Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA NY.R DENGAN KEHAMILAN NORMAL PADA


TRIMESTER III
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:
Ayu Wulandari
(A11701532)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
MATERNITAS PADA NY.R DENGAN KEHAMILAN NORMAL PADA
TRIMESTER III ” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa terselesainya Makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan, kelemahan,
serta kesalahan, karena keterbatasan pengetahuan serta pola berpikir penulis. Untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca selalu penulis harapkan demi
menyempurnakan penyusunan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Gombong, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Biodata ................................................................................................. 18
B. Riwayat keperawatan............................................................................. 19
C. Pola pengkajian fungsional.................................................................... 24
D. Pemeriksaan fisik .................................................................................. 28
E. Analisa data ........................................................................................... 32
F. Intervensi keperawatan .......................................................................... 36

BAB 4 PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 40
B. Saran ...................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42

iii
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Bronkopneumonia?
2. Etiologi Bronkopneumonia?
3. Patofisiologi Bronkopneumonia?
4. Manifestasi Klinis Bronkopneumonia?
5. Pemeriksaan Penunjang Bronkopneumonia?
6. Penatalaksanaan Bronkopneumonia?
7. Pathway Bronkopneumonia?
8. Asuhan Keperawatan pada pasien anak Bronkopneumonia?

C. Tujuan
1. Mahasiswa memahami pengertian Bronkopneumonia
2. Mahasiswa memahami etiologi Bronkopneumonia
3. Mahasiswa memahami patofisiologi Bronkopneumonia
4. Mahasiswa memahami manifestasi Klinis Bronkopneumonia
5. Mahasiswa memahami pemeriksaan Penunjang Bronkopneumonia
6. Mahasiswa memahami penatalaksanaan Bronkopneumonia
7. Mahasiswa memahami Pathway Bronkopneumonia
8. Mahasiswa memahami Asuhan Keperawatan pada pasien anak
Bronkopneumonia

D. Manfaat
1. Manfaat Keilmuan

1
Menjadi pengembangan penelitian tentang Bronkopneumnia sehingga dapat
menjadi bahan pembelajaran, menambah pengetahuan, dan diharapkan petugas
kesehatan dapat mengaplikasikan dalam pelayanan kesehatan.
2. Manfaat Bagi Mahasiswa
Menjadi sumber bacaan bagi mahasiswa sehingga manambah ilmu
pengetahuan
3. Manfaat Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat sehingga mengetahui tentang
penyebab dan bagaimana dalam mengobati seseorang dengan masalah
Bronkopneumonia.

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam

2
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif, 2015).
Bronchopneumonia disebut juga pneumonia loburalis yaitu suatu peradangan
pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga
mengenai alveolus disekitarnya, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Bennete, 2013).
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di
bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang
membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering
bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang
spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh (Nurarif & Kusuma. 2015).
Bronkopneumonia dalah radang paru-paru pada bagian lobularis yang ditandai
dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh agen infeksius seperti
bakteri,virus, jamur dan benda asing, yang ditandai dengan gejala demam tinggi,
gelisah, dispnoe, napas cepat dan dangkal (terdengar adanya ronki basah), muntah,
diare, batuk kering dan produktif (Dicky, 2017).
Bronkopneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak
berusia di bawah 5 tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian anak
diseluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak balita meninggal setiap tahun akibat
pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Insiden pneumonia di
negara berkembang yaitu 30-45% per 1000 anak di bawah usia 5 tahun, 16-22% per
1000 anak pada usia 5-9 tahun, dan 7-16% per 1000 anak pada yang lebih tua (Dicky,
2017).
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan
oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli

B. Etiologi Bronkopneumonia
Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh
adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme
patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh

3
terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan
mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi
humoral setempat.
Penyebab tersering bronkopneumonia pada anak adalah pneumokokus,
sedangkan penyebab lainnya antara lain Streptococcus Pneumonia, Stapilokokus
Aureus, Haemophilus Influenza, Jamur (seperti Candida Albicans, Aspergillus
Spesies), dan virus (Legionella pneumonia), aspirasi makanan, sekresi orofaringeal
atau isi lambung ke dalam paru-paru dan terjadi karena kongesti paru yang lama..
Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab yang
berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi (Ridha, 2014).

C. Patofisiologi Bronkopneumonia
Kuman penyebab bronkopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-paru melalui
saluran pernafasan atas ke bronkiolus, kemudian kuman masuk ke dalam alveolus ke
alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding
bronkus atau bronkiolus dan alveolus sekitarnya. Kemudian proses radang ini selalu
dimulai pada hilus paru yang menyebar secara progresif ke perifer sampai seluruh
lobus. Menurut sylvia Anderson pearce (1995) dalam Ridha (2014) proses
peradangan ini dapat dibagi menjadi dalam 4 tahap, antara lain :
a. Stadium kongesti (4-12 jam) Lobus yang meradang tampak warna kemerahan,
membengkak, pada perabaan banyak mengandung cairan, pada irisan keluar
cairan kemerahan (eksudat masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah
yang berdilatasi).
b. Stadium hepatisasi (48 jam berikutnya) Lobus paru tampak lebih padat dan
bergranuler karena sel darah merah fibrinosa, lecocit polimorfomuklear.
c. Stadium hepatisasi kelabu ( 3-8 hari) Paru-paru menjadi kelabu karena lekosit
dan fibrinosa terjadi konsolidasi di dalam alveolus yang terserang eksudat
yang ada pada pleura masih ada bahkan dapat berubah menjadi pus.

4
d. Stadium resolusi (7-11 hari) Eksudat mengalami lisis dan reabsorbsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali pada struktur semua (Ridha, 2014).

D. Manfestasi Klinis Bronkopneumonia


Manifestasi klinis bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus
respitatorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik mendadak
sampai 39-40ºC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat
gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafsan cuping hidung serta
sianosis sekitar hidung dan mulut, dan terkadang disertai dengan muntah dan diare.
Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaaan penyakit, tetapi setelah beberapa
hari mula- mula batuk kering kemudian menjadi produktif. Hasil pemeriksaan fisik
tergantung dari luas daerah auskultasi yang terkena, pada perkusio sering ditemukan
kelainan dan pada auskultasi biasanya mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring
halus atau sedang. Terdapat retraksi dinding dada (penarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam saat bernafas bersama peningkatan frekuensi napas), pada saat
dilakukan perkusi terdapat suara pekak, fremitus melemah, suara nafas melemah dan
ronkhi (Hidayat, 2009)

E. Fokus Pengkajian Bronkopneumonia


1. Keluhan Utama : Sesak Nafas
2. Riwayat Penyakit
a. Pneumonia Virus : ditandai dengan gejala-gejala infeksi saluran nafas,
termasuk renitis dan batuk, serta suhu tubuh lebih rendah dari pneumonia
bakteri
b. neumonia Bakteri: ditandai oleh infeksi saluran pernafasan atas atau bawah
dalam beberapa hari hingga seminggu, suhu tubuh tinggi, batuk, kesulitan
bernafas
3. Riwayat Kesehatan dahulu

5
Sering menderita penyakit pernafasan bagian atas, riwayat penyakit
peradangan pernafasan dengan gejala bertahap panjang dan lama yang disertai
wheezing.
4. Pengkajian Fisik
a. Inspeksi: perlu diperhatikan adanya takipnea, dyspnea, sianosis sirkumoral,
pemeriksaan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula non produktif
menjadi produktif, serta nyeri dada waktu bernafas, adanya retraksi dinding
dada
b. Palpasi: hati mungkin akan membesar, fremitus raba mungkin meningkat
pada sisi yang sakit dan mengalami peningkatan denyut nadi
c. Perkusi: suara redup pada sisi yang sakit
d. Auskultasi: pada broncopneumonia akan terdengar stridor suara nafas
tambahan atau ronchi, kadang kadang terdengar bising gesek pleura
5. Data Fokus
a. Pernafasan
a) Gejala : Takipnea, dyspnea, pernafasan dangkal
b) Tanda : bunyi nafas ronchi, halus, wajah pucat atau sianosis bibir
pada kulit
b. Aktivitas atau istirahat
a) Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia
b) Tanda : Penurunan Intoleransi aktivitas, Letargi
c) Integritas Ego: banyaknya stressor
c. Makanan atau cairan
a) Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah
b) Tanda : distensi abdomen, hiperperistaltik, usus, kulit kering
d. Nyeri dan keamanan
a) Gejala : sakit kepala, nyeri dada, maligna
b) Tanda : melindungi area yang sakit

6
F. Pemeriksaan Penunjang Bronkopneumonia
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) untuk dapat menegakkan diagnosa
keperawatan dapat digunakan cara :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi
leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil).
b. Pemeriksaan sputum, bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk
yang spontan dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan
untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius.
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia
e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen
mikroba.
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram Thoraks, pada foto toraks bronkopneumonia terdapat
bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia
lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus
b. Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat
oleh benda padat.

G. Komplikasi Bronkopneumonia
Komplikasi Bronkopneumonia diantara lain:
a. Efusi pleura dan emfiema
b. Komplikasi sistemik
c. Hipoksemia
d. Pneumonia kronik
e. Bronkietasis
f. Otitis media akut.

7
(Sukarmin & Riyadi, 2009)

H. Penatalaksanaan Bronkopneumonia
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada anak dengan bronkopneumonia yaitu
:
a. Pemberian obat antibiotik penisilin ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg
BB/hari atau diberikan antibiotic yang memiliki spectrum luas seperti ampisilin,
pengobatan ini diberikan sampai bebas demam 4-5 hari. Antibiotik yang
direkomendasikan adalah antibiotik spectrum luas seperti kombinasi beta
laktam/klavulanat dengan aminoglikosid atau sefalosporin generasi ketiga
(Ridha, 2014).
b. Pemberian terapi yang diberikan pada pasien adalah terapi O2, terapi cairan dan,
antipiretik.Agen antipiretik yang diberikan kepada pasien adalah paracetamol.
Paracetamol dapat diberikan dengan cara di tetesi (3x0,5 cc sehari) atau dengan
peroral/ sirup. Indikasi pemberian paracetamol adalah adanya peningkatan suhu
mencapai 38ºC serta untuk menjaga kenyamanan pasien dan mengontrol batuk.
c. Terapi nebulisasi menggunakan salbutamol diberikan pada pasien ini dengan
dosis 1 respul/8 jam. Hal ini sudah sesuai dosis yang dianjurkan yaitu 0,5
mg/kgBB. Terapi nebulisasi bertujuan untuk mengurangi sesak akibat
penyempitan jalan nafas atau bronkospasme akibat hipersekresi mukus.
Salbutamol merupakan suatu obat agonis beta- 2 adrenegik yang selektif
terutama pada otot bronkus. Salbutamol menghambat pelepas mediator dari
pulmonary mast cell.9,11 Namun terapi nebulisasi bukan menjadi gold standar
pengobatan dari bronkopneumoni. Gold standar pengobatan bronkopneumoni
adalah penggunaan 2 antibiotik (Alexander & Anggraeni, 2017).

8
I. PATHWAY

9
J. Diagnosa Bronkopneumonia
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan keseimbangan cairan tubuh
4. Hipertermi
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Intoleransi aktifitas

10
K. Intervensi Keperawatan

Diagnosa dan Intervensi Secara Umum

Diagnosa 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan


produksi sputum

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan


masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas berhungan dengan peningkatan
produksi sputum dapat diatasi dengan kriteria hasil :

1. Menunjukan jalan nafas yang paten


2. Tidak ada nafas tambahan
3. TTV dalam batas normal

Intervensi (NIC)

Airway Management

1. Auskultasi suara nafas, catat adanya nafas tambahan


2. Ajarkan klien dengan batuk efektif untuk memudahkan mengeluarkan secret
3. Berikan O2 nasal canul
4. Gunakan alat yang steril dalam setiap tindakan
5. Anjurkan klien untuk istirahat dan nafas dalam
6. Monitor status oksigen pasien
7. Posisikan klien dealam posisi yang nyaman atau (semi Flowler)
8. Identifikasi klien perlunya pemasangan alan jalan nafas buatan
9. Lakukan suction
10. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
11. Monitor respirasi dan status O2

Diagnosa II : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi

11
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam masalah
keperawatan Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi dapat diatasi
dengan kriteria hasil
1. Menunjukan suara nafas yang bersih
2. TTV dalam batas normal
3. Menunjukan jalan napas yang paten

Intervensi (NIC)

Airway and vital sign Management

1. Posisikan pasien kedalam semifowler untuk memaksimalkan ventilasi


2. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat bantu jalan nafas
3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
4. Ajarkan tekhnik tarik nafas dalam
5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
6. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
7. Pertahankan jalan nafas yang paten
8. Beri O2 sesuai kebutuhan menggunakan nasal canul
9. Monitor respirasi dan status O2
10. Monitor TTV
11. Monitor suara paru
12. Monitor pola pernafasan abnormal
13. Monitor warna kulit dan kelembapan kulit

Diagnosa III: Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran


alveolar kapiler
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam masalah
keperawatan Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar kapiler dapat diatasi denga kriteria hasil :

12
1. TTV dalam batas normal
2. Menunjukan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
3. Menunjukan tidak ada suara nafas tambahan

Intervensi (NIC)

Airway Management

1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi


2. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat nafas buatan
3. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
4. Ajarkan klien melakukan nafas dalam untuk mengeluarkan secret
5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
6. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
7. Monitor respirasi dan oksigenasi

Respiratory Monitoring

1. Monitor rata rata kedalaman, irama, dan respirasi


2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,retraksi
otot supraclavicular dan intercostal
3. Monitor suara nafas tambahan
4. Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea, hiperventilasi, cheny stokes, biot
5. Monitor kelemahan otot diafragma
6. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan atau tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan
7. Tentukan kebutuhan suction dengan mengaskultasi crakles dan ronkhi
pada jalan nafas utama
8. Auskultasi suara paru stetelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

Diangnosa IV : Intoleransi Aktivitas berhubungan denga kelemahan

13
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam masalah
keperawatan Intoleransi Aktivitas berhubungan denga kelemahandapat diatasi denga
kriteria hasil :

1. Mampu melakukan aktivitas secara mandiri


2. TTV dalam batas normal
3. Status sirkulasi baik
4. Status respirasi : pertukaran gas yang adekuat

Intervensi (NIC)

Activity therapy

1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan


2. Monitor aktivitas klien
3. Monitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual
4. Anjurkan keluarga klien untuk selalu didekat pasien
5. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan
program terapi yang tepat
6. Babtu untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan fisik, social dan
spiritual
7. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
8. Bantu keluarga klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
9. Bantu keluarga klien untuk mengembangkan motivasi diri dan
pengetahuan

Diagnosa V: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual mutah

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam masalah


keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual mutah dapat diatasi denga kriteria hasil :

14
1. Adanya peningkatan berat badan
2. Tidak ada tanda- tanda malnutrisi
3. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berate
4. Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
5. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

Intervensi (NIC)

Nutrion management

1. Kaji adanya alergi makanan


2. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake fe
3. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin
4. Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat yang tinggi untuk
mencegah konstipasi
5. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
6. Kolaborasikan dengan ahli gizi dalam menentukan diet klien
7. Berikan substansi gula
8. Berikan makanan yang terpilih
9. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
10. Monitor jumlah nutrisi dan kandunga kalori

Nutrion Monitoring

1. BB pasien dalam batas normal


2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tingkat aktivitas klien
4. Monitor mual dan muntah
5. Monitor pucat, kemerahan, dan konjungtiva anemis
6. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan pigentasi

15
8. Monitor lingkungan selama makan
9. Monitor turgor kulit
10. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah rontok
11. Jadwalkan pengobatan dan tindakan selama jam makan
12. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
13. Monitor kalori dan intake nutrisi

BAB III

TINJAUAN KASUS

An.Tika 1 tahun dirawat diruang anak. Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak
sejak ± 1 minggu terakhir, sesak nafas, anak panas sejak 3 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan data pasien tampak pucat, BB: 9 Kg, Tb: 70 cm,
auskultasi paru ronkhi basah halus, terdapat tarikan dinding kedalam, Nadi
90x/menit, suhu 38,5°C, pernafasan 52x/menit. Hasil rontgen thorax ada gambaran

16
bronkopneumonia. Riwayat lahir dulu tidak langsung menangis, BBL 3,5Kg, spontan
dan induksi dengan KPD.

Tanggal Masuk : Rabu, 20 November 2019 Pukul : 09.00 WIB

Tanggal pengkajian : Rabu, 20 November 2019 Pukul : 10.00 WIB

Nama Pengkaji : Ayu Wulandari

Ruang : Salwa

A. Biodata

1. Identitas Pasien

Nama : An.T

Tanggal Lahir : 24 September 2018

Umur : 1 tahun, 0 bulan, 7 hari

Jenis Kelamin : Perempuan

Berat Badan : 9 Kg

Tinggi Badan : 70 cm

Alamat : Jl. Yos Sudarso, 426 Gombong, Kebumen

Agama : Islam

Suku : Jawa

No RM : 36-11-07

DX Medis : Bronkopneumonia

2. Identitas Penanggung Jawab

17
Nama : Ny. A

Umur : 25 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Alamat : Jl. Yos Sudarso, 426 Gombong, Kebumen

Hub. Dengan Pasien : Ibu

B. Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama

Batuk berdahak

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong pada hari Rabu, 20


November 2019 pukul 09.00 WIB bersama ayah dan ibunya, klien datang dengan
kondisi batuk berdahak sejak ± 1 minggu terakhir, sesak nafas, panas sejak 3 hari
yang lalu. Sebelumnya klien sudah minum obat dari bidan tetapi batuk tidak mereda.
Saat di IGD di lakukan pemeriksaan TTV didapatkan data pasien tampak pucat,
BB: 9 Kg, Tb: 70 cm nadi: 90x/menit, RR: 52x/menit, suhu: 38,5°C, auskultasi paru
ronchi, telah diberikan terapi cairan parenteral D5 ¼ NS 60 tpm, injeksi Paracetamol
85 mg, nebulizer combivent 0,5 mg inhalasi, oksigen binasal kanul 1 liter. Kemudian,
klien dibawa ke Ruang Salwa pada tanggal 20 November 2019 pukul 09.30 untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut. Hasil rontgen thorax ada gambaran
bronkopneumonia.

18
3. Riwayat kesehatan dahulu

Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mengalami sakit yang sama seperti
yang dialami saat ini. Saat usia 6 bulan pernah mengalami panas dan batuk pilek
tetapi ketika dibawa berobat ke bidan sembuh dengan obat yang diberikan bidan.

4. Riwayat penyakit keluarga

Ibu klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang sedang mengalami
batuk, tidak ada riwayat penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS, dan
lain-lain. Tidak ada riwayat penyakit menurun didalam keluarganya. Ayah klien
seorang perokok.

5. Riwayat Kehamilan

Ibu klien mengatakan ini adalah anak pertama, pada saat hamil ibu klien berusia
24 Tahun. Saat hamil ibu klien tidak ada keluhan apapun, hanya mual muntah pada
trimester I. Selama hamil ibu klien rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan
setempat. Ibu klien tidak mengkonsumsi obat apapun selama hamil dan juga tidak
mengkonsumsi jamu tradisional apapun.

6. Riwayat Persalinan

Ibu klien mengatakan persalinan di usia 38 minggu, persalinan dibantu oleh


bidan secara spontan pada tanggal 13 November 2018 dan di induksi secara KPD,
berjenis kelamin perempan dengan berat badan 3500 gran, panjang badan 45 cm,
setelah lahir klien tidak langsung menangis.

7. Riwayat Imunisasi

Ibu klien mengatakan anaknya tidak mengalami keterlambatan dalan tumbuh


kembang. Klien sudah bisa duduk, merangkak, latihan berdiri dan mengoceh.

19
Pertumbuhan Fisik
BB lahir : 3500 gram, BB masuk RS: 9 kg
PB lahir : 45 cm, PB masuk RS : 70 cm
Usia : 1 tahun 7 hari

KUISIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN USIA 12 BULAN

Nama : An. T

Tanggal Lahir : 13 November 2018

YANG DINILAI YA TDK

1. Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, √


kemudian muncui dan menghilang secara berulang-ulang di
hadapan anak, apakah ia mencari anda atau mengharapkan
anda muncul kembali?

2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil √


tersebut dengan perlahan-lahan. Sulitkah anda mendapatkan
pensil itu kembali?

3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan √


berpegangan pada kursi/meja?

4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, √


misalnya: “ma-ma”, “da-da” atau “pa-pa”. Jawab YA bila ia
mengeluarkan salah—satu suara tadi.

20
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri √
tanpa bantuan anda?

6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang √


belum ia kenal? la akan menunjukkan sikap malu-malu atau
ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang
belum dikenalnya

7. Apakah anak dapat mengambil Benda kecil seperti kacang √


atau kismis, dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya
seperti pada gambar?

8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan? √

9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu √
kata-kata yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru
menyebutkan kata-kata tadi ?

10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua √


kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup
panel tidak ikut dinilai.

Nilai KPSP = 9

8. Riwayat alergi : tidak ada

21
9. Kebutuhan Cairan

Sesuai BB anak, maka kebutuhan cairan An. T adalah:

<10 Kg = 100 cc/Kg Bb

= 100 cc x 9 Kg

= 900 cc/24 jam

Terjadi kenaikan suhu : 12/100 x 900 cc = 108 cc/24 jam

Kebutuhan cairan : 900cc + 108cc = 1008 cc/24 jam

10. Kebutuhan kalori

Kebutuhan kalori = 1000 + (100 x usia dalam tahun)

= 1000 + (100 x 1)

= 1100 kal/hari

11. Genogram

22
Ket: Laki-laki

Perempuan

Pasien

C. Pola Pengkajian Fungsional Menurut Gordon

1. Pola persepsi kesehatan

Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan belum paham tentang penyakit yang
dialami anaknya, yang ibu ketahui anaknya hanya menderita
batuk dan demam biasa serta belum mengetahui bagaimana
cara merawat dengan baik.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan mendapatkan tambahan informasi


bagaimana cara merawat anak dengan bronkopneumonia
dengan baik dari petugas kesehatan di RS.

2. Pola nutrisi/metabolik

Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan saat sehat anaknya makan dengan baik.
Makan 3 kali per hari, porsi makan sedang, dengan komposisi
nasi, sayur dan lauk. Anak sedang belajar mengunyah dengan
baik, tekstur makanan sudah mulai kasar mendapat tambahan
makanan berupa biskuit dan menghabiskan 2-3 biskuit perhari.
Anak masih minum ASI, ibu menyusui setiap 4jam sekali.

23
Anak juga mendapatkan tambahan susu formula 150cc per hari
dan air bening 70 cc per hari.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, hanya
menghabiskan sekitar 1/4 porsi makanan yang disediakan RS.
Minat mengkonsumsi biskuit juga menurun, hanya
menghabiskan 1/2 - 1 biskuit perhari. Anak lahap ketika
diberikan ASI dan terkesan tidak mau lepas dari minum ASI
ibu.

3. Pola eliminasi

Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan BAB 1 kali per hari dengan konsistensi
padat dan berwarna kekuningan, BAK 4 - 6 kali perhari, urine
berwarna kuning jernih.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan BAB 2-3 kali per hari dengan
konsistensi lembek dan berwarna kekuningan, BAK 3 - 4 kali
perhari dengan warna kuning.

4. Pola aktifitas dan Latihan

Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan klien dapat beraktifitas aktif sesuai
dengan usianya dan tampak senang apabila diajak bermain
dengan teman-teman seusianya maupun saudara yang
mengajaknya bermain.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan anaknya malas untuk beraktifitas


karena sering batuk, terlihat selalu berupaya lebih untuk
bernafas, meminta untuk terus digendong, rewel dan tampak
pucat serta lemah lesu.

5. Pola kognitif perseptual

24
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan klien selalu berusaha mengambil
barang yang ada didekatnya dan memasukkannya ke dalam
mulut.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien banyak menangis, selalu


berusaha untuk batuk, rewel, dan merasa sesuatu tidak sesuai
dengan keinginannya.

6. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan anak tidur siang dan teratur, malam
hari pun ketika jam 8 sudah tidur dan ketika malam hari
beberapa kali bangun untuk meminta disusui dan ketika jam 4
pagi sudah bangun.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan anaknya sulit tidur dan mudah
terbangun karena kesulitan dalam bernafas, rewel, gelisah dan
sering menangis

7. Pola konsep diri, persepsi diri

Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan anaknya biasa berinteraksi dengan


orang lain yang ia kenal, aktif beraktifitas sesuai dengan
usianya, dan ceria, dan ibunya pun menganggap apa yang
dimiliki anaknya adalah yang terbaik untuk anaknyaa.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan anaknya gelisah, minta digendong


terus, menangis, tidak mau banyak beraktivitas, dan pucat.
Meskipun kondisinya sakit Ibu klien mengatakan bahwa
penyakit anaknya pasti akan sembuh

8. Pola peran dan hubungan

25
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan anaknya mudah kenal dengan orang
baru, suka meniru kegiatan orang lain yang ia lihat di rumah.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau ikut dengan orang
lain kecuali ayah, ibu, dan orang yang ia kenal seperti
neneknya.

9. Pola reproduksi dan seksual

Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan alat reproduksi luar tampak normal
dan dapat ereksi seperti pada anak umunya, benda apapun
yang sedang di pegang anaknya sering di masukkan ke mulut
anak dan suka memasukkan jempol kaki atau tangan ke dalam
mulut.

Saat dikaji: Ibu klien mengatakan anaknya sedikit murung tidak berperilaku
seperti saat sehat, ia tidak memasukkan apa yang dipegang
namun seseklai memasukkan jari pada mulut.

10. Pola pertahanan diri

Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan keluarga dalam menghadapi sakit


anaknya selalu memeriksakan ke bidan desa dan berdo’a kepada
Allah supaya masalah ini cepat selesai.
Saat dikaji: Ibu klien mengatakan keluarga sangat mempercayakan anknya
kepada tim kesehatan untuk membantu menyembuhkan anaknya
dari penyakit tersebut.
11. Pola keyakinan dan nilai

26
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan Keluarga mempunyai keyakinan
bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan Allah akan
memberikan kesembuhan.
Saat dikaji: Ibu klien mengatakan keluarga berkeyakinan insyaalloh perawat
dan dokter bisa menyembuhkan penyakit anaknya.

D. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Cukup

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda Vital

TD : -

N : 90x/menit

Rr : 52x/menit

S : 38,5ºC

4. Antropometri

BB : 9 Kg

TB : 70 cm

Lingkar Kepala : 44 cm

Lingkar lengan : 13 cm

5. Kepala : kepala mesochepal, tidak ada lesi, tidak edema atau


benjolan, ubun-ubun belum menyatu, rambut tipis dan
berwarna kemerahan

27
6. Mata :kongjungtiva anemis, sklera an ikterik, reflek pupil
isokhor.

7. Hidung : Tidak ada cuping hidung, tidak ada penumpukan


kotoran, tidak ada pembesaran polip, terpasang selang
oksigen binasal kanul 1 liter/menit.
8. Mulut dan bibir : bibir tampak pucat, mukosa bibir kering, mulut bersih,
gigi belum tumbuh lengkap.
9. Telinga : reflex pendengaran bagus, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran, tidak ada serumen berlebihan, tidak ada lesi.

10. Leher : reflex menelan baik, tidak ada pembesaran kelenjar


tyroid dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

11. Thorax

a) Paru-paru

Inspeksi: Penggunaan otot bantu pernafasan, irama nafas cepat, RR


52x/menit
Palpasi : Retraksi dinding dada

Perkusi : Hypersonor

Auskultas : Terdengar bunyi ronchi

b) Jantung

Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis

Palpasi : Tidak ada pembesaran jantung

Perkusi : Bunyi pekak

Auskultasi: S1 dan S2 reguler

28
12. Abdomen

Inspeksi : Bentuk datar

Auskultasi : Bising usus 14x/ menit.

Palpasi : Tidak ada massa, cubitan perut kembali cepat <2 detik

Perkusi : Terdengar bunyi timpani.

13. Genetalia : Jenis kelamin perempuan, bersih, tidak terpasang DC


14. Ekstermitas : Atas : terpasang IVFD D5 ¼ NS 30 tpm pada tangan kiri,
akral hangat,
Bawah : tidak ada kelainan gerak.
15. Pemeriksaan Penunjang

a. Lab Darah

No. Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil

1. Leukosit 4000-11000juta/ul 8.000 juta/ul

2. Hemoglobin 13,5- 17,5 gr/dl 14 gr/dl

3. Eritrosit 4,5- 5,9 juta/ ul 4,5juta/ul

4. Sputum - BTA (-)

(+) H. influenzae

b. Radiologi

No. Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil

29
1. Rontgen thorax Tidak ada kelainan Terdapat gambaran
bronkopneumonia

16. Program terapi

No. Nama obat Pemberian Dosis

1. Infus D5 1/4 Parenteral 60 tpm

2. Paracetamol Injeksi 85 mg/8 jam

3. Combivent Nebulizer 0,5 mg

4. Oksigen binasal canul - 1 liter/menit

E. Analisa Data

No Hari/ Data Fokus Problem Etiologi Diagnosa


tanggal
1. Rabu, DS : Ketidakefekt Penumpukan Ketidakefektifa
20 - Ibu klien ifan bersihan secret n bersihan
Novem mengatakan jalan nafas jalan nafas
ber anaknya batuk berhubungan
2019 berdahak sejak ± dengan
1 minggu Penumpukan

30
terakhir dan secret
sampai sekarang
masih batuk
- Ibu klien
mengatakan
anaknya sesak
nafas

DO :
- Auskultasi Paru :
ronkhi basah
halus
- Terdapat tarikan
dinding dada
kedalan
- Nadi : 90x/menit
- Pernafasan :
52x/menit
- Hasil Rontgen
thorax ada
gambar
bronkopneumoni
- Terapi cairan
parenteral D5 ¼
NS 60 tpm
- Nebulizer
Combivent 0,5
mg inhalasi

31
- Oksigen binasal
kanul 1 liter
2. Rabu, DS : Hipertermia Proses Hipertermia
20 - Ibu klien penyakit berhubungan
Novem mengatakan dengan Proses
ber anaknya panas penyakit
2019 sejak 3 hari yang
lalu dan sampai
sekarang masih
demam

DO :
- Suhu : 38,5⁰C
- Diberikan
paracetamol 85 mg
- Klien tampak
gelisah dan rewel
- Kulit terasa
hangat
- Kulit kemerahan

3. Rabu, DS : Defisit Proses Defisit kurang


20 - Ibu klien kurang penyakit pengetahuan
Novem mengatakan sangat pengetahuan berhubungan
ber mengharapkan dengan Proses
2019 kesembuhan penyakit
anaknya berkat
bantuan tenaga

32
kesehatan di rumah
sakit.
- Ibu klien
mengatakan kurang
mengetahui tentang
penyebab penyakit
yang dideritanya
- Ibu klien
mengatakan bahwa
ibu tersebut belum
mempunyai
pengalaman dalam
merawat anak,
karena klien ini
anak pertama

DO :
- Ibu klien tampak
khawatir dengan
keadaan anaknya
- Ibu klien tampak
cemas dan bingung
Ibu klien selalu
bertanya kepada
perawat penyebab
penyakit anaknya

Diagnosa Prioritas:

33
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Penumpukan secret

2. Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit

3. Defisit kurang pengetahuan berhubungan dengan Proses penyakit

F. Imtervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1. Ketidakefekt Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
ifan bersihan keperawatan selama 3x24 Jam (3140)
jalan napas masalah keperawatan 1. Monitor status
berhubunga Ketidakefektifan bersihan jalan pernafasan dan
n dengan napas berhubungan dengan oksigenasi
penumpukan penumpukan secret dapat diatasi 2. Posisikan untuk

34
sekret dengan Kriteria hasil : meringkankan sesak
nafas
Status Pernafasan : Kepatenan 3. Posisikan pasien untuk
jalan nafas (0410) memaksimalkan
Nomor Indikator A T ventilasi
041007 Suara nafas 2 4 4. Lakukan fisioterapi dada
tambahan sebagaimana mestinya
041018 Penggunaan 2 4 5. Auskultasi suara nafas,
otot bantu catat area yang
nafas ventilasinya menurun
041019 Batuk 2 4 atau tidak ada dan
adanya suara nafas
Keterangan : tambahan
1 : Sangat berat 6. Kolaborasi pemberian
2 : Berat nebulizer
3 : Cukup 7. Kelola pemberian
4 : Ringan bronkodilator,
5 : Tidak ada sebagaimana mestinya

2. Hipertemi Setelah dilakukan tindakan Perawatan demam


berhubunga keperawatan selama 3x24 Jam (3740)
n dengan masalah keperawatan Hipertemi
Proses berhubungan dengan Proses 1. Monitor suhu dan dan
penyakit penyakit dapat diatasi dengan tanda-tanda vital lainnya
Kriteria hasil : 2. Monitor asupan dan
Termoregulasi (0800) keluaran, sadari
Nomor Indikator A T perubahan kehilangan
080001 Peningkat 3 4 cairan yang tak dirasakan

35
an suhu 3. Monitor komplikasi
kulit komplikasi yang
080019 Hiperterm 2 4 berhubungan dengan
i demam serta tanda dan
gejala tanda penyebab
Keterangan ; demam
1 : Berat 4. Beri obat atau cairan IV
2 : Cukup berat (Misalnya antipiretik,
3 : Sedang agen abti bakteri, dana
4 : Ringan gen anti menggigil)
5 ; Tidak ada 5. Tutup klien dengan
selimut atau pakaian yang
Keparahan Infeksi ( 0703) ringan
Nomor Indikator A T 6. Motivasi konsumsi cairan
070304 Sputum 2 4
purulen
070311 Malaise 3 4

Keterangan :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada
3. Defisit Setelah dilakukan tindakan Pengajaran proses
kurang selama 1x24!jam masalah penyakit (5602)
pengetahuan teratasi sebagai berikut. 1. kaji pengetahuan
berhubunga Kriteria hasil: orangtua tentang

36
n dengan Pengetahuan proses penyakit anaknya.
Proses penyakit(1803) 2. Jelaskan mengenai
penyakit No. Indikator A T proses penyakit sesuai
180304 Faktor 2 4 kebutuhan
resiko 3. Jelaskan dibalik
180306 Tanda 2 4 manajemen terapi atau
dan gejala pengobatan yang
penyakit diberikan
Keterangan: 4. Beri dukunga pada
1:Tidak ada pengetahuan keluarga bahwaa naknya
2:pengetahuan trbatas akan sembuh jika
3:Pengetahuan sedang disiplin dalam
4:Pengetahuan banyak melakukan perawatan.
5:Pengetahuan sangat banyak 5. Beri kesempatan pada
keluargauntuk
mengungkapkan
perasaannya.
6. Beri Pendidikan
kesehatan tenatng
perawatan yang
diberikan
7. Perkuat informasi yang
diberikan dengan
anggota tim kesehatan
yang lian, sesuai
kebutuhan.

37
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bonkopneumonia dalah radang paru-paru pada bagian lobularis yang ditandai


dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh agen infeksius seperti
bakteri,virus, jamur dan benda asing, yang ditandai dengan gejala demam tinggi,
gelisah, dispnue, napas cepat dan dangkal (terdengar adanya ronki basah), Secara
umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya penurunan
mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang
normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ
pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan
silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat,
penyebab tersering bronkopneumonia pada anak adalah pneumokokus. Anak sangat
mudah terinfeksi bakteri, virus, jamur dan benda asing lainnya, hal ini dikarenakan
balita sampai anak-anak memiliki imun yang masih rendah, sehingga ketika ada
benda asing masuk akan mudah terinfeksi. Pengawasan orang tua harus senantiasa
dimaksimalkan kepada balita dan anak-anak.

B. Saran

1. Bagi Perawat
Diharapkan Perawat Rumah Sakit mampu memberikan tindakan
asuhan Keperawatan pada pasien yang menderita bronkopneumonia dengan
masalah keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dengan
memberikan tindakan yaitu nebulizer dan teknik fisioterapi dada dengan baik
dan benar, sehingga pasien tidak membutuhkan perawatan dengan waktu yang
lama di Rumah Sakit.

38
2. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga mampu memantau keadaan pasien dan
melakukan teknik fisioterapi dada yang diajarkan oleh perawat sehingga bisa
dilakukan mandiri dirumah dan memantau adanya tanda tanda yang tidak
seperti biasanya, sehingga pasien tidak mengalami kondisi yang semakin
buruk khususnya dalam pernafasannya, hal ini bertujuan supaya keluarga
dapat berperan aktif dalam penyembuhan klien.

39
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. (2014). Bronkopneumonia pada Anak Balita di Indonesia. Jurnal Kesehatan


Mayarakat Nasional, 8 (8)

Dicky K. N Alexander ., Anggraeni Janar Wulan. 2017. Tatalaksana Terkini


Bronkopneumonia pada Anak di Rumah Sakit Abdul Moeloek. J Medula
Unila . Volume 7. Nomor 2 April 2017 |6

Dinkes RI. (2015). Bronkopneumonia balita, bulletin jendela epidemologi. Dinkes


RI

Gita. (2016). Efektivitas fisioterapi dada (clapping) untuk mengatasi masalah


bersihan jalan napas dengan anak bronchopneumonia di ruang anak RSUD.
Dr. Moh. Soewandhi Surabaya. Artikel Ilmiah. Universitas Muhammadiyah
Surabaya

Irman. (2013). Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan pernafasan.


Jakarta : Salemba medika

Maidartati. (2014). Pengaruh fisioterapi dada terhadap bersihan jalan napas pada
anak usia 1-5 tahun yang mengalami gangguan bersihan jalan napas di
Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan.

Nurarif A.H. & Kusuma. H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnose medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Salemba Medika

Suprapda. (2016). Upaya meningkatkan keefektifan bersihan jalan napas pada


pasien penyakit paru obstruktif kronik di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta

40
Fadhila. A. (2013). Penegakan diagnosis dan Penatalaksanaan Bronkopneumonia
pada pasien bayi laki laki berusia 6 bulan. Lampung : Medula

Sejati Galih, Dion Kunto Adi. (2014). Pemberian terapi Nebulizer sebagai intervensi
bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumonia. Jurnal Kesehatan
Hesti Wira Sakti 2 (3), 188-193.

41
42

Anda mungkin juga menyukai