Puji dan syukur sami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan dan keselamatan kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-Nya sampai akhir zaman.
Dalam Panduan Penempatan Pasien di Rumah Sakit Umum Permata Bunda ini
diuraikan tentang penempatan pasien dengan penurunan imunitas (immunocompromised) dan
pasien dengan penyakit menular sesuai dengan metode transmisi, penyakit yang memerlukan
isolasi, kewaspadaan standar dan tambahan kewaspadaan isolasi serta edukasi pada pasien dan
pengunjung mengenai pencegahan infeksi.
Buku Panduan Penempatan Pasien Rumah Saikit Umum Permata Bunda ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan dalam
melaksanakan penempatan pasien di Rumah Sakit Umum Permata Bunda.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Penempatan
Pasien Penyakit Menular Rumah Sakit Umum Permata Bunda.
Semoga upaya kita mendapatkan rahmat, hidayah dan ridho dari Allah SWT. Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
DEFINISI
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit (Potter dan Perry, 2005). Rumah merupakan tempat pelayanan pasien
dengan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai yang ringan
sampai yang terberat. Infeksi silang dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada
keluarga maupun dari petugas kepada pasien, melalui kontak langsung ataupun melalui
peralatan atau bahan yang sudah terkontaminasi dengan darah ataupun cairan tubuh lainnya.
Seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan individu yang rentan terhadap
penularan penyakit. Hal ini karena daya tahan tubuh pasien yang relatif menurun. Penularan
dapat melalui udara, cairan tubuh, makanan dan sebagainya.
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen
biologis (virus, bakteri, atau parasit) bukan disebabkan oleh faktor fisik (seperti luka bakar)
atau kimia (seperti keracunan). Penyakit Menular adalah penyakit yang dapat menular ke
manusia yang disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur dan parasit.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Kelainan darah
2. Kanker/keganasan
3. Penerima transplantasi organ
4. HIV/AIDS
5. Alkoholisme
6. Gagal ginjal atau hati
7. Gangguan autoimun seperti lupus eritematosus sistemik atau rheumatoid arthritis
8. Infeksi SSP
1. Transmisi kontak
Transmisi kontak dibagi menjadi dua jenis yaitu kontak langsung dan tidak
langsung.
a. Transmisi/penularan kontak langsung adalah melalui kontak langsung dengan
permukaan tubuh dimana terjadi perpindahan organisme secara fisik dari
orang yang terinfeksi atau terkolonisasi kepada pejamu yang rentan. Seperti
ketika seseorang mengubah posisi tubuh pasien, memandikan pasien atau
melakukan aktivitas perawatan dan pemeriksaan lainnya yang mengharuskan
terjadinya kontak langsung. Penularan kontak langsung juga dapat terjadi di
antara dua pasien, yang satu berperan sebagao pejamu yang rentan.
b. Penularan kontak tidak langsung adalah melalui kontak antara pejamu yang
rentan dengan benda yang terkontaminasi, biasanya bukan makhluk hidup,
seperti instrument yang terkontaminasi, jarum atau pembalut luka, tangan
terkontaminasi yang tidak dicuci, sarung tangan yang tidak diganti pada
tindakan lebih dari satu pasien.
2. Transmisi droplet/percikan (mikroorganisme berukuran ≥ 5µ)
Secara teoritis juga merupakan bentuk penularan kontak, tetapi mekanisme
perpindahan pathogen ke pejamu yang berbeda. Droplet/percikan dikeluarkan
oleh orang yang menjadi sumber, terutama pada saat batuk, bersin dan
berbicara, serta selama melakukan suatu prosedur tertentu seperti suction dan
bronkoskopi. Penularan terjadi ketika droplet yang mengandung
mikroorganisme dari orang yang terinfeksi terlontar dalam jarak yang pendek
(<1m) di uadara dan menempel pada konjungtiva, mukosa hidung atau mulut
pejamu. Droplet tidak dapat bertahan di udara, namun jatuh ke permukaan
benda-benda di sekitar, kulit tubuh/tangan atau jatuh ke lantai.
3. Transmisi Airbone/udara (mikrorganisme berukuran ≤ 5µ)
Terjadi karena penyebaran nucleus droplet melalui udara (residu partikel kecil
≤5, droplet yang menguap dan mengandung mikroorganisme yang tetap
bertahan di uadara selama periode waktu yang panjang) atau partikel debu yang
mengandung agen infeksi.
Mikroorganisme yang terbawa melalui cara ini dapat tersebar luas melalui
aliran udara dan terhisap oleh pejamu yang rentan, yang berada di ruangan yang
sama meskipun dalam jarak cukup jauh dari orang sumber, bergantung pada
faktor lingkungan.
Karena hal-hal tersebut maka penanganan dan ventilasi khusus (tekanan negatif,
exhaust fan dengan HEPA filter) diperlukan untuk mencegah penularan melalui
udara.
BAB III
TATA LAKSANA
Infeksi kulit atau luka Abses Staphylococcus aureus, Penularan melalui kontak
atau luka yang terbuka group A Streptococcus
3.10 Tata Laksana Penempatan Pasien Penyakit Menular Di Area Front Office,
Poliklinik/IGD, Area Penunjang (Laboratorium, Radiologi), Farmasi, Rawat
Inap
a. Panduan penatalaksanaan pasien penyakit menular di area front office, klinik/IGD,
area penunjang (Lab, Radiologi) serta farmasi:
Pasien yang diduga mengalami infeksi dengan penularan melalui
batuk/bersin (transmisi droplet dan airbone) seperti TBC paru, influenza, cacar air,
campak dll yang berada di area front office, klinik/IGD, area penunjang (lab,
radiologi) serta farmasi:
1) Mendapat prioritas antrian awal dengan tujuan meminimalisir penyebaran
pathogen pada lingkungan padat pengunjung.
2) Penempatan dengan jarak >1 meter antar pasien untuk mengurangi dampak
transmisi droplet.
3) Mendapat edukasi etika batuk dan kebersihan tangan.
4) Difasilitasi/dihimbau menggunakan masker selama berada di area umum.
b. Panduan penempatan pasien penyakit menular di rawat inap disesuaikan dengan
jenis/sifat transmisi masing-masing mikroorganisme penyebabnya.
1) Hal umum
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang perawatan pasien penyakit menular
diantaranya:
a) Idealnya pasien ditempatkan pada ruang isolasi yang memiliki persyaratan
khusus.
b) Dalam kondisi jumlah arus masuk pasien infeksi melebihi kapasitas ruang
isolasi yang tersedia, maka diberlakukan kebijakan penempatan pasien
kohorting.
c) Metoda kohorting adalah bentuk pengelompokkan pasien dengan jenis
infeksi yang sama dirawat dalam satu ruangan yang sama. Caranya adalah
dengan menempatkan pasien dengan jarak antar tempat tidur minimal 1
meter. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan antar
pasien. Pasien lain tanpa pathogen yang sama dilarang masuk. Syarat
umum ruang kohorting sama dengan ruang isolasi.
d) Pasien dengam infeksi airbone yang tidak ditempatkan pada ruang isolasi
bertekanan negatif atau ruangan dengan system filtrasi HEPA, maka
diberlakukan kebijakan dan prosedur perawatan singkat/sementara yang
aman dari resiko penularan bagi lingkungan sampai pasien mendapat ruang
isolasi, kohorting atau alih rawat.
e) Dalam keadaan pasien mengalami kombinasi transmisi airbone dan lainnya
maka pasien ditempatkan di ruang isolasi airbone.
f) Pasien immunosupressed ditempatkan pada ruangan bertekanan netral
(negatif atau positif), tergantung ada tidaknya penyakit infeksius yang
menyertai.
3.11 Komponen Kewaspadaan Pencegahan Infeksi
DOKUMENTASI