Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN

KEPERAWATAN

ANEMIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Dokumentasi Keperawatan

Dosen Pengampu : Nurul Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh:
YULIA WIDYAWATI
NIM 16612817

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2017

i
Kata Pengantar

Puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesikan lembar pendahuluan yang berjudul
Anemia. Dalam penyususnan lembar pendahuluan ini, penulis tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Nurul Sri Wahyuni, S.Kep.Ns.,M.Kes, selaku dosen pembimbing.


2. Orang tua yang selalu memberikan bantuan dan dorongan baik materil
maupun spiritual.
3. Teman-teman kelas A yang selalu memberikan kritik dan sarannya
4. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari, lembar pendahuluan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak dami sempurnanya lembar pendahuluan ini. Semoga lembar pendahuluan
ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.

Ponorogo, Agustus 2017

Yulia Widyawati
NIM 16612781

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul..............................................................................................i

Kata Pengantar ...............................................................................................ii

Daftar Isi .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang …………………………………………………………….1

1.1 Rumusan Masalah ……………………………………………..1


1.2 Tujuan ………………………………………………………….1
1.3 Manfaat………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….3

2. 1 Definisi…………………………………………………………3
2. 2 Etiologi………………………………………………………....3
2. 3 Manifestasi Klinis………………………………………………6
2. 4 Masalah Yang Lazim Muncul………………………………….9
2. 5 Discharge Planning…………………………………………….9
2. 6 Patofisiologi …………………………………………………...11
2.7 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan………………………….12
2.7.1 Pengkajian…………………………………………………….12
2.7.2 Diagnosis Keperawatan………………………………………..14
2.7.3 Intervensi………………………………………………………14

BAB III PENUTUP………………………………………………………46

3.1.1 Kesimpulan…………………………………………………….46
3.1.2 Saran…………………………………………………………...46

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………47

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit membrane
mukosa pucat dan pada tes laboraturium didapatkan hitung hemoglobin,
hematocrit dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin
mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk
metabolism tubuh yang optimal.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan menghantarkannya ke seluruh tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. Anemia bukan suatu
penyakit tertentu, tapi cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang
diuraikan melalui anamnesis yang seksama.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi Anemia ?

1.2.2 Bagaimana etiologi Anemia ?

1.2.3 Bagaimana manifestasi klinis Anemia ?

1.2.4 Bagaimana penatalaksanaan Anemia ?

1.2.5 Bagaimana Patofisiologi Anemia ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui definisi Anemia


2

1.3.2 Mengetahui etiologi Anemia

1.3.3 Mengetahui manifestasi klinis Anemia

1.3.4 Mengetahui penatalaksanaan Anemia

1.3.5 Mengetahui Patofisiologi Anemia

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat memahami konsep


dasar penyakit Anemia yang berguna bagi profesi dan orang sekitar
kita

1.4.2 Bagi dosen dapat dijadikan sebagai tambahan referensi saat kegiatan
belajar mengajar

1.4.3 Bagi Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan lembar pendahuluan


ini untuk pengetahuan tentang penyakit Anemia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau


hitung eritrosit (red cell count) berakiabt pada penurunan kapasitas
pengangkutan oksiggen oleh darah. Tetapi harus di ingat pada keadaan
tertentu dimana ketiga parametrer tersebut tidak sejalan dengan massa
eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh
karena itu dala, diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai kepada
label anemia tetapi harus dapat ditatapkan penyakitr dasar yang
menyebabkan abemia tersebut.(Sudoyo Aru)
Kriteria anemia menurut WHO (dikutip dari Hoffbrand AV, et
al.2001)

Kelompok Anemia (Hb)


Laki-laki dewasa <13 g/dl
Wanita dewasa tidak hamil <12 g/dl
Wanita hamil <11 g/dl

2.2 Etiologi

Anemia bukanlah suatau kesatuan penyakit tersendiri (disease entity),


tetapi merupakan gejala berbagi macam penyakit dasar (underlying
disease). Pada dasarnya anemia disebabkan oleh karena : 1). Gangguan
pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang; 2). Kehilangan darah
keluar tubuh (Perdarahan); 3). Proses penghancuran dalam tubuh
sebelum waktunya (hemolisis). Gambaran lebih rinci tentang etiologi
anemia sebagai berikut:
Klasifikasi Anemia menurut Etiopatogenesis
4

a. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum


tulang
1. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
- Anemia defiensi besi
- Anemia defiensi asam folat
- Anemia defiensi vitamin B12
2. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
- Anemia apkastik
- Anemia mieloptisik
- Anemia pada keganasan hematologi
- Anemia diseritropoietik
- Anemia pada sindrom mielodisplastik

Anemia akibat kekurangan eritropoietin : anemia pada


gagal ginjal kronik

b. Anemia akibat hemoragi


1. Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia akibat perdarahan kronik
c. Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular
 Gangguan membrane eritrosit (membranopati)
 Gangguan ensim eritrosit (enzimipati): anemia
akibat defisiensi G6PD
 Gangguan hemoglobin
- Thalassemia
- Hemoglobinopati structural:HbS, HbE,, dll
2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
5

 Anemia hemolitik autoimun


 Anemia hemolitik miktoangiopatik
 Lain-lain
d. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan
pathogenesis yang komplek

Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi

1. Anemia hipokronik mikrositer, bila MCV<80 fl dan MCH<27


pg
- Anemia defiensi besi
- Thalassemia major
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia sideroblastik
2. Anemia normokromik normositer, bila MCV80-95 fl danMCH
27-34 pg
- Anemia paska perdarahan akut
- Anemia aplastik
- Anemia himolitik didapat
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia pada gagal ginjal kronik
- Anemia pada sindrom mielodisplastik
- Anemia pada keganasan hematologik
3. Anemia makrosister, bila MCV>95 fl
 Bentuk megaloblastik
- Anemia defiensi asam folat
- Anemia defisiensi B 12, termasuk anemia pernisiosa
 Bentuk non-megaloblastik
- Anemia pada penyakit hati kronik
- Anemia pada hipotirodisme
- Anemia pada sindrom mielodisplastik
6

2.3 Manifestasi Klinis

1. Manifestasi klinis yang sering muncul


a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja fisik/ pikiran menurun
2. Gejala khas masing-masing anemia:
a. Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan,
anemia defisiensi besi.
b. Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin
buncit pada anemia hemolitik.
c. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena
keganasan.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda anemia umum: pucat, takhikardi, pulsus celer,
suara pembuluh darah spontan, bising karotis, bising sistolik
anorganik, perbesaran jantung.
b. Manifestasi khusus pada anemia :
- Defisiensi besi : spoon nail, glositis
- Defiensi B12 : paresis, ulkus di tungkai
- Hemollitik : ikterus, splenomegali
- Aplastik : anemia biasanya berat, perdarahan,
infeksi

Pemeriksaan Penunjang
7

1. Pemeriksaan laboraturium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada
komponen-komponen berikut ini : kadar hemoglobin, indeks eritrosit,
(MCV, MCV, Dan MCHC), apusan darah tepi.
b. Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap
darah (LED), dan hitung retikulosit.
c. Pemeriksaan sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai keadaan system hematopoesis.
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk
menginformasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen
berikut ini :
- Anemia defiensi besi : serum iron, TBC, saturasi transferin,
dan feritin serum.
- Anemia megaloblastik : asam folat darah/ertrosit, vitamin
B12.
- Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan
elektroforesis Hb.
- Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.
2. Pemeriksaan laboratoriun non hematologis : faal ginjal, faal endokrin,
asam urat, faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi : torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction, FISH =
fluorescence in situ hybridization)

Penatalaksanaan
8

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti


darah yang hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya,
yaitu :

1. Anemia aplastik
Dengan transpalasi sumsumtulang dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin ( ATG) yang diperlukan melalui jallur sentral
selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transpalasi sumsum tulang tidak
berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfuse RBC rendah
leukosit dan platelet.
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada pasien dialysis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam
folat. Kalau tersedia, dapat diberikan eritropoetin rekombinan.
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasiern tidak menunjukan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk anemianya. Dengan menangani kelainan yang
mendasarinya, maka anemia akan terobati dengan sendirinya.
4. Anemia pada defiensi besi dan asam folat
Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defiensi besi
diberikan sulfat ferosus 3x10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila
kadar Hb kurang dari 5 gr%.
5. Anemia megaloblastik
a. Defiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12,
bila defiensi disebabkan oleh defek absorbs atau tidak
tersedianyafaktor intrisik dapat diberikan vitamin B12 dengan
injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa
atau melabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Pada anemia defiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari.
9

d. Anemia defiensi asam folat pada pasien pada gangguan absorb,


penangananya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari
seacara IM.
6. Anemia pasca perdarahan
Dengan memberikan trnasfusi darah dan plasma. Dalam keadaan
darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang
tersedia.
7. Anemia hemolitik
Dengan pemberian transfuse darah menggantikan darah yang
hemolisis.

2.4 Masalah yang Lazim Muncul


1. Ketidakefektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi, penurunan
transfer oksigen ke paru.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan konsentrasi
fungsi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang .
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang kurang , anoreksia.
4. Nyeri akut berdasarkan perubahan frekuensi jantung.
5. Deficit perawatan diri b.d kelemahan fisik.
6. Resiko infeksi b.d penurunan hemoglobin.
7. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, proses metabolism yang terganggu.

2.5 Discharge Planning

1. Menjalani giet dengan gizi seimbang.


2. Asupan zat besi yang terlalu berlebihan bisa membahayakan yang
menyebabkan serosis, kardiomiopati, diabetes dan kanker jenis
10

tertentu. Suplemen zat besi hanya boleh di konsumsi atas anjuran


dokter.
3. Makan-makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B12, seperti
ikan produk susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna
hijau tua, jeruk dan biji-bijian.
4. Batasi alcohol pada ibu hamil di anjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi
asam folat.
5. Pastikan untuk menggunakan sepatu atau sandal untuk
menghindari resiko kecacingan.
6. Hindari pemaparan berlebihan terhadap minyak, insektisida, zat
kimia, dan zat toksik lainya juga dapat menyebabkan anemia.
7. Konsuktasi kembali jika gejala anemia menetap dan untuk
mengetahui faktor penyebab.
8. Ajarkan kepada orang tua tentang cara-cara untuk melindungi anak
dari infeksi.
9. Kenali tanda-tanda komplikasi.
11

2.6 Patofisiologi

Pendarahan saluran cerna, Dedefisiensi besi, vit B12, As. Opoveraktif RES, produksi
uterus, hidung, luka Folat, depresi sumsum SDM
tulang eritropetin ↓
Penghancuran SDM
Kehilangan SDM(sel darah
merah)
Produksi SDM ↓

Pertahanan sekunder tidak Resiko Infeksi


adekuat

Penurunan jumlah eritrosit Pepenurunan kadar Hb Efek GI

Gangguan Penyerapan
Nutris& Penyerapan
Kompensasi jantung Kompensasi Paru Obat

BeBeban kerja dan curah Peningkatan frekuensi Glositis berat (lidah


jantung meningkat napas meradang), diare,
kehilangan mafsu
makan
Takikardia,angin(nyeri Dyspnea (kesulitan
dada), iskemia bernapas) Intake nutrisi turun
miokardium, beban kerja (anoreksia)
jantung ↑
Penurunan transport O2
Ke Ketidak seimbangan
Ketidakefektifan perfusi nutrisi dari
jaringan perifer nyeri akut Hipoksia
kebutuhan tubuh

Peningkatan kontraktilitas
Lemah lesu, parestesia, mati Ketidakefektifan pola
rasa, ataksia,gangguan napas
koordinasi , bingung
12

Palpitasi

Penebalan dinding Defisit perawatan diri


ventrikel Intoleransi aktivitas
2.7 Konsep Asuhan Keperawatan
Kardiomegali
2.7.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit sekarang
d. Riwayat Penyakit Dahulu
e. Riwayat Penyakit Keluarga
f. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Pasien tampak bersih
2. Tingkat kesadaran : Apatis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/60 mmHg
b. Nadi : 85 x/menit
c. Pernafasan : 28 x/menit
d. Suhu : 36,2 C
4. Berat badan dan tinggi badan

g. Pemeriksaan Head To Toe


1. Kepala /rambut
Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran
rambut merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak
bersih.
2. Mata
Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
tampak bersih.
3. Telinga
13

Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan,


tidak ada serumen.

4. Hidung
Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada
secret, tidak ada kotoran, tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada
perdarahan.
5. Mulut
Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, warna bibir
sedikit merah.
6. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran tiroid, tampak bersih, tidak ada jaringan
parut, tidak ada lesi.
7. Dada (paru-paru dan jantung)
Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada
penumpukan cairan pada pleura.
8. Ketiak
Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada
pigmentasi.
9. Perut
Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada
penumpukan cairan.
10. Genetalia

Tidak ada keluhan maupun kelainan.

11. Kulit dan Kuku

kering, warna kulit kuning langsit, kuku dan kulit tampak bersih.

12. Ekstermitas atas


14

nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infuse, tidak ada kelainan,
apat bergerak, tidak ada kelainan.

2.7.2 Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi, penurunan transfer


oksigen ke paru
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan konsentrasi Hb
dan darah, suplai oksigen berkurang
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.b intake yang
kurang, anoreksia
d. Nyeri akut b.d perubahan frekuensi jantung
e. Deficit perawatan diri b.d kelemahan fisik
f. Resiko infeksi b.d penurunan hemoglobin
g. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, proses metabolism yang terganggu

2.7.3 Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


Keperawatan
1. Ketidakefektifan NOC NIC
pola napas 1. Respiratory Airway management
Definisi : inspirasi status: ventilation 1. Buka jalan
dan / atau ekspirasi 2. Respiratory status napas,gunakan
yang tidak member : airway patency teknik chinllift
ventilasi 3. Vital sign status atau jaw thrus bila
Batasan Kriteria hasil perlu
karateristik : 1. Mendemonstrasia 2. Posisikan pasien
1. Perubahan kn batuk efektif untuk
15

kedalaman dan suara nafas memaksimalkan


pernapasan yang bersih, tidak ventilasi
2. Perubahan ada sianosis dan 3. Identifikasi pasien
ekskursi dyspneu (mampu perlunya
dada mengeluarkan pemasangan jalan
3. Mengambil sputum, mampu napas buatan
posiisi tiga bernapas dengan 4. Pasang mayo bila
titik mudah, tidak ada perlu
4. Bradipneu pursed lips 5. Lakukan
5. Penurunan 2. Menunjukan jalan fisioterapi jika
tekanan napas yang paten perlu
ekspirasi (klien tidak 6. Keluarkan secret
6. Penurunan merasa tecekik, dengan batuk atau
ventilasi irama nafas, suction
semenit frekuensi 7. Auskultasi suara
7. Penurunan pernapasan dalam napas, catat
kapasitas rentang normal, adanya suara
vital tidak ada suara tambahan
8. Dipneu nafas abnormal) 8. Lakukan suction
9. Peningkata pada mayo
n diameter 9. Berikan
anterior – bronkodiator bila
posterior perlu
10. Pernapasan 10. Berikan pelembab
cuping udara Kassa
hidung basah NaCl
11. Ortopneu lembab
12. Fase 11. Atur intake atau
ekspirasi cairan
memenjang mengoptimalkan
13. Pernapasan keseimbangan
16

bibir 12. Monitor respirasi


14. Takipneu dan status O2
15. Penggunaa Oxygen Therapy
n otot 13. bersihkan mulut,
aksesorius hidung dan secret
untuk trakea
bernapas 14. pertahankan jalan
Faktor yang napas yang paten
berhubungan : 15. atur peralatan
1. Ansietas oksigenasi
2. Posisi 16. monitor aliran
tubuh oksigen
3. Deformitas 17. pertahankan
dinding posisi pasien
dada 18. onservasi adanya
4. Keletihan tanda-tanda
5. Hiperventil hipoventilasi
asi 19. monitor adanya
6. Sindrom kecemasan pasien
hipoventila terhadap
si oksigenasi
7. Gangguan Vital sign Monitoring
muskulusk 20. monitor TD, nadi,
eletal suhu dan RR
8. Kerusakan 21. catat adanya
neurulogis fluktuasi tekanan
9. Imaturitas darah
neurulogis 22. monitor VS saat
10. Disfungsi pasien berbaring,
neurumusk duduk, atau
ular berdiri
17

11. Obesitas 23. auskultasi TD


12. Nyeri pada kedua
13. Keletihan lengan dan
otot bandingkan
pernapasan 24. monitor TD, nadi,
cedera RR, sebelum,
medulla selama dan
spinalis setelah aktivitas
25. monitor kualitas
dari nadi
26. monitor frekuensi
ndan irama
pernapasan
27. monitor suara
paru
28. monitor
pernapasan
abnormal
29. monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
30. monitor sianosis
perifer
31. monitor adanya
cushing triad
( tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik
32. identifikasi
18

penyebab dari
perubahan vital
sign

2. Ketidakefektifan NOC NIC


perfusi jaringan 1. Circulation status Peripheral Sensation
perifer 2. Tissue perfusion : Management
Definisi : cerebral ( Manajemen sensasi
penurunan Kriteria hasil perifer )
sirkulasi darah ke Mendemonstrasikan 1. Monitor adanya
perifer yang dapat status sirkulasi yang derah tertentu
menganggu ditandai dengan yang hanya peka
kesehatan 1. Tekanan systole terhadap
Batasan dan diastole panas/dingin/taja
karakteristik dalam rentang m/tumpul
1. Tidak ada yang diharapkan 2. Monitor adanya
nadi 2. Tidak ada paretese
2. Perubahan ortostatik 3. Instruksi keluarga
fungsi hipertensi untuk
motorik 3. Tidak ada tanda mengobservasi
3. Perubahan tanda peningkatan kulit jika jika ada
karakterist tekanan intraknial isi atau laserasi
ik kulit (tidak lebih dari 4. Gunakan sarung
( warna, 15 mmHg) tangan untuk
elastisitas, Mendemostrasikan proteksi
rambut, kemampuan kognitif 5. Batasi gerakan
kelembapa yang ditandai dengan : pada kepala, leher
n, kuku, 1. Berkomunikasi , dan punggung
19

snasai, dengan jelas dan 6. Monitor


suhu ) sesuai dengan kemampuan BAB
4. Indek kemampuan 7. Kolaborasi
ankle – 2. Menunjukan pemberian
brankial konsentrasi, dan analgetik
<0,90 orientasi 8. Monitor adanya
5. Perubahan 3. Membuat tromboplebitis
tekanan informasi 9. Diskusikan
darah 4. Membuat mengenai
diektremit keputusan dengan penyebab
as benar perubahan sensasi
6. Waktu
pengisian
kapiler >3
detik
7. Klaudikasi
8. Warna
tidak
kembali
ketungkai
saat
tungkai
diturunkan
9. Kelambata
n
penyembu
han luka
perifer
10. Penurunan
nadi
11. Edema
20

12. Nyeri
ektermitas
13. Bruit
femoral
14. Pemendek
an jarak
total yang
ditempuh
dalam uji
berjalan 6
menit
15. Pemendak
an jarak
bebas
nyeri yang
ditempuh
dalam uji
berjalan 6
menit
16. Perestesia
17. Warna
kulit pucat
saat
elevasi
Faktor yang
Berhubungan
1. Kurang
pengetahu
an tentang
faktor
pemberat
21

(mis,
merokok,
gaya
hidup,
monoton,
trauma,
obesitas,
asupan
garam,
imobilitas
)
2. Kurang
pengetahu
an tentang
proses
penyakit
(mis,
diabetes,
hiperlipde
mia)
3. Diabetes
militus
4. Hipertensi
5. Gaya
hidup
monoton
6. Merokok
22

3 Ketidakseimbangan NOC NIC


nutrisi kurang dari 1. Nutritional Nutrition
kebutuhan tubuh status: Management
Definisi : asupan nutrisi 2. Nutritional 1. Kaji adanya
tidak cukup untuk status : alergi makanan
memenuhi kebutuhan food and 2. Kolaborasi
metabollik fluid dengan ahli gizi
Batasan karakteristik intake untuk
1. Kram abdomen 3. Nutritional menentukan
2. Nyeri abdomen status : jumlah kalori
3. Menghindari nutrient dan nutrisi yang
tekanan intake dibutuhkan
4. Berat badan 20% 4. Weight pasien
atau lebih dibawah control 3. Anjurkan
berat badan ideal Kriteria Hasil pasien untuk
5. Keapuhan kapiler 1. Adanya meningkatkan
6. Diare peningkata intake Fe
7. Kehilangan rambut n berat 4. Anjurkan
berlebihan badan pasien untuk
8. Bising usus sesuai untuk
hiperaktif dengan meningkatkan
9. Kurang makanan tujuan protein dan
10. Kurang informasi 2. Berat vitamin C
11. Kurang minat pada badan 5. Berikan
makanan ideal substansi gula
12. Penurunan berat sesuai 6. Yakinkan diet
badan dengan dengan yang dimakan
asupan makanan tinggi mengandung
adekuat badan tinggi serat
13. Kesalahan konsepsi 3. Mempu untuk
14. Kesalahan informasi mengidenti mencegah
23

15. Membrane mukosa fikasi konstipasi


pucat kebutuhan 7. Berikan
16. Ketidakmampuan nutrisi makanan yang
memakan makanan 4. Tidak ada terpilih ( sudah
17. Tonus otot menurun tanda dikonsultasikan
18. Mengeluh asupan tanda dengan ahli
makanan kurang dari malnutrisi gizi)
RDA (recommended 5. Menunjuka 8. Ajarkan pasien
daily allowance) n fungsi bagaimana
19. Cepat kenyang pengecapa membuat
setelah makan n dari catatan
20. Sariawan rongga menelan makanan harian
mulut 6. Tidak ada 9. Monitor jumlah
21. Steatorea penurunan nutrisi
22. Kelemahan otot berat dankandungan
pengunyah badan kalori
23. Kelemahan otot yang 10. Berikan
untuk menelan berarti informasi
Faktor-faktor yang tentang
berhubungan kebutuhan
1. Faktor biologis nutrisi
2. Faktor ekonomi 11. Kaji
3. Ketidak mampuan kemampuan
untuk mengabsorbsi pasien untuk
nutrient mendapatkan
4. Ketidak mampuan nutrisi yang
untuk mencerna dibutuhkan
makanan Nutrion Monitoring
5. Ketidak mampuan 1. BB pasien
menelan makanan dalam batas
6. Faktor psikologis normal
24

2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor tipe
dan jumlah
aktivitas yang
bisa dilakukan
4. Monitor
interaksi anak
atau orang tua
setelah makan
5. Monitor
lingkungan
setelah makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
7. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor
kulit
9. Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah
patah
10. Monitor mual
25

dan muntah
11. Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb dan
kadar Ht
12. Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
13. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringanjarin
gan konjungtiva
14. Monitor kalori
dan intake
nuntrisi
15. Catat adanya
edema,
hiperemik,hiper
tonik papilla
lidah dan
cavitas oral
16. Catat jika lidah
berwarna
magenta, scarlet

4. Nyeri Akut NOC NOC


Definisi : 1. Pain level, 4. Pain level,
Pengalamansensori dan 2. Pain 5. Pain control,
emosional yang tidak control, 6. Comfort tabel
26

menyenangkan yang 3. Comfort Kriteria Hasil


muncul akibat kerusakan tabel 5. Mampu
jaringan yang actual atau Kriteria Hasil mengontrol
potensial atau 1. Mampu nyeri (tahu
digambarkan dalam hal mengontrol penyebab nyeri,
kerusakan sedemikian nyeri (tahu mampu
rupa ( International penyebab menggunakan
Association for study of nyeri, teknik
pain): awitan yang tiba- mampu nonfarmakologi
tiba atau lambat dari menggunak untuk
intensitas ringan hingga an teknik mengurangi
berat dengan akhir yang nonfarmak nyeri, mencari
dapat diantisipasi atau ologi untuk bantuan )
diprediksi dan mengurangi 6. Melaporkan
berlangsung <6 bulan. nyeri, bahwa nyeri
Batasan karateristik mencari berkurang
1. Perubahan selera bantuan ) dengan
makan 2. Melaporka menggunakan
2. Perubahan tekanan n bahwa manajemen
darah nyeri nyeri
3. Perubahan frekwensi berkurang 7. Mampu
jantung dengan mengenali nyeri
4. Perubahan frekwensi menggunak (skala,
pernapasan an intensitas,
5. Laporan isyarat manajemen frekuensi dan
6. Daiforesis nyeri tanda nyeri)
7. Perilaku distraksi 3. Mampu 8. Menyatakan
(mis, berjalan mengenali rasa nyaman
mondar mandir nyeri setelah nyeri
mencari orang lain (skala, berkurang
dan tau aktivitas lain, intensitas,
27

aktivitas yang frekuensi


berulang) dan tanda
8. Mengekspresikan nyeri)
perilaku (mis., 4. Menyataka
gelisah,merengek, n rasa
menangis) nyaman
9. Masker wajah (mis., setelah
mata kurang nyeri
bercahaya, tampak berkurang
kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap
pada satu focus
meringis)
10. Sikap melindungi
area nyeri
11. Focus menyempit
(mis, gangguan
persepsi nyeri ,
hambatan proses
berpikir, penurunan
interaksi dengan
orang dan
lingkungan)
12. Indikasi nyeri yang
dapat diamati
13. Perubahan posisi
untuk menghindari
nyeri
14. Sikap tubuh untuk
melindungi
15. Dilatasi pupil
28

16. Melaporkan nyeri


secara verbal
17. Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan
1. Agen cedera (mis.,
biologis, zat kimia,
fisik, psikologis)

5. Defisit perawatan diri NOC NIC


berpakaian 1. Self care status Self care assistance:
Definisi: hambatan 2. Self care : dressing/grooming
kemampuan untuk dressing 1. Pantau tingkat
melakukan atau 3. Activity kekuatan dan
menyelesaikan aktivitas tolerance toleransi
berpakaian dan berhias 4. Fatigue level aktivitas
untuk diri sendiri Kriteria Hasil 2. Pantau
Batasan Karakteristik 1. Mampu peningkatan
1. Ketidakmampua melakukan tugas dan penurunan
n fisik yang paling kemampuan
mengancingkan mendasar dan untuk
pakaian aktivitas berpakaian dan
2. Ketidakmampua perawatan melakukan
n mendapatkan pribadi secara perawatan
pakaian mandiri dengan rambut
3. Ketidakmampua atau alat bantu 3. Pertimbangkan
29

n mendapatkan 2. Mampu untuk budaya pasien


atribut pakaian mengenakan ketika
4. Ketidakmampua pakaian dan mempromosika
n mengenakan berhias sendiri n aktivitas
sepatu secara mandiri perawatan diri
5. Ketidakmampua atau tanpa alat 4. Bantu pasien
n mengenakan bantu untuk memilih
kaos kaki 3. Mampu pakaian yang
6. Ketidakmampua mempertahankan mudah dipakai
n melepaskan kebersihan dan dilepas
atribut pakaian pribadi dan 5. Sediakan
7. Ketidakmampua penampilan yang pakaian pasien
n melepas sepatu rapi secara pada tempat
8. Ketidakmampua mandiri dengan yang mudah di
n melepas kaos atau tanpa alat jangkau
kaki bantu (disamping
9. Hambatan 4. Mengungkapkan tempat tidur)
memilih pakaian kepuasan dalam 6. Fasilitasi
10. Hambatan berpakaian dan pasien untuk
mempertahankan menata rambut menyisir
penampilan yang 5. Menggunakan rambut, bila
memuaskan lat bantu untuk memungkinkan
11. Hambatan memudahkan 7. Dukung
mengambil dalam kemandirian
pakaian berpakaian dalam
12. Hambatan 6. Dapat memilih berpakaian,
mengenakan pakaian dan berhias, bantu
pakaian pada mengambilnya pasien jika
bagian tubuh dari lemari atau diperlukan
bawah laci baju 8. Pertahankan
13. Hambatan 7. Mampu privasi saat
30

mengenakan meresleting dan pasien


pakaian pada mengancing berpakaian
bagian tubuh atas pakaian 9. Bantu pasien
14. Hambatan 8. Menggunakan untuk
memasang pakaian secara menaikan,
sepatu rapid an bersih mengancing,
15. Hambatan 9. Mampu melepas dan
memasang kaos pakaian, kaos meresleting
kaki kaki, dan sepatu pakaian jika
16. Hambatan 10. Menunjukan diperlukan
melepas pakaian rambut yang rapi 10. Gunakan alat
17. Hambatan dan bersih bantu
melepas sepatu 11. Menggunakan tambahan
18. Hambatan tata rias (missal sendok,
melepas kaos pengait
kaki kancing dan
19. Hambatan penarik
menggunakan resleting) untuk
alat bantu menarik
20. Hambatan pakaian jika
menggunakan diperlukan
resleting 11. Beri pujian atas
Faktor yang usaha untuk
berhubungan berpakaian
1. Gangguan sendiri
kognitif 12. Gunakan terapi
2. Penurunan fisik dan
motivasi okupasi
3. Ketidaknyamana sebagai sumber
n dalam
4. Keletihan dan perencanaan
31

kelemahan tindakan pasien


5. Gangguan dalam
musculoskeletal perawatan
6. Gangguan pasien dengan
neuromuscular alat bantu
7. Nyeri
8. Gangguan
persepsi
9. Ansietas berat

Defisit perawatan diri NOC NIC


eliminasi 1. Activity Self Care Assitance:
Definisi: hambatan intolerance Toileting
kemampuan untuk 2. Mobility : 1. Pertimbangkan
melakukan atau physical budaya pasien
menyelesaikan aktivitas impaired ketika
eliminasi sendiri 3. Fatique level mempromosika
Batasan karakteristik 4. Anxiety self n aktivitas
1. Ketidakmampua control perawatan diri
n melakukan 5. Ambulation 2. Pertimbangkan
hygiene 6. Self care deficit usia pasien
eliminasi yang toileting ketika
tepat 7. Self care deficit mempromosika
2. Ketidakmampua hygiene n aktivitas
n menyiram 8. Urinary perawatan diri
toilet atau korsi incontinence: 3. Lepaskan
buang air functional pakaian yang
(commode) Kriteria Hasil penting untuk
3. Ketidakmampua 1. Pengetahuan memungkinkan
n naik ke toilet perawatan penghapusan
32

atau commode ostomy : tingkat 4. Membantu


4. Ketidakmampua pemahaman pasien ke toilet/
n memanipulasi yang ditunjukan coomoode/bed
pakaian untuk trentang pan/ frkatur
eliminasi pemeliharaan pan/ urinoir
5. Ketidakmampua ostomi untuk pada selang
n memanipulasi eliminasi waktu tertentu
pakaian untuk 2. Perawatan diri : 5. Pertimbangkan
eliminasi ostomi : respon pasien
6. Ketidakmampua tindakan pribadi terhadap
n berdiri dari untuk kurangnya
toilet atau mempertahankan privasi
commode ostomi untuk 6. Menyediakan
7. Ketidakmampua eliminasi privasi selama
n untuk duduk di 3. Perawatan diri : eliminasi
toilet atau aktivitas 7. Ganti pakaian
commode kehidupan pasien setelah
Faktor yang sehari-hari eliminasi
berhubungan (ADL) mampu menyiram
1. Gagasan kognitif untuk melakukan toilet/
2. Penurunan aktivitas membersihkan
motivasi perawatan fisik penghapusan
3. Kendala dan pribadi alat (commode,
lingkungan secara mandiri pispot)
4. Keletihan atau dengan alat 8. Memulai
5. Hambatan bantu jadwal ke
mobilitas 4. Perawatan diri toilet, sesuai
6. Hambatan higiene: mampu 9. Memulai
kemampuan untuk pasien/tepat
berpindah mempertahankan lain dalam
7. Gangguan kebersihan dan toilet rutin
33

muskoloskeletal penampilan yang 10. Memulai


8. Gangguan rapi secara mengelilingi
neuromuscular mandiri dengan kamar mandi,
9. Nyeri atau alat bantu sesuai dan
10. Gangguan 5. Perawatan diri kebutuhan
persepsi eliminasi: 11. Menyediakan
11. Asietas berat mampu untuk alat bantu
12. Kelemahan melakukan (misalnya,
aktivitas kateter
eliminasi secara eksternal atau
mandiri atau urinal), sesuai
dengan alat 12. Memantau
bantu integritas kulit
6. Mampu duduk pasien
dan turun dari
kloset
7. Membersihkan
diri setelah
eliminasi
8. Mengenali &
mengetahui
kebutuhan
bantuan untuk
eliminasi

Defisit perawatan diri NOC NIC


makan 1. Activity Self Care
Definisi : hambatan intolerance Assitastance: Feeding
kemampuan untuk 2. Mobility: 1. Memonitor
melakukan atau phsycal impaired pasien untuk
34

menyelesaikan aktivitas 3. Self care deficit menelan


makan sendiri hygiene 2. Identifikasi
Batasan karakteristik 4. Self care deficit untuk diet yang
1. Ketidakmampua feeding diresepkan
n mengambil Kriteria Hasil 3. Mengatur
makanan dan 1. Status nutrisi: nampan
memasukan ketersediaan zat makanan dan
kemulut gizi untuk meja menarik
2. Ketidakmampua memenuhi 4. Ciptakan
n mengunyah kebutuhan lingkungan
makanan metabolic yang
3. Ketidakmampua 2. Status nutrisi: menyenangkan
n menghabiskan asupan makanan selama waktu
makanan dan makan
4. Ketidakmampua 3. Cairan: kuantitas (misalnya,
n menempatkan makanan dan pispot
makanan cairan yang menempatkan,
keperlengkapan diasup ke dalam urinal dan
makanan tubuh selama peralatan
5. Ketidakmampua periode 24 jam pealatan
n menggunakan 4. Perawatan diri; penyedot dari
perlengkapan aktivitas pandangan)
makanan kehidupan 5. Pastikan posisi
6. Ketidakmampua sehari-hari pasien yang
n memakan (ADL) mampu tepat untuk
makanan dalam untuk melakukan memfasilitasi
cara yang dapat aktivitas mengunyah
diterima secara perawatan fisik dan menelan
sosial dan pribadi 6. Memberikan
7. Ketidakmampua secara mandiri bantuan fisik,
n memakan atau dengan alat sesuai
35

makanan dengan bantu kebutuhan


aman 5. Perawatan diri: 7. Menyediakan
8. Ketidakmapuan makan: untuk
memakan kemampuan menghilangkan
makanan dalam untuk rasa sakit yang
jumlah memadai menyiapkan dan memadai
9. Ketidakmampua memakan sebelum makan
n memanipulasi makanan dan 8. Menyediakan
makanan dalam cairan secara kesehatan
mulut mandiri dengan mulut sebelum
10. Ketidakmampua atau tanpa alat makan
n membuka bantu 9. Perbaiki
wadah makanan 6. Status menelan: makanan di
11. Ketidakmampua perjalanan nampan, yang
n mengambil makanan padat diperlukan
gelas atau atau cairan sebelum
cangkir secara aman dari memotong
12. Ketidakmampua mulut ke daging atau
n menyiapkan lambung mengupas telur
makanan untuk 7. Mampu makan 10. Buka makanan
dimakan secara mandiri kemasan
13. Ketidakmampua 8. Mengungkapkan 11. Hindari
n menelan kepuasan makan penempatan
makanan dan terhadap makanan di sisi
14. Ketidakmampua kemampuan seorang yang
n menggunakan untuk makan buta
alat bantu sendiri 12. Jelaskan lokasi
Faktor yang 9. Menerima makanan di
berhubungan suapan dari atas nampan
1. Gangguan pemberi asuhan untuk orang
kognitif dengan
36

2. Penurunan gangguan
motivasi penglihatan
3. Ketidaknyamana 13. Tempatkan
n pasien dalam
4. Kendala posisi nyaman
lingkungan makan
5. Keletihan 14. Lindungi
6. Gangguan dengan bib/
musculoskeletal kain alas dada
7. Gangguan 15. Memyediakan
neuromuscular sedotan, sesuai
8. Nyeri kebutuhan atau
9. Gangguan yang
persepsi diinginkan
10. Ansietas berat 16. Menyediakan
Kelemahan makanan dan
minuman yang
disukai, sesuai
17. Memantau
berat badan
pasien
18. Memonitor
status hidrasi
pasien, sesuai
19. Dorong pasien
untuk makan
diruang makan,
jika tersedia
20. Memyediakan
interaksi sosial
yang sesuai
37

21. Menyediakan
perangkat
adatif untuk
memfasilitasi
diri makan
pasien (mis,
panjang
menangani,
menangani
dengan lingkar
yang besar,
atau tali kecil
pada
peralatan),
sesuai
kebutuhan
22. Menggunakan
cangkir dengan
pegangan yang
besar, jika
perlu
23. Gunakan piring
dipecahkan dan
berbobot dan
kacamata, yang
diperlukan
Memberikan isyarat
sering dan pengawasan
yang ketat
38

6. Resiko Infeksi NOC NIC


Definisi : mengalami 1. Immune status Infection Control
peningkatan resiko 2. Knowledge : (Konrol infeksi)
terserang organism infection control 1. Bersihkan
patogenik 3. Risk control lingkungan
Faktor-faktor resiko: Kriteria Hasil setelah
1. Penyakit kronis 1. Klien bebas dari dipakai
a. Diabetes tanda gejala dan pasien lain
militus infeksi 2. Pertahankan
b. Obesitas 2. Mendekripsikan teknik isolasi
2. Pengetahuan yang proses penularan 3. Batasi
tidak cukup untuk penyakit, faktor pengunjung
menghindari yang bila perlu
pemajanan mempengaruhi 4. Intruksi pada
pathogen penularan serta pengunjung
3. Pertahanan tubuh piñatalaksanaan untuk
primer yang tidak ya mencuci
adekuat 3. Menunjukan tangan saaat
a. Gangguan kemampuan berkunjung
peristalsis untuk mencegah dan setelah
b. Kerusakan timbulnya berkunjung
integrasi kulit infeksi meninggalka
(pemasangan 4. Jumlah leukosit n pasien
kateter dalam batas 5. Gunakan
intravena, normal sabun
prosedur 5. Menunjukan antimikrobia
invasif) perilaku hidup untuk cuci
c. Perubahan sehat tangan
sekresi pH 6. Cuci tangan
d. Penurunan setiap
kerja siliaris sebelum dan
39

e. Pecah ketuban sesudah


dini tindakan
f. Pecah ketuban perawatan
lama 7. Gunakan
g. Merokok baju, sarung
h. Stasis cairan tangan
tubuh sebagai
i. Trauma pelindung
jaringan (mis., 8. Pertahankan
trauma lingkungan
dekstrusi aseptic
jaringan) selama
4. Ketidak adekuatan selama
pertahanan pemasangan
sekunder alat
a. Penurunan 9. Ganti letak
hemoglobin IV perifer
b. Imunosupresi dan line
(mis., central dan
imunitas dressing
didapat tidak sesuai
adekuat, agen dengan
farmaseutikal petunjuk
termasuk umum
imunosupresan 10. Gunakan
, steroid, kateter
antibody, intermiten
monoclonal, untuk
imunomudulat menurunkan
or) infeksi
c. Supresi respon kandung
40

inflamasi kencing
5. Vaksinasi tidak 11. Tingkatan
adekuat intake nutrisi
6. Pemajanan 12. Berikan
terhadap pathogen terapi
lingkungan antibiotic
meningkat bila perlu
a. Wabah Infection
7. Prosedur invasif Protection
8. Malnutrisi (proteksi
terhadap
infeksi)
13. Monitor
tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan
lokal
14. Monitor
hidung
granulosit,
WBC
15. Monitor
kerentanan
terhadap
infeksi
16. Batasi
pengunjung
17. Sering
pengunjung
terhadap
penyakit
41

menular
18. Pertahankan
teknik
aspesis pada
pasien yang
beresiko
19. Pertahankan
teknik isolasi
k/p
20. Berikan
perawatan
klit pada area
epidema
21. Inspeksi kulit
dan
membrane
mukosa
terhadapa
kemerahan,
panas
drainase
22. Inspeksi
kondisi
luka/insisi
bedah
23. Dorong
masukan
nutrisi yang
cukup
24. Dorong
masukan
42

cairan
25. Dorong
istirahat
26. Instruksikan
pasien untuk
minum
antibiotic
sesuai resep
27. Ajarkan
pasien dan
keluarga
tanda dan
gejala infeksi
28. Ajarkan cara
menghindari
infeksi
29. Laporkan
kecurigaan
infeksi
30. Laporkan
kultur positif

7. Intoleransi Aktivitas NOC NIC


Definisi : 1. Energy Activity Therapy
ketidakcukupan energy conservation 1. Kolaborasikan
psikologis atau fisiologis 2. Activity dengan Tenaga
untuk melanjutkan atau tolerance Rehabilitasi
menyelesaikan aktivitas 3. Self care : Medik dala
kehidupan sehari-hari ADLs merencanakan
yang harus atau yang Kriteria Hasil : program terapi
ingin dilakukan 1. Berpartisipasi yang kuat
43

Batasan dalam 2. Bantu klien


Karakteristik : aktivitas fisik untuk
1. Respon tekanan tanpa disertai mengidentifikas
darah abnormal peningkatan i aktivitas yang
terhadap aktivitas tekanan darah, mampu
2. Respon nadi dan RR dilakukan
frekwensi 2. Mampu 3. Bantu untuk
jantung abnormal melakukan memilih
terhadap aktivitas aktivitas aktivitas
3. Perubahan EKG sehari-hari konsisten yang
yang (ADLs) secara sesuai dengan
mencerminkan mandiri kemampuan
iskemia 3. Tanda-tanda fisik, psikologi
4. Ketidaknyamana vital normal dan social
n setelah 4. Energy 4. Bantu
beraktivitas psikomotor mengidentifikas
5. Dispnea setelah 5. Level i dan
beraktivitas kelemahan mendapatkan
6. Menyatakan 6. Mampu sumber yang
merasa letih berpindah; diperlukan
7. Menyatakan dengan atau untuk aktivitas
merasa lemah tanpa bantuan yang diinginkan
Faktor yang alat 5. Bantu untuk
berhubungan 7. Status mendapatkan
1. Tirah baring atau kardiopulmuna alat bantuan
imobilisasi ri adekuat aktivitas seperti
2. Kelemahan 8. Sirkulasi status kursi roda, krek
umum baik 6. Bantu
3. Ketidakseimbang 9. Status respirasi mengidentifikas
an antara suplai : pertukaran i aktivitas yang
dan kebutuhan gas dan di sukai
44

oksigen ventilasi 7. Bantu klien


4. Imobilitas adekuat untuk membuat
5. Gaya hidup jadwal latihan
monoton diwaktu luang
8. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikas
i kekurangan
dalam
beraktivitas
9. Sediakan
penguatan
positif bagi
yang aktif
beraktifitas
10. Bantu pasien
untuk
mengembangka
n motivasi diri
dan penguatan
11. Monitor respon
fisik, emosi,
sosial, dan
spiritual
45
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan


membrane mukosa pucat dan pada tes laboraturium didapatkan hitung
hemoglobin, hematocrit dan eritrosit kurang dari normal. Anemia bukan
suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik yang
mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama.
Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai
kepada label anemia tetapi harus dapat ditatapkan penyakit dasar yang
menyebabkan anemia tersebut. Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit
tersendiri (disease entity), tetapi merupakan gejala berbagai penyakit dasar
(underlying disease).

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami buat semoga dapat


bermanfaat bagi kita semua. Kami mohon maaf apabila ada ejaan atau kata
yang kurang jelas, dimengerti dan kurang lugas. Semoga dapat menambah
wawasan pengetahuan bagi pembaca.
Daftar Pustaka

Huda, Amin dan Kusuma Hardi. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Jogjakarta. Media Action

http://askepkuini.blogspot.co.id/2014/02/nurse-blog.html

Anda mungkin juga menyukai