Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PRESENTASI JURNAL INTERVENSI TERAPI MUSIK

KLASIK SEBAGAI PENANGANAN DEPRESI PADA LANSIA


DI RUMAH SAKIT JIWA

Disusun Oleh :

1. Fathulhaq Hidayatullah
2. Imroatus Sholikhah
3. Sekar Pundi Nofianti

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017/2018
BAB I
ANALISIS JURNAL

A. Judul Jurnal Keperawatan Jiwa


“Intervensi Terapi Musik Klasik Sebagai Penanganan Depresi pada Lansia”
Peneliti : Hartin Suidah dan Eko Agus cahyono
Institusi : Akademik Keperawatan Dian Husada Mojokerto

B. Tujuan Analisis Jurnal


1. Tujuan Umum
Analisis jurnal ini ditujukan untuk mendiskusikan pengaruh terapi musik
klasik sebagai penanganan depresi pada lansia di Rumah Sakit Jiwa
2. Tujuan Khusus
Analisis jurnal ini ditujukan untuk mendiskusikan :
a. Pengertian Terapi musik klasik
b. Manfaat Terapi musik klasik
c. Prosedur pelaksanaan terapi musik klasik
d. Analisa Jurnal Pengaruh terapi musik klasik sebagai penanganan
depresi pada lansia di Rumah Sakit Jiwa
e. Penerapan terapi musik klasik di RSJ Soerojo Magelang berdasarkan
hasil penelitian

C. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian Quassy Experiment yang
menggunakan rancangan penelitian Pre-postest with Control Group. Penelitian
Eksperimen adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari pengaruh atau
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor
lain yang mengganggu (Arikunto, 2014). Pada Pre-postest with Control Group
observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan dan setelah
perlakuan. Observasi yang dilakukan sebelum perlakuan (01) disebut pre-test
dan observasi setelah perlakuan (02) yaitu post-test. Perbedaan antara 01 dan 02
yakni 02-01 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen
(Arikunto, 2014).
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 lansia yang berada di
Sampel dengan jumlah responden 28 yang dibagi menjadi 2, yaitu 14
responden pada kelompok perlakuan, 14 responden pada kelompok kontrol.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Random Sampling.
Teknik Random Sampling yaitu pngambilan sampel secara acak sederhana,
tehnik ini dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan mengundi (lottery
technique) atau dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak (random
number) (Notoatmodjo, 2010).
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
instrumen GDS (Geriatric Depression Scale). Geriatric Depression Scale
(GDS) merupakan salah satu instrumen yang paling sering digunakan untuk
mendiagnosis depresi pada usia lanjut. GDS dikembangkan dan divalidasi oleh
dua studi. Dalam salah satu studi, dipilih 100 soal dengan tipe jawaban ya/tidak
yang berguna untuk membedakan depresi pada usia lanjut dengan normal usia
lanjut, kemudian dipilih 30 pertanyaan yang mempunyai korelasi tertinggi
dengan total skor dengan 100 pertanyaan apabila diterapkan pada 100 volunter
usia lanjut di populasi. Dalam studi satunya, skala 30 pertanyaan divalidasi
dengan skala depresi lain, seperti skala depresi Zung (SDS), dan skala depresi
Hamilton (HAMD). Dari studi lain, didapatkan korelasi antara kriteria
klasifikasi (tidak depresi, depresi ringan, dan depresi berat) dengan masing-
masing skala GDS, SDS, dan HAMD didapatkan r=0,82 , r=0,69 , r=0,83 dan
semuanya secara statistik bermakna. Pada GDS-30 pertanyaan, didapatkan
sensitivitas 84% untuk skor di atas 11 dan spesifi sitas 95% dengan DSM III
sebagai baku emas. Karena pertanyaan yang panjang dan banyak pada GDS-30
pertanyaan, dikembangkan versi yang lebih pendek, bervariasi antara 15
pertanyaan dan 1 pertanyaan. Di antara versi-versi tersebut, GDS 15
pertanyaan paling sering digunakan untuk mendeteksi depresi pada lanjut usia
dan dapat berfungsi sebaik GDS 30 pertanyaan,5 meskipun fakta menunjukkan
bahwa GDS-15 sedikit berbeda dari GDS-30 dalam kemampuannya
mendeteksi depresi dan kapabilitasnya berbeda tergantung jenis kelamin,
pengaturan, dan acuan baku yang digunakan (ICD atau DSM). Menurut PPDGJ
III, gejala-gejala depresi terdiri dari: Afek depresif, Berkurangnya minat dan
kegembiraan, Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah danmenurunya aktivitas, Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang, Gagasan tentang rasa bersalah dan
tidak berguna, Pandangan masa depan yang suram dan Pesimistis, Gagasan
atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, Tidur terganggu, Nafsu
makan berkurang
Berdasarkan gejala di atas, pasien yang didiagnosis depresi dapat
digolongkan dalam episode depresi ringan, sedang, dan berat sebagai berikut:
1. Episode depresi ringan: Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
utama ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lain
2. Episode depresi sedang: Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
utama ditambah sekurang-kurangnya 3 dari gejala lain.
3. Episode depresi berat: Semua 3 gejal utama depresi harus ada ditambah
sekurang-kurangnya 4 dari gejala lain.

D. Hasil Penelitian
1. Besaran Hasil
a. Tingkat depresi sebelum dilakukan terapi musik klasik (pre-test)
- Pada kelompok perlakuan rata-rata sebesar 17,57
- Pada kelompok kontrol rata-rata sebesar 18,64
b. Tingkat depresi setelah dilakukan terapi musik klasik (post-test)
- Pada kelompok perlakuan rata-rata sebesar 15.07
- Pada kelompok kontrol rata-rata sebesar 18.07
2. Nilai Signifikasi
Berdasarkan hasil uji statistik dengan willcoxson menggunakan spss for
windows 16 menunjukan bahwa hasil untuk kelompok perlakuan 2
kelompok kontrol diketahui bahwa nilai p-value (six-2 tailled) adalah
0,002, karena nilai p-value <0,05 maka H1 diterima yang berarti ada
pengaruh terapi musik klasik terhadap depresi pada lansia di UPT Panti
Werdha Mojopahit Mojokerto.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesahihan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan oleh Hartin Suidah dan Eko Agus
Cahyono tahun 2017 di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto yang berjudul
“Intervensi Terapi Musik Klasik Sebagai Penanganan Depresi pada Lansia”
merupakan penelitian Quasy Experiment.
Metode yang digunakan adalah pendekatan Pre-Post Test With
Control Group Design. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Sugiyono (2016) yang menyatakan bahwa metode pendekatan Pre-Post
Test With Control Group Design yaitu peneliti membagi menjadi dua yaitu
kelompok control (pembanding) dan kelompok perlakuan (mendapat terapi
musik). Dengan menggunakan desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrl memiliki karakteristik yang sama, karena diambil secara acak
(random) dari populasi yang homogen pula. Kemudian peneliti
membandingkan kedua kelompok tersebut. Dimana dalam desain ini kedua
kelompok terlebih dahulu di beri tes awal (pretest) dengan tes yang sama.
Setelah diberi perlakuan, kedua kelompok di tes dengan tes yang sama sebagai
tes akhir (posttest) Hasil penelitian dengan desain tersebut dapat diketahui
lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner. Hal ini
sesuai dengan teori Arikunto, 2014 yang menjelaskan bahwa kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data atau informasi yang memungkinkan
analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik
beberapa orang. Kuisioner yang digunakan adalah skala GDS yang sudah diuji
kevalidannya. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana akurasi seuatu alat ukur (Azwar, 2014). Alat pengukur depresi
GDS merupakan alat yang sudah baku karena merupakan alat yang sah untuk
mengukur depresi dan tidak perlu diujikan validitas-reliabilitas.
Untuk mengetahui efektivitas terapi musik yang dilakukan, digunakan
uji wilcoxon yang dihitung menggunakan aplikasi SPSS 16.0 for windows, hal
ini sesuai dengan teori Sugiyono (2016) yang menyatakan bahwa ji wilcoxon
digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari
dua data apakah berbeda atau tidak.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan willcoxson menggunakan spss
for windows 16 menunjukan bahwa hasil untuk kelompok perlakuan 2
kelompok kontrol diketahui bahwa nilai p-value (six-2 tailled) adalah 0,002,
karena nilai p-value <0,05 maka H1 diterima. Hal ini sesuai dengan teori
Sugiyono (2016) yang menyatakan bahwa uji hipotesis jika H1 diterima yang
artinya ada pengaruh terapi musik klasik terhadap depresi pada lansia.

B. Analisis SWOT
1. Kelebihan
Kelebihan penelitian eksperimen dalam penelitian ini
a. Variabel dalam penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib
dengan menetapkan perlakuan dan kontrol terhadap variabel yang
ditentukan seperti dalam penelitian ini yakni lansia yang mendapatkan
perlakuan
b. Adanya pengelompokkan data sebelum dan sesudah perlakuan sebagai
bukti pembanding
c. Penelitian hanya memusatkan diri pada pengontrolan variansi untuk
memaksimalkan variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian,
variabel-variabel peganggu yang mungkin mempengaruhi hasil
eksperimen yang bukan menjadi tujuan penelitian.
d. Kemudahan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan sebab-akibat
yang dihasilkan pada penelitian eksperimen lebih kuat dibandingkan
non-eksperimen
e. Kemudahan untuk menguji hipotesis tentang adanya pengaruh tindakan
itu jika dibandingkan dengan tindakan lainnya
f. Kemampuan untuk memanipulasi secara tepat pada variabel yang
diinginkan penelitian
2. Kelemahan
Sedangkan kelemahan dalam penelitian ini adalah
a. Penulisan abstrak tidak ditulis atau dipaparkan dengan dua bahasa
b. Isi dari abstrak melebihi 200 kata
c. Penelitian eksperimen sulit digeneralisasikan dalam kesehari-harian
karena kondisi penelitian eksperimental sangat terkontrol sehingga
situasinya tidak seperti dalam kehidupan sehari-hari
d. Pelaksanaan penelitian eksperimen membutuhkkan waktu lama, mulai
dari proses sampai mendapatkan hasil
e. Tidak ada jaminan bahwa teknik terapi musik klasik adalah satu-
satunya factor penurun depresi, bahkan factor utama yang menimbulkan
penurunan depresi seperti motivasi diri, lingkungan, tingkat depresi,
factor persepsi biologis.
3. Kesempatan
Kesempatan pada penelitian ini adalah :
Terdapat fenomena depresi yang muncul pada klien lansia selama
perawatan di RSJ yang dapat menghambat pemulihan atau perbaikan
kondisi klien. Data tersebut didapatkan dari pengukuran GDS (Geriatric
Depresion Scale). Terapi musik klasik dapat di terapkan di RSJ khususnya
ruangan geriatri (lansia), karena terdapat fasilitas yang mendukung, tipe
recorder, pengeras suara, DVD, TV. Dimana setiap perawat dapat
melakukan terapi musik tersebut.
4. Ancaman
Ancaman pada penelitian ini adalah :
Kemampuan klien dalam melakukan teknik terapi musik klasik yang
berbeda-beda dikarenakan latar belakang dan kondisi klien yang
bervariasi. Kondisi emosional klien yang berbeda-beda (sedih, jengkel,
marah).
BAB III
IMPLIKASI KEPERAWATAN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartin Suidah dan Eko Agus
Cahyono tahun 2017 di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto yang berjudul
“Intervensi Terapi Musik Klasik Sebgai Penanganan Depresi pada Lansia”
merupakan penelitian Quasy Experiment dengan intervensi terapi musik
dengan sampel 48 orang dan pengukuran menggunakan skala GDS. Pada
penelitian ini didapatkan responden mengalami depresi tingkat ringan-sedang,
setelah dilakukan terapi relaksasi progresif terdapat penurunan tingkat depresi
yang bermakna pada kelompok perlakuan dengan nilai p = 0,002.
Berdasarkan alasan di atas, penggunaan teknik terapi musik klasik
dapat dilakukan di RSJ Soerojo karena beberapa alasan yaitu siapapun dapat
melatih pelaksanaan teknik terapi musik klasik dengan mempelajari SOP
pelaksanaan teknik terapi musik, syarat penggunaan teknik ini adalah klien
dengan depresi namun kooperatif, pembelajaran teknik ini dapat dilakukan
dalam TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) dengan menyeleksi sebelumnya klien
dengan tingkat depresi yang sama dengan mengukur depresi menggunakan
skala GDS.
Teknik terapi musik klasik mudah dilakukan, jadi tidak harus dengan
expert atau seorang ahli, akan tetapi dapat diadakan pelatihan oleh ahli
sehingga dapat dilakukan di wisma dan disusun SOP untuk tuntunan
pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Kustanti, E.& Widodo, A. (2008). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap


Perubahan Status Mental Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol 1 Nomor 3,
September 2008: 131-136.

Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta.

Sumarjono, Sujono. (2010). Panduan Lulus Tes Masuk Prajurit TNI. Yogyakarta :
Diva Press

Anda mungkin juga menyukai