Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

MASALAH KESEHTAN PENYAKIT MENULAR (TBC)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

dosen pengampu : H. Thoha, SKM., MSi.

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Komarudin P27905118015
Ligar Pitaloka P27905118016
Mahda Fattwa Rossihan P27905118017
Melly Nur Firmawati P27905118018
Moh. Dhika Ramadhan P27905118019
Mubiyatul Hasanah P27905118020
Nanda Triocha P27905118021

POLTEKKES KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
PEnyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas


Keperawatan Keluarga yang diampu oleh Bapak H. Thoha SKM, MSi. Makalah
ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tangerang, 10 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Umum............................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar TB Paru..............................................................................3


1. Definisi................................................................................................3
2. Etiologi................................................................................................3
3. Manifestasi Klinis................................................................................3
4. Patofisiologi.........................................................................................4
5. Pemeriksaan Diagnostik......................................................................4
6. Penatalaksanaan ..................................................................................5
7. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................7
B. Asuhan Keperawatan pada anak TB Paru.................................................6
1. Pengkajian...........................................................................................6
2. Diagnosa Keperawatan........................................................................9
3. Perencanaan Keperawatan...................................................................11
4. Implementasi Keperawatan.................................................................11
5. Evaluasi Keperawatan.........................................................................11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................46
B. Saran..........................................................................................................46

ii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................48

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia. Penyakit
Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang angka kejadiannya masih tinggi.
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk
batang (basil) yang di kenal dengan nama mikrobakterium tuberculosis, Penularan
penyakit ini melalui perantaran dahak/ludah yang mengandung basil Tuberculosis
paru, pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan di udara dan
terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam paru-parunya yang kemudian
menyebabkan penyakit Tuberculosis Paru.
Penyakit Tubercolosis, jaringan yang paling sering di serang adalah paru-paru
(96,9%). Dari hasil pengkajian Didesa Karangmukti khususnya RW 003 dan 004 di
dapatkan hasil untuk TB Paru sebanyak 11 orang. 64% dari penderita tidak berobat
secara teratur. Oleh sebab itu diperlukan perhatian khusus untuk penanganan TB Paru
agar tidak menularkan lebih luas lagi. Dan pada makalah ini penulis akan membahas
mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga pada TB Paru semoga dapat dijadikan
pedoman sebagai penatalaksanaan pada TB Paru.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :
1. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan kasus TB
Paru?
2. Bagaimana konsep dari TB Paru?
3. Bagaimana Konsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan TB paru?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga
pada anak dengan TB Paru.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar TB Paru

1
b. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan pada
anak dengan TB Paru.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar TB Paru


1. Definisi
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis
yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling
banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI, 2005).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi (Ridwan, 2009).
Tuberculosis Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi
kuman mycrobacterium tuberculosis (Sallin, 2007)
2. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/μm dan tebal 0,3-0,6/μm.
Spesies lain dari kuman ini yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia
adalah mycobacterium bovis, mycobacterium kansasii, mycobacterium
intracellulare
3. Manifestasi Klinis
a. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang
panas badan mencapai 40ºC-41ºC.
b. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk
membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada
setiap penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu
atau berulan-bulan dari peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk
kering (non produktif) kemudian setelah timbul perandangan menjadi
produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa
batuk darah (hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk berdarah pada tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat
juga terjadi ulkus dinding bronchus.
c. Sesak

3
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah
setengah bagian paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering
ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus
(berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan
lain-lain. Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara
tidak teratur (Bahar, 1998)
4. Patofisiologi
 TB. Primer
a. Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
b. Terisap organ sehat
c. Menempel di jalan nafas / paru-paru
d. Menetap / berkembang biak
e. Sitoplasma makroflag
f. Membentuk sarang TB Pneumonia kecil (sarang primer / efek primer)
g. Radang saluran pernafasan (limfangitis regional)
h. Komplek primer

Sembuh Sembuh dengan bekas Komplikasi

 TB Sekunder
a. Kuman dormat (TB Primer)
b. Infeksi endogen
c. TB DWS (TB. Post Primer)
d. Sarang pneumenia kecil
5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
b. Sputum

4
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru.
Disamping itu juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang
diberikan. Kadang-kadang tidak mudah untuk mendapatkan sputum
terutama pada penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi non
produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita
dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan melakukan batuk
efektif. Dapat juga memberikan tambahan obat-obatan mukolitik
ekspektoran atau dengan inhalasi larutan garam hipertonik slama 20-30
menit. Bila masih sulit sputum dapat diperoleh dengan bronchoscopy.
Sputum yang sudah didapat harus mengandung kuman BTA. Criteria
sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang
kuman BTApada sediaan. Dengan kata lain diperlukan 50000 kuman
dalam 1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu
penanaman sputum dalam medium biakan, koloni kuman tuberculosis
mulai tampak. Bila setelah 8 minggu pananaman, kolini tidak tampak,
biakan dinyatakan negatif. Medium biakan yang sering digunakan adalah
Lowenstien Jensen dan ATS.
c. Test Tubeculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc
Tuberculin PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU (intermediate
strength). Setelah 48-72 jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi
berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni
persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.
6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingakat penularan ± 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 :
137)

Jenis Obat dan Dosis Obat (Obat anti tuberculosis)

5
 Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90%
populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini
sangat efektif dalam keadaan metabolic efektif, yaitu kuman yang
sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan 5mg/kgBB,
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan
dengan dosis 10mg/kgBB.
 Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister)
yang tidak dapat dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama
untuk pengobatan harian maupun intermitten seminggu 3 kali
 Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel
dengan suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB,
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan
dengan dosis 35mg/kgBB.
 Streptomicin (S)
Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali sehari menggunakan
dosis yang sama. Penderita umur 60 tahun dosisnya 0,75gr/hari.
Sedangkan diatas usia 60 tahun diberikan 0,5 gr/hari.
 Ethambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15
mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu
dosis 30mg/kgBB.

B. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Tb Paru


1. Pengkajian
Merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Melalui pengkajian ini,
semua data pasien dapat dikumpulkan untuk menentukan masalah–masalah
keperawatan yang mungkin timbul pada setiap kasus penyakit Tuberkulosis
Paru. Pengkajian menurut Doenges (1999) meliputi :

6
1) Identitas Pasien.
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk
RS, diagnosa medis, ruang dan nomor register.

2) Identitas Penanggung Jawab.


Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama, alamat,
hubungan dengan klien.

3) Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan
atau berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).

4) Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.

5) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.

6) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

7
Tanda : Berhati–hati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.

7) Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan
pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap
lanjut)

8) Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.

9) Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik
untuk melaksanakan peran.

10) Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak
berpartisipasi dalam terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam
terapi obat dan bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan
rumah.

8
2. Diagnose Keperawatan
1) Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan
primer tak adekuat , penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan
,Penurunan ketahanan, Malnutrisi ,Terpapar lngkungan ,Kurang
pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen.
2) Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan, upaya
batuk ,buruk Edema tracheal.
3) Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru ,
atelektasis, Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret kental ,
tebal, Edema bronchial.
4) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.

3. Intervensi Keperawatan
1) Resiko tinggi infeksi (penyebaran/aktivasi ulang) b.d
 Pertahanan primer tak adekuat, penurunan kerja silia
 Kerusakan jaringan
 Penurunan ketahanan
 Malnutrisi
 Terpapar lingkungan
 Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan pathogen
2) Kriteria hasil
 Pasien menyatakan pemahaman penyebab/factor resiko individu
 Mengidentifikasi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi
 Menunjukkan teknik, perubahan pola hidup untuk peningkatan
lingkungan yang aman

Intervensi :

1) Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi


2) Identifikasi orang lain yang beresiko
3) Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan
menghindari meludah
4) Kaji tindakan kontrol infeksi sementara
5) Awasi suhu sesuai indikasi

9
6) Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang
7) Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
8) Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum
9) Dorong memilih makanan seimbang
10) Kolaborasi pemberian antibiotic
11) Laporkan ke departemen kesehatan local

1. Gangguan pertukaran gas b.d Penurunan permukaan efektif paru, atelektasis,


Kerusakan membran alveolar – kapiler, Sekret kental, tebal, Edema bronchial

Kriteria Evaluasi :

Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

Intervensi :

1) Kaji Dipsnea, Takhipnea, menurunnya bunyi nafas, peningkatan upaya


pernafasan , terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan
2) Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada
warna kulit
3) Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi
4) Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri
sesuai kebutuhan
5) Kolaborasi oksigen
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi
sputum ,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber keuangan

Kriteria hasil :

Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk


meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat

Intervensi :

1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa
oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare

2) Pastikan pola diet biasa pasien

10
3) Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodik

4) Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .

5) Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah makan

6) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.

7) Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.

8) Kolaborasi antipiretik

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Data Dasar Keluarga

a. Nama Kepala Keluarga (KK)  : Tn. Sariya


b. Usia : 38 th
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan  : Karyawan
f. Alamat/ No. Telp : Desa Karang Mukti Rw.03 Rt.06
g. Komposisi Keluarga : Ayah, Ibu, dan 2 orang Anak

No Nama JK Hub.dgn Kel Umur Pendidikan Agama Pekerjaan


1 Sariya L Ayah 38 th SD Islam Karyawan
2 Siti Nurhayati P Ibu 30 th SD Islam IRT
3 Siti Nurlela P Anak 11 th SD Islam Pelajar
4 Ipi Ilpiyanti P Anak 3 th Belum sekolah Islam Pelajar

h. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan

12
: Klien
X : Meninggal

i. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. Sa adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.

j. Latar Belakang Budaya (Etnis)


Tn. Sa berasal dari suku Sunda (Subang) Jawa Barat dan Ny.S juga berasal
dari suku Sunda (Purwakarta) Jawa Barat. Bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah Bahasa Sunda, Tn. Sa sudah lama tinggal di purwakarta dan istrinyapun
sudah tinggal diPurwakarta sejak lahir. Lingkungan tempat tinggal klien saat ini
dikelilingi dengan orang-orang dengan suku yang sama yaitu sunda, yang
memang kampung mereka sendiri.
Kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga Tn,Sa adalah pengajian
bapak-bapak, namun Tn.Sa tidak rutin mengikuti kegiatan pengajian tersebut
karena terkadang pekerjaan Tn.Sa membuatnya pulang malam, Istrinya pun Ny.S
bekerja di luar rumah dan pulang pada sore hari. Setiap hari anaknya dititipkan
dengan nenek dan pamannya yang rumanya dekat dengan mereka. Anak
pertamanya sekolah pada pagi hari. Anaknya yang kedua hanya bermain
dilingkungan sekitar rumahnya saja. Tn. Sa tidak meiliki jadwal untuk rekreasi
secara rutin bersama keluarganya, karena jarang memiliki waktu yang libur yang
cukup, Tn.Sa lebih memilih untuk berstirahat di rumah saat libur. Tn.Sa hanya
kumpul dengan keluarganya saat malam hari. Keluarga Tn.Sa jarang sekali jalan-
jalan seperti halnya ke mall. Kebiasaan berbusana Tn.Sa dan keluarganya hanya
sederhana saja. Tidak terlalu mengikuti perkembangan saat ini. Namun mereka
masih menjaga kultur budaya sunda dalam berpakaian.
Dan makanan yang disajikan dan dikonsumsi oleh keluarga Tn.Sa dan
anaknya biasanya seperti sayuran, dan lauk-lapuk. Terkadangpun Ny.S membuat
olahan makanan yang dipelajari dari orang tuanya makanan khas sunda.
Peran ayah, ibu dan anak masih menganut kultur budaya Sunda, Anak-anak
selalu mengikuti apa yang diperintahkan orangtuanya tanpa berani
membantah.Peran Tn.Sa saat ini sebagai Kepala Keluarga yang memberi nafkah

13
kepada keluarganya. Anak pertama yang bernama An.Si sangat menyayangi
adiknya, terlihat saat sangat menjaga adiknya setelah pulang sekolah An.SI
menemani adiknya bermain dan membantu memenuhi segala kebutuhan adiknya.
Di Keluarga Tn.Sa yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa. Tetapi biasanya
keputusan diambil setelah bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah
tidak menggambarkan budaya Sunda. Tn.Sa dan keluarganya jika sakit hanya
dapat pergi kepuskesmas pembantu/ bidan terdekat untuk melakukan pemeriksaan
dan mendapat pengobatan.

k. Idcntifikasi Nilai-Nilai Spriritual/Agama


Keluarga Tn.Sa beragama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti Shalat,
Puasa dan Mengaji. Ny.S juga sudah melatih anak-anaknya untuk menjalankan
puasa dibulan Ramadhan. Dan Ny.S mengikutkan anak-anaknya untuk mengaji
bersama pada sore hari di pengajian anak-anak dekat rumahnya.

l. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Penghasilan keluarga didapatkan dari Tn.Sa sebagai karyawan pabrik dan
Ny.Sebagai buruh kerja borongan di konveksi setiap hari. Semua kebutuhan
keluarga dipenuhi secukup-cukupnya. Ny.S mengatakan tidak mempunyai
tabungan, uang yang di dapatkan habis untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk
membayar cicilan kendaraan.

m. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang


Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat. Karena
menurutnya waktu liburnya yang hanya satu hari harus digunakan untuk
beristirahat agar besok dapat bekerja lagi dengan maksimal. Ny.S mengisi waktu
luangnya setelah pulang bekerja dengan berinteraksi dengan anak-anaknya,
mengobrol dengan tetangga, dan bercanda dengan anaknya.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga Tn.Sa dalam tahap perkembangan ke 3 yaitu keluarga dengan anak
sekolah. tahap ini di mulai saat anak masuk pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia
12 tahun. pada tahap ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi

14
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun diluar
sekolah. Tugas perkembangan sebagai berikut :
 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal
 Privacy dan rasa aman
 Membantu anak bersosialisasi
 Mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.
 Membiasakan anak belajar secara teratur
 Mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum
anak.
 Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).

b. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap


perkembangan:
Dari semua tugas perkembangan diatas, masih ada tugas yang belum dilakukan yaitu
mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak,
orang tua hanya mengingatkan saja untuk mengerjakan tugas tetapi tidak mengintrol
dan untuk meningkatkan pengetahuan anak orangtua tidak mampu karena latar
belakang pendidikan yang rendah dan kurangnya waktu untuk keluarga.

c. Riwayat keluarga Inti


Tn.Sa dan Ny.S sebelum menikah mereka berpacaran dahulu, kemudian menikah
dan tinggal di Bungursari desa Karangmukti setelah mendapatkan warisan dari orang
tua Ny.S, mereka langsung dikarunia anak bernama Si dan I.

d. Riwayat Keluarga sebelumnya


Orangtua dari Tn.Sa sudah meninggal karena sakit. Sedangkan orangtua dari Ny.S
masih ada tapi hanya Ibunya yang tinggal didekat rumahnya.

3. DATA LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S .
Luas kira-kira 48 m2, rumah berupa semipermanen yang sebagian bangunannaya

15
terbuat dari kayu, rumah tak memiliki halaman hanya sedikit teras yang masih
belum diplester, tidak tampak tanaman hias yang ditanam dirumah. Secara umum
rumah tampak bersih, namun masih terlihat barang-barang yang diletakkan tidak
pada tempatnya. Rumah memiliki jendela namun jendela paten yang tidak dapat
dibuka sehingga untuk ventilasi udara kurang baik. Air bersih didapatkan dari
sumur pompa. Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk
pembuangan sampah ditimbun kemudian dibakar.
Berikut denah rumahnya:

                                                      Dapur              Kmr.mndi                        

                                                                           Kmr.tdur

             8m

                                            R.keluarga

                                                                           Kmr.tdur                                           

      

                                          Teras rumah

6 M

b. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih


Luas
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. K Sebagian besar penduduknya
merupakan penduduk asli perwakarta yang memang sejak kecil sudah tinggal
daerah tersebut. Lingkungan masih dalam suasana kampung untuk menaiki
kendaraan umum harus berjalan terlebih dahulu ke jalan utama, dan harus
menunggu lama untuk mendapatkan angkot.Keadaan jalan di lingkungan tempat
tinggal terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum lingkungan di sekitar rumah
masih terlihat kotor. Pengolahan sampah yang dikelola dengan cara dibakar
menyebabkan ketidaknyamanan di area tersebut saat membakar sampah.

16
Pelayanan kesehatan puskesmas dekat rumah ada rustu dengan jarak sekitar
setengah km. Bisa diakses menggunakan ojek atau angkutan umum. Mushola
juga sangat dekat karena berada di lingkungan RT.
c. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa Karangmukti.
Sebelumnya keluarga pernah tinggal disubang namun hanya sebentar dan
kemudian pindah menempati rumah yang diwariskan kepada Ny.S.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :    
Ny.S tidak mengikuti kegiatan seperti arisan ibu-ibu di lingkungan sekitar
rumahnya. Di sekitar rumahnya pun tidak ada pengajian untuk ibu-ibu. Ny.S
hanya berinteraksi dengan tetangganya setelah ia pulang bekerja dan saat libur
dengan cara berbincang-bincang atau mengobrol. Ny.S mengatakan anaknya
biasanya hanya bermain dengan anak-anak disekitar rumahnya. Ny.S tidak
mengikuti mengikuti kegiatan tentang kesehatan, Ny.S hanya memeriksakan
keadaan kesehatannya jika salah satu dari keluarganya mulai sakit dan tidak bisa
disembuhkan dengan obat warung. Dan itu pun hanya ke Puskesmas pembantu
dekat rumahnya atau pergi ke bidan desa.
e. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga :
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.Sa, istri dan
anaknya mampu berinteraksi di lingkungan sekitar. Keluarga tidak meiliki
jaringan sosial keluarga seperti asuransi kesehatan. Bisanya saat sakit keluarga
Tn.Sa hanya memeriksakan ke puskesmas pembantu atau bidan desa.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah
malam dan istrinya Ny.S selalu berinteraksi dengan anaknya walaupun harus
bekerja pada dari pagi hingga sore namun setelah pulang bekerja ia harus
meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Hubungan antara ibu dengan anak
baik, terlihat dari anak keduanya An.I yang selalu ingin berdekatan dengan Ny.S.
b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya yang tinggal
berdekatan dengannya, karena Ny.S karena interaksi yang begitu sering dilakukan

17
Ny.S dengan anak dan orang tuanya.Dirumahnya yang mengambil keputusan
adalah Tn.Sa, setelah sebelumnya bermusyawarah dengan Ny.S.
c. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya.
Setiap hari dirinya bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Ny.S
berperan sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengasuh anak-anaknya dirumah
namun Ny.S juga bekerja sebagai buruh dikonveksi jika sedang ada pekerjaan
saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S juga selalu menyiapkan keperluan
untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga Ny.S selalu menyiapkan sarapan
untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja. An.Si berperan sebagai
siswa SD dan anak. Saat ini usia An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah
didekat balai desa dengan jarak ± 500 km, biasanya An.Si diantar untuk kesekolah
dan pulang jam 12 siang. Setelah sampai dirumah biasanya An.Si makan siang
dan mengajak adiknya bermain sambil mengasuhnya. An.I berperan sebagai anak
saat ini usia An.I 3 thn.
d. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya
sunda Tn.Sa dan Ny.S sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk shalat 5
waktu. Dan mengikutkan anaknya untuk pengajian anak pada sore hari. Nilai
budaya sunda yang mempengaruhi seperti berperilaku sopan kepada orang yang
lebih tua. Selalu mengucapkan salam setiap ingin masuk rumah dan selalu
meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S
dirinya akan selalu menunggu suaminya pulang dulu dan baru beristirahat. Ny.S
selalu mengontrol perkembangan anak-anaknya. Ny. S juga memberikan pesan
kepada anak-anaknya agar tidak macam-macam ketika kedua orangtuanya tidak
ada, dan mematuhi perintah paman dan nenek yang mengasuhnya saat
orangtuanya tidak ada.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik,
setiap memiliki waktu luang di sela libur kerjanya Tn.S menyempatkan waktu

18
untuk berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya serta untuk mengikuti
beberapa kegiatan. Contohnya kegiatan pengajian. Begitu juga dengan Ny.S,
An.Si dan An. I yang terlihat dapat bersosialisasi dengan lingkungan disekitar
rumahnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting. Namun
keluarga masih sering mengkhwatirkan biaya untuk berobat walaupun sekarang
ini sudah ada jaminan untuk masyarakat. Keluarga juga mengatakan tidak
memiliki waktu luang. Oleh sebab itu, keluarga Tn.Sa baru memeriksakan
anggota keluarganya ketika sudah tidak bisa ditangani sendiri atau oleh obat
warung.
Ny.S pun memiliki maag ia hanya meminum obat warung saat maagnya
kambuh. Ny.S setiap hari memasak untuk anak-anaknya terdiri dari sayur dan lauk
pauk, namun terkadang anak-anaknya tidak mau untuk memakan sayur. Tn.Sa
melepaskan kelelahannya setelah bekerja dengan langsung beristirahat.
Keluarga Tn.Sa sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga.
Tn.Sa mengatakan tidak pernah ada waktu luang untuk berolahraga karena sibuk
bekerja dan Ny.S masih meiliki anak kecil yang harus dijaga seperti An.I.

6. KOPING KELUARGA
a. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)
Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena jauhnya
puskesmas dan tidak memiliki waktu luang karena harus bekerja.
b. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor
Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan
berdiskusi. Yang biasanya mengambil keputusan tetap dari kepala keluarga yaitu
Tn.Sa . Anak-anak belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan, karena
menurut Ny.S, anak-anak belum cukup umur untuk diikutkan dalam mengambil
keputusan.
c. Strategi adaptasi disfungsional
Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.

7. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)

19
Komponen Bp. Sa Ibu. S Anak Si Anak I
Rambut dan kulit Rambut dan kulit kepala
Rambut dan kulit kepala Rambut dan kulit
kepala bersih, warna bersih, warna hitam,
bersih, warna hitam, kepala bersih, warna
hitam, lurus, sebahu lurus,
lurus, tebal. hitam. Rambut sebahu.
Kepala dan tipis.
Rambut pendek sebahu
Distribusi menyebar Distribusi menyebar
Distribusi menyebar dan berkilau. Distribusi
rata. rata.
rata. menyebar rata.
Isokor, bola mata Isokor, bola mata
Isokor, bola mata dapat Isokor, bola mata dapat
dapat mengikuti arah dapat mengikuti arah
mengikuti arah mengikuti arah
gerakkan tangan gerakkan tangan
gerakkan tangan gerakkan tangan
pemeriksa, tidak ada pemeriksa, tidak ada
pemeriksa, tidak ada pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter nyeri tekan, diameter
Mata nyeri tekan, diameter nyeri tekan, diameter
pupil + 2 mm, reaksi pupil + 2 mm, reaksi
pupil + 2 mm, reaksi pupil + 2 mm, reaksi
cahaya +/+, cahaya +/+,
cahaya +/+, konjungtiva cahaya +/+, konjungtiva
konjungtiva tidak konjungtiva tidak
tidak anemis,   kornea tidak anemis,   kornea
anemis,   kornea tidak anemis,   kornea tidak
tidak ikhterik. tidak ikhterik.
ikhterik. ikhterik.
Bentuk simetris, warna
Bentuk simetris, warna Bentuk simetris, warna
kulit sama dengan kulit Bentuk simetris, warna
kulit sama dengan kulit sama dengan
sekitarnya, tidak kulit sama dengan kulit
kulit sekitarnya, tidak kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau cairan, sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau terdapat lesi atau
Hidung mukosa hidung lembab, terdapat lesi atau cairan,
cairan, mukosa hidung cairan, mukosa hidung
terdapat bulu hidung, uji mukosa hidung lembab,
lembab, terdapat bulu lembab, terdapat bulu
pen terdapat bulu hidung, uji
hidung, uji penciuman hidung, uji penciuman
penciuman baik (N I)
baik (N I) baik (N I)
ciuman baik (N I)
Telinga Daun telinga simetris Daun telinga simetris Daun telinga simetris Daun telinga simetris
kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih,
tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan ,
tidak bengkak, tidak ada tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak ada
nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada nyeri tekan pada
masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak ada
serumen. Klien dapat serumen. Klien dapat serumen. Klien dapat serumen. Klien dapat
mendengar dengan baik mendengar dengan mendengar dengan mendengar dengan baik

20
baik baik
Bibir simetris, mukosa
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, Bibir simetris, mukosa Bibir simetris, mukosa
lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri lembab, lidah simetris, lembab, lidah simetris,
dapat bergerak ke kiri dan kekanan (N XII), dapat bergerak ke kiri dapat bergerak ke kiri
dan kekanan (N XII), tidak pucat, lidah dan kekanan (N XII), dan kekanan (N XII),
Mulut tidak pucat, lidah dapat dapat merasakan asam, tidak pucat, lidah tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, asin, manis dapat merasakan asam, merasakan asam, asin,
dan
dan manis dengan baik. dengan baik., karang asin, dan manis dan manis dengan baik.
Gigi putih, karang gigi gigi (+). dengan baik. karang karang gigi (-), gigi
(+). gigi (-). bolong 1.
 
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
menelan, pembesaran menelan, pembesaran menelan, pembesaran menelan, pembesaran
kelenjar getah bening kelenjar getah bening kelenjar getah bening kelenjar getah bening
Leher dan
Tenggorokan
(-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena
jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada
tanda radang. tanda radang tanda radang tanda radang
Simetris,
bronkovesikuler,
Simetris, Simetris, Simetris,
namun pada saat
Dada bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR: 24
batuk suara nafas
20X/ menit. 18 X/ menit. X/ menit.
terdapat ronchi RR:
22 X/ menit.
Tidak ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, saat Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
Abdomen
tidak ada keluhan maag kambuh tidak ada keluhan tidak ada keluhan
Ekstremitas Gerakan tak terbatas, Gerakan tak terbatas, Gerakan tak terbatas, Gerakan tak terbatas,
mampu fleksi/ ekstensi mampu fleksi/ ekstensi mampu fleksi/ ekstensi mampu fleksi/ ekstensi
tanpa rasa nyeri tidak tanpa rasa nyeri tidak tanpa rasa nyeri tidak tanpa rasa nyeri tidak
ada benjol ada benjolan, bengkak ada benjolan, bengkak ada benjolan, bengkak
(-), kemerahan (-), (-), kemerahan (-), (-), kemerahan (-),
an, bengkak (-),
kekuatan otot normal kekuatan otot normal kekuatan otot normal
kemerahan (-), kekuatan
mampu menahan tahan mampu menahan tahan mampu menahan tahan
otot normal mampu
an, refleks (+) an, refleks (+) an, refleks (+)
menahan tahan

21
an, refleks (+)
55555 55555 55555 55555 55555 55555
55555 55555
55555 55555 55555 55555 55555 55555
55555 55555
Turgor baik, tanda
Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda
radang (-), sawo
Kulit radang (-), kuning radang (-), kuning radang (-), kuning
matang, tekstur sedikit
langsat, tekstur halus langsat, tekstur halus langsat, tekstur halus
kasar.
Tidak ada yang panjang, Tidak ada yang
Sedikit panjang, Tidak ada yang panjang,
terawat panjang, terawat
Kuku sianosis (-), tanda bersih,sianosis(-), tanda
bersih,sianosis(-), tanda bersih,sianosis(-),
radang (-), terawat. radang (-).
radang (-) tanda radang (-)
Suhu tubuh 36.6 o C 36,8 oC 36.5 o C 36.6 o C
BB 62 Kg 47 Kg 23 kg 14,5 kg
TB 165 cm 160 cm 133 cm 87 cm
TD 130/90 mmHg 110/80 mmHg 110/70 mmHg  

8. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang
ada didalam keluarganya terutama untuk anaknya yang menderita flek paru dan
keluarganya agar lebih menjaga kesehatan.

9. Fungsi Perawatan Kesehatan ( Pengkajian Tahap II)


Masalah Kesehatan Keluarga pertama
Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya
adalah An.Si yang menderita flek paru berusia 11 thn. Sebelumnya An.Si pernah
mengalami pengobatan namun pngobatannya tidak tuntas klien hanya menjalani
pengobatan ± 2 bulan, keluarga mengaku tidak memiliki biaya untuk melakukan
kontrol pemeriksaan kembali. Saat ini An.Si masih sering mengalami batuk namun
dengan frekuensi yang jarang. Ny.S hanya mengatakan, bahwa anaknya terkadang
mengalami batuk disertai dahak dan terkadang sesak .Ny.Si tidak mengetahui
penyebab dari penyakit flek paru yang diderita anaknya.Ny.Si mengatakan, akibat
dari batuk –batuk yang di alami anaknya , anak Si jadi terganggu tidurnya tidak

22
nyaman karena batuk yang dialaminya. Ny.S mengatakan, saat anaknya mengalami
batuk hanya di berikan obat warung, sebenarnya Ny,S mau membawa anaknya untuk
ke puskesmas namun karena letak puskesmas bungursari yang jauh dari rumahnya
dan karena kesibukannya bekerja Ny.S memutuskan untuk diberikan obat warung
saja. Ia juga mengatakan jika kesana harus menaiki angkot dan untuk mendapatkan
angkot harus menunggu lama. Penataan Ruangan dirumah klien masih terlihat kurang
rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah
yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang
kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang
menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny. H mengatakan hanya bisa membawa
anaknya ke puskesmas pembantu atau ke bidan karena puskesmas kecamatan letaknya
jauh. Dan kendalanya adalah di puskesmas pembantu tidak lengkap untuk
pemeriksaannya.

Masalah Kesehatan Keluarga kedua

Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S
mengatakan nyeri pada ulu hati saat maagnya kambuh, Ny,S megatakan maagnya
kambuh bila ia telat makan dan jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus
menunda dahulu pekerjaannya ketika maagnya kambuh.Saat maagnya kambuh Ny,S
menyegerakan untuk makan dan beristirahat. Penataan ruangan dirumah klien masih
terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya.
Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester.
Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka,
ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny.S hanya mengkonsumsi
obat warung untuk meredakan nyeri saat maagnya kambuh.

Masalah Kesehatan Keluarga Ketiga

Masalah kesehatan ketiga yang ada pada keluarga adalah masalah ISPA pada
An.I karena ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga. Ketika
ditanya penyebab, tanda atau gejala, dan cara perawatan, Ny.S mengatakan
mengetahui tetapi tidak terlalu luas yang diketahuinya. Ny. S mengatakan sejak 2
minggu yang lalu An. I mengalami batuk pilek namun saat pengkajian An.I sudah
sembuh. Ny. S mengatakan An. I sering mengalami batuk pilek dan Ny.S mengangap

23
batuk pilek merupakan hal yang biasa. Ny.S mengobati anaknya terlebih dahulu
dengan obat yang dibeli di warung dan jika tidak sembuh Ny.S membawa anaknya ke
bidan. Sekitaran lingkungan rumah Ny.S tampak kotor dan ada sampah, Penataan
ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang
diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan belum
semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca
yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut
rumah

B. ANALISA DATA

No Data Fokus Masalah


Data Subyektif:

 Keluarga mengatakan An.Si masih


sering mengalami batuk disertai
dahak dan sesak.
 Keluarga mengatakan An.Si Pernah
mengikuti pengobatan di puskesmas
namun tidak dilanjutkan.
 Keluarga mengatakan hanya
memberi obat warung saat An.Si
sakit dan jika tidak tertangani di Bersihan jalan nafas tidak efektif pada
  bawa ke Pustu atau bidan desa. An.Si di keluarga Tn.Sa
 Anak Si mengatakan sulit tidur jika
batuknya kambuh.

Data Obyektif:

 An.Si tampak batuk


 TD.110/70 mmHg
 Nadi 80x/mnt
 RR 22x/ mnit
 Suhu 36,7ºC

24
Data Subyektif:

 Ny.S mengatakan sudah menderita


maag sejak 2 tahun lalu.
 Ny.S mengatakan sakit kambuh
ketika ia telat makan/ makan tidak
teratur.
 Ny.S mengatakan nyeri pada ulu hati
saat maagnya kambuh.
 Ny.S mengatakan hanya
mengkonsumsi obat warung saat Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S
2
maagnya kambuh.
 

Data Obyektif :

Ttv

 TD: 110/80 mmHg


 N: 80x/menit
 RR: 18x/menit
 Suhu : 36,8ºC
 BB : 47 kg

3. Data Subjektif  

 Ny.S mengatakan sejak 2 minggu Resiko terjadinya ISPA berulang   pada


yang lalu An.I mengalami batuk keluarga Tn. Sa khususnya An. I
pilek namun pada saat pengkajian
An.I sudah sembuh.
 Ny.S mengtakan anaknya sering
terkena batuk pilek.
 Ny.S ,mengatakan hanya memberi
obat warung saja pada anaknya.
 Ketika ditanya penyebab, tanda atau
gejala, dan cara perawatan, Ny.S

25
mengatakan mengetahui tetapi tidak
terlalu luas yang diketahuinya.

Data Objektif

 Ttv

RR 24x/mnit

Nadi 87x/mnt

Suhu 32ºC.

C. MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Diagnosa keperawatan keluarga I
Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.Sa

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah : aktual
Masalah adalah ancaman, dilihat dari
Skala riwayat An.Si yang masih sering
mengalami batuk disertai dahak dan
1 Aktual: 3 3/3 X 1   1
sesak. Keluarga belum melakukan

Risiko : 2 perawatan karena belum


mendapatkan informasi.
Potensial : 1
2 Kemungkinan masalah ½ X 2 1 Pengetahuan keluarga yang kurang
dapat diubah: Sebagian tentang penyakit dan cara
perawatannya. Keluarga hanya
Skala
memberikan obat warung untuk
mengatasi keluhan anaknya.
Mudah : 2

Sebagian : 1

26
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
Masalah ini sudah cukup lama, dan
dicegah: Cukup
keluarga berkeinginan untuk
memeriksakan dan kontrol ke
Skala
puskesmas. Dan juga Ny.S
  3/3 X 1 1
Tinggi : 3 berkeinginan untuk dapat mengatasi
masalah tersebut secara mandiri
Cukup : 2
dirumah dengan difasilitasi oleh
perawat.
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Ny.S menginginkan agar dapat
Skala membantu mengatasi masalah An. Si
  2/2 X 1 1
dengan segera saat keluhannya
Segera : 2
timbul

Tidak perlu segera 1:

Tidak dirasakan : 0
  Jumlah     4  

2. Diagnosa keperawatan keluarga II


Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah : aktual

Skala Ny. S mengatakan nyeri pada


uluhati/ perutnya saat dirinya
1 Aktual: 3 3/3 X 1   1
terlambat makan dan memakan

Risiko : 2 makanan pedas dan asam.

Potensial : 1

27
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian

Ny.S mengetahui jika dirinya telat


Skala
makan mkan maka maagnya akan
2 ½X2 1
Mudah : 2 kambuh namun prilaku Ny.S belum
bisa ia kontrol.
Sebagian : 1

Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
dicegah: Cukup

Skala Masalah ini sudah lama,Ny,S


  2/3 X 1 2/3 berkeinginan agar dia bisa
Tinggi : 3
mengontrol pola makannya.

Cukup : 2

Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani

Ny.S mengatakan nyeri saat gastritis


Skala
  2/2 X 1 1 nya kambuh itu sangat mengganggu  
Segera : 2 ia sangat ingin sekali disembuhkan.

Tidak perlu segera 1:

Tidak dirasakan : 0
  Jumlah       3 2/3  

3. Diagnosa keperawatan keluarga III


Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah : aktual 2/3 X 1 2/3 Masalah bersifat resiko, Ny.S

28
Skala mengatakan An. I sering mengalami
batuk pilek, dan keluarga
Aktual: 3
menganggap penyakit tersebut

Risiko : 2 sudah biasa.

Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian Masalah dapat diubah sebagian
karena rumah Keluarga Ny.S dekat
Skala dengan klinik bidan, namun Ny,S
2 ½X2 1 lebih memilih memberi obat warung
Mudah : 2
terlebih dahulu karena Ny.S

Sebagian : 1 mengatakan tidak pnya waktu untuk


berobat.
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
dicegah: Cukup
Masalah ini sudah sering terjadi .
keluarga perduli dengan kesehatan
Skala
dengan memberikan obat secara
  2/3 X 1 2/3
Tinggi : 3 mandiri namun keluarga tidak
menyegerakan periksa ke fasilitas
Cukup : 2
kesehatan.

Rendah : 1
  Menonjolnya masalah: 1/2 X 1 1/2 Keluarga mengatakan hanya dengan
tidak perlu segera diberi obat warung dan perawatan
ditangani tradisional anaknya dapat sembuh.

Skala

Segera : 2

Tidak perlu segera 1:

29
Tidak dirasakan : 0
  Jumlah   3  

Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)
3. Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I (Score 3)

30
D. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Tindakan


Keperawatan
    Umum Khusus Kriteria Standard Keperawatan
1 Bersihan Jalan Setelah di 1. Setelah  Respon verbal  TB Paru adalah suatu 1.Jelaskan pengertian,
Nafas tidak lakukan dilakukan penyakit yang menular yang penyebab   serta tanda dan
  dari keluarga terkait
efektif pada kunjungan pertemuan 1 x 45 dapat menyerang siapa saja gejala dari penyakit TB
pengertian, penyebab,
An.Si rumah selama menit diharapkan: yang disebabkan oleh Paru
 
tanda dan gejala TB
dikeluarga Tn. 5 x 45 menit 2. Keluarga dapat bakteri mycobacterium
Paru 2.Tanyakan kembali
  Sa keluarga mengenal tentang tuberculosis, tanda dan
tentang pengertian, tanda
mampu TB Paru : gejalanya adalah batuk-
 
  dan gejala, serta penyebab
merawat anak 3. Menjelaskan batuk terus menerus selama
dari penyakit TB Paru
dengan TB pengertian TBC   kurang lebih 3 minggu dan
 
Paru Paru dengan berdahak, sesak nafas,
3.Berikan reinforcement
 
  bahasa yang keluar keringat dingin pada
positif atas kemampuan
 
sederhana malam hari, dan berat badan
  keluarga
  4. Menyebutkan menurun.
 
penyebab TBC    
   
Paru

22
5. Menyebutkan
         
tanda dan gejala
TBC Paru
         

 
         

 
         

 
    Respon verbal dan    
sikap dari keluarga
    Akibat dari TB Paru adalah  
tentang akibat TB
tuberkulosis meningen,
Paru dan keputusan
     1. Jelaskan pada keluarga
pnemonia tuberkulosis, dan
keluarga untuk
Tn. Sa akibat dari penyakit
kematian, dan jika penderita
    mengatasi TB Paru.
TB Paru
tidak teratur minum obat
      penyakit akan menjadi lebih
2. Tanyakan kembali pada
berat penyakitnya, penyakit
keluarga akibat TB Paru
     
menjadi makin sulit diobati,
dan perlu waktu lebih lama 3. Motivasi keliuarga
     
untuk dapat sembuh. untuk mengambil
      keputusan dalam
 
mengatasi TB Paru An.Si

23
        4. Berikan reinforcement
positif atas keputusan
       
yang diambil keluarga
dalam mengatasi TB Paru
       

 
       

 
       

 
       

 
       

 
       

 
    Respon verbal,  
sikap,dan psikomotor
 
    Setelah dilakukan  Cara perawatan penyakit
keluarga tentang cara
pertemuan 1 x45 menit TB Paru adalah minum obat
perawatan TB Paru &  
   
diharapkan: secara teratur, makan
pencegahan penularan
makanan yang bergizi,  1.Jelaskan cara
    TB Paru
Setelah dilakukan
istirahat cukup, menjaga perawatan, pencegahan
pertemuan 1×45 menit
kebersihan lingkungan. Cara

24
    keluarga mampu   pencegahan penularan TB penyakit TB Paru
mengambil keputusan Paru dengan memisahkan
      2.Ajarkan klien cara batuk
yang tepat untuk perlengkapan makan
efektif dan membuang
mengatasi maslaah TB anggota keluarga dengan
     
dahak yang benar
Paru dengan cara pasien, menutup mulut saat
    menyebutkan akibat   bersin dan batuk, serta
3.Tanyakan kembali cara
dari TB Paru serta membuang dahak pada
perawatan, pencegahan
     
akibat dari tidak teratur tempatnya. Proses batuk
penyakit TB Paru
minum obat dan efektif: tarik nafas dalam
     
memutuskan untuk melalui hidung dan 4.Anjurkan keluarga
    merawat An. Si dengan   hembuskan seperti meniup mempraktekkan kembali
TB Paru. balon sebanyak 3x dan cara batuk efektif dan
      waktu yang ketiga batukkan membuang dahak ke
lalu buang dahak ke tempat tempatnya
     
yang berisi
5.Berikan reinforcement
      lysol/desinfektan lalu tutup.
positif atas hasil yang
        dicapai.

         

 Respon verbal, sikap

25
    dan psikomotor    
keluarga tentang
       
lingkungan yang dapat
mendukung
    Setelah dilakukan  Cara memodifikasi  
penyembuhan
pertemuan 1 x 45 menit lingkungan yang dapat
    penyakit TB Paru.  
keluarga mampu mendukung penyembuhan
melakukan perawatan penyakit TB Paru adalah
     
pada anggota keluarga pencahayaan ruangan yang
    yang menderita   cukup, ventilasi rumah yang 1. Mendiskusikan
penyakit TB Paru cukup, jendela dibuka agar dengan keluarga
     
dengan cara sinar matahari bisa masuk tentang modifikasi
menjelaskan cara kedalam rumah, menjemur lingkungan yang
     
perawatan dan kasur, bantal minimal tepat untuk
    pencegahan penularan   1minggu sekali dijemur, meendukung
TB Paru, tidak membuang dahak penyembuhan TB
     
mendemonstrasikan sembarangan tempat, tapi Paru
cara batuk efektif dan gunakan kaleng yang
     
2. Mendorong
pembuangan dahak didalamnya sudah diisi
keluarga untuk
    pada pasien TB Paru.   cairan desinfektan seperti
mengidentifikasi
lysol, air sabun, bayclean,
lingkungan yang
agar kuman TB Paru dapat

26
        mati. tepat untuk
mencegah TBC
         
Paru
3. Memotivasi
         
keluarga untuk
          mengungkapkan
kembali terhadap
      Respon verbal, sikap,  
bahasan yang telah
dan psikomotor
didiskusikan
   
keluarga tentang
manfaat pelayanan 4. Memberi
    Manfaatkan kunjungan ke
kesehatan dan reinforcement
pelayanan kesehatan adalah
    Setelah dilakukan penggunaan pelayanan terhadap
untuk memperoleh
pertemuan 1×45 menit kesehatan. kemampuan
informasi dan pengobatan,
    keluarga
keluarga mampu
jenis pelayanan kesehatan:
 
memodifikasi mengungkapkan
    Puskesmas, bidan praktek,
lingkungan untuk kembali apa yang
klinik swasta, posyandu,
    mencegah terjadinya telah didiskusikan
keluarga berkunjung ke
penularan dengan cara
pelayanan kesehatan
    5. Memberi
menyebutkan
(Puskesmas).
kesempatan
lingkungan-lingkungan
keluarga bertanya

27
    yang baik bagi pasien   tentang hal yang
penyakit TB Paru. belum jelas
   
 
   
 
   
 
   
 
   
 
   
 
   
 
   

   

   
1. Setelah 1. Diskusikan dengan
   
dilakukan keluarga tentang
pertemuan fasilitas kesehatan

28
    1x45menit yang tersedia
keluarga
    2. Diskusikan dengan
mampu
keluarga untuk
memanfaatkan
 
menyebutkan
fasilitas
manfaat fasilitas
  kesehatan yang
kesehatan
tersedia dengan
 
cara
3. Dorong keluarga
menyebutkan
  untuk
manfaat
memanfaatkan
  kunjungan ke
fasilitas kesehatan
pelayanan
untuk mengatasi
  kesehatan,
TB Paru
menyebutkan
 
jenis-jenis 4. Memberi
  pelayanan reinforcement
kesehatan yang seperti pujian
  tersedia dam terhadap
memanfaatkan kemampuan
fasilitas keluarga
kesehatan. menyebutkan

29
kembali manfaat
fasilitas kesehatan

5. Memberi
kesempatan
keluarga bertanya
tentang hal yang
belum jelas

30
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

Tanggal No DX/
Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Dan Jam TUK
9 Mei 2014 Bersihan Jalan Nafas tidak efektif TUK 1 : Subjektif:
pada An.Si dikeluarga Tn. Sa
Pukul 10.00 1. Mendiskusikan dengan keluarga –          Keluarga dapat menyebutkan  
  tentang; kembali pengertian TB Paru yaitu
Dx.1  
penyakit yang menular, merusak paru-
   Pengertian TB Paru paru.
   
 Penyebab TB Paru
 
–          Keluarga dapat menyebutkan

31
 Tanda dan gejala TB Paru
    kembali Penyebab TB Paru yaitu oleh  
2. Memberi pendidikan kesehatan bakteri microbacterium tuberculosis.
     
pada keluarga tentang Pengertian
–          Keluarga dapat menyebutkan
TB Paru, Penyebab TB Paru, Tanda
     
kembali tanda dan gejala TB Paru
dan gejala TB Paru.
yaitu : batuk-batuk terus menerus
     
3. Memberi kesempatan pada keluarga selama kurang lebih 3 minggu dan
    untuk mengiden-tifikasi Pengertian berdahak, sesak nafas, keluar keringat  
TB Paru, Penyebab TB Paru, Tanda dingin pada malam hari, dan berat
     
dan gejala TB Paru. badan menurun.

     
4. Memberikan reinforcement positif Objektif:
seperti pujian atas kemampuan
     
–          Keluarga tampak
keluarga mengidentifikasi
memperhatikan dengan seksama saat
    Pengertian TB Paru, Penyebab TB  
penkes dan diskusi berlangsung
Paru, Tanda dan gejala TB Paru.
     
–          Terjadi kontak mata saat
 
    berinteraksi dengan perawat  
5. Mengevaluasi pengetahuan
    –          Keluarga tampak sekali-kali  
keluarga dan memberikan
menganggukkan kepala tanda
kesempatan pada keluarga untuk
  mengerti penjelasan yang perawat

32
  membandingkan pengetahuan yang berikan  
dimiliki keluarga dengan standar.
  –          Keluarga tersenyum senang  
  saat diberikan pujian oleh perawat
   
  Analisa:
   
  Masalah teratasi dimana keluarga
   
memahami tentang pengertian TB
 
Paru, penyebab TB Paru, tanda dan
   
gejala TB Paru.
 
   
Perencanaan:
 
   
Lanjutkan TUK 2
 
   
 
   
 
   

33
   

9 Mei 2014 Subjektif  

Pukul 16.00 TUK.2 –          Keluarga dapat menyebutkan  


kembali Akibat dari TB Paru adalah
Dx.1 1. Menjelaskan dan berdiskusi pada  
pnemonia tuberkulosis, dan kematian,
keluarga mengenai akibat dari penyakit TB
dan jika penderita tidak teratur minum
 
Paru
obat penyakit akan menjadi lebih
  berat penyakitnya, penyakit menjadi  
2. Menanyakan kembali pada keluarga
makin sulit diobati, dan perlu waktu
akibat TB Paru
   
lebih lama untuk dapat sembuh,
3. Motivasi keliuarga untuk mengambil
   
–          Keluarga memutuskan untuk
keputusan dalam mengatasi TB Paru.
mengatasi dan merawat An.Si yang
   
4. Memberikan reinforcement positif atas menderita TB Paru
  keputusan yang diambil keluarga dalam  
Objektif
mengatasi TB Paru.
   
–          Tampak keluarga
 
  memperhatikan dengan seksama saat  
  diskusi berlangsung

34
    –          Terjadi kontak mata saat  
berinteraksi dengan perawat
     
–          Tampak keluarga sekali-kali
     
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang perawat
     
berikan
     
–          Keluarga tersenyum senang
    saat diberikan pujian oleh perawat.  

    –          Keluarga telah mengambil  


keputusan untuk merawat anaknya.
     
 
     
Analisa
     
 
     
Masalah teratasi dimana keluarga
     
memahami tentang akibat dariTB Paru
jika tidak segera di tangani dan

35
    bahaya dari putus obat, dan keluarga  
sudah mampu mengambil keputusan.
     
 
     
Perencanaan:
     
Lanjutkan TUK 3
     
 
     
 
     
 
     
Subyektif
     
 Keluarga mampu menjelaskan
10 Mei 2014    
kembali cara merawat pasien
dengan cara minum obat
Pukul 11.00 TUK 3:  
secara teratur, makan makanan
Dx.1 1.Menjelaskan cara perawatan, pencegahan yang bergizi, istirahat cukup,  
penyakit TB Paru menjaga kebersihan

36
  2.Mengajarkan klien cara batuk efektif dan lingkungan.  
membuang dahak yang benar  Keluarga mampu menjelaskan
   
kembali bagaimana mencegah
3.Menanyakan kembali cara perawatan,
penularan TB Paru yaitu
   
pencegahan penyakit TB Paru
dengan cara dengan
  memisahkan perlengkapan  
4.Menganjurkan kelien mempraktekkan
makan anggota keluarga
kembali cara batuk efektif dan membuang
   
dengan pasien, menutup mulut
dahak ke tempatnya.
saat bersin dan batuk, serta
   
5.Memberikan reinforcement positif atas membuang dahak pada
  hasil yang dicapai. tempatnya.  

       

    Objektif:  

     Keluarga dan klien mampu  


mempraktikkan kembali cara
     
nafas dalam untuk membantu
mengeluarkan dahak dengan
     
cara tarik nafas dalam melalui
hidung dan hembuskan seperti

37
    meniup balon sebanyak 3x dan  
waktu yang ketiga batukkan.
     
 Keluarga tampak
memperhatikan dengan
     
seksama saat diskusi
    berlangsung  
 Terjadi kontak mata saat
     
berinteraksi dengan perawat

     Keluarga tampak sekali-kali  


menganggukkan kepala tanda
    mengerti penjelasan yang  
perawat berikan
     
 Keluarga tersenyum senang

    saat diberikan pujian oleh  


perawat
     
Analisa
     
Masalah teratasi
     
 

38
    Perenanaan  

    Lanjutkan TUK 4  

       

       

       

 11 Mei 2014      

Pukul 11.00    

Dx.1 TUK 4:  

  1.Mendiskusikan dengan keluarga tentang Subjektif  


modifikasi lingkungan yang tepat untuk
  –     Keluarga dapat menjelaskan Puji
mendukung penyembuhan TB Paru
tentang modifikasi lingkungan yang Astuti
 
  dapat mendukung untuk
 
penyembuhan TB Paru kembali
 
2. Mendorong keluarga untuk
dengan cara pencahayaan ruangan
 
mengidentifikasi lingkungan yang
yang cukup, ventilasi rumah yang

39
  tepat untuk mencegah TBC Paru cukup, jendela dibuka agar sinar  
matahari bisa masuk kedalam rumah,
     
menjemur kasur, bantal minimal
1minggu sekali dijemur, tidak
  3.Memotivasi keluarga untuk  
membuang dahak sembarangan
mengungkapkan kembali terhadap bahasan
  tempat, tapi gunakan kaleng yang  
yang telah didiskusikan
didalamnya sudah diisi cairan
   
  desinfektan.

   
4.Memberi reinforcement terhadap  
kemampuan keluarga mengungkapkan
   
Objektif:
kembali apa yang telah didiskusikan
   
–          Keluarga tampak antusias
 
dalam memikirkan cara yang dapat
 
5.Memberi kesempatan keluarga bertanya keluarga lakukan dalam memodifikasi
tentang hal yang belum jelas lingkungan untuk mencegah TBC  
Paru.
   
 
   
Analisa:

40
  Masalah teratasi dengan perwat  
sebagai fasilitator
   
 
   
Perencanaan:
   
Mempertahankan dan meningkatkan
   
kemampuan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan rumah.
   

Lanjtkan ke TUK 5
   

 
   

 
   

 
   

 
   

 
   

41
12 Mei 2014      

Pukul 11.00      

Dx.1 TUK 5:    

  6. Mendiskusikan dengan keluarga  


tentang fasilitas kesehatan yang
   
tersedia
7. Mendiskusikan dengan keluarga
  Subjektif:  
untuk menyebutkan manfaat
  fasilitas kesehatan –          Keluarga dapat menyebutkan  
8. Mendorong keluarga untuk fasilitas kesehatan yang dapat
   
memanfaatkan fasilitas kesehatan digunakan oleh keluarga untuk
untuk mengatasi TBC Paru mencegah TB Paru, yaitu : Rumah
   
9. Memberi reinforcement seperti sakit, Puskesmas, praktek (klinik).
  pujian terhadap kemampuan  
 
keluarga menyebutkan kembali
  manfaat fasilitas kesehatan  
–          Keluarga dapat menyebutkan
10. Memberi kesempatan keluarga
  manfaat fasilitas kesehatan seperti:  
bertanya tentang hal yang belum
memberikan informasi kesehatan,

42
jelas
  memberikan pengobatan, memberikan  
  pelayanan konseling, membantu
   
meningkatakan kesehatan

   
–          keluarga mengatakan akan
membawa An. Si yang mengalami TB
 
Paru ke fasilitas kesehatan yang ada
 
Objektif:
 
–          Keluarga tampak antusias
bertanya tentang manfaat fasilitas  
kesehatan
 
–          Keluarga mau memeriksakan
 
anggota keluarganya yang sakit ke
fasilitas kesehatan.
 

–          Keluarga tampak


 
memperhatikan dengan seksama saat
diskusi berlangsung  

–          Terjadi kontak mata saat

43
berinteraksi dengan perawat  

–          Keluarga tampak sekali-kali  


menganggukkan kepala tanda
 
mengerti penjelasan yang perawat
berikan
 

–          Keluarga tersenyum senang


 
saat diberikan pujian oleh perawat
 
 
 
Analisa:
  
Masalah teratasi dengan perawat
sebagai fasilitator dan keluarga mau
untukmemeriksakan anggota
keluarganya ke fasilitas kesehatan.

Planning:

Mempertahankan dan meningkatkan


kemampuan keluarga untuk

44
menggunakan fasilitas kesehatan dan
melakukan kintrol untuk pengobatan
TB Paru.

45
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.Si denganTB
Paru, penulis melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif
yang mencakup bio, psiko, sosial dan spiritual.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis
yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak
adalah paru-paru (IPD, FK, UI, 2005). Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah
Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi
anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan
medikasi tentunya ke fasilitas kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai penyakit TB Paru , pentingnya minum obat, pengawas obat (PMO).
Penanganan segera penyakit yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah yaitu
dengan teknik nafas dalam untuk mengeluarkan dahak, meminum air hangat hingga
memberikan fisioterapi dada.
Pada kasus ini An. Si pernah mengalami putus obat, dan saat ini An.Si tengah
melakukan pengobatan kembali oelh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk
kepatuhan minum obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah
dilakukan asuhan keluarga mau untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik
dan tuntas dengan harapan anaknya dapat sembuh total. Keluarga menyatakan
keseriusannya untuk menjalani pengobatan.

2. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada
An.Si dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:

46
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada
An.Si dikeluarga Tn.Sa demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam perawatan
anak dan keluarganya.
3. Bagi para mahasiswa agar lebih aktif dalam diskusi maupun bertanya dengan orang
yang lebih tahu sehingga para mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih
dalam. Bagi para dosen agar dapat menjelaskan pada mahasiswa lebih detail lagi pada
bagian yang masih kurang pada pembahasan yang dilakukan pada saat diskusi.

47
DAFTAR PUSTAKA

Great Anoa. 2012. Asuhan Keperawatan TBC Paru pada Anak.Jakarta.EGC.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.

48

Anda mungkin juga menyukai