DISUSUN OLEH
MAYANT AMASTUT, S.KEP
PB 1801035
A. Pengertian
Hiperglikemi merupakan keaadaan dimana kadar glukosa darah yang tinggi dari
rentang kadar puasa normal 120 mg/ 100 ml darah (Elizabeth J.Corwin, 2009).
Hiperglikemia adalah keadaan ketika kadar gula darah melonjak secara tiba-tiba. Keadaan
ini bisa disebabkan antara lain stres, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. (Saraswati,
Silvia.2009)
Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa darah yang tinggi pada rentang
non puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah (Sujono & Sukarmin, 2008)
B. Etiologi
1. Defisiensi insulin, seperti yang dijumpai pada DM tipe 1
2. Penurunan responsivitas sel terhadap insulin, seperti yang dijumpai pada DM tipe II
karena adanya penyebab obesitas, kurangnya aktifitas fisik
3. Stres kronis
4. Respon terhadap stres mencakup aktivasi sistem saraf simpatis dan pelepasan hormon
pertumbuhan (tyroid), katekolamin epinefrin dan norepinefrin dari kelenjar adrenal
yang selanjutnya akan merangsang peningkatan pemecahan simpanan glukosa di hepar
dan otot rangka.
5. Hipertiroid
6. Hormon-hormon tersebut menstimulasi pelepasan insulin yang berlebihan oleh sel-sel
pankreas, sehingga akhirnya terjadi penurunan respon sel terhadap insulin
7. Autoimun
8. Autoimun menyebabkan kerusakan sel-sel beta pankreas yang berakibat defisiensi
insulin sampai kelainan yang menyebabkan retensi terhadap kerja insulin.
9. Alkoholisme
10. Dianggap menambah resiko terjadinya kerusakan sel-sel beta pada pankreas (ADA,
2009)
Osmotik diuresis
Mual &
PH
muntah
Kehilangan
< volume cairan Poliuria Sodium, Cl,
Potasium & Asidosis
Fosfat Metabolik Gangguan
Polidipsi Glukosa
Nutrisi <
keluar
bersama kebutuhan
urin Hiperventilasi
Mobilisasi Lemak
Aterosklerosis Fatigue
Mengantuk
Mikrovaskuler Makrovaskuler
Gangguan
Retina Ginjal Jantung Serebral Ekstremitas Integritas
Kulit
E. Pemeriksaan diagnostik
1. KGD
2. Bikarbonat serum
3. Ph
4. BUN
5. Hb/ Ht
6. Glukosa darah sewaktu
7. Kadar glukosa darah puasa
8. Tes toleransi glukosa
9. Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa darah
meningkat di bawah kondisi stress.
10. Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
F. Penatalaksanaan
1. Olahraga (namun jika gula darah diatas 240 mg/dl dan ketika diperiksa terdapat keton
dalam urin maka olahraga harus dihentikan)
2. Diet rendah gula
3. Terapi insulin
a. Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, adalah jenis obat insulin
yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam waktu 30
menit sejak dimasukan kedalam tubuh. Obat insulin ini bekerja secara maksimal
selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan segera menghilang setelah
6 sampai 8 jam kemudian.
b. Insulin reaksi panjang, merupakan jenis yang mulai bekerja 1 sampai 2 jam setelah
disuntikan kedalam tubuh seseorang. Tetapi obat ini tidak memiliki reaksi puncak,
sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam
didalam tubuh penderita, contohnya lavemir dan lantus.
c. Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja
menurunkan kadar gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikan kedalam
tubuh. Obat ini bekerja secara maksimal selama 6 sampai 10 jam, dan berakhir
setelah 10 sampai 16 jam setelahnya. Contohnya humulin m3, hypurin, dan
insuman.
d. Insulin reaksi cepat yang bekerja 5 sampai 15 menit setelah masuk kedalam tubuh.
Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30 sampai 90 menit, dan pengaruhnya
akan segera menghilanhg setelah 3 sampai 5 jam setelahnya, contohnya lispro,
actrapid, novorapid dan velosulin.
4. Hypoglicemic medication
G. Komplikasi
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia/koma Hipoglikemik adalah kadar gula yang rendah kadar gula
normal 60-100 mg%.
b. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (HHNC/HONK)
c. Ketoasidosis Diabetic (KAD)
2. Komplikasi kronik
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner,
vaskuler perifer dan vaskuler serebral
b. Mikrovaskuler (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati), dan
ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda
awitan baik komplikasi mikrovaskuler maupun makrovaskuler
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki
d. Rentan infeksi, seperti tuberkolosis paru dan infeksi saluran kemih
e. Ulkus/ gangren/ kaki diabetik (Mansjoer dkk, 2007)
KONSEP KEPERAWATAN HIPERGLIKEMIA
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway : Kaji kepatena jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda
asing yang menghalangi jalan nafas
b. Breathing : Kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot
bantu pernafasan
c. Circulation: Kaji nadi, biasanya dia menurun
d. Disability :Lemah, letih, sulit bergerak, gangguan istirahat tidur
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istrahat/tidur
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas, letargi
/disorientasi, koma
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas dan kesemutan
pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, takikardia.
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang menurun/tidak
ada, disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit panas, kering, dan
kemerahan, bola mata cekung.
c. Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk
(infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare)
e. Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet, peningkatan
masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari beberapa
hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid)
Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah,
pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula
darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
f. Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,
parestesi, gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan
memori (baru, masa lalu), kacau mental, refleks tendon dalam menurun (koma),
aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
h. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak)
Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan
meningkat
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kemampuan
bernapas.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak cukupan
insulin,penurunan masukan oral,status hipermetabolisme.
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebihan (diuresis
osmotic) akibat hiperglikemia
4. Kelelahan berhubungan dengan kekurangan energi
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya ulkus , gangren
C. Rencana Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas
NOC
Status pernafasan
NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam nutrisi teratasi dengan
kriteria:
Pola nafas pasien kembali teratur.
Respirasi rate pasien kembali normal.
Pasien mudah untuk bernafas.
No. Intervensi Rasional
1. Kaji status pernafasan dengan Mengetahui keadaan dan kebutuhan
mendeteksi pulmonal oksgenasi pasien sehingga dapat
diberikan pengaturan oksigen yang
adekuat
2. Berikan fisioterapi dada termasuk Untuk mengeluarkan secret bila
drainase postural. terdapat sumbatan jalan nafas
4. Kelelahan
NOC
Toleran aktivitas
Energy conservation
Status nutrisi: energi
NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam kelelahan pasien teratasi
dengan kriteria:
Kemampuan aktivitas adekuat
Mempertahankan nutrisi adekuat
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
Menggunakan teknik energi konservasi
Mempertahankan interaksi sosial
Mengidentifikasi faktor fisik dan psikologis yang menyebabkan kelelahan
D. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan yang mencakup tindakan tindakan independen (mandiri)
dan kolaborasi.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Jika
tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan
keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan
perubahan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA