Disusun Oleh :
Kelompok 3
Komarudin P27905118015
Ligar Pitaloka P27905118016
Mahda Fattwa Rossihan P27905118017
Melly Nur Firmawati P27905118018
Moh. Dhika Ramadhan P27905118019
Mubiyatul Hasanah P27905118020
Nanda Triocha P27905118021
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
PEnyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Umum............................................................................................1
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................46
B. Saran..........................................................................................................46
ii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................48
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia. Penyakit
Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang angka kejadiannya masih tinggi.
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk
batang (basil) yang di kenal dengan nama mikrobakterium tuberculosis, Penularan
penyakit ini melalui perantaran dahak/ludah yang mengandung basil Tuberculosis
paru, pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan di udara dan
terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam paru-parunya yang kemudian
menyebabkan penyakit Tuberculosis Paru.
Penyakit Tubercolosis, jaringan yang paling sering di serang adalah paru-paru
(96,9%). Dari hasil pengkajian Didesa Karangmukti khususnya RW 003 dan 004 di
dapatkan hasil untuk TB Paru sebanyak 11 orang. 64% dari penderita tidak berobat
secara teratur. Oleh sebab itu diperlukan perhatian khusus untuk penanganan TB Paru
agar tidak menularkan lebih luas lagi. Dan pada makalah ini penulis akan membahas
mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga pada TB Paru semoga dapat dijadikan
pedoman sebagai penatalaksanaan pada TB Paru.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :
1. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan kasus TB
Paru?
2. Bagaimana konsep dari TB Paru?
3. Bagaimana Konsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan TB paru?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga
pada anak dengan TB Paru.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar TB Paru
1
b. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan pada
anak dengan TB Paru.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah
setengah bagian paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering
ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus
(berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan
lain-lain. Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara
tidak teratur (Bahar, 1998)
4. Patofisiologi
TB. Primer
a. Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
b. Terisap organ sehat
c. Menempel di jalan nafas / paru-paru
d. Menetap / berkembang biak
e. Sitoplasma makroflag
f. Membentuk sarang TB Pneumonia kecil (sarang primer / efek primer)
g. Radang saluran pernafasan (limfangitis regional)
h. Komplek primer
TB Sekunder
a. Kuman dormat (TB Primer)
b. Infeksi endogen
c. TB DWS (TB. Post Primer)
d. Sarang pneumenia kecil
5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
b. Sputum
4
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru.
Disamping itu juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang
diberikan. Kadang-kadang tidak mudah untuk mendapatkan sputum
terutama pada penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi non
produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita
dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan melakukan batuk
efektif. Dapat juga memberikan tambahan obat-obatan mukolitik
ekspektoran atau dengan inhalasi larutan garam hipertonik slama 20-30
menit. Bila masih sulit sputum dapat diperoleh dengan bronchoscopy.
Sputum yang sudah didapat harus mengandung kuman BTA. Criteria
sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang
kuman BTApada sediaan. Dengan kata lain diperlukan 50000 kuman
dalam 1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu
penanaman sputum dalam medium biakan, koloni kuman tuberculosis
mulai tampak. Bila setelah 8 minggu pananaman, kolini tidak tampak,
biakan dinyatakan negatif. Medium biakan yang sering digunakan adalah
Lowenstien Jensen dan ATS.
c. Test Tubeculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc
Tuberculin PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU (intermediate
strength). Setelah 48-72 jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi
berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni
persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.
6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingakat penularan ± 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 :
137)
5
Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90%
populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini
sangat efektif dalam keadaan metabolic efektif, yaitu kuman yang
sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan 5mg/kgBB,
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan
dengan dosis 10mg/kgBB.
Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister)
yang tidak dapat dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama
untuk pengobatan harian maupun intermitten seminggu 3 kali
Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel
dengan suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB,
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan
dengan dosis 35mg/kgBB.
Streptomicin (S)
Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali sehari menggunakan
dosis yang sama. Penderita umur 60 tahun dosisnya 0,75gr/hari.
Sedangkan diatas usia 60 tahun diberikan 0,5 gr/hari.
Ethambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15
mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu
dosis 30mg/kgBB.
6
1) Identitas Pasien.
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk
RS, diagnosa medis, ruang dan nomor register.
3) Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan
atau berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).
4) Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.
5) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
6) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
7
Tanda : Berhati–hati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.
7) Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan
pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap
lanjut)
8) Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.
9) Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik
untuk melaksanakan peran.
10) Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak
berpartisipasi dalam terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam
terapi obat dan bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan
rumah.
8
2. Diagnose Keperawatan
1) Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan
primer tak adekuat , penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan
,Penurunan ketahanan, Malnutrisi ,Terpapar lngkungan ,Kurang
pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen.
2) Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan, upaya
batuk ,buruk Edema tracheal.
3) Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru ,
atelektasis, Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret kental ,
tebal, Edema bronchial.
4) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.
3. Intervensi Keperawatan
1) Resiko tinggi infeksi (penyebaran/aktivasi ulang) b.d
Pertahanan primer tak adekuat, penurunan kerja silia
Kerusakan jaringan
Penurunan ketahanan
Malnutrisi
Terpapar lingkungan
Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan pathogen
2) Kriteria hasil
Pasien menyatakan pemahaman penyebab/factor resiko individu
Mengidentifikasi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi
Menunjukkan teknik, perubahan pola hidup untuk peningkatan
lingkungan yang aman
Intervensi :
9
6) Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang
7) Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
8) Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum
9) Dorong memilih makanan seimbang
10) Kolaborasi pemberian antibiotic
11) Laporkan ke departemen kesehatan local
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa
oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare
10
3) Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodik
4) Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .
6) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.
8) Kolaborasi antipiretik
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
h. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
12
: Klien
X : Meninggal
i. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Sa adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.
13
kepada keluarganya. Anak pertama yang bernama An.Si sangat menyayangi
adiknya, terlihat saat sangat menjaga adiknya setelah pulang sekolah An.SI
menemani adiknya bermain dan membantu memenuhi segala kebutuhan adiknya.
Di Keluarga Tn.Sa yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa. Tetapi biasanya
keputusan diambil setelah bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah
tidak menggambarkan budaya Sunda. Tn.Sa dan keluarganya jika sakit hanya
dapat pergi kepuskesmas pembantu/ bidan terdekat untuk melakukan pemeriksaan
dan mendapat pengobatan.
14
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun diluar
sekolah. Tugas perkembangan sebagai berikut :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal
Privacy dan rasa aman
Membantu anak bersosialisasi
Mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.
Membiasakan anak belajar secara teratur
Mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum
anak.
Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
3. DATA LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S .
Luas kira-kira 48 m2, rumah berupa semipermanen yang sebagian bangunannaya
15
terbuat dari kayu, rumah tak memiliki halaman hanya sedikit teras yang masih
belum diplester, tidak tampak tanaman hias yang ditanam dirumah. Secara umum
rumah tampak bersih, namun masih terlihat barang-barang yang diletakkan tidak
pada tempatnya. Rumah memiliki jendela namun jendela paten yang tidak dapat
dibuka sehingga untuk ventilasi udara kurang baik. Air bersih didapatkan dari
sumur pompa. Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk
pembuangan sampah ditimbun kemudian dibakar.
Berikut denah rumahnya:
8m
Kmr.tdur
6 M
16
Pelayanan kesehatan puskesmas dekat rumah ada rustu dengan jarak sekitar
setengah km. Bisa diakses menggunakan ojek atau angkutan umum. Mushola
juga sangat dekat karena berada di lingkungan RT.
c. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa Karangmukti.
Sebelumnya keluarga pernah tinggal disubang namun hanya sebentar dan
kemudian pindah menempati rumah yang diwariskan kepada Ny.S.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Ny.S tidak mengikuti kegiatan seperti arisan ibu-ibu di lingkungan sekitar
rumahnya. Di sekitar rumahnya pun tidak ada pengajian untuk ibu-ibu. Ny.S
hanya berinteraksi dengan tetangganya setelah ia pulang bekerja dan saat libur
dengan cara berbincang-bincang atau mengobrol. Ny.S mengatakan anaknya
biasanya hanya bermain dengan anak-anak disekitar rumahnya. Ny.S tidak
mengikuti mengikuti kegiatan tentang kesehatan, Ny.S hanya memeriksakan
keadaan kesehatannya jika salah satu dari keluarganya mulai sakit dan tidak bisa
disembuhkan dengan obat warung. Dan itu pun hanya ke Puskesmas pembantu
dekat rumahnya atau pergi ke bidan desa.
e. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga :
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.Sa, istri dan
anaknya mampu berinteraksi di lingkungan sekitar. Keluarga tidak meiliki
jaringan sosial keluarga seperti asuransi kesehatan. Bisanya saat sakit keluarga
Tn.Sa hanya memeriksakan ke puskesmas pembantu atau bidan desa.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah
malam dan istrinya Ny.S selalu berinteraksi dengan anaknya walaupun harus
bekerja pada dari pagi hingga sore namun setelah pulang bekerja ia harus
meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Hubungan antara ibu dengan anak
baik, terlihat dari anak keduanya An.I yang selalu ingin berdekatan dengan Ny.S.
b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya yang tinggal
berdekatan dengannya, karena Ny.S karena interaksi yang begitu sering dilakukan
17
Ny.S dengan anak dan orang tuanya.Dirumahnya yang mengambil keputusan
adalah Tn.Sa, setelah sebelumnya bermusyawarah dengan Ny.S.
c. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya.
Setiap hari dirinya bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Ny.S
berperan sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengasuh anak-anaknya dirumah
namun Ny.S juga bekerja sebagai buruh dikonveksi jika sedang ada pekerjaan
saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S juga selalu menyiapkan keperluan
untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga Ny.S selalu menyiapkan sarapan
untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja. An.Si berperan sebagai
siswa SD dan anak. Saat ini usia An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah
didekat balai desa dengan jarak ± 500 km, biasanya An.Si diantar untuk kesekolah
dan pulang jam 12 siang. Setelah sampai dirumah biasanya An.Si makan siang
dan mengajak adiknya bermain sambil mengasuhnya. An.I berperan sebagai anak
saat ini usia An.I 3 thn.
d. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya
sunda Tn.Sa dan Ny.S sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk shalat 5
waktu. Dan mengikutkan anaknya untuk pengajian anak pada sore hari. Nilai
budaya sunda yang mempengaruhi seperti berperilaku sopan kepada orang yang
lebih tua. Selalu mengucapkan salam setiap ingin masuk rumah dan selalu
meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S
dirinya akan selalu menunggu suaminya pulang dulu dan baru beristirahat. Ny.S
selalu mengontrol perkembangan anak-anaknya. Ny. S juga memberikan pesan
kepada anak-anaknya agar tidak macam-macam ketika kedua orangtuanya tidak
ada, dan mematuhi perintah paman dan nenek yang mengasuhnya saat
orangtuanya tidak ada.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik,
setiap memiliki waktu luang di sela libur kerjanya Tn.S menyempatkan waktu
18
untuk berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya serta untuk mengikuti
beberapa kegiatan. Contohnya kegiatan pengajian. Begitu juga dengan Ny.S,
An.Si dan An. I yang terlihat dapat bersosialisasi dengan lingkungan disekitar
rumahnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting. Namun
keluarga masih sering mengkhwatirkan biaya untuk berobat walaupun sekarang
ini sudah ada jaminan untuk masyarakat. Keluarga juga mengatakan tidak
memiliki waktu luang. Oleh sebab itu, keluarga Tn.Sa baru memeriksakan
anggota keluarganya ketika sudah tidak bisa ditangani sendiri atau oleh obat
warung.
Ny.S pun memiliki maag ia hanya meminum obat warung saat maagnya
kambuh. Ny.S setiap hari memasak untuk anak-anaknya terdiri dari sayur dan lauk
pauk, namun terkadang anak-anaknya tidak mau untuk memakan sayur. Tn.Sa
melepaskan kelelahannya setelah bekerja dengan langsung beristirahat.
Keluarga Tn.Sa sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga.
Tn.Sa mengatakan tidak pernah ada waktu luang untuk berolahraga karena sibuk
bekerja dan Ny.S masih meiliki anak kecil yang harus dijaga seperti An.I.
6. KOPING KELUARGA
a. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)
Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena jauhnya
puskesmas dan tidak memiliki waktu luang karena harus bekerja.
b. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor
Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan
berdiskusi. Yang biasanya mengambil keputusan tetap dari kepala keluarga yaitu
Tn.Sa . Anak-anak belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan, karena
menurut Ny.S, anak-anak belum cukup umur untuk diikutkan dalam mengambil
keputusan.
c. Strategi adaptasi disfungsional
Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.
19
Komponen Bp. Sa Ibu. S Anak Si Anak I
Rambut dan kulit Rambut dan kulit kepala
Rambut dan kulit kepala Rambut dan kulit
kepala bersih, warna bersih, warna hitam,
bersih, warna hitam, kepala bersih, warna
hitam, lurus, sebahu lurus,
lurus, tebal. hitam. Rambut sebahu.
Kepala dan tipis.
Rambut pendek sebahu
Distribusi menyebar Distribusi menyebar
Distribusi menyebar dan berkilau. Distribusi
rata. rata.
rata. menyebar rata.
Isokor, bola mata Isokor, bola mata
Isokor, bola mata dapat Isokor, bola mata dapat
dapat mengikuti arah dapat mengikuti arah
mengikuti arah mengikuti arah
gerakkan tangan gerakkan tangan
gerakkan tangan gerakkan tangan
pemeriksa, tidak ada pemeriksa, tidak ada
pemeriksa, tidak ada pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter nyeri tekan, diameter
Mata nyeri tekan, diameter nyeri tekan, diameter
pupil + 2 mm, reaksi pupil + 2 mm, reaksi
pupil + 2 mm, reaksi pupil + 2 mm, reaksi
cahaya +/+, cahaya +/+,
cahaya +/+, konjungtiva cahaya +/+, konjungtiva
konjungtiva tidak konjungtiva tidak
tidak anemis, kornea tidak anemis, kornea
anemis, kornea tidak anemis, kornea tidak
tidak ikhterik. tidak ikhterik.
ikhterik. ikhterik.
Bentuk simetris, warna
Bentuk simetris, warna Bentuk simetris, warna
kulit sama dengan kulit Bentuk simetris, warna
kulit sama dengan kulit sama dengan
sekitarnya, tidak kulit sama dengan kulit
kulit sekitarnya, tidak kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau cairan, sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau terdapat lesi atau
Hidung mukosa hidung lembab, terdapat lesi atau cairan,
cairan, mukosa hidung cairan, mukosa hidung
terdapat bulu hidung, uji mukosa hidung lembab,
lembab, terdapat bulu lembab, terdapat bulu
pen terdapat bulu hidung, uji
hidung, uji penciuman hidung, uji penciuman
penciuman baik (N I)
baik (N I) baik (N I)
ciuman baik (N I)
Telinga Daun telinga simetris Daun telinga simetris Daun telinga simetris Daun telinga simetris
kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih,
tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan ,
tidak bengkak, tidak ada tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak ada
nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada nyeri tekan pada
masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak ada masteudeus, tidak ada
serumen. Klien dapat serumen. Klien dapat serumen. Klien dapat serumen. Klien dapat
mendengar dengan baik mendengar dengan mendengar dengan mendengar dengan baik
20
baik baik
Bibir simetris, mukosa
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, Bibir simetris, mukosa Bibir simetris, mukosa
lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri lembab, lidah simetris, lembab, lidah simetris,
dapat bergerak ke kiri dan kekanan (N XII), dapat bergerak ke kiri dapat bergerak ke kiri
dan kekanan (N XII), tidak pucat, lidah dan kekanan (N XII), dan kekanan (N XII),
Mulut tidak pucat, lidah dapat dapat merasakan asam, tidak pucat, lidah tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, asin, manis dapat merasakan asam, merasakan asam, asin,
dan
dan manis dengan baik. dengan baik., karang asin, dan manis dan manis dengan baik.
Gigi putih, karang gigi gigi (+). dengan baik. karang karang gigi (-), gigi
(+). gigi (-). bolong 1.
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
menelan, pembesaran menelan, pembesaran menelan, pembesaran menelan, pembesaran
kelenjar getah bening kelenjar getah bening kelenjar getah bening kelenjar getah bening
Leher dan
Tenggorokan
(-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena
jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada
tanda radang. tanda radang tanda radang tanda radang
Simetris,
bronkovesikuler,
Simetris, Simetris, Simetris,
namun pada saat
Dada bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR: 24
batuk suara nafas
20X/ menit. 18 X/ menit. X/ menit.
terdapat ronchi RR:
22 X/ menit.
Tidak ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, saat Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
Abdomen
tidak ada keluhan maag kambuh tidak ada keluhan tidak ada keluhan
Ekstremitas Gerakan tak terbatas, Gerakan tak terbatas, Gerakan tak terbatas, Gerakan tak terbatas,
mampu fleksi/ ekstensi mampu fleksi/ ekstensi mampu fleksi/ ekstensi mampu fleksi/ ekstensi
tanpa rasa nyeri tidak tanpa rasa nyeri tidak tanpa rasa nyeri tidak tanpa rasa nyeri tidak
ada benjol ada benjolan, bengkak ada benjolan, bengkak ada benjolan, bengkak
(-), kemerahan (-), (-), kemerahan (-), (-), kemerahan (-),
an, bengkak (-),
kekuatan otot normal kekuatan otot normal kekuatan otot normal
kemerahan (-), kekuatan
mampu menahan tahan mampu menahan tahan mampu menahan tahan
otot normal mampu
an, refleks (+) an, refleks (+) an, refleks (+)
menahan tahan
21
an, refleks (+)
55555 55555 55555 55555 55555 55555
55555 55555
55555 55555 55555 55555 55555 55555
55555 55555
Turgor baik, tanda
Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda
radang (-), sawo
Kulit radang (-), kuning radang (-), kuning radang (-), kuning
matang, tekstur sedikit
langsat, tekstur halus langsat, tekstur halus langsat, tekstur halus
kasar.
Tidak ada yang panjang, Tidak ada yang
Sedikit panjang, Tidak ada yang panjang,
terawat panjang, terawat
Kuku sianosis (-), tanda bersih,sianosis(-), tanda
bersih,sianosis(-), tanda bersih,sianosis(-),
radang (-), terawat. radang (-).
radang (-) tanda radang (-)
Suhu tubuh 36.6 o C 36,8 oC 36.5 o C 36.6 o C
BB 62 Kg 47 Kg 23 kg 14,5 kg
TB 165 cm 160 cm 133 cm 87 cm
TD 130/90 mmHg 110/80 mmHg 110/70 mmHg
22
nyaman karena batuk yang dialaminya. Ny.S mengatakan, saat anaknya mengalami
batuk hanya di berikan obat warung, sebenarnya Ny,S mau membawa anaknya untuk
ke puskesmas namun karena letak puskesmas bungursari yang jauh dari rumahnya
dan karena kesibukannya bekerja Ny.S memutuskan untuk diberikan obat warung
saja. Ia juga mengatakan jika kesana harus menaiki angkot dan untuk mendapatkan
angkot harus menunggu lama. Penataan Ruangan dirumah klien masih terlihat kurang
rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah
yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang
kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang
menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny. H mengatakan hanya bisa membawa
anaknya ke puskesmas pembantu atau ke bidan karena puskesmas kecamatan letaknya
jauh. Dan kendalanya adalah di puskesmas pembantu tidak lengkap untuk
pemeriksaannya.
Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S
mengatakan nyeri pada ulu hati saat maagnya kambuh, Ny,S megatakan maagnya
kambuh bila ia telat makan dan jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus
menunda dahulu pekerjaannya ketika maagnya kambuh.Saat maagnya kambuh Ny,S
menyegerakan untuk makan dan beristirahat. Penataan ruangan dirumah klien masih
terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya.
Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester.
Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka,
ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny.S hanya mengkonsumsi
obat warung untuk meredakan nyeri saat maagnya kambuh.
Masalah kesehatan ketiga yang ada pada keluarga adalah masalah ISPA pada
An.I karena ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga. Ketika
ditanya penyebab, tanda atau gejala, dan cara perawatan, Ny.S mengatakan
mengetahui tetapi tidak terlalu luas yang diketahuinya. Ny. S mengatakan sejak 2
minggu yang lalu An. I mengalami batuk pilek namun saat pengkajian An.I sudah
sembuh. Ny. S mengatakan An. I sering mengalami batuk pilek dan Ny.S mengangap
23
batuk pilek merupakan hal yang biasa. Ny.S mengobati anaknya terlebih dahulu
dengan obat yang dibeli di warung dan jika tidak sembuh Ny.S membawa anaknya ke
bidan. Sekitaran lingkungan rumah Ny.S tampak kotor dan ada sampah, Penataan
ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang
diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan belum
semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca
yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut
rumah
B. ANALISA DATA
Data Obyektif:
24
Data Subyektif:
Data Obyektif :
Ttv
3. Data Subjektif
25
mengatakan mengetahui tetapi tidak
terlalu luas yang diketahuinya.
Data Objektif
Ttv
RR 24x/mnit
Nadi 87x/mnt
Suhu 32ºC.
Sebagian : 1
26
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
Masalah ini sudah cukup lama, dan
dicegah: Cukup
keluarga berkeinginan untuk
memeriksakan dan kontrol ke
Skala
puskesmas. Dan juga Ny.S
3/3 X 1 1
Tinggi : 3 berkeinginan untuk dapat mengatasi
masalah tersebut secara mandiri
Cukup : 2
dirumah dengan difasilitasi oleh
perawat.
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Ny.S menginginkan agar dapat
Skala membantu mengatasi masalah An. Si
2/2 X 1 1
dengan segera saat keluhannya
Segera : 2
timbul
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 4
Potensial : 1
27
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
dicegah: Cukup
Cukup : 2
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3 2/3
28
Skala mengatakan An. I sering mengalami
batuk pilek, dan keluarga
Aktual: 3
menganggap penyakit tersebut
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian Masalah dapat diubah sebagian
karena rumah Keluarga Ny.S dekat
Skala dengan klinik bidan, namun Ny,S
2 ½X2 1 lebih memilih memberi obat warung
Mudah : 2
terlebih dahulu karena Ny.S
Rendah : 1
Menonjolnya masalah: 1/2 X 1 1/2 Keluarga mengatakan hanya dengan
tidak perlu segera diberi obat warung dan perawatan
ditangani tradisional anaknya dapat sembuh.
Skala
Segera : 2
29
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3
Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)
3. Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I (Score 3)
30
D. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
22
5. Menyebutkan
tanda dan gejala
TBC Paru
Respon verbal dan
sikap dari keluarga
Akibat dari TB Paru adalah
tentang akibat TB
tuberkulosis meningen,
Paru dan keputusan
1. Jelaskan pada keluarga
pnemonia tuberkulosis, dan
keluarga untuk
Tn. Sa akibat dari penyakit
kematian, dan jika penderita
mengatasi TB Paru.
TB Paru
tidak teratur minum obat
penyakit akan menjadi lebih
2. Tanyakan kembali pada
berat penyakitnya, penyakit
keluarga akibat TB Paru
menjadi makin sulit diobati,
dan perlu waktu lebih lama 3. Motivasi keliuarga
untuk dapat sembuh. untuk mengambil
keputusan dalam
mengatasi TB Paru An.Si
23
4. Berikan reinforcement
positif atas keputusan
yang diambil keluarga
dalam mengatasi TB Paru
Respon verbal,
sikap,dan psikomotor
Setelah dilakukan Cara perawatan penyakit
keluarga tentang cara
pertemuan 1 x45 menit TB Paru adalah minum obat
perawatan TB Paru &
diharapkan: secara teratur, makan
pencegahan penularan
makanan yang bergizi, 1.Jelaskan cara
TB Paru
Setelah dilakukan
istirahat cukup, menjaga perawatan, pencegahan
pertemuan 1×45 menit
kebersihan lingkungan. Cara
24
keluarga mampu pencegahan penularan TB penyakit TB Paru
mengambil keputusan Paru dengan memisahkan
2.Ajarkan klien cara batuk
yang tepat untuk perlengkapan makan
efektif dan membuang
mengatasi maslaah TB anggota keluarga dengan
dahak yang benar
Paru dengan cara pasien, menutup mulut saat
menyebutkan akibat bersin dan batuk, serta
3.Tanyakan kembali cara
dari TB Paru serta membuang dahak pada
perawatan, pencegahan
akibat dari tidak teratur tempatnya. Proses batuk
penyakit TB Paru
minum obat dan efektif: tarik nafas dalam
memutuskan untuk melalui hidung dan 4.Anjurkan keluarga
merawat An. Si dengan hembuskan seperti meniup mempraktekkan kembali
TB Paru. balon sebanyak 3x dan cara batuk efektif dan
waktu yang ketiga batukkan membuang dahak ke
lalu buang dahak ke tempat tempatnya
yang berisi
5.Berikan reinforcement
lysol/desinfektan lalu tutup.
positif atas hasil yang
dicapai.
25
dan psikomotor
keluarga tentang
lingkungan yang dapat
mendukung
Setelah dilakukan Cara memodifikasi
penyembuhan
pertemuan 1 x 45 menit lingkungan yang dapat
penyakit TB Paru.
keluarga mampu mendukung penyembuhan
melakukan perawatan penyakit TB Paru adalah
pada anggota keluarga pencahayaan ruangan yang
yang menderita cukup, ventilasi rumah yang 1. Mendiskusikan
penyakit TB Paru cukup, jendela dibuka agar dengan keluarga
dengan cara sinar matahari bisa masuk tentang modifikasi
menjelaskan cara kedalam rumah, menjemur lingkungan yang
perawatan dan kasur, bantal minimal tepat untuk
pencegahan penularan 1minggu sekali dijemur, meendukung
TB Paru, tidak membuang dahak penyembuhan TB
mendemonstrasikan sembarangan tempat, tapi Paru
cara batuk efektif dan gunakan kaleng yang
2. Mendorong
pembuangan dahak didalamnya sudah diisi
keluarga untuk
pada pasien TB Paru. cairan desinfektan seperti
mengidentifikasi
lysol, air sabun, bayclean,
lingkungan yang
agar kuman TB Paru dapat
26
mati. tepat untuk
mencegah TBC
Paru
3. Memotivasi
keluarga untuk
mengungkapkan
kembali terhadap
Respon verbal, sikap,
bahasan yang telah
dan psikomotor
didiskusikan
keluarga tentang
manfaat pelayanan 4. Memberi
Manfaatkan kunjungan ke
kesehatan dan reinforcement
pelayanan kesehatan adalah
Setelah dilakukan penggunaan pelayanan terhadap
untuk memperoleh
pertemuan 1×45 menit kesehatan. kemampuan
informasi dan pengobatan,
keluarga
keluarga mampu
jenis pelayanan kesehatan:
memodifikasi mengungkapkan
Puskesmas, bidan praktek,
lingkungan untuk kembali apa yang
klinik swasta, posyandu,
mencegah terjadinya telah didiskusikan
keluarga berkunjung ke
penularan dengan cara
pelayanan kesehatan
5. Memberi
menyebutkan
(Puskesmas).
kesempatan
lingkungan-lingkungan
keluarga bertanya
27
yang baik bagi pasien tentang hal yang
penyakit TB Paru. belum jelas
1. Setelah 1. Diskusikan dengan
dilakukan keluarga tentang
pertemuan fasilitas kesehatan
28
1x45menit yang tersedia
keluarga
2. Diskusikan dengan
mampu
keluarga untuk
memanfaatkan
menyebutkan
fasilitas
manfaat fasilitas
kesehatan yang
kesehatan
tersedia dengan
cara
3. Dorong keluarga
menyebutkan
untuk
manfaat
memanfaatkan
kunjungan ke
fasilitas kesehatan
pelayanan
untuk mengatasi
kesehatan,
TB Paru
menyebutkan
jenis-jenis 4. Memberi
pelayanan reinforcement
kesehatan yang seperti pujian
tersedia dam terhadap
memanfaatkan kemampuan
fasilitas keluarga
kesehatan. menyebutkan
29
kembali manfaat
fasilitas kesehatan
5. Memberi
kesempatan
keluarga bertanya
tentang hal yang
belum jelas
30
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Tanggal No DX/
Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Dan Jam TUK
9 Mei 2014 Bersihan Jalan Nafas tidak efektif TUK 1 : Subjektif:
pada An.Si dikeluarga Tn. Sa
Pukul 10.00 1. Mendiskusikan dengan keluarga – Keluarga dapat menyebutkan
tentang; kembali pengertian TB Paru yaitu
Dx.1
penyakit yang menular, merusak paru-
Pengertian TB Paru paru.
Penyebab TB Paru
– Keluarga dapat menyebutkan
31
Tanda dan gejala TB Paru
kembali Penyebab TB Paru yaitu oleh
2. Memberi pendidikan kesehatan bakteri microbacterium tuberculosis.
pada keluarga tentang Pengertian
– Keluarga dapat menyebutkan
TB Paru, Penyebab TB Paru, Tanda
kembali tanda dan gejala TB Paru
dan gejala TB Paru.
yaitu : batuk-batuk terus menerus
3. Memberi kesempatan pada keluarga selama kurang lebih 3 minggu dan
untuk mengiden-tifikasi Pengertian berdahak, sesak nafas, keluar keringat
TB Paru, Penyebab TB Paru, Tanda dingin pada malam hari, dan berat
dan gejala TB Paru. badan menurun.
4. Memberikan reinforcement positif Objektif:
seperti pujian atas kemampuan
– Keluarga tampak
keluarga mengidentifikasi
memperhatikan dengan seksama saat
Pengertian TB Paru, Penyebab TB
penkes dan diskusi berlangsung
Paru, Tanda dan gejala TB Paru.
– Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
5. Mengevaluasi pengetahuan
– Keluarga tampak sekali-kali
keluarga dan memberikan
menganggukkan kepala tanda
kesempatan pada keluarga untuk
mengerti penjelasan yang perawat
32
membandingkan pengetahuan yang berikan
dimiliki keluarga dengan standar.
– Keluarga tersenyum senang
saat diberikan pujian oleh perawat
Analisa:
Masalah teratasi dimana keluarga
memahami tentang pengertian TB
Paru, penyebab TB Paru, tanda dan
gejala TB Paru.
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 2
33
34
– Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
– Tampak keluarga sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang perawat
berikan
– Keluarga tersenyum senang
saat diberikan pujian oleh perawat.
35
bahaya dari putus obat, dan keluarga
sudah mampu mengambil keputusan.
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3
Subyektif
Keluarga mampu menjelaskan
10 Mei 2014
kembali cara merawat pasien
dengan cara minum obat
Pukul 11.00 TUK 3:
secara teratur, makan makanan
Dx.1 1.Menjelaskan cara perawatan, pencegahan yang bergizi, istirahat cukup,
penyakit TB Paru menjaga kebersihan
36
2.Mengajarkan klien cara batuk efektif dan lingkungan.
membuang dahak yang benar Keluarga mampu menjelaskan
kembali bagaimana mencegah
3.Menanyakan kembali cara perawatan,
penularan TB Paru yaitu
pencegahan penyakit TB Paru
dengan cara dengan
memisahkan perlengkapan
4.Menganjurkan kelien mempraktekkan
makan anggota keluarga
kembali cara batuk efektif dan membuang
dengan pasien, menutup mulut
dahak ke tempatnya.
saat bersin dan batuk, serta
5.Memberikan reinforcement positif atas membuang dahak pada
hasil yang dicapai. tempatnya.
Objektif:
37
meniup balon sebanyak 3x dan
waktu yang ketiga batukkan.
Keluarga tampak
memperhatikan dengan
seksama saat diskusi
berlangsung
Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
38
Perenanaan
Lanjutkan TUK 4
Pukul 11.00
Dx.1 TUK 4:
39
tepat untuk mencegah TBC Paru cukup, jendela dibuka agar sinar
matahari bisa masuk kedalam rumah,
menjemur kasur, bantal minimal
1minggu sekali dijemur, tidak
3.Memotivasi keluarga untuk
membuang dahak sembarangan
mengungkapkan kembali terhadap bahasan
tempat, tapi gunakan kaleng yang
yang telah didiskusikan
didalamnya sudah diisi cairan
desinfektan.
4.Memberi reinforcement terhadap
kemampuan keluarga mengungkapkan
Objektif:
kembali apa yang telah didiskusikan
– Keluarga tampak antusias
dalam memikirkan cara yang dapat
5.Memberi kesempatan keluarga bertanya keluarga lakukan dalam memodifikasi
tentang hal yang belum jelas lingkungan untuk mencegah TBC
Paru.
Analisa:
40
Masalah teratasi dengan perwat
sebagai fasilitator
Perencanaan:
Mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan rumah.
Lanjtkan ke TUK 5
41
12 Mei 2014
Pukul 11.00
Dx.1 TUK 5:
42
jelas
memberikan pengobatan, memberikan
pelayanan konseling, membantu
meningkatakan kesehatan
– keluarga mengatakan akan
membawa An. Si yang mengalami TB
Paru ke fasilitas kesehatan yang ada
Objektif:
– Keluarga tampak antusias
bertanya tentang manfaat fasilitas
kesehatan
– Keluarga mau memeriksakan
anggota keluarganya yang sakit ke
fasilitas kesehatan.
43
berinteraksi dengan perawat
Planning:
44
menggunakan fasilitas kesehatan dan
melakukan kintrol untuk pengobatan
TB Paru.
45
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.Si denganTB
Paru, penulis melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif
yang mencakup bio, psiko, sosial dan spiritual.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis
yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak
adalah paru-paru (IPD, FK, UI, 2005). Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah
Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi
anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan
medikasi tentunya ke fasilitas kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai penyakit TB Paru , pentingnya minum obat, pengawas obat (PMO).
Penanganan segera penyakit yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah yaitu
dengan teknik nafas dalam untuk mengeluarkan dahak, meminum air hangat hingga
memberikan fisioterapi dada.
Pada kasus ini An. Si pernah mengalami putus obat, dan saat ini An.Si tengah
melakukan pengobatan kembali oelh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk
kepatuhan minum obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah
dilakukan asuhan keluarga mau untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik
dan tuntas dengan harapan anaknya dapat sembuh total. Keluarga menyatakan
keseriusannya untuk menjalani pengobatan.
2. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada
An.Si dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:
46
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada
An.Si dikeluarga Tn.Sa demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam perawatan
anak dan keluarganya.
3. Bagi para mahasiswa agar lebih aktif dalam diskusi maupun bertanya dengan orang
yang lebih tahu sehingga para mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih
dalam. Bagi para dosen agar dapat menjelaskan pada mahasiswa lebih detail lagi pada
bagian yang masih kurang pada pembahasan yang dilakukan pada saat diskusi.
47
DAFTAR PUSTAKA
48