Anda di halaman 1dari 110

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.

K KHUSUSNYA
NY.K DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN RASA NYAMAN
NYERI DENGAN GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL: RHEUMATOID ARTHRITIS DI
WILAYAH RT 12 RW 02 KELURAHAN UTAN PANJANG
KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT

Pada tanggal 5 Mei 2017-9 Mei 2017

Disusun Oleh :
ANDINI ULFIYA RAHMAT
2014750004

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.K


khususnya Ny.K dalam memenuhi kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Rheumatoid Arthritis di wilayah Rt 12 Rw 02
Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat” ini telah disetujui
untuk diujikan pada ujian sidang dihadapan tim penguji.

Jakarta, 6 Juni 2017

Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

Mengetahui,

Ka. Prodi. D III Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan


LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.K


khususnya Ny.K dalam memenuhi kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Rheumatoid Arthritis di wilayah Rt 12 Rw 02
Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat” ini telah diujikan
dan dinyatakan “Lulus” dalam Ujian Sidang dihadapan tim penguji pada Tanggal
7 Mei 2017.

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah penulis haturkan atas nikmat yang
tiada henti-hentinya Allah berikan kepada penulis atas Ridho dan izinNyalah
penulis bisa menyelesaikan pembuatan Makalah ilmiah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Ny.K khususnya Ny.K dalam memenuhi kebutuhan
Rasa Nyaman Nyeri dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Rheumatoid
Arthritis di wilayah Rt 12 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat” Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan Program D-III Keperawatan RSIJ FIK UMJ.

Tersusunnya makalah ilmiah ini tidak luput berkat adanya dukungan, bantuan,
serta bimbingan baik moril maupun materil yang telah diberikan dari berbagai
pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini sehingga
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan


terimakasih yang sebesar besarnya kepada yang terhormat:

1. Allah SWT sebagai tempat curahan hati yang tiada pernah mengeluh dan
tidak pernah lelah memberikan penulis kesempatan untuk menjadi lebih
baik, atas kehendakNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah
ini dengan mengharap ridho dari-Nya.
2. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan UMJ.
3. Ibu Ns. Titin Sutini. M.Kep.,Sp.Kep.An selaku ketua Prodi D-III
Keperawatan FIK UMJ.
4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana. M.Kes selaku wali akademik angkatan XXXII
dan selaku dosen pembimbing yang selalu mengarahkan, memotivasi dan
membimbing penulis sehingga dapat terselesaikan makalah ilmiah ini.
5. Ns. Lily Herlina,Sp.Kep.Kom selaku dosen penguji dalam siding makalah
ilmiah ini.
6. Untuk bapak/ibu dosen institusi beresta staf prodi D-III Keperawatan FIK
UMJ yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat selama penulis
mengikuti proses perkuliahan.
7. Untuk keluarga Ny.K yang dapat sangat kooperatif selama pemberian
asuhan keperawatan.
8. Untuk kedua orang tuaku yang sangat tersayang, Ayah yang tiada hentinya
untuk memberikan dukungan moril maupun materil dan memotivasi yang
sangat luar biasa dan untuk Ibuku yang selalu sabar dalam mendengarkan
keluh kesah selama penulisan ini berlangsung, dan juga memberikan
nasihat untuk menjadi lebih baik.
9. Untuk sahabat sahabatku Vindy, Eki, Fitrah, Novita, dan Sarifah
terimakasih untuk waktunya selama penyusunan ini dan tidak pernah lelah
untuk membantu dan memotivasiku untuk terus berdo’a dan berusaha.
10. Untuk teman teman Angkatan XXXII, Terimakasih telah memberikan
banyak memori selama 3 tahun ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini terdapat kekurangan


dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran
demi perbaikan Karya tulis ilmiah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan Rahmatnya


bagi kita semua, terimakasih untuk segala bantuan yang diberikan selama ini,
semoga dapat menjadi amal ibadah di HadapanNya, Amin.

Akhir kata semoga Karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 7 Juni 2017

Penulis

DAFTAR ISI

Lembar persetujuan...................................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISIBAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………….1 ...........v

A. Latar belakang masalah………………………………………………..1


B. Tujuan penulisan……………………………………………………....2
1. Tujuan Umum……………………………………………………..2
2. Tujuan Khusus………………………………………………….....2
C. Ruang Lingkup………………………………………………………..3
D. Metode Penulisan……………………………………………………..4
E. Sistematika Penulisan…………………………………………………4

BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………6

A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan…………………………………….6


1. Definisi……………………………………………………………6
2. Etiologi……………………………………………………………6
3. Patofisiologi……………………………………………………....8
4. Gambaran Klinis………………………………………………….8
5. Manifestasi Klinis………………………………………………...8
6. Komplikasi………………………………………………………..9
7. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………..9
8. Penatalaksanaan…………………………………………………..10
B. Konsep Kebutuhan Dasar Nyaman Nyeri……………………………11
1. Pengertian Nyeri………………………………………………….11
2. Fisiologi Nyeri……………………………………………………11
3. Klasifikasi Nyeri………………………………………………….12
4. Stimulasi Nyeri…………………………………………………...14
5. Teori Nyeri……………………………………………………….15
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nyeri………………………...16
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga……………………………..17
1. Pengertian Keluarga……………………………………………...17
2. Jenis/tipe keluarga………………………………………………..18
3. Struktur keluarga………………………………………………....21
4. Fungsi Keluarga………………………………………………….21
5. Tahapan Perkembangan Keluarga………………………………..26
6. Tugas Perkembangan Keluarga…………………………………..29
D. Konsep Proses Keperawatan Keluarga……………………………….30
1. Pengkajian Keperawatan…………………………………………30
2. Diagnose Keperawatan…………………………………………...35
3. Perencanaan Keperawatan………………………………………..37
4. Pelaksanaan Keperawatan………………………………………..39
5. Evaluasi Keperawatan……………………………………………39

BAB III TINJAUAN KASUS………………………………………………….41

A. Pengkajian Keperawatan……………………………………………..41
B. Diagnose Keperawatan……………………………………………….60
C. Perencanaan Keperawatan……………………………………………61
D. Pelaksanaan Keperawatan……………………………………………80
E. Evaluasi Keperawatan………………………………………………..84

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………...85

A. Pengkajian Keperawatan……………………………………………..85
B. Diagnose Keperawatan……………………………………………….87
C. Perencanaan Keperawatan……………………………………………88
D. Pelaksanaan Keperawatan……………………………………………89
E. Evaluasi Keperawatan………………………………………………..89

BAB V PENUTUP……………………………………………………………...90
A. Kesimpulan…………………………………………………………..90
B. Saran…………………………………………………………………91
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………......92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik pada


sendi-sendi tubuh. Gejala klinik rheumatoid arthritis berupa gangguan
nyeri pada persendian yang disertai kekakuan, merah, dan pembengkakan
yang disebabkan karena benturan/kecelakaan dan berlangsung kronis yang
mengakibatkan kerusakan sendi yang progresif , kecacatan dan bahkan
kematian dini. Banyaknya penderita rheumatoid arthritis saat ini karena
kegemukan dan gaya hidup yang kurang sehat seperti kurang istirahat,
stress, kurang olahraga, dan merokok (Anira, 2010).

Menurut hasil Riskesdas 2013 prevalensi penyakit sendi berdasarkan


diagnosis nakes di Indonesia 11,9% dan untuk wilayah DKI Jakarta sendiri
terdapat 21,8% untuk penderita Rheumatoid arthritis.

Dari hasil data kesehatan yang ada di puskesmas kemayoran pada tahun
2011 warga yang menderita Rheumatoid Arthritis berjumlah 3.723 jiwa,
sedangkan pada tahun 2012 berkisat sekitas 6.631 jiwa itu menunjukan
peningkatan yang sangat tinggi, itu karena kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap penyakit Rheumatoid Arthritis dan gaya hidup yang
kurang sehat.

Menurut badan kesehatan nasional WHO (2012) menjelaskan bahwa


perkiraan sekitar 335 juta penduduk di dunia mengidap penyakit rematik,
itu berarti enam orang didunia ini satu di antaranya adalah penyandang
rematik sekitar 25% penderita rematik akan mengalami kecacatan akibat
kerusakan pada tulang dan gangguan pada persendian. Departemen
Kesehatan (2012) sekalipun belum ada angka pasti tentang jumlah
penderita rematik di Indonesia, diperkirakan hampir 80% penduduk yang
berusia 40 tahun atau lebih menderita gangguan otot dan tulang.
Dampak penting dari Rheumatoid Arthritis adalah kerusakan sendi dan
kecacatan. Kerusakan sendi pada RA terjadi terutama dalam 2 tahun
pertama perjalanan penyakit. Kerusakan ini bisa dicegah atau dikurangi
dengan pemberian obat golongan DMARD (Disease Modifying
AntiRheumatic Drugs), sehingga diagnosis dini dan terapi agresif sangat
penting untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien Rheumatoid
Artritis. Pada sisi lain diagnosis dini sering menghadapi kendala yaitu pada
masa dini sering belum di dapatkan gambaran karakteristik RA karena
gambaran karakteristik RA berkembang sejalan dengan waktu dimana
sering sudah terlambat untuk memulai pengobatan yang adekuat.
Berdasarkan hal ini perlu dipikirkan untuk membuat criteria diagnosis
Rheumatoid Artritis versi Indonesia pada masa yang akan datang
berdasarkan data pola klinis Rheumatoid Artritis di Indonesia. Rheumatoid
Artritis sering mengenai penduduk pada usia produktif sehingga memberi
dampak social dan ekonomi yang besar.

Untuk itu penulis mengambil judul karya tulis ilmiah rheumatoid arthritis
untuk mempelajari lebih jauh tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga
Ny.K khususnya Ny.K dalam memenuhi kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri
dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Rheumatoid Arthritis di
wilayah Rt 12 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran
Jakarta Pusat”

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman pasa sistem Muskuloskeletal rheumatoid
arthritis.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
b. Mampu menganalisa data untuk merumuskan masalah pada
keluarga dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri
rheumatoid arthritis.
c. Mampu menyusun diagnosa pada keluarga dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
d. Mampu memprioritaskan masalah keperawatan dengan cara
scoring.
e. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan
gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
f. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan keluarga pada
gangguan kebutuhan rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
g. Mampu melakukan evaluasi pada keluarga dengan gangguan
kebutuhan dasar rasa nyaman nyeri rheumatoid arthritis.
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam
bentuk narasi.
i. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat,
serta dapat mencari solusinya.
j. Mampu memberikan sumbang saran untuk meningkatkan asuhan
keperawatan keluarga.

C. RUANG LINGKUP
Dalam karya tulis ilmiah penulis membatasi ruang lingkup dalam asuhan
keperawatan pada keluarga dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman
nyeri rheumatoid arthritis. Penulis hanya melakukan asuhan keperawatan
pada masalah yaitu: “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.K khususnya
Ny.K dalam memenuhi kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Rheumatoid Arthritis di wilayah Rt
12 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat” yang dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 5 mei 2017 sampai
dengan 9 mei 2017.

D. METODE PENULISAN
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode
deskriptif dengan teknik studi kepustakaan dan studi kasus. Untuk
memperoleh gambaran dan informasi yang diperlukan, dengan ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan
observasi.
1. Wawancara dilakukan langsung dengan keluarga dan pasien untuk
mendapatkan data-data yang akurat dan jelas mengenai masalah
pasien.
2. Observasi, dilakukan langsung pada keluarga dan pasien yang
bersangkutan mengenai perkembangan, pengobatan, perawatan, hasil
tindakan yang telah diberikan serta data-data yang terkait dengan
lingkungan keluarga.

E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN


Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS


Meliputi pengertian Rheumatoid Arthritis, karakteristik, penatalaksanaan,
pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

BAB III TINJAUAN KASUS


Merupakan laporan kasus dari hasil pengamatan dan observasi langsung
pada pasien dalam membuat asuhan keperawatan pada masalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman rheumatoid arthritis dari pengkajian keperawatan
sampai evaluasi keperawatan.

BAB IV PEMBAHASAN
Membahas kesenjangan antara asuhan keperawatan menurut teori dengan
tinjauan kasus dari pengkajian keperawatan sampai evaluasi keperawatan
sesuai dengan kasus yang diambil.

BAB V KESIMPULAN
1. Kesimpulan dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
2. Saran, untuk meningkatkan kinerja perawat.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan


1. Definisi

Rheumatoid Arthritis merupakan salah satu kelainan multisistem yang


etiologinya belum diketahui secara pasti dan dikarateristikkan dengan
destruksi sinovitis (Helmick, 2008).

Penyakit Rheumatoid Arthritis ini merupakan kelainan autoimun yang


menyebabkan inflamasi sendi yang berlangsung kronik dan mengenai
lebih dari lima sendi (poliartritis) (Pradana, 2012). Reumathoid
Arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi non-bakterial yang
bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris. (Chairudin, 2003).

2. Etiologi
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya
dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan
lingkungan (Suarjana, 2009).

Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab


reumathoidatritis, yaitu:
a. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus
nonhemolitikus
b. Endokrin
c. Autoimun
d. Metabolic
e. Factor genetic serta factor pemicu lingkungan (gaya hidup dan
mandi malam).
Pada saat ini, reumathoid atritis diduga disebabkan oleh factor
autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II;
factor infeksi mungkin disebakan oleh virus dan organisme
mikroplasma atau group difteroid yang menghasilkan antigen
kolagentipe II dari tulang rawan sendi penderita.

Kelainan yang dapat terjadi pada suatu atritis rheumatoid yaitu:

1) Kelainan pada daerah artikuler


a) Stadium I (stadium sinovitis)
b) Stadium II (Stadium destruksi)
c) Stadium III (stadium deformitas)
2) Kelainan pada jaringan ekstra-artikuler
Perubahan patologis yang dapat terjadi pada jaringan
ekstraartikuler adalah:
a) Otot : terjadi miopati
b) Pembuluh darah perifer : terjadi proliferasi tunika intima, lesi
pada pembuluh darah arteriol dan venosa
c) Kelenjar limfe : terjadi pembesaran limfe yang berasal dari
aliran limfe, sendi, hiperplasi folikuler, peningkatan aktivitas
system retikulo endothelial dan proliferasi yang
mengakibatkan splenomegaly
d) Saraf : terjadi nekrosis fokal, reaksi epiteloid serta infiltrasi
leukosit
e) Visera

3. Patofisiologi

4. Gambaran klinis
Gambaran klinis Rheumatoid Arthtritis adalah sebagai berikut :
a. Kekakuan dipagi hari : biasanya kurang lebih berlangsung selama
1 jam
b. Pembengkakan 3 sendi atau lebih : pembengkakan sendi objektif
c. Pembengkakan sendi pergelangan tangan, MCP, atau PIP
d. Gambaran radiologi yang khas : gambaran yang paling lazim
adalah osteopenia peri artikular
e. Nodul subkutan : pada permukaan ekstensor siku, tonjolan tulang
pada punggung atau bahkan disepanjang perjalanan tendo archiles.

5. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis ditentukan oleh stadium dan tingkat keparahan
penyakit.
a. Nyeri, pembengkakan, sensasi hangat, eritema, dan kurangnya
fungsi pada sendi adalah gejala klasik.
b. Palpasi sendi mengungkapkan adanya jaringan yang menyerupai
spons atau lunak.
c. Cairan biasanya dapat di aspirasi dari sendi yang meradang
(inflamasi).

6. Komplikasi
a. Kerusakan pada sendi
b. Peradangan pada otot jantung
c. Gagal pernafasan
d. Gagal ginjal
e. Penyakit saluran cerna
f. Osteoporosis

7. Pemeriksaan penunjang
a. Laju endap darah (LED) meningkat (80-100 mm/h) kembali (v)
sewaktu gejala-gejala meningkat.
b. Protein c-reaktif: positif
c. Sel darah putih: positif meningkat pada waktu timbul proses
inflamasi sampai 500-50.000 mm/h dan tampak keruh
d. Reaksi-reaksi aglutinasi: positif lebih pada 50%
e. Ig (Ig M dan E): peningkatan besar menunjukan proses autoimun
sebagai penyebab Rheumatoid Arthritis.
f. Sinar X dari sendi yang sakit: menunjukan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoarthritis yang terjadi secara bersamaan.
g. Scan radio nuklida: identifikasi peradangan sinovium
h. Artroposi langsung, aspirasi cairan synovial
i. Biopsy membrane synovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.

8. Penatalaksanaan
a. Pendidikan: meliputi tentang patofisiologi, penyebab, tanda, dan
gejala semua komponen program penatalaksanaan termasuk
regimen.
b. Istirahat: pasien membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali
waktu beraktivitas diikuti oleh masa istirahat.
c. Latihan fisik dan termoterapi: latihan dapat bermanfaat dalam
mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif
dan pasif pada semua sendi sedikitnya 2 kali sehari.
d. Kompres: kompres hangat pada daerah sendi dan sakit, dan
bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri.
e. Diet seimbang: karbohidrat, protein, lemak. Makanan yang tidak
boleh dimakan seperti jeroan, kembang kol, bayam, emping, daun
singkong, makanan yang boleh dimakan seperti tempe, tahu,
daging sapi, daging ayam, sayur kangkung, buah-buahan, nasi dan
susu.
f. Terapi pengobatan: bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan, obat-obat yang di pakai untuk mengurangi nyeri,
meredakan peradangan dan mengubah perjalanan penyakit.
g. OAINS (obat anti inflamasi non steroid) diberikan sejak dini untuk
mengatasi nyeri akibat inflamasi. OAINS yang dapat diberikan:
Aspirin mulai dosis 3-4 x/hari. Ibuprofen, nafroxen, poriksikam,
diklofenak dan sebagainya.
h. DMARD (Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs) gunanya
untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi
akibat arthritis rheumatoid, jenis-jenis yang digunakan adalah:
1. Klorokuin fosfat 250 mg/hari
2. Sulfasalazin dalam dosis 1x500 mg/hari
3. D-oenisilamin dosisnya 250-300 mg/hari
4. Kortikosteroid: dosis rendah prednisone 5-7,5 mg (dosis
tunggal pagi hari) sangan bermanfaat sebagai bridging terapi
dalam mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Rehabilitasi: bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien
caranya dengan mengistirahatkan sendi yang sakit.

B. Konsep Dasar Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri


1. Definisi

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan


bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri.

a. Mc. Coffery mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang


memengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya
jika orang tersebut pernah mengalaminya.
b. Arthtur C. curton mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu
mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang
dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri.

2. Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya


rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor,
merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa,
khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung
empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya
stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi
seperti histamine, bradikinim, prostaglandin,dan macam-macam asam
yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat
kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal,
listrik, atau mekanis.

Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut


ditranmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang
oleh dua jenis serabut yang bermielin rapat atau serabut A (delta) dan
serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh
serabut delta A mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke
serabut C. serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal
(dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri atas
beberapa lapisan atau lamina yang saling bertautan. Di antara lapisan
dua dan tiga terbentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran
utama impuls. Kemudian, impuls nyeri menyebrangi sumsum tulang
belakang pada interneuron atau bersambung ke jalur spinal asendens
yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau jalur
spinotalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi
tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat dua jalur
mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate.
Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri
atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui otak tengah dan
medulla ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang yang
berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotonin merupakan
neurotransmitter dalam impuls supresif. System supresif lebih
mengaktifkan stimulasi nociceptor yang di transmisikan oleh serabut
A. jalur nonopiate merupakan jalur desendens yang tidak memberikan
respons terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui
mekanismenya (Long, 1989).
3. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut
dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak
dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai
adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang
timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu
cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan. Hal ini termasuk dalam
kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan
nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke
dalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tertusuk dan nyeri
terbakar.

Tabel 2.1 Klasifikasi Nyeri


Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis
Pengalaman sumber Satu kejadian. Sebab Satu situasi.
eksternal atau Tidak diketahui atau
penyakit dari dalam. pengobatan yang
terlalu lama.

Serangan Mendadak Bisa mendadak,


berkembang, dan
terselubung.

Waktu Sampai enam bulan. Lebih dari enam bulan


sampai
bertahuntahun.

Pernyataan Nyeri Daerah nyeri tidak Daerah nyeri


sulit dibedakan
diketahui dengan
intensitasnya,
pasti sehingga sulit di
evaluasi (perubahan
perasaan).
Gejala-gejala klinis Pola respon yang Pola respon yang
khas dengan gejala bervariasi dengan
yang lebih jelas.
sedikit gejala
(adaptasi)
Pola perjalanan Terbatas. Berlangsung terus,
Biasanya berkurang dapat bervariasi.
setelah beberapa saat. Penderita meningkat
setelah beberapa saat.

Selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di


antaranya nyeri somatic, nyeri visceral, nyeri menjalar (referent pain),
nyeri psikogenik, nyeri fantom dari ekstermitas, nyeri neurologis, dal
lain-lain.

Nyeri somatic dan nyeri visceral ini umumnya bersumber dari kulit
dan jaringan dibawah kulit (superficial) pada otot dan tulang. Nyeri
menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,
umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ visceral. Nyeri
psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang
timbulakibat psikologis. Nyeri phantom adalahn hyeri yang
disebabkan karena salah satu ekstermitas diamputasi. Nyeri neurologis
adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang
atau dibeberapa jalur syaraf.

4. Stimulasi Nyeri

Seseorang dapat menolernsi, menahan nyeri (pain tolerance), atau


dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain
threshold).

Terdapat beberapa jenis stimulasi nyeri, diantaranya :

a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat


terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor.
b. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat
terjadinya penekanan pada reseprtor nyeri.
c. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri
d. Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi blockade pada atreria
koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya
asam laktat.
e. Spasmeotot, dapat menstimulasi mekanik.

1. Teori nyeri

Menurut Barbara C. Long tahun 1989 terdapat beberapa teori


tentang terjadinya rangsangan nyeri diantaranya:

a. Teori Pemisahan (Specificity Theory) menurut teori ini


rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui
kornudorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik
ke tractuslissur dan menyilang di garis median kesisilainnya, dan
berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut
diteruskan.
b. Teori Pola (Pattern Theory) rangsangan nyeri masuk melalui
akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas
sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang
kebagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi
menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga
menimbulkannyeri. Persepsi dipengaruhi olehm modalitas respon
dari reaksisel T.
c. Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory) menurut
teori ini, nyeri tergantung dari kerja serat syaraf besar dan kecil
yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan
pada serat saraf besar akan meningkatkan aktivitas substansi
agelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme
sehingga aktifitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran
rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung
merangsang korteks serebri. Hasil presepsi ini akan dikembalikan
kedalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya
memengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan
menghambat aktivitas substansi agelatinosa dan membuka pintu
mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya
akan menghantarkan rangsangan nyeri.
d. Teori Transmisi dan Inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor
memulai transmisi implus-implus saraf, sehingga transmisi implus
menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian,
inhibisi impuls nyeri menjadi efektif olehi mplus-impuls pada
serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls pada
serabutserabut lamban dan endogen opiate system supresif.

2. Factor-faktor yang mempengaruhi nyeri


Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya adalah :
a. Arti nyeri. Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan
dan hamper sebagian arti nyeri merupakan arti yang negative,
seperti membahayakan merusak, dan lain-lain. Keadaan ini
dipengaruhi oleh beberapa factor, sepertiusia, jenis kelamin, latar
belakang social budaya, lingkungan dan pengalaman.
b. Persepsinyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat
subjektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative
kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yang dapat memicu
stimulasi nociceptor.
c. Toleransi nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan
intensitas nyeri yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang
menahan nyeri. Factor yang dapat memengaruhi peningkatan
toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan
atau garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan
sebagainya. Sedangkan factor yang menurunkan toleransi antara
lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak
kunjung hilang, sakit dan lain-lain.
d. Reaksi terhadap nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk
respons seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah,
cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk
respons nyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, arti
nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya,
harapan social, kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia
dan lain-lain.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Definisi


Keluarga sebagai bagian sub sistem didalam masyarakat memiliki
karakteristik yang unik dalam kehidupan keluarga tersebut. Banyak
ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan
social masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian
keluarga.
a. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok
keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling mengikutsertakan
dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal
dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya
pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya (menurut buku
keperawatan keluarga karya Tantut Susanto tahun 2012).
b. Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,
sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam
interelasi social, peran dan tugas (Allender dan Spradley, 2001).

Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan


bahwa karakteristik keluarga adalah (Depkes, 2000):

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran social, seperti: suami, istri, anak, kaka, dan adik.
4. Mempunyai tujuan: menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan social anggota.
2. Tipe Keluarga

Keluarga memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai


macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social, maka
tipe keluarga juga akan berkembang mengikutinya. Agar dapat
mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga
(Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

1. Tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua
(kakek nenek), dan keponakan.
f. The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian,
atau karena ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan).
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di
luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
“weekends” atau pada waktu-waktu tertentu.
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televise, telepon, dan
lain-lain.
j. Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
k. The single adult living alone/single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti: perceraian atau
ditinggal mati.
2. Non Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama; sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagaimana ‘marital partners’.
f. Cohabitating family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
g. Group marriage-family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagai sesuatu termasuk seksual dan membesarkan
anaknya.
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya.
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara didalam waktu sementara, pada
saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga aslinya.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupan.

3. Struktur Kekuatan Keluarga


Kekuasaan mempunyai banyak arti termasuk pengaruh, control,
dominasi, dan pengambilan keputusan.Secara umum,
kekuasaan/kekuatan keluarga adalah kemapuan individu untuk
mengontrol, memengaruhi dan mengubah tingkah laku anggota
keluarga.Komponen utama dari struktur kekuatan adalah pengaruh dan
pengambilan keputusan.

Pengaruh/kekuasan dominasi adalah tingkat penggunaan tekanan


formal informal kepada orang lain dan berhasil dalam memaksakan
pandangannya meskipun awalnya dilakukan, sedangkan pembuatan
keputusan adalah proses pencapaian persetujuan untuk melakukan
serangkaian tindakan atau status quo. Dengan kata lain, pembuatan
keputusan merupakan alat untuk menyelesaikan segala sesuatu dan
melalui pengambilan keputusan ini kekuasaan dimanifestasikan.
Berkaitan dengan pengambilan keputusan, istilah yang erring
digunakan adalah otoritas/wewenang. Otoritas atau wewenang adalah
istilah yang menyatakan keyakinan yang dianut bersama oleh anggota
keluarga, yang didasarkan secara kultur dan normative serta
menyatakan seseorang mempunyai hak untuk mengambil keputusan
dan menerima posisi kepemimpinan.

4. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman, Bowden, & Jones (2003) dibagi


menjadi lima, yaitu:

a. Fungsi afektif dan koping: keluarga memberikan kenyamanan


emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk
identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
b. Fungsi sosialisasi: keluarga sebagai guru, menanamkan
kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping; memberikan
feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
c. Fungsi reproduksi: keluarga melahirkan anaknya.
d. Fungsi ekonomi: keluarga memberikan financial untuk anggota
keluarganya dan kepentingan di masyarakat.
e. Fungsi fisik atau perawatan kesehatan: keluarga memberikan
keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
Fungsi keluarga menurut Allender & Spardley (2001):

1. Affection
a) Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan
b) Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual
c) Menambah anggota baru
2. Security and acceptance
a) Mempertahankan kebutuhan fisik
b) Menerima individu sebagai anggota
3. Identity and satisfaction
a) Mempertahankan motivasi
b) Mengembangkan peran dan self-image
c) Mengidentifikasi tingkat social dan kepuasan
4. Affiliation and companionship
a) Mengembangkan pola komunikasi
b) Mempertahankan hubungan yang harmonis
5. Socialization
a) Mengenal kultur (nilai dan perilaku)
b) Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal
c) Melepas anggota

6. Controls
a) Mempertahankan control social
b) Adanya pembagian kerja
c) Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada

Indonesia membagi fungsi keluarga menjadi delapan dengan bentuk


operasional yang dapat dilakukan oleh setiap keluarga (UU No. 10
tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994), yaitu:

1. Fungsi keagamaan
a. Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga.
b. Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah laku
hidup sehari-hari seluruh anggota keluarga.
c. Memberikan contoh konkret dalam hidup sehari-hari dalam
pengalaman dari ajaran agama.
d. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak
tentang keagamaan yang tidak atau kurang diperolehnya
disekolah dan di masyarakat.
e. Membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan keluarga beragama
sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
2. Fungsi budaya
a. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa
yang ingin dipertahankan.
b. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
c. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga, anggotanya
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative
globalisasi dunia.
d. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya dapat berperilaku yang baik (positif) sesuai dengan
norma bangsa Indonesia dalam menghadapi
tantangan globalisasi.
e. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang
dengan budaya masyarakat/bangsa untuk menunjang
terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
3. Fungsi cinta kasih
a. Menumbuh-kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada
antar-anggota keluarga (suami-isteri-anak) ke dalam
symbolsimbol nyata (ucapan, tingkah laku) secara optimal dan
terus menerus.
b. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar-anggota
keluarga maupun antar-keluarga yang satu dengan lainnya
secara kuantitatif dan kualitatif.
c. Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan
ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang.
d. Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup
ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
4. Fungsi perlindungan
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari
rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar
keluarga.
b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari
berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga
sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
5. Fungsi reproduksi
a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi
keluarga sekitarnya.
b. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan
keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
c. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang
berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan
jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga.
d. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal
yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

6. Fungsi sosialisasi
a. Menyadari, merencanakan, dan menciptakan lingkungan
keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang
pertama dan utama.
b. Menyadari, merencanakan, dan menciptakan kehidupan
keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan
dari berbagai konflik dan permasalahan yang di jumpainya,
baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
c. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang halhal
yang diperlukannya untuk meningkatkan kematangan dan
kedewasaan (fisik dan mental), yang tidak/kurang diberikan
oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.
d. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi
anak, tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan
dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
7. Fungsi ekonomi
a. Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan
dan perkembangan kehidupan keluarga.
b. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran keluarga.
c. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi,
selaras, dan seimbang.
d. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal
untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
8. Fungsi pelestarian lingkungan
a. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
intern keluarga.
b. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
ektern keluarga.
c. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
yang serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga
dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.
d. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil
bahagia sejahtera.

5. Tahapan dan perkembangan keluarga


Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas
perkembangan keluarga, untuk memberika pedoman dalam
menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga
serta untuk memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari
satu tahap ke tahap berikutnya. Tahap perkembangan keluarga menurut
Dufall & Miller tahun 1985; Carter & Mc Goldrick tahun 1988,
mempunyai tugas perkembangan yang berbeda seperti:
a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru
Tugas perkembangan keluarga antara lain membina hubungan
yang harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun
perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan
dengan oranglain dengan menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan
mempersiapkan diri menjadi orangtua.
b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi
sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu
membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit,
mempertahankan perkawinan yang memuaskan, memperluas
persaahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran orangtua kakek dan nenek dan mensosialisasikan
dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
c. Tahap III, keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua
beumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke III yaitu
memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosiaisasikan
keluarga, mengintergrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan
hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan
kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama,
memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV, keluarga denagn anak usia sekolah (anak tertua usia
6- 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga dalam tahap IV yaitu
mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan dengan hubungan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan ,
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap ke V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur
13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan mandiri., memfokuskan kembali
hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara
orangtua dan anak-anak memberikan perhatian, memberikan
kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi terbuka 2 arah
f. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
(mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang
meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu
memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota
keluarga baru yang didaapat melalui perkawinan anak-anak,
melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan,
membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan
komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orangtua
dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga
setelah ditinggalkan anak.
g. Tahap VII, orangtua usia pertengahan (tanpa jabatan, pension)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu
menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
para orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan
perkawinan, menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang
akan dating, memperhatikan kesehatan masing-masing
pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak.
h. Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
Tugan perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
memperthanakan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri
terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan antar
keluarga generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi
mereka, saling memberi perhatian yang menyenangkan antar
pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua
seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.

6. Tugas keluarga dibidang kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai


tugas di dalam bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan.
Ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di
lakukan( Fridman dalam Achjar, 2010).

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya perubahan sekecil


apapun yang di alami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera di catat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,
dengan pertimbangan siap diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
maka segeralah melakukan tindakan yang tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi atau bahkan bisa teratasi. Jika keluarga
mempuyai keterbatasan agar meminta bantuan orang lain
dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang
tidak dapat membatu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
terlalu mudah. Perawat ini dapat di lakukan di rumah apabila
keluarga mempunyai kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk
memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi (Suparyanto , 2012).
d. Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya hygiene
sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam
dan luar rumah yang berdampak pada kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan
keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan
keluarga terhadap pengunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan
kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang
kurang baik dipersepsikan keluarga (Achjar, 2010).

D. Konsep Proses keperawatan keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah merupakan proses yang kompleks


dengan menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. ( Nurul Cahyatin, 2012).

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut


Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik
dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga,
menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan
untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang
dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
Friedman (1998) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri
dari lima langkah dasar meliputi :

1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus
tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat
diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
seharihari), lugas dan sederhana (Suprajitno, 2004).
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk
mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga (Santun setiawati,
2008).

a. Tahap pengkajian
Tahap ini merupakan pengumpulan informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Data yang dikumpulkan meliputi :
1) Data umum
Data ini mencakup kepala keluarga (KK), umur, alamat dan
telepon, pekerjaan dan pendidikan KK, dan komposisi keluarga.
Selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya.
2) Genogram
Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram : a)
Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
b) Umur anggota keluarga ditulis pada symbol laki-laki atau
perempuan
c) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah symbol lakilaki
atau perempuan
d) Penggunaan symbol dalam genogram
3) Kebutuhan sehari-hari
a) Kebutuhan nutrisi
Menjelaskan tentang hasil identifikasi makanan sehari-hari
pada keluarga, meliputi pengadaan makanan, komposisi
makanan, penyajian makanan, diit/pantangan dalam keluarga,
pengelolaan makanan, pengelolaan air minum, pemenuhan
nutrisi keluarga.
b) Istirahat tidur
Menjelaskan tentang pola istirahat tidur sehari-hari pada
keluarga meliputi lamanya keluarga dalam beristirahat,
kebiasaan keluarga dalam pemenuhan istirahat tidur, dan
lingkungan sekitar rumah yang mempengaruhi istirahat tidur.
c) Aktivitas dan olahraga
Menjelaskan tentang kegiatan olahraga dalam keluarga dan
aktifitas keluarga dalam sehari-hari.
d) Status lingkungan
(1) Karakteristik rumah
Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihuni
keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan
ruangan, sarana pembuangan air, limbah dan kebutuhan
MCK (mandi, cuci, kakus), saran air bersih dan minum
yang digunakan.
(2) Karakteristik tetangga dengan komunitas
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yaitu keadaan sekitar tempat tinggal
keluarga, meliputi kebiasaan, seperti lingkungan fisik,
nilai dan norma serta aturan dan budaya setmpat yang
mempengaruhi kesehatan
(3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada
dan sejauh mana keluarga dapat berinteraksi dengan
masyarakat sekitarnya.
(4) System pendukung keluarga
Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas
kesehatan yang menunjang kesehatan (bpjs, askes,
jamsostek, kartu sehat, asuransi, atau yang lain). Fasilitas
fisik yang dimiliki anggota keluarga (peralatan kesehatan),
dukungan psikologis anggota keluarga atau masyarakat,
dan fasilitas social yang ada disekitar keluarga dapat
digunakan untuk meningkatkan kesehatan.
(5) Struktur keluarga
Nilai atau norma keluarga, struktur peran, pola komunikasi
keluarga, struktur kekuatan keluarga.
(6) Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan Keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan Keluarga mampu
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga
yang sakit
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

b. Analisa data
Ada 3 norma yang perlu diperhatiakn dalam melihat perkembangan
kesehatan keluarga untuk melakukan analisa data, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga,
yang meliputi:
a) Keadaan kesehatan fisik, mental, dan social angoota keluarga
b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
c) Keadaan gizi anggota keluarga
d) Status imunisasi anggota keluarga
e) Kehamilan dan KB
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi:
a) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan,
konstruksi, luas rumah dan sebagainya
b) Sumber air minum
c) Jamban keluarga
d) Tempat pembuangan air limbah
e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya 3)
Karakteristik keluarga, yang meliputi:
a) Sifat-sifat keluarga
b) Dinamika dalam keluarga
c) Komunikasi dalam keluarga
d) Interaksi antar anggota keluarga
e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan
anggota keluarga.
f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku didalam keluarga.
4) Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnose keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala
prioritas.
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap
diagnosis keperawatan:
a) Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang dibuat
perawat.
b) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan
dengan bobot.
Skor yang diperoleh Bobot
Skor tertinggi
c) Jumlahkan skor untuk semua criteria (skor maksimum sama
dengan jumlah bobot, yaitu 5)
Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan maglaya
(1978).

Tabel 2.2 Skoring diagnosa keperawatan


No kriteria Skala Bobot
1. Sifat masalah 1
• Tidak / kurang sehat 3
• Ancaman kesehatan 2
• Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat 2


diubah
• Dengan mudah 2
• Hanya sebagian 1
• Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah 1


 Tinggi 3
2
• Cukup 1
• Rendah
4. Menonjolnya masalah 1
• Masalah berat, harus segera 2
ditangani
• Ada masalah, 1
tetapi perlu segera
ditangani 0
• Masalah tidak dirasakan

Kemungkinan masalah dapat diubah

hal yang perlu diperhatikan untuk mengubah masalah yang terjadi


dalam keluarga antara lain pengetahuan yang ada sekarang,
teknologi, tindakan untuk menangani masalah, sumber daya fisik,
keuangan, tenaga, sumber daya tenaga kesehatan dan sumber daya
kesehatan.

Potensial masalah dapat dicegah


Hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensial masalah dapat
dicegah antara lain kepelikan dari masalah yang berhubungan
dengan penyakit, lamanya masalah, tindakan yang sedang
dijalankan, dan adanya kelompok “High Risk” atau kelompok yang
sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
Menonjolnya masalah Hal yang perlu diperhatikan dalam melihat
menonjolnya masalah yaitu presepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut.

2. Diagnosa

Diagnose keperawatan merupakan kumpulan pertanyaan, uraian dari


hasil wawancara, pengamatan langsung, dan pengukuran dengan
menunjukan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,
sampai masalah actual. Perumusan diagnosis keperawatan dapat
diarahkan kepada individu atau keluarga. Komponen diagnosis
keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi), dan
tanda (sign). Perumusan diagnose keperawatan keluarga
menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari:

a. Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak


terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
keluarga atau anggota (individu) keluarga.
b. Penyebab (etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas
keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan
yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara
lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Tanda (sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau
tidak yang mendukung masalah dan penyebab.

Tipe diagnose keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga


kelompok, yaitu:

a. Diagnosis actual adalah masalah keperawatan yang sedang


dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat
dengan cepat.
b. Diagnosis resiko/resiko tinggi adalah masalaj keperawatan
yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan actual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak
segera mendapat bantuan perawat.
c. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Daftar masalah keperawatan (NANDA) yang dapat digunakan,


sebagai berikut:

a) Gangguan proses keluarga


b) Gangguan pemeliharaan kesehatan
c) Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan
tubuh
d) Gangguan peran menjadi orang tua
e) Gangguan pola eliminasi
f) Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
g) Gangguan penampilan peran

3. Rencana Keperawatan
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan
tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis
pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka
pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi
nantinya adalah sebagai berikut :
a. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga
mengenai masalah
b. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi
yang salah.
c. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara
menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
d. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
e. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa
yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
Tahapan dalam perencanaan keluarga antara lain:
a. Tujuan jangka panjang
Menentukan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada
kemampuan mandiri dan lebih baik ada batas waktunya.
b. Tujuan jangka panjang
Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap hari yang
dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.

Ada tiga tingkatan fungsi keluarga yang bisa kita gunakan


dalam menyusun intervensi (Calgary), yaitu: a) Kognitif
Intervensi dengan tingkatan kognitif ditunjukan untuk
memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran
kepada keluarga sebagai target asuhan keperawatan
keluarga.
b) Afektif
Intervensi ini ditujukan membantu keluarga dalam berespon
emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan
sikap terhadap masalah yang dihadapi.
c) Psikomotor
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga
dalam perubahan perilaku yang merugikan ke perilaku yang
menguntungkan.

4. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah
disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi
keperawatan keluarga antara lain:
a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.
b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas
masalah.
c. Kekuatan-kekuatan keluarga berupa financial, motivasi, dan
sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan.
d. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga
janganlah terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas
sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil
sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu
diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali
dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu
yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP memberikan tuntunan
pada perawat dengan uraian sebagai berikut: a. Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang dirasakan baik kemajuan ataupun kemunduran
setelah diberikan tindakan keperawatan.
b. Objektif
Data yang bisa diamati atau diukur melalui teknik observasi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan
atau kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah
diberikan tindakan keperawatan.
c. Analisa
Pernyataan yang menunjukan sejauhmana masalah keperawatan
dapat ditanggulangi.
d. Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak
rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi
perawat.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada BAB ini, diuraikan satu kasus keluarga dengan masalah Rheumatoid Artritis
pada keluarga Ny.K khususnya Ny.K diwilayah Utan Panjang kelurahan Utan
Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Dalam proses pengumpulan data
penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik pada
seluruh anggota keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Ny.K khususnya Ny.K


yang berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 5 Mei 2017 sampai dengan 9 Mei
2017 dengan melakukan kunjungan rumah selama 4 kali pertemuan, asuhan
keperawatan keluarga dilakukan melalui proses keperawatan dengan
langkahlangkah sebagai berikut: Pengkajian, perumusan masalah, prioritas
masalah melalui teknik scoring, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam melaksanakan asukan
keperawatan keluarga pada tanggal 5 Mei 2017 sampai dengan 9 Mei 2017
di dapatkan hasil dari pengumpulan data keluarga Ny.K sebagai berikut:
1. Identitas Keluarga
Kepala Keluarga
Nama Kepala keluarga: Ny. K
Jenis kelamin: Perempuan
Umur, tanggal lahir: 55 tahun, 17 Februari 1962
Agama: Islam
Pendidikan: SMP
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Alamat: Jln. H. ung dalam Rt 12/Rw 02 kelurahan Utan panjang
kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
No. tlp: -
2. Susunan Anggota Keluarga Tabel 3.1
Susunan Anggota keluarga
No Nama Umur Gender Agama Hub. Pendidikan Pekerjaan Ket
Dengan
KK
1. Ny.K 55 th PR Islam Istri SMP IRT -

2. Ny.N 85 th PR Islam Nenek SD - -

3. Ny.D 35 th PR Islam Anak SMA Karyawan -

4. Tn.R 30 th LK Islam Anak SMA Karyawan -

5. Ny.E 26 th PR Islam Anak SMA Karyawan -

6. An.R 4,5 th LK Islam Cucu Belum Belum -


sekolah bekerja

3. Genogram
Ny.
N

Tn.A
Ny.
K

Tn.R Tn.R
Ny. Ny.E
D

Keterangan: : Laki-laki

: Perempuan
: Tinggal serumah

: Meninggal

: Klien

4. Riwayat tahap perkembangan


a. Tahap perkembangan keluarga
Tahapan perkembangan keluarga Ny.K saat ini adalah
perkembangan anak dengan dewasa awal. Karena anak keduanya
berumur 35 tahun dan belum menikah dan anak ketiganya berumur
30 tahun dan belum menikah juga, serta masih tinggal bersama
dengan orang tua. Pada tahap ini orang tua memiliki tugas
perkembangan:
a) Mencari dan menentukan calon pendamping hidup
Ny.K memberikan kebebasan penuh kepada anak keduanya dan
anak ketiganya untuk mencari pasangan hidup sesuai dengan
keinginan.
b) Membina kehidupan rumah tangga
Ny.K mulai membina rumah tangga dan memberikan contoh
yang baik untuk anak kedua dan ketiganya.
c) Mempertahankan kesehatan rumah tangga
Ny.K terlihat membatasi makanannya untuk mengurangi
penyakit yang dideritanya, dan juga membatasi konsumsi
buahbuahan seperti durian, nangka, dll.
5. Tugas keluarga yang belum terpenuhi
Anak kedua dan ketiga Ny.K masih bekerja akan tetapi mereka belum
menikah.
6. Riwayat keluarga Inti
Tn.A asli dari betawi dan Ny.K asli dari betawi juga. Mereka bertemu
dijakarta, mereka berpacaran selama 6 bulan dan pada akhirnya
memutuskan untuk menikah. Sekarang mereka sudah mempunyai 4
orang anak, akan tetapi suami Ny.K yaitu Tn.A meninggal dunia pada
saat Ny.K berusia 43 tahun. Hubungan dengan seluruh anaknya sangat
baik, bahkan sat dirumahnya mereka sering bercanda bersama.
7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny.K adalah keluarga besar, dimana di dalam rumah
terdiri dari nenek, Ny.K, 4 orang anak, dan 1 orang cucu.
8. Struktur keluarga
a. Komunikasi dalam keluarga
Pola komunikasi yang digunakan Ny.K adalah pola komunikasi
terbuka, yaitu dengan musyawarah dan dilakukan pada waktu
yang tidak tentu. Terkadang siang hari atau malam hari.
Anggota keluarga Ny.K berdominan berbicara bahasa
Indonesia dan yang paling dominan bicara itu Ny.K sendiri.
b. Struktur kekuatan keluarga
Hubungan antara anggota keluarga Ny.K terlihat harmonis,
saling terbuka satu sama lain dan menghargai satu sama lain.
Saling mendukung dan membantu dalam situasi apapun. Tidak
ada masalah di dalam keluarga ini, keluarga Ny.K biasanya
memecahkan masalah dengan bermusyawarah untuk
memecahkan suatu masalah agar tidak terjadi konflik
kesalahpahaman di dalam keluarga.
c. Struktur nilai/values
Nilai yang dianut oleh keluarga Ny.K adalah menggunakan
budaya betawi. Dalam keluarga Ny.K tidak ada nilai-nilai yang
bertentangan dengan kesehatan dan begitu pula dengan
kegiatan di dalam keluarga Ny.K tidak ada yang bertentangan.
Menurut keluarga Ny.K kesehatan merupakan hal yang paling
penting dalam kehidupan. Budaya betawi sangat
mempengaruhi Ny.K.
d. Struktur dan peran
Ny.K adalah kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga yang
mengurus semua kebutuhan sehari-hari. Ny.K mempunyai 4
orang anak, 1 nenek, dan 1 cucu. Anak pertama Ny.K beusia 37
tahun sudah menikah dan sudah pisah rumah, anak keduanya
berusia 35 tahun sebagai karyawan swasta disebuah perusahaan
di Jakarta, anak ketiga berusia 30 tahun sebagai pegawai swasta
disebuah kantor, dan anak keempat berusia 26 tahun sebagai
karyawan swasta di Jakarta.
e. Fungsi keluarga
Adapun fungsi keluarga dari Ny.K melupiti:
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Ny.K saling menyayangi dan
mendukung satu sama lainnya dan bila ada anggota
keluarga yang berhasil Ny.K merasa bangga atau bila ada
anggota keluarga yang menderita penyakit, semua anggota
keluarga saling membantu untuk merawat. Respon keluarga
terhadap kehilangan awalnya merasa sedih tapi lama
kelamaan dapat menerima.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Ny.K khususnya Ny.K tampak mengikuti
kegiatan pengajian yang di adakan oleh wilayah Rw 02.
Anggota keluarga Ny.K mempunyai hubungan baik dengan
warga disekitar lingkungan rumahnya, khususnya Ny.K
sering berinteraksi dengan masyarakat yang ada disekitar
rumah Ny.K.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny.K dikaruniai 4 orang anak, 2 orang laki-laki
dan 2 orang perempuan. Anak pertama Ny. K berusia 37
tahun, anak keduanya berusia 35 tahun, anak ketiganya
berusia 30 tahun dan anak keempatnya berusia 26 tahun.
Sejak mash dalam usia produktif Ny.K menggunakan alat
kontrasepsi KB pil dan suntik, selama masa penggunaan
alat kontrasepsi KB Ny.K tidak merasakan keluhan apapun.
4. Faktor Ekonomi
Ny.K seorang ibu rumah tangga, semenjak suaminya Ny.K
meninggal dunia Ny.K mendapatkan penghasilan dari
anakanaknya ± Rp. 1.500.000 sampai dengan Rp.
2.700.000,/bulannya. Dari hasil tersebut Ny.K mampu
memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang belum menikah
dan juga nenek, cucunya. Mampu membayar kebutuhan
yang lain seperti listrik, dana kesehatan dan transportasi.
Saat ini yang mengelola keuangan yaitu anak-anak dari
Ny.K.
5. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga
langsung membawanya ke tenaga kesehatan karena
menurut Ny.K obat warung sudah tidak mempan. Untuk
pemenuhan kebutuhan makanan biasanya Ny.K memasak
sendiri, keluarga Ny.K biasanya makan sendiri-sendiri
karena memiliki jam makan yang berbeda. Keluarga Ny.K
terkadang mengkonsumsi buah-buahan, untuk air minum
Ny.K lebih memilih di masak terlebih dahulu, dan untuk
pengolahan makanan keluarga Ny.K sering di potong
dahulu baru dicuci.
6. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
Keluarga Ny.K mempunyai kebiasaan tidur di siang hari
setelah selesai melakukan aktivitas dan keluarga ny.k
mempunya kamar tidur masing-masing.
7. Pemenuhan kebutuhan rekreasi
Anggota keluarga Ny.K tidak mempunyai kebiasaan
berlibur dikarenakan anak-anaknya sibuk bekerja.
8. Stressor dan Koping
Dalam menghadapi suatu masalah biasanya keluarga Ny.K
mengupayakan berkumpul untuk mencari jalan keluarnya.
Respon keluarga dalam menghadapi masalah yang muncul
pada anggota keluarga lain adalah membantu mencari jalan
keluarnya.
9. Kesehatan Lingkungan
a. Jenis rumah yang ditempati keluarga Ny.K adalaah
rumah milik pribadi bangunannya permanen, luas
bangunannya 4x5 m2, atap rumah Ny.K seng/asbe.
Terdapat ventilasi > 10%, lantainya ubin, terdapat
cahaya dari luar yang masuk ke dalam rumah,
keadaan rumahnya bersih.
b. Denah Rumah
c. Pengelolaan sampah keluarga Ny.K memiliki
pembuangan sampah sendiri dan biasanya menumpuk
lalu ada petugas yang datang untuk membersihkan
sampahnya
d. Sumber air keluarga Ny.K menggunakan air pam,

untuk mengkonsumsi air minum keluarga tidak


menggunakan air pam.
e. Jamban keluarga, keluarga Ny.K memiliki kamar
mandi dan wc sendiri, jenisnya adalah wc jongkok
atau leher angsa.
f. Pembuangan air limbah keluarga Ny.K memiliki
saluran pembuangan air kotor.
g. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan, keluarga Ny.K
tidak ada yang mengikuti kegiatan apapun, disekitar
rumahnya terdapat posyandu dan poswindu diwilayah
tersebut dan fasilitas tersebut dapat dijangkau dengan
berjalan kaki.
Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik
NO Pemfis Ny.K Ny.N Ny.D Tn.R Ny.E An.R
1. Kepala Rambut Rambut agak Rambut Rambut Rambut Rambut
bersih tidak kotor, tidak bersih, tidak bersih tidak bersih tidak bersih tidak
terdapat ada benjolan. terdapat terdapat terdapat terdapat
benjolan. benjolan. benjolan. benjolan. benjolan.

2. Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
an anemis, anemis, an anemis, an anemis, an anemis, an anemis,
sclera an sclera an sclera an sclera an sclera an sclera an
ikterik. ikterik. ikterik ikterik. ikterik. ikterik.

3. Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa


mulut mulut kering, mulut mulut mulut mulut
lembab, tidak ada karies lembab, lembab, tidak lembab, lembab, ada
ada karies gigi, tidak tidak ada ada karies tidak ada karies gigi,
gigi, tidak ada kesulitan karies gigi, gigi, tidak karies gigi, tidak ada
ada kesulitan menelan. tidak ada ada kesulitan tidak ada kesulitan
menelan. kesulitan menelan. kesulitan menelan.
menelan. menelan.

4. Hidung Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


bersih tidak agak kotor, bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada benjolan. tidak ada ada ada benjolan. ada ada
benjolan. benjolan. benjolan. benjolan.

5. Telinga Ada 2, Ada 2, Ada 2, Ada 2, Ada 2, Ada 2,


simetris tidak simetris tidak simetris simetris tidak simetris simetris
terdapat terdapat tidak terdapat tidak tidak
serumen. serumen. terdapat serumen. terdapat terdapat
serumen. serumen. serumen.

6. Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
getah bening, getah bening, getah getah bening, getah getah
tidak ada tidak ada bening, tidak ada bening, bening,
pembesaran pembesaran tidak ada pembesaran tidak ada tidak ada
vena vena pembesaran vena pembesaran pembesaran
jugularis. jugularis. vena jugularis. vena vena
jugularis. jugularis. jugularis.

7. Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


suara jantung suara jantung suara suara jantung suara suara
normal, tidak normal, tidak jantung normal, tidak jantung jantung
ada suara ada suara normal, ada suara normal, normal,
tambahan, tambahan, tidak ada tambahan, tidak ada tidak ada
suara paru suara paru suara suara paru suara suara
vesikuler. vesikuler. tambahan, vesikuler. tambahan, tambahan,
suara paru suara paru suara paru
vesikuler. vesikuler. vesikuler.

8. Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
distensi, tidak distensi, tidak distensi, distensi, tidak distensi, distensi,
ada nyeri saat ada nyeri saat tidak ada ada nyeri saat tidak ada tidak ada
ditekan, tidak ditekan, tidak nyeri saat ditekan, tidak nyeri saat nyeri saat
ada GE. ada GE. ditekan, ada GE. ditekan, ditekan,
tidak ada tidak ada tidak ada
GE. GE. GE.

9. Ekstremitas Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


Atas bengkak, bengkak, bengkak, bengkak, bengkak, bengkak,
turgor kulit turgor kulit turgor kulit turgor kulit turgor kulit turgor kulit
elastis, tidak kering, tidak elastis, tidak elastis, tidak elastis, tidak elastis, tidak
ada luka, ada luka, ada luka, ada luka, ada luka, ada luka,
simetris. simetris. simetris. simetris. simetris. simetris.

10. Ektremitas Tulang Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


bawah disamping bengkak, bengkak, bengkak, bengkak, bengkak,
turgor kulit turgor kulit turgor kulit turgor kulit turgor kulit
ibu jari kaki
menonjol, kering, tidak elastis, tidak elastis, tidak elastis, tidak elastis, tidak
turgor kulit ada luka, ada luka, ada luka, ada luka, ada luka,
elastis, tidak simetris. simetris. simetris. simetris. simetris.
ada luka,
simetris.

11. TTV Td: 120/80 Td: 150/80 Td: 130/70 Td: 120/80 Td: 110/80 Sh: 36,1°C
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg RR: 23
x/mnt Nd:
Nd: 101x/mnt Nd: 90 x/mnt Nd: 88 Nd: 93 x/mnt Nd: 90 99 x/mnt
RR: 19 x/mnt RR: 21 x/mnt x/mnt RR: 21 x/mnt x/mnt Kes: CM
Kondisi
Sh: 36°C Sh: 36,5°C RR: 20 Sh: 36°C RR: 20
baik
Kes: CM Kes: CM x/mnt Sh: Kes: CM x/mnt Sh:
Kondisi baik Kondisi baik 36°C Kondisi baik 36°C
Kes: CM Kes: CM
Kondisi Kondisi
baik baik
Kesimpulan: Saat dikaji Ny.D, Ny.E, Tn.R, dan An.R tidak ada keluhan
sedangkan Ny.K dan Ny.N ada masalah di ekstremitas bawah dan TTV.

h. Harapan keluarga terhadap keperawatan keluarga, Ny.K


mengatakan ingin cepat sembuh dari sakit yang di
deritanya, dan berharap dengan adanya asuhan
keperawatan dapat mempercepat proses penyembuhan
rematiknya.

PENJAJAKAN II REMATIK

A. Kemampuan keluarga mengenal masalah


Ny.K mengatakan bahwa “Rematik adalah nyeri pada tulang tulang yang
disebabkan oleh sering mandi malam dan sering mengkonsumsi
kacangkacangan dan emping”, tanda dan gejala yang dirasakan oleh ny.K
ketika rasa nyeri akibat dari penyakit tersebut datang adalah kaku dan baal
pada telapak kaki lalu datangnya pada pagi hari.
B. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Ny.K mengatakan bahwa bila kakinya terasa sakit dan kaku, ny.K hanya
beristirahat sejenak.
C. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny.K selalu peduli terhadap kesehatan anggota keluarganya, ketika
ada yang sakit biasanya mereka langsung membawanya ke tenaga kesehatan,
tetapi jika belum terlalu parah biasanya hanya membeli obat di apotik.
D. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Setiap pagi hari Ny.K mengatakan selalu membersihkan rumahnya, mengepel
lantai agar lantainya tidak kotor dan berdebu.
E. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas keluarga
Keluarga Ny.K mengatakan selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada disekitar seperti puskesmas. Mereka mengatakan sudah menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada dengan sebaik-baiknya.

FORMAT ANALISA DATA

Tabel 3.3 Analisa Data


NO Data Fokus Masalah kesehatan Diagnosa keperawatan
1. Ds: Rheumatoid Arthritis Gangguan rasa nyaman
Ny.K mengatakan tidak nyeri berulang pada
mengetahui pasti tentang keluarga Ny.K
rematik, Ny.K hanya khususnya Ny.K
mengetahui “rematik berhubungan dengan
adalah nyeri pada ketidakmampuan
tulangtulang”, Ny.K juga keluarga dalam merawat
mengatakan sakit anggota keluarga yang
dibagian telapak kaki dan menderita Rheumatoid
datangnya setiap pagi Arthritis.
hari.
Ny.K juga mengatakan
jika kakinya terasa sakit,
ny.K memilih untuk
istirahat sejenak.
Do:
Td: 120/80 mmHg
Sh: 36°C
RR: 19 x/menit

Nd: 105 x/menit


Tulang disebelah jempol
kaki agak menonjol
Asam urat: 7,4
Skala nyeri: 5
2. Ds: Rheumatoid Arthritis Resiko hambatan
Ny.K mengatakan masih mobilitas fisik
berhubungan dengan
bisa melakukan aktivitas ketidak mampuan
seperti mencuci pakaian, keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
membersihkan rumah,
dan memasak. Jika
nyerinya sedang muncul
Ny.K membatasi
aktivitasnya terlebih
dahulu. Ny.K juga
mengatakan sudah jarang
berobat ke puskesmas
selama 2 bulan ini.
Do:
Ny.K tampak masih bisa
melakukan aktivitasnya,
hanya saja jalannya agak
berbeda seperti biasanya.

3. Ds: Rheumatoid Arthritis Potensial terjadinya


Ny.K mengatakan kerusakan sendi
berhubungan dengan
“rematik adalah nyeri tidak mengenal masalah.
pada tulang-tulang,
penyakit rematik juga
sama seperti asam
urat”dan mengatakan
tidak boleh terlalu
banyak makan kacang
dan emping, Ny.K juga
mengatakan tidak terlalu
tahu betul tentang
penyakitnya.
Do:
Ny.K tampak bingung
ketika ditanya tentang
sakit yang sedang
dialaminya antara
rematik ataukah asam
urat.
SKORING MASALAH KEPERAWATAN

Diagnosa I: Gangguan Rasa nyaman nyeri berulang pada keluarga Ny.K khususnya
Ny.K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang menderita rematik.

Tabel 3.4 skoring diagnosa I


No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah. 1 3/3 x 1 Ny.K mengatakan penyakit Ny.K
Skala: =1 adalah asam urat. Ny.K mengatakan
Aktual: 3 “rematik adalah penyakit nyeri pada
Resiko: 2 tulang-tulang, ketika nyeri itu muncul
Potensial: 1 telapak kaki Ny.K terasa baal dan kaku
datangnya setiap pagi hari”
2. Kemungkinan 2 1/2 x 2 Ny.K mengatakan “selalu makan
masalah untuk =1 kacang-kacangan dan akan
diubah. mengurangi makanan yang dipantang.
Skala: Ny.K mengatakan jarang meminum
Mudah: 2 obat dan berobat ke puskesmas”.
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0
3. Potensial masalah 1 2/3 x 1 Ny.K mengatakan sedang memulai
untuk di cegah. = 2/3 untuk mengurangi makanan
Skala: pantangan. Ny.K juga mengatakan
Tinggi: 3 akan berobat ke puskesmas untuk
Cukup: 2 mengetahui penyakitnya lebih lanjut
Rendah: 1
4. Menonjolnya 1 2/2 x 1 Ny.K ingin menyediakan makanan
masalah =1 sesuai dengan keperluan tubuh tetapi
Skala: anggota keluarganya tidak ada yang
Segera ditangani: suka.
2
Masalah ada tapi
tidak perlu: 1
Masalah tidak
dirasakan: 0
Total: 3 2/3
SKORING MASALAH KEPERAWATAN

Diagnosa II: Resiko hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan Tabel
3.5 skoring diagnosa II
No Criteria Bobot Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah. 1 2/3 x 1 Ny.K mengatakan masih bisa
Skala: = 2/3 melakukan aktivitas seperti mencuci,
Aktual: 3 membersihkan rumah, dan memasak.
Resiko: 2
Potensial: 1
2. Kemungkinan 2 1/2 x 2 Ny.K mengatakan ketika sedang
masalah untuk di =1 mengalami nyeri Ny.K hanya
ubah mengistirahatkan sejenak akan tetapi
Skala: jika nyerinya semakin bertambah
Mudah: 2 Ny.K akan mengusahakan ke
Sebagian: 1 puskesmas terdekat.
Tidak dapat: 0
3. Potensial masalah 1 2/3 x 1 Ny.K mengatakan sebisa mungkin
untuk dicegah. = 2/3 nanti Ny.K akan segera berobat ke
Skala: puskesmas terdekat dan akan
Tinggi: 3 mengurangi aktivitas berlebih
Cukup: 2
Rendah: 1
4. Menonjolnya 1 1/2 x 1 Ny. K tampak terlihat masih
masalah. = 0,5 bersemangat untuk melakukan
Skala: aktivitas, namun hanya saja cara
Segera ditangani: 2 berjalan Ny.K berbeda dari biasanya
Masalah ada tapi
tidak perlu: 1
Masalah tidak
dirasakan: 0
Total: 2,8
SKORING MASALAH KEPERAWATAN

Diagnosa III: Potensial terjadinya kerusakan sendi berhubungan dengan


tidak mengenal masalah.

Tabel 3.6 skoring diagnosa III


No Criteria Bobot Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah. 1 1/3 x 1 Ny.K mengatakan “rematik adalah
Skala: = 0,3 nyeri pada tulang-tulang, rematik
Aktual: 3 juga sama seperti asam urat”
Resiko: 2
Potensial: 1
2. Kemungkinan 2 1/2 x 2 Ny.K mengatakan penyebab dari
masalah untuk di =1 rematik itu adalah terlalu banyak
ubah mengkonsumsi kacang dan
Skala: emping.
Mudah: 2
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0
3. Potensial masalah 1 3/3 x 1 Karena Ny.K mengetahui
untuk dicegah. =1 penyebab dari rematik walaupun
Skala: tidak mengetahui seluruhnya.
Tinggi: 3
Cukup: 2
Rendah: 1
4. Menonjolnya 1 1/2 x 1 Ny. K mengatakan tidak terlalu
masalah. = 0,5 mengetahui tentang penyakit yang
Skala: di deritanya.
Segera ditangani: 2
Masalah ada tapi
tidak perlu: 1
Masalah tidak
dirasakan: 0
Total: 2,8
B. Diagnosa Keperawatan DIAGNOSA PRIORITAS
KEPERAWATAN

Menurut hasil perhitungan scoring dari 3 diagnosa keperawatan di atas,


telah ditemukan diagnose yang sesuai pada kondisi pasien dengan skor 3 2/3
yaitu:

Tabel 3.7 diagnosa keperawatan


No Diagnose keperawatan Skor
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berulang kepada 3 2/3
keluarga Ny.K khususnya Ny.K berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang menderita
rematik.
C. Perencanaan Keperawatan

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 3.8 Perencanaan

No. Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan
Umum Khusus Criteria Standar
1. Gangguan rasa selama 4x 1. Setelah 1x30 menit Respon Pengertian 1. Jelaskan kepada
nyaman nyeri kunjungan kunjungan rumah, Verbal Rematoid keluarga
berulang
kepada rumah, keluarga mampu Arthritis adalah pengertian
keluarga Ny.K diharapkan mengenal masalah Kondisi tubuh rematik dengan
khususnya yang sangat
klien rematik pada menyakitkan pada menggunakan
Ny.K
berhubungan mengerti anggota keluarga, anggota gerak lembar balik.
dengan seperti pada
tentang dengan cara: 2. Tanyakan
ketidakmampua sendi, otot, tulang
penyakitnya a. Menyebutkan dan jaringan sendi kembali pada
n keluarga
dalam merawat dan pengertian yang di akibatkan keluarga tentang
karena
diharapkan rematoid pengertian
keluarga arthritis reumatik.
Ny.K 3. Beri pujian atas
anggota mampu peradangan. usaha yang
keluarga yang melakukan dilakukan
menderita perawatan
rematik rematik keluarga
untuk
mengatasi
nyeri secara
mandiri

b. Menyebutkan Respon Menyebutkan 5 1. Diskusikan


penyebab Rheumatoid verbal dari 10 penyebab bersama
Arthtritis Rheumatoid keluarga tentang
Arthtritis: penyebab
1) Faktor genetik reumatik dengan
2) Usia menggunakan
3) Kegemukan lembar balik.
4) Pola maka 2. Motivasi
keluarga untuk
5) Diet
terlalu
ketat

6) Sering menyebutkan
mengkonsums kembali
i alcohol 7) penyebab
Trauma reumatik.
(terjatuh, 3. Beri
terbentur) reinforcement
8) Posisi yang positif atas usaha
tidak tepat yang
saat dilakukan
aktifitas 9) keluarga.

Stress
Peningkatan
kadar asam
urat
c. Menyebutkan tanda Respon Menyebutkan 3 1. Diskusikan
verbal dengan keluarga
dan gejala dari 5 tanda dan
tentang
Rheumatoid Arthtritis. gejala reumatik : tandatanda
reumatik.
-Nyeri Sendi
2. Motivasi keluarga
-Kekakuan untuk
Sendi

-Kemerahan dan menyebutkan


Bengkak pada kembali
sendi tandatanda
-Kelemahan reumatik.
pada Otot 3. Beri
-Gangguan reinforcement
positif atas usaha
dalam bergerak yang dilakukan
keluarga.
2. Setelah 1x30 menit Respon Menyebutkan 2 1. Jelaskan pada
kunjungan rumah, verbal dari 5 akibat keluarga akibat
keluarga mampu
mengambil lanjut dari lanjut apabila
keputusan untuk reumatik yang reumatik tidak
merawat anggota
tidak diobati: diobati dangan
keluarga yang
menderita reumatik a) Peradangan menggunakan
dengan cara: Menyebar lembar balik.
Luas 2. Motivasi
keluarga untuk
b) Kesemutan
a. Menyebutkan dan Mati rasa menyebutkan
akibat lanjut tidak pada sendi dan kembali akibat
diobatinya tulang lanjut dari
Rheumatoid c) Kerusakan reumatik yang
Arthtritis sendi tidak diobati.
d) Dapat 3. Beri
menimbulkan reinforcement
perubahan pada positif atas
jawaban
jaringan lain
keluarga
seperti adanya
proses
granulasi
dibawah kulit
terutama pada
siku, ruas jari,
lutut dan
persendian
kaki.
e) Terjadi
splenomegali.

b. Memutuskan untuk Respon Keputusan 1. Motivasi


merawat verbal keluarga untuk keluarga untuk
merawat dan mengatasi
mengatasi masalah yang
reumatik pada dihadapi.
anggota keluarga. 2. Beri
reinforcement
positif atas
keputusan
keluarga untuk
merawat
anggota kelurga
yang mengalami
reumatik.
3. Setelah 1x30 menit Respon Menyebutkan 5 1. Diskusikan
kunjungan rumah, verbal dari 9 perawatan dengan keluarga
keluarga mampu reumatik: cara perawatan
merawat anggota 1) Kompres reumatik
keluarga dengan dengan air dengan
reumatik. hangat bila menggunakan
a. Menyebutkan cara nyeri tanpa lembar balik.
perawatan disertai 2. Motivasi
Rheumatoid bengkak keluarga untuk
Arthtritis 2) Kompres menyebutkan
dengan air kembali
dingin bila ada perawatan
bengkak reumatik.
3) Hindari 3. Beri
penekanan reinforcement
4) Istirahat yang positif atas usaha
cukup yang
5) Hindari kerja dilakukan
berat keluarga
6) Jaga keamanan
lingkungan
rumah.
Psikomoto Keluarga 1. Demonstrasikan
r dapat pada keluarga
mendemonstrasik tentang cara
an cara melakukan
melakukan senam senam rematik.
rematik
a. Gerakan Duduk 2. Beri
1) Angkat kedua reinforcement
bahu positif atas usaha
keatas keluarga.
mendekati 3. Pastikan
telinga, keluarga akan
putar melakukan
kedepan dan tindakan yang
kebelakang. diajarkan jika
2) Bungkukan diperlukan.
badan, kedua
lengan meraih
ujung kaki
lantai.
3) Angkat kedua
siku sejajar
dada, tarik
kedepan dada.
4) Angkat paha
dan
lutut
secara
bergantian,
kedua lengan
menahan
tubuh.
5) Putar
tubuh
bagian atas
kesamping
kanan dan
kiri, kedua
lengan diatas
pinggang.
b. Gerakan
Berbaring
1) Bentangkan
kedua lengan
dan tangan,
ambil nafas
dalam-dalam
dan
hembuskan.
2) Kedua tangan
disamping,
tekuk
siku
dan tangan
mengepal.
3) Tangan
luruskan
ke atas,
lalu
tepuk tangan.
4) Tekuk
sendi panggul
dan tekuk
lutut
dengan kedua
tangan tarik
sampai diatas
dada.
5) Pegang
erat
kedua tangan
diatas perut,
tarik
kebelakang
kepala
dan

kebawah.
6) Angkat
tungkai
bawah
bergantian
dengan
bantuan
kedua
tangan.
b. Menyebutkan jenis Respon Menyebutkan 2 1. Diskusikan
makanan untuk verbal dari masing bersama
Rheumatoid Arthtritis
masing keluarga
jenis tentang jenis
makanan makanan/diit
makanan yang di untuk reumatik.
perbolehkan 2. Motivasi
keluarga untuk
a. Karbohidrat:
menyebutkan
Nasi, Roti,
Jagung,
Kentang, kembali diit
singkong/ubi reumatik.
b. Protein: Ikan 3. Beri
Laut reinforcement
c. Sayur-sayuran positif atas
jawaban
hijau dan
keluarga.
kuning kecuali
bayam,
kacangkacangan
, kembang kol,
kangkung,
kacang panjang.
d. Buah – Buahan
segar: Jeruk,
mangga, pepaya,
nangka,
pisang.

Makanan yang
harus dihindari :
a. Sayur : bayam,
kembang kol,
kangkung,
kacang
panjang, daun
singkong,
buncis,
melinjodan
kacang
kacangan.
b. Buah-buahan:
Alpukat,
Durian, Nanas,
air kelapa.
c. Jeroan:
hati, limpa,
babat,usus,
paru, otak.
d. Makanan
Laut: Udang,
Kerang, Cumi,
Kepiting.
e. Makanan
Kaleng:
Kornet,
sarden, dan
kaldu.
4. Setelah 1x 30 menit Respon Menyebutkan 1 1. Menjelaskan
kunjungan rumah, verbal dari 3 cara lingkungan
keluarga mampu memodifikasi yang dapat
memelihara/memodifi lingkungan yang mencegah
kasi lingkungan sehat reumatik.
rumah yang sehat: -lantai tidak 2. Memotivasi
a. Cara licin keluarga untuk
memelihara/ -penerangan mengulangi
memodifikasi lampu baik penjelasan yang
lingkungan -Barangbarang diberikan.
yang sehat rapi dan 3. Beri
bersih. reinforcement
positif atas
Manfaat upaya yang
kunjungan ke dilakukan
fasilitas kesehatan keluarga.
:
-Mendapatkan
pelayanan
kesehatan
pengobatan
reumatik
-Mendapatkan
pendidikan
kesehatan
tentang
reumatik

5. Setelah 1x 30 Respon Menunjukan 1. Menginformasi


menit kunjungan verbal kartu berobat kan mengenai
rumah, keluarga adanya terapi pengobatan dan
mampu pengobatan pendidikan
memanfaatkan kesehatan yang
pelayanan kesehatan dapat diperoleh
dengan cara: keluarga di
a. Menyebutkan pelayanan
kembali manfaat kesehatan.
kunjungan ke 2. Motivasi
fasilitas keluarga untuk
kesehatan. menyebutkan
kembali hasil
diskusi
3. Beri
reinforcement
positif atas hasil
yang dicapai
keluarga.
b. Memanfaatkan Respon
verbal 1. Tanyakan
pelayanan kesehatan perasaan
dalam merawat keluarga setelah
mengunjungi
Rheumatoid Arthritis.
fasilitas
kesehatan.
2. Berikan
reiforcement
positif atas
tindakan tepat
yang dilakukan
oleh keluarga.
D. Implementasi

CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 3.9 Implementasi


Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Tindakan keperawatan Paraf
Juma’t DX I: Gangguan rasa 1. menjelaskan kepada Andini
5 mei 2017 nyaman nyeri berulang keluarga pengertian rematik
11:00 wib kepada keluarga Ny.K dengan menggunakan lembar
khususnya Ny.K balik Ds: ny.k mengatakan
berhubungan dengan mulai paham apa itu pengertian
ketidakmampuan keluarga rematik
dalam merawat anggota Do: ny.k tampak
keluarga yang menderita memperhatikan
Rematik 2. Menanyakan kembali
kepada keluarga tentang
rematik
Ds: Ny.K mengatakan “rematik
adalah nyeri pada anggota sendi
yang disebabkan karena
peradangan.
Do: Ny.K terlihattampak
mengerti
3. memberikan pujian atas
yang dilakukan keluarga
Ds: -
Do: Ny.K tampak senang

Sabtu DX I: Gangguan rasa 1. Mendiskusikan bersama Andini


6 Mei 2017 nyaman nyeri berulang keluarga tentang penyebab
kepada keluarga Ny.K
10:00 WIB khususnya Ny.K rematik dengan menggunakan
berhubungan dengan lembar balik
ketidakmampuan keluarga
Ds: Ny.K mengatakan sudah
mengetahui penyebab rematik
dalam merawat anggota Do: Ny.K terlihat tampak
keluarga yang mengerti
menderita rematik 2. memotivasi keluarga
untuk menyebutkan kembali
penyebab rematik
Ds: Ny.K mengatakan
rematik disebabkan oleh pola
makan dan juga mandi malam
Do: Ny.K tampak memahami
penyebab dari rematik
3. Memberikan reifoncment
positif atas usaha yg telah
dilakukan Ny.K
Ds: -
Do: Ny.K tampak senang
Senin Dx I: Gangguan rasa 1. Mendiskusikan dengan Andini
8 Mei 2017 nyaman nyeri berulang keluarga tentang tanda tanda
10:30 wib kepada keluarga Ny.K rematik
khususnya Ny.K Ds: Ny.K mengatakan tanda
berhubungan dengan tanda rematik itu kaku dan baal
ketidakmampuan keluarga Do: Ny.K tampak memahami 2.
dalam merawat anggota Memotivasi keluarga untuk
keluarga yang menderita menyebutkan kembali
rematik tandatanda rematik
Ds: Ny.K mengatakan tanda
tanda rematik adalah baal, kaku,
dan kadang kesemutan Do:
Ny.K tampak mengerti 3.
memberikan pujian atas
perilaku yang benar.
Ds: -
Do: Ny.K tampak senang.
4.Mendemonstrasikan pada
keluarga tentang cara
melakukan senam rematik.
Ds: Ny.K mengatakan bersedia
diajarkan senam rematik
Do: Ny.K tampak mengikuti
gerakan senam rematik
5.Memberi reinforcement
positif atas usaha keluarga.
Ds: -
Do: Ny.K tampak terlihat
senang
6.Pastikan keluarga akan
melakukan tindakan y ang
diajarkan jika diperlukan.
Ds: Ny.K mengatakan akan
melakukan senam rematik
kapanpun
Do: -

Selasa Dx I: Gangguan rasa 1. Mendiskusikan keluarga Andini


9 Mei 2017 nyaman nyeri berulang tentang diit makanan rematik
11:30 kepada keluarga Ny.K Ds: Ny.K mengatakan tidak
khususnya Ny.K tahu tentang pantangan
berhubungan dengan makanan rematik
ketidakmampuan keluarga Do: Ny.K tampak masih
dalam merawat anggota bingung
keluarga yang menderita 2. Memberikan kesempatan
rematik untuk mengulang tentang diit
rematik
Ds: Ny.K mengatakan tidak
boleh makan kacang
kacangan dan jeroan berlebih
Do: Ny.K tampak sudah
mengerti
3. memberikan pujian atas
perilaku yang benar
Ds: -
Do: Ny.K tampak senang

E. Evaluasi Keperawatan
CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA

Tabel 3.10 Evaluasi


No.Dx Tanggal Jam Evaluasi (SOAP) Paraf

Dx I 9-5-17 12:00 S: Ny.K mengatakan “Rematikadalah nyeri pada Andini


persendian yang dapat mengakibatkan
peradangan, penyebabnya karena faktor usia dan
merokok, tanda tanda rematik adalah kaku, baal
dan terkadang kesemutan, dan pantangan
makanan untuk penderita rematik adalah tidak
boleh mengkonsumsi kacang kacangan dan
jeroan berlebihan”
O: Ny.K tampak sudah memahami materi
tentang penyakit yang dideritanya
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan Intervensi

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas beberapa kesenjangan yang terjadi antara
hasil keperawatan keluarga dengan landasan teori dan penerapan asuhan
keperawatan dengan masalah penyakit rheumatoid arthritis pada keluarga Ny.K
khususnya Ny.K yang dilakukan pada tanggal 5 Mei 2017-9 Mei 2017 di
kelurahan Utan Panjang kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Dalam pembahasan
ini penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan terdiri dari pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tidak ada
kesenjangan yang terjadi antara landasan teoritis dengan kasus dan penulisan yang
akan dijelaskan mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Pengkajian keperawatan
Pada tahap pengkajian langkah awal yang dilakukan oleh penulis adalah
mencari keluarga binaan yang akan diberikan asuhan keperawatan
keluarga. Untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga binaan
harus memenuhi kriteria keluarga binaan yaitu: keluarga dalam ekonomi
menengah keatas. Dalam metode pengumpulan data penulis tidak
menemukan apapun, pada pemeriksaan fisik penulis mampu memeriksa
semua anggota keluarga yang ada.

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa keluarga Ny.K


khususnya Ny.K menderita rheumatoid arthritis. Penyebab masalah yang
terjadi pada keluarga Ny.K dikarenakan gaya hidup yang kurang baik,
selalu mandi malam dan pola makannya tidak sesuai diit yang ditentukan
penyakit rheumatoid arthritis. Hasil pemeriksaan asam urat pada Ny.K
yaitu 7,4 g/dl sudah tergolong dalam batasan tidak normal. Tetapi Ny.K
merasakan kaku pada telapak kaki, terasa kesemutan, dan munculnya
disetiap pagi hari.
Dari penyebab sampai penatalaksanaan medis didapatkan kesenjangan
yang begitu jauh dengan yang ada di konsep yaitu Ny.K tidak meminum
obat dan tidak melakukan pemeriksaan penunjang seperti sinar X, namun
pada teori ini ditemukan gejala Rheumatoid Arthritis, yaitu kaku pada
telapak kaki, kesemutan, dan munculnya dipagi hari.

Tahap perkembangan perkembangan Ny.K merupakan tahap


perkembangan dewasa, dimana tugas perkembangan pada tahap dewasa
adalah:

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.


2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki periode masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

Tugas perkembangan keluarga Ny.K yang belum tercapai adalah Mencari


dan menentukan calon pendamping hidup, hal ini dikarenakan anak kedua
dan ketiga dari Ny.K masih bekerja dan belum menikah.

Dalam struktur peran yang ada pada keluarga Ny.K tidak ada kesenjangan
yang begitu jauh dari konsep keluarga sebagai pendidik, pelindung,
pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga serta anggota masyarakat dari
lingkungannya, hanya saja Ny.K tidak mencari nafkah dikarenakan
anakanaknya sudah bekerja semua. Adapun peran anak melaksanakan
peran psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial
dan spiritual. Sebagai pengambilan keputusan dalam keluarga Ny.K adalah
musyawarah untuk mencapai mufakat bersama dengan anggota keluarga
yang lain.

Faktor penghambat pada pengkajian ini yaitu kurangnya pengetahuan


Ny.K tentang keluarga besarnya dan kurangnya minat untuk merubah gaya
hidup pada keluarga Ny.K sedangkan faktor pendukungnya adalah
tingginya rasa ingin tahu keluarga terhadap penyakit Rheumatoid Arthritis.
B. Diagnosa keperawatan
Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, maka
penulis mengatakan diagnose keperawatan menggunakan formula PES.
Berdasarkan 5 tugas keluarga didapatkan 1 masalah dalam keluarga Ny.K
yaitu: masalah tersebut disusun berdasarkan prioritas masalah kesehatan
dengan cara scoring yang didasarkan pada 5 kriteria, yaitu:
1. Sifat masalah
2. Kemungkinan masaah dapat diubah
3. Potensial masalah untuk dicegah
4. Menonjolnya masalah
5. Memanfaatkan fasilitas yang ada

Akhirnya diperoleh 1 diagnosa berdasarkan scoring, yaitu:

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berulang pada keluarga Ny.K khususnya


Ny.K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita Rheumatoid Arthritis..

Diagnose muncul pada masalah keluarga Ny.K bersifat gangguan karena


ditemukan data-data yang menjurus kearah actual jika tidak ditangani dan
dilakukan tindakan keperawatan akan menyebabkan komplikasi lebih
lanjut dan akan berakibat fatal.

Diagnose yang ada pada landasan teori:

1. Nyeri berhubungan dengan respons inflamasi sendi lutut, kompresi


saraf
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan
menggerakan sendi lutut sekunder akibat kerusakan kartilago sendi
lutut
3. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidakmampuan
menggerakan tungkai bawah, penurunan kekuatan otot, pasca
artoplasti, dan ketidakmampuan cara mobilisasi yang adekuat
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de entrée luka pasca
bedah
5. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan, kondisi sakit,
perubahan peran keluarga, kondisi status ekonomi

C. Perencanaan
Setelah diagnose keperawatan ditetapkan, tahapan berikutnya adalah
membuat perencanaan keperawatan. Dalam perencanaan keperawatan
yang ada di dalam teori maupun kasus tidak ditemukan adanya perbedaan
yang begitu jauh. Dari mulai penentuan diagnose, penulis sudah
memprioritaskan masalah sesuai dengan yang dikeluhkan oleh keluarga
dan yang mengancam nyawa pasien. Sedangkan dalam penetapan tujuan
dan kriteria hasil, penulis berdasarkan atas standar asuhan keperawatan
keluarga, demikian pula dalam membuat rencana tindakan.

Dalam membuat perencanaan penulis tidak mendapatkan hambatan


apapun, dikarenakan semua anggota keluarga Ny.K sedang berada di
rumah. Jadi penulis dapat melakukan rencana tindakan.

Pada diagnose tersebut penulis mengambil 1 diagnosa keperawatan, yaitu


gangguan rasa nyaman nyeri berulang pada keluarga Ny.K khususnya
Ny.K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita Rheumatoid Arthritis. Perawat dan keluarga
merencanakan untuk mengadakan penyuluhan tentang masalah rheumatoid
arthritis mulai dari pengertian sampai makanan yang dilarang bagi
penderita rheumatoid arthritis dan juga mendemonstrasikan tentang senam
rematik. Keluarga menyatakan setuju dengan rencana tindakan lainnya
yang bersifat anjuran dan motivasi. Faktor pendukung untuk mengadakan
rencana tindakan tersebut adalah tingginya rasa ingin sembuh Ny.K dan
ingin mengetahui lebih lanjut tentang Rheumatoid Arthritis, sedangkan
faktor penghambat untuk rencana tindakan yaitu kurang motivasi keluarga
dan kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit Rheumatoid Arthritis.
D. Pelaksanaan keperawatan
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun
sebelumnya bersama keluarga, pada tahap ini penulis melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat dan
tetap mempertahankan prioritas diagnose.

Faktor pendukung terlaksananya implementasi keperawatan pada keluarga


Ny.K yaitu tingginya rasa ingin sembuh dan ingin mengetahui lebih lanjut
tentang penyakit Rheumatoid Arthritis pada Ny.K.

Tidak ada kendala pada saat tindakan keperawatan berlangsung, setelah


melakukan implementasi yang telah direncanakan penulis meninggalkan
media pada keluarga dengan harapan seluruh anggota dapat membacanya.
kurang terpapar informasi pada keluarga Ny.K menjadi hambatan untuk
melakukan Intervensi.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilan rencana tindakan. Keberhasilan evaluasi didasarkan
pada keefektifan intervensi yang dilakukan oleh perawat dan keluarga.
Keefektifan intervensi dapat dilihat dari respon keluarga dan hasil
disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dalam mengevaluasi
hasil tindakan yang telah dilakukan perawat menggunakan metode
observasu secara langsung, wawancara, dan pemeriksaan fisik.

Faktor pendukung yang mempunyai keberhasilan asuhan keperawatan


yaitu adanya motivasi yang tinggi dari Ny.K sendiri, sedangkan faktor
penghambat atas kendala yang ditemukan penulis adalah kurang
terpaparnya informasipada keluarga tentang Rheumatoid Arthritis. Dalam
hal ini penulis berpesan kepada keluarga agar semua rencana tindakan
yang telah dilakukan tidak berhenti sampai disini tetapi harus dipraktekan
kapanpun walaupun penulis sudah tidak lagi berada dilingkungan keluarga
Ny.K.
BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan kembali hasil dari tinjauan teoritis
sampai dengan pembahasan.

A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas asuhan keperawatan dengan perbandingan
antara teori dan kasus lapangan, kemudian penulis dapat mengambil
kesimpulan dan saran sebagai berikut: Rheumatoid Arthritis adalah
penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik, progresif,
cenderung kronik dan mengenal sendi serta jaringan ikat sendi secara
simetris.

Saat pengkajian semua anggota keluarga Ny.K berkumpul semua,


sehingga penulis dapat melakukan pemeriksaan kesehatan pada semua
anggota keluarga. Di dapatkan kesenjangan di dalam pengkajian yaitu
Ny.K sudah lama tidak pernah berobat kepuskesmas selama 2 bulan dan
belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang di puskesmas maupun
dirumah sakit.

Diagnosa yang penulis gunakan yaitu gangguan rasa nyaman nyeri pada
keluarga Ny.K khususnya Ny.K berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarganya yang menderita Rheumatoid
Arthrtis

a) Perencanaan secara umum sesuai dengan landasan teori, dan pada


saat perencanaan dan skoring semua keluarga terlibat.
b) Pelaksanaan semua keluarga terlibat dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan.
c) Evaluasi keperawatan yang di dapatkan adalah gangguan rasa
nyaman nyeri pada keluarga Ny.K khususnya Ny.K berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarganya
yang menderita Rheumatoid Arthrtis dapat tercapai sesuai dengan
perencanaan.
B. Saran

Dari kesimpulan yang telah didapat, penulis menganggap perlu adanya


peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diharapkan agar
dapat membantu klien dalam mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal. Disamping itu penulis memberikan saran
kepada pihak yang diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan penyakit Rheumatoid Arthritis dan saran
tersebut diantaranya:

1. Untuk penulis
Dalam penerapan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa
dapat melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk
mendapatkan hasil yang optimal dan mampu memberikan asuhan
keperawatan yang kompeten bagi pasien. Mahasiswa juga
diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama
proses pembelajaran baik di kampus maupun dilapangan.
2. Untuk Institusi
Diharapkan kepada institusi untuk melengkapi buku-buku sebagai
referensi dengan tahun penerbitan yang baru dengan
masalahmasalah asuhan keperawatan, sehingga dapat memudahkan
mahasiswa dalam penyusunan karya tulis ilmiah selanjutnya.
3. Untuk Puskesmas
Diharapkan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
hendaknya dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan kartu
kesehatan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
4. Untuk Keluarga
Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan merubah gaya
hidup menjadi lebih baik, serta mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terjangkau dan ekonomis seperti puskesmas atau
klinik.
DAFTAR PUSTAKA

Doegoes E Marilyn.(2000).Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC.

Fridman dalam Achjar.(2010).Keperawatan Keluarga: Teori dan praktek.Jakarta:


EGC.

Harnilawati, S.Kep.(2013).Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas.Sulawesi


selatan: Pustaka As Salam.

Joyce M. black & Jane Hokanson Hawks.(2014).Keperawatan Medikal Bedah


Edisi 8 Buku 3.Jakarta: CV Pentasada Edukasi.

Laporan Nasional Riskesdas.(2013).Prevalensi Rheumatoid Arthritis


http://www.depkes.go.id diakses tanggal 05 Februari 2017 jam 10.00 WIB.

Ns. Tantut Susanto, M.Kep.Sp.Kom.(2012).Buku ajar keperawatan keluarga


aplikasi pada praktik asuhan keperawatan keluarga.Jakarta: TIM.

Setiadi.(2008).Konsep dan Proses keperawatan keluarga.jakarta:Graha ilmu

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.(2001).Buku ajar keperawatan Medikal


Bedah Edisi 8.Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C.(2016).Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12.Jakarta: EGC.

Susanto, Tantut.(2012).Aplikasi teori pada praktik asuhan keperawatan


keluarga.Jakarta: Trans info media.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Andini Ulfiya Rahmat

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 16 September 1996


Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat email : Andiniulfiya320@gmail.com

Agama : Islam
Alamat tinggal
: Jln. Kota bamboo utara raya no. 3 kecamatan
palmerah Jakarta Barat

Nomor Handphone : 089610510880

Pendidikan : 1. TK Pelita Pertiwi lulus pada tahun 2001-2003

2. SDN 1 Cicurug lulus pada tahun 2003-2009

3. Mts. Assa’adah lulus pada tahun 2009-2012

4. MAN Cibadak lulus pada tahun 2012-2014

5. Diploma 3 Keperawatan UMJ: Sedang proses

Demikian daftar Riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 6 Juni 2017

Penulis

Andini Ulfiya Rahmat


SATUAN ACARA PENYULUHAN

REMATIK

A. Identitas
Topik : Rematik
Sub Topik : Penyuluhan tentang Rematik
Sasaran : Keluarga Ny.K khususnya Ny.K
Waktu penyuluhan : Sabtu, 6 Mei 2017
Penyuluh : Andini Ulfiya Rahmat

B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berulang kepada keluarga Ny.K khususnya
Ny.K berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita rematik.

C. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan tpenyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
keluarga Ny.K khususnya Ny.K mengetahui tentang penyakit rematik
sesuai dengan apa yang sudah diajarkan penyuluh mulai dari pengertian
sampai dengan pengobatan tradisional.

D. Tujuan Intstruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny.K mampu:
1. Menjelaskan pengertian penyakit rematik dengan benar.
2. Menyebutka penyebab rematik dengan benar.
3. Menyebutkan tanda dan gejala rematik dengan benar.
4. Menjelaskan komplikasi dari rematik dengan benar.
5. Menjelaskan penggunaan obat tradisional.

E. Materi penyuluhan
1. Pengertian rematik
2. Penyebab rematik
3. Tanda dan gejala rematik
4. Komplikasi rematik
5. Pencegahan rematik
6. Pengobatan tradisional untuk rematik

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

G. Media
1. Lembar balik, leaflet
2. Alat petunjuk

H. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu


Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan
memperhatikan
c. Apersepsi Mengemukakan
d. Menyampaikan maksud c. pendapat.
dan tujuan

Inti Menjelaskan materi rematik a. Memperhatikan dan 15


a. Pengertian mendengarkan menit
b. Penyebab, tanda, dan b. Bertanya jika tidak
gejala ada yang dimengerti
c. Komplikasi c. Keluarga aktif
d. Pengobatan tradisional berdiskusi
e. Cara pencegahan dan
perawatan
f. Tanya jawab
Penutup a. Evaluasi penjelasan a. Memperhatikan dan 10 menit
b. Menyampaikan materi menjawab pertanyaan
c. Mengucapkan salam b. Menjawab salam

I. Evaluasi
1. Prosedur : Langsung
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Tanya jawab

URAIAN MATERI REMATIK

A. Pengertian Rematik
Rematik adalah penyakit peradangan yang lanjut pada tulang sendi.

B. Penyebab Rematik
Penyebab dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor: a)
Faktor keturunan
b) Kurang olahraga
c) Sering mengkonsumsi kacang-kacangan dan jeroan

C. Tanda dan gejala rematik


a) Kaki terlihat bengkak dan baal
b) Kaki dan tangan terasa linu dan kesemutan.

D. Pencegahan Rematik
a) Olahraga teratur
b) Menghindari makan jeroan
c) Makan-makanan yang bergizi
E. Komplikasi
a) Kerusakan pada sendi
b) Peradangan pada otot jantung
c) Gagal pernafasan
d) Gagal ginjal
e) Penyakit saluran cerna: gastritis kronik dan ulkus peptikum

F. Pengobatan tradisional
a) Kompres jahe
b) Minum air rebusan daun salam
c) Makan labuh siam rebus

G. Fasilitas kesehatan
a) Pergi ke puskesmas
b) Rumah sakit
c) Atau klinik terdekat untuk memeriksakan kesehatan

H. Modifikasi lingkungan
a) Bersihkan kamar mandi agar tidak licin, mencegah dari bahaya jatuh.
b) Merapihkan rumah, mengelompokan barang yang berat dengan yang
mudah di angkat.

Anda mungkin juga menyukai