Anda di halaman 1dari 7

Laporan Pendahuluan

Hiperglikemia

A. Definisi
Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya

lebih, glyc artinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia

merupakan keadaan dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal (>

200 mg/dl atau 11,1 mmol/L) (Reference ranges for blood tests). Peningkatan

glukosa dalam darah terjadi ketika pankreas memiliki sedikit insulin atau ketika

sel tidak dapat menerima respon insulin untuk menangkap glukosa dalam darah

(American Assisiation Diabetes, 2004).


Hiperglikemia berbeda dengan diabetes militus, hiperglikemia merupakan

tanda dari diabetes militus. Seseorang yang memiliki hiperglikemia belum tentu

memiliki penyakit diabetes militus. Namun ketika hiperglikemia semakin kronis,

hal ini bisa memicu timbulnya diabetes dan ketoasidosis (AIDS Info, 2005).
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada

rentang kadar puasa normal 80 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar

140 160 mg /100 ml darah . (Medical, news. 2012)


Menurut WHO (2006) berpendapat bahwa hiperglikemia adalah

terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi didalam darah (rentang normal

kadar glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/ liter). Hiperglikemi merupakan tanda

yang biasanya menunjukan penyakit diabetes mellitus.

B. Etiologi
Menurut Hussain A, Vincent M. (2010) menyatakan bahwa penyebab dari

hiperglikemia tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan

1
2

insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan

penting yang lain akibat pengangkatan pankreas, pengrusakan secara kimiawi sel

beta pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas, faktor imunologi

pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon

auto imun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada

jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

dianggap sebagai jaringan asing.


Penyebab hiperglikemia umumnya mencakup:
1. Menggunakan terlalu sedikit insulin
2. Tidak menggunakan insulin sama sekali
3. Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan insulin yang meningkat akibat

operasi, trauma, kehamilan, stress, pubertas, atau infeksi


4. Kurang aktivitas fisik
5. Membentuk resisten insulin sebagai akibat adanya antibodi insulin
Menurut Abbas, kittabchi et al,. (2006) menyatakan bahwa penyebab tidak

diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah

penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting. Yang lain

akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau

langerhans.

1. Predisposisi
a. Disfungsi kelenjar thyroid, adrenal dan pituitary glands
b. Kerusakan sel Beta
c. Pengangkatan pankreas
d. Penyakit intrakranial, ensefalitis, perdarahan otak, meningitis dan

tumor otak (khususnya yang berlokasi didekat pituitary glands)


e. Pankreas memproduksi insulin dalam jumlah yang sedikit (tidak

cukup)
f. Pankreas memproduksi insulin dalam batas normal, namun sel tubuh

tidak dapat merespon rangsangan dari insulin untuk mengambil

glukosa dalam darah


3

2. Presipitasi
a. Usia
b. Overweight
c. Hereditas anggota keluarga yang memiliki riwayat hiperglikemia
d. Faktor imunologi respon autoimun, dimana antibodi terarah pada

jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut

yang dianggap sebagai jaringan asing.

C. Patofisiologi

Menurut Irfan. (2011) menyatakan bahwa pada mulanya sel beta pankreas

gagal atau terhambat oleh beberapa keadaan stres yang menyebabkan sekresi

insulin menjadi tidak adekuat. Pada keadaan stres tersebut terjadi peningkatan

hormon glukagon sehingga pembentukan glukosa akan meningkat dan

menghambat pemakaian glukosa perifer, yang akhirnya menimbulkan

hiperglikemia. Selanjutnya terjadi diuresis osmotik yang menyebabkan cairan dan

elektrolit tubuh berkurang. Perfusi ginjal menurun dan sebagai akibat sekresi

hormon lebih meningkat lagi.

Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan

oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang

menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa

menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi

tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis.

Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati

serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap

kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang


4

mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus

(polydipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan

keton yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton

dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis.

Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat

sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel

mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan

glukosa pada dinding pembuluh darah yang membentuk plak sehingga pembuluh

darah menjadi keras (arterosklerosis) dan bila plak itu telepas akan menyebabkan

terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat menutup aliran darah yang dapat

menyebabkan timbulnya penyakit lain (tergantung letak tersumbatnya, misal

cerebral dapat menyebabkan stroke, ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal,

jantung dapat menyebabkan miocard infark, mata dapat menyebabkan retinopati)

bahkan kematian.
5

Faktor predisposisi

Sel tidak mampu Defisiensi Inslunin


menerima
rangsangan insulin
Penurunan Glukoneogenesis
pemakaian glukosa
Sel tidak
oleh sel
menangkap glukosa
untuk dijadikan
energi Protein Lemak
Nafas
aseton
Tubulus renalis tdk BUN
Hiperglikemia Ketogenesis Mual
dpat menyerap muntah
kembali semua Anoreksia
Nitrogen
glukosa Glikosuria Urin Ketonemia

Osmotik diuresis
Mual &
PH
muntah
Kehilangan
< volume cairan Poliuria Sodium, Cl,
Potasium & Asidosis
Fosfat Metabolik Gangguan
Polidipsi Glukosa
Nutrisi <
keluar
bersama kebutuhan
Hiperventilasi
Mobilisasi Lemak urin

Metabolisme Lemak abnormal Protein negatif


tidak seimbang BB + polifagia

Kolesterol mengendap pd
Resiko ketidak Gangguan
dinding Pembuluh Darah (Angiopati) Astenia / energi < (Infeksi) Luka
saraf
Fatigue
Retropati seimbangan Nutrisi, O2, Gangguan Integritas
< Retina
penglihatanMikrovaskuler
diabetik Nefropati
Ginjal ginjal
Gagal Aterosklerosis
Jantung
IMA Makrovaskuler
Serebral
Strokeelektrolit Aliran darah
Antibiotik
Ekstremitas perifer Mengantuk sulit sembuh
Gangren
Kulit
6

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, kittabchi et al,. 2006. Hyperglycemic Crises in Diabetes Mellitus: Diabetic

Ketoasidosis and Hyperglycemic Hyperosmolar State. (online)

http://www.temple.edu/imreports/Reading/Hyperglycemic%20crises.pdf.

Diakses pada tanggal 23 september 2017.

AIDS Info. 2005. Side effect of anti-HIV Medications Hiperglikemia. (online)

http://www.aidsinfo.nih.gov/ContentFiles/Hyperglycemia_FS_en.pdf.

Diakses pada tanggal 23 september 2017.

American Diabetes Association. 2004a. Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitus. [Online]. Available from: URL:

http://care.diabetesjournals.org/content/27/suppl_1/s5.full.

Hussain A, Vincent M. 2010. Diabetes Mellitus, type 1. (online)

http://emedicine.medscape.com/article/117739-overview. Diakses pada

tanggal 23 september 2017.

Irfan. 2011. Hipoglikemia dan Hiperglikemia/Kenali gejala Hipoglikemia dan

Hiperglikemia. (online) http://obatuntukdiabetes.com/hipoglikemia-dan-

hiperglikemia-kenali-gejala-hipoglikemia-dan-hiperglikemia.html. Diakses

pada tanggal 23 september 2017.

Medical, news. 2012c. Hyperglycemia Symptoms. (online) http://www.news-

medical.net/health/Hyperglycemia-Symptoms.aspx. Diakses pada tanggal

23 september 2017.
7

WHO. 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate

Hyperglycemia.

(online)http://www.idf.org/webdata/docs/WHO_IDF_definition_diagnosis

_of_diabetes.pdf

Anda mungkin juga menyukai