Disusun Oleh:
Ayu Wulandari
(A11701532)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
MATERNITAS PADA NY.R DENGAN KEHAMILAN NORMAL PADA
TRIMESTER III ” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa terselesainya Makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan, kelemahan,
serta kesalahan, karena keterbatasan pengetahuan serta pola berpikir penulis. Untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca selalu penulis harapkan demi
menyempurnakan penyusunan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................... 3
A.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Biodata ................................................................................................. 18
B. Riwayat keperawatan............................................................................. 19
C. Pola pengkajian fungsional.................................................................... 24
D. Pemeriksaan fisik .................................................................................. 28
E. Analisa data ........................................................................................... 32
F. Intervensi keperawatan .......................................................................... 36
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 40
B. Saran ...................................................................................................... 40
iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Bronkopneumonia?
2. Etiologi Bronkopneumonia?
3. Patofisiologi Bronkopneumonia?
4. Manifestasi Klinis Bronkopneumonia?
5. Pemeriksaan Penunjang Bronkopneumonia?
6. Penatalaksanaan Bronkopneumonia?
7. Pathway Bronkopneumonia?
8. Asuhan Keperawatan pada pasien anak Bronkopneumonia?
C. Tujuan
1. Mahasiswa memahami pengertian Bronkopneumonia
2. Mahasiswa memahami etiologi Bronkopneumonia
3. Mahasiswa memahami patofisiologi Bronkopneumonia
4. Mahasiswa memahami manifestasi Klinis Bronkopneumonia
5. Mahasiswa memahami pemeriksaan Penunjang Bronkopneumonia
6. Mahasiswa memahami penatalaksanaan Bronkopneumonia
7. Mahasiswa memahami Pathway Bronkopneumonia
8. Mahasiswa memahami Asuhan Keperawatan pada pasien anak
Bronkopneumonia
D. Manfaat
1. Manfaat Keilmuan
1
Menjadi pengembangan penelitian tentang Bronkopneumnia sehingga dapat
menjadi bahan pembelajaran, menambah pengetahuan, dan diharapkan petugas
kesehatan dapat mengaplikasikan dalam pelayanan kesehatan.
2. Manfaat Bagi Mahasiswa
Menjadi sumber bacaan bagi mahasiswa sehingga manambah ilmu
pengetahuan
3. Manfaat Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat sehingga mengetahui tentang
penyebab dan bagaimana dalam mengobati seseorang dengan masalah
Bronkopneumonia.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
2
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif, 2015).
Bronchopneumonia disebut juga pneumonia loburalis yaitu suatu peradangan
pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga
mengenai alveolus disekitarnya, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Bennete, 2013).
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di
bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang
membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering
bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang
spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh (Nurarif & Kusuma. 2015).
Bronkopneumonia dalah radang paru-paru pada bagian lobularis yang ditandai
dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh agen infeksius seperti
bakteri,virus, jamur dan benda asing, yang ditandai dengan gejala demam tinggi,
gelisah, dispnoe, napas cepat dan dangkal (terdengar adanya ronki basah), muntah,
diare, batuk kering dan produktif (Dicky, 2017).
Bronkopneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak
berusia di bawah 5 tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian anak
diseluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak balita meninggal setiap tahun akibat
pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Insiden pneumonia di
negara berkembang yaitu 30-45% per 1000 anak di bawah usia 5 tahun, 16-22% per
1000 anak pada usia 5-9 tahun, dan 7-16% per 1000 anak pada yang lebih tua (Dicky,
2017).
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan
oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli
B. Etiologi Bronkopneumonia
Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh
adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme
patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh
3
terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan
mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi
humoral setempat.
Penyebab tersering bronkopneumonia pada anak adalah pneumokokus,
sedangkan penyebab lainnya antara lain Streptococcus Pneumonia, Stapilokokus
Aureus, Haemophilus Influenza, Jamur (seperti Candida Albicans, Aspergillus
Spesies), dan virus (Legionella pneumonia), aspirasi makanan, sekresi orofaringeal
atau isi lambung ke dalam paru-paru dan terjadi karena kongesti paru yang lama..
Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab yang
berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi (Ridha, 2014).
C. Patofisiologi Bronkopneumonia
Kuman penyebab bronkopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-paru melalui
saluran pernafasan atas ke bronkiolus, kemudian kuman masuk ke dalam alveolus ke
alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding
bronkus atau bronkiolus dan alveolus sekitarnya. Kemudian proses radang ini selalu
dimulai pada hilus paru yang menyebar secara progresif ke perifer sampai seluruh
lobus. Menurut sylvia Anderson pearce (1995) dalam Ridha (2014) proses
peradangan ini dapat dibagi menjadi dalam 4 tahap, antara lain :
a. Stadium kongesti (4-12 jam) Lobus yang meradang tampak warna kemerahan,
membengkak, pada perabaan banyak mengandung cairan, pada irisan keluar
cairan kemerahan (eksudat masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah
yang berdilatasi).
b. Stadium hepatisasi (48 jam berikutnya) Lobus paru tampak lebih padat dan
bergranuler karena sel darah merah fibrinosa, lecocit polimorfomuklear.
c. Stadium hepatisasi kelabu ( 3-8 hari) Paru-paru menjadi kelabu karena lekosit
dan fibrinosa terjadi konsolidasi di dalam alveolus yang terserang eksudat
yang ada pada pleura masih ada bahkan dapat berubah menjadi pus.
4
d. Stadium resolusi (7-11 hari) Eksudat mengalami lisis dan reabsorbsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali pada struktur semua (Ridha, 2014).
5
Sering menderita penyakit pernafasan bagian atas, riwayat penyakit
peradangan pernafasan dengan gejala bertahap panjang dan lama yang disertai
wheezing.
4. Pengkajian Fisik
a. Inspeksi: perlu diperhatikan adanya takipnea, dyspnea, sianosis sirkumoral,
pemeriksaan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula non produktif
menjadi produktif, serta nyeri dada waktu bernafas, adanya retraksi dinding
dada
b. Palpasi: hati mungkin akan membesar, fremitus raba mungkin meningkat
pada sisi yang sakit dan mengalami peningkatan denyut nadi
c. Perkusi: suara redup pada sisi yang sakit
d. Auskultasi: pada broncopneumonia akan terdengar stridor suara nafas
tambahan atau ronchi, kadang kadang terdengar bising gesek pleura
5. Data Fokus
a. Pernafasan
a) Gejala : Takipnea, dyspnea, pernafasan dangkal
b) Tanda : bunyi nafas ronchi, halus, wajah pucat atau sianosis bibir
pada kulit
b. Aktivitas atau istirahat
a) Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia
b) Tanda : Penurunan Intoleransi aktivitas, Letargi
c) Integritas Ego: banyaknya stressor
c. Makanan atau cairan
a) Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah
b) Tanda : distensi abdomen, hiperperistaltik, usus, kulit kering
d. Nyeri dan keamanan
a) Gejala : sakit kepala, nyeri dada, maligna
b) Tanda : melindungi area yang sakit
6
F. Pemeriksaan Penunjang Bronkopneumonia
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) untuk dapat menegakkan diagnosa
keperawatan dapat digunakan cara :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi
leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil).
b. Pemeriksaan sputum, bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk
yang spontan dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan
untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius.
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia
e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen
mikroba.
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram Thoraks, pada foto toraks bronkopneumonia terdapat
bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia
lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus
b. Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat
oleh benda padat.
G. Komplikasi Bronkopneumonia
Komplikasi Bronkopneumonia diantara lain:
a. Efusi pleura dan emfiema
b. Komplikasi sistemik
c. Hipoksemia
d. Pneumonia kronik
e. Bronkietasis
f. Otitis media akut.
7
(Sukarmin & Riyadi, 2009)
H. Penatalaksanaan Bronkopneumonia
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada anak dengan bronkopneumonia yaitu
:
a. Pemberian obat antibiotik penisilin ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg
BB/hari atau diberikan antibiotic yang memiliki spectrum luas seperti ampisilin,
pengobatan ini diberikan sampai bebas demam 4-5 hari. Antibiotik yang
direkomendasikan adalah antibiotik spectrum luas seperti kombinasi beta
laktam/klavulanat dengan aminoglikosid atau sefalosporin generasi ketiga
(Ridha, 2014).
b. Pemberian terapi yang diberikan pada pasien adalah terapi O2, terapi cairan dan,
antipiretik.Agen antipiretik yang diberikan kepada pasien adalah paracetamol.
Paracetamol dapat diberikan dengan cara di tetesi (3x0,5 cc sehari) atau dengan
peroral/ sirup. Indikasi pemberian paracetamol adalah adanya peningkatan suhu
mencapai 38ºC serta untuk menjaga kenyamanan pasien dan mengontrol batuk.
c. Terapi nebulisasi menggunakan salbutamol diberikan pada pasien ini dengan
dosis 1 respul/8 jam. Hal ini sudah sesuai dosis yang dianjurkan yaitu 0,5
mg/kgBB. Terapi nebulisasi bertujuan untuk mengurangi sesak akibat
penyempitan jalan nafas atau bronkospasme akibat hipersekresi mukus.
Salbutamol merupakan suatu obat agonis beta- 2 adrenegik yang selektif
terutama pada otot bronkus. Salbutamol menghambat pelepas mediator dari
pulmonary mast cell.9,11 Namun terapi nebulisasi bukan menjadi gold standar
pengobatan dari bronkopneumoni. Gold standar pengobatan bronkopneumoni
adalah penggunaan 2 antibiotik (Alexander & Anggraeni, 2017).
8
I. PATHWAY
9
J. Diagnosa Bronkopneumonia
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan keseimbangan cairan tubuh
4. Hipertermi
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Intoleransi aktifitas
10
K. Intervensi Keperawatan
Intervensi (NIC)
Airway Management
11
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam masalah
keperawatan Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi dapat diatasi
dengan kriteria hasil
1. Menunjukan suara nafas yang bersih
2. TTV dalam batas normal
3. Menunjukan jalan napas yang paten
Intervensi (NIC)
12
1. TTV dalam batas normal
2. Menunjukan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
3. Menunjukan tidak ada suara nafas tambahan
Intervensi (NIC)
Airway Management
Respiratory Monitoring
13
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam masalah
keperawatan Intoleransi Aktivitas berhubungan denga kelemahandapat diatasi denga
kriteria hasil :
Intervensi (NIC)
Activity therapy
14
1. Adanya peningkatan berat badan
2. Tidak ada tanda- tanda malnutrisi
3. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berate
4. Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
5. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Intervensi (NIC)
Nutrion management
Nutrion Monitoring
15
8. Monitor lingkungan selama makan
9. Monitor turgor kulit
10. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah rontok
11. Jadwalkan pengobatan dan tindakan selama jam makan
12. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
13. Monitor kalori dan intake nutrisi
BAB III
TINJAUAN KASUS
An.Tika 1 tahun dirawat diruang anak. Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak
sejak ± 1 minggu terakhir, sesak nafas, anak panas sejak 3 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan data pasien tampak pucat, BB: 9 Kg, Tb: 70 cm,
auskultasi paru ronkhi basah halus, terdapat tarikan dinding kedalam, Nadi
90x/menit, suhu 38,5°C, pernafasan 52x/menit. Hasil rontgen thorax ada gambaran
16
bronkopneumonia. Riwayat lahir dulu tidak langsung menangis, BBL 3,5Kg, spontan
dan induksi dengan KPD.
Ruang : Salwa
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : An.T
Berat Badan : 9 Kg
Tinggi Badan : 70 cm
Agama : Islam
Suku : Jawa
No RM : 36-11-07
DX Medis : Bronkopneumonia
17
Nama : Ny. A
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Batuk berdahak
18
3. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mengalami sakit yang sama seperti
yang dialami saat ini. Saat usia 6 bulan pernah mengalami panas dan batuk pilek
tetapi ketika dibawa berobat ke bidan sembuh dengan obat yang diberikan bidan.
Ibu klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang sedang mengalami
batuk, tidak ada riwayat penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS, dan
lain-lain. Tidak ada riwayat penyakit menurun didalam keluarganya. Ayah klien
seorang perokok.
5. Riwayat Kehamilan
Ibu klien mengatakan ini adalah anak pertama, pada saat hamil ibu klien berusia
24 Tahun. Saat hamil ibu klien tidak ada keluhan apapun, hanya mual muntah pada
trimester I. Selama hamil ibu klien rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan
setempat. Ibu klien tidak mengkonsumsi obat apapun selama hamil dan juga tidak
mengkonsumsi jamu tradisional apapun.
6. Riwayat Persalinan
7. Riwayat Imunisasi
19
Pertumbuhan Fisik
BB lahir : 3500 gram, BB masuk RS: 9 kg
PB lahir : 45 cm, PB masuk RS : 70 cm
Usia : 1 tahun 7 hari
Nama : An. T
20
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri √
tanpa bantuan anda?
9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu √
kata-kata yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru
menyebutkan kata-kata tadi ?
Nilai KPSP = 9
21
9. Kebutuhan Cairan
= 100 cc x 9 Kg
= 1000 + (100 x 1)
= 1100 kal/hari
11. Genogram
22
Ket: Laki-laki
Perempuan
Pasien
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan belum paham tentang penyakit yang
dialami anaknya, yang ibu ketahui anaknya hanya menderita
batuk dan demam biasa serta belum mengetahui bagaimana
cara merawat dengan baik.
2. Pola nutrisi/metabolik
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan saat sehat anaknya makan dengan baik.
Makan 3 kali per hari, porsi makan sedang, dengan komposisi
nasi, sayur dan lauk. Anak sedang belajar mengunyah dengan
baik, tekstur makanan sudah mulai kasar mendapat tambahan
makanan berupa biskuit dan menghabiskan 2-3 biskuit perhari.
Anak masih minum ASI, ibu menyusui setiap 4jam sekali.
23
Anak juga mendapatkan tambahan susu formula 150cc per hari
dan air bening 70 cc per hari.
Saat dikaji : Ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, hanya
menghabiskan sekitar 1/4 porsi makanan yang disediakan RS.
Minat mengkonsumsi biskuit juga menurun, hanya
menghabiskan 1/2 - 1 biskuit perhari. Anak lahap ketika
diberikan ASI dan terkesan tidak mau lepas dari minum ASI
ibu.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan BAB 1 kali per hari dengan konsistensi
padat dan berwarna kekuningan, BAK 4 - 6 kali perhari, urine
berwarna kuning jernih.
Saat dikaji : Ibu klien mengatakan BAB 2-3 kali per hari dengan
konsistensi lembek dan berwarna kekuningan, BAK 3 - 4 kali
perhari dengan warna kuning.
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan klien dapat beraktifitas aktif sesuai
dengan usianya dan tampak senang apabila diajak bermain
dengan teman-teman seusianya maupun saudara yang
mengajaknya bermain.
24
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan klien selalu berusaha mengambil
barang yang ada didekatnya dan memasukkannya ke dalam
mulut.
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan anak tidur siang dan teratur, malam
hari pun ketika jam 8 sudah tidur dan ketika malam hari
beberapa kali bangun untuk meminta disusui dan ketika jam 4
pagi sudah bangun.
Saat dikaji : Ibu klien mengatakan anaknya sulit tidur dan mudah
terbangun karena kesulitan dalam bernafas, rewel, gelisah dan
sering menangis
25
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan anaknya mudah kenal dengan orang
baru, suka meniru kegiatan orang lain yang ia lihat di rumah.
Saat dikaji : Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau ikut dengan orang
lain kecuali ayah, ibu, dan orang yang ia kenal seperti
neneknya.
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan alat reproduksi luar tampak normal
dan dapat ereksi seperti pada anak umunya, benda apapun
yang sedang di pegang anaknya sering di masukkan ke mulut
anak dan suka memasukkan jempol kaki atau tangan ke dalam
mulut.
Saat dikaji: Ibu klien mengatakan anaknya sedikit murung tidak berperilaku
seperti saat sehat, ia tidak memasukkan apa yang dipegang
namun seseklai memasukkan jari pada mulut.
26
Sebelum sakit: Ibu klien mengatakan Keluarga mempunyai keyakinan
bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan Allah akan
memberikan kesembuhan.
Saat dikaji: Ibu klien mengatakan keluarga berkeyakinan insyaalloh perawat
dan dokter bisa menyembuhkan penyakit anaknya.
D. Pemeriksaan Fisik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
TD : -
N : 90x/menit
Rr : 52x/menit
S : 38,5ºC
4. Antropometri
BB : 9 Kg
TB : 70 cm
Lingkar Kepala : 44 cm
Lingkar lengan : 13 cm
27
6. Mata :kongjungtiva anemis, sklera an ikterik, reflek pupil
isokhor.
11. Thorax
a) Paru-paru
Perkusi : Hypersonor
b) Jantung
28
12. Abdomen
Palpasi : Tidak ada massa, cubitan perut kembali cepat <2 detik
a. Lab Darah
(+) H. influenzae
b. Radiologi
29
1. Rontgen thorax Tidak ada kelainan Terdapat gambaran
bronkopneumonia
E. Analisa Data
30
terakhir dan secret
sampai sekarang
masih batuk
- Ibu klien
mengatakan
anaknya sesak
nafas
DO :
- Auskultasi Paru :
ronkhi basah
halus
- Terdapat tarikan
dinding dada
kedalan
- Nadi : 90x/menit
- Pernafasan :
52x/menit
- Hasil Rontgen
thorax ada
gambar
bronkopneumoni
- Terapi cairan
parenteral D5 ¼
NS 60 tpm
- Nebulizer
Combivent 0,5
mg inhalasi
31
- Oksigen binasal
kanul 1 liter
2. Rabu, DS : Hipertermia Proses Hipertermia
20 - Ibu klien penyakit berhubungan
Novem mengatakan dengan Proses
ber anaknya panas penyakit
2019 sejak 3 hari yang
lalu dan sampai
sekarang masih
demam
DO :
- Suhu : 38,5⁰C
- Diberikan
paracetamol 85 mg
- Klien tampak
gelisah dan rewel
- Kulit terasa
hangat
- Kulit kemerahan
32
kesehatan di rumah
sakit.
- Ibu klien
mengatakan kurang
mengetahui tentang
penyebab penyakit
yang dideritanya
- Ibu klien
mengatakan bahwa
ibu tersebut belum
mempunyai
pengalaman dalam
merawat anak,
karena klien ini
anak pertama
DO :
- Ibu klien tampak
khawatir dengan
keadaan anaknya
- Ibu klien tampak
cemas dan bingung
Ibu klien selalu
bertanya kepada
perawat penyebab
penyakit anaknya
Diagnosa Prioritas:
33
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Penumpukan secret
F. Imtervensi Keperawatan
34
sekret dengan Kriteria hasil : meringkankan sesak
nafas
Status Pernafasan : Kepatenan 3. Posisikan pasien untuk
jalan nafas (0410) memaksimalkan
Nomor Indikator A T ventilasi
041007 Suara nafas 2 4 4. Lakukan fisioterapi dada
tambahan sebagaimana mestinya
041018 Penggunaan 2 4 5. Auskultasi suara nafas,
otot bantu catat area yang
nafas ventilasinya menurun
041019 Batuk 2 4 atau tidak ada dan
adanya suara nafas
Keterangan : tambahan
1 : Sangat berat 6. Kolaborasi pemberian
2 : Berat nebulizer
3 : Cukup 7. Kelola pemberian
4 : Ringan bronkodilator,
5 : Tidak ada sebagaimana mestinya
35
an suhu 3. Monitor komplikasi
kulit komplikasi yang
080019 Hiperterm 2 4 berhubungan dengan
i demam serta tanda dan
gejala tanda penyebab
Keterangan ; demam
1 : Berat 4. Beri obat atau cairan IV
2 : Cukup berat (Misalnya antipiretik,
3 : Sedang agen abti bakteri, dana
4 : Ringan gen anti menggigil)
5 ; Tidak ada 5. Tutup klien dengan
selimut atau pakaian yang
Keparahan Infeksi ( 0703) ringan
Nomor Indikator A T 6. Motivasi konsumsi cairan
070304 Sputum 2 4
purulen
070311 Malaise 3 4
Keterangan :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada
3. Defisit Setelah dilakukan tindakan Pengajaran proses
kurang selama 1x24!jam masalah penyakit (5602)
pengetahuan teratasi sebagai berikut. 1. kaji pengetahuan
berhubunga Kriteria hasil: orangtua tentang
36
n dengan Pengetahuan proses penyakit anaknya.
Proses penyakit(1803) 2. Jelaskan mengenai
penyakit No. Indikator A T proses penyakit sesuai
180304 Faktor 2 4 kebutuhan
resiko 3. Jelaskan dibalik
180306 Tanda 2 4 manajemen terapi atau
dan gejala pengobatan yang
penyakit diberikan
Keterangan: 4. Beri dukunga pada
1:Tidak ada pengetahuan keluarga bahwaa naknya
2:pengetahuan trbatas akan sembuh jika
3:Pengetahuan sedang disiplin dalam
4:Pengetahuan banyak melakukan perawatan.
5:Pengetahuan sangat banyak 5. Beri kesempatan pada
keluargauntuk
mengungkapkan
perasaannya.
6. Beri Pendidikan
kesehatan tenatng
perawatan yang
diberikan
7. Perkuat informasi yang
diberikan dengan
anggota tim kesehatan
yang lian, sesuai
kebutuhan.
37
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan Perawat Rumah Sakit mampu memberikan tindakan
asuhan Keperawatan pada pasien yang menderita bronkopneumonia dengan
masalah keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dengan
memberikan tindakan yaitu nebulizer dan teknik fisioterapi dada dengan baik
dan benar, sehingga pasien tidak membutuhkan perawatan dengan waktu yang
lama di Rumah Sakit.
38
2. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga mampu memantau keadaan pasien dan
melakukan teknik fisioterapi dada yang diajarkan oleh perawat sehingga bisa
dilakukan mandiri dirumah dan memantau adanya tanda tanda yang tidak
seperti biasanya, sehingga pasien tidak mengalami kondisi yang semakin
buruk khususnya dalam pernafasannya, hal ini bertujuan supaya keluarga
dapat berperan aktif dalam penyembuhan klien.
39
DAFTAR PUSTAKA
Maidartati. (2014). Pengaruh fisioterapi dada terhadap bersihan jalan napas pada
anak usia 1-5 tahun yang mengalami gangguan bersihan jalan napas di
Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan.
40
Fadhila. A. (2013). Penegakan diagnosis dan Penatalaksanaan Bronkopneumonia
pada pasien bayi laki laki berusia 6 bulan. Lampung : Medula
Sejati Galih, Dion Kunto Adi. (2014). Pemberian terapi Nebulizer sebagai intervensi
bersihan jalan nafas pada anak dengan bronkopneumonia. Jurnal Kesehatan
Hesti Wira Sakti 2 (3), 188-193.
41
42