidrasi
 Jika tanda cairan berlebih  Hindari kelebihan volume
muncul memburuk cairan

C. Kelelahan
NOC
 Toleran aktivitas
 Energy conservation
 Status nutrisi: energi
NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kelelahan pasien
teratasi dengan kriteria:
14

 Kemampuan aktivitas adekuat


 Mempertahankan nutrisi adekuat
 Keseimbangan aktivitas dan istirahat
 Menggunakan teknik energi konservasi
 Mempertahankan interaksi sosial
 Mengidentifikasi faktor fisik dan psikologis yang menyebabkan kelelahan
No. Intervensi Rasional
NIC: Energy Management
1. Monitor dan catat pola dan jumlah Kurang istirahat dapat
tidur pasien menyebabkan kelelahan
2. Monitor lokasi ketidaknyamanan Meminimalkan ketidaknyamanan
selama beraktivitas agar pasien tetap dapat
beraktivitas
3. Monitor intake nutrisi pasien Status nutrisi yang buruk dapat
menjadi pemicu penurunan energi
pasien
4. Catat aktivitas yang dapat Mencegah aktivitas yang
meningkatkan kelelahan berlebihan agar energi pasien
tidak habis
5. Instruksikan pasien untuk mencatat Mengetahui gejala kelelahan
tanda dan gejala kelelahan
6. Anjurkan manajemen aktivitas Tetap melakukan aktivitas namun
untuk mencegah kelelahan ringan agar tidak terjadi
komplikasi intoleran aktivitas
7. Jelaskan kepada pasien hubungan Memberikan pendidikan dan
kelelahan dengan proses penyakit meningkatkan pemahaman pasien
8. Tingkatkan batasan bedrest dan Istirahat yang lebih banyak dapat
aktivitas meningkatkan energi

D. Kerusakan integritas kulit


NOC
 Integritas jaringan: kulit dan membran mukosa
 Peningkatan penyembuhan luka
NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kerusakan integritas
kulit teratasi dengan kriteria hasil:
15

 Integritas kulit yang baik bisa diperthankan (sensasi, elastisitas, temperatur,


hidrasi, pigmentasi)
 Tidak ada luka/lesi
 Perfusi jaringan baik
 Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kuli dan mencegah
terjadinya cedera berulang
 Mampu melindungi kulit, mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan
alami
 Menunjukkan proses penyembuhan
No. Intervensi Rasional
NIC: Pressure Management
1. Monitor status nutrisi pasien Mengetahui jenis kebutuhan nutrisi
pasien
2. Monitor kulit akan adanya Kemerahan mengindikasikan iritasi
kemerahan
3. Monitor aktivitas dan mobilisasi Immobilisasi / bed rest total
pasien menyebabkan dekubitus
4. Observasi luka: lokasi, dimensi, Mengetahui keparahan dan
kedalaman luka, karakteristik, tindakan apa yang akan dilakukan
warna cairan, granulasi, jaringan oleh perawat
nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal
5. Kaji lingkungan yang dapat Menghindari resiko infeksi
memperparah luka berulang
6. Cegah kontaminasi Menghindari infeksi
7. Anjurkan pasien untuk Menjaga agar kulit atau luka tidak
menggunakan pakaian yang tertekan
longgar
8. Oleskan lotion pada daerah yang Memberikan kelembaban
tertekan
9. Membersihkan area luka Mencegah kontaminasi
10. Ajarkan keluarga cara merawat Keluarga dapat memberikan
luka perawatan primer kepada pasien
ketika pasien pulang dari RS
11. Lakukan teknik perawatan steril Mencegah kontaminasi
12. Kolaborasi
 Antibiotik  Meminimalkan kontaminasi
 Analgesik  Menurunkan nyeri
16
17

REFERENSI

Abbas, kittabchi et al,. 2006. Hyperglycemic Crises in Diabetes Mellitus: Diabetic


Ketoasidosis and Hyperglycemic Hyperosmolar State. (online)
http://www.temple.edu/imreports/Reading/Hyperglycemic%20crises.pdf. Diakses
pada tanggal 26 Maret 2012.
Ahmad, ikhsanudin. 2002. Kegawatan Diabetik. (online) http://www.usu.ac.id.
slide_kegawatan_diabetik.pdf. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012.
AIDS Info. 2005. Side effect of anti-HIV Medications – Hiperglikemia. (online)
http://www.aidsinfo.nih.gov/ContentFiles/Hyperglycemia_FS_en.pdf. Diakses pada
tanggal 27 Maret 2012.
American Diabetes Association. 2004a. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.
[Online]. Available from: URL:
http://care.diabetesjournals.org/content/27/suppl_1/s5.full.
American Diabetes Association. 2004b. Hyperglycemia (High Blood Glucosa). (online)
http://www.medicinenet.com/hyperglycemia/page3.htm. Diakses pada tanggal 26
Maret 2012.
American Diabetes Association. 2004c. Hyperglycemia (Sign and Symptoms). (online)
http://www.medicinenet.com/hyperglycemia/page2.htm. Diakses pada tanggal 27
Maret 2012.
Anonymous. 2002. Diabetes Treatment and Care Blood Glucose - Control Hyperglycemia.
(online) http://www.diabetes.org.living with diabetes treatment and care blood
glucose control hyperglycemia.html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2012
Arifin, augusta et all,. 2000. Krisis Hiperglikemia Pada Diabetes militus. (online)
http://pustaka.unpad.ac.id.krisis_hiperglikemia_pada_diabetes_melitus.pdf. Diakses
pada tanggal 26 Maret 2012.
FKP Unair. 2012.Manual Prosedur Tatalaksana Hipoglikemia dan Hiperglikemia. (online)
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/MP-HPOHIPERGLIKEMIA.pdf. Diakses pada
tanggal 30 Maret 2012.
Hussain A, Vincent M. 2010. Diabetes Mellitus, type 1. (online)
http://emedicine.medscape.com/article/117739-overview. Diakses pada tanggal 28
Maret 2012.
18

Irfan. 2011. Hipoglikemia dan Hiperglikemia/Kenali gejala Hipoglikemia dan Hiperglikemia.


(online) http://obatuntukdiabetes.com/hipoglikemia-dan-hiperglikemia-kenali-gejala-
hipoglikemia-dan-hiperglikemia.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012.
Medical, news. 2012a. What Is Hyperglycemia?. (online) http://www.news-
medical.net/health/What-is-Hyperglycemia.aspx. Diakses pada tanggal 27 Maret
2012.
Medical, news. 2012b. Hyperglycemia effect. (online) http://www.news-
medical.net/health/Hyperglycemia-Effects.aspx. Diakses pada tangaal 29 Maret 2012.
Medical, news. 2012c. Hyperglycemia Symptoms. (online) http://www.news-
medical.net/health/Hyperglycemia-Symptoms.aspx. Diakses pada tanggal 28 Maret
2012.
Nanda Nursing Intervention. 2003. Hyperglycemic Hyperosmolar Nonketotic Symptoms and
Pathofisiology. (online) http://nanda-nursinginterventions. /hyperglycemic-
hyperosmolar-nonketotic.html. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012.
Qirtin. 2001. Asuhan Keperawatan Hiperglikemia. (online) http://www.qirtin.com/asuhan-
keperawatan-hiperglikemia. Diakses pada tanggal 30 Maret 2012.
WHO. 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycemia.
(online)http://www.idf.org/webdata/docs/WHO_IDF_definition_diagnosis_of_diabete
s.pdf

Anda mungkin juga menyukai