K KHUSUSNYA
NY.K DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RASA NYAMAN
NYERI DENGAN GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL: RHEUMATOID ARTHRITIS DI
WILAYAH RT 12 RW 02 KELURAHAN UTAN PANJANG
KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
Disusun Oleh :
ANDINI ULFIYA RAHMAT
2014750004
Mengetahui,
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb.
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah penulis haturkan atas nikmat yang
tiada henti-hentinya Allah berikan kepada penulis atas Ridho dan izinNyalah
penulis bisa menyelesaikan pembuatan Makalah ilmiah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Ny.K khususnya Ny.K dalam memenuhi kebutuhan
Rasa Nyaman Nyeri dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Rheumatoid
Arthritis di wilayah Rt 12 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat” Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan Program D-III Keperawatan RSIJ FIK UMJ.
Tersusunnya makalah ilmiah ini tidak luput berkat adanya dukungan, bantuan,
serta bimbingan baik moril maupun materil yang telah diberikan dari berbagai
pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini sehingga
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
1. Allah SWT sebagai tempat curahan hati yang tiada pernah mengeluh dan
tidak pernah lelah memberikan penulis kesempatan untuk menjadi lebih
baik, atas kehendakNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah
ini dengan mengharap ridho dari-Nya.
2. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan UMJ.
3. Ibu Ns. Titin Sutini. M.Kep.,Sp.Kep.An selaku ketua Prodi D-III
Keperawatan FIK UMJ.
4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana. M.Kes selaku wali akademik angkatan XXXII
dan selaku dosen pembimbing yang selalu mengarahkan, memotivasi dan
membimbing penulis sehingga dapat terselesaikan makalah ilmiah ini.
5. Ns. Lily Herlina,Sp.Kep.Kom selaku dosen penguji dalam siding makalah
ilmiah ini.
6. Untuk bapak/ibu dosen institusi beresta staf prodi D-III Keperawatan FIK
UMJ yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat selama penulis
mengikuti proses perkuliahan.
7. Untuk keluarga Ny.K yang dapat sangat kooperatif selama pemberian
asuhan keperawatan.
8. Untuk kedua orang tuaku yang sangat tersayang, Ayah yang tiada hentinya
untuk memberikan dukungan moril maupun materil dan memotivasi yang
sangat luar biasa dan untuk Ibuku yang selalu sabar dalam mendengarkan
keluh kesah selama penulisan ini berlangsung, dan juga memberikan
nasihat untuk menjadi lebih baik.
9. Untuk sahabat sahabatku Vindy, Eki, Fitrah, Novita, dan Sarifah
terimakasih untuk waktunya selama penyusunan ini dan tidak pernah lelah
untuk membantu dan memotivasiku untuk terus berdo’a dan berusaha.
10. Untuk teman teman Angkatan XXXII, Terimakasih telah memberikan
banyak memori selama 3 tahun ini.
Akhir kata semoga Karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar persetujuan...................................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISIBAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………….1 ...........v
A. Pengkajian Keperawatan……………………………………………..41
B. Diagnose Keperawatan……………………………………………….60
C. Perencanaan Keperawatan……………………………………………61
D. Pelaksanaan Keperawatan……………………………………………80
E. Evaluasi Keperawatan………………………………………………..84
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………...85
A. Pengkajian Keperawatan……………………………………………..85
B. Diagnose Keperawatan……………………………………………….87
C. Perencanaan Keperawatan……………………………………………88
D. Pelaksanaan Keperawatan……………………………………………89
E. Evaluasi Keperawatan………………………………………………..89
BAB V PENUTUP……………………………………………………………...90
A. Kesimpulan…………………………………………………………..90
B. Saran…………………………………………………………………91
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………......92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari hasil data kesehatan yang ada di puskesmas kemayoran pada tahun
2011 warga yang menderita Rheumatoid Arthritis berjumlah 3.723 jiwa,
sedangkan pada tahun 2012 berkisat sekitas 6.631 jiwa itu menunjukan
peningkatan yang sangat tinggi, itu karena kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap penyakit Rheumatoid Arthritis dan gaya hidup yang
kurang sehat.
Untuk itu penulis mengambil judul karya tulis ilmiah rheumatoid arthritis
untuk mempelajari lebih jauh tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga
Ny.K khususnya Ny.K dalam memenuhi kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri
dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Rheumatoid Arthritis di
wilayah Rt 12 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran
Jakarta Pusat”
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman pasa sistem Muskuloskeletal rheumatoid
arthritis.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
b. Mampu menganalisa data untuk merumuskan masalah pada
keluarga dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri
rheumatoid arthritis.
c. Mampu menyusun diagnosa pada keluarga dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
d. Mampu memprioritaskan masalah keperawatan dengan cara
scoring.
e. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan
gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
f. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan keluarga pada
gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
g. Mampu melakukan evaluasi pada keluarga dengan gangguan
kebutuhan dasar rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam
bentuk narasi.
i. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat,
serta dapat mencari solusinya.
j. Mampu memberikan sumbang saran untuk meningkatkan asuhan
keperawatan keluarga.
C. RUANG LINGKUP
Dalam karya tulis ilmiah penulis membatasi ruang lingkup dalam asuhan
keperawatan pada keluarga dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman
nyeri rheumatoid arthritis. Penulis hanya melakukan asuhan keperawatan
pada masalah yaitu: “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.K khususnya
Ny.K dalam memenuhi kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Rheumatoid Arthritis di wilayah Rt
12 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat” yang dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 5 mei 2017 sampai
dengan 9 mei 2017.
D. METODE PENULISAN
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode
deskriptif dengan teknik studi kepustakaan dan studi kasus. Untuk
memperoleh gambaran dan informasi yang diperlukan, dengan ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan
observasi.
1. Wawancara dilakukan langsung dengan keluarga dan pasien untuk
mendapatkan data-data yang akurat dan jelas mengenai masalah
pasien.
2. Observasi, dilakukan langsung pada keluarga dan pasien yang
bersangkutan mengenai perkembangan, pengobatan, perawatan, hasil
tindakan yang telah diberikan serta data-data yang terkait dengan
lingkungan keluarga.
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas kesenjangan antara asuhan keperawatan menurut teori dengan
tinjauan kasus dari pengkajian keperawatan sampai evaluasi keperawatan
sesuai dengan kasus yang diambil.
BAB V KESIMPULAN
1. Kesimpulan dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
2. Saran, untuk meningkatkan kinerja perawat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya
dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan
lingkungan (Suarjana, 2009).
3. Patofisiologi
4. Gambaran klinis
Gambaran klinis Rheumatoid Arthtritis adalah sebagai berikut :
a. Kekakuan dipagi hari : biasanya kurang lebih berlangsung selama
1 jam
b. Pembengkakan 3 sendi atau lebih : pembengkakan sendi objektif
c. Pembengkakan sendi pergelangan tangan, MCP, atau PIP
d. Gambaran radiologi yang khas : gambaran yang paling lazim
adalah osteopenia peri artikular
e. Nodul subkutan : pada permukaan ekstensor siku, tonjolan tulang
pada punggung atau bahkan disepanjang perjalanan tendo archiles.
5. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis ditentukan oleh stadium dan tingkat keparahan
penyakit.
a. Nyeri, pembengkakan, sensasi hangat, eritema, dan kurangnya
fungsi pada sendi adalah gejala klasik.
b. Palpasi sendi mengungkapkan adanya jaringan yang menyerupai
spons atau lunak.
c. Cairan biasanya dapat di aspirasi dari sendi yang meradang
(inflamasi).
6. Komplikasi
a. Kerusakan pada sendi
b. Peradangan pada otot jantung
c. Gagal pernafasan
d. Gagal ginjal
e. Penyakit saluran cerna
f. Osteoporosis
7. Pemeriksaan penunjang
a. Laju endap darah (LED) meningkat (80-100 mm/h) kembali (v)
sewaktu gejala-gejala meningkat.
b. Protein c-reaktif: positif
c. Sel darah putih: positif meningkat pada waktu timbul proses
inflamasi sampai 500-50.000 mm/h dan tampak keruh
d. Reaksi-reaksi aglutinasi: positif lebih pada 50%
e. Ig (Ig M dan E): peningkatan besar menunjukan proses autoimun
sebagai penyebab Rheumatoid Arthritis.
f. Sinar X dari sendi yang sakit: menunjukan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoarthritis yang terjadi secara bersamaan.
g. Scan radio nuklida: identifikasi peradangan sinovium
h. Artroposi langsung, aspirasi cairan synovial
i. Biopsy membrane synovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
8. Penatalaksanaan
a. Pendidikan: meliputi tentang patofisiologi, penyebab, tanda, dan
gejala semua komponen program penatalaksanaan termasuk
regimen.
b. Istirahat: pasien membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali
waktu beraktivitas diikuti oleh masa istirahat.
c. Latihan fisik dan termoterapi: latihan dapat bermanfaat dalam
mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif
dan pasif pada semua sendi sedikitnya 2 kali sehari.
d. Kompres: kompres hangat pada daerah sendi dan sakit, dan
bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri.
e. Diet seimbang: karbohidrat, protein, lemak. Makanan yang tidak
boleh dimakan seperti jeroan, kembang kol, bayam, emping, daun
singkong, makanan yang boleh dimakan seperti tempe, tahu,
daging sapi, daging ayam, sayur kangkung, buah-buahan, nasi dan
susu.
f. Terapi pengobatan: bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan, obat-obat yang di pakai untuk mengurangi nyeri,
meredakan peradangan dan mengubah perjalanan penyakit.
g. OAINS (obat anti inflamasi non steroid) diberikan sejak dini untuk
mengatasi nyeri akibat inflamasi. OAINS yang dapat diberikan:
Aspirin mulai dosis 3-4 x/hari. Ibuprofen, nafroxen, poriksikam,
diklofenak dan sebagainya.
h. DMARD (Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs) gunanya
untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi
akibat arthritis rheumatoid, jenis-jenis yang digunakan adalah:
1. Klorokuin fosfat 250 mg/hari
2. Sulfasalazin dalam dosis 1x500 mg/hari
3. D-oenisilamin dosisnya 250-300 mg/hari
4. Kortikosteroid: dosis rendah prednisone 5-7,5 mg (dosis
tunggal pagi hari) sangan bermanfaat sebagai bridging terapi
dalam mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Rehabilitasi: bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien
caranya dengan mengistirahatkan sendi yang sakit.
2. Fisiologi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut
dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak
dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai
adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang
timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu
cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan. Hal ini termasuk dalam
kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan
nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke
dalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tertusuk dan nyeri
terbakar.
Nyeri somatic dan nyeri visceral ini umumnya bersumber dari kulit
dan jaringan dibawah kulit (superficial) pada otot dan tulang. Nyeri
menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,
umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ visceral. Nyeri
psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang
timbulakibat psikologis. Nyeri phantom adalahn hyeri yang
disebabkan karena salah satu ekstermitas diamputasi. Nyeri neurologis
adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang
atau dibeberapa jalur syaraf.
4. Stimulasi Nyeri
1. Teori nyeri
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran social, seperti: suami, istri, anak, kaka, dan adik.
4. Mempunyai tujuan: menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan social anggota.
2. Tipe Keluarga
1. Tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua
(kakek nenek), dan keponakan.
f. The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian,
atau karena ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan).
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di
luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
“weekends” atau pada waktu-waktu tertentu.
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televise, telepon, dan
lain-lain.
j. Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
k. The single adult living alone/single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti: perceraian atau
ditinggal mati.
2. Non Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama; sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagaimana ‘marital partners’.
f. Cohabitating family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
g. Group marriage-family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagai sesuatu termasuk seksual dan membesarkan
anaknya.
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya.
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara didalam waktu sementara, pada
saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga aslinya.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupan.
4. Fungsi Keluarga
1. Affection
a) Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan
b) Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual
c) Menambah anggota baru
2. Security and acceptance
a) Mempertahankan kebutuhan fisik
b) Menerima individu sebagai anggota
3. Identity and satisfaction
a) Mempertahankan motivasi
b) Mengembangkan peran dan self-image
c) Mengidentifikasi tingkat social dan kepuasan
4. Affiliation and companionship
a) Mengembangkan pola komunikasi
b) Mempertahankan hubungan yang harmonis
5. Socialization
a) Mengenal kultur (nilai dan perilaku)
b) Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal
c) Melepas anggota
6. Controls
a) Mempertahankan control social
b) Adanya pembagian kerja
c) Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada
1. Fungsi keagamaan
a. Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga.
b. Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah laku
hidup sehari-hari seluruh anggota keluarga.
c. Memberikan contoh konkret dalam hidup sehari-hari dalam
pengalaman dari ajaran agama.
d. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak
tentang keagamaan yang tidak atau kurang diperolehnya
disekolah dan di masyarakat.
e. Membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan keluarga beragama
sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
2. Fungsi budaya
a. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa
yang ingin dipertahankan.
b. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
c. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga, anggotanya
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative
globalisasi dunia.
d. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya dapat berperilaku yang baik (positif) sesuai dengan
norma bangsa Indonesia dalam menghadapi
tantangan globalisasi.
e. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang
dengan budaya masyarakat/bangsa untuk menunjang
terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
3. Fungsi cinta kasih
a. Menumbuh-kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada
antar-anggota keluarga (suami-isteri-anak) ke dalam
symbolsimbol nyata (ucapan, tingkah laku) secara optimal dan
terus menerus.
b. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar-anggota
keluarga maupun antar-keluarga yang satu dengan lainnya
secara kuantitatif dan kualitatif.
c. Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan
ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang.
d. Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup
ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
4. Fungsi perlindungan
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari
rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar
keluarga.
b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari
berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga
sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
5. Fungsi reproduksi
a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi
keluarga sekitarnya.
b. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan
keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
c. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang
berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan
jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga.
d. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal
yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
6. Fungsi sosialisasi
a. Menyadari, merencanakan, dan menciptakan lingkungan
keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang
pertama dan utama.
b. Menyadari, merencanakan, dan menciptakan kehidupan
keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan
dari berbagai konflik dan permasalahan yang di jumpainya,
baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
c. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang halhal
yang diperlukannya untuk meningkatkan kematangan dan
kedewasaan (fisik dan mental), yang tidak/kurang diberikan
oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.
d. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi
anak, tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan
dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
7. Fungsi ekonomi
a. Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan
dan perkembangan kehidupan keluarga.
b. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran keluarga.
c. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi,
selaras, dan seimbang.
d. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal
untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
8. Fungsi pelestarian lingkungan
a. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
intern keluarga.
b. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
ektern keluarga.
c. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
yang serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga
dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.
d. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil
bahagia sejahtera.
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus
tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat
diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
seharihari), lugas dan sederhana (Suprajitno, 2004).
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk
mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga (Santun setiawati,
2008).
a. Tahap pengkajian
Tahap ini merupakan pengumpulan informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Data yang dikumpulkan meliputi :
1) Data umum
Data ini mencakup kepala keluarga (KK), umur, alamat dan
telepon, pekerjaan dan pendidikan KK, dan komposisi keluarga.
Selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya.
2) Genogram
Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram : a)
Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
b) Umur anggota keluarga ditulis pada symbol laki-laki atau
perempuan
c) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah symbol lakilaki
atau perempuan
d) Penggunaan symbol dalam genogram
3) Kebutuhan sehari-hari
a) Kebutuhan nutrisi
Menjelaskan tentang hasil identifikasi makanan sehari-hari
pada keluarga, meliputi pengadaan makanan, komposisi
makanan, penyajian makanan, diit/pantangan dalam keluarga,
pengelolaan makanan, pengelolaan air minum, pemenuhan
nutrisi keluarga.
b) Istirahat tidur
Menjelaskan tentang pola istirahat tidur sehari-hari pada
keluarga meliputi lamanya keluarga dalam beristirahat,
kebiasaan keluarga dalam pemenuhan istirahat tidur, dan
lingkungan sekitar rumah yang mempengaruhi istirahat tidur.
c) Aktivitas dan olahraga
Menjelaskan tentang kegiatan olahraga dalam keluarga dan
aktifitas keluarga dalam sehari-hari.
d) Status lingkungan
(1) Karakteristik rumah
Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihuni
keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan
ruangan, sarana pembuangan air, limbah dan kebutuhan
MCK (mandi, cuci, kakus), saran air bersih dan minum
yang digunakan.
(2) Karakteristik tetangga dengan komunitas
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yaitu keadaan sekitar tempat tinggal
keluarga, meliputi kebiasaan, seperti lingkungan fisik,
nilai dan norma serta aturan dan budaya setmpat yang
mempengaruhi kesehatan
(3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada
dan sejauh mana keluarga dapat berinteraksi dengan
masyarakat sekitarnya.
(4) System pendukung keluarga
Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas
kesehatan yang menunjang kesehatan (bpjs, askes,
jamsostek, kartu sehat, asuransi, atau yang lain). Fasilitas
fisik yang dimiliki anggota keluarga (peralatan kesehatan),
dukungan psikologis anggota keluarga atau masyarakat,
dan fasilitas social yang ada disekitar keluarga dapat
digunakan untuk meningkatkan kesehatan.
(5) Struktur keluarga
Nilai atau norma keluarga, struktur peran, pola komunikasi
keluarga, struktur kekuatan keluarga.
(6) Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan Keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan Keluarga mampu
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga
yang sakit
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b. Analisa data
Ada 3 norma yang perlu diperhatiakn dalam melihat perkembangan
kesehatan keluarga untuk melakukan analisa data, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga,
yang meliputi:
a) Keadaan kesehatan fisik, mental, dan social angoota keluarga
b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
c) Keadaan gizi anggota keluarga
d) Status imunisasi anggota keluarga
e) Kehamilan dan KB
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi:
a) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan,
konstruksi, luas rumah dan sebagainya
b) Sumber air minum
c) Jamban keluarga
d) Tempat pembuangan air limbah
e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya 3)
Karakteristik keluarga, yang meliputi:
a) Sifat-sifat keluarga
b) Dinamika dalam keluarga
c) Komunikasi dalam keluarga
d) Interaksi antar anggota keluarga
e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan
anggota keluarga.
f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku didalam keluarga.
4) Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnose keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala
prioritas.
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap
diagnosis keperawatan:
a) Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang dibuat
perawat.
b) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan
dengan bobot.
Skor yang diperoleh Bobot
Skor tertinggi
c) Jumlahkan skor untuk semua criteria (skor maksimum sama
dengan jumlah bobot, yaitu 5)
Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan maglaya
(1978).
2. Diagnosa
3. Rencana Keperawatan
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan
tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis
pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka
pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi
nantinya adalah sebagai berikut :
a. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga
mengenai masalah
b. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi
yang salah.
c. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara
menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
d. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
e. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa
yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
Tahapan dalam perencanaan keluarga antara lain:
a. Tujuan jangka panjang
Menentukan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada
kemampuan mandiri dan lebih baik ada batas waktunya.
b. Tujuan jangka panjang
Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap hari yang
dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.
4. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah
disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi
keperawatan keluarga antara lain:
a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.
b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas
masalah.
c. Kekuatan-kekuatan keluarga berupa financial, motivasi, dan
sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.
d. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga
janganlah terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas
sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil
sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu
diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali
dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu
yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP memberikan tuntunan
pada perawat dengan uraian sebagai berikut: a. Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang dirasakan baik kemajuan ataupun kemunduran
setelah diberikan tindakan keperawatan.
b. Objektif
Data yang bisa diamati atau diukur melalui teknik observasi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan
atau kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah
diberikan tindakan keperawatan.
c. Analisa
Pernyataan yang menunjukan sejauhmana masalah keperawatan
dapat ditanggulangi.
d. Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak
rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi
perawat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada BAB ini, diuraikan satu kasus keluarga dengan masalah Rheumatoid Artritis
pada keluarga Ny.K khususnya Ny.K diwilayah Utan Panjang kelurahan Utan
Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Dalam proses pengumpulan data
penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik pada
seluruh anggota keluarga.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam melaksanakan asukan
keperawatan keluarga pada tanggal 5 Mei 2017 sampai dengan 9 Mei 2017
di dapatkan hasil dari pengumpulan data keluarga Ny.K sebagai berikut:
1. Identitas Keluarga
Kepala Keluarga
Nama Kepala keluarga: Ny. K
Jenis kelamin: Perempuan
Umur, tanggal lahir: 55 tahun, 17 Februari 1962
Agama: Islam
Pendidikan: SMP
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Alamat: Jln. H. ung dalam Rt 12/Rw 02 kelurahan Utan panjang
kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
No. tlp: -
2. Susunan Anggota Keluarga Tabel 3.1
Susunan Anggota keluarga
No Nama Umur Gender Agama Hub. Pendidikan Pekerjaan Ket
Dengan
KK
1. Ny.K 55 th PR Islam Istri SMP IRT -
3. Genogram
Ny.
N
Tn.A
Ny.
K
Tn.R Tn.R
Ny. Ny.E
D
Keterangan: : Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal
: Klien
6. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
getah bening, getah bening, getah getah bening, getah getah
tidak ada tidak ada bening, tidak ada bening, bening,
pembesaran pembesaran tidak ada pembesaran tidak ada tidak ada
vena vena pembesaran vena pembesaran pembesaran
jugularis. jugularis. vena jugularis. vena vena
jugularis. jugularis. jugularis.
8. Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
distensi, tidak distensi, tidak distensi, distensi, tidak distensi, distensi,
ada nyeri saat ada nyeri saat tidak ada ada nyeri saat tidak ada tidak ada
ditekan, tidak ditekan, tidak nyeri saat ditekan, tidak nyeri saat nyeri saat
ada GE. ada GE. ditekan, ada GE. ditekan, ditekan,
tidak ada tidak ada tidak ada
GE. GE. GE.
11. TTV Td: 120/80 Td: 150/80 Td: 130/70 Td: 120/80 Td: 110/80 Sh: 36,1°C
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg RR: 23
x/mnt Nd:
Nd: 101x/mnt Nd: 90 x/mnt Nd: 88 Nd: 93 x/mnt Nd: 90 99 x/mnt
RR: 19 x/mnt RR: 21 x/mnt x/mnt RR: 21 x/mnt x/mnt Kes: CM
Kondisi
Sh: 36°C Sh: 36,5°C RR: 20 Sh: 36°C RR: 20
baik
Kes: CM Kes: CM x/mnt Sh: Kes: CM x/mnt Sh:
Kondisi baik Kondisi baik 36°C Kondisi baik 36°C
Kes: CM Kes: CM
Kondisi Kondisi
baik baik
Kesimpulan: Saat dikaji Ny.D, Ny.E, Tn.R, dan An.R tidak ada keluhan
sedangkan Ny.K dan Ny.N ada masalah di ekstremitas bawah dan TTV.
PENJAJAKAN II REMATIK
Diagnosa I: Gangguan Rasa nyaman nyeri berulang pada keluarga Ny.K khususnya
Ny.K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang menderita rematik.
6) Sering menyebutkan
mengkonsums kembali
i alcohol 7) penyebab
Trauma reumatik.
(terjatuh, 3. Beri
terbentur) reinforcement
8) Posisi yang positif atas usaha
tidak tepat yang
saat dilakukan
aktifitas 9) keluarga.
Stress
Peningkatan
kadar asam
urat
c. Menyebutkan tanda Respon Menyebutkan 3 1. Diskusikan
verbal dengan keluarga
dan gejala dari 5 tanda dan
tentang
Rheumatoid Arthtritis. gejala reumatik : tandatanda
reumatik.
-Nyeri Sendi
2. Motivasi keluarga
-Kekakuan untuk
Sendi
kebawah.
6) Angkat
tungkai
bawah
bergantian
dengan
bantuan
kedua
tangan.
b. Menyebutkan jenis Respon Menyebutkan 2 1. Diskusikan
makanan untuk verbal dari masing bersama
Rheumatoid Arthtritis
masing keluarga
jenis tentang jenis
makanan makanan/diit
makanan yang di untuk reumatik.
perbolehkan 2. Motivasi
keluarga untuk
a. Karbohidrat:
menyebutkan
Nasi, Roti,
Jagung,
Kentang, kembali diit
singkong/ubi reumatik.
b. Protein: Ikan 3. Beri
Laut reinforcement
c. Sayur-sayuran positif atas
jawaban
hijau dan
keluarga.
kuning kecuali
bayam,
kacangkacangan
, kembang kol,
kangkung,
kacang panjang.
d. Buah – Buahan
segar: Jeruk,
mangga, pepaya,
nangka,
pisang.
Makanan yang
harus dihindari :
a. Sayur : bayam,
kembang kol,
kangkung,
kacang
panjang, daun
singkong,
buncis,
melinjodan
kacang
kacangan.
b. Buah-buahan:
Alpukat,
Durian, Nanas,
air kelapa.
c. Jeroan:
hati, limpa,
babat,usus,
paru, otak.
d. Makanan
Laut: Udang,
Kerang, Cumi,
Kepiting.
e. Makanan
Kaleng:
Kornet,
sarden, dan
kaldu.
4. Setelah 1x 30 menit Respon Menyebutkan 1 1. Menjelaskan
kunjungan rumah, verbal dari 3 cara lingkungan
keluarga mampu memodifikasi yang dapat
memelihara/memodifi lingkungan yang mencegah
kasi lingkungan sehat reumatik.
rumah yang sehat: -lantai tidak 2. Memotivasi
a. Cara licin keluarga untuk
memelihara/ -penerangan mengulangi
memodifikasi lampu baik penjelasan yang
lingkungan -Barangbarang diberikan.
yang sehat rapi dan 3. Beri
bersih. reinforcement
positif atas
Manfaat upaya yang
kunjungan ke dilakukan
fasilitas kesehatan keluarga.
:
-Mendapatkan
pelayanan
kesehatan
pengobatan
reumatik
-Mendapatkan
pendidikan
kesehatan
tentang
reumatik
E. Evaluasi Keperawatan
CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas beberapa kesenjangan yang terjadi antara
hasil keperawatan keluarga dengan landasan teori dan penerapan asuhan
keperawatan dengan masalah penyakit rheumatoid arthritis pada keluarga Ny.K
khususnya Ny.K yang dilakukan pada tanggal 5 Mei 2017-9 Mei 2017 di
kelurahan Utan Panjang kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Dalam pembahasan
ini penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan terdiri dari pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tidak ada
kesenjangan yang terjadi antara landasan teoritis dengan kasus dan penulisan yang
akan dijelaskan mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian keperawatan
Pada tahap pengkajian langkah awal yang dilakukan oleh penulis adalah
mencari keluarga binaan yang akan diberikan asuhan keperawatan
keluarga. Untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga binaan
harus memenuhi kriteria keluarga binaan yaitu: keluarga dalam ekonomi
menengah keatas. Dalam metode pengumpulan data penulis tidak
menemukan apapun, pada pemeriksaan fisik penulis mampu memeriksa
semua anggota keluarga yang ada.
Dalam struktur peran yang ada pada keluarga Ny.K tidak ada kesenjangan
yang begitu jauh dari konsep keluarga sebagai pendidik, pelindung,
pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga serta anggota masyarakat dari
lingkungannya, hanya saja Ny.K tidak mencari nafkah dikarenakan
anakanaknya sudah bekerja semua. Adapun peran anak melaksanakan
peran psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial
dan spiritual. Sebagai pengambilan keputusan dalam keluarga Ny.K adalah
musyawarah untuk mencapai mufakat bersama dengan anggota keluarga
yang lain.
C. Perencanaan
Setelah diagnose keperawatan ditetapkan, tahapan berikutnya adalah
membuat perencanaan keperawatan. Dalam perencanaan keperawatan
yang ada di dalam teori maupun kasus tidak ditemukan adanya perbedaan
yang begitu jauh. Dari mulai penentuan diagnose, penulis sudah
memprioritaskan masalah sesuai dengan yang dikeluhkan oleh keluarga
dan yang mengancam nyawa pasien. Sedangkan dalam penetapan tujuan
dan kriteria hasil, penulis berdasarkan atas standar asuhan keperawatan
keluarga, demikian pula dalam membuat rencana tindakan.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilan rencana tindakan. Keberhasilan evaluasi didasarkan
pada keefektifan intervensi yang dilakukan oleh perawat dan keluarga.
Keefektifan intervensi dapat dilihat dari respon keluarga dan hasil
disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dalam mengevaluasi
hasil tindakan yang telah dilakukan perawat menggunakan metode
observasu secara langsung, wawancara, dan pemeriksaan fisik.
Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan kembali hasil dari tinjauan teoritis
sampai dengan pembahasan.
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas asuhan keperawatan dengan perbandingan
antara teori dan kasus lapangan, kemudian penulis dapat mengambil
kesimpulan dan saran sebagai berikut: Rheumatoid Arthritis adalah
penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik, progresif,
cenderung kronik dan mengenal sendi serta jaringan ikat sendi secara
simetris.
Diagnosa yang penulis gunakan yaitu gangguan rasa nyaman nyeri pada
keluarga Ny.K khususnya Ny.K berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarganya yang menderita Rheumatoid
Arthrtis
1. Untuk penulis
Dalam penerapan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa
dapat melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk
mendapatkan hasil yang optimal dan mampu memberikan asuhan
keperawatan yang kompeten bagi pasien. Mahasiswa juga
diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama
proses pembelajaran baik di kampus maupun dilapangan.
2. Untuk Institusi
Diharapkan kepada institusi untuk melengkapi buku-buku sebagai
referensi dengan tahun penerbitan yang baru dengan
masalahmasalah asuhan keperawatan, sehingga dapat memudahkan
mahasiswa dalam penyusunan karya tulis ilmiah selanjutnya.
3. Untuk Puskesmas
Diharapkan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
hendaknya dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan kartu
kesehatan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
4. Untuk Keluarga
Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan merubah gaya
hidup menjadi lebih baik, serta mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terjangkau dan ekonomis seperti puskesmas atau
klinik.
DAFTAR PUSTAKA
Agama : Islam
Alamat tinggal
: Jln. Kota bamboo utara raya no. 3 kecamatan
palmerah Jakarta Barat
Penulis
REMATIK
A. Identitas
Topik : Rematik
Sub Topik : Penyuluhan tentang Rematik
Sasaran : Keluarga Ny.K khususnya Ny.K
Waktu penyuluhan : Sabtu, 6 Mei 2017
Penyuluh : Andini Ulfiya Rahmat
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berulang kepada keluarga Ny.K khususnya
Ny.K berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita rematik.
E. Materi penyuluhan
1. Pengertian rematik
2. Penyebab rematik
3. Tanda dan gejala rematik
4. Komplikasi rematik
5. Pencegahan rematik
6. Pengobatan tradisional untuk rematik
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
G. Media
1. Lembar balik, leaflet
2. Alat petunjuk
I. Evaluasi
1. Prosedur : Langsung
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Tanya jawab
A. Pengertian Rematik
Rematik adalah penyakit peradangan yang lanjut pada tulang sendi.
B. Penyebab Rematik
Penyebab dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor: a)
Faktor keturunan
b) Kurang olahraga
c) Sering mengkonsumsi kacang-kacangan dan jeroan
D. Pencegahan Rematik
a) Olahraga teratur
b) Menghindari makan jeroan
c) Makan-makanan yang bergizi
E. Komplikasi
a) Kerusakan pada sendi
b) Peradangan pada otot jantung
c) Gagal pernafasan
d) Gagal ginjal
e) Penyakit saluran cerna: gastritis kronik dan ulkus peptikum
F. Pengobatan tradisional
a) Kompres jahe
b) Minum air rebusan daun salam
c) Makan labuh siam rebus
G. Fasilitas kesehatan
a) Pergi ke puskesmas
b) Rumah sakit
c) Atau klinik terdekat untuk memeriksakan kesehatan
H. Modifikasi lingkungan
a) Bersihkan kamar mandi agar tidak licin, mencegah dari bahaya jatuh.
b) Merapihkan rumah, mengelompokan barang yang berat dengan yang
mudah di angkat.