Anda di halaman 1dari 4

PENAPISAN PENEMPATAN PASIEN BERDASARKKAN

TRANSMISI
RUMAH SAKIT MEDINA
Alamat: Jalan Raya Wanaraja No.
500 Kecamatan Wanaraja, No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman
Kabupaten Garut
01/ADM 5/500 0 1/2
Tel : 0262-2448808
Email : rsmedinagarut@gmail.com

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


Direktur RS Medina
STANDAR OPERASIONAL 01 Mei 2021
PROSEDUR

dr. Anetta Lesmana

Penapisan penempatan pasien di ruang isolasi berdasarkan transmis


adalah penempatkan pasien yang potensial mengkontaminas
lingkungan atau yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan atau
kontrol lingkungan ke dalam ruang yang terpisah.
Penapisan penempatan pasien berdasarkan penularan penyakit dibag
menajdi 3 yaitu: Melalui kontak, droplet dan udara (airborne).
1. Penularan infeksi melalui droplet : Infeksi yang disebarkan
melalui butiran cairan yang lebih besar (>5 µm) yang dihasilkan
oleh seseorang pasien yang batuk, bersin atau berbicara penyaki
yang menular melalui droplet yaitu B pertussius, Meningococcus
PENGERTIAN Avian Influenza, Streptococcus group A, Adenovirus, H1N1.
2. Penularan infeksi melalui udara (airbone) : Infeksi yang
disebarkan melalui cairan yang butirannya lebih kecil dari 5 µm
Penyakit yang menular melalui udara misalnya TB
3. Penularan infeksi melalui kontak: Infeksi atau kolonisasi yang
ditransmisikan melalui kontak langsung atau tidak langsung
Penyakit yang menular melalui kontak : MRSA, VRE, resisten E
coli ISK, diare karena suspek Clostroodim diffecile, norovirus,
RSV, Pseudomonas aeruginosa, Herpes simplex virus.
Ruang lingkup prosedur ini mulai penempatan pasien sampai pasang
sign transmisi di depan kamar pasien.
TUJUAN 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah penapisan
penempatan pasien berdasarkan transmisi.
2. Terhindarnya dari penularan infeksi
1. Untuk melindungi pasien, pengunjung dan staf dari penyaki
menular, pasien yang diketahui atau dicurigai mengidap penyaki
menular diisolasi sesuai dengan penularan berdasarkan transmisi.
2. Pasien dengan penyakit menular melalui udara dirawat di ruang
terpisah menggunakan sistem kohort di dalam ruangan dengan
ventilasi alami bertekanan negatif, HEPA Filter.
3. Penempatan pasien imunosupresi dengan hasil pemeriksaan
laboratorium neutrophil ≤500 micro per liter, dilakukan secara
kohort untuk melindungi dari risiko infeksi.
4. Pasien dengan dugaan emerging infectious disesase harus
ditempatkan di ruangan terpisah dari pasien lain.

KEBIJAKAN 5. Pasien dengan Avian Influenza ditempatkan diruang isolas


bertekanan negatif, sebelum dirujuk ke rumah sakit yang
mempunyai fasilitas perawatan yang memadai. Pasien Suspek TB
Paru dan Pasien TB Paru BTA positif dirawat dengan sistem
kohort secara terpisah menggunakan ventilasi dan HEPA filter
sampai 2 minggu terapi Obat Anti TB (OAT) efektif.
6. Jika pasien infeksi yang membutuhkan ruang isolasi melebih
kapisitas rumah sakit, maka pasien harus dirujuk ke rumah saki
rujukan sesuai dengan fasilitas yang dibutuhkan. Sementara
menunggu di rujuk ke rumah sakit lain, pasien diperlakukan
sebagai pasien yang menular melalui udara.
Peraturan Direktur (SK.Direktur.No.007/1963-RSMedina/2021
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
PROSEDUR 1. Penempatan pasien oleh dokter penanggung jawab pasien (DPJP)
berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
1.1. Route dari penularan infeksi menular baik yang diketahu
atau diduga
1.2. Faktor risiko penularan pasien yang telah terinfeksi
1.3. Faktor risiko penyebaran infeksi rumah sakit dari pasien
lain ruangan
1.4. Ketersediaan pasien kamar tersendiri
1.5. Jika tidak tersedia, dapat dipilih penggunaan kamar dengan
penggabungan pasien dengan infeksi yang sama (Kohort)
2. Penerapan Kesawpadaan Penularan Melalui Udara (Airborne)
Tempatkan pasien dikamar isolasi yang memiliki syarat sebaga
berikut:
2.1.1. Berteknan udara negatif dibanding dengan ruangan
sekitarnya.
2.1.2. Memiliki saluran pengeluaran udara kelingkungan yang
memadai.
2.1.3. Pintu kearah dalam harus selalu tertutup
2.1.4. Bila tidak tersedia ruang isolasi bertekanan negatif
tempatkan pasien di ruangan berventilasi alami de ngan
pertukaran udara 12 kali perjam
2.1.5. Tempatkan pasien di ruang tersendiri/ single room bila
ruangan tersendiri tidak tersedia, tempatkan pasien
bersama pasien lain yang terinfeksi aktif dengan
mikroorganisme yang sama (Kohort).
2.1.6. Batasi pemindahan dan transfortasi pasien dari kamarnya
hanya untuk hal yang sangat penting saja, dan bila
memang dibutuhkan pemindahan dan transfortasi, perkeci
penyabaran airborne dengan memakai masker bedah pada
pasien bila memungkinkan.
2.1.7. Petugas kesehatan yang memeriksa pasien dan keluarga
pasien menggunakan masker N-95.
2.1.8. Petugas kesehatan dan keluarga pasien menggunakan APD
(masker) saat masuk ruanggan pasien dan melepaskan
APD saat keluar kamar pasien serta melakukan hand
hygiene.
3. Penerapan Kewaspadaan Penularan Melalui Droplet
3.1. Tempatkan pasien dikamar tersendiri
3.2. Bila tidak tersedia kamar tersendiri, tempatkan pasien
dalam kamar bersama dengan pasien yang terinfeksi aktif
dengan mikroorganisme yang sama (kohort) tetapi tidak
boleh dengan infeksi yang berbeda.
3.3. Prioritaskan pasien yang memiliki batuk yang berlebihan
dan dahak produktif untuk single room.
3.4. Bila tidak tersedia kamar tersendiri dan tidak
memungkinkan menggabungkan dengan pasien lain, maka
pisahkan dengan jarak sedikitnya satu meter dengan pasien
lainnya.
3.5. Tidak dibutuhkan penanganan udara dan ventilasi khusus
dan pintu boleh tetap terbuka.
3.6. Hindari menempatkan pasien pada kewaspadaan penularan
melalui droplet di ruang yang sama dengan pasien yang
memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko hasi
buruk dari infeksi atau yang mungkin memudahkan
penularan (misalnya mereka yang immunocompromised).
4. Kewaspadaan penularan melalui kontak ditetapkan oleh DPJP:
4.1. Tempatkan pasien di kamar sendiri
4.2. Bila tidak tersedia kamar sendiri, tempatkan pasien dalam
kamar bersama dengan pasien yang terinfeksi aktif dengan
mikroorganisme yang sama tetapi tidak boleh dengan
pasien idengan infeksi yang berbeda.
4.3. Bila tidak tersedia kamar tersendiri, dan penggabungan
dengan pasien lain tidak diinginkan, pertimbangkan sifa
epidemiologi mikroorganisme dan populasi pasien saa
menempatkan pasien.
Pasang sign transmisi di depan kamar pasien : Kontak, Droplet atau
Airborne oleh penanggung jawab satuan kerja
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Intensif (ICU, NICU/PICCU)
UNIT TERKAIT
4. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
5. Komite Keperawatan
6. Bidang Pelayanan Medis

Anda mungkin juga menyukai