Disusun oleh:
Riska Tsania Wati
112210013
Harapan penulis semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman penulis sangat kurang.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberi masukan-masukan
yang bersifat membagun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..........3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..5
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….5
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………5
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..5
1.4 Manfaat Penulisan ……………………………………………………………………...5-6
BAB II TINJAUAN TEORITAS……………………………………………………………………...7
2.1 Definisi TBC…………………………….………………………………...………………7
2.2 Etiologi……………………………………………………………………...……………..8
2.3 Manifetasi klinis TBC………………………………………………………..…………8-9
2.4 Patofisiologi……………………………………………………………………………...10
2.5 Kemungkinan data Fokus………………………………………………………………..11
a. Anamnesa………………….....................................................................................11
b. Pemeriksaan Fisik….…………………………………………………………12-13
c. Pemeriksan Diagnostik…………………………………………………………..13
2.6 Penatalaksaan medis………………………………………………………………….13-14
2.7 Kemungkinan diagnosa keperawatan……………………………………………………14
2.8 Diagnosa keperawatan………………………………………………………………..14-15
2.9 Intervensi……………………………………………………………………………..15-16
2.10 Evaluasi…………………………………………………………………………………16
BAB III LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………….17
3.1 Pengkajian Keperawatan……………………………………………………………..17-25
3.2 Diagnosa Keperawatan……………………………………………………………….….26
3.3 Intervensi Keperawatan……………………………………………………………....27-29
3.4 Implementasi Keperawatan………………………………………………………..…30-31
3
BAB IV PENUTUPAN…………………………………………………………………………….34
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...34
4.2 Saran……………………………………………………………………………………….34
DATAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..35
4
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberculosis Paru (TB paru) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberkulosis yang menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus
terdapat bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus dan akan mengecil (Nugroho, 2017).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari Global Tuberculosis Report
2015, pada tahun 2014 angka kejadian TB di seluruh dunia sebesar 9.6 juta dengan
kematian akibat TB sebanyak 1,5 juta orang. TB merupakan penyebab mortalitas tertinggi untuk
kasus kematian karena penyakit infeksi dan telah menginfeksi hampir sepertiga penduduk dunia
sehingga, WHO mendeklarasikan TB sebagai Global Health Emergency (Amin, 2014). Pada
tahun 2014, jumlah kasus TB paru terbanyak berada pada wilayah Afrika (37%), wilayah
Asia Tenggara (28%), dan wilayah Mediterania Timur (17%) (WHO, 2016).
Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat
dunia dan Indonesia. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya pengendalian penyakit
tuberkolosis (TB) Paru sejak 1995 dengan strategi DOTs (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis berniat membuat laporan tugas tentang
asuhan keperawatan pasien dengan TB Paru. Untuk itu penulis merumuskan masalah sebagai
berikut “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien dengan TB Paru?”
1. Secara Teoritis
Menambah wawasan dalam ilmu keperawatan mengenai peran perawat dalam upaya
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru.
5
2. Secara Praktis
Bagi Rumah Sakit
Dapat sebagai masukan untuk menyusun kebijakan atau pedoman pelaksanaan
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru sehingga
penatalaksanaan dini bisa dilakukan dan dapat menghasilkan keluaran klinis
yang baik bagi pasien yang mendapatkan asuhan keperawatan di rumah sakit yang
bersangkutan.
Bagi Instansi Pendidikan
Dapat digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien TB Paru dan
meningkatkan pengembangan profesi keperawatan.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITAS
Menurut Tabrani (2010) Tuberkulosis Paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau diberbagai
organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Kuman ini juga
mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga menyebabkan bakteri
ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya berlangsung dengan lambat.
Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terutama terjadi pada malam
hari. Tuberkulosis Paru atau TB adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman
Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh basil mikrobacterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan
selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon. (Andra S.F & Yessie
M.P,2013).
Penularan tuberkulosis yaitu pasien TB BTA (bakteri tahan asam) positif melalui percik
renik dahak yang dikeluarkan nya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan
menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat penularan yang kecil (kemenkes RI,2015).
7
2.2 Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri atau kuman ini
berbentuk batang. Sebagian besar kuman berupa lemak atau lipid, sehingga kuman tahan terhadap
asam dan lebih tahan terhadap kimia atau fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang
menyukai daerah dengan banyak oksigen, dan daerah yang memiliki kandungan oksigen tinggi
yaitu apikal atau apeks paru. Daerah ini menjadi tempat perkembangan pada penyakit tuberkulosis.
Selain itu, faktorpenyebabnya yaitu herediter, jenis kelamin, usia, stress, meningkatnya
sekresisteroid, infeksi berulang (Somantri, 2009).
a. Demam
8
ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi
tuberkulosis yang masuk.
b. Batuk/batuk berdahak
Batuk ini terjadi karena ada iritasi pada bronkus. batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar, karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit
tidak sama. Mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru
yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk ini
dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbulnya peradangan
menjadi produktif (menghasilkan sputum). keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah
karena terdapat pembuluh darah yang pecah. kebanyakan batuk darah tuberkulosis pada
kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
c. Sesak Napas
Pada penyakit ringan (baru kambuh) belum dirasaka sesak napas. Sesak napas
akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut yang infiltrasinya sudah meliputi sebagian
paru-paru
d. Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu
pasien menarik melepaskan napasnya.
e. Malaise
9
2.4 Patofisiologi
Penyakit tuberculosis paru ditularkan melalui udara secara langsung dari penderita
penyakit tuberculosis kepada orang lain. Dengan demikian, penularan penyakit tuberculosis
terjadi melalui hubungan dekat antara penderita dan orang yang tertular (terinfeksi),
misalnya berada di dalam ruangan tidur atau ruang kerja yang sama. Penyebaran penyakit
tuberculosis sering tidak mengetahui bahwa ia menderita sakit tuberculosis. Droplet yang
mengandung basil tuberculosis yang dihasilkan dari batuk dapat melayang di udara sehingga
kurang lebih 1 - 2 jam tergantung ada atau tidaknya sinar matahari serta kualitas ventilasi
ruangan dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan
sampai berhari-hari bahkan berbulan-bulan.
Jika droplet terhirup oleh orang lain yang sehat, maka droplet akan masuk ke system
pernapasan dan terdampar pada dinding system pernapasan. Droplet besar akan terdampar
pada saluran pernapasan bagian atas, sedangkan droplet kecil akan masuk ke dalam alveoli
di lobus manapun, tidak ada predileksi lokasi terdamparnya droplet kecil. Pada tempat
terdamparnya, basil tuberculosis akan membentuk suatu focus infeksi primer berupa
tempat pembiakan basil tuberculosis tersebut dan tubuh penderita akan memberikan reaksi
inflamasi. Setelah itu infeksi tersebut akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama
terangsang adalah limfokinase yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang
macrofage, sehingga berkurang atau tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah
macrophage. Karena fungsi dari macrofage adalah membunuh kuman atau basil apabila
prosesini berhasil dan macrofage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan
tubuhnya akan meningkat. Apabila kekebalan tubuhnya menurun pada saat itu maka
kuman tersebut akan bersarang di dalam jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel
(biji-biji kecil sebesar kepala jarum). Tuberkel lama- kelamaan akan bertambah besar dan
bergabung menjadi satu dan lama-lama akan timbul perkejuan di tempat tersebut. Apabila
jaringan yang nekrosis tersebut dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan
pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe). (Djojodibroto, 2014).
10
2.5 Kemungkinan Data Fokus
a. Anamnesa
1. Demam
2. Batuk
Batuk dapat terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Sifat batuk mulai dari ulai dari kering (non
produktif) kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum). Keadaan yang lebih lanjut adalah berupa batuk darah (hemoptoe)
karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberculosis
terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronchu juga terjadi pada
ulkus dinding bronchus.
3. Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas
akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah setengah
bagian paru-paru.
4. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul apabila infiltrasi radang sudah sampai
ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5. Malaise
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan berupa: anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan
11
turun), sakit rus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dll.
Gajala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
b. Pemeriksaan Fisik
-Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari. Suhu mungkin tinggi atau
tidak teratur. Seiring kali tidak ada demam
1) Kepala
Inspeksi : Biasanya wajah tampak pucat, wajah tampak meringis, konjungtiva anemis,
skelra tidak ikterik, hidung tidak sianosis, mukosa bibir kering, biasanya adanya pergeseran
trakea.
2) Thorak
Inpeksi : Kadang terlihat retraksi interkosta dan tarikan dinding dada, biasanya pasien
kesulitan saat inspirasi
3) Abdomen
12
4) Ekremitas atas
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada edema
5) Ekremitas bawah
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada edema
c. Pemeriksaan Diagnostik
b) Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam).
c) Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap dini tampak gambaran
bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas; pada kavitas bayangan, berupa
cincin; pada klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
d) Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atatu kerusakan paru karena TB paru.
1. Penatalaksanaan Keperawatan
- Vaksinasi BCG
- Menggunakan Isoniazid
- Membersihkan lingkungan dari tempat kotor dan lembab.
- Bila ada gejala TBC segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit
13
2. Penatalaksanaan Medis
Diagnosa Keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat
sebagai akibat dari maslaah keperawatan atau proses kehidupan actual atau potensial. Diagnosa
keperawatan merupakan dasar dalam penyususnan rencana Tindakan asuhan keperawatan.
Diagnosa keperawatan sejalan dengan diagnosa medis sebab dalam mengumpulkan data-data
14
saat melakukan pengkajian keperawatan yang diutuhkan untuk menegakkan diagnose
keperawatan ditinjau dari keadaan penyakit dalam diagnosa medis.
Standar diagnosis keperawatan Indonesia, diagnosa yang termuat dalam standar ini diurutkan
sesuai dengan kategori dan subkategori diagnosis keperawatan. Diagnosis-diagnosis keperawatan
yang berada dalam satu subkategori diurutkan secara alfabetis untuk memmudahkan pencarian
diagnosis keperawatan dalam suatu subkatgori yang akan dirujuk. Terdapat 5 kategori dan 14 sub
kategori Diagnosis Keperawatan, Fisiologis, Psikologis, Perilaku, Relasional, Lingkungan.
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas (D.0149)
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (miis. Nyeri saat
bernafas, kelemahan otot pernafasan) (D.0005)
3. Hipertemi beruhubungan dengan proses penyakit (miss. Infeksi, kanker ditandai dengan
sushu tubuh diatas nilai normal (D.0130)
4. Inteleransi aktifitas berhubungan dengan imobilitas (D.0056)
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hamabatan lingkungan (misalnya
lingkungan/Tindakan ). (D0055)
6. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas dibuktikan
dengan pasien mengatakan batuk berdahak dan sulit mengeluarkan dahak
7. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan
untuk makan) dibuktikan dengan pasien
2.9 Intervensi
Menurut SDKI PP 2017 Intervensi keperawatan adalah treatment yang dilakukan oleh perawat
yang dikerjakan berdasarkan pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai outocome yang di
harapkan. Salah satu contoh intervensi dari diagnosa diatas:
15
- Monitor input dan output cairsan (mis. Jumlah dan Karakteristik
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
2.10 Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses kontinu yang terjadi saat anda melakukan kontak dengan
pasien. Setelah melaksanakan intervensi, kumpulkan data subjektif dan objektif dari pasien,
keluarga, dan anggota tim Kesehatan. Selain itu, anda juga meninjau ulang pengetahuan tentang
status terbaru dari kondisi, terapi, sumber daya pemulihan, dan hasil yang diharapkan. Anda dapat
mengevalusasi pasien secara lebih baik.Jika hasil telah dipenuhi, berati tujuan untuk pasien juga
telah terpenuhi. Bandingkan prilaku dan respon sebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawata.
Bisa disimpulkan bahwa Langkah – Langkah evaluasi sebagai berikut:
16
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
B. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 16 Mei 2023 Pukul: 11:00 WIB
1). Data Subjektif
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 53 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Guru
Alamat : Kp. Cigombong Rt03/07, Kec. Cigombong Kab. Bogor
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Nn. N
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Guru
Alamat : Kp. Cigombong Rt03/07, Kec. Cigombong Kab. Bogor
Hub dgn pasien : Istri
17
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan batuk dan terasa sesak nafas
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke RS pada tanggal 15 Mei 2023 pukul 17:35 dengan keluhan batuk
berdahak sejak 2 minggu berturut-turut, disertai sesak, demam hilang timbul, sering
berkeringat saat malam, dan mengalami penurunan berat badan.
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
Asma/ TBC : pasien mengakatan tidak pernah sesak nafas secara tiba -tiba dan batuk
lebih dari 2 minggu
c. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai riwat penyakit keturunan
4. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi obat-obatan, makanan dan minuman.
18
Minum Air putih Air putih
19
Penggunaan sabun/tidak Ya Ya
Cara melakukan sendiri / sendiri Dibantu
dibantu
Masalah Tidak terkaji Tidak terkaji
Penggunaan sikat gigi/tidak Ya Ya
Penggunaan pasta gigi atau Ya Ya
tidak
5. Aktivitas/Latihan Ya Tidak
Olahraga
Kegiatan diwaktu luang Ya Tidak
Cara melakukan sendiri / Sendiri Sendiri
Dibantu
Masalah Tidak terkaji Tidak terkaji
6. Profil Psikososial
Pola Nilai/Kepercayaan
A. Kegiatan Keagamaan Yang Dijalani : Shalat & Mengaji
B. Nilai/ Kepercayaan Yang Bertentangan Dengan Kesehatan : Tidak ada
7. Keadaan Umum
8. Vital Sign
Tekanan Darah (TD) : 120/70 mmHg
Suhu : 36.7 C
Frek. Nadi : 70x/i
Frek. Nafas (RR) : 24x/i
20
9. Pemesiksaan Fisik
1. Kepala
Inspeksi : Kulit kepala tampak bersih, wajah tampak pucat, bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : Sklera tidak ikterik, bentuk simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi : Pendengaran baik, tidak ada serumen
Palpasi : Tidak ada benjolan
4. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir tampak kering dan tidak ada gigi palsu
Palpasi : Tidak ada nyeri tekanan
5. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris kanan dan kiri
Palpasi : Tidak ada nyeri tekanan
6. leher dan tenggorokan
Inspeksi : Tidak kesulitan menelan
Palpasi : Tidak ada benjolan
7. Payudara (laki/perempuan)
Inspeksi : Bentuk sismetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada benjolab
8. Paru- Paru
Inspeksi : Bentuk simetris, penafasan cepat
Palpasi : Focal verminuts Normal
9.Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris tidak ada lesi
Palpasi : Ada nyeri tekanan
21
10. integument
Inspeksi : Kulit tampak kering
Palpasi : Tidak ada edema dan nyeri tekan
22
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
Leukosit
14,94
Hemoglobin
13,5
23
ANALISIS DATA
- Pasien mengatakan
dahak berwarna
kuning dan kental.
- Pasien mengatakan
susah untuk
mengeluarkan dahak.
- Pasien mengatakan
sesak napas.
DO :
24
- TD : 120/70 mmHg
- S : 36.5 C
- RR : 24x/i
- N : 70 x/i
DS :
- Pasien mengatakan
badan terasa lemas. Factor psikologis
Defisit Nutrisi (D.0019)
(keengganan untuk
- Pasien mengatakn
makan)
nafsu makan
berkurang.
DO :
- Makan ½ porsi
25
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)
26
RENCANA KEPERAWATAN INTERVENSI
Edukasi :
27
kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir dibulatkan selama
8 detik.
28
Kolaborasi :
29
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)
Nama Pasien : Tn. A Nama Mahasiswa : Riska Tsania
No rekam medik : 19076 NIM : 112210013
Rekam Medis : TB Paru
No. HARI / TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI TTD
PERAWAT
1. Selasa/ 16 Mei 2023 Bersihan jalan nafas Latihan Batuk Efektif (I. 01006)
tidak efektif
- Mengidentifikasi kemampuan batuk.
Hasil :
30
2. Selasa/16 Mei 2023 Defisit Nutrisi Manajemen Nutrisi (I.03119)
31
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A Nama Mahasiswa : Riska Tsania
No rekam medis : 19076 NIM: 112210013
No. HARI/TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI
1. Selasa, 16 Mei 2023 1. Bersihan jalan napas tidak S :
efektif berhubungan dengan
hipersekresi jalan nafas - Pasien mengatakan
batuk, sesak
2. Defisit nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan O :
dengan faktor psikologis - KU : Sedang
- Kesadaran : CM
- TD : 120/80
- RR : 24x/i
- S : 36.2
- N : 102
- ADL dibantu
- IVFD RR/8 jam
- Posisi semi fowler
- Makan habis ½ poris
A:
- DxI : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
32
2. Rabu, 17 Mei 2023 1. Bersihan jalan napas tidak S:
efektif berhubungan dengan - Pasien mengatakan
hipersekresi jalan nafas batuk sesak berkurang
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan pernapasan TB Paru (TBC) melalui
proses pengkajian dengan menggunakan format pengkajian, pemeriksaan fisik,
observasi, dan wawancara dilaksanakan kepada klien dan keluaraga
Dari pengkajian pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan TBC dilakukan
secara bio, psiko, osio, spriritual, pada laporan kasis pasien dengan TB paru perlu
dikaji riwayat kesehat keluarga, masa lalu, pola kebiasaan sehari - hari dan dilanjutkan
pemesiksaan fisik menyeluruh.
4.2 Saran
- Bagi perawat yang sudah terjun langsung ke pasien hendaknya meningkatkan
kualitan pendokumentasian terutama repon tindakan dan evaluasi akhir (SOAP)
dapat di lakukan pada setiap diagnosa keperawatan
- Bagi mahasiswa sebaika sebelum melakukan asuhan keperawatan terhadap
klien, hendaknya memahami konsep dasar terkait kasus yang akan ditangani
sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan lebih komperafif dan sesuai
teori
34
DAFTAR PUSTAKA
35