Anda di halaman 1dari 6

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

“ SAMUDRA HUSADA “
JL. Samodra no. 30, Bulukerto, Kab MAGETAN, 63315
Hot line (0351) 894321, Farmasi (0351) 897451, Fax 897451
No. Sms 081357537429, E-mail : samudra.husada@gmail.com

TERM OF REFERENCE (TOR) KERANGKA ACUAN EDUKASI KEPADA


STAFTENTANG PENGELOLAAN PASIEN INFEKSIUS (OUTBREAK)
PENYAKIT AIRBONE

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAMUDRA HUSADA MAGETAN

Pokok Bahasan : Pengelolaan pasien infeksi airbone bila terjadi

outbreak

Sasaran : Seluruh staf RSIA Samudra Husada

Tempat : IGD RSIA Samudra Husada

Hari / Tanggal : Selasa, 09 Agustus 2022

Waktu : 13.00 WIB

A. Latar Belakang
RSIA Samudra Husada sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu
rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang sudah ditentukan dimana salah satu tolak ukur mutu dan
kualitas pelayanan rumah sakit adalah mampu melakukan penanganan bila
terjadi KLB di rumah sakit.
Outbreak adalah peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal
secara mendadak pada suatu komunitas, di suatu tempat terbatas, misalnya
desa, kecamatan, kota, atau institusi yang tertutup. Hakikatnya outbreak sama

1
dengan epidemik (wabah). Hanya saja terma kata outbreak biasanya
digunakan untuk suatu keadaan epidemik yang terjadi pada populasi dan area
geografis yang relatif terbatas. Area terbatas yang merupakan tempat
terjadinya outbreak disebut fokus epidemik. Alasan lain penggunaan terma
outbreak sebagai pengganti epidemi karena kata epidemi atau wabah
berkonotasi gawat sehingga dapat menimbulkan kepanikan pada masyarakat
(Tomes, 2000). Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh
lainnya, termasuk meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Suzanne C.
Smeltzer & Brenda G. Bare, 2002). Indonesia, TBC merupakan masalah
utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TBC di Indonesia merupakan ke-
3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan pada tahun 2004,
setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang (Anonim,
2007). Di Indonesia dengan prevalensi TBC positif 0,22% (laporan WHO
1998), penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang setiap tahun
mortalitasnya cukup tinggi. Kawasan Indonesia timur banyak ditemukan
terutama gizi makanannya tidak memadai dan hidup dalam keadaan sosial
ekonomi dan higiene dibawah normal (Tjay dan Rahardja, 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Setelah dilakukan edukasi pada staf dapat mengerti dan memahami
tentang Mengambil langkah cepat penanggulangan KLB segera
setelah  penemuan.
b. Setelah dilakukan edukasi pada staf dapat mengerti dan memahami
tentang kewaspadaan isolasi sesuai dengan transmisinya (airbone,
droplet dan kontak)
2. Tujuan khusus

Setelah diberikan edukasi mengenai Pengeloaan pasien infeksius bila


terjadi outbreak staf dapat mengerti dan memahami dengan benar.

2
C. Materi Kegiatan
1. Pengertian TBC
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular granulomatosa kronik yang
telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan paling sering disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC
menyerang paru, 85% dari seluruh kasus TBC adalah TBC paru, sisanya
(15%) menyerang organ tubuh lain mulai dari kulit, tulang, organ-organ
dalam seperti ginjal, usus, otak, dan lainnya (Icksan dan Luhur, 2008).

D. Cara Penularan
Penyakit TBC ditularkan dari orang ke orang, terutama melalui saluran napas
dengan menghisap atau menelan tetes-tetes ludah/dahak (droplet infection)
yang mengandung basil dan dibatukkan oleh penderita TBC terbuka. Atau
juga karena adanya kontak antara tetes ludah/dahak tersebut dan luka di kulit.
Untuk membatasi penyebaran perlu sekali discreen semua anggota keluarga
dekat yang erat hubungannya dengan penderita (Tjay dan Rahardja, 2007).

E. Tujuan Penyelidikan /Investigasi KLB adalah:


1. Memastikan adanya KLB
2. Mengetahui luasnya masalah
3. Mengetahui cara transmisi
4. Mengetahui sumber penularan
5. Mengetahui Agent
6. Memutus rantai penularan/Pencegahan dan Pengendalian
7. Mencegah terulangnya kejadian serupa

F. Cara penatalaksanaan jika terjadi out break/ KLB


Penatalaksanaan Out Break/Kejadian Luar Biasa Langkah- Langkah
Investigasi KLB

3
1. Penyakit yang termasuk KLB/Wabah dilaporkan dalam laporan 1X24 jam
Merupakan laporan adanya penderita/tersangka yang dapat atau berpotensi
2. Pelapor/petugas ruangan melaporkan kejadian tersebut ke IPCN
3. Perawat IPCN menerima laporan kejadian luar biasa
4. Perawat IPCN membuat laporan atau dekumen pelaporan
5. Perawat IPCN melakukan investigasi dan mengidentifikasi kasus
berpotensi KLB dan datang ke unit untuk mewawancarai adanya pasien di
ruangan tersebut.
6. Perawat IPCN merekomendasi pemeriksaan penunjang /Laboratorium
swab
7. Perawat diruangan melaporkan hasil swab pemeriksaan tersebut ke IPCN
8. Perawat IPCN dan IPCLN melakukan analisa hasil pemeriksaan
9. Perawat IPCN melakukan kesimpulan hasil pemeriksaan
10. Perawat IPCN mebuat laporan ke Komite medic
/Direktur.
11. Perawat IPCN membuat rekomendasi ke Direktur untuk tindak lanjut
Jika terjadi outbreak maka pihak berwewenang melakukan investigasi
outbreak secara retrospektif dan/atau prospektif (apabila outbreak masih
berlangsung) dengan alasan:
a. Mencegah bertambahnya kasus dari outbreak sekarang
b. Mencegah outbreak di masa mendatang, dengan cara
memperbaiki program kesehatan,sistem surveilans, dan sistem
kesehatan
c. Menerapkan sistem surveilans (investigasi outbreak merupakan
bagian dari sistem surveilans)
d. Memberi keyakinan kepada publik bahwa telah diambil langkah-
langkah yang diperlukan untuk mengatasi outbreak, agar tidak
terjadi situasi panic

4
G. Pelaksanaan
Pengeloaan pasien infeksius bila terjadi out break

H. Sasaran
Seluruh staf RSIA Samudra Husada

I. Metode
Ceramah

J. Waktu dan Tempat


1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 09 Agustus 2022
3. Jam : 13.00 wib
4. Tempat : IGD RSIA Samudra Husada

K. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Waktu Materi Pemateri Sasaran


Kamis, Pengeloaan pasien Tim PPI Seluruh staf RSIA
09 Agustus 2022 infeksius bila Samudra Husada
terjadi outbreak

L. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


1. Sosialisasi pengelolaan pasien infeksius bila terjadi out break
Adalah masih menjadi sasaran awal untuk pengendalian infeksi pada
tanggal 09 Agustus 2022 telah dilaksanakan kegiatan edukasi pengelolaan
pasien infeksius bila terjadi out break. Meskipun pada akhirnya peserta
yang mengikuti pelatihan terdapat 5 % sudah mengikuti edukasi
pengeolaan pasien infeksi pasien out break

5
2. Dari hasil edukasi pengelolaan pasien infeksi bila terjadi out break dapat
di simpulkan bahwa belum semua staf dapat mengerti tentang cara
penetalaksaan bila terjadi pasien infeksi jika terjadi out break yang benar

M. Dokumentasi Edukasi pengelolaan pasien infeksi bila terjadi out break

Gambar 1 peserta sosialisasi sedang menyimak materi yang di sampaikan


oleh tim ppi

Anda mungkin juga menyukai